Anda di halaman 1dari 14

PERAN ORANG TUA DALAM MENDORONG MOTIVASI

BELAJAR ANAK DI SEKOLAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Karya Ilmiah

Dosen Pengampu :

Aufa, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Badrun Nafiza (0306232134)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A. 2023 / 2024


KATA PENGANTAR

‫ِبْس ِم ِهللا الَّرْح مِن الَّر ِح ْيِم‬


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami ucapkan rasa syukur atas kehadirat Allah yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini telah di susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan hasil makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

MEDAN, 11 DESEMBER 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. LatarBelakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan Masalah................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
A. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak......................................3
B. Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Pendidikan Anak....................4

BAB III PENUTUP.................................................................................10


Kesimpulan.................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Anak merupakan amanat Allah SWT yang dititipkan kepada kedua orang
tuanya, karena itu anak dilahirkan dalam keadaan suci dan bersih. Bagaimana
jadinya kelak di kemudian hari bergantung kepada orang tuanya mendidik,
membina dan mengarahkan. Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa
dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani
dan rohaninya ke arah kedewasaan. Bentuk pertama dari pendidikan terdapat
dalam keluarga. Anak pertama tama menerima pendidikan dari orang tua,
karena orang tua adalah pendidik utama sekaligus pertama bagi anak-
anaknya. Kesadaran orang tua terhadap tanggung jawab dan peranannya
sebagai pendidik yang pertama dan utama sangatlah mempengaruhi
perkembangan diri anak. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat juga
merupakan pangkal dari terbentuknya masyarakat.

Oleh karena itu keluarga merupakan wadah yang pertama dan fundamental
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam menjalankan fungsinya
sebagai pendidik maka untuk mendukung keberhasilan belajar anaknya perlu
adanya dorongan atau motivasi dari keluarga terutama orang tuanya sebagai
pendidik yang utama. Dalam makalah ini akan membahas tentang peran
orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja peran orang tua dalam dunia pendidikan anak?


2. Faktor apa saja yang menjadi alasan orang tua penting dalam pendidikan
anak?
3. Bagaimana cara mengatasi peran orang tua dalam pendidikan anak?

iv
C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa saja peran orang tua dalam dunia pendidikan anak
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi alasan orang tua penting
dalam pendidikan anak.
3. Untuk mengetahui cara mengatasi peran orang tua dalam pendidikan anak.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak

Sebagai pemimpin dalam keluarga orang tua harus mendahulukan


pendidikan dalam keluarganya agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang tidak
baik. Peran orang tua sangat menentukan keberhasilan pendidikan anak-anaknya,
di antaranya orang tua berperan sebagai :

1) Pendidik (edukator)

Pendidik dalam Islam yang pertama dan utama adalah orang tua (Hery Noer
Aly, 1999), yang bertanggung jawab terhadap anak didik dengan mengupayakan
perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, potensi kognitif
dan potensi psikomotor (Noeng Muhadjir, 1993).

2) Pendorong (motivator)

Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu


pekerjaan. Yang bisa berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan yang
datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu.
Dan motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari
luar diri (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru, teman-teman dan anggota
masyarakat.

Di sinilah orang tua berperan menumbuhkan motivasi atau rangsangan


dari luar yang kemudian mampu secara alamiah menumbuhkan motivasi dari
dalam diri anak tersebut.

3) Fasilitator

Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya,


juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan,
alat tulis menulis, buku dan lain-lain (Slameto, 1995). Jadi orang tua berkewajiban
memenuhi fasilitas belajar agar proses belajar berjalan dengan lancar.

vi
4) Pembimbing

Sebagai orang tua tidak hanya berkewajiban memberikan fasilitas dan


biaya sekolah saja. Tetapi anak juga membutuhkan bimbingan dari orang tuanya.
Sekolah merupakan kegiatan yang berat dalam proses belajar banyak dijumpai
kesulitan, kadang-kadang anak mengalami lemah semangat. Orang tua wajib
memberikan pengertian dan mendorongnya membantu sedapat mungkin kesulitan
yang dialami anak di sekolah (Slameto, 1995).

Oleh sebab itu orang tua harus mempunyai waktu dalam mendampingi
anak-anaknya. Pada saat itulah anak diberi pengarahan dan nasehat agar lebih giat
belajar.

B. Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Pendidikan Anak

Orang tua bukan hanya menjadi bapak dan ibu bagi anak-anaknya tetapi
juga menjadi pendidik yang bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya.
“The family is responsible for preparing the young child to live in society for
teaching the child the language, the attitudes and some of the basic skills he or
she will need”(Judith Rich Harris Robert M. Liebert, 1984).

“Keluarga bertanggung jawab untuk mempersiapkan anak kecil untuk


hidup di masyarakat untuk mengajari anak berbahasa, bersikap dan beberapa
kemampuan dasar yang dia laki-laki atau perempuan butuhkan”.

Menurut Zakiah Daradjat tanggung jawab pendidikan Islam yang


dibebankan orang tua sekurang-kurangnya adalah:

1) Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling sederhana
dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan dorongan alami untuk
mempertahankan kelangsungan hidup manusia.

vii
2) Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmaniah maupun rohaniah, dari
berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dan tujuan hidup
yang sesuai dengan falsafat hidup dan agama yang dianutnya.

3) Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang
untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang
akan dicapainya.

4) Membahagiakan anak, baik dunia maupun akherat, sesuai dengan pandangan


dan tujuan hidup muslim (Zakiah Daradjat, dkk, 1992).

Orang tua sebagai pendidik dalam keluarga memiliki tanggung jawab


terhadap anggota keluarganya. Dalam hal ini orang tua berkewajiban memenuhi
kebutuhan pendidikan, sandang, pangan, papan dan kesehatan sehingga anak
mampu untuk hidup sendiri.

“Di antara prinsip pendidikan yang telah disepakati para ahli ilmu sosial,
ahli psikologi dan ilmu pendidikan adalah memperkuat hubungan antara pendidik
dengan anak, agar interaksi edukatif dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.
Pembentukan intelektual, spiritual, dan moral dapat berjalan sesempurna
mungkin. Orang tua sebagai pendidik harus senantiasa menjalin hubungan baik
dengan anak agar tidak terdapat jurang pemisah dan jarak antara anak dengan
orang tua sebagai pendidik sehingga pendidikan dapat tercapai dengan baik.
Orang tua hendaknya mencari cara-cara positif dalam menciptakan kecintaan
anak, memperkuat hubungan, mengadakan kerjasama antara mereka dan
menumbuhkan kasih sayang mereka

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar


di rumah, yaitu:

1) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan akan


mendorong anak untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil
belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri anak untuk terus belajar, dengan

viii
suatu harapan hasilnya akan terus meningkat (Sardiman, 1996). Seorang anak
biasanya akan merasa malu apabila prestasinya merosot, oleh karena itu orang tua
hendaknya jangan segan-segan untuk menanyakan hasil yang dicapai oleh
anaknya.

2) Memberikan hadiah dan hukuman

Metode pemberian hadiah (reward) dikatakan sebagai motivasi yaitu


apabila hadiah tersebut disukai oleh anak sekalipun kecil/murah harganya.
Sebaliknya hadiah tidak akan disukai oleh anak apabila hadiah tersebut tidak
disukai oleh anak atau anak tidak berbakat untuk suatu pekerjaan. Sebagai contoh
hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik
bagi anak yang tidak memiliki bakat menggambar (Sardiman, A.M, 1996). Demikian
halnya dengan hukuman-hukuman dapat menjadi reinforcement yang negatif,
tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijaksana dapat menjadi alat motivasi.

3) Menyediakan alat atau fasilitas yang dibutuhkan

Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya,


juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan,
alat tulis menulis, buku dan lain-lain (Slameto, 1995). Dengan demikian pula adanya
kesediaan dari orang tua untuk memenuhi kebutuhan fasilitas belajar anaknya
dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar, sehingga anak dapat
meningkatkan prestasi belajarnya

Menurut UU No. 2 Tahun 1989 Bab IV Pasal 10 Ayat 4 : “Pendidikan


keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya,
nilai moral dan keterampilan”. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, maka
fungsi keluarga dalam pendidikan adalah menyangkut penanaman, pembimbingan
atau pembiasaan nilai-nilai agama, budaya dan keterampilan-keterampilan tertentu
yang bermanfaat bagi anak. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan sorang anak
mulai dari bayi, belajar jalan, hingga mampu berjalan. Keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.

ix
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditunjukan bahwa tanggungjawab orang
tua dalam mendidik anak, tidak hanya sebatas anak mampu mempertahankan
hidupnya, namun lebih dari itu adalah mampu memaknai hidupnya sehingga
mampu menjadi manusia yang lebih baik di dalam masyarakat.

Keberhasilan siswa dalam proses belajarnya tidak dapat terlepas dari


adanya motivasi yang menjadi penggerak dan pendorong siswa agar dapat
menjalankan kegiatan dan proses belajarnya (M. Ngalim Purwanto, 2004). Motivasi
tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa (intrinsik) dan motivasi dari luar
(ekstrinsik). Dari kedua motivasi tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap
keberhasilan siswa, meskipun yang lebih utamanya adalah motivasi dalam diri
siswa tetapi motivasi dari luar atau ekstrinsik tetap menjadi faktor yang ikut
mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

Salah satu contoh motivasi yang berasal dari luar diri siswa adalah orang
tua, dimana oerang tua merupakan orang yang pertama kali dikenal dan dekat
dengan anak, keberadaan siswa antara di sekolah dengan di rumah tentunya lebih
banyak di rumah, maka dari itu peran orang tua sebagai orang yang dekat dengan
siswa dinilai sangat penting terutama dalam memotivasi belajar siswa. Diantara
peran orang tua dalam memotivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

a. Pertama, dengan mengontrol waktu belajar dan cara belajar anak.

b. Kedua, memantau perkembangan kemampuan akademik anak. Orang tua


diminta untuk memeriksa nilai-nilai ulangan dan tugas anak mereka.

c. Ketiga, memantau perkembangan kepribadian yang mencakup sikap, moral dan


tingkah laku anak-anak. Hal ini dapat dilakukan orang tua dengan berkomunikasi
dengan wali kelas untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah.

d. Keempat, memantau efektifitas jam belajar di sekolah. Orang tua dapat


menanyakan aktifitas yang dilakukan anak mereka selama berada di sekolah.

Terkait dengan peran orang tua dalam memotivasi belajar siswa, maka ada
beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan motivasi

x
belajar siswa, diantaranya sebagai berikut:

1. Menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar Orang tua dapat
menyediakan berbagai perlengkapan maupun permainan yang dapat mendukung
anak untuk belajar, misalnya: komputer, buku-buku, puzzle, dan sebagainya.

2. Menyediakan waktu yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan belajar anak.
Selain menciptakan iklim rumah yang dapat mendukung anak untuk belajar,
interaksi orang tua dengan anak ternyata juga dapat meningkatkan motivasi
belajar anak. Hal ini dapat dilakukan dengan menemani anak belajar,
menunjukkan perhatian terhadap kegiatan belajar anak, memberikan bantuan
ketika anak menghadapi kesulitan, dan sebagainya. Sebagai partner anak dalam
belajar, orangtua sebaiknya menunjukkan sikap yang hangat dan positif terhadap
anak, misalnya dengan tidak memarahi anak ketika anak tidak dapat mengerjakan
PR- nya dengan baik.

3. Memberikan penghargaan atau respon positif terhadap setiap prestasi anak. Hal
ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya: dengan memberikan hadiah
atau pujian. Dengan demikian, anak merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk
melakukan sesuatu

Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan peserta


didik dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya
penghasilannya, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau
tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan
anakanak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu mempengaruhi
pencapaian hasil belajar peserta didik. Menurut Lestari (2012) menyatakan bahwa
peran orang tua adalah cara-cara yang digunakan oleh orang tua mengenai tugas-
tugas yang mesti dijalankan dalam mengasuh anak. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa cara orang tua yang digunakan terkait dengan
perannya terhadap anak harus benar-benar dijalankan sesuai dengan tugas-tugas
yang semestinya dilakukan oleh orang tua, karena cara yang dilakukan orang tua
akan menjadi pegangan bagi anak tersebut.

xi
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri
maupun dari luar diri siswa. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan sebuah motor penggerak dari diri anak itu sendiri.
Rendahnya motivasi belajar peserta didik merupakan salah satu wujud dari
hambatan ketercapaian tujuan pendidikan nasional.

Motivasi belajar peserta didik yang rendah akan berakibat pada proses
pembelajaran dan prestasi belajar peserta didik, selain itu dapat juga berpengaruh
terhadap perilaku peserta didik, misalnya peserta didik memperoleh nilai dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), peserta didik tidak naik kelas, kurang
semangat dalam belajar, serta melanggar tata tertib dan peraturan sekolah
(Hasbullah, 2001).

Sejalan dengan itu faktor keadaan rumah juga turut mempengaruhi


keberhasilan belajar. Besar kecilnya rumah tempat tinggal, ada atau tidak
peralatan media belajar seperti papan tulis, gambar, peta ada atau tidak kamar atau
meja dan sebaliknya, semua itu juga menentukan keberhasilan belajar peserta
didik dan keadaan sekolah tempat belajar, kesesuaian kurikulum dengan
kemampun peserta didik, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, dan
sebagainya.

Semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik, maka,


peran orang tua sangat penting terhadap motivasi belajar peserta didik (Winkel,
1987). Sehingga dengan adanya pemahaman dan kesadaran orang tua terhadap
perannya dan kesadaran peserta didik terhadap motivasi belajarnya dapat
membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik, maupun
guru terkait dengan masalah belajar di sekolah

BAB IV
PENUTUP

xii
KESIMPULAN
Peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah
sebagai berikut:

1. Orang tua harus berperan aktif dalam memberikan semangat kepada peserta
didik agar terus belajar dan dapat membagi waktu belajar peserta didik dengan
baik.

2. Orang tua harus memberikan motivasi kepada peserta didik saat mengerjakan
tugas dirumah karena pemberian motivasi penting bagi peserta didik supaya dapat
belajar dengan baik.

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak-
anaknya di antaranya sebagai motivator. Dalam hal ini orang tua harus senantiasa
memberikan dorongan kepada anaknya agar mempunyai semangat dalam belajar,
khususnya dalam belajar di rumah sebagai penunjang keberhasilan prestasi di
sekolahnya. Adapun upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam meningkatkan
motivasi belajar anak antara lain: 1) Mengetahui hasil; 2) Memberikan hadiah dan
hukuman; 3) Menyediakan alat atau fasilitas yang dibutuhkan. Orang tua sebagai
pendidik harus senantiasa memperhatikan perkembangan pribadi anak sebagai
penentu dalam perlakuan pendidikan yang sesuai dengan periode atau tingkat usia
serta kemampuan berfikir anak.

DAFTAR PUSTAKA

xiii
Hery Noer Aly, 1999. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos.
Hasbullah, 2001. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan ,Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Judith Rich Harris Robert M. Liebert, 1984. The Child Development From Birth
Throught Adolescence, New Jersey: Prentice Hall
M. Ngalim Purwanto, 1995. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
M. Ngalim Purwanto, 2004. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Noeng Muhadjir, 1993,Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta: Rike Sarasin.
Sardiman, A.M., 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Rineka Cipta
Winkel, 1987. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo
Zakiah Daradjat, dkk, 1992, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

xiv

Anda mungkin juga menyukai