Jurnal PPNBM
Jurnal PPNBM
Delviani Damanik, Mhd Rasyid Al Anshari Lubis, M Ramanda Alif Syaufi Ginting, Fitra
Ardiansyah, Miranda Enilia, Sabina Saeca Gultom, Sahnan Rotamaro Habeahan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Jl. William Iskandar Ps. V, Medan
Estate, Kec. Percut
anidelvi160@gmail.com, Sabinagultom2828@gmail.com,
sahnanrotamaro@gmail.com, mrasyidalan1902@gmail.com,
mirandaeinilia2004@gmail.com, fitraardiansyah181@gmail.com,
ramandaa758@gmail.com
Abstrak
Di samping Pajak Penghasilan (PPh) yang sudah pasti dikenakan pada setiap perusahaan yang
menjalankan kegiatan di Indonesia dalam keadaan tertentu, perusahaan, seba-gai Pengusaha Kena
Pajak, juga dapat dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM). Undang-undang yang mengatur tentang PPN dan PPnBM ini adalah UU No.11 Tahun
1994 yang lebih dikenal dengan sebutan UU PPN 1995.Tulisan ini akan membahas tentang Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Lingkup pembahasan
tidak mencakup substansi PPN dan PPnBM secara lengkap, karena pembahasan lebih ditekankan pada
pencatatan transaksi-transaksi yang berhubungan dengan PPN dan PPnBM tersebut, seperti
pencatatan PPN Masukan, PPN Keluaran, Penjualan Retur, Pembelian Retur, Penyetoran PPN dan
PPnBM dalam masa pajak maupun pada akhir masa pajak, serta masalah lainnya yang relevan.
Kata Kunci: barang/jasa kena pajak, PPN masukan, pajak penjualan atas barang mewah
Abstrak
In addition to Income Tax (PPh) which is definitely imposed on every company carrying out
activities in Indonesia under certain circumstances, companies, as Taxable Entrepreneurs, can also be
subject to Value Added Tax (VAT) and Sales Tax on Luxury Goods (PPnBM) . The law that regulates
VAT and PPnBM is Law No. 11 of 1994 which is better known as the 1995 VAT Law. This article will
discuss Value Added Tax (VAT) and Sales Tax on Luxury Goods (PPnBM). The scope of the discussion
does not cover the substance of VAT and PPnBM in full, because the discussion is more focused on
recording transactions related to VAT and PPnBM, such as recording Input VAT, Output VAT, Sales
Returns, Purchase Returns, VAT and PPnBM deposits in tax periods and at the end of the tax period,
PENDAHULUAN
Dengan meningkatnya ekonomi di dunia khususnya pada negara Indonesia yang
ketergantungan antara satu negara dengan negara lainnya dalam pemenuhan setiap
kebutuhan membuat kegiatan perdagangan semakin tidak dapat dipisahkan. Indonesia saat
ini berada dalam era perdagangan bebas, dimana kegiatan perdagangan terjadi bukan hanya
antar daerah tetapi juga dilakukan antar negara. Aspek ekonomi sangatlah penting dalam
kemajuan suatu negara, kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya
pajak, pajak dalam negeri, pajak penghasilan, migas, nonmigas, pajak pertambahan nilai,
pajak bumi dan bangunan, BPHTB, cukai, pajak lainnya, pajak perdagangan internasional,
bea masuk, pajak/pungutan ekspor, penerimaan negara bukan pajak, penerimaan SDA,
bagian laba BUMN, BNBP lainnya. Tetapi yang menjadi sumber utama dalam penerimaan
atau penghasilan dari suatu negara adalah pajak, dalam penyetorannya bersifat wajib yang
dilakukan oleh wajib pajak pribadi (perseorangan) dan wajib pajak badan.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang menggantikan Pajak Penjualan (PPN) sejak 1
April 1985 yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana
telah diubah dengan UU Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean
yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi. Dasar pemikiran
pengenaan pajak ini pada dasarnya adalah untuk mengenakan pajak pada tingkat
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang memang hanya dikenakan kepada wajib
pajak yang membeli atau memiliki barang kena pajak yang tergolong mewah yang rata-rata
Pajak Penjualan atau disebut Pajak Pertambahan Nilai serta pajak yang ditujukan
untuk penjualan barang mewat atau PPnBM adalah pajak yang termasuk tidak langsung di
Indonesia yang dikenakan atas konsumsi pada masing masing tingkat produksi atau
distribusi. Meskipun Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah mengenai
tingkatan produksi dan/atau distribusi barang atau jasa secara masing-masing, konsumen
akhir menanggung pajak ini secara tidak langsung. Selain penerimaan hasil migas dan
nonmigas, negara dapat menerima pendapatan dari pajak. Oleh karena itu, pajak ialah
sumber penerimaan strategis yang harusnya dikelola dengan tepat. Dalam struktur keuangan
negara, pemungutan pajak dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah
barang mewah diharapkan dapat mencerminkan pemerataan horizontal dan vertikal dalam
setiap pemungutan pajak, termasuk pemungutan PPN. Supaya tercerminan keadilan, maka
Assessment System, yang berarti wajib pajak diberikan kepercayaan untuk memperhitungkan,
menyetorkan, dan melaporkan sendiri atas pajak yang terhutang terhadap Negara
merupakan cara yang paling mudah yang dilakukan pemerintah untuk memungut pajak,
yaitu dengan cara mewajibkan wajib pajak untuk melakukan pungutan dan pemungutan
pajaknya oleh pihak lain. Dengan cara ini maka pemerintah tidak perlu mengeluarkan biaya
yang besar untuk memungut pajak. Dalam pemungutan pajak subjek dan objek pajak harus
jelas. Oleh karena itu harus dikelola dengan baik dan benar sehingga data wajib pajak sesuai.
Selain itu, tarif pajak harus ditentukan berdasarkan ketentuan yang berlaku saat itu. Dengan
demikian para wajib pajak dapat rutin dan patuh membayar pajak. Subjek pajak adalah orang,
badan atau kesatuan lainnya yang telah memenuhi syarat-syarat subjektif, yaitu bertempat
tinggal atau berkedudukan di Indonesia. Subjek pajak baru menjadi wajib pajak bila telah
memenuhi syaratsyarat obyektif. Objek pajak adalah apa yang dikenakan pajak. Mengingat
penting dan strategisnya objek pajak karena menyangkut apa yang dikenakan atau tidak
dikenakannya pajak atas objek dimaksud, sehingga dalam UU perpajakan kita selalu dengan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan model penelitian kualitatif, dengan paradigma naturalistik
fenomenologi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bukan untuk mendapatkan
generalisasi, namun dapat ditransfer pada populasi lain yang memiliki ciri-ciri yang sama,
dengan diikuti upaya penyesuaian. Metode yang digunakan kualitatif, pengambilan sampel
secara purposive, analisis data secara induktif, grounded theory. Desain penelitian bersifat
sementara, hasil penelitian disepakati, modus laporan studi kasus. Selanjutnya penafsiran
secara idiografik, aplikasi tentatif, dan ikatan konteks terfokus. Sedangkan kriteria
Beberapa metode lain bersifat melengkapi, sekaligus untuk menguji dan menguatkan
selesai segera dicatat. Catatan dibagi menjadi dua, yakni deskriptif dan reflektif. Catatan
deskriptif, lebih menyajikan rinci kejadian. Sedangkan catatan reflektif lebih mengetengahkan
Peraturan Perpajakan, salah satunya mengatur tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, menjelaskan bahwa barang kebutuhan pokok, jasa
pendidikan, dan jasa kesehatan yang sebelumnya merupakan barang dan jasa tidak kena
barang dan jasa yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dengan tujuan
agar masyarakat berpenghasilan kecil dan menengah tetap terlindungi dari kenaikan
Selain itu, Pemberian fasilitas Pajak Pertambahan Nilai kepada masyarakat lebih tepat
sasaran dan mencerminkan keadilan. Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai dari tarif
10% dinaikkan menjadi 11% yang mulai berlaku 1 April 2022, dan tarif akan berubah
menjadi 12% selambat-lambatnya pada tanggal 1 Januari 2025. Untuk kemudahan dan
kesederhanaan penerapan Pajak Pertambahan Nilai diterapkan tarif pajak bersifat final
2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2013), hlm 41
3 Direktorat /Jendral pajak. Undang-Undang Pajak Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah 2009. 1–477
(2009).
Pajak adalah sumbangan pribadi kepada negara menurut undang-undang yang
berlaku, tetapi tidak mendapat balas jasa atau kompensasi secara langsung. Biaya pajak
dipungut berdasarkan norma-norma hukum yang untuk menutupi biaya produksi barang
dan jasa untuk mencapai kepentingan umum. Menolak membayar atau menghindari pajak
pada umumnya bertentangan dengan hukum. Pajak dibedakan menjadi dua, yaitu pajak
langsung dan pajak tidak langsung. Pajak dapat dibayarkan tunai atau bisa dalam
pekerjaan dengan nilai yang sama atau setara. Lembaga instansi pemerintah yang
mengatur pemungutan negara di Indonesi adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang
Keuangan: “Pajak ialah iuran untuk Negara yang dapat dipungut dan terutang bagi
tidak ada pengembalian manfaat yang ditetapkan langsung, dan tujuannya guna
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 mengenai Ketentuan Umum
serta Tata Cara Perpajakan, sebagaimana dalam laman Departemen Keuangan disebutkan
bahwa pajak ialah suatu iuran wajib yang harus dibayar oleh pembayar pajak atau oleh
negara untuk menutupi semua biaya, termasuk biaya pembangunan. Silahkan perhatikan
pajak.
mengekang inflasi.
masyarakat.4
dari sumber migas dan non migas. Seperti dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak digunakan oleh rakyat untuk
sebesar-besarnya kemakmuran negara tanpa imbalan langsung. Suka atau tidak suka, jelas
dari teks undang-undang bahwa Anda harus membayarnya. Selain itu, Anda juga perlu
mengetahui jenis pajak yang dibayarkan. Departemen Umum Pajak membagi pajak
4 Soemarso SR, Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Dua, Edisi 1, Cetakan 1, BP FEUI, (Jakarta,
1990), hlm 19
1) Pajak pusat adalah pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat melalui Biro
2) Pajak daerah adalah pajak yang dikelola menjadi tanggung jawab pemerintah
bagian.
dilakukan melalui pengaturan dan perubahan materi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah antara lain pengurangan pengecualian objek Pajak
Pertambahan Nilai, pengaturan kembali fasilitas Pajak Pertambahan Nilai, perubahan tarif
Pajak Pertambahan Nilai, dan pengenaan tarif pajak Pertambahan Nilai final.
Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah
ketika terjadi pembelian atas barang-barang yang tergolong sebagai barang mewah. Pajak
Penjualan atas Barang Mewah dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak saat membeli
barang mewah. Kriteria barang yang digolongkan sebagai barang mewah ialah bukan
11 Tahun 2020 tentang Penciptaan Lapangan Kerja di Bidang PPh, PPN, dan PPnBM, serta
Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan, ini ialah pajak yang mengenai suatu barng jika
barang tersebut termasuk mewah. Dimana pajak PPnBM ditanggung oleh pengusaha
terdaftar wajib pajak yang memproduksi atau memasukkan barang mewah. PPN
persen serta maksimal dua ratus persen. Serta jika pengusaha mengekspor barang yang
termasuk jenis barang mewah, dikenakan pajak dengan persen nol, pajak ini dikenakan
atas barang yang tergolong barang mewah yang diproduksi oleh produsen atau
pengusaha dengan tujuan untuk memproduksi atau mengimpor barang mewah tersebut
pungutan tambahan, hanya dikenakan sebanyak satu kali, tidak dapat dikreditkan, dan
pajak yang dibayar pada saat perolehan dapat diminta kembali. Meskipun, Pajak
Penjualan atas Barang Mewah tidak dapat dikreditkan, tetapi jika Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah diekspor, maka Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dibayarkan
berkaitan dengan perolehan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah dan berhubungan
Objek Pajak Penjualan atas Barang Mewah ialah barang berwujud yang tergolong
mewah, bukan barang sederhana atau bukan barang kebutuhan pokok dan dikonsumsi
masyarakat tertentu, yang memiliki tingkat penghasilan tinggi, dan tujuan mengkonsumsi
barang untuk memperlihatkan kelas/status. Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah
berbeda-beda sesuai dengan jenis barangnya dan bersifat progresif. Besarnya persentase
Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang wajib dibayarkan pun mengalami kenaikan yang
cukup signifikan. Dalam UU No. 18 Tahun 2000 tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah
berkisar antara 10% hingga 75%. Selanjutnya, dalam UU No. 42 tahun 2009, tariff Pajak
adalah pajak yang dikenakan atas barang-barang yang tergolong barang mewah yang
dilakukan oleh produsen untuk memproduksi atau mengimpor produk tersebut sebagai
bagian dari usaha atau operasinya. Menurut Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
Nomor 18 Tahun 2000 yang tergabung dalam Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
Nomor 42 Tahun 2009, “PPnBM digunakan untuk menyajikan BKP yang tergolong barang
mewah yang dilakukan oleh pengusaha di pabean. Pajak yang dipungut pada kendaraan
mewah regional BCP mewah untuk bisnis atau pekerjaan atau impor. PPnBM dan PPN
diatur dalam undang-undang yang sama, karena PPnBM tidak dikenakan secara terpisah
tanpa PPN. Pajak pertambahan nilai adalah pajak yang dipungut sebagai pajak
pertambahan nilai atas barang atau jasa kena pajak yang didistribusikan oleh produsen
kepada konsumen.
Hampir semua barang konsumsi dikenakan PPN, sehingga PPN ditetapkan dengan
tarif tetap 10% dari harga jual. PPnBM lebih spesifik, tetapi dipungut hanya pada saat
penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong barang mewah, dan tarifnya berbeda-beda
dipindah tangankan, maka PPnBM yang terutang yang dibebaskan wajib dibayar ke kas
negara dalam jangka waktu 1 bulan sejak kendaraan tersebut dipindah tangankan. Apabila
Perbedaan antara PPN dan PPnBM adalah PPN dikenakan pada semua mata rantai
dalam jalur produksi dan distribusi barang atau jasa, sedangkan PPnBM adalah barang
yang tergolong barang mewah pada saat impor atau barang yang tergolong barang
mewah. dikumpulkan hanya sekali pada saat pengiriman. Pengusaha barang yang
membuat barang atau jasa di dalam daerah pabean, kegiatan usaha, atau tempat kerja
dicatat.
Pemerintah (PP) serta jenis dan harga Barang Kena Pajak yang dikenakan pemeriksaan
PPnBM ditetapkan oleh Menteri. Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Jika kendaraan
yang ditunjuk diserahkan dalam waktu 5 tahun sejak impor atau pembelian, atau jika
PPnBM yang dibayarkan pada saat impor atau pembelian menjadi tidak berlaku mulai
tanggal ini. memperoleh. Dari transfer internal. Itu hanya dikenakan pajak selama satu
bulan. Pembayaran yang bersangkutan atau namanya diubah sesuai dengan ayat (2) PP
12/2006.6
8 Tahun 1983 mengenai Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan
tentang PPN dan PPnBM sebagai antisipasi kondisi perekonomian di masa mendatang,
5 Sophar Lumbantoruan, Akuntansi Pajak, Edisi Revisi, Cetakan ke-2, (Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta, 1996), hlm 67
6 Menteri Keuangan Republik Indonesia. (2022). Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 59/PMK.03/2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 231/PMK.03/2019
tentang Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan dan Pencabutan
Pengukuhan Pengusah.
perlu melakukan langkah untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem
menjaga unsur keadilan bagi semuanya, unsur kemudahan dalam menjalankan, kepastian
hokum bagi yang melanggar, dan asas yang sesuai. Namun Pajak Pertambahan Nilai
PPnBM adalah jenis pajak yang tidak terlalu dikenal di kalangan masyarakat umum.
Hal ini mungkin diakibatkan oleh sifat PPnBM itu sendiri yang adalah pungutan tambahan
yang dipungut sekali, yaitu ketika pemasukan serta penyerahan oleh Pengusaha Kena
Pajak dalam produksi. Selain itu, prosedur tidak ditetapkan untuk pajak produksi maupun
pajak penghasilan. PPnBM yang dibebankan kepada pemasok akan dimasukkan dalam
harga pokok barang kena pajak yang tergolong mewah. Oleh karena itu, sebagian
dipindah tangankan, maka PPnBM yang terutang yang dibebaskan wajib dibayar ke kas
7 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
8Regyna, T. F., Agustina, D., & Pramadista, F. N. (2022). Dampak Daya Beli Konsumen
Kendaraan Bermotor Terhadap Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah (PPnBM). Jurnal PPN Dan PPnBM, 65 (2),
negara dalam jangka waktu 1 bulan sejak kendaraan tersebut dipindahtangankan.
Pajak Mewah (BKP) yang dilaksanakan oleh pengusaha yang memproduksi, mengimpor,
atau mengekspor Barang Kena Pajak Mewah di dalam Daerah Pabean di sekitar
perusahaan. Atau karyanya. Pajak penjualan atas barang mewah dapat mempengaruhi
kemampuan membeli konsumen terhadap nilai jual suatu barang, dalam hal ini
kendaraan bermotor.
Pengenaan pajak penjualan atas barang mewah mempengaruhi daya beli konsumen
kendaraan bermotor. Dengan kata lain, semakin tinggi harga jual suatu kendaraan
mewah yang dikenakan PPN, atau semakin tinggi harganya dibandingkan dengan PPN,
maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap daya beli konsumen kenraan bermotor.
Prestise dan daya beli yang menentukan pembelian mobil. Tidak semua orang
memahami PPnBM dengan benar, namun tidak mengurangi niat beli karena
PPnBM merupakan pajak tambahan yang dipungut atas penjualan barang mewah
selain pungutan PPN. Tujuannya agar konsumen dengan daya beli tinggi yang membeli
barang mewah menanggung tambahan pajak yang lebih besar dibandingkan konsumen
lain dengan daya beli tergolong rendah. Karena tanpa tambahan ini, berarti tidak ada
prinsip keadilan dimana konsumen dengan daya beli tinggi membayar pajak dengan
persentase yang sama dengan konsumen dengan daya beli rendah. PPnBM hanya sekali
dikenakan, yaitu pada saat mengimpor barang yang tergolong mewah. Pengkreditan
PPN dan PPnBM dapat memainkan peran yang penting dalam menghasilkan
pendapatan bagi keuangan publik melalui pemungutan pajak. Oleh karena itu kami
tertarik untuk meneliti berbagai variabel yang menyesuaikan penerimaan PPN dan
PPnBM.
Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) dipungut pada wajib pajak dimana dia
membeli atau bahkan mempunyai BKP yang tergolong mewah dan penghasilannya
merata antara golongan menengah ke atas. PPnBM adalah pajak yang dikenakan satu
kali bersamaan dengan dikenakannya PPN, sehingga keberadaan PPnBM sering kali
kurang dikenal oleh masyarakat umum.10 Pemerintah saat ini sangat bergantung pada
populasi besar dan daya beli konsumen, karena ini adalah mesin pertumbuhan ekonomi.
Jika ditemukannya pengaruh positif antara PPnBM pada daya beli konsumen. PPnBM
memiliki pengaruh positif signifikan, jika PPnBM tidak memiliki pengaruh pada daya
beli konsumen.
Konsumen yang menggunakan barang terkena pajak karena tergolong barang mewah
dan masuk dalam kategori PPnBM bahkan banyak yang tidak mengetahui bahwa barang
yang di konsumsinya tergolong barang yang terkena PPnBM. Pengenaan PPN dan
PPnBM tentu sangat mempengaruhi akan harga jual kendaraan bermotor. Apabila
masyarakat merasa bahwa terjadi peningkatan pada harga yang disebabkan oleh
pengenaan pajak, hal ini akan berpengaruh dengan harga jual barang tersebut. Sehingga
terjadi beban pajak yang meningkat yang timbul dari PPN dan PPnBM tentu masyarakat
10Fadilah, Analisis Pengaruh Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (Ppn) Dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah (Ppnbm) Terhadap Daya Beli Konsumen Pada Barang Elektronika (Studi Empiris Pada
Konsumen Barang Elektronika (Di Glodok Jakarta Kota, Repository UIN JKT 2012), hlm 54
Karakteristik dari PPnBM adalah pungutan yang bersifat tambahan terhadap barang
kena pajak mewah yang bukan bagian dari PPN, PPnBM pengenaannya sekali pada saat
terjadi proses pemasukan barang atau saat diserahkan barang kena pajak mewah. PPnBM
memiliki sifat yang tidak bisa dikreditkan sehingga perlakuannya dianggap biaya.
PPnBM mempengaruhi kemampuan dari konsumen untuk membeli terhadap nilai jual
suatu barang.
PPNBM memiliki pengaruh positif terhadap daya beli konsumen, semakin tinggi
harga dari kendaraan tersebut, maka PPnBM nya akan makin tinggi juga. Prestise
merupakan kebutuhan dari seseorang yang didapat dari lingkungannya. Dengan adanya
kedudukan yang tinggi maka akan meningkatkan prestise dari orang tersebut. Saat ini
masyarakat belum mengerti dan memahami akan kehadiran PPnBM namun hal ini tidak
menurunkan rasa masyarakat untuk membeli kendaraan bermotor roda empat yang
mewah karena kebutuhan akan prestise menjadi faktor penentu dalam status sosial pada
masyarakat. Kaitannya dengan daya beli adalah walapun PPnBM dikenakan pada
kendaraan bermotor roda empat namun idak mengurangi minat daya beli masyarakat
KESIMPULAN
Pajak adalah sumbangan pribadi kepada negara menurut undang-undang yang
berlaku, tetapi tidak mendapat balas jasa atau kompensasi secara langsung. Biaya pajak
dipungut berdasarkan norma-norma hukum yang untuk menutupi biaya produksi barang
11 Abdurrahman, R. (2014). Analsis Pengaruh Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah (PPNBM) Terhadap Daya Beli Konsumen Pada Kendaraan Bermotor
(Studi Empiris pada Konsumen Kendaraan Bermotor Roda Empat diwilayah Kota Tanjungpinang).
Jurnal Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah), 1–12.
Fungsi pajak yaitu Pajak memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
pendapatan bagi negara untuk menutupi semua biaya, termasuk biaya pembangunan.
Pemerintah (PP) serta jenis dan harga Barang Kena Pajak yang dikenakan pemeriksaan
PPnBM ditetapkan oleh Menteri. Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Jika kendaraan yang
ditunjuk diserahkan dalam waktu 5 tahun sejak impor atau pembelian, atau jika
PPnBM yang dibayarkan pada saat impor atau pembelian menjadi tidak berlaku mulai
Menurut penjelasan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, Barang Kena
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, R. (2014). Analsis Pengaruh Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah (PPNBM) Terhadap Daya Beli Konsumen Pada
Kendaraan Bermotor (Studi Empiris pada Konsumen Kendaraan Bermotor Roda Empat
diwilayah Kota Tanjungpinang). Jurnal Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah),
1–12.
Direktorat /Jendral pajak. Undang-Undang Pajak Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah 2009.
1–477 (2009).
Fadilah. (2012). Analisis Pengaruh Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (Ppn) Dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah (Ppnbm) Terhadap Daya Beli Konsumen Pada Barang Elektronika (Studi
Empiris Pada Konsumen Barang Elektronika Di Glodok Jakarta Kota), Repository UIN
JKT
Tentang Pelaksanaan UU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja di Bidang Pajak
Penghasilan, PPN, Dan PPnBM Serta Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. (2021).
Menteri Keuangan Republik Indonesia. (2022). Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
231/PMK.03/2019 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak,
UNIBA.
Regyna, T. F., Agustina, D., & Pramadista, F. N. (2022). Dampak Daya Beli Konsumen Kendaraan
Bermotor Terhadap Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
Soemarso SR, Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Dua, Edisi 1, Cetakan 1, BP FEUI, Jakar-ta,
1990.
Sophar Lumbantoruan, Akuntansi Pajak, Edisi Revisi, Cetakan ke-2, Gramedia Widiasarana
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.