Anda di halaman 1dari 2

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Andreas Fernandi Takapaha

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041922949

Kode/Nama Mata Kuliah : Hukum Pajak Dan Acara Perpajakan


Kode/Nama UPBJJ : 71042/Manado

Masa Ujian : 2020/21.1(2020.2)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
1. Dampak revolusi 4.0 ini tentu sangat besar bagi dunia industri, dalam bidang
industry yang sebelumnya masih mengandalkan tenaga manusia dalam
proses produksi barang. Namun saat ini barang dibuat secara masal dengan
menggunakan mesin dan berteknologi canggih tidak dapat di pungkiri semua
beralih kea rah digital, semua pemenuhan kebutuhan kini tersedia secara
digital , mulai dari jual beli, jasa, hingga transaksi pembayaran pajak, yang
sekarang ini bisa dilakukan secara online, Online Pajak menawarkan solusi
terbaik untuk perpajakan,Kemudahan hitung, setor, dan lapor pajak dalam
satu aplikasi sehingga dapat meningkatkan efisiensi bekerja serta
mengurangi human error yang umumnya ditemukan dalam proses
perpajakan. Selain itu, ada berbagai manfaat bayar pajak di OnlinePajak
yaitu Perhitungan Otomatis, Setor dan Lapor Online, Bayar Tepat Waktu,
Mudah Bayar dengan PajakPay, Hemat Waktu dan Efisien, demikianlah
peran pajak dalam era Revolusi 4.0 Menurut saya.

2. PPN dapat dikatakan pajak tidak langsung karena beban pajak dialihkan
kepada pihak pihak yang mengkonsumsi barang atau jasa yang menjadi
objek pajak. Selain itu, tanggung jawab penyetoran PPN tidak berada di
pihak yang memikul beban pajak. Kriteria lebih lanjut dari PPN yaitu:
• PPN merupakan pajak atas konsumsi dimana PPN adalah bagian dari
pajak yang dikenakan atas konsumsi suatu barang atau jasa.
• PPN merupakan pajak objektif dimana pajak ini dinilai berdasarkan
objek pajaknya (barang atau jasa). Jadi, siapapun yang membeli barang atau
jasa kena pajak yang dimaksud, maka akan dikenakan nilai pajak yang sama.
• PPN merupakan pajak atas konsumsi barang atau jasa di dalam negeri
• PPN menggunakan tarif tunggal untuk semua BKP atau JKP yaitu
10%.
Berbeda dengan PPN, beban pajak PPnBM yang ditetapkan menurut Pasal 8
UU No.42 Tahun 2009 adalah paling rendah 10% dan paling tinggi hingga
200%. Hal tersebut berlaku bagi semua transaksi yang berkaitan dengan
barang mewah kecuali untuk ekspor. Dalam upaya menggenjot angka ekspor
maka pemerintah menetapkan pajak 0% untuk barang mewah tersebut.
Sedangkan untuk kriteria PPnBM lebih lanjut seperti berikut ini.
• Barang yang bukan dikategorikan sebagai kebutuhan pokok
• Barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu saja
• Barang yang dikonsumsi masyarakat berpenghasilan tinggi
• Barang yang menunjukkan status atau kelas sosial tinggi
PPnBM terpisah dengan kewajiban PPN dimana barang yang sudah terkena
PPN dan tergolong mewah maka juga dikenakan PPnBM. Sehingga nilai
pajak yang dibebankan kepada wajib pajak menjadi lebih besar. Pemungutan
PPnBM hanya diberlakukan satu kali yaitu pada saat impor Barang Kena
Pajak (BKP) yang tergolong mewah. Selain itu, PPnBM juga dapat
dikenakan atas penyerahan BKP yang tergolong mewah yang dilakukan oleh
Pengusaha Kena Pajak atau pabrikan yang membuatnya.

Anda mungkin juga menyukai