Anda di halaman 1dari 132

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SANAN

SALINAN
PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
NOMOR 4 TAHUN 2023
TENTANG
HAK, KEWAJIBAN, DAN DISIPLIN MAHASISWA
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan mahasiswa yang


unggul dalam bidang akademik dan pembangunan
karakter, telah ditetapkan Peraturan Direktur Politeknik
Keuangan Negara STAN Nomor PER-4/PKN/2017
tentang Hak, Kewajiban, dan Disiplin Mahasiswa
Politeknik Keuangan Negara STAN;
b. bahwa dalam perkembangannya dan untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 135 ayat (1) Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 223/PMK.01/2020 tentang
Statuta Politeknik Keuangan Negara STAN, Peraturan
Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN Nomor PER-
4/PKN/2017 tentang Hak, Kewajiban, dan Disiplin
Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN perlu
disesuaikan dengan kebutuhan organisasi;
c. bahwa dalam penyusunan Peraturan Direktur Politeknik
Keuangan Negara STAN ini telah memperoleh pendapat
dari Senat melalui Nota Dinas Nomor ND-
23/S.PKN/2022 tanggal 21 Desember 2022;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d,
perlu menetapkan Peraturan Direktur Politeknik
Keuangan Negara STAN tentang Hak, Kewajiban, dan
Disiplin Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN;

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.01/2020


tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Keuangan
Negara STAN (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 1203);
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK.01/2020
tentang Statuta Politeknik Keuangan Negara STAN
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1655);
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 149/KMK.01/2021
tentang Pengangkatan Direktur dan Wakil Direktur
Politeknik Keuangan Negara STAN Periode Tahun 2021 –
2025;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA


STAN TENTANG HAK, KEWAJIBAN, DAN DISIPLIN
MAHASISWA POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN.

DISTRIBUSI II
-2-

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:
1. Hak Mahasiswa adalah hal-hal yang didapatkan oleh
mahasiswa yang diberikan selama mengikuti proses
pendidikan di Politeknik Keuangan Negara STAN.
2. Kewajiban Mahasiswa adalah hal-hal yang harus
dilaksanakan oleh mahasiswa selama mengikuti proses
pendidikan di Politeknik Keuangan Negara STAN.
3. Disiplin Mahasiswa adalah kesanggupan Mahasiswa
untuk menaati kewajiban yang ditentukan dalam
Peraturan Direktur ini.
4. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang
selanjutnya disingkat BPPK adalah unit kerja jabatan
pimpinan tinggi madya di lingkungan Kementerian
Keuangan yang mempunyai tugas menyelenggarakan
pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi di
bidang keuangan negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5. Politeknik Keuangan Negara STAN yang selanjutnya
disebut PKN STAN adalah perguruan tinggi di
lingkungan Kementerian Keuangan, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Keuangan melalui Kepala Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan.
6. Bagian Administrasi Akademik yang selanjutnya
disingkat BAAK adalah unit kerja di lingkungan PKN
STAN yang mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan program pendidikan, pengelolaan
administrasi akademik, praktik kerja lapangan,
kemahasiswaan, urusan kealumnian, pengelolaan kerja
sama, kehumasan, dokumentasi, dan layanan informasi
7. Unit Pembangunan Karakter yang selanjutnya disingkat
UPK adalah unit kerja di lingkungan PKN STAN yang
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan program
pembangunan karakter mahasiswa.
8. Kepala BPPK adalah Pimpinan BPPK.
9. Direktur adalah Direktur PKN STAN.
10. Kepala BAAK adalah Pimpinan BAAK.
11. Kepala UPK adalah Pimpinan UPK.
12. Dosen adalah dosen PKN STAN.
13. Dosen Tetap adalah Dosen yang ditetapkan sebagai
tenaga pendidik tetap pada PKN STAN.
14. Tenaga Kependidikan adalah tenaga kependidikan PKN
STAN.
15. Mahasiswa PKN STAN yang selanjutnya disebut
Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan
belajar di PKN STAN.
16. Civitas Academica adalah kelompok masyarakat
akademik yang terdiri atas Dosen dan Mahasiswa.
17. Ikrar Mahasiswa yang selanjutnya disebut Tri Karsa
Utama adalah suatu tekad yang mencerminkan
kepribadian Mahasiswa.

DISTRIBUSI II
-3-

18. Pelanggaran Disiplin Mahasiswa adalah setiap ucapan,


tulisan, dan/atau perbuatan Mahasiswa yang tidak
menaati kewajiban baik yang dilakukan di dalam
maupun di luar proses pembelajaran.
19. Laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang
selanjutnya disebut Laporan adalah aduan yang
disampaikan oleh pelapor kepada pejabat di lingkungan
PKN STAN mengenai telah, sedang, dan/atau diduga
terjadinya Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
20. Pelapor adalah setiap orang perseorangan atau badan
hukum yang menyampaikan Laporan Dugaan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
21. Mahasiswa Terlapor yang selanjutnya disebut Terlapor
adalah Mahasiswa yang diduga melakukan Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa.
22. Mahasiswa Terperiksa yang selanjutnya disebut
Terperiksa adalah Terlapor yang diperiksa sesuai
ketentuan dalam Peraturan Direktur ini.
23. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan
guna kepentingan pemeriksaan tentang suatu dugaan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang mana ia alami
sendiri, ia lihat sendiri, dan ia dengar sendiri.
24. Hukuman Disiplin Mahasiswa yang selanjutnya disebut
Hukuman Disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan
kepada Mahasiswa karena terbukti melanggar
ketentuan dalam Peraturan Direktur ini.
25. Upaya Administratif Disiplin Mahasiswa yang
selanjutnya disebut Upaya Administratif adalah
prosedur yang dapat ditempuh oleh Terperiksa yang
tidak puas terhadap Hukuman Disiplin berat yang
dijatuhkan kepadanya.
26. Keberatan adalah Upaya Administratif yang dapat
ditempuh oleh Terperiksa kepada pejabat yang
menjatuhkan Hukuman Disiplin berat.
27. Banding Administratif adalah Upaya Administratif yang
dapat ditempuh oleh Terperiksa kepada atasan pejabat
yang menjatuhkan Hukuman Disiplin berat.
28. Rehabilitasi adalah hak setiap Terperiksa untuk
mendapatkan pemulihan haknya dalam kedudukan
dan harkat serta martabatnya sesuai ketentuan dalam
Peraturan Direktur ini.
29. Menyontek adalah meniru sebagian atau seluruh
jawaban soal ujian dan/atau penugasan, dengan
menggunakan perantara orang lain, buku, dan/atau
sumber lainnya.
30. Media Komunikasi Elektronik adalah sarana
penyampaian informasi dan/atau komunikasi berbasis
teknologi yang ditentukan oleh PKN STAN untuk
menyampaikan informasi dan/atau komunikasi kepada
Mahasiswa.

DISTRIBUSI II
-4-

BAB II
TUJUAN

Pasal 2
Peraturan Direktur ini bertujuan untuk:
a. menanamkan akhlak mulia dalam bersikap dan
berperilaku di lingkungan PKN STAN dan di masyarakat;
b. menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang
aman dan nyaman;
c. mengembangkan bakat, minat, dan kreativitas
Mahasiswa;
d. membina jiwa pemimpin, pelopor, dan unggul dalam
berperilaku; dan
e. menjunjung tinggi nama baik almamater PKN STAN.

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Kesatu
Hak Mahasiswa

Pasal 3
Setiap Mahasiswa berhak:
a. menggunakan kebebasan akademik secara
bertanggungjawab untuk mendalami dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang keuangan negara sesuai dengan peraturan dan
norma yang berlaku;
b. memperoleh pengajaran dan pembangunan karakter
sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik;
c. mendapat bimbingan dari Dosen yang bertanggung
jawab atas program studi yang diikuti dalam
penyelesaian studinya;
d. memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan
program studi yang diikuti serta hasil belajarnya;
e. memperoleh akses dan memanfaatkan sumber
pembelajaran, informasi, sarana dan prasarana
pembelajaran di PKN STAN secara bertanggung jawab
sesuai ketentuan yang berlaku;
f. memperoleh perlakuan yang sama di PKN STAN dengan
tidak membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras,
golongan, kedudukan sosial, dan/atau tingkat
kemampuan ekonomi;
g. ikut serta dalam kegiatan dan/atau organisasi
kemahasiswaan PKN STAN; dan
h. membina diri sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing secara mandiri maupun secara bersama-
sama.

DISTRIBUSI II
-5-

Bagian Kedua
Kewajiban Mahasiswa

Pasal 4
Setiap Mahasiswa berkewajiban:
a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
b. menjunjung tinggi kehormatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Pemerintah;
c. memelihara serta memupuk persatuan dan kesatuan
bangsa;
d. mendukung kebijakan Pemerintah;
e. bersikap netral dalam Pemilihan Calon Presiden dan
Wakil Presiden, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,
serta Anggota Legislatif Pusat dan Daerah;
f. tidak bergabung atau berafiliasi dalam partai politik,
organisasi yang terafiliasi dengan partai politik,
dan/atau organisasi yang dinyatakan terlarang oleh
pemerintah;
g. menaati segala peraturan dan/atau ketentuan yang
berlaku di lingkungan PKN STAN;
h. menjaga kewibawaan dan nama baik PKN STAN;
i. menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni;
j. menjunjung tinggi dan mematuhi peraturan perundang-
undangan, etika akademik, kode etik akademik, kode
etik, serta nilai-nilai agama;
k. mengikuti proses pembelajaran melalui pola pengajaran,
pelatihan dan/atau pengasuhan;
l. memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan,
ketertiban, dan keamanan PKN STAN; dan
m. kewajiban lain yang ditentukan Direktur setelah
mendapatkan pertimbangan Dewan Pertimbangan.

Pasal 5
Kewajiban menaati segala peraturan dan/atau ketentuan
yang berlaku di lingkungan PKN STAN sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf g terdiri atas:
a. pedoman berperilaku Mahasiswa;
b. pedoman kehidupan berasrama di lingkungan PKN
STAN; dan
c. pedoman terkait penggunaan sarana dan prasarana di
lingkungan PKN STAN.

Pasal 6
(1) Kewajiban mematuhi pedoman berperilaku Mahasiswa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a terdiri
atas:
a. Kewajiban kategori I pedoman berperilaku;
b. Kewajiban kategori II pedoman berperilaku; dan
c. Kewajiban kategori III pedoman berperilaku.
(2) Pedoman berperilaku Mahasiswa adalah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
Peraturan Direktur ini.

DISTRIBUSI II
-6-

Pasal 7
(1) Kewajiban mematuhi pedoman kehidupan berasrama di
lingkungan PKN STAN sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf b terdiri atas:
a. Kewajiban kategori I pedoman kehidupan
berasrama;
b. Kewajiban kategori II pedoman kehidupan
berasrama; dan
c. Kewajiban kategori III pedoman kehidupan
berasrama.
(2) Pedoman kehidupan berasrama di lingkungan PKN
STAN adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran
II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
Peraturan Direktur ini.

Pasal 8
(1) Kewajiban mematuhi pedoman penggunaan sarana dan
prasarana di lingkungan PKN STAN sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf c terdiri atas:
a. Kewajiban kategori I pedoman penggunaan sarana
dan prasarana;
b. Kewajiban kategori II pedoman penggunaan sarana
dan prasarana; dan
c. Kewajiban kategori III pedoman penggunaan sarana
dan prasarana.
(2) Pedoman penggunaan sarana dan prasarana di
lingkungan PKN STAN adalah sebagaimana tercantum
dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dalam Peraturan Direktur ini.

Pasal 9
(1) Penjatuhan Hukuman Disiplin diberikan setelah
Terperiksa terbukti bersalah dalam pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Direktur ini.
(2) Dalam hal Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
menimbulkan dampak negatif, penentuan jenis
Hukuman Disiplin memperhatikan dampak negatif
terhadap:
a. Program Studi dan/atau Unit Penunjang;
b. organisasi PKN STAN dan/atau BPPK; atau
c. Kementerian Keuangan dan/atau Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Pasal 10
(1) Pelanggaran Disiplin Mahasiswa menimbulkan dampak
negatif terhadap Program Studi dan/atau Unit
Penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(2) huruf a, merupakan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
yang memenuhi unsur sebagai berikut:
a. Terganggunya proses belajar mengajar;
b. Pelayanan Program Studi dan/atau Unit Penunjang
terkait terganggu;
c. Tidak tercapainya kinerja atau target Program Studi
dan/atau Unit Penunjang terkait;
d. Pencemaran nama baik atau citra Program Studi
dan/atau Unit Penunjang terkait atau fokus

DISTRIBUSI II
-7-

perhatian Ketua Program Studi dan/atau Kepala


Unit Penunjang;
e. Menimbulkan ketakutan, rasa malu, dan/atau
kebencian Civitas Akademica terhadap Program
Studi dan/atau Unit Penunjang terkait yang
bersangkutan; atau
f. Mencederai sebagian Tri Karsa Utama.
(2) Pelanggaran Disiplin Mahasiswa menimbulkan dampak
negatif terhadap organisasi PKN STAN dan/atau BPPK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b,
merupakan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang
memenuhi unsur sebagai berikut:
a. Mencederai seluruh Tri Karsa Utama;
b. Tidak tercapainya target kinerja organisasi PKN
STAN dan/atau BPPK;
c. Pencemaran nama baik atau citra organisasi PKN
STAN dan/atau BPPK yang terungkap melalui media
massa;
d. Fokus perhatian minimal pimpinan PKN STAN
dan/atau BPPK; atau
e. Membahayakan pihak lain di dalam organisasi PKN
STAN dan/atau BPPK.
(3) Pelanggaran Disiplin Mahasiswa menimbulkan dampak
negatif terhadap Kementerian Keuangan dan/atau
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf c, merupakan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang memenuhi unsur
sebagai berikut:
a. Mengakibatkan terganggunya sebagian atau
seluruh proses bisnis Kementerian Keuangan;
b. Merusak lingkungan atau kesehatan masyarakat di
sebagian atau seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
c. Menimbulkan potensi kerugian Negara dan/atau
potensi hilangnya pendapatan Negara;
d. Fokus perhatian Menteri Keuangan, Wakil Presiden,
Presiden, dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat; atau
e. Membahayakan keamanan sebagian atau seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB IV
HUKUMAN DISIPLIN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 11
(1) Setiap Mahasiswa yang terbukti melanggar ketentuan
Disiplin Mahasiswa dijatuhi Hukuman Disiplin.
(2) Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. Hukuman Disiplin pokok; dan
b. Hukuman Disiplin tambahan.

DISTRIBUSI II
-8-

Pasal 12
(1) Jenis Hukuman Disiplin pokok sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a, terdiri atas:
a. Hukuman Disiplin ringan;
b. Hukuman Disiplin sedang; dan
c. Hukuman Disiplin berat.
(2) Jenjang Hukuman Disiplin ringan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. jenjang pertama berupa teguran lisan tertulis;
b. jenjang kedua berupa teguran tertulis; dan
c. jenjang ketiga berupa pernyataan tidak puas secara
tertulis.
(3) Jenjang Hukuman Disiplin sedang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. jenjang pertama berupa kerja sosial selama 5 hari
kalender;
b. jenjang kedua berupa kerja sosial selama 10 hari
kalender; dan
c. jenjang ketiga berupa kerja sosial selama 15 hari
kalender.
(4) Jenjang Hukuman Disiplin berat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas:
a. jenjang pertama berupa diberhentikan sementara
statusnya sebagai Mahasiswa dan kerja sosial,
selama 2 semester;
b. jenjang kedua berupa diberhentikan dengan hormat
tidak atas permintaan sendiri statusnya sebagai
Mahasiswa secara permanen; dan
c. jenjang ketiga berupa diberhentikan dengan tidak
hormat statusnya sebagai Mahasiswa secara
permanen.
(5) Pemberhentian sementara status sebagai Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a terhitung
mulai semester berkenaan terjadinya Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa.
(6) Mahasiswa yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil yang
melaksanakan tugas belajar, apabila dijatuhi Hukuman
Disiplin berat sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf a, dapat kembali melanjutkan studi di PKN STAN
apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. telah selesai menjalani Hukuman Disiplin berat
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a;
b. memenuhi ketentuan penyelenggaraan pendidikan
vokasi di PKN STAN, yang terdiri atas:
1) kurikulum akademik; dan
2) kurikulum pembangunan karakter;
c. memperoleh rekomendasi tertulis untuk
melanjutkan tugas belajar di PKN STAN dari Pejabat
Pimpinan Tinggi Pratama yang memiliki tugas terkait
pengelolaan sumber daya manusia dan/atau
kepatuhan internal di kantor pusat Pegawai Negeri
Sipil tersebut berasal; dan
d. memenuhi ketentuan tugas belajar Pegawai Negeri
Sipil sesuai peraturan perundang-undangan.
(7) Dalam hal Mahasiswa yang berasal dari Pegawai Negeri
Sipil yang melaksanakan tugas belajar sebagaimana

DISTRIBUSI II
-9-

dimaksud pada ayat (6) tidak dapat memenuhi


persyaratan untuk kembali melanjutkan studi di PKN
STAN, yang bersangkutan diberhentikan dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri statusnya sebagai
Mahasiswa secara permanen dengan Keputusan
Direktur.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sosial
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) huruf
a ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
(9) Keputusan Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat
(8) ditandatangani oleh Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan untuk dan atas nama Direktur.

Pasal 13
(1) Hukuman Disiplin tambahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b disertai dengan
Hukuman Disiplin pokok.
(2) Jenis Hukuman Disiplin tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. penangguhan hak tertentu;
b. pembayaran ganti rugi;
c. penggantian barang yang sama;
d. penangguhan izin tertentu;
e. program pembinaan; dan/atau
f. pengurangan poin:
1) satuan kredit prestasi; dan/atau
2) nilai sikap perilaku.
(3) Kewenangan penjatuhan Hukuman Disiplin tambahan
berada di:
a. Kepala UPK untuk dan atas nama Wakil Direktur
Bidang Kemahasiswaan setelah terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan untuk Hukuman Disiplin
ringan;
b. Ketua Program Studi terkait untuk dan atas nama
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan setelah
terlebih dahulu memperhatikan rekomendasi dalam
hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim
pemeriksa untuk Hukuman Disiplin sedang;
c. Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan setelah
terlebih dahulu memperhatikan rekomendasi dalam
putusan Komisi Disiplin Mahasiswa untuk
Hukuman Disiplin berat;
d. Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan setelah
terlebih dahulu memperhatikan rekomendasi dalam
putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
untuk Hukuman Disiplin berat; dan/atau
e. Direktur setelah terlebih dahulu memperhatikan
rekomendasi dalam putusan Komisi Banding
Administratif Disiplin Mahasiswa untuk Hukuman
Disiplin berat.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai program pembinaan
dan pengurangan poin sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf e dan huruf f, diatur dalam Peraturan
Direktur.

DISTRIBUSI II
- 10 -

Pasal 14
(1) Mahasiswa yang telah dijatuhi Hukuman Disiplin
ringan pada jenjang yang sama sebanyak 3 (tiga) kali
pada semester yang berkenaan, yang bersangkutan
dijatuhi Hukuman Disiplin 1 (satu) jenjang lebih tinggi,
dalam hal terbukti mengulang kembali Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa yang diancam dengan Hukuman
Disiplin ringan jenjang yang sama.
(2) Dalam hal Hukuman Disiplin ringan yang dijatuhkan
sebelum terjadinya pengulangan kembali Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sudah berada pada jenjang yang paling tinggi, maka
Mahasiswa yang bersangkutan dijatuhi Hukuman
Disiplin sedang jenjang pertama.
(3) Mahasiswa yang telah dijatuhi Hukuman Disiplin
sedang pada jenjang yang sama sebanyak 2 (dua) kali
pada semester yang berkenaan, yang bersangkutan
dijatuhi Hukuman Disiplin 1 (satu) jenjang lebih tinggi,
dalam hal terbukti mengulang kembali Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa yang diancam dengan Hukuman
Disiplin sedang jenjang yang sama.
(4) Dalam hal Hukuman Disiplin sedang yang dijatuhkan
sebelum terjadinya pengulangan kembali Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) sudah berada pada jenjang yang paling tinggi, maka
Mahasiswa yang bersangkutan dijatuhi Hukuman
Disiplin berat jenjang pertama.
(5) Mahasiswa yang telah dijatuhi Hukuman Disiplin berat
pada jenjang yang sama sebanyak 1 (satu) kali pada
semester yang berkenaan, yang bersangkutan dijatuhi
Hukuman Disiplin 1 (satu) jenjang lebih tinggi, dalam
hal terbukti mengulang kembali Pelanggaran Disiplin
Mahasiswa yang diancam dengan Hukuman Disiplin
berat jenjang yang sama.

Pasal 15
(1) Mahasiswa yang diduga melakukan beberapa
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa harus dipandang
sebagai perbuatan yang berdiri sendiri, baik sebagai 1
(satu) perbuatan berlanjut atau bukan perbuatan
berlanjut, sehingga merupakan beberapa Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa, kecuali ditentukan lain dalam
Peraturan Direktur ini.
(2) Dalam hal beberapa Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), salah satunya
diancam dengan Hukuman Disiplin berat:
a. diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri statusnya sebagai Mahasiswa secara
permanen; dan/atau
b. diberhentikan dengan tidak hormat statusnya
sebagai Mahasiswa secara permanen,
maka apabila terbukti, yang bersangkutan dijatuhi
hanya 1 (satu) Hukuman Disiplin yang paling berat.
(3) Mahasiswa yang mencoba melakukan pelanggaran
terhadap:

DISTRIBUSI II
- 11 -

a. kewajiban kategori III pedoman berperilaku


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf
c;
b. kewajiban kategori III pedoman kehidupan
berasrama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1) huruf c; dan/atau
c. kewajiban kategori III pedoman penggunaan sarana
dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (1) huruf c,
dijatuhi Hukuman Disiplin berat 1 (satu) jenjang lebih
rendah dari yang diancamkan, jika niat tersebut telah
nyata dari adanya permulaan pelaksanaan dari
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang akan dituju,
tetapi pelaksanaannya:
a. tidak selesai;
b. tidak mencapai hasil; dan/atau
c. tidak menimbulkan akibat yang dilarang,
bukan karena semata-mata atas kehendaknya sendiri.
(4) Dalam hal ancaman Hukuman Disiplin berat terhadap
pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
sudah berada pada jenjang yang paling rendah, maka
Mahasiswa yang bersangkutan dijatuhi Hukuman
Disiplin berat jenjang pertama.

Pasal 16
(1) Penjatuhan Hukuman Disiplin kepada Mahasiswa
dilakukan dengan menggunakan metode penentuan
jenis Hukuman Disiplin.
(2) Metode penentuan jenis Hukuman Disiplin
menggunakan:
a. nilai pokok; dan/atau
b. nilai tambahan.
(3) Kecuali tidak ditentukan lain dalam Peraturan Direktur
ini, nilai pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a adalah sebagai berikut:
No. Jenis Pelanggaran Nilai Pokok
1. Kategori I 1
2. Kategori II 31
3. Kategori III 61
(4) Nilai tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b adalah sebagai berikut:
No. Dampak Pelanggaran Nilai
Tambahan
1. Terganggunya proses belajar 5
mengajar
2. Pelayanan Program Studi 10
dan/atau Unit Penunjang terkait
terganggu
3. Tidak tercapainya kinerja atau 15
target Program Studi dan/atau
Unit Penunjang terkait
4. Pencemaran nama baik atau 20
citra Program Studi dan/atau
Unit Penunjang terkait atau
fokus perhatian Ketua Program

DISTRIBUSI II
- 12 -

Studi dan/atau Kepala Unit


Penunjang
5. Menimbulkan ketakutan, rasa 25
malu, dan/atau kebencian
Civitas Academica terhadap
Program Studi dan/atau Unit
Penunjang terkait yang
bersangkutan
6. Mencederai sebagian Tri Karsa 30
Utama
7. Mencederai seluruh Tri Karsa 35
Utama
8. Tidak tercapainya target kinerja 40
organisasi PKN STAN dan/atau
BPPK
9. Pencemaran nama baik/citra 45
organisasi PKN STAN dan/atau
BPPK yang terungkap melalui
media massa
10. Fokus perhatian minimal 50
pimpinan PKN STAN dan/atau
BPPK
11. Membahayakan pihak lain di 55
dalam organisasi PKN STAN
dan/atau BPPK
12. Mengakibatkan terganggunya 60
sebagian atau seluruh proses
bisnis Kementerian Keuangan
13. Merusak lingkungan atau 65
kesehatan masyarakat di
sebagian atau seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik
Indonesia
14. Menimbulkan potensi kerugian 70
Negara dan/atau potensi
hilangnya pendapatan Negara
15. Fokus perhatian Menteri 75
Keuangan, Wakil Presiden,
Presiden, dan/atau Dewan
Perwakilan Rakyat
16. Membahayakan keamanan 80
sebagian atau seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik
Indonesia
(5) Nilai pokok untuk pelanggaran terhadap kewajiban
kategori III pedoman berperilaku sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf C angka 4, angka 7,
angka 8, angka 9, angka 10, angka 13, angka 15, angka
22, angka 23, dan angka 24 Peraturan Direktur ini
bernilai 71 (tujuh puluh satu).
(6) Nilai pokok untuk pelanggaran terhadap kewajiban
dalam Pasal 4 huruf i, huruf j, huruf k, huruf l, dan
huruf m bernilai 31 (tiga puluh satu).
(7) Nilai pokok untuk pelanggaran terhadap kewajiban
dalam Pasal 4 huruf h bernilai 41 (empat puluh satu).

DISTRIBUSI II
- 13 -

(8) Nilai pokok untuk pelanggaran terhadap kewajiban


dalam Pasal 4 huruf d, huruf e, dan huruf f bernilai 61
(enam puluh satu).
(9) Nilai pokok untuk pelanggaran terhadap kewajiban
dalam Pasal 4 huruf a, huruf b, dan huruf c bernilai 81
(delapan puluh satu).
(10) Metode penentuan jenis Hukuman Disiplin
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dalam Peraturan Direktur ini.

Pasal 17
(1) Mahasiswa yang dijatuhi Hukuman Disiplin tetap dapat
dikenai ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai hukum pidana,
hukum perdata, dan/atau hukum tata usaha negara.
(2) Terperiksa yang:
a. meninggal dunia; dan/atau
b. mengundurkan diri sebagai Mahasiswa,
sebelum keputusan mengenai penjatuhan Hukuman
Disiplin dijatuhkan namun terdapat bukti yang cukup
kuat bahwa yang bersangkutan telah melakukan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa, maka pejabat yang
berwenang menjatuhkan Hukuman Disiplin menurut
ketentuan dalam Peraturan Direktur ini, dapat
menjatuhkan keputusan mengenai penjatuhan
Hukuman Disiplin kepada Terperiksa.
(3) Dalam hal Terperiksa:
a. meninggal dunia; dan/atau
b. mengundurkan diri sebagai Mahasiswa,
sebelum keputusan mengenai penjatuhan Hukuman
Disiplin dijatuhkan namun tidak terdapat bukti yang
cukup kuat bahwa yang bersangkutan telah melakukan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa, maka Direktur dapat
menetapkan keputusan mengenai Rehabilitasi kepada
Terperiksa.
(4) Terperiksa yang mengundurkan diri sebagai Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan ayat
(3) huruf b harus dilakukan secara tertulis dan
disampaikan kepada:
a. Direktur;
b. Kepala BAAK;
c. Ketua Program Studi terkait; dan
d. Kepala UPK.

Bagian Kedua
Hukuman Disiplin Ringan

Pasal 18
(1) Kewenangan penjatuhan Hukuman Disiplin ringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a
dilakukan oleh Kepala UPK untuk dan atas nama Wakil
Direktur Bidang Kemahasiswaan, kecuali ditentukan
lain dalam Peraturan Direktur ini.
(2) Penjatuhan Hukuman Disiplin ringan ditetapkan
dengan Keputusan Wakil Direktur Bidang

DISTRIBUSI II
- 14 -

Kemahasiswaan yang ditandatangani oleh Kepala UPK


untuk dan atas nama Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan, kecuali ditentukan lain dalam
Peraturan Direktur ini.
(3) Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2):
a. ditetapkan paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak
tanggal diterimanya hasil pemeriksaan pemeriksa;
dan
b. dapat disampaikan melalui Media Komunikasi
Elektronik Terperiksa.
(4) Hukuman Disiplin ringan yang dijatuhkan oleh Kepala
UPK untuk dan atas nama Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan:
a. harus didahului dengan pemeriksaan, kecuali
ditentukan lain dalam Peraturan Direktur ini; dan
b. bersifat final dan mengikat.
(5) Salinan Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada:
a. Kepala BPPK;
b. Direktur;
c. para Wakil Direktur;
d. Ketua Program Studi terkait;
e. Kepala BAAK; dan
f. Kepala UPK.

Bagian Ketiga
Hukuman Disiplin Sedang

Pasal 19
(1) Kewenangan penjatuhan Hukuman Disiplin sedang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b
dilakukan oleh Ketua Program Studi terkait untuk dan
atas nama Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan,
kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Direktur ini.
(2) Penjatuhan Hukuman Disiplin sedang ditetapkan
dengan Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan yang ditandatangani oleh Ketua
Program Studi terkait untuk dan atas nama Wakil
Direktur Bidang Kemahasiswaan, kecuali ditentukan
lain dalam Peraturan Direktur ini.
(3) Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2):
a. ditetapkan paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak
diterimanya hasil pemeriksaan tim pemeriksa; dan
b. dapat disampaikan melalui Media Komunikasi
Elektronik Terperiksa.
(4) Hukuman Disiplin sedang yang dijatuhkan oleh Ketua
Program Studi terkait untuk dan atas nama Wakil
Direktur Bidang Kemahasiswaan:
a. harus didahului dengan pemeriksaan yang dilakukan
oleh tim pemeriksa, kecuali ditentukan lain dalam
Peraturan Direktur ini; dan
b. bersifat final dan mengikat.

DISTRIBUSI II
- 15 -

(5) Salinan Keputusan Wakil Direktur Bidang


Kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada:
a. Kepala BPPK;
b. Direktur;
c. para Wakil Direktur;
d. Ketua Program Studi terkait;
e. Kepala BAAK; dan
f. Kepala UPK.

Bagian Keempat
Hukuman Disiplin Berat

Pasal 20
(1) Kewenangan penjatuhan Hukuman Disiplin berat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf c
dilakukan oleh Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan,
kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Direktur ini.
(2) Penjatuhan Hukuman Disiplin berat ditetapkan dengan
Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan,
kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Direktur ini.
(3) Hukuman Disiplin berat yang dijatuhkan oleh Wakil
Direktur Bidang Kemahasiswaan harus didahului
dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh Komisi
Disiplin Mahasiswa.
(4) Hukuman Disiplin berat yang telah dijatuhkan oleh
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan, dapat diajukan:
a. Keberatan kepada Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan; dan
b. Banding Administratif kepada Direktur.

Bagian Kelima
Pemeriksaan, Penjatuhan, dan Penyampaian Keputusan
Hukuman Disiplin

Paragraf 1
Laporan

Pasal 21
(1) Penegakan disiplin Mahasiswa dilakukan berdasarkan:
a. Laporan dari Pelapor; dan/atau
b. temuan pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa.
(2) Pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri atas:
a. Pelapor internal; dan/atau
b. Pelapor eksternal.
(3) Kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Direktur ini,
Pelapor internal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a terdiri atas:
a. Dosen;
b. Mahasiswa; dan/atau
c. Tenaga Kependidikan.
(4) Pelapor eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b terdiri atas:
a. Lembaga Swadaya Masyarakat;
b. Orang perseorangan;

DISTRIBUSI II
- 16 -

c. Instansi Pemerintah; dan/atau


d. Instansi Swasta.
(5) Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b terdiri atas:
a. Kepala UPK;
b. Tim pemeriksa;
c. Komisi Disiplin Mahasiswa;
d. Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa; dan/atau
e. Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa.

Pasal 22
(1) Laporan dugaan pelanggaran disiplin ringan
disampaikan kepada Kepala UPK.
(2) Laporan dugaan pelanggaran disiplin sedang
disampaikan kepada Ketua Program Studi terkait.
(3) Laporan dugaan pelanggaran disiplin berat
disampaikan kepada Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) ditembuskan kepada:
a. Direktur; dan
b. Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan.
(5) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditembuskan kepada Direktur.
(6) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan ayat (3) menindaklanjuti Laporan paling lambat
5 (lima) hari kerja sejak Laporan diterima.
(7) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan ayat (3) tidak dapat ditarik kembali oleh Pelapor.
(8) Dalam hal Laporan tidak disampaikan kepada pejabat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan
ayat (3), penerima Laporan segera meneruskan kepada
pejabat yang berwenang sesuai ketentuan dalam
Peraturan Direktur ini paling lama 3 (tiga) hari kerja
sejak Laporan diterima.

Pasal 23
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1)
paling kurang memuat unsur:
a. nama Pelapor;
b. jenis kelamin Pelapor;
c. Nomor Induk Kependudukan Pelapor, Nomor Paspor
Pelapor, atau Nomor Induk Pegawai Pelapor;
d. alamat Pelapor;
e. nomor telepon/handphone Pelapor;
f. nama Terlapor;
g. jenis kelamin Terlapor;
h. waktu dan tempat kejadian dugaan terjadinya
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa;
i. narasi mengenai dugaan terjadinya Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa; dan
j. minimal 1 (satu) alat bukti dan 1 (satu) barang
bukti.
(2) Dalam hal Laporan telah memuat keseluruhan unsur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Laporan dapat
disampaikan melalui:

DISTRIBUSI II
- 17 -

a. surat;
b. surat elektronik (e-mail);
c. kotak/layanan pengaduan;
d. telepon; dan/atau
e. media penyampaian lain yang ditentukan oleh PKN
STAN
(3) Dalam hal Laporan tidak memuat unsur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), penerima Laporan
menyampaikan kepada Pelapor untuk memenuhinya.
(4) Format Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran V huruf A yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dalam Peraturan Direktur ini.

Paragraf 2
Alat Bukti dan Barang Bukti

Pasal 24
(1) Alat bukti terdiri atas:
a. surat atau tulisan;
b. keterangan Saksi;
c. informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik,
dan/atau hasil cetaknya;
d. keterangan ahli;
e. petunjuk; dan/atau
f. pengakuan Terperiksa.
(2) Keadaan yang telah diketahui oleh umum tidak perlu
dibuktikan.

Pasal 25
Surat atau tulisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
ayat (1) huruf a merupakan:
a. akta otentik, yaitu surat yang dibuat oleh atau di
hadapan seorang pejabat umum, yang menurut
peraturan perundang-undangan berwenang membuat
surat itu dengan maksud untuk dipergunakan sebagai
alat bukti tentang peristiwa atau peristiwa hukum yang
tercantum di dalamnya;
b. akta di bawah tangan, yaitu surat yang dibuat dan
ditandatangani oleh pihak-pihak yang bersangkutan
dengan maksud untuk dipergunakan sebagai alat bukti
tentang peristiwa atau peristiwa hukum yang tercantum
di dalamnya; dan/atau
c. surat lainnya yang bukan termasuk ketentuan pada
huruf a dan huruf b namun terdapat hubungan dengan
alat bukti lain sehingga dapat menunjukkan telah
terjadinya Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.

Pasal 26
(1) Keterangan Saksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24 ayat (1) huruf b merupakan keterangan yang
disampaikan dalam pemeriksaan untuk membuktikan
terjadinya Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
berdasarkan yang dialami, dilihat, dan didengar oleh
Saksi sendiri.
(2) Sebelum menyampaikan keterangan, Saksi harus
diambil sumpah atau janji terlebih dahulu.

DISTRIBUSI II
- 18 -

(3) Keterangan seorang Saksi saja tidak cukup untuk


membuktikan bahwa Terperiksa bersalah terhadap
dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang
didakwakan kepadanya.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak
berlaku apabila disertai dengan suatu alat bukti yang
sah lainnya.

Pasal 27
Keterangan beberapa Saksi yang berdiri sendiri-sendiri
tentang suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan
sebagai suatu alat bukti yang sah, apabila keterangan saksi
itu ada hubungannya satu dengan yang lain sedemikian
rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian
atau keadaan tertentu.

Pasal 28
Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik,
dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (1) huruf c merupakan alat bukti sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 29
(1) Keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
ayat (1) huruf d merupakan keterangan yang
disampaikan dalam pemeriksaan berdasarkan
keahliannya.
(2) Sebelum menyampaikan keterangan, ahli harus diambil
sumpah atau janji terlebih dahulu.
(3) Keterangan ahli dalam pemeriksaan, dapat diberikan
dengan surat maupun lisan.

Pasal 30
(1) Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat
(1) huruf e merupakan perbuatan, kejadian, dan/atau
keadaan, yang karena persesuaiannya, baik antara
yang satu dengan yang lainnya, maupun dengan tindak
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa itu sendiri,
menandakan bahwa telah terjadi suatu Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa dan siapa pelakunya.
(2) Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya
dapat diperoleh dari:
a. surat atau tulisan;
b. keterangan Saksi;
c. informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik,
dan/atau hasil cetaknya; dan/atau
d. keterangan Terperiksa.
(3) Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu
petunjuk dalam setiap keadaan tertentu dilakukan oleh
pemeriksa.
(4) Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri
atas:
a. Kepala UPK;
b. Tim pemeriksa;
c. Komisi Disiplin Mahasiswa;
d. Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa; dan/atau

DISTRIBUSI II
- 19 -

e. Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa.

Pasal 31
(1) Pengakuan Terperiksa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (1) huruf f merupakan apa yang
Terperiksa sampaikan saat pemeriksaan mengenai
perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri
dan/atau alami sendiri.
(2) Sebelum menyampaikan keterangan, Terperiksa harus
diambil sumpah atau janji terlebih dahulu.

Pasal 32
Barang bukti merupakan:
a. benda atau tagihan Terlapor atau Terperiksa yang
seluruh atau sebagian diduga diperoleh dari tindakan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa atau sebagai hasil dari
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa;
b. benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk
melakukan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa atau untuk
mempersiapkannya;
c. benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi
pemeriksaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa;
d. benda yang khusus dibuat atau dipergunakan
melakukan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa; dan/atau
e. benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.

Paragraf 3
Sumpah/Janji

Pasal 33
(1) Sebelum dilakukan pemeriksaan, Terperiksa, Saksi,
dan ahli harus mengucapkan sumpah/janji di hadapan
pemeriksa sesuai agamanya.
(2) Bunyi sumpah/janji Terperiksa dan Saksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), adalah sebagai berikut:
“saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan
menerangkan dengan sebenarnya dan tidak lain
daripada yang sebenarnya”.
(3) Bunyi sumpah/janji ahli sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), adalah sebagai berikut:
“saya bersumpah/berjanji sebagai ahli akan
memberikan keterangan sesuai dengan keahlian saya
dengan sebenarnya dan tidak lain daripada yang
sebenarnya”.
(4) Pengucapan sumpah/janji sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai agama yang dianut dan
diawali dengan kata-kata sebagai berikut:
a. bagi penganut agama Islam, “demi Allah, saya
bersumpah”;
b. bagi penganut agama Kristen, “demi Tuhan Yang
Maha Esa, saya menyatakan dan berjanji dengan
bersungguh-sungguh” dan pada akhir sumpah/janji
ditambahkan kalimat “kiranya Tuhan menolong
saya”;

DISTRIBUSI II
- 20 -

c. bagi penganut agama Hindu, “Om Atah


Paramawisesa, saya bersumpah”;
d. bagi penganut agama Buddha, “demi Sang Hyang Adi
Budha saya bersumpah”; atau
e. bagi penganut agama Konghucu, “kehadirat Yang
ditempat Yang Maha Tinggi dengan bimbingan
rohani Nabi Kong Zi, dipermuliakanlah, saya
bersumpah”.

Paragraf 4
Tata Cara Pemeriksaan, Penjatuhan, dan Penyampaian
Keputusan Hukuman Disiplin Ringan

Pasal 34
(1) Kepala UPK menindaklanjuti:
a. Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (1) huruf a; dan/atau
b. temuan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (1) huruf b,
paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak Laporan diterima
dan/atau temuan pemeriksaan ditemukan oleh
pemeriksa.
(2) Tindak lanjut Laporan dan/atau temuan pemeriksaan
dilakukan melalui surat panggilan.
(3) Surat panggilan disampaikan kepada Terlapor yang
diduga melakukan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
yang diancam dengan Hukuman Disiplin ringan, untuk
dilakukan pemeriksaan sebagai Terperiksa.
(4) Dalam hal Kepala UPK berhalangan dan tidak ditunjuk
pelaksana harian atau pelaksana tugas, surat panggilan
ditandatangani oleh asisten di lingkungan UPK untuk
dan atas nama Kepala UPK.
(5) Surat panggilan dapat disampaikan melalui Media
Komunikasi Elektronik Terperiksa.
(6) Terperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
menghadiri pemeriksaan secara pribadi, tidak dapat
diwakili dan/atau didampingi.
(7) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
ayat (4) huruf a dilakukan secara tertutup melalui:
a. tatap muka langsung; dan/atau
b. daring,
yang hasilnya paling kurang dituangkan dalam berita
acara pemeriksaan.
(8) Pemeriksaan dilaksanakan oleh pemeriksa paling lama
15 (lima belas) hari kerja.
(9) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
bersifat rahasia dan disertai paling kurang 2 (dua) alat
bukti serta keyakinan pemeriksa, kecuali ditentukan
lain dalam Peraturan Direktur ini.
(10) Dalam hal berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan
oleh pemeriksa:
a. ditemukan dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
yang diancam dengan sanksi Hukuman Disiplin
ringan yang berdampak pada ancaman Hukuman
Disiplin sedang; atau

DISTRIBUSI II
- 21 -

b. ditemukan dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa


yang diancam dengan sanksi Hukuman Disiplin
sedang,
maka pemeriksa melaporkan hal tersebut kepada Ketua
Program Studi terkait.
(11) Dalam hal berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan
oleh pemeriksa:
a. ditemukan dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
yang diancam dengan sanksi Hukuman Disiplin
ringan yang berdampak pada ancaman Hukuman
Disiplin berat; atau
b. ditemukan dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
yang diancam dengan sanksi Hukuman Disiplin
berat,
maka pemeriksa melaporkan hal tersebut kepada Wakil
Direktur Bidang Kemahasiswaan.

Pasal 35
(1) Kepala UPK untuk dan atas nama Wakil Direktur
Bidang Kemahasiswaan menjatuhkan Hukuman
Disiplin ringan dalam hal dugaan Pelanggaran Disiplin
Mahasiswa yang diancam dengan Hukuman Disiplin
ringan terbukti berdasarkan hasil pemeriksaan yang
terdapat dalam berita acara pemeriksaan, kecuali
ditentukan lain dalam Peraturan Direktur ini.
(2) Dalam hal Terperiksa tidak hadir pada tanggal
pemeriksaan yang telah ditentukan, Kepala UPK untuk
dan atas nama Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan
langsung menjatuhkan Hukuman Disiplin ringan
berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada, tanpa
dilakukan pemeriksaan.
(3) Kepala UPK untuk dan atas nama Wakil Direktur
Bidang Kemahasiswaan menjatuhkan Hukuman
Disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan (2) dengan menggunakan Keputusan Wakil
Direktur Bidang Kemahasiswaan.
(4) Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
disampaikan melalui Media Komunikasi Elektronik
Terperiksa.

Pasal 36
Bentuk dan format penyusunan mengenai:
a. Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan;
b. surat panggilan; dan
c. berita acara pemeriksaan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dan Pasal 34
tercantum dalam Lampiran V huruf B yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dalam Peraturan Direktur ini.

DISTRIBUSI II
- 22 -

Paragraf 5
Tata Cara Pemeriksaan, Penjatuhan, dan Penyampaian
Keputusan Hukuman Disiplin Sedang

Pasal 37
(1) Ketua Program Studi terkait menindaklanjuti:
a. Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (1) huruf a; dan/atau
b. temuan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (1) huruf b,
paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak Laporan diterima
dan/atau temuan pemeriksaan ditemukan oleh
pemeriksa.
(2) Tindak lanjut Laporan dan/atau temuan pemeriksaan
dilakukan melalui penugasan tim pemeriksa untuk
melakukan pemanggilan dengan menggunakan surat
panggilan.
(3) Surat panggilan disampaikan kepada Terlapor yang
diduga melakukan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
yang diancam dengan Hukuman Disiplin sedang, untuk
dilakukan pemeriksaan sebagai Terperiksa.
(4) Dalam hal ketua tim pemeriksa berhalangan, surat
panggilan ditandatangani oleh salah satu anggota tim
pemeriksa untuk dan atas nama ketua tim pemeriksa.
(5) Surat panggilan dapat disampaikan melalui Media
Komunikasi Elektronik Terperiksa.
(6) Terperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib
menghadiri pemeriksaan secara pribadi, tidak dapat
diwakili dan/atau didampingi.
(7) Tim pemeriksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (4) huruf a melakukan pemeriksaan terhadap
Terperiksa secara tertutup melalui:
a. tatap muka langsung; dan/atau
b. daring,
yang hasilnya paling kurang dituangkan dalam berita
acara pemeriksaan.
(8) Pemeriksaan dilaksanakan oleh tim pemeriksa paling
lama 15 (lima belas) hari kerja.
(9) Dalam hal berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan
oleh tim pemeriksa, dugaan Pelanggaran Disiplin
Mahasiswa yang diancam dengan Hukuman Disiplin
sedang tidak terbukti, namun ditemukan sebagai
dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang diancam
dengan Hukuman Disiplin ringan, maka tim pemeriksa
melaporkan hal tersebut kepada Kepala UPK.
(10) Dalam hal berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan
oleh tim pemeriksa:
a. ditemukan dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
yang diancam dengan Hukuman Disiplin sedang yang
berdampak pada ancaman Hukuman Disiplin berat;
atau
b. ditemukan dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
yang diancam dengan Hukuman Disiplin berat,
maka tim pemeriksa melaporkan hal tersebut kepada
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan.

DISTRIBUSI II
- 23 -

Pasal 38
(1) Tim pemeriksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37
ayat (7) dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan
Direktur pada setiap awal tahun anggaran.
(2) Keputusan Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditandatangani oleh Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan untuk dan atas nama Direktur.
(3) Masa tugas tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terhitung sejak tanggal ditetapkannya
Keputusan Direktur mengenai pembentukan tim
pemeriksa sampai dengan 31 Desember tahun anggaran
berkenaan.
(4) Dalam hal tim pemeriksa melakukan proses
pemeriksaan dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
melewati masa tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), proses pemeriksaan dugaan Pelanggaran Disiplin
Mahasiswa dilanjutkan oleh tim pemeriksa yang
dibentuk pada tahun anggaran selanjutnya.
(5) Tim pemeriksa berwenang memeriksa perkara disiplin
Mahasiswa yang diancam dengan sanksi Hukuman
Disiplin:
a. ringan yang berdampak pada ancaman Hukuman
Disiplin sedang;
b. ringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(2); atau
c. sedang.
(6) Tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. Kepala UPK sebagai ketua merangkap anggota; dan
b. 2 (dua) orang Dosen Tetap dengan jenjang jabatan
akademik paling rendah Asisten Ahli sebagai
anggota.
(7) Anggota tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) tidak boleh merangkap menjadi:
a. Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa;
b. Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa;
dan/atau
c. Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
(8) Pengambilan keputusan oleh tim pemeriksa dalam
pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat.
(9) Dalam hal cara pengambilan keputusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (8) tidak terpenuhi, keputusan
diambil berdasarkan suara terbanyak.
(10) Dalam hal terdapat penggantian keanggotaan tim
pemeriksa dalam masa tugas, anggota tim pemeriksa
pengganti meneruskan masa tugas anggota tim
pemeriksa yang digantikan.

Pasal 39
(1) Hasil pemeriksaan tim pemeriksa bersifat rahasia dan
disertai paling kurang 2 (dua) alat bukti serta keyakinan
tim pemeriksa.
(2) Dalam hal dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
yang diancam dengan Hukuman Disiplin sedang

DISTRIBUSI II
- 24 -

terbukti, Ketua Program Studi terkait untuk dan atas


nama Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan
menjatuhkan Hukuman Disiplin sedang setelah terlebih
dahulu memperhatikan rekomendasi dalam hasil
pemeriksaan yang terdapat dalam berita acara
pemeriksaan.
(3) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disertai:
a. paling kurang 2 (dua) alat bukti; dan
b. keyakinan tim pemeriksa,
kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Direktur ini.
(4) Dalam hal Terperiksa tidak hadir pada tanggal
pemeriksaan yang telah ditentukan, Ketua Program
Studi terkait untuk dan atas nama Wakil Direktur
Bidang Kemahasiswaan langsung menjatuhkan
Hukuman Disiplin sedang berdasarkan alat bukti dan
keterangan yang ada, tanpa hasil pemeriksaan dari tim
pemeriksa.
(5) Ketua Program Studi terkait untuk dan atas nama Wakil
Direktur Bidang Kemahasiswaan menjatuhkan
Hukuman Disiplin sedang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan (4) dengan menggunakan Keputusan Wakil
Direktur Bidang Kemahasiswaan.
(6) Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat
disampaikan melalui Media Komunikasi Elektronik
Terperiksa.

Pasal 40
Bentuk dan format penyusunan mengenai:
a. Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan;
b. surat panggilan; dan
c. berita acara pemeriksaan.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dan Pasal 37
tercantum dalam Lampiran V huruf C yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dalam Peraturan Direktur ini.

Paragraf 6
Tata Cara Pemeriksaan, Penjatuhan, dan Penyampaian
Keputusan Hukuman Disiplin Berat

Pasal 41
(1) Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan
menindaklanjuti:
a. Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (1) huruf a; dan/atau
b. temuan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (1) huruf b,
paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak Laporan diterima
dan/atau temuan pemeriksaan ditemukan oleh
pemeriksa.
(2) Tindak lanjut Laporan dan/atau temuan pemeriksaan
dilakukan melalui penugasan Komisi Disiplin
Mahasiswa untuk memeriksa, mengadili, dan memutus
dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang diancam
dengan Hukuman Disiplin berat.

DISTRIBUSI II
- 25 -

(3) Komisi Disiplin Mahasiswa memeriksa, mengadili, dan


memutus dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang
diancam dengan Hukuman Disiplin berat paling lama
20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya penugasan.
(4) Komisi Disiplin Mahasiswa melakukan pemanggilan
secara tertulis dengan menggunakan surat panggilan
kepada Terlapor yang diduga melakukan Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa yang diancam dengan Hukuman
Disiplin berat, untuk dilakukan pemeriksaan sebagai
Terperiksa.
(5) Komisi Disiplin Mahasiswa melakukan pemanggilan
berdasarkan Laporan dari Pelapor paling lambat 5 (lima)
hari kerja sejak diterimanya penugasan dari Wakil
Direktur Bidang Kemahasiswaan.
(6) Dalam hal Terlapor belum menghadiri pemanggilan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Komisi Disiplin
Mahasiswa menyampaikan kembali surat panggilan
yang kedua untuk dilakukan pemeriksaan sebagai
Terperiksa.
(7) Surat panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dan ayat (6):
a. dapat disampaikan melalui Media Komunikasi
Elektronik Terperiksa; dan
b. dipastikan telah diterima oleh Terperiksa,
dengan tetap memperhatikan ketentuan batas waktu
penyelesaian kasus.
(8) Dalam hal setelah disampaikan surat panggilan yang
kedua, Terperiksa kembali tidak menghadiri
pemeriksaan pada tanggal yang ditentukan, Komisi
Disiplin Mahasiswa memeriksa, mengadili, dan
memutus dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
tanpa dihadiri Terperiksa.

Pasal 42
(1) Pemeriksaan Terperiksa dalam sidang Komisi Disiplin
Mahasiswa wajib dihadiri Terperiksa secara pribadi,
tidak dapat diwakili dan/atau didampingi.
(2) Komisi Disiplin Mahasiswa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) melakukan pemeriksaan terhadap
Terperiksa secara tertutup melalui:
a. tatap muka langsung; dan/atau
b. daring,
yang hasilnya paling kurang dituangkan dalam risalah
sidang.
(3) Dalam hal berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan
oleh Komisi Disiplin Mahasiswa, dugaan Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa yang diancam dengan Hukuman
Disiplin berat tidak terbukti, namun ditemukan sebagai
dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang diancam
dengan Hukuman Disiplin:
a. ringan, maka Komisi Disiplin Mahasiswa
melaporkan hal tersebut kepada Kepala UPK;
dan/atau
b. sedang, maka Komisi Disiplin Mahasiswa
melaporkan hal tersebut kepada Ketua Program
Studi terkait.

DISTRIBUSI II
- 26 -

(4) Dalam hal dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa


yang diancam dengan Hukuman Disiplin berat terbukti,
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan menjatuhkan
Hukuman Disiplin berat setelah terlebih dahulu
memperhatikan rekomendasi dalam putusan Komisi
Disiplin Mahasiswa dengan disertai paling kurang 2
(dua) alat bukti serta keyakinan Komisi Disiplin
Mahasiswa.

Pasal 43
(1) Komisi Disiplin Mahasiswa menentukan apa yang harus
dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian
pembuktian.
(2) Komisi Disiplin Mahasiswa dapat memerintahkan
Terperiksa untuk membuktikan bahwa Terperiksa tidak
melakukan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
(3) Dalam hal Terperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat membuktikan bahwa ia tidak melakukan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa, maka pembuktian
tersebut digunakan oleh Komisi Disiplin Mahasiswa
sebagai alat bukti bersama dengan alat bukti lainnya
yang sudah ada, untuk menyatakan bahwa dugaan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa tidak terbukti.
(4) Dalam hal Terperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak dapat membuktikan bahwa ia tidak melakukan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang dituduhkan
kepadanya, maka pembuktian tersebut digunakan
sebagai alat bukti oleh Komisi Disiplin Mahasiswa
untuk memperkuat alat bukti lainnya yang sudah ada,
bahwa Terperiksa telah melakukan Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa.

Pasal 44
(1) Terperiksa dapat melakukan pembelaan yang
disampaikan dalam sidang Komisi Disiplin Mahasiswa.
(2) Untuk mempersiapkan pembelaan, Terperiksa berhak
untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang
dimengerti olehnya tentang apa yang disangkakan
kepadanya pada waktu sidang Komisi Disiplin
Mahasiswa.

Pasal 45
(1) Pembelaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
dapat disampaikan secara tertulis dan ditandatangani
oleh Terperiksa.
(2) Dalam hal Terperiksa menyampaikan pembelaan secara
lisan, maka Pembelaan tersebut dimuat dan menjadi
satu kesatuan dengan risalah sidang

Pasal 46
(1) Bentuk dan format penyusunan mengenai:
a. surat panggilan; dan
b. risalah sidang,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dan Pasal 42
tercantum dalam Lampiran V huruf D yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dalam Peraturan Direktur ini.

DISTRIBUSI II
- 27 -

(2) Penyusunan surat panggilan dan risalah sidang


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh
Sekretariat.

BAB V
KOMISI DISIPLIN MAHASISWA

Bagian Kesatu
Pembentukan

Pasal 47
(1) Komisi Disiplin Mahasiswa dibentuk dan ditetapkan
dalam Keputusan Direktur pada setiap awal tahun
anggaran berkenaan.
(2) Masa tugas Komisi Disiplin Mahasiswa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terhitung sejak tanggal
ditetapkannya Keputusan Direktur mengenai
Pembentukan Komisi Disiplin Mahasiswa sampai
dengan 31 Desember Tahun Anggaran berkenaan.
(3) Dalam hal Komisi Disiplin Mahasiswa melakukan
proses memeriksa, mengadili, dan/atau memutus
dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa melewati masa
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), proses
memeriksa, mengadili, dan/atau memutus dugaan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa dilanjutkan oleh
Komisi Disiplin Mahasiswa yang dibentuk pada tahun
anggaran selanjutnya.
(4) Jumlah keanggotaan Komisi Disiplin Mahasiswa
ditetapkan sebanyak 5 (lima) orang yang terdiri atas:
a. 1 (satu) orang Dosen Tetap dengan jenjang jabatan
akademik paling rendah Asisten Ahli sebagai ketua
merangkap anggota;
b. 1 (satu) orang Dosen Tetap dengan jenjang jabatan
akademik paling rendah Asisten Ahli sebagai wakil
ketua merangkap anggota;
c. 1 (satu) orang Dosen Tetap dengan jenjang jabatan
akademik paling rendah Asisten Ahli sebagai
sekretaris merangkap anggota; dan
d. 2 (dua) orang Tenaga Kependidikan dengan paling
rendah Golongan III sebagai anggota.
(5) Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) paling kurang beranggotakan:
a. 1 (satu) orang yang memiliki latar belakang
pendidikan tinggi hukum; dan
b. 1 (satu) orang perempuan.
(6) Tenaga Kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf d merupakan pegawai negeri sipil dengan
jabatan administrasi di lingkungan PKN STAN.
(7) Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa tidak boleh
merangkap menjadi:
a. Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa;
dan/atau
b. Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
(8) Dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Disiplin
Mahasiswa dibantu oleh Sekretariat.

DISTRIBUSI II
- 28 -

(9) Dalam hal terdapat penggantian keanggotaan Komisi


Disiplin Mahasiswa dalam masa tugas, anggota Komisi
Disiplin Mahasiswa pengganti meneruskan masa tugas
anggota Komisi Disiplin Mahasiswa yang digantikan.

Bagian Kedua
Kewenangan

Pasal 48
(1) Komisi Disiplin Mahasiswa berwenang memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara disiplin Mahasiswa
yang diancam dengan sanksi Hukuman Disiplin:
a. ringan yang berdampak pada ancaman Hukuman
Disiplin berat;
b. sedang yang berdampak pada ancaman Hukuman
Disiplin berat;
c. sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(4); atau
d. berat.
(2) Dalam melaksanakan kewenangannya, Komisi Disiplin
Mahasiswa bersifat independen.

Bagian Ketiga
Tata Kerja

Pasal 49
(1) Komisi Disiplin Mahasiswa harus menghadirkan
Terperiksa dan/atau pihak terkait, kecuali ditentukan
lain dalam Peraturan Direktur ini.
(2) Sidang Komisi Disiplin Mahasiswa sah dan dapat
dilakukan dalam hal:
a. dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah
anggota Komisi Disiplin; dan
b. dipimpin oleh Ketua Komisi Disiplin atau yang
menggantikan.
(3) Dalam hal Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa
berhalangan, sidang Komisi Disiplin Mahasiswa
dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa.
(4) Dalam hal Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa dan Wakil
Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa berhalangan secara
bersamaan, sidang Komisi Disiplin Mahasiswa dipimpin
oleh Sekretaris Komisi Disiplin Mahasiswa.
(5) Dalam hal terdapat anggota Komisi Disiplin Mahasiswa
yang memiliki pendapat berbeda dan/atau alasan
berbeda, anggota Komisi Disiplin Mahasiswa yang
bersangkutan wajib menyampaikan hal tersebut secara
tertulis dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
putusan Komisi Disiplin Mahasiswa.
(6) Pengambilan keputusan dalam sidang Komisi Disiplin
Mahasiswa dilakukan dengan cara musyawarah untuk
mufakat.
(7) Dalam hal cara pengambilan keputusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) tidak terpenuhi, keputusan
diambil berdasarkan suara terbanyak.

DISTRIBUSI II
- 29 -

Pasal 50
(1) Sidang Komisi Disiplin Mahasiswa beserta materinya
bersifat tertutup dan rahasia.
(2) Sidang Komisi Disiplin Mahasiswa paling kurang
didokumentasikan dalam risalah sidang yang
ditandatangani oleh seluruh anggota Komisi Disiplin
Mahasiswa yang hadir.
(3) Salinan risalah sidang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada:
a. Direktur; dan
b. Kepala BAAK.

Bagian Keempat
Putusan

Pasal 51
(1) Putusan Komisi Disiplin Mahasiswa bersifat rahasia
dan ditetapkan berdasarkan paling kurang 2 (dua) alat
bukti serta keyakinan Komisi Disiplin Mahasiswa.
(2) Putusan Komisi Disiplin Mahasiswa:
a. diucapkan dalam sidang Komisi Disiplin Mahasiswa
yang tertutup untuk umum; dan
b. ditandatangani oleh seluruh anggota Komisi Disiplin
Mahasiswa yang hadir pada saat pemeriksaan.
(3) Sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dihadiri oleh seluruh anggota Komisi Disiplin
Mahasiswa yang hadir pada saat pemeriksaan.
(4) Putusan Komisi Disiplin Mahasiswa terdiri atas:
a. menjatuhkan sanksi:
1) Hukuman Disiplin berat; dan
2) Hukuman Disiplin tambahan; atau
b. membebaskan dari sanksi:
1) Hukuman Disiplin berat; dan
2) Hukuman Disiplin tambahan.

Pasal 52
(1) Putusan Komisi Disiplin Mahasiswa disampaikan
kepada Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan.
(2) Salinan putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada:
a. Direktur; dan
b. Kepala BAAK.
(3) Dalam hal dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
yang diancam dengan Hukuman Disiplin berat terbukti,
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan menjatuhkan
Hukuman Disiplin berat dan Hukuman Disiplin
tambahan setelah terlebih dahulu memperhatikan
rekomendasi dalam putusan Komisi Disiplin
Mahasiswa.
(4) Keputusan mengenai Hukuman Disiplin berat yang
disertai dengan Hukuman Disiplin tambahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan
Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan
paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya putusan
Komisi Disiplin Mahasiswa.

DISTRIBUSI II
- 30 -

(5) Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan


sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
disampaikan melalui Media Komunikasi Elektronik
Terperiksa.
(6) Dalam hal Terperiksa tidak mengajukan Keberatan,
Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bersifat final dan
mengikat.
(7) Salinan Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
disampaikan kepada:
a. Kepala BPPK;
b. Direktur;
c. para Wakil Direktur;
d. Ketua Program Studi terkait;
e. Kepala BAAK; dan
f. Kepala UPK.

Pasal 53
(1) Bentuk dan format penyusunan mengenai:
a. putusan Komisi Disiplin Mahasiswa; dan
b. Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 dan Pasal 52
tercantum dalam Lampiran V huruf E yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dalam Peraturan Direktur ini.
(2) Penyusunan putusan Komisi Disiplin Mahasiswa dan
Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh
Sekretariat.

BAB VI
UPAYA ADMINISTRATIF

Bagian Kesatu
Keberatan

Paragraf 1
Umum

Pasal 54
(1) Terperiksa yang berkeberatan atas keputusan
penjatuhan Hukuman Disiplin berat yang disertai
dengan Hukuman Disiplin tambahan hanya dapat
mengajukan Keberatan kepada Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan dan ditembuskan kepada:
a. Kepala BPPK; dan
b. Direktur.
(2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan secara tertulis, ditandatangani oleh
Terperiksa, dan dibubuhi materai yang cukup.
(3) Pengajuan Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja, sejak keputusan mengenai penjatuhan
Hukuman Disiplin Berat yang disertai dengan

DISTRIBUSI II
- 31 -

Hukuman Disiplin tambahan disampaikan melalui


Media Komunikasi Elektronik Terperiksa.
(4) Pengajuan Keberatan disertai dengan alasan dan paling
kurang 2 (dua) alat bukti yang memadai.
(5) Alat bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
merupakan alat bukti baru yang apabila diketahui pada
saat pemeriksaan di Komisi Disiplin Mahasiswa, akan
memiliki potensi untuk mengubah putusan Komisi
Disiplin Mahasiswa.
(6) Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan memberikan
jawaban tertulis atas pengajuan Keberatan paling lama
12 (dua belas) hari kerja sejak pengajuan tersebut
diterima.
(7) Dalam hal Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan tidak
memberikan jawaban tertulis atas pengajuan Keberatan
dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(6), Keberatan dianggap dikabulkan.
(8) Keberatan yang dianggap dikabulkan, sebagaimana
dimaksud pada ayat (7), ditindaklanjuti sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan oleh
Terperiksa ke Pengadilan Tata Usaha Negara terkait.

Pasal 55
(1) Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan menugasi
Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa untuk
memeriksa, mengadili, dan memutus pengajuan
Keberatan.
(2) Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa memeriksa,
mengadili, dan memutus pengajuan Keberatan paling
lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya
penugasan.

Paragraf 2
Pembentukan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa

Pasal 56
(1) Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa dibentuk dan
ditetapkan dalam Keputusan Direktur pada setiap awal
tahun anggaran berkenaan.
(2) Masa tugas Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung sejak
tanggal ditetapkannya Keputusan Direktur mengenai
Pembentukan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
sampai dengan 31 Desember Tahun Anggaran
berkenaan.
(3) Dalam hal Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
melakukan proses memeriksa, mengadili, dan/atau
memutus pengajuan Keberatan melewati masa tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), proses
memeriksa, mengadili, dan/atau memutus pengajuan
Keberatan dilanjutkan oleh Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa yang dibentuk pada tahun anggaran
selanjutnya.
(4) Jumlah keanggotaan Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa ditetapkan sebanyak 5 (lima) orang yang
terdiri atas:

DISTRIBUSI II
- 32 -

a. 1 (satu) orang Dosen Tetap dengan jenjang jabatan


akademik paling rendah Lektor sebagai ketua
merangkap anggota;
b. 1 (satu) orang Dosen Tetap dengan jenjang jabatan
akademik paling rendah Lektor sebagai wakil ketua
merangkap anggota;
c. 1 (satu) orang Dosen Tetap dengan jenjang jabatan
akademik paling rendah Asisten Ahli sebagai
sekretaris merangkap anggota; dan
d. 2 (dua) orang Tenaga Kependidikan dengan paling
rendah Golongan III sebagai anggota.
(5) Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling kurang
beranggotakan:
a. 1 (satu) orang yang memiliki latar belakang
pendidikan tinggi hukum; dan
b. 1 (satu) orang perempuan.
(6) Tenaga Kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf d merupakan pegawai negeri sipil dengan
jabatan administrasi di lingkungan PKN STAN.
(7) Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa tidak
boleh merangkap menjadi:
a. Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa; dan/atau
b. Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
(8) Dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Keberatan
Disiplin Mahasiswa dibantu oleh Sekretariat.
(9) Dalam hal terdapat penggantian keanggotaan Komisi
Keberatan Disiplin Mahasiswa dalam masa tugas,
anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
pengganti meneruskan masa tugas anggota Komisi
Keberatan Disiplin Mahasiswa yang digantikan.

Paragraf 3
Kewenangan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa

Pasal 57
(1) Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa berwenang
memeriksa, mengadili, dan memutus pengajuan
Keberatan atas keputusan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 52 ayat (4).
(2) Dalam melaksanakan kewenangannya, Komisi
Keberatan Disiplin Mahasiswa bersifat independen.

Paragraf 4
Tata Kerja Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa

Pasal 58
(1) Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa dapat
menghadirkan Terperiksa dan/atau pihak terkait
dengan menggunakan surat panggilan yang
ditandatangani oleh Ketua Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa.
(2) Dalam hal Komisi Keberatan Mahasiswa menghadirkan
Terperiksa dan/atau pihak terkait sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Terperiksa dan/atau pihak

DISTRIBUSI II
- 33 -

terkait wajib menghadiri sidang Komisi Keberatan


Disiplin Mahasiswa secara pribadi, tidak dapat diwakili
dan/atau didampingi.

Pasal 59
(1) Sidang Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa dilakukan
melalui:
a. tatap muka langsung; dan/atau
b. daring.
(2) Sidang Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa sah dan
dapat dilakukan dalam hal:
a. dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah
anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa; dan
b. dipimpin oleh Ketua Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa atau yang menggantikan.
(3) Dalam hal Ketua Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
berhalangan, sidang Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi Keberatan
Disiplin Mahasiswa.
(4) Dalam hal Ketua Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan Wakil Ketua Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
berhalangan secara bersamaan, sidang Komisi
Keberatan Disiplin Keberatan Mahasiswa dipimpin oleh
Sekretaris Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
(5) Dalam hal terdapat anggota Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa yang memiliki pendapat berbeda dan/atau
alasan berbeda, anggota Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa yang bersangkutan wajib menyampaikan
hal tersebut secara tertulis dan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari putusan Komisi Keberatan
Disiplin Mahasiswa.
(6) Pengambilan keputusan dalam sidang Komisi
Keberatan Disiplin Mahasiswa dilakukan dengan cara
musyawarah untuk mufakat.
(7) Dalam hal cara pengambilan keputusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) tidak terpenuhi, keputusan
diambil berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 60
(1) Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa menentukan apa
yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta
penilaian pembuktian.
(2) Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa dapat
memerintahkan Terperiksa untuk membuktikan bahwa
Terperiksa tidak melakukan Pelanggaran Disiplin
Mahasiswa.
(3) Dalam hal Terperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat membuktikan bahwa ia tidak melakukan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa, maka pembuktian
tersebut digunakan oleh Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa sebagai alat bukti bersama dengan alat
bukti lainnya yang sudah ada, untuk menyatakan
bahwa dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa tidak
terbukti.
(4) Dalam hal Terperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak dapat membuktikan bahwa ia tidak melakukan

DISTRIBUSI II
- 34 -

Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang dituduhkan


kepadanya, maka pembuktian tersebut digunakan
sebagai alat bukti oleh Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa untuk memperkuat alat bukti lainnya yang
sudah ada, bahwa Terperiksa telah melakukan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
(5) Sidang Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa beserta
materinya bersifat tertutup dan rahasia.
(6) Sidang Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa paling
kurang didokumentasikan dalam risalah sidang yang
ditandatangani oleh seluruh anggota Komisi Keberatan
Disiplin Mahasiswa yang hadir.
(7) Salinan risalah sidang sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) disampaikan kepada:
a. Direktur; dan
b. Kepala BAAK.

Paragraf 5
Putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa

Pasal 61
(1) Putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa bersifat
rahasia dan ditetapkan berdasarkan paling kurang 2
(dua) alat bukti serta keyakinan Komisi Keberatan
Disiplin Mahasiswa.
(2) Putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa:
a. diucapkan dalam sidang Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa yang tertutup untuk umum; dan
b. ditandatangani oleh seluruh anggota Komisi
Keberatan Disiplin Mahasiswa yang hadir.
(3) Sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dihadiri oleh seluruh anggota Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa.
(4) Putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa terdiri
atas:
a. menguatkan Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 52 ayat (4);
b. meringankan sanksi:
1) Hukuman Disiplin berat; dan/atau
2) Hukuman Disiplin tambahan yang menyertai
Hukuman Disiplin berat;
c. memberatkan sanksi:
1) Hukuman Disiplin berat; dan/atau
2) Hukuman Disiplin tambahan yang menyertai
Hukuman Disiplin berat; atau
d. membebaskan dari sanksi Hukuman Disiplin berat
dan Hukuman Disiplin tambahan yang menyertai
Hukuman Disiplin berat.

Pasal 62
(1) Putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
disampaikan kepada Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan.
(2) Salinan putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada:

DISTRIBUSI II
- 35 -

a. Direktur; dan
b. Kepala BAAK.
(3) Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan memberikan
jawaban tertulis atas pengajuan Keberatan setelah
terlebih dahulu memperhatikan rekomendasi dalam
putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
(4) Jawaban tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan dengan Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan.
(5) Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
disampaikan melalui Media Komunikasi Elektronik
Terperiksa.
(6) Dalam hal Terperiksa tidak mengajukan Banding
Administratif, Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
bersifat final dan mengikat.
(7) Salinan Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
disampaikan kepada:
a. Kepala BPPK;
b. Direktur;
c. Para Wakil Direktur;
d. Ketua Program Studi terkait;
e. Kepala BAAK; dan
f. Kepala UPK.

Pasal 63
(1) Bentuk dan format penyusunan mengenai:
a. surat panggilan;
b. risalah sidang;
c. putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa;
dan
d. Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, Pasal 60, Pasal
61, dan Pasal 62 tercantum dalam Lampiran V huruf F
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
Peraturan Direktur ini.
(2) Penyusunan surat panggilan, risalah sidang, putusan
Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa, dan Keputusan
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh Sekretariat.

Bagian Kedua
Banding Administratif

Paragraf 1
Umum

Pasal 64
(1) Terperiksa yang berkeberatan atas keputusan
penjatuhan Hukuman Disiplin berat yang disertai
dengan Hukuman Disiplin tambahan hanya dapat
mengajukan Banding Administratif kepada Direktur

DISTRIBUSI II
- 36 -

setelah terlebih dahulu memperoleh keputusan


mengenai hasil pengajuan Keberatan.
(2) Pengajuan Banding Administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditembuskan kepada Kepala
BPPK.
(3) Banding Administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diajukan secara tertulis, ditandatangani oleh
Terperiksa, dan dibubuhi materai yang cukup.
(4) Pengajuan Banding Administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) hari kerja, sejak keputusan Wakil
Direktur Bidang Kemahasiswaan mengenai hasil
Keberatan penjatuhan Hukuman Disiplin Berat yang
disertai dengan Hukuman Disiplin tambahan
disampaikan melalui Media Komunikasi Elektronik
Terperiksa.
(5) Pengajuan Banding Administratif disertai dengan
alasan dan paling kurang 2 (dua) alat bukti yang
memadai.
(6) Alat bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
merupakan alat bukti baru yang apabila diketahui pada
saat pemeriksaan di:
a. Komisi Disiplin Mahasiswa akan memiliki potensi
untuk mengubah putusan Komisi Disiplin
Mahasiswa; dan/atau
b. Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa akan memiliki
potensi untuk mengubah putusan Komisi Keberatan
Disiplin Mahasiswa.
(7) Direktur memberikan jawaban tertulis atas pengajuan
Banding Administratif paling lama 12 (dua belas) hari
kerja sejak pengajuan tersebut diterima.
(8) Dalam hal Direktur tidak memberikan jawaban tertulis
atas pengajuan Banding Administratif dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (7), Banding
Administratif dianggap dikabulkan.
(9) Banding Administratif yang dianggap dikabulkan,
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), ditindaklanjuti
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan oleh
Terperiksa ke Pengadilan Tata Usaha Negara terkait.

Pasal 65
(1) Direktur menugasi Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus pengajuan Banding Administratif.
(2) Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa
memeriksa, mengadili, dan memutus pengajuan
Banding Administratif paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja sejak diterimanya penugasan.

DISTRIBUSI II
- 37 -

Paragraf 2
Pembentukan Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa

Pasal 66
(1) Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa
dibentuk dan ditetapkan dalam Keputusan Direktur
pada setiap awal tahun anggaran berkenaan.
(2) Masa tugas Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terhitung sejak tanggal ditetapkannya Keputusan
Direktur mengenai Pembentukan Komisi Banding
Administratif Disiplin Mahasiswa sampai dengan 31
Desember Tahun Anggaran berkenaan.
(3) Dalam hal Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa melakukan proses memeriksa, mengadili,
dan/atau memutus pengajuan Banding Administratif
melewati masa tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), proses memeriksa, mengadili, dan/atau memutus
pengajuan Banding Administratif dilanjutkan oleh
Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa yang
dibentuk pada tahun anggaran selanjutnya.
(4) Jumlah keanggotaan Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa ditetapkan sebanyak 5 (lima) orang
yang terdiri atas:
a. 1 (satu) orang Dosen Tetap dengan jenjang jabatan
akademik paling rendah Lektor Kepala sebagai ketua
merangkap anggota;
b. 1 (satu) orang Dosen Tetap dengan jenjang jabatan
akademik paling rendah Lektor sebagai wakil ketua
merangkap anggota;
c. 1 (satu) orang Dosen Tetap dengan jenjang jabatan
akademik paling rendah Lektor sebagai sekretaris
merangkap anggota; dan
d. 2 (dua) orang Tenaga Kependidikan dengan paling
rendah Golongan III sebagai anggota.
(5) Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling
kurang beranggotakan:
a. 1 (satu) orang yang memiliki latar belakang
pendidikan tinggi hukum; dan
b. 1 (satu) orang perempuan.
(6) Tenaga Kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf d merupakan pegawai negeri sipil dengan
jabatan administrasi di lingkungan PKN STAN.
(7) Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa tidak boleh merangkap menjadi:
a. Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa; dan/atau
b. Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
(8) Dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Banding
Administratif Disiplin Mahasiswa dibantu oleh
Sekretariat.
(9) Dalam hal terdapat penggantian keanggotaan Komisi
Banding Administratif Disiplin Mahasiswa dalam masa
tugas, anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa pengganti meneruskan masa tugas anggota

DISTRIBUSI II
- 38 -

Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa yang


digantikan.

Paragraf 3
Kewenangan Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa

Pasal 67
(1) Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa
berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus
pengajuan Banding Administratif atas Keputusan Wakil
Direktur Bidang Kemahasiswaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 62 ayat (4).
(2) Dalam melaksanakan kewenangannya, Komisi Banding
Administratif Disiplin Mahasiswa bersifat independen.

Paragraf 4
Tata Kerja Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa

Pasal 68
(1) Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa dapat
menghadirkan Terperiksa dan/atau pihak terkait
dengan menggunakan surat panggilan yang
ditandatangani oleh Ketua Komisi Banding
Administratif Disiplin Mahasiswa.
(2) Dalam hal Komisi Banding Administratif Mahasiswa,
menghadirkan Terperiksa dan/atau pihak terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Terperiksa
dan/atau pihak terkait wajib menghadiri sidang Komisi
Banding Administratif Disiplin Mahasiswa secara
pribadi, tidak dapat diwakili dan/atau didampingi.

Pasal 69
(1) Sidang Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dilakukan melalui:
a. tatap muka langsung; dan/atau
b. daring.
(2) Sidang Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa sah dan dapat dilakukan dalam hal:
a. dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah
anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa; dan
b. dipimpin oleh Ketua Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa atau yang menggantikan.
(3) Dalam hal Ketua Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa berhalangan, sidang Komisi Banding
Administratif Disiplin Mahasiswa dipimpin oleh Wakil
Ketua Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
(4) Dalam hal Ketua Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan Wakil Ketua Komisi Banding
Administratif Disiplin Mahasiswa berhalangan secara
bersamaan, sidang Komisi Banding Administratif
Disiplin Keberatan Mahasiswa dipimpin oleh Sekretaris
Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa.

DISTRIBUSI II
- 39 -

(5) Dalam hal terdapat anggota Komisi Banding


Administratif Disiplin Mahasiswa yang memiliki
pendapat berbeda dan/atau alasan berbeda, anggota
Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa yang
bersangkutan wajib menyampaikan hal tersebut secara
tertulis dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
putusan Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
(6) Pengambilan keputusan dalam sidang Komisi Banding
Administratif Disiplin Mahasiswa dilakukan dengan
cara musyawarah untuk mufakat.
(7) Dalam hal cara pengambilan keputusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) tidak terpenuhi, keputusan
diambil berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 70
(1) Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa
menentukan apa yang harus dibuktikan, beban
pembuktian beserta penilaian pembuktian.
(2) Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa dapat
memerintahkan Terperiksa untuk membuktikan bahwa
Terperiksa tidak melakukan Pelanggaran Disiplin
Mahasiswa.
(3) Dalam hal Terperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat membuktikan bahwa ia tidak melakukan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa, maka pembuktian
tersebut digunakan oleh Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa sebagai alat bukti bersama dengan
alat bukti lainnya yang sudah ada, untuk menyatakan
bahwa dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa tidak
terbukti.
(4) Dalam hal Terperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak dapat membuktikan bahwa ia tidak melakukan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang dituduhkan
kepadanya, maka pembuktian tersebut digunakan
sebagai alat bukti oleh Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa untuk memperkuat alat bukti
lainnya yang sudah ada, bahwa Terperiksa telah
melakukan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
(5) Sidang Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa beserta materinya bersifat tertutup dan
rahasia.
(6) Sidang Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa paling kurang didokumentasikan dalam
risalah sidang yang ditandatangani oleh seluruh
anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa yang hadir.
(7) Salinan risalah sidang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada:
a. Direktur; dan
b. Kepala BAAK.

DISTRIBUSI II
- 40 -

Paragraf 5
Putusan Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa

Pasal 71
(1) Putusan Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa bersifat rahasia dan ditetapkan berdasarkan
paling kurang 2 (dua) alat bukti serta keyakinan Komisi
Banding Administratif Disiplin Mahasiswa.
(2) Putusan Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa:
a. diucapkan dalam sidang Komisi Banding
Administratif Disiplin Mahasiswa yang tertutup
untuk umum; dan
b. ditandatangani oleh seluruh anggota Komisi
Banding Administratif Disiplin Mahasiswa yang
hadir.
(3) Sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dihadiri oleh seluruh anggota Komisi Banding
Administratif Disiplin Mahasiswa.
(4) Putusan Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa terdiri atas:
a. menguatkan Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 52 ayat (4);
b. menguatkan Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 62 ayat (4);
c. meringankan sanksi:
1) Hukuman Disiplin berat; dan/atau
2) Hukuman Disiplin tambahan yang menyertai
Hukuman Disiplin berat;
d. memberatkan sanksi:
1) Hukuman Disiplin berat; dan/atau
2) Hukuman Disiplin tambahan yang menyertai
Hukuman Disiplin berat; atau
e. membebaskan dari sanksi Hukuman Disiplin berat
dan Hukuman Disiplin tambahan yang menyertai
Hukuman Disiplin berat.

Pasal 72
(1) Putusan Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa disampaikan kepada Direktur.
(2) Salinan putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada:
a. Kepala BPPK; dan
b. Kepala BAAK.
(3) Direktur memberikan jawaban tertulis atas pengajuan
Banding Administratif setelah terlebih dahulu
memperhatikan rekomendasi dalam putusan Komisi
Banding Administratif Disiplin Mahasiswa.
(4) Jawaban tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

DISTRIBUSI II
- 41 -

Pasal 73
(1) Keputusan Direktur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 72 ayat (4):
a. dapat disampaikan melalui Media Komunikasi
Elektronik Terperiksa; dan
b. bersifat final dan mengikat.
(2) Salinan Keputusan Direktur sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan kepada:
a. Kepala BPPK;
b. Direktur;
c. Para Wakil Direktur;
d. Ketua Program Studi terkait;
e. Kepala BAAK; dan
f. Kepala UPK.

Pasal 74
(1) Bentuk dan format mengenai:
a. surat panggilan;
b. risalah sidang;
c. putusan Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa; dan
d. Keputusan Direktur,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68, Pasal 70, Pasal
71, dan Pasal 72 tercantum dalam Lampiran V huruf G
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
Peraturan Direktur ini.
(2) Penyusunan surat panggilan, risalah sidang, putusan
Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa, dan
Keputusan Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dibantu oleh Sekretariat.

BAB VII
UPAYA HUKUM DAN REHABILITASI

Bagian Kesatu
Upaya Hukum

Pasal 75
Terperiksa yang berkeberatan atas Keputusan Direktur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (4) hanya dapat
mengajukan gugatan kepada Pengadilan Tata Usaha Negara
terkait.

Bagian Kedua
Rehabilitasi

Pasal 76
(1) Terperiksa yang diputus tidak terbukti melakukan
pelanggaran disiplin:
a. ringan dalam hasil pemeriksaan yang dilakukan
oleh pemeriksa;
b. sedang dalam hasil pemeriksaan yang dilakukan
oleh tim pemeriksa; atau
c. berat dalam putusan:
1) Komisi Disiplin Mahasiswa;
2) Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa; atau

DISTRIBUSI II
- 42 -

3) Komisi Banding Administratif Disiplin


Mahasiswa,
berhak memperoleh Rehabilitasi yang ditetapkan
dengan keputusan pejabat yang berwenang.
(2) Keputusan pejabat yang berwenang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling lama 3 (tiga)
hari kerja, setelah terlebih dahulu memperhatikan
rekomendasi:
a. pemeriksa;
b. Tim pemeriksa;
c. Komisi Disiplin Mahasiswa;
d. Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa; atau
e. Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa.
(3) Pejabat yang berwenang sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan untuk
Rehabilitasi atas tidak terbuktinya dugaan
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang diancam
dengan Hukuman Disiplin ringan dan/atau sedang;
dan
b. Direktur untuk Rehabilitasi atas tidak terbuktinya
dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang
diancam dengan Hukuman Disiplin berat.
(4) Penyusunan keputusan pejabat yang berwenang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh
Sekretariat.
(5) Bentuk dan format keputusan pejabat yang berwenang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran V huruf H yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dalam Peraturan Direktur ini.

BAB VIII
PARTISIPASI DALAM PENEGAKAN DISIPLIN MAHASISWA

Pasal 77
(1) Setiap Mahasiswa, Dosen, dan Tenaga Kependidikan
ikut berpartisipasi memantau dan mendukung proses
penegakan ketentuan mengenai disiplin Mahasiswa
yang berlaku di lingkungan PKN STAN.
(2) Penugasan Dosen dan Tenaga Kependidikan sebagai:
a. Tim Pemeriksa;
b. Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa;
c. Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa;
d. Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa;
e. Anggota Sekretariat,
merupakan kinerja atau tugas tambahan.
(3) Setiap Mahasiswa wajib menghayati dan mengamalkan
Tri Karsa Utama.
(4) Tri Karsa Utama diucapkan oleh Mahasiswa dalam:
a. kegiatan akademik; dan
b. kegiatan pembangunan karakter,
yang ditentukan oleh Direktur.
(5) Tri Karsa Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dalam Peraturan Direktur ini.

DISTRIBUSI II
- 43 -

Pasal 78
(1) Setiap Dosen Tetap dan Tenaga Kependidikan yang
mengetahui adanya dugaan pelanggaran terhadap
ketentuan mengenai disiplin Mahasiswa yang berlaku di
lingkungan PKN STAN wajib melaporkan sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Direktur ini.
(2) Setiap Mahasiswa yang mengetahui adanya dugaan
pelanggaran terhadap ketentuan mengenai disiplin
Mahasiswa yang berlaku di lingkungan PKN STAN wajib
melaporkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Direktur ini.
(3) Setiap orang selain Dosen Tetap, Tenaga Kependidikan,
dan Mahasiswa yang mengetahui adanya dugaan
pelanggaran terhadap ketentuan mengenai disiplin
Mahasiswa yang berlaku di lingkungan PKN STAN
harus melaporkan sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Direktur ini.
(4) Dalam hal Dosen Tetap dan Tenaga Kependidikan tidak
melaporkan dugaan pelanggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), yang bersangkutan akan
diproses dengan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin aparatur sipil negara dan/atau
administrasi pemerintahan.
(5) Dalam hal Mahasiswa tidak melaporkan dugaan
pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang
bersangkutan akan diproses dengan ketentuan
mengenai disiplin Mahasiswa yang berlaku di
lingkungan PKN STAN.

Pasal 79
(1) Kepala UPK, Ketua Program Studi terkait, dan Wakil
Direktur Bidang Kemahasiswaan wajib menindaklanjuti
Laporan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Direktur ini.
(2) Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan wajib
menindaklanjuti pengajuan Keberatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 54 ayat (6).
(3) Direktur wajib menindaklanjuti pengajuan Banding
Administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64
ayat (7).
(4) Dalam hal Kepala UPK, Ketua Program Studi terkait,
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan, dan Direktur
tidak menindaklanjuti ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3), yang
bersangkutan akan diproses dengan peraturan
perundang-undangan mengenai disiplin aparatur sipil
negara dan/atau administrasi pemerintahan.

Pasal 80
(1) Setiap Dosen Tetap dan Tenaga Kependidikan, wajib
menghadiri panggilan pemeriksaan yang dilakukan oleh
pejabat yang berwenang dalam Peraturan Direktur ini.
(2) Setiap Mahasiswa wajib menghadiri panggilan
pemeriksaan yang dilakukan oleh pejabat yang
berwenang dalam Peraturan Direktur ini.

DISTRIBUSI II
- 44 -

(3) Setiap orang selain Dosen Tetap, Tenaga Kependidikan,


dan Mahasiswa harus menghadiri panggilan
pemeriksaan yang dilakukan oleh pejabat yang
berwenang dalam Peraturan Direktur ini.
(4) Dalam hal Dosen Tetap dan Tenaga Kependidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menghadiri
panggilan pemeriksaan tanpa alasan yang sah, yang
bersangkutan akan diproses dengan peraturan
perundang-undangan mengenai disiplin aparatur sipil
negara dan/atau administrasi pemerintahan.
(5) Dalam hal Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) tidak menghadiri panggilan pemeriksaan tanpa
alasan yang sah, yang bersangkutan akan diproses
dengan ketentuan mengenai disiplin Mahasiswa yang
berlaku di lingkungan PKN STAN.

Pasal 81
(1) Setiap Dosen Tetap dan Tenaga Kependidikan yang
dengan sengaja mencegah, merintangi, dan/atau
menggagalkan secara langsung atau tidak langsung
proses penegakan disiplin Mahasiswa, yang
bersangkutan akan diproses dengan peraturan
perundang-undangan mengenai disiplin aparatur sipil
negara dan/atau administrasi pemerintahan.
(2) Setiap Mahasiswa yang dengan sengaja mencegah,
merintangi, dan/atau menggagalkan secara langsung
atau tidak langsung proses penegakan disiplin
Mahasiswa, yang bersangkutan akan diproses dengan
ketentuan mengenai disiplin Mahasiswa yang berlaku di
lingkungan PKN STAN.

BAB IX
SEKRETARIAT

Pasal 82
(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Disiplin
Mahasiswa, Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa, dan
Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa
dibantu oleh Sekretariat.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
(3) Masa tugas Sekretariat sama dengan masa tugas Komisi
Disiplin Mahasiswa, Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa, dan Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
(4) Dalam hal Sekretariat melewati masa tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tugas Sekretariat
dilanjutkan oleh Sekretariat yang dibentuk pada tahun
anggaran selanjutnya.
(5) Keanggotaan Sekretariat berasal dari:
a. 1 (satu) orang Tenaga Kependidikan pada setiap
Program Studi;
b. 1 (satu) orang Tenaga Kependidikan pada Subbagian
Administrasi Kemahasiswaan dan Kealumnian;

DISTRIBUSI II
- 45 -

c. 1 (satu) orang Tenaga Kependidikan pada Subbagian


Tata Usaha, Organisasi, Sumber Daya Manusia, dan
Kepatuhan Internal; dan/atau
d. 1 (satu) orang Tenaga Kependidikan pada UPK.
(6) Tenaga Kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) merupakan pegawai negeri sipil dengan jabatan
administrasi di lingkungan PKN STAN.
(7) Anggota Sekretariat tidak boleh merangkap menjadi:
a. Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa;
b. Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa;
dan/atau
c. Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
(8) Dalam hal terdapat penggantian keanggotaan
Sekretariat dalam masa tugas, anggota Sekretariat
pengganti meneruskan masa tugas anggota Sekretariat
yang digantikan.

BAB X
KEDALUWARSA

Pasal 83
(1) Kedaluwarsa merupakan hapusnya kewenangan untuk
memproses Pelanggaran Disiplin Mahasiswa, kecuali
ditentukan lain dalam Peraturan Direktur ini.
(2) Jangka waktu kedaluwarsa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. 2 (dua) tahun sesudah Pelanggaran Disiplin
Mahasiswa dilakukan, bagi semua Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa yang diancam dengan sanksi
Hukuman Disiplin ringan dan menimbulkan
dampak negatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10;
b. 3 (tiga) tahun sesudah Pelanggaran Disiplin
Mahasiswa dilakukan, bagi semua Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa yang diancam dengan sanksi
Hukuman Disiplin sedang dan menimbulkan
dampak negatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10; dan
c. 3 (tiga) tahun sesudah Pelanggaran Disiplin
Mahasiswa dilakukan, bagi semua Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa yang diancam dengan sanksi
Hukuman Disiplin berat dan menimbulkan dampak
negatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.
(3) Dalam hal Terlapor sudah tidak menjadi Mahasiswa,
kewenangan untuk memproses Pelanggaran Disiplin
Mahasiswa menjadi terhapus.

Pasal 84
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa yang berupa pelanggaran
terhadap kewajiban:
a. tidak melakukan pemalsuan terhadap dokumen yang
terkait dengan pemenuhan syarat pendaftaran masuk
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara/PKN STAN;
b. tidak melakukan kecurangan akademik;

DISTRIBUSI II
- 46 -

c. tidak melakukan plagiarisme sesuai dengan ketentuan


di PKN STAN; dan/atau
d. tidak dipidana dengan pidana penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan
hukuman pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
dan pidana yang dilakukan dengan berencana,
tidak memiliki kedaluwarsa selama Terlapor masih menjadi
Mahasiswa.

BAB XI
INTEGRASI DAN OTOMASI

Pasal 85
(1) Seluruh penerbitan naskah dinas penegakan disiplin
Mahasiswa dalam Peraturan Direktur ini dilaksanakan
secara terintegrasi dan terotomasi melalui aplikasi
naskah dinas elektronik Kementerian Keuangan.
(2) Integrasi dan otomasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus telah dilaksanakan paling lama 1 (satu) tahun
sejak Peraturan Direktur ini berlaku.
(3) Integrasi dan otomasi melalui aplikasi naskah dinas
elektronik Kementerian Keuangan sesuai ketentuan
dalam Peraturan Direktur ini dilaksanakan oleh Bagian
Keuangan dan Umum.
(4) Dalam rangka mendukung integrasi dan otomasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian Keuangan
dan Umum dapat berkoordinasi dengan Sekretariat
Badan, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Pusat
Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan, dan pihak
terkait lainnya.

BAB XII
PENATAUSAHAAN DAN PEMANFAATAN

Pasal 86
(1) Semua berkas terkait Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
ditatausahakan oleh Subbagian Administrasi
Kemahasiswaan dan Kealumnian.
(2) Kepala UPK melakukan serah terima semua berkas
terkait Pelanggaran Disiplin Mahasiswa paling lama 5
(lima) hari kerja sejak berakhirnya tahun anggaran
berkenaan kepada Subbagian Administrasi
Kemahasiswaan dan Kealumnian.
(3) Tim pemeriksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38
dan Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82,
melakukan serah terima semua berkas terkait
Pelanggaran Disiplin Mahasiswa paling lama 5 (lima)
hari kerja sejak berakhirnya masa tugas kepada
Subbagian Administrasi Kemahasiswaan dan
Kealumnian.

Pasal 87
(1) Keputusan mengenai penjatuhan Hukuman Disiplin
Mahasiswa digunakan sebagai salah satu bahan:
a. penilaian dan pembinaan Mahasiswa;

DISTRIBUSI II
- 47 -

b. penempatan sebagai calon pegawai negeri sipil


dan/atau pegawai negeri sipil; dan/atau
c. penegakan disiplin dan/atau kode etik pegawai
negeri sipil.
(2) Bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan oleh Subbagian Administrasi
Kemahasiswaan dan Kealumnian kepada pihak terkait.
(3) Pihak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
paling kurang terdiri atas:
a. Program Studi terkait dan UPK, dalam hal mengenai
penilaian dan pembinaan Mahasiswa; dan
b. Biro Sumber Daya Manusia, Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan dan unit kerja jabatan
pimpinan tinggi pratama yang memiliki tugas terkait
pengelolaan sumber daya manusia dan/atau
kepatuhan internal, dalam hal mengenai:
1) penempatan sebagai calon pegawai negeri sipil
dan/atau pegawai negeri sipil; dan/atau
2) penegakan disiplin dan/atau kode etik pegawai
negeri sipil.
(4) Penyampaian bahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) ditembuskan kepada Sekretariat Badan, BPPK,
Kementerian Keuangan.

BAB XIII
PERLINDUNGAN DAN BANTUAN HUKUM

Pasal 88
(1) Kecuali terdapat unsur penyalahgunaan wewenang,
Direktur, Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan, Ketua
Program Studi, Kepala UPK, asisten di lingkungan UPK,
Tim pemeriksa, Komisi Disiplin Mahasiswa, Komisi
Keberatan Disiplin Mahasiswa, Komisi Banding
Administratif Disiplin Mahasiswa, Dosen Tetap, dan
Tenaga Kependidikan yang melaksanakan penegakan
disiplin Mahasiswa sesuai ketentuan dalam Peraturan
Direktur ini, memperoleh perlindungan dan bantuan
hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Kecuali bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, Mahasiswa yang bertindak
sebagai Pelapor dan/atau Saksi, memperoleh
perlindungan dan bantuan hukum dari PKN STAN.

BAB XIV
PELAKSANAAN KEPUTUSAN MENGENAI PENJATUHAN
HUKUMAN DISIPLIN

Pasal 89
Pelaksanaan keputusan mengenai penjatuhan Hukuman
Disiplin yang bersifat final dan mengikat dalam Peraturan
Direktur ini, dilakukan oleh:
a. UPK untuk penjatuhan Hukuman Disiplin ringan;
b. UPK untuk penjatuhan Hukuman Disiplin sedang; dan

DISTRIBUSI II
- 48 -

c. Subbagian Administrasi Kemahasiswaan dan


Kealumnian untuk penjatuhan Hukuman Disiplin
berat.

BAB XV
SANKSI HUKUMAN DISIPLIN MAHASISWA

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 90
Hukuman Disiplin ringan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (1) huruf a, dijatuhkan kepada Terperiksa
yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam:
a. Pasal 6 ayat (1) huruf a;
b. Pasal 6 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf a;
2. Pasal 10 ayat (1) huruf b;
3. Pasal 10 ayat (1) huruf c;
4. Pasal 10 ayat (1) huruf d; atau
5. Pasal 10 ayat (1) huruf e;
c. Pasal 7 ayat (1) huruf a;
d. Pasal 7 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf a;
2. Pasal 10 ayat (1) huruf b;
3. Pasal 10 ayat (1) huruf c;
4. Pasal 10 ayat (1) huruf d; atau
5. Pasal 10 ayat (1) huruf e;
e. Pasal 8 ayat (1) huruf a; dan
f. Pasal 8 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf a;
2. Pasal 10 ayat (1) huruf b;
3. Pasal 10 ayat (1) huruf c;
4. Pasal 10 ayat (1) huruf d; atau
5. Pasal 10 ayat (1) huruf e.

Pasal 91
Hukuman Disiplin sedang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (1) huruf b, dijatuhkan kepada Terperiksa
yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam:
a. Pasal 4 huruf h;
b. Pasal 4 huruf i;
c. Pasal 4 huruf j;
d. Pasal 4 huruf k;
e. Pasal 4 huruf l;
f. Pasal 4 huruf m;
g. Pasal 6 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf f;
2. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
3. Pasal 10 ayat (2) huruf b;

DISTRIBUSI II
- 49 -

4. Pasal 10 ayat (2) huruf c;


5. Pasal 10 ayat (2) huruf d; atau
6. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
h. Pasal 6 ayat (1) huruf b;
i. Pasal 6 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf a;
2. Pasal 10 ayat (1) huruf b;
3. Pasal 10 ayat (1) huruf c;
4. Pasal 10 ayat (1) huruf d; atau
5. Pasal 10 ayat (1) huruf e;
j. Pasal 7 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf f;
2. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
3. Pasal 10 ayat (2) huruf b;
4. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
5. Pasal 10 ayat (2) huruf d; atau
6. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
k. Pasal 7 ayat (1) huruf b;
l. Pasal 7 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf a;
2. Pasal 10 ayat (1) huruf b;
3. Pasal 10 ayat (1) huruf c;
4. Pasal 10 ayat (1) huruf d; atau
5. Pasal 10 ayat (1) huruf e;
m. Pasal 8 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf f;
2. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
3. Pasal 10 ayat (2) huruf b;
4. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
5. Pasal 10 ayat (2) huruf d; atau
6. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
n. Pasal 8 ayat (1) huruf b; dan
o. Pasal 8 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf a;
2. Pasal 10 ayat (1) huruf b;
3. Pasal 10 ayat (1) huruf c;
4. Pasal 10 ayat (1) huruf d; atau
5. Pasal 10 ayat (1) huruf e.

Pasal 92
Hukuman Disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (1) huruf c, dijatuhkan kepada Terperiksa
yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam:
a. Pasal 4 huruf a;
b. Pasal 4 huruf b;
c. Pasal 4 huruf c;
d. Pasal 4 huruf d;
e. Pasal 4 huruf e;
f. Pasal 4 huruf f;

DISTRIBUSI II
- 50 -

g. Pasal 6 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif


sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
2. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
3. Pasal 10 ayat (3) huruf c;
4. Pasal 10 ayat (3) huruf d; atau
5. Pasal 10 ayat (3) huruf e;
h. Pasal 6 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf f;
2. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
3. Pasal 10 ayat (2) huruf b;
4. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
5. Pasal 10 ayat (2) huruf d;
6. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
7. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
8. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
9. Pasal 10 ayat (3) huruf c;
10. Pasal 10 ayat (3) huruf d; atau
11. Pasal 10 ayat (3) huruf e;
i. Pasal 6 ayat (1) huruf c;
j. Pasal 6 ayat (1) huruf c, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10;
k. Pasal 7 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
2. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
3. Pasal 10 ayat (3) huruf c;
4. Pasal 10 ayat (3) huruf d; atau
5. Pasal 10 ayat (3) huruf e;
l. Pasal 7 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf f;
2. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
3. Pasal 10 ayat (2) huruf b;
4. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
5. Pasal 10 ayat (2) huruf d;
6. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
7. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
8. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
9. Pasal 10 ayat (3) huruf c;
10. Pasal 10 ayat (3) huruf d; atau
11. Pasal 10 ayat (3) huruf e;
m. Pasal 7 ayat (1) huruf c;
n. Pasal 7 ayat (1) huruf c, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10;
o. Pasal 8 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
2. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
3. Pasal 10 ayat (3) huruf c;
4. Pasal 10 ayat (3) huruf d; atau
5. Pasal 10 ayat (3) huruf e;
p. Pasal 8 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf f;

DISTRIBUSI II
- 51 -

2. Pasal 10 ayat (2) huruf a;


3. Pasal 10 ayat (2) huruf b;
4. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
5. Pasal 10 ayat (2) huruf d;
6. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
7. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
8. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
9. Pasal 10 ayat (3) huruf c;
10. Pasal 10 ayat (3) huruf d; atau
11. Pasal 10 ayat (3) huruf e;
q. Pasal 8 ayat (1) huruf c; dan
r. Pasal 8 ayat (1) huruf c, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.

Bagian Kedua
Jenis Pelanggaran dan Sanksi

Paragraf 1
Pelanggaran dan Sanksi Hukuman Disiplin Ringan

Pasal 93
Hukuman Disiplin ringan jenjang pertama berupa teguran
lisan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(2) huruf a dijatuhkan kepada Terperiksa yang terbukti
melakukan pelanggaran terhadap kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam:
a. Pasal 6 ayat (1) huruf a;
b. Pasal 7 ayat (1) huruf a; dan/atau
c. Pasal 8 ayat (1) huruf a,
yang memiliki dampak negatif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a.

Pasal 94
Hukuman disiplin ringan jenjang kedua berupa teguran
tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2)
huruf b dijatuhkan kepada Terperiksa yang terbukti
melakukan pelanggaran terhadap kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam:
a. Pasal 6 ayat (1) huruf a;
b. Pasal 7 ayat (1) huruf a; dan/atau
c. Pasal 8 ayat (1) huruf a,
yang memiliki dampak negatif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b atau huruf c.

Pasal 95
Hukuman disiplin ringan jenjang ketiga berupa pernyataan
tidak puas secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2) huruf c dijatuhkan kepada Terperiksa yang
terbukti melakukan pelanggaran terhadap kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam:
a. Pasal 6 ayat (1) huruf a;
b. Pasal 7 ayat (1) huruf a; dan/atau
c. Pasal 8 ayat (1) huruf a,
yang memiliki dampak negatif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (1) huruf d atau huruf e.

DISTRIBUSI II
- 52 -

Paragraf 2
Pelanggaran dan Sanksi Hukuman Disiplin Sedang

Pasal 96
Hukuman Disiplin sedang jenjang pertama berupa kerja
sosial selama 5 hari kalender sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (3) huruf a dijatuhkan kepada Terperiksa yang
terbukti melakukan pelanggaran terhadap kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam:
a. Pasal 4 huruf i, huruf j, huruf k, huruf l, dan huruf m,
yang memiliki dampak negatif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a;
b. Pasal 6 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf f; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
c. Pasal 6 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a;
d. Pasal 7 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf f; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
e. Pasal 7 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a;
f. Pasal 8 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf f; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
g. Pasal 8 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a.

Pasal 97
Hukuman Disiplin sedang jenjang kedua berupa kerja sosial
selama 10 hari kalender sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (3) huruf b dijatuhkan kepada Terperiksa yang
terbukti melakukan pelanggaran terhadap kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam:
a. Pasal 4 huruf h, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a;
b. Pasal 4 huruf i, huruf j, huruf k, huruf l, dan huruf m,
yang memiliki dampak negatif sebagaimana dimaksud
dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (1) huruf c;
c. Pasal 6 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (2) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
d. Pasal 6 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (1) huruf c;
e. Pasal 7 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (2) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf c;

DISTRIBUSI II
- 53 -

f. Pasal 7 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif


sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (1) huruf c;
g. Pasal 8 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (2) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
h. Pasal 8 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (1) huruf c.

Pasal 98
Hukuman Disiplin sedang jenjang ketiga berupa kerja sosial
selama 15 hari kalender sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (3) huruf c dijatuhkan kepada Terperiksa yang
terbukti melakukan pelanggaran terhadap kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam:
a. Pasal 4 huruf h, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (1) huruf c;
b. Pasal 4 huruf i, huruf j, huruf k, huruf l, dan huruf m,
yang memiliki dampak negatif sebagaimana dimaksud
dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf d; atau
2. Pasal 10 ayat (1) huruf e;
c. Pasal 6 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (2) huruf d; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
d. Pasal 6 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf d; atau
2. Pasal 10 ayat (1) huruf e;
e. Pasal 7 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (2) huruf d; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
f. Pasal 7 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf d; atau
2. Pasal 10 ayat (1) huruf e;
g. Pasal 8 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (2) huruf d; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
h. Pasal 8 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf d; atau
2. Pasal 10 ayat (1) huruf e.

DISTRIBUSI II
- 54 -

Paragraf 3
Pelanggaran dan Sanksi Hukuman Disiplin Berat

Pasal 99
Hukuman Disiplin berat jenjang pertama berupa
diberhentikan sementara statusnya sebagai Mahasiswa dan
kerja sosial, selama 2 semester sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (4) huruf a dijatuhkan kepada
Terperiksa yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam:
a. Pasal 4 huruf d, huruf e, dan huruf f, yang memiliki
dampak negatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (1) huruf a;
b. Pasal 4 huruf h, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf d
dan/atau huruf e;
c. Pasal 4 huruf i, huruf j, huruf k, huruf l, dan huruf m,
yang memiliki dampak negatif sebagaimana dimaksud
dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf f; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
d. Pasal 6 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (3) huruf a; atau
2. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
e. Pasal 6 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf f; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
f. Pasal 6 ayat (1) huruf c, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a;
g. Pasal 7 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (3) huruf a; atau
2. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
h. Pasal 7 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf f; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
i. Pasal 7 ayat (1) huruf c, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a;
j. Pasal 8 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (3) huruf a; atau
2. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
k. Pasal 8 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf f; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
l. Pasal 8 ayat (1) huruf c, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a.

Pasal 100
Hukuman disiplin berat jenjang kedua berupa
diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
statusnya sebagai Mahasiswa secara permanen

DISTRIBUSI II
- 55 -

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4) huruf b


dijatuhkan kepada Terperiksa yang terbukti melakukan
pelanggaran terhadap kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam:
a. Pasal 4 huruf d, huruf e, dan huruf f, yang memiliki
dampak negatif sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (1) huruf c;
b. Pasal 4 huruf h, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf f; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
c. Pasal 4 huruf i, huruf j, huruf k, huruf l, dan huruf m,
yang memiliki dampak negatif sebagaimana dimaksud
dalam:
1. Pasal 10 ayat (2) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
d. Pasal 6 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (3) huruf c; atau
2. Pasal 10 ayat (3) huruf d;
e. Pasal 6 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (2) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
f. Pasal 6 ayat (1) huruf c, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (1) huruf c;
g. Pasal 7 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (3) huruf c; atau
2. Pasal 10 ayat (3) huruf d;
h. Pasal 7 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (2) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
i. Pasal 7 ayat (1) huruf c, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (1) huruf c;
j. Pasal 8 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (3) huruf c; atau
2. Pasal 10 ayat (3) huruf d;
k. Pasal 8 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (2) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
l. Pasal 8 ayat (1) huruf c, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf b; atau
2. Pasal 10 ayat (1) huruf c.

DISTRIBUSI II
- 56 -

Pasal 101
Hukuman Disiplin berat jenjang ketiga berupa
diberhentikan dengan tidak hormat statusnya sebagai
Mahasiswa secara permanen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (4) huruf c dijatuhkan kepada Terperiksa yang
terbukti melakukan pelanggaran terhadap kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam:
a. Pasal 4 huruf a, huruf b, dan huruf c, yang memiliki
dampak negatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10;
b. Pasal 4 huruf d, huruf e, dan huruf f, yang memiliki
dampak negatif sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (1) huruf d;
2. Pasal 10 ayat (1) huruf e;
3. Pasal 10 ayat (1) huruf f;
4. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
5. Pasal 10 ayat (2) huruf b;
6. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
7. Pasal 10 ayat (2) huruf d;
8. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
9. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
10. Pasal 10 ayat (3 huruf b;
11. Pasal 10 ayat (3 huruf c;
12. Pasal 10 ayat (3 huruf d; atau
13. Pasal 10 ayat (3 huruf e;
c. Pasal 4 huruf h, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam:
1. Pasal 10 ayat (2) huruf b;
2. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
3. Pasal 10 ayat (2) huruf d;
4. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
5. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
6. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
7. Pasal 10 ayat (3) huruf c;
8. Pasal 10 ayat (3) huruf d; atau
9. Pasal 10 ayat (3) huruf e;
d. Pasal 4 huruf i, huruf j, huruf k, huruf l, dan huruf m,
yang memiliki dampak negatif sebagaimana dimaksud
dalam:
1. Pasal 10 ayat (2) huruf d;
2. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
3. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
4. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
5. Pasal 10 ayat (3) huruf c;
6. Pasal 10 ayat (3) huruf d; atau
7. Pasal 10 ayat (3) huruf e;
e. Pasal 6 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf e;
f. Pasal 6 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam
1. Pasal 10 ayat (2) huruf d;
2. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
3. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
4. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
5. Pasal 10 ayat (3) huruf c;
6. Pasal 10 ayat (3) huruf d; atau
7. Pasal 10 ayat (3) huruf e;

DISTRIBUSI II
- 57 -

g. Pasal 6 ayat (1) huruf c, yang memiliki dampak negatif


sebagaimana dimaksud dalam
1. Pasal 10 ayat (1) huruf d;
2. Pasal 10 ayat (1) huruf e;
3. Pasal 10 ayat (1) huruf f;
4. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
5. Pasal 10 ayat (2) huruf b;
6. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
7. Pasal 10 ayat (2) huruf d;
8. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
9. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
10. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
11. Pasal 10 ayat (3) huruf c;
12. Pasal 10 ayat (3) huruf d; atau
13. Pasal 10 ayat (3) huruf e;
h. Pasal 7 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf e;
i. Pasal 7 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam
1. Pasal 10 ayat (2) huruf d;
2. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
3. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
4. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
5. Pasal 10 ayat (3) huruf c;
6. Pasal 10 ayat (3) huruf d; atau
7. Pasal 10 ayat (3) huruf e;
j. Pasal 7 ayat (1) huruf c, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam
1. Pasal 10 ayat (1) huruf d;
2. Pasal 10 ayat (1) huruf e;
3. Pasal 10 ayat (1) huruf f;
4. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
5. Pasal 10 ayat (2) huruf b;
6. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
7. Pasal 10 ayat (2) huruf d;
8. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
9. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
10. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
11. Pasal 10 ayat (3) huruf c;
12. Pasal 10 ayat (3) huruf d; atau
13. Pasal 10 ayat (3) huruf e;
k. Pasal 8 ayat (1) huruf a, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf e;
l. Pasal 8 ayat (1) huruf b, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam
1. Pasal 10 ayat (2) huruf d;
2. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
3. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
4. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
5. Pasal 10 ayat (3) huruf c;
6. Pasal 10 ayat (3) huruf d; atau
7. Pasal 10 ayat (3) huruf e;
m. Pasal 8 ayat (1) huruf c, yang memiliki dampak negatif
sebagaimana dimaksud dalam
1. Pasal 10 ayat (1) huruf d;
2. Pasal 10 ayat (1) huruf e;

DISTRIBUSI II
- 58 -

3. Pasal 10 ayat (1) huruf f;


4. Pasal 10 ayat (2) huruf a;
5. Pasal 10 ayat (2) huruf b;
6. Pasal 10 ayat (2) huruf c;
7. Pasal 10 ayat (2) huruf d;
8. Pasal 10 ayat (2) huruf e;
9. Pasal 10 ayat (3) huruf a;
10. Pasal 10 ayat (3) huruf b;
11. Pasal 10 ayat (3) huruf c;
12. Pasal 10 ayat (3) huruf d; atau
13. Pasal 10 ayat (3) huruf e.

Pasal 102
Bagi Terperiksa yang terbukti melakukan pelanggaran
terhadap kewajiban kategori III pedoman berperilaku
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf C angka
13, angka 15, angka 22, angka 23, dan/atau angka 24
Peraturan Direktur ini dan sanksi yang dijatuhkan adalah:
a. diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri statusnya sebagai Mahasiswa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4) huruf b; dan/atau
b. diberhentikan dengan tidak hormat statusnya sebagai
Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(4) huruf c,
tidak diberikan transkrip nilai sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Direktur ini.

BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 103
(1) Hukuman Disiplin yang telah dijatuhkan dan telah
selesai dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan
Direktur ini dinyatakan tetap sah dan mengikat.
(2) Hukuman Disiplin yang telah dijatuhkan dan sedang
dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Direktur
ini dinyatakan tetap sah dan mengikat.
(3) Selama integrasi dan otomasi penerbitan naskah dinas
penegakan disiplin Mahasiswa melalui aplikasi naskah
dinas elektronik Kementerian Keuangan belum dapat
dilakukan, penerbitan naskah dinas dimaksud
dilaksanakan secara manual.

Pasal 104
(1) Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku:
a. Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa, yang
sedang diproses dan belum diputus oleh pejabat
yang berwenang, tetap diproses dan diputus sesuai
ketentuan dalam Peraturan Direktur PKN STAN
Nomor PER-4/PKN/2017 tentang Hak, Kewajiban,
dan Disiplin Mahasiswa Politeknik keuangan negara
STAN;
b. Dalam hal Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa
belum diproses oleh pejabat yang berwenang,
prosesnya dilaksanakan sesuai ketentuan dalam
Peraturan Direktur ini;

DISTRIBUSI II
- 59 -

c. Keberatan yang sedang diproses dan belum


memperoleh jawaban dari pejabat yang berwenang,
tetap diproses dan dijawab oleh pejabat yang
berwenang sesuai ketentuan dalam Peraturan
Direktur PKN STAN Nomor PER-4/PKN/2017
tentang Hak, Kewajiban, dan Disiplin Mahasiswa
Politeknik keuangan negara STAN;
d. Dalam hal Keberatan belum diajukan oleh
Terperiksa, pengajuan Keberatan dilakukan sesuai
ketentuan dalam Peraturan Direktur ini;
e. Banding Administratif yang sedang diproses dan
belum memperoleh jawaban dari pejabat yang
berwenang, tetap diproses dan dijawab oleh pejabat
yang berwenang sesuai ketentuan dalam Peraturan
Direktur PKN STAN Nomor PER-4/PKN/2017
tentang Hak, Kewajiban, dan Disiplin Mahasiswa
Politeknik keuangan negara STAN; dan/atau
f. Dalam hal Banding Administratif belum diajukan
oleh Terperiksa, pengajuan Banding Administratif
dilakukan sesuai ketentuan dalam Peraturan
Direktur ini.
(2) Untuk pertama kali, pembentukan dan penetapan
Keputusan Direktur mengenai:
a. Tim pemeriksa;
b. Komisi Disiplin Mahasiswa;
c. Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa;
d. Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa;
dan
e. Sekretariat,
dilakukan paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja
sejak Peraturan Direktur ini ditetapkan.
(3) Tim pemeriksa, Komisi Disiplin Mahasiswa, Komisi
Keberatan Disiplin Mahasiswa, Komisi Banding
Administratif Disiplin Mahasiswa, dan Sekretariat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki masa
tugas terhitung sejak berlakunya Keputusan Direktur
tersebut sampai dengan 31 Desember 2023.

BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 105
Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku:
a. seluruh ketentuan yang mengatur mengenai disiplin
Mahasiswa; dan
b. ketentuan pelaksanaan dari Peraturan Direktur yang
mengatur mengenai disiplin Mahasiswa dan Komisi
Disiplin Mahasiswa,
yang bertentangan dengan Peraturan Direktur ini, dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 106
Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku:
a. Peraturan Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN
Nomor PER-4/PKN/2017 tentang Hak, Kewajiban, dan
Disiplin Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN;

DISTRIBUSI II
- 60 -

b. Peraturan Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN


Nomor PER-1/PKN/2020 tentang Komisi Disiplin
Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur
Politeknik Keuangan Negara STAN Nomor PER-
25/PKN/2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN Nomor PER-
1/PKN/2020 tentang Komisi Disiplin Mahasiswa
Politeknik Keuangan Negara STAN; dan
c. Keputusan Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN
Nomor KEP-193/PKN/2022 tentang Pedoman
Kehidupan Berasrama di Lingkungan Politeknik
Keuangan Negara STAN.
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 107
Peraturan Direktur ini mulai berlaku setelah 1 (satu) bulan
terhitung sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Tangerang Selatan


pada tanggal 9 Agustus 2023
DIREKTUR POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN,

tdttd.

RAHMADI MURWANTO

Salinan sesuai dengan aslinya,


Kepala Bagian Keuangan dan Umum

Ditandatangani secara elektronik


JAUHARI

DISTRIBUSI II
- 61 -

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
NOMOR 4 TAHUN 2023
TENTANG
HAK, KEWAJIBAN, DAN DISIPLIN MAHASISWA POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN

PEDOMAN BERPERILAKU MAHASISWA PKN STAN

A. Kewajiban Kategori I pedoman berperilaku


Setiap Mahasiswa diwajibkan:
1. memelihara kebersihan, ketertiban, dan/atau keamanan PKN STAN;
2. bersikap hormat, sopan, santun, dan tenggang rasa serta
melaksanakan 3S (senyum, salam, sapa) dalam interaksi dengan
pihak lain di lingkungan PKN STAN;
3. berbusana bersih dengan dandanan yang rapi, sopan, dan serasi yang
menjaga harkat dan martabatnya dengan memerhatikan situasi dan
kondisi, serta budaya dan agama dengan ketentuan sebagai berikut:
a. berpakaian rapi, sopan, dan bersih;
b. menata rambut supaya kelihatan rapi;
c. memakai seragam yang berlaku sesuai ketentuan di PKN STAN;
d. memakai sepatu tertutup;
e. menjulurkan kaos kaki di atas mata kaki;
f. mengenakan kartu tanda mahasiswa;
g. tidak memakai pakaian ketat, tembus pandang, dan/atau
berbelahan dada rendah;
h. tidak memakai rok mini/rok dengan belahan/celana panjang bagi
wanita;
i. tidak memakai perhiasan/aksesori atau tata rias wajah yang
berlebihan dan/atau menyebabkan mahasiswa tidak dapat
teridentifikasi/dikenali;
j. tidak melepas/ membuka kancing baju yang tidak semestinya;
k. tidak memakai kerudung bermotif/dari bahan kaos atau
sejenisnya
l. tidak berambut gondrong bagi mahasiswa pria (panjang rambut
tidak boleh melebihi kerah baju dan telinga, leher harus kelihatan
dan panjang rambut depan tidak melebihi alis);
m. tidak memotong rambut dengan model yang tidak lazim;
n. tidak mewarnai rambut;
4. bertutur kata dengan sopan, menggunakan bahasa yang memiliki
makna dan pesan yang jelas, menghindari bahasa yang menyindir,
melecehkan, mengejek, dan/atau menyinggung perasaaan orang lain;
5. berperilaku sopan, tidak menyindir, melecehkan, mengejek, dan/atau
menyinggung perasaaan orang lain;
6. tidak melakukan pencemaran nama baik;
7. melakukan pembaharuan data kemahasiswaan sesuai ketentuan
yang berlaku;
8. untuk mendapat izin kegiatan dari pejabat yang berwenang, serta:

DISTRIBUSI II
- 62 -

a. tidak mengganggu kegiatan akademik lainnya; dan/atau


b. tidak mengganggu kegiatan pembangunan karakter;
dalam berkreasi;
9. mengikuti dan mematuhi tata tertib perkuliahan sesuai dengan
ketentuan di PKN STAN;
10. mengikuti dan mematuhi tata tertib ujian sesuai dengan ketentuan di
PKN STAN;
11. mengikuti dan mematuhi tata tertib upacara/ apel sesuai dengan
ketentuan di PKN STAN;
12. mematuhi ketentuan penggunaan kendaraan bermotor di lingkungan
PKN STAN dengan ketentuan sebagai berikut:
a. mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
b. memarkir kendaraan dengan tertib di tempat yang telah
disediakan;
c. tidak menggunakan kendaraan bermotor hasil modifikasi;
d. tidak menggunakan kendaraan roda empat atau lebih; dan/atau
e. mematuhi ketentuan penggunaan kendaraan bermotor;
13. berjalan dengan tertib di jalur yang tersedia serta tidak merusak
rumput dan/atau tanaman;
14. bekerja sama dalam mencapai tujuan pembelajaran, mematuhi saran
dan petunjuk dosen sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, norma hukum dan/atau norma lainnya yang
hidup di dalam masyarakat;
15. menyampaikan aspirasi secara bebas dan bertanggung jawab sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
16. mengikuti kegiatan kemahasiswaan di PKN STAN dan/atau kegiatan
ekstrakurikuler di lingkungan PKN STAN;
17. tidak duduk/berdiri di depan pintu, tangga, selasar, dan/atau koridor
gedung di lingkungan PKN STAN;
18. tidak makan dan/atau minum di tempat yang dilarang;
19. tidak menghisap rokok dan/atau rokok elektrik;
20. tidak menyalurkan aspirasi dengan menggunakan organisasi
kemahasiswaan ekstra-kampus;
21. mematuhi ketentuan akademik di linkungan PKN STAN;
22. mematuhi ketentuan pembangunan karakter di lingkungan PKN
STAN; dan/atau
23. tidak melakukan tindakan pidana baik pelanggaran maupun
kejahatan yang berakibat pelakunya diancam dengan hukuman
pidana ringan.

B. Kewajiban Kategori II pedoman berperilaku


Setiap Mahasiswa diwajibkan:
1. tidak bertindik dan/atau bertato yang tidak ada kaitannya dengan
adat istiadat suku bangsa Indonesia;
2. tidak melakukan pemalakan dan/atau perundungan dalam bentuk
apapun;
3. bertutur kata dengan sopan, menggunakan bahasa yang memiliki
makna dan pesan yang jelas, menghindari bahasa yang menyindir,

DISTRIBUSI II
- 63 -

melecehkan, mengejek, dan/atau menyinggung perasaaan orang lain


ketika menggunakan:
a. media sosial;
b. media massa;
c. media cetak; dan/atau
d. media elektronik;
4. berperilaku sopan, tidak menyindir, melecehkan, mengejek, dan/atau
menyinggung perasaaan orang lain ketika menggunakan:
a. media sosial;
b. media massa;
c. media cetak; dan/atau
d. media elektronik;
5. tidak mengambil, meminjam, menggunakan, menggandakan,
menyewakan, dan/atau menjual barang yang bukan miliknya tanpa
izin;
6. tidak melakukan perusakan terhadap sarana dan/atau prasarana
yang merupakan barang milik orang lain;
7. tidak membawa perangkat hiburan dan/atau multimedia kecuali
ditentukan lain;
8. tidak membawa, membeli, memesan, dan/atau menerima makanan,
minuman, dan/atau barang dari luar PKN STAN, khusus untuk
mahasiswa penghuni asrama;
9. tidak melakukan perbuatan yang dapat mengganggu dan/atau
merusak tugas pokok dan fungsi PKN STAN;
10. tidak menghasut dan/atau mengadu domba civitas academica atau
tenaga kependidikan, atau membantu orang lain dalam suatu
kegiatan yang mengganggu dan/atau merusak tugas pokok dan fungsi
PKN STAN;
11. menjaga nama baik almamater, civitas academica, dan/atau tenaga
kependidikan di lingkungan PKN STAN;
12. tidak menggunakan lambang, bendera, busana akademik, dan/atau
mars PKN STAN yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
13. tidak melakukan penyebaran berita yang belum terverifikasi
kebenarannya baik secara sengaja atau tidak sengaja;
14. tidak memberikan keterangan palsu atau tidak sesuai dengan fakta;
15. tidak melakukan fitnah;
16. melaporkan kepada dosen dan/atau tenaga kependidikan apabila
mengetahui dan/atau melihat pelanggaran di lingkungan PKN STAN;
17. menghadiri panggilan pemeriksaan mengenai penegakan disiplin
Mahasiswa;
18. tidak memasuki tempat pelacuran, perjudian, dan/atau tempat lain
yang berpotensi menciderai kewibawaan dan nama baik PKN STAN;
dan/atau
19. tidak mencegah, tidak merintangi, dan/atau tidak menggagalkan
proses penegakan disiplin mahasiswa dengan sengaja baik secara
langsung atau tidak langsung.

DISTRIBUSI II
- 64 -

C. Kewajiban Kategori III pedoman berperilaku


Setiap Mahasiswa diwajibkan:
1. tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun dari civitas
academica dan/atau tenaga kependidikan kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan;
2. tidak memberikan gratifikasi dalam bentuk apapun kepada civitas
academica dan/atau tenaga kependidikan kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan;
3. tidak masuk dan/atau meninggalkan kampus PKN STAN bersama
lawan jenis yang tidak terikat hubungan perkawinan dan/atau
hubungan keluarga, kecuali memperoleh izin dari UPK;
4. tidak bermesraan, berpacaran, berciuman, melakukan perbuatan
kecabulan, eksploitasi seksual, dan/atau melakukan kegiatan
pornoaksi dengan orang lain yang tidak terikat hubungan perkawinan;
5. tidak bermesraan, berpacaran, berciuman, melakukan perbuatan
kecabulan, eksploitasi seksual, dan/atau melakukan kegiatan
pornoaksi dengan suami atau istri yang bersangkutan di lingkungan
PKN STAN;
6. tidak memproduksi, menggandakan, memiliki, membawa,
menyimpan, menyebarkan, menjual, membeli, menonton, mendengar,
memperdengarkan, mempertontonkan, dan/atau mempertunjukkan:
a. tulisan;
b. gambar;
c. film;
d. media audio;
e. media visual; dan/atau
f. media audiovisual,
yang mengandung pornografi;
7. tidak hamil dan/atau menikah selama masa pendidikan bagi
Mahasiswa diploma reguler;
8. tidak melakukan pelecehan seksual, rudapaksa, perzinahan,
dan/atau kohabitasi;
9. tidak mendukung kelompok masyarakat dan/atau individu yang
memiliki orientasi seksual yang bertentangan dengan norma agama
dan/atau hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
10. tidak memiliki orientasi seksual yang bertentangan dengan norma
agama dan/atau hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
11. tidak melakukan penyebaran berita yang belum terverifikasi
kebenarannya baik secara sengaja atau tidak sengaja yang mana hal
tersebut merugikan orang atau pihak lain;
12. tidak memberikan keterangan palsu atau tidak sesuai dengan fakta
yang mana hal tersebut merugikan orang atau pihak lain;
13. tidak melakukan kecurangan akademik yang berupa:
a. menyontek dan/atau bekerja sama selama mengerjakan soal ujian
dan/atau penugasan;
b. membawa catatan dalam bentuk apapun selama mengerjakan soal
ujian dan/atau penugasan lain; dan/atau

DISTRIBUSI II
- 65 -

c. kecurangan akademik lainnya,


kecuali ditentukan lain;
14. tidak memberikan kesempatan dan/atau fasilitas secara sengaja atau
tidak sengaja kepada Mahasiswa untuk melakukan kecurangan
akademik yang berupa:
a. menyontek dan/atau bekerja sama selama mengerjakan soal ujian
dan/atau penugasan;
b. membawa catatan dalam bentuk apapun selama mengerjakan soal
ujian dan/atau penugasan lain; dan/atau
c. kecurangan akademik lainnya,
dengan sengaja maupun tidak sengaja, kecuali ditentukan lain;
15. tidak melakukan plagiarisme sesuai dengan ketentuan di PKN STAN;
16. tidak menjadi bagian dalam kegiatan promosi, bimbingan belajar,
dan/atau latihan uji coba yang terkait dengan Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru PKN STAN tanpa memperoleh izin dari PKN STAN;
17. tidak menjadi bagian dalam kegiatan yang menjanjikan kelulusan
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru PKN STAN dan/atau
perkuliahan;
18. tidak menjadi bagian dalam kegiatan yang mempromosikan PKN
STAN, tanpa memperoleh izin dari PKN STAN;
19. tidak melakukan pemukulan dan/atau perbuatan kekerasan fisik
atau kekerasan mental kepada civitas academica, tenaga
kependidikan, dan/atau orang lain;
20. tidak memaksa dengan kekerasan atau ancaman, baik langsung
maupun tidak langsung sehingga berakibat menghalangi,
mengganggu, atau menggagalkan aktivitas civitas academica, tenaga
kependidikan, dan/atau orang lain dalam melaksanakan tugas di
dalam dan/atau di luar lingkungan PKN STAN;
21. tidak melakukan tindakan apapun dengan sengaja dan tanpa hak
atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem
elektronik di lingkungan PKN STAN;
22. tidak memalsukan nilai, lembar jawaban ujian, tanda bukti ujian,
surat keterangan, dan/atau dokumen lainnya yang terkait dengan
kegiatan akademik dan/atau pembangunan karakter;
23. tidak memalsukan surat keterangan dan/atau dokumen resmi seperti
ijazah, transkrip nilai, surat kelulusan, dokumen yang terkait dengan
pemenuhan syarat pendaftaran masuk Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara/PKN STAN, dan/atau surat keterangan lainnya, baik untuk
kepentingan pribadi maupun orang lain;
24. tidak memalsukan:
a. kuitansi;
b. materai;
c. stempel; dan/atau
d. tandatangan civitas academica, tenaga kependidikan, dan/atau
orang lain;
25. tidak digantikan kedudukannya atau menggantikan orang lain
sebagai peserta ujian dan/atau penugasan yang diselenggarakan oleh
PKN STAN;

DISTRIBUSI II
- 66 -

26. tidak menggantikan orang lain sebagai peserta ujian seleksi


penerimaan mahasiswa baru PKN STAN;
27. tidak memiliki, membawa, menyimpan, mengedarkan, menjual,
membeli, dan/atau meminum minuman beralkohol;
28. tidak berjudi baik secara langsung maupun tidak langsung;
29. tidak membuat, memiliki, membawa, menyimpan, menggunakan,
mengedarkan, menjual, dan/atau membeli:
a. narkotika;
b. psikotropika; dan/atau
c. zat adiktif lainnya,
tanpa alasan yang sah;
30. tidak membuat, membawa, menyimpan, menggunakan,
mengedarkan, menjual dan/atau membeli:
a. senjata tajam;
b. senjata api; dan/atau
c. bahan peledak,
tanpa izin;
31. tidak menyebarkan ajaran keagamaan dan/atau aliran kepercayaan
yang dilarang di Negara Kesatuan Republik Indonesia;
32. tidak menghalangi berjalannya ibadah keagamaan;
33. tidak menghina agama dan/atau kepercayaan orang lain;
34. tidak mengikuti aliran kepercayaan yang dilarang di Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
35. tidak menyembunyikan dan/atau melindungi tersangka, terdakwa,
dan/atau terpidana;
36. tidak mencegah, merintangi, dan/atau menggagalkan secara langsung
atau tidak langsung proses penegakan disiplin mahasiswa dan/atau
kode etik mahasiswa PKN STAN;
37. melaksanakan Hukuman Disiplin pokok dan Hukuman Disiplin
tambahan yang telah dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang di
lingkungan PKN STAN;
38. tidak melakukan perbuatan yang oleh peraturan perundang-
undangan Negara Kesatuan Republik Indonesia ditetapkan sebagai
tindak pidana:
a. kesusilaan;
b. penghinaan;
c. pemerasan;
d. pengancaman;
e. penggelapan; dan/atau
f. penganiayaan;
39. tidak melakukan tindak pidana baik pelanggaran maupun kejahatan
yang berakibat pelakunya diancam dengan hukuman pidana berat;
dan/atau

DISTRIBUSI II
- 67 -

40. tidak dipidana dengan pidana penjara berdasarkan putusan


pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.

DIREKTUR POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN,
ttd.
ttd.Ttd.

RAHMADI MURWANTO

Salinan sesuai dengan aslinya,


Kepala Bagian Keuangan dan Umum

Ditandatangani secara elektronik


JAUHARI

DISTRIBUSI II
- 68 -

LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
NOMOR 4 TAHUN 2023
TENTANG
HAK, KEWAJIBAN, DAN DISIPLIN MAHASISWA POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN

PEDOMAN KEHIDUPAN BERASRAMA DI LINGKUNGAN PKN STAN

A. Kewajiban Kategori I pedoman kehidupan berasrama


Setiap Mahasiswa diwajibkan:
1. mengenakan pakaian yang rapi, sopan, dan bersih sesuai ketentuan
yang berlaku;
2. mengenakan sepatu dan kaos kaki saat melaksanakan kegiatan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3. menjaga dan memelihara kebersihan dan kerapian kamar maupun
lingkungan Asrama;
4. merapikan barang milik pribadi, tempat tidur, dan lingkungan kamar
setiap hari;
5. menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama di lingkungan Asrama;
6. mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam seluruh kegiatan
pembangunan karakter sesuai ketentuan di lingkungan PKN STAN;
7. tidak berada di dalam kamar asrama pada masa perkuliahan di hari
Senin s.d. Kamis sesuai kalender akademik antara pukul 07.30 s.d.
16.00 WIB tanpa seizin UPK;
8. tidak berpindah kamar tanpa seizin UPK;
9. tidak menjemur pakaian dan/atau perlengkapan pribadi lainnya
bukan di tempat yang semestinya; dan/atau
10. tidak membawa pemanas air elektrik, penanak nasi elektrik, dispenser
air, kompor listrik, dan/atau alat lain yang memiliki komponen elemen
pemanas, kecuali dengan izin dari UPK.

B. Kewajiban kategori II pedoman kehidupan berasrama


Setiap Mahasiswa diwajibkan:
1. untuk tidak mengunjungi Asrama lawan jenis (Mahasiswa perempuan
ke asrama putra, atau Mahasiswa laki-laki ke asrama putri) tanpa
seizin UPK;
2. tidak menerima tamu ke lingkungan PKN STAN tanpa seizin UPK;
3. tidak menyalahgunakan wewenang dan/atau menggunakan posisi
sebagai pengurus BAM untuk kepentingan pribadi/kelompok;
4. tidak membawa orang lain selain penghuni asrama ke dalam kamar;
5. tidak membawa kendaraan dan/atau kendaraan bermotor tanpa izin
dari UPK;
6. tidak membawa dan/atau memelihara hewan dan/atau tumbuhan
dalam lingkungan Asrama tanpa izin dari UPK.
7. bagi Mahasiswa perempuan, tidak memakai celana/rok pendek di atas
lutut, baju tanpa lengan, pakaian yang ketat, tembus pandang,

DISTRIBUSI II
- 69 -

berbelahan dada rendah, dan/atau piyama ketika keluar kamar,


kecuali ditentukan lain; dan/atau
8. bagi Mahasiswa laki-laki, tidak memakai celana pendek di atas lutut
(bokser), baju tanpa lengan (singlet), pakaian yang ketat, tembus
pandang, berbelahan dada rendah, dan/atau piyama ketika keluar
kamar, kecuali ditentukan lain.

C. Kewajiban kategori III pedoman kehidupan berasrama


Setiap Mahasiswa diwajibkan tidak meninggalkan asrama dan/atau
keluar dari lingkungan PKN STAN tanpa izin dari UPK.

DIREKTUR POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN,

ttd.td.

RAHMADI MURWANTO

Salinan sesuai dengan aslinya,


Kepala Bagian Keuangan dan Umum

Ditandatangani secara elektronik


JAUHARI

DISTRIBUSI II
- 70 -

LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
NOMOR 4 TAHUN 2023
TENTANG
HAK, KEWAJIBAN, DAN DISIPLIN MAHASISWA POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN

PEDOMAN PENGGUNAAN SARANA DAN PRASARANA


DI LINGKUNGAN PKN STAN
A. Kewajiban kategori I penggunaan sarana dan prasarana
Setiap Mahasiswa diwajibkan:
1. menggunakan fasilitas listrik, air, internet, dan/atau fasilitas lainnya
dengan hemat, bijak, dan sesuai peruntukannya; dan/atau
2. mengembalikan barang milik negara dan/atau barang yang bukan
barang milik negara namun dikuasai PKN STAN yang dipinjam secara
tepat waktu.

B. Kewajiban kategori II penggunaan sarana dan prasarana


Setiap Mahasiswa diwajibkan:
1. mengembalikan barang milik negara dan/atau barang yang bukan
barang milik negara namun dikuasai PKN STAN yang dipinjam;
2. tidak melakukan penghilangan, perusakan, atau pemusnahan
terhadap:
a. barang milik negara; dan/atau
b. barang yang bukan barang milik negara namun dikuasai PKN
STAN;
3. tidak melakukan suatu tindakan yang membahayakan keamanan
atau keselamatan:
a. barang milik negara; dan/atau
b. barang yang bukan barang milik negara namun dikuasai PKN
STAN
4. tidak memasuki dan/atau menggunakan tanpa izin barang milik
negara dan/atau barang yang bukan barang milik negara namun
dikuasai PKN STAN; dan/atau
5. tidak memindahkan, mengambil, dan/atau mengganti barang milik
negara dan/atau barang yang bukan barang milik negara namun
dikuasai PKN STAN tanpa izin dari Pejabat Pengelola Barang.

C. Kewajiban kategori III penggunaan sarana dan prasarana


Setiap Mahasiswa diwajibkan:
1. mengganti barang milik negara dan/atau barang yang bukan barang
milik negara namun dikuasai PKN STAN yang rusak, hilang, dan/atau
tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena kesalahan Mahasiswa
sesuai ketentuan yang berlaku;
2. tidak menjual, membeli, dan/atau menukar barang milik negara
dan/atau barang yang bukan barang milik negara namun dikuasai
PKN STAN kecuali ditentukan lain; dan/atau
3. tidak memaksa dengan kekerasan atau ancaman, baik langsung
maupun tidak langsung sehingga berakibat menghalangi,
mengganggu, atau menggagalkan penggunaan barang milik negara

DISTRIBUSI II
- 71 -

dan/atau barang yang bukan barang milik negara namun dikuasai


PKN STAN.

DIREKTUR POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN,
t
ttd.Ttd.

RAHMADI MURWANTO

Salinan sesuai dengan aslinya,


Kepala Bagian Keuangan dan Umum

Ditandatangani secara elektronik


JAUHARI

DISTRIBUSI II
- 72 -

LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
NOMOR 4 TAHUN 2023
TENTANG
HAK, KEWAJIBAN, DAN DISIPLIN MAHASISWA POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN

METODE PENENTUAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN


A. Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin Pokok
Hukuman Disiplin pokok memiliki 3 (tiga) tingkat yaitu Hukuman Disiplin
ringan, sedang, dan berat. Dalam Peraturan Direktur ini, masing-masing
jenis Hukuman Disiplin pokok sebagaimana tercantum dalam Tabel Jenis
Hukuman Disiplin Pokok.
Tabel Jenis Hukuman Disiplin Pokok
No. Jenis Hukuman Disiplin Pokok Peringkat Rentang
Nilai
1. Teguran lisan tertulis Ringan-1 1-10
2. Teguran tertulis Ringan-2 11-20
3. Pernyataan tidak puas secara tertulis Ringan-3 21-30
4. Kerja sosial selama 5 hari kalender Sedang-1 31-40
5. Kerja sosial selama 10 hari kalender Sedang-2 41-50
6. Kerja sosial selama 15 hari kalender Sedang-3 51-60
7. Diberhentikan sementara statusnya Berat-1 61-70
sebagai mahasiswa, dan kerja sosial
selama 1 semester
8. Diberhentikan dengan hormat tidak Berat-2 71-80
atas permintaan sendiri statusnya
sebagai mahasiswa secara permanen
9. Diberhentikan dengan tidak hormat Berat-3 >80
statusnya sebagai mahasiswa secara
permanen

B. Metode Penentuan Jenis Hukuman Disiplin (MPJHD)


Apabila menurut hasil pemeriksaan Terperiksa terbukti melakukan
pelanggaran Hukuman Disiplin, maka penentuan jenis Hukuman Disiplin
terhadap Terperiksa tersebut dilakukan dengan menggunakan Metode
Penentuan Jenis Hukuman Disiplin (MPJHD).
Dalam MPJHD, dihasilkan sebuah nilai (Nilai Akhir) yang dapat dikonversi
menjadi peringkat jenis Hukuman Disiplin pokok. Semakin besar Nilai
Akhir menunjukkan semakin besar bobot pelanggaran yang dilakukan
pegawai, semakin tinggi peringkat jenis Hukuman Disiplinnya, yang
berarti semakin berat jenis Hukuman Disiplin pokok yang akan
dijatuhkan kepada Terperiksa.
Langkah-langkah dalam penerapan MPJHD adalah sebagai berikut:
a. Menentukan jenis pelanggaran yang dilakukan oleh Terperiksa;
b. Menentukan Nilai Pokok pelanggaran disiplin berdasarkan jenis
pelanggarannya;

DISTRIBUSI II
- 73 -

c. Dalam hal terdapat dampak negatif pelanggaran disiplin, akan


ditindaklanjuti dengan penentuan Nilai Tambahan berdasarkan
dampak negatif pelanggaran disiplin tersebut.
d. Menghitung Nilai Akhir yang berasal dari Nilai Pokok pelanggaran
disiplin dan dalam hal terdapat dampak negatif pelanggaran disiplin,
penghitungan nilai akhir berasal dari penambahan Nilai Pokok dengan
Nilai Tambahan;
e. Mengkonversi Nilai Akhir menjadi peringkat, dengan memperhatikan
rentang nilai tempat Nilai Akhir tersebut berada; dan
f. Menetapkan jenis Hukuman Disiplin pokok yang sesuai dengan
peringkat yang dihasilkan.

C. Nilai Pokok
Nilai Pokok adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel Nilai Pokok.
Tabel Nilai Pokok
No. Jenis Pelanggaran Nilai Pokok
1. Kategori I 1
2. Kategori II 31
3. Kategori III 61
Dengan demikian maka:
a. Pelanggaran terhadap Kewajiban Kategori I memiliki nilai pokok 1;
b. Pelanggaran terhadap Kewajiban Kategori II memiliki nilai pokok 31;
dan
c. Pelanggaran terhadap Kewajiban Kategori III memiliki nilai pokok 61

D. Nilai Tambahan
Nilai Tambahan adalah sebagaimana tercantum pada Tabel Nilai
Tambahan.
Tabel Nilai Tambahan
No Dampak Pelanggaran Nilai Tambahan
1. Terganggunya proses belajar mengajar 5
2. Pelayanan Program Studi dan/atau Unit 10
Penunjang terkait terganggu
3. Tidak tercapainya kinerja atau target Program 15
Studi dan/atau Unit Penunjang terkait
4. Pencemaran nama baik atau citra Program 20
Studi dan/atau Unit Penunjang terkait atau
fokus perhatian Ketua Program Studi dan/atau
Kepala Unit Penunjang
5. Menimbulkan ketakutan, rasa malu, dan/atau 25
kebencian Civitas Academica terhadap Program
Studi dan/atau Unit Penunjang terkait yang
bersangkutan
6. Mencederai sebagian Tri Karsa Utama 30
7. Mencederai seluruh Tri Karsa Utama 35
8. Tidak tercapainya target kinerja organisasi PKN 40
STAN dan/atau BPPK

DISTRIBUSI II
- 74 -

9. Pencemaran nama baik/citra organisasi PKN 45


STAN dan/atau BPPK yang terungkap melalui
media massa
10. Fokus perhatian minimal pimpinan PKN STAN 50
dan/atau BPPK
11. Membahayakan pihak lain di dalam organisasi 55
PKN STAN dan/atau BPPK
12. Mengakibatkan terganggunya sebagian atau 60
seluruh proses bisnis Kementerian Keuangan.
13. Merusak lingkungan atau kesehatan 65
masyarakat di sebagian atau seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia
14. Menimbulkan potensi kerugian Negara 70
dan/atau potensi hilangnya pendapatan
Negara.
15. Fokus perhatian Menteri Keuangan, Wakil 75
Presiden, Presiden, dan/atau Dewan
Perwakilan Rakyat
16. Membahayakan keamanan sebagian atau 80
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia

E. Nilai Akhir
Nilai Akhir berasal dari Nilai Pokok pelanggaran disiplin dan dalam hal
terdapat dampak negatif pelanggaran disiplin, penghitungan nilai akhir
berasal dari penambahan Nilai Pokok dengan Nilai Tambahan.
a. Formula Nilai Akhir tanpa Disertai Nilai Tambahan
Nilai Akhir = Nilai Pokok

b. Formula Nilai Akhir dengan Disertai Nilai Tambahan


Nilai Akhir = Nilai Pokok + Nilai Tambahan

F. Penentuan Jenis Hukuman Disiplin Pokok


Dengan menggunakan Tabel Jenis Hukuman Disiplin Pokok, ditentukan
jenis Hukuman Disiplin Pokok berdasarkan Rentang Nilai yang sesuai
dengan Nilai Akhir yang diperoleh.

DIREKTUR POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN,
ttd.
ttd.

RAHMADI MURWANTO

Salinan sesuai dengan aslinya,


Kepala Bagian Keuangan dan Umum

Ditandatangani secara elektronik DISTRIBUSI II


JAUHARI
- 75 -

LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
NOMOR 4 TAHUN 2023
TENTANG
HAK, KEWAJIBAN, DAN DISIPLIN MAHASISWA POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN

A. Format Laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa

LAPORAN DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN MAHASISWA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : ……….(1)
jenis kelamin : ……….(2)
NIK/No. Paspor/NIP : ……….(3)
alamat : ……….(4)
nomor telepon/HP : ……….(5)
dengan ini melaporkan mahasiswa:
nama : ……….(6)
jenis kelamin : ……….(7)
waktu kejadian : ……….(8)
tempat kejadian : ……….(9)
narasi : ……….(10)
alat bukti : ……….(11)
barang bukti : ……….(12)

Demikian laporan ini kami buat dengan penuh kesadaran dan tanpa ada
paksaan dari pihak manapun. Bersama ini pula kami sebagai pelapor,
bersedia secara kooperatif untuk memenuhi segala tindakan yang dipandang
perlu guna memproses lebih lanjut laporan ini.

………..(13), ………..(14)
Pelapor,

………..(15)

………..(16)

Tembusan:
1. Direktur PKN STAN
2. para wakil direktur di lingkungan PKN STAN

DISTRIBUSI II
- 76 -

PETUNJUK PENGISIAN
LAPORAN PELANGGARAN DISIPLIN MAHASISWA

NO. URAIAN
1. diisi dengan nama Pelapor.
2. diisi dengan jenis kelamin Pelapor.
3. diisi dengan NIK/No. Paspor/NIP Pelapor.
4. diisi dengan alamat Pelapor.
5. diisi dengan nomor telepon/ HP Pelapor.
6. diisi dengan nama Terlapor.
7. diisi dengan jenis kelamin Terlapor.
8. diisi dengan waktu kejadian dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
9. diisi dengan tempat kejadian dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
10. diisi dengan narasi singkat, padat, dan jelas terkait dugaan Pelanggaran
Disiplin Mahasiswa.
11. diisi dengan alat bukti dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
12. diisi dengan barang bukti dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
13. diisi dengan Kota/ Kabupaten dibuatnya laporan.
14. diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun dibuatnya laporan.
15. diisi dengan tanda tangan Pelapor.
16. diisi dengan nama Pelapor.

DISTRIBUSI II
- 77 -

B. Format Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan mengenai


Penjatuhan Hukuman Disiplin Ringan, Surat Panggilan, dan Berita Acara
Pemeriksaan terkait Proses Penegakan Hukuman Disiplin Ringan.

1. Format Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan mengenai


Penjatuhan Hukuman Disiplin Ringan.

KEPUTUSAN WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

NOMOR KEP-……….(1)/PKN.3/PKN.14/ ……….(2)


TENTANG
PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN RINGAN TERHADAP MAHASISWA ATAS
NAMA ……….(3) DENGAN NOMOR INDUK MAHASISWA ……….(4)

WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN,

Menimbang : a. bahwa...;
b. bahwa…;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Politeknik
Keuangan Negara STAN tentang …; (5)

Mengingat : 1. …;
2. …;
3. dan seterusnya;(6)

MEMUTUSKAN:

MENETAPKAN : KEPUTUSAN WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN TENTANG
PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN RINGAN TERHADAP
MAHASISWA ATAS NAMA ……….(7) DENGAN NOMOR INDUK
MAHASISWA ……….(8)

KESATU : Menjatuhkan hukuman disiplin ringan berupa ……….(9)


kepada:
Nama : ……….(10)
Nomor Induk Mahasiswa : ……….(11)
Program Studi : ……….(12)
Tempat, Tanggal Lahir : ……….(13)
Jenis Kelamin : ……….(14)

KEDUA : Disamping hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam


Diktum KESATU, kepada Mahasiswa tersebut dijatuhkan
hukuman disiplin tambahan berupa ……….(15)

KETIGA : Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Politeknik


Keuangan Negara STAN ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

DISTRIBUSI II
- 78 -

Salinan Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan


Politeknik Keuangan Negara STAN ini disampaikan kepada:
1. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
2. Direktur PKN STAN;
3. Para Wakil Direktur di Lingkungan PKN STAN;
4. Ketua Program Studi ……….(16) Program ……….(17);
5. Kepala BAAK; dan
6. Kepala UPK.

Ditetapkan di ……….(18)
pada tanggal ……….(19)

a.n. WAKIL DIREKTUR BIDAN KEMAHASISWAAN


KEPALA UNIT PEMBANGUNAN KARAKTER,

……….(20)
……….(21)

DISTRIBUSI II
- 79 -

PETUNJUK PENGISIAN
KEPUTUSAN WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN MENGENAI
PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN RINGAN

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan tahun penerbitan Keputusan.
3. diisi dengan nama lengkap Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
ringan dan tanpa gelar.
4. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
ringan.
5. diisi dengan narasi mengenai pertimbangan pemberian rehabilitasi.
6. diisi paling kurang dengan peraturan dan/atau keputusan mengenai:
a. organisasi dan tata kerja PKN STAN;
b. statuta PKN STAN;
c. pengangkatan dalam jabatan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan;
d. pengangkatan dalam jabatan Kepala UPK; dan
kewenangan untuk penjatuhan hukuman disiplin ringan.
7. diisi dengan nama lengkap Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
ringan dan tanpa gelar.
8. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
ringan.
9. diisi dengan jenjang hukuman disiplin ringan yang dijatuhkan.
10. diisi dengan nama lengkap Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
ringan dan tanpa gelar.
11. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
ringan.
12. diisi dengan Program Studi Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
ringan.
13. diisi dengan tempat dan tanggal lahir Mahasiswa yang dijatuhi hukuman
disiplin ringan.
14. diisi dengan jenis kelamin Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
ringan.
15. diisi dengan jenjang hukuman disiplin tambahan yang dijatuhkan.
16. diisi dengan Program Studi Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
ringan.
17. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi (Diploma I, Diploma III,
Sarjana Terapan, atau Magister Terapan) Mahasiswa yang dijatuhi
hukuman disiplin ringan.
18. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat ditetapkannya Keputusan Kepala
UPK dimaksud.
19. diisi dengan tanggal ditetapkannya Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan dimaksud.
20. diisi dengan tanda tangan Kepala UPK.
21. diisi dengan nama lengkap Kepala UPK dan tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 80 -

2. Format Surat Panggilan Kepala UPK terkait Proses Penegakan


Hukuman Disiplin Ringan.

Kop Surat
Nomor : S-……….(1)/ ……….(2)/ ……….(3) ……….(4)
Sifat : Sangat Segera dan Rahasia
Hal : Panggilan terhadap Saudara ……….(5) dalam Rangka Pemeriksaan
terkait Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa

Yth.……….(6)
di tempat.

Sehubungan dengan adanya Laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin


Mahasiswa, bersama ini dengan hormat, meminta kehadiran Saudara:
Nama : ……….(7)
NIK/NIP/NIM/Nomor Paspor : ……….(9)
(8)

untuk menghadap kepada Kepala Unit Pembangunan Karakter, pada:


hari : ……….(10)
tanggal : ……….(11)
jam : ……….(12)
tempat : ……….(13)
untuk diperiksa dan dimintai keterangan sebagai ……….(14), dalam
pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin mahasiswa yang dilakukan oleh
Saudara ……….(15) NIM ……….(16). Adapun dugaan pelanggaran disiplin
mahasiswa tersebut berupa ……….(17).
Demikian surat panggilan ini kami sampaikan. Atas perhatian Saudara,
kami ucapkan terima kasih.

……….(18), ……….(19)
Kepala Unit Pembangunan
Karakter,

……….(20)
……….(21)

DISTRIBUSI II
- 81 -

PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PANGGILAN

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan kode naskah dinas bagi Unit Pembangunan Karakter.
3. diisi dengan tahun penerbitan surat panggilan.
4. diisi dengan tanggal diterbitkannya surat panggilan.
5. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
6. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
7. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
8. dalam hal yang dipanggil:
a. Mahasiswa, maka yang ditulis “NIM”;
b. Pegawai Negeri Sipil, maka yang ditulis “NIP”; atau
c. Selain Mahasiswa dan Pegawai Negeri Sipil maka yang ditulis “NIK”
atau “Nomor Paspor”.
9. diisi dengan Nomor Induk Kependudukan/Nomor Induk Pegawai/Nomor
Induk Mahasiswa/Nomor Paspor dari Terperiksa/Saksi/Ahli.
10. diisi dengan jadwal hari pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
11. diisi dengan jadwal tanggal pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
12. diisi dengan jadwal waktu pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
13. diisi dengan jadwal tempat pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
14. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”.
15. diisi dengan nama Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin ringan.
16. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin ringan.
17. diisi dengan narasi Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa sesuai dengan
laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
18. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat diterbitkannya Surat Panggilan.
19. diisi dengan tanggal diterbitkannya Surat Panggilan.
20. diisi dengan tanda tangan Kepala UPK.
21. diisi dengan nama lengkap Kepala UPK dan tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 82 -

3. Format Berita Acara Pemeriksaan terkait Proses Penegakan Hukuman


Disiplin Ringan.

Kop Surat
BERITA ACARA PEMERIKSAAN
NOMOR: BA-……….(1)/ ……….(2)/ ……….(3)

Pada hari ini……….(4) tanggal……….(5) bulan……….(6) tahun……….(7),


yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ……….(8)
NIP : ……….(9)
Pangkat : ……….(10)
Jabatan : ……….(11)
telah melakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan terhadap Saudara
……….(12) selaku ……….(13) sehubungan dengan dugaan pelanggaran disiplin
mahasiswa atas nama……….(14) NIM ……….(15) berupa ……….(16).
Bahwa sebelum dilakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan,
……….(17) telah diambil sumpah atau janji menurut keyakinan
agama……….(18). Adapun hasil pemeriksaan dan permintaan keterangan
terhadap yang bersangkutan adalah sebagai berikut:
……….(19)
Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya
dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

……….(20), ……….(21)
Kepala UPK selaku
Pemeriksa,

……….(22)
……….(23)

DISTRIBUSI II
- 83 -

PETUNJUK PENGISIAN
BERITA ACARA PEMERIKSAAN

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan kode naskah dinas bagi Unit Pembangunan Karakter.
3. diisi dengan tahun penerbitan Berita Acara Pemeriksaan.
4. diisi dengan hari pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
5. diisi dengan tanggal pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan
keterangan.
6. diisi dengan bulan pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
7. diisi dengan tahun pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
8. diisi dengan nama lengkap Pemeriksa dan tanpa gelar.
9. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Pemeriksa.
10. diisi dengan Pangkat Pemeriksa.
11. diisi dengan Jabatan Pemeriksa.
12. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli dan tanpa gelar.
13. diisi dengan “Terperiksa”, ”Saksi”, atau “Ahli”.
14. diisi dengan Nama lengkap Mahasiswa yang diduga melakukan
pelanggaran disiplin ringan dan tanpa gelar.
15. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin ringan dan tanpa gelar.
16. diisi dengan narasi Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa sesuai dengan
laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
17. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi”, atau “Ahli”.
18. diisi dengan agama Terperiksa/Saksi/Ahli.
19. diisi dengan narasi hasil pemeriksaan dan permintaan keterangan yang
telah dilakukan kepada Terperiksa/Saksi/Ahli.
20. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat dilakukannya pemeriksaan.
21. diisi dengan tanggal dilakukannya pemeriksaan.
22. diisi dengan tanda tangan Pemeriksa.
23. diisi dengan nama lengkap Pemeriksa dan tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 84 -

C. Format Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan mengenai


Penjatuhan Hukuman Disiplin Sedang, Surat Panggilan, dan Berita Acara
Pemeriksaan terkait Proses Penegakan Hukuman Disiplin Sedang.

1. Format Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan mengenai


Penjatuhan Hukuman Disiplin Sedang.

KEPUTUSAN WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

NOMOR KEP-……….(1)/PKN.3/……….(2)/ ……….(3)


TENTANG
PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN SEDANG TERHADAP MAHASISWA
ATAS NAMA ……….(4) DENGAN NOMOR INDUK MAHASISWA ……….(5)

WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN,

Menimbang : a. bahwa...;
b. bahwa…;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Politeknik Keuangan
Negara STAN tentang …; (6)

Mengingat : 1. …;
2. …;
3. dan seterusnya;(7)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN TENTANG
PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN SEDANG TERHADAP
MAHASISWA ATAS NAMA ……….(8) DENGAN NOMOR INDUK
MAHASISWA ……….(9)

KESATU : Menjatuhkan hukuman disiplin sedang berupa ……….(10)


kepada:
Nama : ……….(11)
Nomor Induk Mahasiswa : ……….(12)
Program Studi : ……….(13)
Tempat, Tanggal Lahir : ……….(14)
Jenis Kelamin : ……….(15)

KEDUA : Disamping hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam


Diktum KESATU, kepada Mahasiswa tersebut dijatuhkan
hukuman disiplin tambahan berupa ……….(16)

KETIGA : Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Politeknik


Keuangan Negara STAN ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

DISTRIBUSI II
- 85 -

Salinan Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan


Politeknik Keuangan Negara STAN ini disampaikan kepada:
1. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
2. Direktur PKN STAN;
3. Para Wakil Direktur di Lingkungan PKN STAN;
4. Ketua Program Studi ……….(17) Program ……….(18);
5. Kepala BAAK; dan
6. Kepala UPK.

Ditetapkan di ……….(19)
pada tanggal ……….(20)

a.n. WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


KETUA PROGRAM STUDI
……….(21) PROGRAM ……….(22)

……….(23)
……….(24)

DISTRIBUSI II
- 86 -

PETUNJUK PENGISIAN
KEPUTUSAN WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN MENGENAI
PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN SEDANG

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan kode naskah dinas bagi Program Diploma Terkait.
3. diisi dengan tahun penerbitan Keputusan.
4. diisi dengan nama lengkap Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
sedang dan tanpa gelar.
5. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
sedang.
6. diisi dengan narasi mengenai pertimbangan penjatuhan hukuman
disiplin sedang.
7. diisi paling kurang dengan peraturan dan/atau keputusan mengenai:
a. organisasi dan tata kerja PKN STAN;
b. statuta PKN STAN;
c. pengangkatan dalam jabatan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan;
d. pengangkatan dalam jabatan Ketua Program Studi Terkait; dan
e. kewenangan untuk penjatuhan hukuman disiplin sedang.
8. diisi dengan nama lengkap Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
sedang dan tanpa gelar.
9. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
sedang.
10. diisi dengan jenjang hukuman disiplin sedang yang dijatuhkan.
11. diisi dengan nama lengkap Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
sedang dan tanpa gelar.
12. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
sedang.
13. diisi dengan Program Studi Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
sedang.
14. diisi dengan tempat dan tanggal lahir Mahasiswa yang dijatuhi hukuman
disiplin sedang.
15. diisi dengan jenis kelamin Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
sedang.
16. diisi dengan jenjang hukuman disiplin tambahan yang dijatuhkan.
17. diisi dengan Program Studi Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
sedang.
18. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi (Diploma I, Diploma III,
Sarjana Terapan, atau Magister Terapan) Mahasiswa yang dijatuhi
hukuman disiplin sedang.
19. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat ditetapkannya Keputusan Kepala
UPK dimaksud.
20. diisi dengan tanggal ditetapkannya Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan dimaksud.
21. diisi dengan Program Studi Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
sedang.
22. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi (Diploma I, Diploma III,
Sarjana Terapan, atau Magister Terapan) Mahasiswa yang dijatuhi
hukuman disiplin sedang.
23. diisi dengan tanda tangan Ketua Program Studi Terkait.
24. diisi dengan nama lengkap Ketua Program Studi Terkait dan tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 87 -

2. Format Surat Panggilan Tim Pemeriksa terkait Proses Penegakan


Hukuman Disiplin Sedang.

Kop Surat
Nomor :S-……….(1)/……….(2)/……….(3) ……….(4)
Sifat : Sangat Segera dan Rahasia
Hal : Panggilan terhadap Saudara ……….(5) dalam Rangka Pemeriksaan
terkait Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa

Yth.……….(6)
di tempat.

Sehubungan dengan adanya Laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin


Mahasiswa, bersama ini dengan hormat, meminta kehadiran Saudara:
Nama : ……….(7)
NIK/NIP/NIM/Nomor Paspor(8) : ……….(9)
untuk menghadap kepada tim pemeriksa, pada:
hari : ……….(10)
tanggal : ……….(11)
jam : ……….(12)
tempat : ……….(13)
untuk diperiksa dan dimintai keterangan sebagai ……….(14), dalam
pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin mahasiswa yang dilakukan
oleh Saudara ……….(15) NIM ……….(16). Adapun dugaan pelanggaran
disiplin mahasiswa tersebut berupa ……….(17).
Demikian surat panggilan ini kami sampaikan. Atas perhatian
Saudara, kami ucapkan terima kasih.

……….(18), ……….(19)
Kepala Unit Pembangunan Karakter
selaku Ketua Tim Pemeriksa,

……….(20)
……….(21)

DISTRIBUSI II
- 88 -

PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PANGGILAN

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan kode naskah dinas bagi tim pemeriksa.
3. diisi dengan tahun penerbitan surat panggilan.
4. diisi dengan tanggal diterbitkannya surat panggilan.
5. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
6. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
7. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
8. dalam hal yang dipanggil:
a. Mahasiswa, maka yang ditulis “NIM”;
b. Pegawai Negeri Sipil, maka yang ditulis “NIP”; atau
c. Selain Mahasiswa dan Pegawai Negeri Sipil maka yang ditulis “NIK” atau
“Nomor Paspor”.
9. diisi dengan Nomor Induk Kependudukan/Nomor Induk Pegawai/Nomor
Induk Mahasiswa/Nomor Paspor dari Terperiksa/Saksi/Ahli.
10. diisi dengan jadwal hari pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
11. diisi dengan jadwal tanggal pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
12. diisi dengan jadwal waktu pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
13. diisi dengan jadwal tempat pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
14. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”.
15. diisi dengan nama Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin sedang.
16. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin sedang.
17. diisi dengan narasi Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa sesuai dengan
laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
18. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat diterbitkannya Surat Panggilan.
19. diisi dengan tanggal diterbitkannya Surat Panggilan.
20. diisi dengan tanda tangan Kepala UPK selaku Ketua Tim Pemeriksa.
21. diisi dengan nama lengkap Kepala UPK selaku Ketua Tim Pemeriksa dan
tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 89 -

3. Format Berita Acara Pemeriksaan terkait Proses Penegakan Hukuman


Disiplin Sedang.

Kop Surat
BERITA ACARA PEMERIKSAAN
NOMOR: BA-……….(1)/ ……….(2)/ ……….(3)

Pada hari ini ……….(4) tanggal ……….(5) bulan ……….(6) tahun ……….(7),
yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : ……….(8)
NIP : ……….(9)
Jabatan dalam Tim Pemeriksa : Ketua merangkap Anggota
2. Nama : ……….(10)
NIP : ……….(11)
Jabatan dalam Tim Pemeriksa : Anggota
3. Nama : ……….(12)
NIP : ……….(13)
Jabatan dalam Tim Pemeriksa : Anggota
telah melakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan terhadap:
Nama : ……….(14)
NIK/NIP/NIM/Nomor Paspor(15) : ……….(16)
selaku ……….(17) sehubungan dengan dugaan pelanggaran disiplin
mahasiswa atas nama……….(18) NIM ……….(19) berupa ……….(20).
Bahwa sebelum dilakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan,
……….(21) telah diambil sumpah atau janji menurut keyakinan
agama………. . Adapun hasil pemeriksaan dan permintaan keterangan
(22)

terhadap yang bersangkutan adalah sebagai berikut:


……….(23)
Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya
dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
……….(24), ……….(25)
Ketua Anggota Anggota

……….(26) ……….(28) ……….(30)

……….(27) ……….(29) ……….(31)

DISTRIBUSI II
- 90 -

PETUNJUK PENGISIAN
BERITA ACARA PEMERIKSAAN

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan kode naskah dinas bagi Unit Pembangunan Karakter.
3. diisi dengan tahun penerbitan Berita Acara Pemeriksaan.
4. diisi dengan hari pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
5. diisi dengan tanggal pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan
keterangan.
6. diisi dengan bulan pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
7. diisi dengan tahun pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
8. diisi dengan nama lengkap Ketua Tim Pemeriksa dan tanpa gelar.
9. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Ketua Tim Pemeriksa.
10. diisi dengan nama lengkap Anggota Tim Pemeriksa dan tanpa gelar.
11. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Anggota Tim Pemeriksa.
12. diisi dengan nama lengkap Anggota Tim Pemeriksa dan tanpa gelar.
13. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Anggota Tim Pemeriksa.
14. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
15. dalam hal yang dipanggil:
a. Mahasiswa, maka yang ditulis “NIM”;
b. Pegawai Negeri Sipil, maka yang ditulis “NIP”; atau
c. Selain Mahasiswa dan Pegawai Negeri Sipil maka yang ditulis “NIK” atau
“Nomor Paspor”.
16. diisi dengan Nomor Induk Kependudukan/Nomor Induk Pegawai/Nomor
Induk Mahasiswa/Nomor Paspor dari Terperiksa/Saksi/Ahli.
17. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”.
18. diisi dengan nama Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin sedang.
19. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin sedang.
20. diisi dengan narasi Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa sesuai dengan
laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
21. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”.
22. diisi dengan agama Terperiksa/Saksi/Ahli.
23. diisi dengan narasi hasil pemeriksaan dan permintaan keterangan yang
telah dilakukan kepada Terperiksa/Saksi/Ahli.
24. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat dilakukannya pemeriksaan.
25. diisi dengan tanggal dilakukannya pemeriksaan.
26. diisi dengan tanda tangan Ketua Tim Pemeriksa.
27. diisi dengan nama lengkap Ketua Tim Pemeriksa dan tanpa gelar.
28. diisi dengan tanda tangan Anggota Tim Pemeriksa.
29. diisi dengan nama lengkap Anggota Tim Pemeriksa dan tanpa gelar.
30. diisi dengan tanda tangan Anggota Tim Pemeriksa.
31. diisi dengan nama lengkap Anggota Tim Pemeriksa dan tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 91 -

D. Format Surat Panggilan dan Risalah Sidang Komisi Disiplin Mahasiswa


terkait Proses Penegakan Hukuman Disiplin Berat.

1. Format Surat Panggilan Komisi Disiplin Mahasiswa terkait Proses


Penegakan Hukuman Disiplin Berat.

Kop Surat
Nomor :S-……….(1)/ ……….(2)/ ……….(3) ……….(4)
Sifat : Sangat Segera dan Rahasia
Hal : Panggilan terhadap Saudara ……….(5) dalam Rangka Pemeriksaan
terkait Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa

Yth.……….(6)

Sehubungan dengan adanya Laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin


Mahasiswa, bersama ini dengan hormat, meminta kehadiran Saudara:
Nama : ……….(7)
NIK/NIP/NIM/Nomor Paspor : ……….(9)
(8)

untuk menghadap kepada Komisi Disiplin Mahasiswa, pada:


hari : ……….(10)
tanggal : ……….(11)
jam : ……….(12)
tempat : ……….(13)
untuk diperiksa dan dimintai keterangan sebagai ……….(14), dalam
pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin mahasiswa yang dilakukan oleh
Saudara ……….(15) NIM ……….(16). Adapun dugaan pelanggaran disiplin
mahasiswa tersebut berupa ……….(17).
Demikian surat panggilan ini kami sampaikan. Atas perhatian Saudara,
kami ucapkan terima kasih.

……….(18), ……….(19)
Ketua Komisi Disiplin
Mahasiswa,

……….(20)
……….(21)

DISTRIBUSI II
- 92 -

PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PANGGILAN

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan kode naskah dinas bagi Komisi Disiplin Mahasiswa.
3. diisi dengan tahun penerbitan surat panggilan.
4. diisi dengan tanggal diterbitkannya surat panggilan.
5. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
6. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
7. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
8. dalam hal yang dipanggil:
a. Mahasiswa, maka yang ditulis “NIM”;
b. Pegawai Negeri Sipil, maka yang ditulis “NIP”; atau
c. Selain Mahasiswa dan Pegawai Negeri Sipil maka yang ditulis “NIK” atau
“Nomor Paspor”.
9. diisi dengan Nomor Induk Kependudukan/Nomor Induk Pegawai/Nomor
Induk Mahasiswa/Nomor Paspor dari Terperiksa/Saksi/Ahli.
10. diisi dengan jadwal hari pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
11. diisi dengan jadwal tanggal pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
12. diisi dengan jadwal waktu pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
13. diisi dengan jadwal tempat pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
14. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”.
15. diisi dengan nama Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin berat.
16. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin berat.
17. diisi dengan narasi Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa sesuai dengan
laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
18. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat diterbitkannya Surat Panggilan.
19. diisi dengan tanggal diterbitkannya Surat Panggilan.
20. diisi dengan tanda tangan Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa.
21. diisi dengan nama lengkap Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.

DISTRIBUSI II
- 93 -

2. Format Risalah Sidang Komisi Disiplin Mahasiswa terkait Proses


Penegakan Hukuman Disiplin Berat.

Kop Surat
RISALAH SIDANG
KOMISI DISIPLIN MAHASISWA
NOMOR: RS-……….(1)/ ……….(2)/ ……….(3)

Pada hari ini ……….(4) tanggal ……….(5) bulan ……….(6) tahun ……….(7),
yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : ……….(8)
NIP : ……….(9)
Jabatan dalam Komisi : Ketua merangkap Anggota
2. Nama : ……….(10)
NIP : ……….(11)
Jabatan dalam Komisi : Wakil Ketua merangkap Anggota
3. Nama : ……….(12)
NIP : ……….(13)
Jabatan dalam Komisi : Sekretaris merangkap Anggota
4. Nama : ……….(14)
NIP : ……….(15)
Jabatan dalam Komisi : Anggota
5. Nama : ……….(16)
NIP : ……….(17)
Jabatan dalam Komisi : Anggota
telah melakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan terhadap:
Nama : ……….(18)
NIK/NIP/NIM/Nomor Paspor (19) : ……….(20)
selaku ……….(21) sehubungan dengan dugaan pelanggaran disiplin
mahasiswa atas nama……….(22) NIM ……….(23) berupa ……….(24).
Bahwa sebelum dilakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan,
……….(25) telah diambil sumpah atau janji menurut keyakinan
agama………. . Adapun hasil pemeriksaan dan permintaan keterangan
(26)

terhadap yang bersangkutan adalah sebagai berikut:


……….(27)
Demikian Risalah Sidang ini dibuat dengan sesungguhnya dan tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.
……….(28), ……….(29)
Ketua Wakil Ketua Sekretaris

……….(30) ……….(32) ……….(34)

……….(31) ……….(33) ……….(35)

Anggota Anggota

……….(36) ……….(38)

……….(37) ……….(39)

DISTRIBUSI II
- 94 -

PETUNJUK PENGISIAN
RISALAH SIDANG

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan kode naskah dinas bagi Komisi Disiplin Mahasiswa.
3. diisi dengan tahun penerbitan Risalah Sidang.
4. diisi dengan hari pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
5. diisi dengan tanggal pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan
keterangan.
6. diisi dengan bulan pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
7. diisi dengan tahun pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
8. diisi dengan nama lengkap Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.
Dalam hal Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa tidak hadir, poin angka 1
tidak perlu ada.
9. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa.
10. diisi dengan nama lengkap Wakil Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa dan
tanpa gelar.
Dalam hal Wakil Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa tidak hadir, poin angka
2 tidak perlu ada.
11. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Wakil Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa.
12. diisi dengan nama lengkap Sekretaris Komisi Disiplin Mahasiswa dan
tanpa gelar.
Dalam hal Sekretaris Komisi Disiplin Mahasiswa tidak hadir, poin angka 3
tidak perlu ada.
13. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Sekretaris Komisi Disiplin Mahasiswa.
14. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.
Dalam hal 2 (dua) Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa tidak hadir, poin
angka 4 dan angka 5 tidak perlu ada.
15. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa.
16. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.
Dalam hal 1 (satu) Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa tidak hadir, poin
angka 5 tidak perlu ada.
17. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa.
18. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
19. dalam hal yang dipanggil:
a. Mahasiswa, maka yang ditulis “NIM”;
b. Pegawai Negeri Sipil, maka yang ditulis “NIP”; atau
c. Selain Mahasiswa dan Pegawai Negeri Sipil maka yang ditulis “NIK” atau
“Nomor Paspor”.
20. diisi dengan Nomor Induk Kependudukan/Nomor Induk Pegawai/Nomor
Induk Mahasiswa/Nomor Paspor dari Terperiksa/Saksi/Ahli.
21. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”.
22. diisi dengan nama Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin berat.
23. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin berat.
24. diisi dengan narasi Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa sesuai dengan
laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
25. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”.

DISTRIBUSI II
- 95 -

26. diisi dengan agama Terperiksa/Saksi/Ahli.


27. diisi dengan narasi hasil pemeriksaan dan permintaan keterangan yang
telah dilakukan kepada Terperiksa/Saksi/Ahli.
28. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat dilakukannya pemeriksaan.
29. diisi dengan tanggal dilakukannya pemeriksaan.
30. diisi dengan tanda tangan Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa.
31. diisi dengan nama lengkap Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.
32. diisi dengan tanda tangan Wakil Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa.
33. diisi dengan nama lengkap Wakil Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa dan
tanpa gelar.
34. diisi dengan tanda tangan Sekretaris Komisi Disiplin Mahasiswa.
35. diisi dengan nama lengkap Sekretaris Komisi Disiplin Mahasiswa dan
tanpa gelar.
36. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa.
37. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.
38. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa.
39. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.

DISTRIBUSI II
- 96 -

E. Format Putusan Komisi Disiplin Mahasiswa terkait Proses Penegakan


Hukumn Disiplin Berat dan Keputusan Program Studi terkait mengenai
Penjatuhan Hukuman Disiplin Berat

1. Format Putusan Komisi Disiplin Mahasiswa terkait Proses Penegakan


Hukuman Disiplin Berat.

Kop Surat
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN
KOMISI DISIPLIN MAHASISWA

NOMOR: PTS-……….(1)/ ……….(2)/ ……….(3)

1. Komisi Disiplin Mahasiswa yang memeriksa, mengadili, dan memutus


dugaan pelanggaran disiplin mahasiswa yang dilaporkan oleh:
Nama : ……….(4)
Jenis Kelamin : ……….(5)
NIK/No. Paspor/NIP : ……….(6)
Alamat : ……….(7)
Nomor Telepon/HP : ……….(8)
telah memeriksa dugaan pelanggaran disiplin Mahasiswa yang
dilakukan oleh:
Nama : ……….(9)
Jenis Kelamin : ……….(10)
NIM : ……….(11)
Program Studi : ……….(12)
Program : ……….(13)
tanggal : ……….(14)
dugaan pelanggaran disiplin : ……….(15)

2. Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, diperoleh fakta persidangan


sebagai berikut:
a. sebelum dilakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan,
……….(16) telah diambil sumpah atau janji menurut keyakinan
agama……….(17)
b. ……….(18)

3. Bahwa berdasarkan Laporan dan fakta persidangan, Komisi Disiplin


Mahasiswa memiliki pertimbangan hukum sebagai berikut:
……….(19)

4. Bahwa berdasarkan fakta dan pertimbangan hukum di atas, Komisi


Disiplin Mahasiswa:

MENGADILI:
……….(20)

Demikian diputus dalam sidang Komisi Disiplin Mahasiswa oleh 5


(lima) orang anggota Komisi Disiplin Mahasiswa, yaitu……….(21) selaku
Ketua merangkap Anggota, ……….(22) selaku Wakil Ketua merangkap
Anggota, ……….(23) selaku Sekretaris merangkap Anggota, ……….(24)
selaku Anggota, dan ……….(25) selaku Anggota pada hari……….(26),

DISTRIBUSI II
- 97 -

tanggal ……….(27), bulan……….(28), tahun……….(29), di ……….(30), serta


dengan ……….(31) Terperiksa.

Ketua Anggota Anggota

……….(32) ……….(34) ……….(36)

……….(33) ……….(35) ……….(37)

Anggota Anggota

……….(38) ……….(40)

……….(39) ……….(41)

5. Terhadap Putusan Komisi Disiplin Mahasiswa ini, anggota Komisi


Disiplin Mahasiswa atas nama ……….(42) memiliki ……….(43) sebagai
berikut:
……….(44)

Sekretaris,

……….(45)
……….(46)

DISTRIBUSI II
- 98 -

PETUNJUK PENGISIAN
PUTUSAN KOMISI DISIPLIN MAHASISWA

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan kode naskah dinas bagi Komisi Disiplin Mahasiswa.
3. diisi dengan tahun penerbitan Putusan Komisi Disiplin Mahasiswa.
4. diisi dengan nama Pelapor.
5. diisi dengan jenis kelamin Pelapor.
6. diisi dengan NIK/No. Paspor/NIP Pelapor.
7. diisi dengan alamat Pelapor.
8. diisi dengan nomor telepon/ HP Pelapor.
9. diisi dengan nama Terperiksa.
10. diisi dengan jenis kelamin Terperiksa.
11. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa Terperiksa.
12. diisi dengan Program Studi Terperiksa.
13. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi Terperiksa (Diploma I,
Diploma III, Sarjana Terapan, atau Magister Terapan).
14. diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun dilakukannya dugaan pelanggaran
disiplin Mahasiswa.
15. diisi dengan narasi Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa sesuai dengan
laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
16. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”
Dalam hal Komisi Disiplin Mahasiswa tidak memanggil
Terperiksa/Saksi/Ahli, poin huruf a tidak perlu ada.
17. diisi dengan agama Terperiksa/Saksi/Ahli.
Dalam hal Komisi Disiplin Mahasiswa tidak memanggil
Terperiksa/Saksi/Ahli, poin huruf a tidak perlu ada.
18. diisi dengan narasi fakta persidangan dan boleh ditambahkan poin selain
huruf b apabila terdapat fakta persidangan lain.
19. diisi dengan narasi pertimbangan hukum.
20. diisi dengan amar Putusan Komisi Disiplin Mahasiswa.
21. diisi dengan nama lengkap Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.
22. diisi dengan nama lengkap Wakil Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa dan
tanpa gelar.
23. diisi dengan nama lengkap Sekretaris Komisi Disiplin Mahasiswa dan
tanpa gelar.
24. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.
25. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.
26. diisi dengan hari penetapan Putusan Komisi Disiplin Mahasiswa.
27. diisi dengan tanggal penetapan Putusan Komisi Disiplin Mahasiswa.
28. diisi dengan bulan penetapan Putusan Komisi Disiplin Mahasiswa.
29. diisi dengan tahun penetapan Putusan Komisi Disiplin Mahasiswa.
30. diisi dengan Kota/Kabupaten penetapan Putusan Komisi Disiplin
Mahasiswa.
31. diisi dengan frasa “dihadiri” atau “tidak dihadiri”.
32. diisi dengan tanda tangan Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa.
33. diisi dengan nama lengkap Ketua Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.
34. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa.

DISTRIBUSI II
- 99 -

35. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.
36. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa.
37. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.
38. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa.
39. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.
40. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa.
41. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar.
42. diisi dengan nama lengkap anggota Komisi Disiplin Mahasiswa dan tanpa
gelar, yang memiliki pendapat berbeda dan/atau alasan berbeda dengan
amar putusan Komisi Disiplin Mahasiswa.
Dalam hal tidak terdapat pendapat berbeda dan/atau alasan berbeda,
setelah ditandatangani oleh seluruh anggota Komisi Disiplin Mahasiswa,
butir angka 5 (lima) Putusan Komisi Disiplin, tidak perlu ada.
43. diisi dengan frasa “pendapat berbeda” dan/atau “alasan berbeda”
44. diisi dengan narasi pendapat berbeda dan/atau atau alasan berbeda
dengan amar putusan Komisi Disiplin Mahasiswa.
45. diisi dengan tanda tangan Sekretaris Komisi Disiplin Mahasiswa.
46. diisi dengan nama lengkap Sekretaris Komisi Disiplin Mahasiswa dan
tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 100 -

2. Format Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan mengenai


Penjatuhan Hukuman Disiplin Berat.

KEPUTUSAN WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

NOMOR KEP-……….(1)/PKN.3/ ……….(2)


TENTANG
PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN BERAT TERHADAP MAHASISWA ATAS
NAMA ……….(3) DENGAN NOMOR INDUK MAHASISWA ……….(4)

WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN,

Menimbang : a. bahwa...;
b. bahwa…;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Politeknik Keuangan
Negara STAN tentang …; (5)

Mengingat : 1. …;
2. …;
3. dan seterusnya;(6)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN TENTANG
PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN BERAT TERHADAP
MAHASISWA ATAS NAMA ……….(7) DENGAN NOMOR INDUK
MAHASISWA ……….(8)

KESATU : Menjatuhkan hukuman disiplin berat berupa ……….(9) kepada:


Nama : ……….(10)
Nomor Induk Mahasiswa : ……….(11)
Program Studi : ……….(12)
Tempat, Tanggal Lahir : ……….(13)
Jenis Kelamin : ……….(14)

KEDUA : Disamping hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam


Diktum KESATU, kepada Mahasiswa tersebut dijatuhkan
hukuman disiplin tambahan berupa ……….(15)

KETIGA : Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Politeknik


Keuangan Negara STAN ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

DISTRIBUSI II
- 101 -

Salinan Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan


Politeknik Keuangan Negara STAN ini disampaikan kepada:
1. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
2. Direktur PKN STAN;
3. Para Wakil Direktur di Lingkungan PKN STAN;
4. Ketua Program Studi ……….(16) Program ……….(17);
5. Kepala BAAK; dan
6. Kepala UPK.

Ditetapkan di ……….(18)
pada tanggal ……….(19)

WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN,

……….(20)
……….(21)

DISTRIBUSI II
- 102 -

PETUNJUK PENGISIAN
KEPUTUSAN WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN TERKAIT
MENGENAI PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN BERAT

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan tahun penerbitan Keputusan.
3. diisi dengan nama lengkap Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
berat dan tanpa gelar.
4. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
berat.
5. diisi dengan narasi mengenai pertimbangan penjatuhan hukuman disiplin
berat.
6. diisi paling kurang dengan peraturan dan/atau keputusan mengenai:
a. organisasi dan tata kerja PKN STAN;
b. statuta PKN STAN;
c. pengangkatan dalam jabatan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan;
dan
kewenangan untuk penjatuhan hukuman disiplin Berat.
7. diisi dengan nama lengkap Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
berat dan tanpa gelar.
8. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
berat.
9. diisi dengan jenjang hukuman disiplin berat yang dijatuhkan.
10. diisi dengan nama lengkap Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
berat dan tanpa gelar.
11. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
berat.
12. diisi dengan Program Studi Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
berat.
13. diisi dengan tempat dan tanggal lahir Mahasiswa yang dijatuhi hukuman
disiplin berat.
14. diisi dengan jenis kelamin Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
berat.
15. diisi dengan jenjang hukuman disiplin tambahan yang dijatuhkan.
16. diisi dengan Program Studi Terkait.
17. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi terkait (Diploma I, Diploma
III, Sarjana Terapan, atau Magister Terapan).
18. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat ditetapkannya Keputusan Wakil
Direktur Bidang Kemahasiswaan.
19. diisi dengan tanggal ditetapkannya Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan.
20. diisi dengan tanda tangan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan.
21. diisi dengan nama lengkap Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan
tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 103 -

F. Format Surat Panggilan, Risalah Sidang, Putusan Komisi Keberatan


Disiplin Mahasiswa mengenai Proses Penegakan Hukuman Disiplin
Mahasiswa dan Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan
mengenai Jawaban atas Pengajuan Keberatan.

1. Format Surat Panggilan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa terkait


Proses Penegakan Hukuman Disiplin Mahasiswa.

Kop Surat
Nomor :S-……….(1)/ ……….(2)/ ……….(3) ……….(4)
Sifat : Sangat Segera dan Rahasia
Hal : Panggilan terhadap Saudara ……….(5) dalam Rangka Pemeriksaan
terkait Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa

Yth.……….(6)
di tempat.

Sehubungan dengan adanya Laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin


Mahasiswa, bersama ini dengan hormat, meminta kehadiran Saudara:
Nama : ……….(7)
NIK/NIP/NIM/Nomor Paspor(8) : ……….(9)
untuk menghadap kepada Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa, pada:
hari : ……….(10)
tanggal : ……….(11)
jam : ……….(12)
tempat : ……….(13)
untuk diperiksa dan dimintai keterangan sebagai ……….(14), dalam
pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin mahasiswa yang dilakukan oleh
Saudara ……….(15) NIM ……….(16). Adapun dugaan pelanggaran disiplin
mahasiswa tersebut berupa ……….(17).
Demikian surat panggilan ini kami sampaikan. Atas perhatian Saudara,
kami ucapkan terima kasih.

……….(18), ……….(19)
Ketua Komisi Keberatan
Disiplin Mahasiswa

……….(20)
……….(21)

DISTRIBUSI II
- 104 -

PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PANGGILAN

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan kode naskah dinas bagi Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
3. diisi dengan tahun penerbitan surat panggilan.
4. diisi dengan tanggal diterbitkannya surat panggilan.
5. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
6. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
7. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
8. Dalam hal yang dipanggil:
a. Mahasiswa, maka yang ditulis “NIM”;
b. Pegawai Negeri Sipil, maka yang ditulis “NIP”; atau
c. Selain Mahasiswa dan Pegawai Negeri Sipil maka yang ditulis “NIK” atau
“Nomor Paspor”.
9. diisi dengan Nomor Induk Kependudukan/Nomor Induk Pegawai/Nomor
Induk Mahasiswa/Nomor Paspor dari Terperiksa/Saksi/Ahli.
10. diisi dengan jadwal hari pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
11. diisi dengan jadwal tanggal pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
12. diisi dengan jadwal waktu pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
13. diisi dengan jadwal tempat pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
14. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”.
15. diisi dengan nama Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin berat.
16. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin berat.
17. diisi dengan narasi Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa sesuai dengan
laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
18. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat diterbitkannya Surat Panggilan.
19. diisi dengan tanggal diterbitkannya Surat Panggilan.
20. diisi dengan tanda tangan Ketua Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
21. diisi dengan nama lengkap Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa dan
tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 105 -

2. Format Risalah Sidang Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa terkait


Proses Penegakan Hukuman Disiplin Mahasiswa.

Kop Surat
RISALAH SIDANG
KOMISI KEBERATAN DISIPLIN MAHASISWA
NOMOR: RS-……….(1)/ ……….(2)/ ……….(3)

Pada hari ini ……….(4) tanggal ……….(5) bulan ……….(6) tahun ……….(7),
yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : ……….(8)
NIP : ……….(9)
Jabatan dalam Komisi : Ketua merangkap Anggota
2. Nama : ……….(10)
NIP : ……….(11)
Jabatan dalam Komisi : Wakil Ketua merangkap Anggota
3. Nama : ……….(12)
NIP : ……….(13)
Jabatan dalam Komisi : Sekretaris merangkap Anggota
4. Nama : ……….(14)
NIP : ……….(15)
Jabatan dalam Komisi : Anggota
5. Nama : ……….(16)
NIP : ……….(17)
Jabatan dalam Komisi : Anggota
telah melakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan terhadap:
Nama : ……….(18)
NIK/NIP/NIM/Nomor Paspor (19) : ……….(20)
selaku ……….(21) sehubungan dengan dugaan pelanggaran disiplin
mahasiswa atas nama……….(22) NIM ……….(23) berupa ……….(24).
Bahwa sebelum dilakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan,
……….(25) telah diambil sumpah atau janji menurut keyakinan
agama………. . Adapun hasil pemeriksaan dan permintaan keterangan
(26)

terhadap yang bersangkutan adalah sebagai berikut:


……….(27)
Demikian Risalah Sidang ini dibuat dengan sesungguhnya dan tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.
……….(28), ……….(29)
Ketua Wakil Ketua Sekretaris

……….(30) ……….(32) ……….(34)

……….(31) ……….(33) ……….(35)

Anggota Anggota

……….(36) ……….(38)

……….(37) ……….(39)

DISTRIBUSI II
- 106 -

PETUNJUK PENGISIAN
RISALAH SIDANG

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan kode naskah dinas bagi Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
3. diisi dengan tahun penerbitan Risalah Sidang.
4. diisi dengan hari pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
5. diisi dengan tanggal pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan
keterangan.
6. diisi dengan bulan pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
7. diisi dengan tahun pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
8. diisi dengan nama lengkap Ketua Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar.
Dalam hal Ketua Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa tidak hadir, poin
angka 1 tidak perlu ada.
9. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Ketua Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa.
10. diisi dengan nama lengkap Wakil Ketua Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
Dalam hal Wakil Ketua Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa tidak hadir,
poin angka 2 tidak perlu ada.
11. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Wakil Ketua Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa.
12. diisi dengan nama lengkap Sekretaris Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
Dalam hal Sekretaris Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa tidak hadir,
poin angka 3 tidak perlu ada.
13. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Sekretaris Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa.
14. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar.
Dalam hal 2 (dua) Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa tidak
hadir, poin angka 4 dan angka 5 tidak perlu ada.
15. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Anggota Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa.
16. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar.
Dalam hal 1 (satu) Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa tidak
hadir, poin angka 5 tidak perlu ada.
17. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Anggota Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa.
18. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
19. dalam hal yang dipanggil:
a. Mahasiswa, maka yang ditulis “NIM”;
b. Pegawai Negeri Sipil, maka yang ditulis “NIP”; atau
c. Selain Mahasiswa dan Pegawai Negeri Sipil maka yang ditulis “NIK” atau
“Nomor Paspor”.
20. diisi dengan Nomor Induk Kependudukan/Nomor Induk Pegawai/Nomor
Induk Mahasiswa/Nomor Paspor dari Terperiksa/Saksi/Ahli.
21. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”.
22. diisi dengan nama Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin berat.

DISTRIBUSI II
- 107 -

23. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin berat.
24. diisi dengan narasi Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa sesuai dengan
laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
25. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”.
26. diisi dengan agama Terperiksa/Saksi/Ahli.
27. diisi dengan narasi hasil pemeriksaan dan permintaan keterangan yang
telah dilakukan kepada Terperiksa/Saksi/Ahli.
28. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat dilakukannya pemeriksaan.
29. diisi dengan tanggal dilakukannya pemeriksaan.
30. diisi dengan tanda tangan Ketua Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
31. diisi dengan nama lengkap Ketua Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar.
32. diisi dengan tanda tangan Wakil Ketua Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa.
33. diisi dengan nama lengkap Wakil Ketua Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
34. diisi dengan tanda tangan Sekretaris Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa.
35. diisi dengan nama lengkap Sekretaris Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
36. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
37. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar.
38. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
39. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 108 -

3. Format Putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa terkait Proses


Penegakan Hukuman Disiplin Mahasiswa.

Kop Surat
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN
KOMISI KEBERATAN DISIPLIN MAHASISWA

NOMOR: PTS-……….(1)/ ……….(2)/ ……….(3)

1. Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa yang memeriksa, mengadili, dan


memutus dugaan pelanggaran disiplin mahasiswa yang dilaporkan
oleh:
Nama : ……….(4)
Jenis Kelamin : ……….(5)
NIK/No. Paspor/NIP : ……….(6)
Alamat : ……….(7)
Nomor Telepon/HP : ……….(8)
telah memeriksa dugaan pelanggaran disiplin Mahasiswa yang
dilakukan oleh:
nama : ……….(9)
jenis kelamin : ……….(10)
NIM : ……….(11)
Program Studi : ……….(12)
Program : ……….(13)
tanggal : ……….(14)
dugaan pelanggaran disiplin : ……….(15)

2. Bahwa Terperiksa telah dijatuhi hukuman disiplin berat


berupa……….(16) berdasarkan Keputusan Ketua Program
Studi………. (17) Program ………. nomor ……….
(18) (19) tentang ……….(20)

3. Bahwa terhadap Keputusan Ketua Program Studi sebagaimana


dimaksud dalam angka 2 (dua) di atas, Terperiksa mengajukan
Keberatan pada tanggal……….(21). Adapun pokok-pokok Keberatan
adalah sebagai berikut:
……….(22)

4. Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, diperoleh fakta persidangan


sebagai berikut:
a. sebelum dilakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan,
……….(23) telah diambil sumpah atau janji menurut keyakinan
agama……….(24).
b. ……….(25)

5. Bahwa berdasarkan Laporan dan fakta persidangan, Komisi Keberatan


Disiplin Mahasiswa memiliki pertimbangan hukum sebagai berikut:
……….(26)

6. Bahwa berdasarkan fakta dan pertimbangan hukum di atas, Komisi


Keberatan Disiplin Mahasiswa:

DISTRIBUSI II
- 109 -

MENGADILI:
……….(27)

Demikian diputus dalam sidang Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa


oleh 5 (lima) orang anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa,
yaitu……….(28) selaku Ketua merangkap Anggota, ……….(29) selaku
Wakil Ketua merangkap Anggota, ……….(30) selaku Sekretaris
merangkap Anggota, ……….(31) selaku Anggota, dan ……….(32) selaku
Anggota pada hari……….(33), tanggal ……….(34), bulan……….(35),
tahun……….(36), di ……….(37), serta dengan ……….(38) Terperiksa.

Ketua Anggota Anggota

……….(39) ……….(41) ……….(43)

……….(40) ……….(42) ……….(44)

Anggota Anggota

……….(45) ……….(47)

……….(46) ……….(48)

7. Terhadap Putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa ini, anggota


Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa atas nama ……….(49) memiliki
……….(50) sebagai berikut:
……….(51)

Sekretaris,

……….(52)

……….(53)

DISTRIBUSI II
- 110 -

PETUNJUK PENGISIAN
PUTUSAN KOMISI KEBERATAN DISIPLIN MAHASISWA

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan kode naskah dinas bagi Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
3. diisi dengan tahun penerbitan Putusan Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa.
4. diisi dengan nama Pelapor.
5. diisi dengan jenis kelamin Pelapor.
6. diisi dengan NIK/No. Paspor/NIP Pelapor.
7. diisi dengan alamat Pelapor.
8. diisi dengan nomor telepon/ HP Pelapor.
9. diisi dengan nama Terperiksa.
10. diisi dengan jenis kelamin Terperiksa.
11. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa Terperiksa.
12. diisi dengan Program Studi Terperiksa.
13. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi Terperiksa (Diploma I,
Diploma III, Sarjana Terapan, atau Magister Terapan).
14. diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun dilakukannya dugaan pelanggaran
disiplin Mahasiswa.
15. diisi dengan narasi Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa sesuai dengan
laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
16. diisi dengan jenjang hukuman disiplin berat yang dijatuhkan Ketua
Program Studi.
17. diisi dengan program studi terkait.
18. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi terkait (Diploma I, Diploma
III, Sarjana Terapan, atau Magister Terapan).
19. diisi nomor Keputusan Ketua Program Studi Terkait.
20. diisi dengan judul Keputusan Ketua Program Studi Terkait.
21. disi tanggal pengajuan Keberatan.
22. diisi dengan narasi pokok-pokok pengajuan Keberatan.
23. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”
Dalam hal Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa tidak memanggil
Terperiksa/Saksi/Ahli, poin huruf a tidak perlu ada.
24. diisi dengan agama Terperiksa/Saksi/Ahli.
Dalam hal Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa tidak memanggil
Terperiksa/Saksi/Ahli, poin huruf a tidak perlu ada.
25. diisi dengan narasi fakta persidangan dan boleh ditambahkan poin selain
huruf b apabila terdapat fakta persidangan lain.
26. diisi dengan narasi pertimbangan hukum.
27. diisi dengan amar Putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
28. diisi dengan nama lengkap Ketua Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar.
29. diisi dengan nama lengkap Wakil Ketua Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
30. diisi dengan nama lengkap Sekretaris Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
31. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar.
32. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 111 -

33. diisi dengan hari penetapan Putusan Komisi Keberatan Disiplin


Mahasiswa.
34. diisi dengan tanggal penetapan Putusan Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa.
35. diisi dengan bulan penetapan Putusan Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa.
36. diisi dengan tahun penetapan Putusan Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa.
37. diisi dengan Kota/Kabupaten penetapan Putusan Komisi Keberatan
Disiplin Mahasiswa.
38. diisi dengan frasa “dihadiri” atau “tidak dihadiri”.
39. diisi dengan tanda tangan Ketua Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
40. diisi dengan nama lengkap Ketua Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar.
41. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
42. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar.
43. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
44. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar.
45. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
46. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar.
47. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
48. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar.
49. diisi dengan nama lengkap anggota Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
dan tanpa gelar, yang memiliki pendapat berbeda dan/atau alasan berbeda
dengan amar putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
Dalam hal tidak terdapat pendapat berbeda dan/atau alasan berbeda,
setelah ditandatangani oleh seluruh anggota Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa, butir angka 5 (lima) Putusan Komisi Keberatan Disiplin, tidak
perlu ada.
50. diisi dengan frasa “pendapat berbeda” dan/atau “alasan berbeda”
51. diisi dengan narasi pendapat berbeda dan/atau atau alasan berbeda
dengan amar putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
52. diisi dengan tanda tangan Sekretaris Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa.
53. diisi dengan nama lengkap Sekretaris Komisi Keberatan Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 112 -

4. Format Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan, mengenai


Jawaban atas Pengajuan Keberatan.

KEPUTUSAN WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN POLITEKNIK


KEUANGAN NEGARA STAN

NOMOR KEP-……….(1)/PKN.3/ ……….(2)


TENTANG
……….3) ATAS KEPUTUSAN ……….4)

WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN,

Membaca : 1. …;
2. …;
3. dan seterusnya; (5)

Menimbang : a. bahwa…;
b. bahwa…;
c. bahwa…; (6)

Mengingat : 1. …;
2. …;
3. dan seterusnya; (7)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN TENTANG ….(8)

KESATU : ……. (9) hukuman disiplin yang dijatuhkan kepada ..…. (10)
KEDUA : …….11)
KETIGA : Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Politeknik
Keuangan Negara STAN ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Salinan Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan


Politeknik Keuangan Negara STAN ini disampaikan kepada:
1. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
2. Direktur PKN STAN;
3. Para Wakil Direktur di Lingkungan PKN STAN;
4. Ketua Program Studi ……….(12) Program ……….(13)
5. Kepala BAAK; dan
6. Kepala UPK

Ditetapkan di ……….(14)
pada tanggal ……….(15)

WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN,

……….(16)
……….(17)

DISTRIBUSI II
- 113 -

PETUNJUK PENGISIAN
KEPUTUSAN WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN MENGENAI
JAWABAN ATAS PENGAJUAN KEBERATAN

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan tahun penerbitan Keputusan.
3. diisi dengan jawaban hasil keberatan yang dapat berupa penguatan,
peringanan, pemberatan, perubahan, pencabutan, atau pembatalan.
4. diisi dengan Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiwaan yang
diajukan keberatan.
5. diisi dengan dokumen/Keputusan yang diajukan keberatan, surat
keberatan, dan dokumen terkait pengajuan keberatan.
6. diisi dengan narasi mengenai pertimbangan atas penguatan, peringanan,
pemberatan, perubahan, pencabutan, atau pembatalan Keputusan yang
diajukan keberatan.
7. diisi paling kurang dengan peraturan dan/atau keputusan mengenai:
a. organisasi dan tata kerja PKN STAN;
b. statuta PKN STAN;
c. pengangkatan dalam jabatan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan;
dan
kewenangan untuk melakukan keberatan dan penjatuhan hukuman
disiplin Mahasiswa.
8. diisi dengan judul Keputusan mengenai jawaban atas pengajuan
keberatan.
9. diisi dengan jawaban atas keberatan yang dapat berupa memperkuat,
memperingan, memperberat, mengubah, mencabut, atau membatalkan
hukuman disiplin yang dijatuhkan.
10. diisi dengan identitas lengkap Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
dan jenis hukuman disiplin yang dijatuhkan.
11. diisi dengan jenjang hukuman disiplin tambahan yang dijatuhkan apabila
ada.
12. diisi dengan Program Studi Terkait.
13. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi terkait (Diploma I, Diploma
III, Sarjana Terapan, atau Magister Terapan).
14. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat ditetapkannya Keputusan Wakil
Direktur Bidang Kemahasiswaan.
15. diisi dengan tanggal ditetapkannya Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan.
16. diisi dengan tanda tangan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan.
17. diisi dengan nama lengkap Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan
tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 114 -

G. Format Surat Panggilan, Risalah Sidang, Putusan Komisi Banding


Administratif Disiplin Mahasiswa terkait Proses Penegakan Hukuman
Disiplin Mahasiswa dan Keputusan Direktur mengenai mengenai
Jawaban atas Pengajuan Banding Administratif.

1. Format Surat Panggilan Komisi Banding Administratif Disiplin


Mahasiswa terkait Proses Penegakan Hukuman Disiplin Mahasiswa.

Kop Surat
Nomor :S-……….(1)/ ……….(2)/ ……….(3) ……….(4)
Sifat : Sangat Segera dan Rahasia
Hal : Panggilan terhadap Saudara ……….(5) dalam Rangka Pemeriksaan
terkait Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa

Yth.……….(6)
di tempat.

Sehubungan dengan adanya Laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin


Mahasiswa, bersama ini dengan hormat, meminta kehadiran Saudara:
Nama : ……….(7)
NIK/NIP/NIM/Nomor Paspor(8) : ……….(9)
untuk menghadap kepada Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa,
pada:
hari : ……….(10)
tanggal : ……….(11)
jam : ……….(12)
tempat : ……….(13)
untuk diperiksa dan dimintai keterangan sebagai ……….(14), dalam
pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin mahasiswa yang dilakukan oleh
Saudara ……….(15) NIM ……….(16). Adapun dugaan pelanggaran disiplin
mahasiswa tersebut berupa ……….(17).
Demikian surat panggilan ini kami sampaikan. Atas perhatian Saudara,
kami ucapkan terima kasih.

……….(18), ……….(19)
Ketua Komisi Banding
Administratif Disiplin
Mahasiswa

……….(20)
……….(21)

DISTRIBUSI II
- 115 -

PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PANGGILAN

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan kode naskah dinas bagi Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
3. diisi dengan tahun penerbitan surat panggilan.
4. diisi dengan tanggal diterbitkannya surat panggilan.
5. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
6. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
7. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
8. Dalam hal yang dipanggil:
a. Mahasiswa, maka yang ditulis “NIM”;
b. Pegawai Negeri Sipil, maka yang ditulis “NIP”; atau
c. Selain Mahasiswa dan Pegawai Negeri Sipil maka yang ditulis “NIK” atau
“Nomor Paspor”.
9. diisi dengan Nomor Induk Kependudukan/Nomor Induk Pegawai/Nomor
Induk Mahasiswa/Nomor Paspor dari Terperiksa/Saksi/Ahli.
10. diisi dengan jadwal hari pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
11. diisi dengan jadwal tanggal pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
12. diisi dengan jadwal waktu pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
13. diisi dengan jadwal tempat pemeriksaan dan permintaan keterangan
Terperiksa/Saksi/Ahli.
14. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”.
15. diisi dengan nama Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin berat.
16. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin berat.
17. diisi dengan narasi Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa sesuai dengan
laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
18. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat diterbitkannya Surat Panggilan.
19. diisi dengan tanggal diterbitkannya Surat Panggilan.
20. diisi dengan tanda tangan Ketua Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
21. diisi dengan nama lengkap Ketua Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 116 -

2. Format Risalah Sidang Komisi Banding Administratif terkait Proses


Penegakan Hukuman Disiplin Mahasiswa.

Kop Surat
RISALAH SIDANG
KOMISI BANDING ADMINISTRATIF
NOMOR: RS-……….(1)/ ……….(2)/ ……….(3)

Pada hari ini ……….(4) tanggal ……….(5) bulan ……….(6) tahun ……….(7),
yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : ……….(8)
NIP : ……….(9)
Jabatan dalam Komisi : Ketua merangkap Anggota
2. Nama : ……….(10)
NIP : ……….(11)
Jabatan dalam Komisi : Wakil Ketua merangkap Anggota
3. Nama : ……….(12)
NIP : ……….(13)
Jabatan dalam Komisi : Sekretaris merangkap Anggota
4. Nama : ……….(14)
NIP : ……….(15)
Jabatan dalam Komisi : Anggota
5. Nama : ……….(16)
NIP : ……….(17)
Jabatan dalam Komisi : Anggota
telah melakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan terhadap:
Nama : ……….(18)
NIK/NIP/NIM/Nomor Paspor (19) : ……….(20)
selaku ……….(21) sehubungan dengan dugaan pelanggaran disiplin
mahasiswa atas nama……….(22) NIM ……….(23) berupa ……….(24).
Bahwa sebelum dilakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan,
……….(25) telah diambil sumpah atau janji menurut keyakinan
agama………. . Adapun hasil pemeriksaan dan permintaan keterangan
(26)

terhadap yang bersangkutan adalah sebagai berikut:


……….(27)
Demikian Risalah Sidang ini dibuat dengan sesungguhnya dan tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.
……….(28), ……….(29)
Ketua Wakil Ketua Sekretaris

……….(30) ……….(32) ……….(34)

……….(31) ……….(33) ……….(35)

Anggota Anggota

……….(36) ……….(38)

……….(37) ……….(39)

DISTRIBUSI II
- 117 -

PETUNJUK PENGISIAN
RISALAH SIDANG

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan kode naskah dinas bagi Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
3. diisi dengan tahun penerbitan Risalah Sidang.
4. diisi dengan hari pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
5. diisi dengan tanggal pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan
keterangan.
6. diisi dengan bulan pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
7. diisi dengan tahun pelaksanaan pemeriksaan dan permintaan keterangan.
8. diisi dengan nama lengkap Ketua Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
Dalam hal Ketua Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa tidak
hadir, poin angka 1 tidak perlu ada.
9. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Ketua Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa.
10. diisi dengan nama lengkap Wakil Ketua Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa dan tanpa gelar.
Dalam hal Wakil Ketua Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa
tidak hadir, poin angka 2 tidak perlu ada.
11. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Wakil Ketua Komisi Banding
Administratif Disiplin Mahasiswa.
12. diisi dengan nama lengkap Sekretaris Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa dan tanpa gelar.
Dalam hal Sekretaris Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa
tidak hadir, poin angka 3 tidak perlu ada.
13. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Sekretaris Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa.
14. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
Dalam hal 2 (dua) Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa tidak hadir, poin angka 4 dan angka 5 tidak perlu ada.
15. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Anggota Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa.
16. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
Dalam hal 1 (satu) Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa tidak hadir, poin angka 5 tidak perlu ada.
17. diisi dengan Nomor Induk Pegawai Anggota Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa.
18. diisi dengan nama lengkap Terperiksa/Saksi/Ahli yang diminta
kehadirannya dan tanpa gelar.
19. dalam hal yang dipanggil:
a. Mahasiswa, maka yang ditulis “NIM”;
b. Pegawai Negeri Sipil, maka yang ditulis “NIP”; atau
c. Selain Mahasiswa dan Pegawai Negeri Sipil maka yang ditulis “NIK” atau
“Nomor Paspor”.
20. diisi dengan Nomor Induk Kependudukan/Nomor Induk Pegawai/Nomor
Induk Mahasiswa/Nomor Paspor dari Terperiksa/Saksi/Ahli.
21. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”.

DISTRIBUSI II
- 118 -

22. diisi dengan nama Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran


disiplin berat.
23. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin berat.
24. diisi dengan narasi Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa sesuai dengan
laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
25. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”.
26. diisi dengan agama Terperiksa/Saksi/Ahli.
27. diisi dengan narasi hasil pemeriksaan dan permintaan keterangan yang
telah dilakukan kepada Terperiksa.
28. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat dilakukannya pemeriksaan.
29. diisi dengan tanggal dilakukannya pemeriksaan.
30. diisi dengan tanda tangan Ketua Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
31. diisi dengan nama lengkap Ketua Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
32. diisi dengan tanda tangan Wakil Ketua Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa.
33. diisi dengan nama lengkap Wakil Ketua Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa dan tanpa gelar.
34. diisi dengan tanda tangan Sekretaris Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
35. diisi dengan nama lengkap Sekretaris Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa dan tanpa gelar.
36. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
37. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
38. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
39. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 119 -

3. Format Putusan Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa


terkait Hukuman Disiplin Mahasiswa.

Kop Surat
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN
KOMISI BANDING ADMINISTRATIF DISIPLIN MAHASISWA

NOMOR: PTS-……….(1)/ ……….(2)/ ……….(3)

1. Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa yang memeriksa,


mengadili, dan memutus dugaan pelanggaran disiplin mahasiswa yang
dilaporkan oleh:
Nama : ……….(4)
Jenis Kelamin : ……….(5)
NIK/No. Paspor/NIP : ……….(6)
Alamat : ……….(7)
Nomor Telepon/HP : ……….(8)
telah memeriksa dugaan pelanggaran disiplin Mahasiswa yang
dilakukan oleh:
nama : ……….(9)
jenis kelamin : ……….(10)
NIM : ……….(11)
Program Studi : ……….(12)
Program : ……….(13)
tanggal : ……….(14)
dugaan pelanggaran disiplin : ……….(15)

2. Bahwa Terperiksa telah dijatuhi hukuman disiplin berat


berupa……….(16) berdasarkan Keputusan Ketua Program
Studi………. (17) Program ………. nomor ……….
(18) (19) tentang ……….(20)

3. Bahwa terhadap Keputusan Ketua Program Studi sebagaimana


dimaksud dalam angka 2 (dua) di atas, Terperiksa mengajukan
Keberatan pada tanggal……….(21). Adapun pokok-pokok pengajuan
Keberatan adalah sebagai berikut:
……….(22)

4. Bahwa terhadap pengajuan Keberatan sebagaimana dimaksud dalam


angka 3 (tiga) di atas, Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
memutuskan dalam Putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa
nomor……….(23), yang pada pokoknya sebagai berikut:
……….(24)

5. Bahwa terhadap Putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa, Ketua


Program Studi ……….(25) Program ……….(26) telah menetapkan
Keputusan Ketua Program Studi……….(27) Program ……….(28) nomor
……….(29) tentang ……….(30)

6. Bahwa Terperiksa telah dijatuhi hukuman disiplin berat


berupa……….(31) berdasarkan Keputusan Ketua Program
Studi………. (32) Program ………. nomor ………. tentang ……….(35)
(33) (34)

DISTRIBUSI II
- 120 -

7. Bahwa terhadap Keputusan Ketua Program Studi sebagaimana


dimaksud dalam angka 6 (enam) di atas, Terperiksa mengajukan
Banding Administratif pada tanggal……….(36). Adapun pokok-pokok
pengajuan Banding Administratif adalah sebagai berikut:
……….(37)

8. Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, diperoleh fakta persidangan


sebagai berikut:
a. sebelum dilakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan,
……….(38) telah diambil sumpah atau janji menurut keyakinan
agama……….(39).
b. ……….(40)

9. Bahwa berdasarkan Laporan dan fakta persidangan, Komisi Banding


Administratif Disiplin Mahasiswa memiliki pertimbangan hukum
sebagai berikut:
……….(41)

10. Bahwa berdasarkan fakta dan pertimbangan hukum di atas, Komisi


Banding Administratif Disiplin Mahasiswa:

MENGADILI:
……….(42)

Demikian diputus dalam sidang Komisi Banding Administratif Disiplin


Mahasiswa oleh 5 (lima) orang anggota Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa, yaitu……….(43) selaku Ketua merangkap Anggota,
……….(44) selaku Wakil Ketua merangkap Anggota, ……….(45) selaku
Sekretaris merangkap Anggota, ……….(46) selaku Anggota, dan
……….(47) selaku Anggota pada hari……….(48), tanggal ……….(49),
bulan……….(50), tahun……….(51), di ……….(52), serta dengan ……….(53)
Terperiksa.

Ketua Anggota Anggota

……….(54) ……….(56) ……….(58)

……….(55) ……….(57) ……….(59)

Anggota Anggota

……….(60) ……….(62)

……….(61) ……….(63)

11. Terhadap Putusan Komisi Banding Administratif Disiplin


Mahasiswa ini, anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa atas nama ……….(64) memiliki ……….(65) sebagai berikut:
……….(66)

Sekretaris,

……….(67)
……….(68)

DISTRIBUSI II
- 121 -

PETUNJUK PENGISIAN
PUTUSAN KOMISI BANDING ADMINISTRATIF DISIPLIN MAHASISWA

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan kode naskah dinas bagi Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
3. diisi dengan tahun penerbitan Putusan Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa.
4. diisi dengan nama Pelapor.
5. diisi dengan jenis kelamin Pelapor.
6. diisi dengan NIK/No. Paspor/NIP Pelapor.
7. diisi dengan alamat Pelapor.
8. diisi dengan nomor telepon/ HP Pelapor.
9. diisi dengan nama Terperiksa.
10. diisi dengan jenis kelamin Terperiksa.
11. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa Terperiksa.
12. diisi dengan Program Studi Terperiksa.
13. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi Terperiksa (Diploma I,
Diploma III, Sarjana Terapan, atau Magister Terapan).
14. diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun dilakukannya dugaan pelanggaran
disiplin Mahasiswa.
15. diisi dengan narasi Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa sesuai dengan
laporan Dugaan Pelanggaran Disiplin Mahasiswa.
16. diisi dengan jenjang hukuman disiplin berat yang dijatuhkan Ketua
Program Studi.
17. diisi dengan program studi terkait.
18. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi terkait (Diploma I, Diploma
III, Sarjana Terapan, atau Magister Terapan).
19. diisi nomor Keputusan Ketua Program Studi Terkait.
20. diisi dengan judul Keputusan Ketua Program Studi Terkait.
21. disi tanggal pengajuan Keberatan.
22. diisi dengan narasi pokok-pokok pengajuan Keberatan.
23. diisi nomor putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
24. diisi dengan narasi putusan Komisi Keberatan Disiplin Mahasiswa.
25. diisi dengan program studi terkait
26. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi terkait (Diploma I, Diploma
III, Sarjana Terapan, atau Magister Terapan).
27. diisi dengan program studi terkait
28. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi terkait (Diploma I, Diploma
III, Sarjana Terapan, atau Magister Terapan).
29. diisi nomor Keputusan Ketua Program Studi Terkait.
30. diisi dengan judul Keputusan Ketua Program Studi Terkait.
31. diisi hukuman disiplin berat yang dijatuhkan Ketua Program Studi.
32. diisi dengan program studi terkait.
33. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi terkait (Diploma I, Diploma
III, Sarjana Terapan, atau Magister Terapan).
34. diisi nomor Keputusan Ketua Program Studi Terkait.
35. diisi dengan judul Keputusan Ketua Program Studi Terkait.
36. disi tanggal pengajuan Banding Administratif.
37. diisi dengan narasi pokok-pokok Banding Administratif.
38. diisi dengan “Terperiksa”, “Saksi’, atau “Ahli”

DISTRIBUSI II
- 122 -

Dalam hal Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa tidak


memanggil Terperiksa/Saksi/Ahli, poin huruf a tidak perlu ada.
39. diisi dengan agama Terperiksa/Saksi/Ahli.
Dalam hal Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa tidak
memanggil Terperiksa/Saksi/Ahli, poin huruf a tidak perlu ada.
40. diisi dengan narasi fakta persidangan dan boleh ditambahkan poin selain
huruf b apabila terdapat fakta persidangan lain.
41. diisi dengan narasi pertimbangan hukum.
42. diisi dengan amar Putusan Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
43. diisi dengan nama lengkap Ketua Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
44. diisi dengan nama lengkap Wakil Ketua Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa dan tanpa gelar.
45. diisi dengan nama lengkap Sekretaris Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa dan tanpa gelar.
46. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
47. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
48. diisi dengan hari penetapan Putusan Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
49. diisi dengan tanggal penetapan Putusan Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa.
50. diisi dengan bulan penetapan Putusan Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa.
51. diisi dengan tahun penetapan Putusan Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa.
52. diisi dengan Kota/Kabupaten penetapan Putusan Komisi Banding
Administratif Disiplin Mahasiswa.
53. diisi dengan frasa “dihadiri” atau “tidak dihadiri”.
54. diisi dengan tanda tangan Ketua Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
55. diisi dengan nama lengkap Ketua Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
56. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
57. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
58. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
59. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
60. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
61. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
62. diisi dengan tanda tangan Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
63. diisi dengan nama lengkap Anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar.
64. diisi dengan nama lengkap anggota Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa dan tanpa gelar, yang memiliki pendapat berbeda dan/atau
alasan berbeda dengan amar putusan Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa.

DISTRIBUSI II
- 123 -

Dalam hal tidak terdapat pendapat berbeda dan/atau alasan berbeda,


setelah ditandatangani oleh seluruh anggota Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa, butir angka 5 (lima) Putusan Komisi Banding
Administratif Disiplin, tidak perlu ada.
65. diisi dengan frasa “pendapat berbeda” dan/atau “alasan berbeda”
66. diisi dengan narasi pendapat berbeda dan/atau atau alasan berbeda
dengan amar putusan Komisi Banding Administratif Disiplin Mahasiswa.
67. diisi dengan tanda tangan Sekretaris Komisi Banding Administratif Disiplin
Mahasiswa.
68. diisi dengan nama lengkap Sekretaris Komisi Banding Administratif
Disiplin Mahasiswa dan tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 124 -

4. Format Keputusan Direktur Mengenai Jawaban atas Pengajuan


Banding Administratif.

KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

NOMOR ……(1) TAHUN …...(2)


TENTANG
……….3) ATAS KEPUTUSAN ……….4)

DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN,

Membaca : 1. …;
2. …;
3. dan seterusnya; (5)

Menimbang : a. bahwa…;
b. bahwa…;
c. bahwa…; (6)

Mengingat : 1. …;
2. …;
3. dan seterusnya; (7)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA


STAN TENTANG …….(8)

KESATU : …....(9) hukuman disiplin yang dijatuhkan kepada …... (10)


KEDUA : ……..11)
KETIGA : Keputusan Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.

Salinan Keputusan Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN


ini disampaikan kepada:
1. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
2. Direktur PKN STAN;
3. Para Wakil Direktur di Lingkungan PKN STAN;
4. Ketua Program Studi ……….(12) Program ……….(13);
5. Kepala BAAK; dan
6. Kepala UPK.

Ditetapkan di ……….(14)
pada tanggal ……….(15)

DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA


STAN,

……….(16)
……….(17)

DISTRIBUSI II
- 125 -

PETUNJUK PENGISIAN KEPUTUSAN DIREKTUR MENGENAI JAWABAN


ATAS PENGAJUAN BANDING ADMINISTRATIF

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan tahun penerbitan Keputusan.
3. diisi dengan jawaban hasil keberatan yang dapat berupa penguatan,
peringanan, pemberatan, perubahan, atau pembatalan.
4. diisi dengan Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiwaan yang
diajukan banding administratif.
5. diisi dengan dokumen/Keputusan yang diajukan keberatan, surat
keberatan, dan dokumen terkait pengajuan banding administratif.
6. diisi paling kurang dengan peraturan dan/atau keputusan mengenai:
a. organisasi dan tata kerja PKN STAN;
b. statuta PKN STAN;
c. pengangkatan dalam jabatan Direktur; dan
d. kewenangan untuk melakukan banding administratif dan penjatuhan
hukuman disiplin Mahasiswa.
7. diisi dengan nama lengkap Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin dan
tanpa gelar.
8. diisi dengan judul Keputusan mengenai jawaban atas pengajuan banding
administratif.
9. diisi dengan jawaban atas banding administratif yang dapat berupa
memperkuat, memperingan, memperberat, mengubah, atau membatalkan
Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan yang diajukan upaya
administratif.
10. diisi dengan identitas lengkap Mahasiswa yang dijatuhi hukuman disiplin
dan jenis hukuman disiplin yang dijatuhkan.
11. diisi dengan jenjang hukuman disiplin tambahan yang dijatuhkan apabila
ada.
12. diisi dengan Program Studi terkait.
13. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi terkait (Diploma I, Diploma
III, Sarjana Terapan, atau Magister Terapan).
14. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat ditetapkannya Direktur.
15. diisi dengan tanggal ditetapkannya Keputusan Direktur.
16. diisi dengan tanda tangan Direktur.
17. diisi dengan nama lengkap Direktur dan tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 126 -

H. FORMAT KEPUTUSAN PEJABAT YANG BERWENANG MENGENAI


REHABILITASI.

1. Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan mengenai


Rehabilitasi.

KEPUTUSAN WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

NOMOR KEP-……….(1)/PKN.3/ ……….(2)


TENTANG
REHABILITASI TERHADAP MAHASISWA ATAS NAMA ……….(3) DENGAN
NOMOR INDUK MAHASISWA ……….(4)

WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN,

Menimbang : a. bahwa…;
b. bahwa…;
c. bahwa…; (5)

Mengingat : 1. …;
2. …;
3. dan seterusnya; (6)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN TENTANG
REHABILITASI TERHADAP MAHASISWA ATAS NAMA ……….(7)
DENGAN NOMOR INDUK MAHASISWA ……….(8)

KESATU : Memberikan rehabilitasi kepada Mahasiswa:


Nama : ……….(9)
Nomor Induk Mahasiswa : ……….(10)
Program Studi : ……….(11)
Tempat, Tanggal Lahir : ……….(12)
Jenis Kelamin : ……….(13)

KEDUA : Dengan pemberian rehabilitasi ini, maka Mahasiswa


sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KESATU, dipulihkan hak,
kedudukan, dan martabatnya sebagai Mahasiswa Politeknik
Keuangan Negara STAN.

KETIGA : Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Politeknik


Keuangan Negara STAN ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

DISTRIBUSI II
- 127 -

Salinan Keputusan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan


Politeknik Keuangan Negara STAN ini disampaikan kepada:
1. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
2. Direktur PKN STAN;
3. Para Wakil Direktur di Lingkungan PKN STAN;
4. Ketua Program Studi ……….(14) Program ……….(15);
5. Kepala BAAK; dan
6. Kepala UPK.

Ditetapkan di ……….(16)
pada tanggal ……….(17)

WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN,

……….(18)
……….(19)

DISTRIBUSI II
- 128 -

PETUNJUK PENGISIAN
KEPUTUSAN KEPALA WAKIL DIREKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN
MENGENAI REHABILITASI

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan tahun penerbitan Keputusan.
3. diisi dengan nama lengkap Mahasiswa yang diberikan rehabilitasi dan
tanpa gelar.
4. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang diberikan rehabilitasi.
5. diisi dengan narasi mengenai pertimbangan pemberian rehabilitasi.
6. diisi paling kurang dengan peraturan dan/atau keputusan mengenai:
a. organisasi dan tata kerja PKN STAN;
b. statuta PKN STAN;
c. pengangkatan dalam jabatan Wakil Direktur; dan
d. kewenangan untuk memberikan rehabilitasi.
7. diisi dengan nama lengkap Mahasiswa yang diberikan rehabilitasi dan
tanpa gelar.
8. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang diberikan rehabilitasi.
9. diisi dengan nama lengkap Mahasiswa yang diberikan rehabilitasi dan
tanpa gelar.
10. diisi dengan Nomor Induk Mahasiswa yang diberikan rehabilitasi.
11. diisi dengan Program Studi Mahasiswa yang diberikan rehabilitasi.
12. diisi dengan tempat dan tanggal lahir Mahasiswa yang diberikan
rehabilitasi.
13. diisi dengan jenis kelamin Mahasiswa yang diberikan rehabilitasi.
14. diisi dengan Program Studi terkait.
15. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi terkait (Diploma I, Diploma
III, Sarjana Terapan, atau Magister Terapan).
16. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat ditetapkannya Keputusan Kepala
UPK.
17. diisi dengan tanggal ditetapkannya Keputusan Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan.
18. diisi dengan tanda tangan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan.
19. diisi dengan nama lengkap Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan
tanpa gelar.

DISTRIBUSI II
- 129 -

2. Keputusan Direktur mengenai Rehabilitasi.

KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

NOMOR ……1) TAHUN …….(2)


TENTANG
REHABILITASI TERHADAP SAUDARA ……….(3) DENGAN ……….(4)

DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN,

Menimbang : a. bahwa…;
b. bahwa…;
c. bahwa…; (5)

Mengingat : 1. …;
2. …;
3. dan seterusnya; (6)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA


STAN TENTANG REHABILITASI TERHADAP SAUDARA……….(7)
DENGAN ……….(8)

KESATU : Memberikan rehabilitasi kepada:


Nama : ……….(9)
……….(10) : ……….(11)
Tempat, Tanggal Lahir : ……….(12)
Jenis Kelamin : ……….(13)

KEDUA : Dengan pemberian rehabilitasi ini, maka Mahasiswa


sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KESATU, dipulihkan hak,
kedudukan, dan martabatnya sebagai Mahasiswa Politeknik
Keuangan Negara STAN.

KETIGA : Keputusan Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN ini mulai


berlaku pada tanggal ditetapkan.

Salinan Keputusan Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN


ini disampaikan kepada:
1. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
2. Direktur PKN STAN;
3. Para Wakil Direktur di Lingkungan PKN STAN;
4. Ketua Program Studi ……….(14) Program ……….(15);
5. Kepala BAAK; dan
6. Kepala UPK.

Ditetapkan di ……….(16)
pada tanggal ……….(17)

DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA


STAN,

……….(18)
……….(19)

DISTRIBUSI II
- 130 -

PETUNJUK PENGISIAN
KEPUTUSAN DIREKTUR MENGENAI REHABILITASI

NO. URAIAN
1. diisi dengan nomor urut angka arab.
2. diisi dengan tahun penerbitan Keputusan.
3. diisi dengan nama lengkap penerima rehabilitasi dan tanpa gelar.
4. diisi dengan:
a. Frasa “NOMOR INDUK MAHASISWA” beserta nomor induk mahasiswa
yang bersangkutan dalam hal masih berstatus sebagai mahasiswa; atau
b. Frasa “NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN” beserta nomor induk
kependudukan yang bersangkutan dalam hal berstatus sebagai
pelanggar.
5. diisi dengan narasi mengenai pertimbangan pemberian rehabilitasi.
6. diisi paling kurang dengan peraturan dan/atau keputusan mengenai:
a. organisasi dan tata kerja PKN STAN;
b. statuta PKN STAN;
c. pengangkatan dalam jabatan Direktur; dan
kewenangan untuk memberikan rehabilitasi.
7. diisi dengan nama lengkap penerima rehabilitasi dan tanpa gelar.
8. diisi dengan:
a. Frasa “NOMOR INDUK MAHASISWA” beserta nomor induk mahasiswa
yang bersangkutan dalam hal masih berstatus sebagai mahasiswa; atau
b. Frasa “NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN” beserta nomor induk
kependudukan yang bersangkutan dalam hal berstatus sebagai
pelanggar.
9. diisi dengan nama lengkap penerima rehabilitasi dan tanpa gelar.
10. diisi dengan:
a. Frasa “Nomor Induk Mahasiswa” dalam hal masih berstatus sebagai
mahasiswa; atau
b. Frasa “Nomor Induk Kependudukan” dalam hal berstatus sebagai
pelanggar.
11. diisi dengan nomor induk mahasiswa atau nomor induk kependudukan
yang bersangkutan
12. diisi dengan tempat dan tanggal lahir penerima rehabilitasi.
13. diisi dengan jenis kelamin penerima rehabilitasi.
14. diisi dengan Program Studi terkait.
15. diisi dengan jenjang Program Pendidikan Tinggi terkait (Diploma I, Diploma
III, Sarjana Terapan, atau Magister Terapan).
16. diisi dengan Kota/Kabupaten tempat ditetapkannya Keputusan Direktur.
17. diisi dengan tanggal ditetapkannya Keputusan Direktur.
18. diisi dengan tanda tangan Direktur.
19. diisi dengan nama lengkap Direktur dan tanpa gelar.

DIREKTUR POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN,

ttd.
Salinan sesuai dengan aslinya,
RAHMADI MURWANTO
Kepala Bagian Keuangan dan Umum

Ditandatangani secara elektronik


JAUHARI DISTRIBUSI II
- 131 -

LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
NOMOR 4 TAHUN 2023
TENTANG
HAK, KEWAJIBAN, DAN DISIPLIN MAHASISWA POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN

TRI KARSA UTAMA


Kami mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN, dengan ini menyatakan:
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Setia pada Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Menjunjung tinggi nilai integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan,
dan kesempurnaan.

PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN


NILAI INTEGRITAS, PROFESIONALISME, SINERGI, PELAYANAN, DAN
KESEMPURNAAN

1. Integritas
Dalam Integritas terkandung makna bahwa dalam berpikir, berkata,
berperilaku, dan bertindak, Mahasiswa melakukannya dengan baik dan
benar serta selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.
Adapun perilaku utama Integritas adalah:
a. bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya; dan
b. menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela.

2. Profesionalisme
Dalam Profesionalisme terkandung makna bahwa dalam menuntut ilmu,
Mahasiswa melakukannya dengan tuntas dan akurat berdasarkan
kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi.
Adapun perilaku utama Profesionalisme adalah:
a. memiliki keahlian dan pengetahuan yang luas; dan
b. menuntut ilmu dengan hati.

3. Sinergi
Dalam Sinergi terkandung makna bahwa Mahasiswa memiliki komitmen
untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang
produktif serta kemitraan yang harmoni dengan para pemangku
kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan
berkualitas. Adapun perilaku utama Sinergi adalah:
a. memiliki sangka baik, saling percaya, dan menghormati; dan
b. menemukan dan melaksanakan solusi terbaik.

DISTRIBUSI II
- 132 -

4. Pelayanan
Dalam Pelayanan terkandung makna bahwa dalam memberikan
pelayanan, Mahasiswa melakukannya untuk memenuhi kepuasan
pemangku kepentingan dan dilaksanakan dengan sepenuh hati,
transparan, cepat, akurat, dan aman. Adapun perilaku utama Sinergi
adalah:
a. melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku kepentingan;
dan
b. bersikap proaktif dan cepat tanggap.

5. Kesempurnaan
Dalam Kesempumaan terkandung makna bahwa Mahasiswa senantiasa
melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan
memberikan yang terbaik. Adapun perilaku utama Sinergi adalah:
a. melakukan perbaikan terus menerus; dan
b. mengembangkan inovasi dan kreativitas.

DIREKTUR POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN,

ttd.

RAHMADI MURWANTO

Salinan sesuai dengan aslinya,


Kepala Bagian Keuangan dan Umum

Ditandatangani secara elektronik


JAUHARI

DISTRIBUSI II

Anda mungkin juga menyukai