Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG

MOBILISASI/ROM

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. ANITA BAHAR (019.01.3621)


2. HENDRA PEBERYANTO ADNAN (019.01.3631)
3. LALU ABDUL JALIL (019.01.3635)
4. MELINDA FUTRI (019.01.3639)
5. MUHAMMAD ASGAR HISHOM (019.01.3640)
6. NUR INTAN KOMALA SARI (019.01.3644)
7. ROSVITA INDRIAWATI (019.01.3650)
8. CHINTA VIRAHAN AKRABIATULLAH (019.01.3622)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES) MATARAM

TAHUN AJARAN 2021/2022


LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG MOBILISASI/ROM

DIRUANG IRNA PARU RUMAH SAKIT PATUT PATUH PATJU GERUNG

LOMBOK BARAT

Telah diperiksa dan disetujui pada:

Hari/Tgl :Sabtu, 29 januari 2022

Ruang :IRNA PARU

OLEH KELOMPOK DUA :

1. ANITA BAHAR (019.01.3621)


2. HENDRA PEBERYANTO ADNAN (019.01.3631)
3. LALU ABDUL JALIL (019.01.3635)
4. MELINDA FUTRI (019.01.3639)
5. MUHAMMAD ASGAR HISHOM (019.01.3640)
6. NUR INTAN KOMALA SARI (019.01.3644)
7. ROSVITA INDRIAWATI (019.01.3650)
8. CHINTA VIRAHAN AKRABIATULLAH (019.01.3622)

Mengetahui:

PEMBIMBING AKADEMIK KEPALA RUANGAN IBS

(Ns. Nia Firdiyanti, M.Kep) ( )

KETUA PPI

( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN

MOBILISASI/ ROM

Tema : Cuci Tangan dengan Benar

Pokok bahasan :

Hari/ Tanggal Penyuluha : Sabtu, 5 Februari 2022

Tempat Penyuluhan : RSUD Patuh Patut Patju

Lama Penyuluhan : 30 menit

Sasaran : Keluarga pasien

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

Media : Leaflet dan Handsanitizer

A. Tujuan Instruksional
 Tujuan Umum :
Dengan adanya penyuluhan ini, diharapkan sasaran dapat mengerti dan
mendemonstrasikan teknik cuci tangan yang benar agar terhindar dari berbagai
bakteri dan kuman.
 Tujuan Khusus :
1. Sasaran dapat menjelaskan pengertian cuci tangan bersih
2. Sasaran mampu menyebutkan langkah – langkah cara mencuci tangan
3. Sasaran mampu menyebutkan manfaat dan tujuan cuci tangan
4. Sasaran mampu menjelaskan kapan waktu mencuci tangan
5. Sasaran mampu mengaplikasikan cara mencuci tangan yang benar
B. Pokok Bahasan : Cuci Tangan Yang Bersih

C. Sub Pokok Bahasan : Cuci Tangan Yang Bersih


D. Evaluasi :
1. Sebelum Pelaksanaan Penyuluhan
Keluarga pasien kerang mengetahui tentang latihan ROM dan manfaatnya
2. Sesudah Pelaksanaan Penyuluhan
Keluarga pasien dan pasien sendiri mampu mengulang kembali tentang latihan gerak
sendi dan manfaat ROM.

SUSUNAN KEGIATAN

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN MEDIA


KEGIATAN PENYULUH SASARAN
1 Pendahuluan ±5 menit 1. Perkenalan 1. Mendengarkan
2. Mengemukakan latar 2. Menjawab
belakang pokok materi pertanyaan
yang akan disampaikan
3. Menggali pengetahuan
dan mengajukan
pertanyaan
2 Penyajian ±25 menit Menjelaskan : Mendengarkan Leaflet
- Pengertian ROM atau penjelasan
pergerakan
- Macam latihan ROM
pada pasien pasca stroke
- Manfaat dan tujuan
latihan ROM
- Dampak tirah baring
- Petunjuk dan faktor
yang harus diperhatikan
ROM atau pergerakan
3 Evaluasi ±10 menit 1. Menegaskan kembali 1. Mendengarkan Leaflet
materi yang telah 2. Menjawab
disampaikan 3. Bertanya
2. Menanyakan kembali
hal-hal yang penting
3. Menjawab pertanyaan
4 Penutup ±5 menit 1. Menarik kesimpulan Leaflet±
2. Salam penutup

MATERI PENYULUHAN

MOBILISASI / ROM
Berasal dari kata mobil, yang artinya bergerak, pindah-mobilisasi dapat dilakukan
dengan cara latihan ruang gerak sendi/ lebih dikenal dengan sebutan range of motion
(ROM).

A. Pengertian
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot
(Potter & Perry, 2005).
Range of motion adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh
sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008).
Latihan range of motion (ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakan batas
atau batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya
kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal (Arif, M, 2008).

B. Macam Latihan ROM pada Pasien Pasca Serangan Stroke


Pemulihan motorik ialah kembalinya fungsi motorik yang disebabkan oleh
pemulihan sistem saraf pada daerah otak yang terkena. Pemulihan motorik sangat
bervariasi, banyak diantara mereka yang mengalami pemulihan lengkap (recovery
completely) namun tidak sedikit pula yang harus berlatih keras guna memperoleh
kembali kemampuan fungsionalnya atau bahkan banyak diantaranya harus menjalani
kehidupannya dengan beberapa disabilitas.

Pemulihan motorik terjadi melalui dua mekanisme utama yaitu :

1. Resolusi dari faktor — faktor lokal yang merusak dan ini biasanya merupakan
pemulihan spontan yang umumnya berlangsung antara 3 sampai dengan 6 bulan.
Bahkan proses ini bisa hanya dalam beberapa hari sampai beberapa minggu, proses
ini meliputi pengurangan oedem lokal, perbaikan sirkulasi darah lokal dan
penyerapan jaringan yang rusak
2. Neuroplastisitas yang terjadi pada stadium lanjut, penderita stroke mempunyai
hubungan bermakna terhadap reorganisasi yang disebut “Neural Plasticity” an
dalamsistemsarafnyaproses. penyembuhan saraf penderita stroke harus ditangani
secara menyeluruh sejak fase awal hingga fase penyembuhan salah satu
pendekatannya adalah pendekatan fisik (physical therapy), seperti latihan mobilisasi.
( Purbo kuntono, 1997)

Maka perbaikan fungsi pada penderita post stroke dapat dilakukan melalui dua cara :

1. Latihan gerak atau mobilisasi dini untuk mempengaruhi fasilitas dan mendidik
kembali fungsi otot terhadap sisi anggota yang lesu.
2. Latihan untuk mempengaruhi gerak kompensasi sebagai pengganti daerah yang lesu.

Pada fase penyembuhan ini latihan sangat berpengaruh dalam derajat maupun kecepatan
perbaikan fungsi. Mobilisasi/ROM pasien stroke dapat dilakukan dengan :

1. Latihan pasif yaitu anggota gerak klien digerakkan oleh orang lain untuk merangsang
aliran darah dan merangsang kontraksi otot
2. Latihan aktif yaitu klien mencoba menggerakkan tubuhnya sendiri Latihan sedini
mungkin yang dilakukan serta berulang-ulang akan menjadi gerak yang terkontrol
atau terkendali.

C. Manfaat Latihan ROM


1. Mengurangi tingkat kekacauan
2. Meningkatkan kebugaran
3. Memperlancar perdaran darah

D. Tujuan Latihan ROM


1. Latihan Terapeutik Aktif
 Meningkatkan kekuatan otot
 Mempengaruhi fungsi jantung dan paru, memperlancar peredaran darah pada
jantung dan paru
2. Latihan Terapeutik Pasif
 Mempertahankan, memelihara kekuatan otot
 Memelihara pergerakan sendi
 Merangsang dan meningakatkan peredaran darah
E. Akibat Tirah Baring Lama
 Lesu, lemah, badan tak bergairah
 Tulang rapuh, sakit persendian
 Pemendekan otot
 Kerusakan kulit
 Gangguan BAK dan BAB
 Ganguan peredaran darah (pusing, kesemutan)
F. Petunjuk Latihan
1. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan Cara :
a. Jelaskan prosedur yang kan dilakukan
b. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan
lengan.
c. Pegang tangan pasien dengan satu tang dan tangan yang lain memegang
pergelangan tangan pasien.
d. Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.
e. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 1. Latihan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

2. Fleksi dan Ekstensi Siku Cara :


a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak mengarah
ke tubuhnya.
c. Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya mendekat bahu.
d. Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.
e. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 2. Latihan fleksi dan ekstensi siku

3. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah

Cara :

a. Jelaskan Prosedur yang akan dilakukan.


b. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk.
c. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya.
d. Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya.
e. Kembalikan ke posisi semula.
f. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke arahnya.
g. Kembalikan ke posisi semula.
h. Catat perubahan yang terjadi.
Gambar 3. Latihan pronasi dan supinasi lengan bawah

4. Pronasi Fleksi Bahu Cara :


a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya.
c. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya.
d. Angkat lengan pasien pada posisi semula.
e. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 4. Latihan pronasi fleksi bahu

5. Abduksi dan Adduksi Bahu

Cara :

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


b. Atur posisi lengan pasien di samping badannya.
c. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya.
d. Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat (Abduksi).
e. Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi)
f. Kembalikan ke posisi semula.
g. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 5. Latihan abduksi dan adduksi bahu

6. Rotasi Bahu

Cara :

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


b. Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk.
c. Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan pegang tangan
pasien dengan tangan yang lain.
d. Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan
menghadap ke bawah.
e. Kembalikan posisi lengan ke posisi semula.
f. Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak
tangan menghadap ke atas.
g. Kembalikan lengan ke posisi semula.
h. Catat perubahan yang terjadi.
Gambar 6. Latihan rotasi bahu

7. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari Cara :


a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tang lain memegang
kaki.
c. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah
d. Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.
e. Kembalikan ke posisi semula.
f. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 7. Latihan fleksi ekstensi jari


8. Infersi dan efersi kaki Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang pergelangan kaki
dengan tangan satunya.
c. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya.
d. Kembalikan ke posisi semula
e. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain.
f. Kembalikan ke posisi semula.
g. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 8. Latihan infers efersi kaki

9. Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki

Cara ;

a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.


b. Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain
di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek.
c. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.
d. Kembalikan ke posisi semula.
e. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.
f. Catat perubahan yang terjadi.
Gambar 9. Latihan fleksi dan ekstensi kaki

10. Fleksi dan Ekstensi lutut.

Cara :

a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.


b. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan
tangan yang lain.
c. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
d. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.
e. Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas.
f. Kembali ke posisi semula.
g. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 10. Latihan fleksi ekstensi lutut


11. Rotasi pangkal paha Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan yang lain di
atas lutut.
c. Putar kaki menjauhi perawat.
d. Putar kaki ke arah perawat.
e. Kembalikan ke posisi semula.
f. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 11. Latihan potasi pangkal paha

12. Abduksi dan Adduksi pangkal paha.

Cara :

a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.


b. Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada tumit.
c. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur,
gerakkan kaki menjauhi badan pasien.
d. Gerakkan kaki mendekati badan pasien.
e. Kembalikan ke posisi semula.
f. Catat perubahan yang terjadi.
Gambar 12. Abduksi adduksi pangkal paha

G. Faktor Yang Harus Diperhatikan Saat Melakukan Latihan


1. Usia klien
2. Diagnosa, penyakit, atau kondisi saat ini
DAFTAR PUSTAKA

Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai penerbit FKUI

S. Heru Adi. 1995. Kesehatan Masyarakat. Jakarta. : EGC

Buku kompetensi I. (2006). Pembelajaran Praktik Klinik Keperawatan

Kebutuhan Dasar Manusia, tidak dipublikasikan. Surabaya : STIKES Hang Tuah

Hidayat, AAA. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep

dan Proses Keperawatan. Buku 2. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai