Anda di halaman 1dari 26

Nama : Yohanna Valentiara Siagian

NIM : 22053114

Mata Kuliah : Ekonomi Islam

Tugas Literatur Riview 10 Artikel

Artikel 1

Penulis Artikel

Ainun Nurul Sya’diah

Judul Artikel

Teori Keseimbangan Umum Dalam Ekonomi Islam

Halaman Artikel

60-73

Penerbit Artikel

Journal uinsgd

Teori

Penelitian ini menguraikan bahasan singkat mengenai teori keseimbangan umum dalam Islam
yang membahas bagaimana keseimbangan pasar dengan syariat Islam yang berlaku, serta
proses penerapan didalamnya. Pembahasannya menunjukkan pola kebijakan dan peradaban
ekonomi dalam Islam serta hubungannya dengan keseimbangan umum di dalam pasar yang
dikhususkan menurut syariat Islam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pedekatan deskriptif. Hasil dari penelitian ini terdapat beberapa teori yang menunjukan
keseimbangan umum khususnya keseimbangan pasar dengan mekanisme pasar dalam Islam
sebagai suatu keseimbangan dan keadilan antara permintaan dan penawaran. Dalam teori
keseimbangan pasti tidak akan terlepas dari teorinya Adam Smith mengenai consumer
equilibrium, namun dalam Islam, keseimbangan pun dijelaskan dengan Menggunakan
pendekatan unity approuch yang digagas Anas Zarqa. Dalam ekonomi Islam, permintaan juga
diakui sebagai elemen pasar. Timbulnya permintaan dilakukan dengan beberapa pendekatan.
(Suprihatin, 2017).
Metode

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik yang dipilih
adalah studi kepustakaan. Dalam penelitian studi pustaka ini akan ada setidaknya 4 ciri
didalamnya, yang pertama peneliti akan melihat langsung teks atau datanya namun bukan
dengan pengetahuan lapangan. Kedua, data pustaka akan bersifat langsung bisa digunakan
oleh peneliti walaupun tidak terjun ke lapangan, “data pustaka umumnya adalah sumber
sekunder” (Sugiyono, 2014) yang dalam hal ini peneliti mendapatkan nya atas penelitian
sebelumnya, keempat bahwa kondisi dari “data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu”
(Sugiyono, 2012). Jenis penelitian melalui kepustakaan ini biasa disebut dengan library
research atau penyelidikan kepustakaan.

Hasil Penelitian

Produksi dikatakan maslahah apabila memiliki tujuan untuk :

1. Memenuhi kebutuhan manusia pada tingkatan moderat,


2. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya,
3. Menyediakan persediaan barang/jasa untuk masa depan,
4. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah pada Allah Swt.

Dengan demikian, focus maslahah yang harus dicapai oleh produsen adalah pada keuntungan.
Fungsi maslahah bagi produsen dapat diformulasikan pada persamaan sebagai berikut :

M = ∏ + B, M = TR – TC – BC, M = βTR

Selanjutnya, Maksimalisasi Maslahah Produsen Asumsi harga Rp. 171 dengan rumus:

βPδQ =δTC + δB

Maka produksi yang mengandung maslahah maksimum ada pada tingkat produksi 5 unit,
pada saat memproduksi 5 unit, nilai tambahan pendapatan dari hasil produksi unit terakhir
tepat sama dengan jumlah biaya produksi dan biaya berkah. Jika produsen memproduksi di
atas 5 unit, maka akan mengalami kerugian. Apabila harga dari Rp. 171 sebagaimana data di
atas dinaikkan menjadi Rp. 181, sementara semua hal lain diasumsikan tetap sama
(ceteris paribus).
Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan

Pasar dalam perspektif ekonomi Islam merupakan sebuah institusi atau prosedur yang
didalamnya ada hubungan ekonomi sekaligus hubungan sosial antar individu yang
melibatkan jasa dan barang. Keseimbangan dalam pasar menjadi salah satu tujuan untuk
mencapai idealitas perekonomian suatu negara, dimana permintaan dan penawaran berada
dalam titik keseimbangan tersebut. Dalam Islam, selain bunga dilarang, ada berkah dan
manfaat atau maslahah lainnya yang diutamakan dalam proses permintaan dan penawaran.
Nilai-nilai yang dilakukan didalamnya harus ada dalam ruang lingkup halal, utilitas,
maslahah dan keadilan. Terdapat berbagai keinginan konsumen yang perlu disesuaikan,
namun prinsip Islam telah mengaturnya termasuk bagaimana proses mengatur keinginan
membeli ataupun menjual suatu barang. Keseimbangan umum dalam ekonmi Islam diletakan
pada keseimbangan di teori pada umumnya yang diperbaiki kemudian dibaluti nilai-nilai
Islam di dalamnya.

Rekomendasi

Pada penelitian selanjutnya sebaiknya dapat memilih variabel penelitian yang lebih spesifik
untuk mengatasi permasalahan yang spesifik di lapangan.
Artikel 2

Penulis Artikel

Y. Sri Susilo

Judul Artikel

Model Keseimbangan Umum Terapan: Suatu Gambaran Umum

Halaman Artikel

1-10

Penerbit Artikel

Journal uii

Teori

Dalam studi atau penelitian ekonomi alat analisis memegang peran yang sangat penting. Alat-
alat yang dikenal dalam studi tersebut diantaranya indeks, statistlka, ekonometflka, dan
model keseimbangan umum terapan (Model KUT atau Applied Computable General
Equilibrium Model). Alat yang disebut paling akhir relatif baru digunakan di Indonesia dalam
berbagai topik peneiitian masalah ekonomi dan pembangunan. Model KUT sebenamya di
negara-negara maju telah mulal digunakan dalam berbagai studi empiris sejak tahun I970-an.
Model KUT sendiri dikembangkan berdasarkan pemikiran mengenai keseimbangan umum.
Pemikiran keseimbanganumum ini berangkat dari keyakinan yang mula-mula dilontarkan
oleh Leon Walras (1951) bahwa pada suatu saat akan terdapat sebuah vektor harga-harga
yang dapat menyeimbangkan tingkat permintaan dan penawaran di tiap pasar komoditas.
Lebih lanjut Walras berpendapat bahwa tingkat harga "keseimbangan {equilibrium) ini dapat
dicapai melalui proses tatonnement. Proses ini bekerja seperti seorang auctioneer yang akan
menurunkan harga pada pasar yang mengalami excess supply dan menaikkan harga pada
pasar yang mengalami excess demand, sampai terjadi harga keseimbangan. Walaupun Walras
dianggap sebagai pioner dalam melontarkan konsep keseimbangan umum ini, sampai akhir
hayatnya Walras tidak bisa menerangkan beberapa hal penting yang menyangkut konsep yang
diajukannya sendiri, seperti membuktikan eksistensi dari keseimbangan menjelaskan
uniqueness serta stability property dari keseimbangan ini. Hal-hal tersebut baru terjawab
melalui karya-karya Kenneth Arrow.
Metode

Pembuktian Walras mengenai adanya titik keseimbangan umum itu dilakukannya dengan
menggunakan matematika formal. Walras menyimpulkan bahwa sejumlah n fungsi excess
demand tidak tergantung pada fungsi lainnya.Menurut Hukum Walras apabila nilai semua
komoditas yang ditawarkan di pasar sama dengan nilai semua komoditas yang diminta di
pasar, sedangkan harga-harga (dalam hal ini harga relatif), diketahui, dan pada pasar ke k-1
ada keseimbangan, maka dalam pasar yang.ke-k akan ada keseimbangan juga 1. Penerapan
model keseimbangan umum teoritis formulasi Arrow, Debreu dan McKenzie disebut model
Computable General Equilibrium (CGE). Ada tiga ciri pengembangan model CGE
(Ratnawati,1996). Pertama, formulasi CGE dikembangkan oleh Johansen pada tahun I960,
yaitu model keseimbangan umum disusun sebagai sebuah model linier simultan dan dari
solusi model diperoleh harga dan kuantitas dari setiap barang yang diindentifikasi sebagai
keseimbangan umum. Kedua, Herbert Scarf (1970) merumuskan penyelesaian model
keseimbangan "Umum menggunakan Jixed point theorem. Ketiga, oleh Adelman dan
Robinson (1978), model CGE dirumuskan sebagai sebuah model simultan nonlinier, dan hasil
penyelesaian {nonlinier programming solution) diperoleh harga bayangan {shadow prices)
yang dijnterprestasikan sebagai harga dalam kondisi keseimbangan umum.

Hasil Penelitian

Model GTAP memberikan keleluasaan dalam menjelaskan bagaimana akumulasi kapital


terjadi di setiap negara. Akan tetapi, dalam studi saat ini, simulasi dilakukan dengan
menggunakan closure yang didasarkan atas asumsi bahwa komposisi kapital stok antar
industri tidak berubah (fixed net capital inflows and outflows), sehingga pertumbuhan kapital
stok regional maupun global berjalan searah. Dalam hal ini, pasokan barang kapital secara
global akan meningkat/menurun dengan proporsi yang sama dengan peningkatan/penurunan
investasi negara. Data base dari model GTAP (versi 1) mencakup 24 negara dan 37
industri/sektor. Namun data tersebut dapat diagegrasi sesuai dengan tujuan penelitian.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Model KUT mempunyai beberapa keterbatasan antara lain (lihat misalnya Ratnawati, I996f:
(1) model KUT yang digunakan dalam penelitian ini adalah statis, menggambarkan
keseimbangan tunggal dimana variabel-variabelnya tidak mencakup variabel lag maupun
variabel harapan di masa mendatang {bacward atau forward). Penentuan keseimbangan
didasarkan pada tanda-tanda untuk perlode yang sedang berjalan, berdasarkan pada kondisi
awal dan keadaan lampau yang tertangkap pada setahun dasar. (2) Model KUT yang
digunakan tidak secara eksplisit memasukkan pasar flnansial dalam persamaannya. (3)
Parameter-parameter KUT tidak seluruhnya diestimasi dengan metode ekonometrika. Pada
dasamya model KUT seharusnya menggunakan estimasi empiris apabila memungkinkan,
terutama untuk parameter-parameter kunci, sehingga tes statistik dapat diterapkan pada
pilihan spesifikasi model. Tetapi tidak semua parameter di dalam model KUT adalah penting,
sehingga ketidakhadiran estimasi statistik dapat ditolerir. Disamping itu tidak memungkinkan
pula untuk mengestimasi model KUT dengan dimensi yang besar menggunakan prosedur
estimasi yang lengkap. (4) Model KUT terlalu kompleks dan memerlukan banyak data.
Sesungguhnya model KUT bemsaha menangkap fungsi dari ekonomi pasar (dengan banyak
faktor) dan diperlukaii untuk memperlihatkan bagaimana suatu kebijakan bekerja di sektor
rill. Dengan model KUT, misalnya KUT INDORANI, maka hams tersedia data Input Output
(1-0). Untuk model KUT yang berbasis data SAM (Social Accounting Matrix) maka juga
h^us tersedia data tersebut.
Artikel 3

Penulis Artikel

Zulkifli, Abdul Wahab, Hamid Habbe

Judul Artikel

Keseimbangan Pasar Dan Peran Negara Dalam Sistem Ekonomi Islam

Halaman Artikel

154-170

Penerbit Artikel

Ojs unsulbar

Teori

Rasulullah sangat tidak menginginkan adanya ketidakadilan atas harga dalam pasar karena
dapat merugikan salah satu pelaku ekonomi. Dalam setiap transaksi dalam pasar wajib
didasari oleh persaingan secara sehat, jujur, terbuka, dan berkeadilan. Hal ini sudah
diterapkan oleh Rasulullah. Beberapa perilaku yang bersifat zalim (zhulm) di dalam pasar
dapat menyebabkan situasi terjadinya distorsi baik dari sisi penawaran maupun dalam
permintaan. Hal ini menyebabkan harga berada dalam posisi ketidak-seimbangan hal mana
pertemuan supply dan demand terjadi karena ada faktor-faktor kejahatan, bukan disebabkan
oleh faktor yang bersifat alamiah yang tidak dapat dihindari oleh manusia, seperti: bencana
alam, cuaca, dan lainnya. Sistem ekonomi Islam sangat mendorong konsep harga yang adil,
terbuka dan sesuai mekanisme pasar yang sempurna. Pada saat harga naik pada masa
Rasululah saw dapat merujuk pada hadis Rasululllah Muhammad saw sebagaimana yang
disampaikan oleh Anas RA, terkait dengan terjadinya kenaikan tingkat harga barang di kota
Madinah. Peran pemerintah sangat luas dalam sistem ekonomi sosialisndan sangat terbatas
dalamnsistem ekonomi kapitalis murni karena sistem kapitalis yang dikembangkan oleh
Adam Smith.

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Studi Pustaka adalah salah
satu metode penelitian yang bersumber pada dokumen-dokumen yang telah ada.
Hasil Penelitian

Mengetahui prinsip keseimbangan dalam ekonomi Islam dan untuk mengetahui peran Negara
dalam ekonomi silam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem ekonomi islam selalu
mendukung konsep harga dengan adil dan terbuka yang sesuai dengan mekanisme didalam
pasar sempurna, harga didalam pasar yang sesuai dengan kehendak Allah SAW atau sesuai
dengan hukum permintaan dengan penawaran.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Sistem ekonomi Islam sangat menginginkan adanya harga yang adil dan terbuka sesuai
mekanisme pasar yang sempurna. Rasulullah saw. dalam hadis tersebut tidak menentukan
harga. Ini menunjukkan bahwa ketentuan harga itu diserahkan kepada mekanisme pasar yang
alamiah. Rasulullah saw menolak tawaran itu dan mengatakan bahwa harga di pasar tidak
boleh ditetapkan, karena Allah-lah yang menentukannya. Peran negara didalam sector
ekonomi adalah sesuatu yang wajib, hanya saja perann ini terbatas pada aspek-aspek tertentu,
seperti yang berkaitan dengan penyedian barang- barang publik dan mengatasi terjadinya
kegagalan pasar. Implementasi peran pemerintah dalam perekonomian mengalami pasang
surut yang berkaitan pada seberapa besar peran tersebut bisa diterima. Pada zaman sekarang
ini peran pemerintah diterima pada batas-batas yang moderat, tidak mengganggu dan
menghambat berlangsungnya kegiatan. dalam ekonomi yang dijalankan oleh sektor swasta.
Artikel 4

Penulis Artikel

Andi Amma Ruhmah

Judul Artikel

Tijauan Umum Praktik Gadai di Nusantara Perspektif Ekonomi Islam

Halaman Artikel

58-63

Penerbit Artikel

Jurnalstaiibnusina

Teori

Sistem Gadai merupakan bentuk dari suatu transaksi ekonomi akibat adanya kebutuhan yang
mendesak, yang mengakibatkan seseorang berhutang dan menjadikan asset mereka menjadi
jaminan/agunan (gadai). Hal ini merupakan sesuatu yang biasa terjadi untuk mengatasi
masalah kesulitan ekonomi yang ada pada masyarakat. Ekonomi Islam merupakan suatu sains
social yang mempelajari kehidupan yang dibingkai dengan nilai-nilai Islam.

Metode

Praktik Gadai merupakan bagian dari kajian ekonomi Islam, bukan hanya pada lembaga
keauangan mikro. Tetapi praktik gadai juga menjadi sebagai tradisi dan budaya masyarakat di
Nusantara. Fokus kajian pada artikel ini adalah membahas praktik gadai pada masyarakat
secara umum perspektif ekonomi Islam, tanpa menyebutkan daerah dan wilayah tertentu.
Penulis mengkaji tinjauan ekonomi Islam terhadap praktik gadai pada masyarakat di
nusantara, dalam konteks ini penulis hanya meninjau secara umum praktik gadai tersebut
tanpa menyebutkan praktek gadai secara khusus di daerah tertentu.

Hasil Penelitian

Kendati sekarang ekonomi Islam telah menjadi kajian akademis dan menjadi symbol aktivitas
ekonomi nampaknya gaung system ini belum secara spektakuler menggema ditengah
masyarkat. Selama ini seakan-akan system ekonomi non ribawi baru menjadi milik
masyarakat akademik dan komunitas intelektual saja, sementara masyarakat awam belum
banyak tahu karena kekurangan informasi ekonomi Islam yang belum membumi dan tidak
menjadi milik masyarakat luas. Meskipun munculnya Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di
Indonesia memberikan arti penting bagi perkembangan ekonomi Islam di masa mendatang.
Sehingga munculnya lembaga-lembaga tersebut merupakan bentuk fase booming-nya
ekonomi Islam di Indonesia secara kelembagaan, yang menyebabkan timbulnya asumsi
bahwa jika tidak ikut mendirikan LKS atau membuka Unit Usaha Syariah dianggap tidak
mengikuti tren masa kini serta belum diakui keIslamannya dalam berekonomi. Sehingga
perlu adanya perubahan paradigma, bahwa hadirnya lembaga-lembaga keuangan tersebut
hanya merupakan serpihan kecil dari ekonomi Islam yang terlembagakan dalam institusi
keuangan syariah. Sehingga pemahaman akan ekonomi Islam merupakan penjabaran dari
ajaran Islam itu sendiri yang bersumber dari Alquran dan Hadis.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Namun praktek gadai, khususnya gadai sawah tanah tersebut juga dapat dianalisis dengan
prinsip ekonomi Islam dari sisi akad dan pelaksanaannya.

1. Gadai pada sisi Akad Memenuhi unsur gadai yaitu: pemberi gadai, penerima gadai,
shigat akad, barang gadai, hutang. Pihak yang melakukan akad dan perjanjian
memiliki kecakapan dan memahami dalam melakukan perjanjian dengan sukarela.
2. Gadai pada sisi pelaksanaan Pada praktik gadai di Nusantara, bisanya identik dan
populer dengan menggadaikan sawah, dari objek gadai tersebut (sawah) yang menjadi
barang jaminan di manfaatkan oleh penerima gadai. Terkait dengan hal tersebut,
terdapat beberapa berbedaan pandangan. Mazhab syafi’i berpandangan bahwa
penerima gadai tidak memiliki hak untuk memanfaatkan barang gadai, hal ini
berdasarkan hadis Rasulullah Saw riwayat asy-Syafi’I, Daruquthni dan Ibnu Majah
dari Abu Hurairah,“Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik yang
menggadaikannya.
Artikel 5

Penulis Artikel

Amira Shofia Salmaa, Elisa Nur Isnaini

Judul Artikel

Market Equilibrium According To Islamic Economics

Halaman Artikel

1-6

Penerbit Artikel

Jurnal pptq annaafi

Teori

Pasar syariah memiliki konsep tersendiri, meskipun tidak jauh berbeda dengan pasar secara
garis besar konsep syariah yang terdiri dari tiga hal pokok yaitu keadilan, menghindari semua
kegiatan yang dilarang dan mempertimbangkan kemanfaatan Sistem ekonomi Keseimbangan
berasal dari ketiga prinsip tersebut, yaitu keseimbangan antara maksimalisasi Mekanisme
pasar ekonomi Islam berperan penting dalam situasi ekonomi bangsa Indonesia yang belum
stabil saat ini.

Ekuilibrium pasar adalah keadaan dimana harga total yang ditawarkan sama dengan jumlah
yang ditawarkan. Keseimbangan harga terjadi ketika permintaan dan penawaran berada pada
titik yang sama. Sama. Oleh karena persamaan umum antara penawaran dan permintaan
adalah Q = Q-Q dan Po P: Pr. Artinya jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang
diminta.

Metode

Metode penelitian yang digunakan dalam karya ini adalah penelitian kualitatif dengan gaya
penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan merupakan metode penelitian yang
berdasarkan dokumen yang ada seperti buku dan majalah.

Hasil Penelitian

1. Permintaan Islam meliputi yang berikut :


a) Permintaan khusus untuk barang dan jasa yang Halal dan Tayyib. Tujuan
permintaan barang dan jasa bukanlah kemewahan, kemuliaan dan kemewahan.
b) Tuntutan masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan dasarnya semakin
meningkatkan kewajiban membayar zakat dan intak rekomendasi dan sedekah
dan kewajiban setiap orang terhadap kebutuhan dasar mereka.
2. Persembahan Islam meliputi :
a) Untuk produk Halal dan Tayyib yang disiapkan secara khusus.
b) Produksi barang diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pokok.
c) Setiap keputusan keuangan merupakan aspek keuntungan tidak hanya di sini
tetapi juga di akhirat.
d) Perlindungan manusia, sumber daya alam dan lingkungan

Di dalam Qs. An-Nisa ayat 29, meskipun awal ayat tersebut tentang larangan konsume harta
secara berlebihan, namun pesan utama ayat ini terkait dengan bisnis. Perdagangan adalah
salah satu cara memperoleh kekayaan dan juga disebut sebagai bagian dari ushul al-makasib
(sumber perdagangan). Ayat Ayat di atas menjelaskan larangan Allah SWT untuk
menghambur-hamburkan harta dengan sia-sia. Kesombongan Al-Syaukani diterjemahkan
sebagai ma laisa bihaqqin (segala yang tidak benar (haki). Kebanggaan ini datang dalam
berbagai bentuk. Dalam konteks ayat di atas dikatakan bahwa jual beli tidak ada artinya jika
syara melarangnya. Suatu transaksi dianggap batal jika mengandung unsur MAGHRIB, yang
berarti Maisir, Charar, Riba dan Bathi (kesombongan). Secara luas, tindakan yang
bertentangan dengan Syariah seperti pencurian, perampokan, korupsi dll. juga dianggap
ilegal.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Ekuilibrium pasar adalah keadaan dimana total harga yang ditawarkan sama dengan kuantitas
yang digunakan, yaitu jumlah barang yang diinginkan sesuai dengan harga yang ditawarkan.
Harga barang yang diatur merupakan hasil kesepakatan antara penjual dan pembeli. Harga
mengarah pada keseimbangan pasar dimana harga yang diminta oleh pembeli sama dengan
harga yang ditawarkan oleh penjual. Harga yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan
pasar dapat menimbulkan kerugian baik bagi pembeli maupun penjual yaitu ketidakadilan.
Oleh karena itu, harga harus merespons kekuatan pasar penawaran dan permintaan, yang
berarti pemerintah tidak dapat menetapkan harga barang barang tersebut. Menurut
pendekatan Islam, kegiatan ekonomi khususnya muamalah jual bell) merupakan indikator
arah yang sangat penting dalam kehidupan, apalagi merupakan amalan yang juga berdimensi
ibadah. Orang sering membeli dan menjual untuk Muamalah.
Artikel 6

Penulis Artikel

Mansur Chadi Mursid & Rr. Kathrin Irviana

Judul Artikel

Analisis Segmen Pasar Dan Perilaku Nasabah Bank Syariah: Kajian Hukum Islam Terhadap
Produk HSBC Amanah Indonesia

Halaman Artikel

201-216

Penerbit Artikel

Garuda Kemdikbud

Teori

Riba secara bahasa bermakna ziyâdah yang berarti tambahan. Dalam pengertian lain, secara
linguistik, riba juga berarti tumbuh dan membesar. M. Syafi’i Antonio menyatakan bahwa
menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari pokok atau modal secara batil.
Riba bukan hanya merupakan persoalan Islam saja, tetapi berbagai kalangan di luar Islam pun
memandang serius persoalan ini. Beberapa studi terdahulu yang mendasari penelitian ini
adalah Karim Business Consulting, melakukan penelitian tentang segmentasi dan perilaku
nasabah terhadap bank syariah di Indonesia dengan pendekatan value graphic map dan
service orientation. Studi ini menghasilkan tiga segmentasi pasar perbankan syariah, yaitu
syariah loyalist, floating mass, dan conventional loyalist. Pembagian segmen pasar dilakukan
dengan pendekatan kualitatif (focus group discussion dan in depth interview).

Metode

Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan kuantitatif melalui pendekatan survei.
Survei dilakukan dengan melakukan wawancara langsung (face to face interview). Metode
pengumpulan data responden dilakukan dengan menggunakan sampel tak berpeluang (non
probability sampling). Teknik yang dipilih dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
sampel kemudahan (convenience sampling). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer (pengamatan dan penelitian langsung di lapangan, wawancara dan
pengisian kuesioner oleh responden), dan data sekunder (literatur-literatur buku, jurnal dan
penelitian-penelitian sebelumnya) baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif
Berdasarkan perhitungan, maka ukuran sampel yang digunakan sebanyak 120 responden,
terdiri atas13 responden berasal dari Jakarta Pusat (11%), 20 responden berasal dari Jakarta
Utara (16,8%), 23 responden berasal dari Jakarta Barat (19,3%), 27 responden berasal dari
Jakarta Selatan (22,3%) dan 37 responden berasal dari Jakarta Timur (30,6%).

Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis klaster dan analisis faktor, dihasilkan bahwa semua segmen tidak
memiliki perbedaan yang signifikan terhadap faktor-faktor yang memengaruhi dalam
memilih suatu bank, yang membedakan hanyalah urutan prioritasnya. Faktor-faktor yang
memengaruhi responden dalam memilih suatu bank adalah jaringan kantor dan ATM yang
luas, kecepatan dan efisiensi pelayanan, keramah-tamahan karyawan bank serta reputasi dan
image bank itu sendiri. Jaringan kantor dan ATM yang luas menduduki peringkat tertinggi.
Sedangkan bila dilihat dari aspek demografi, responden lebih memilih perkantoran dan
pemukiman sebagai lokasi ideal bank syariah. Hal ini dimungkinkan karena mayoritas
responden memiliki jenis pekerjaan sebagai pegawai swasta dan wiraswasta.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Terdapat tiga segmen pasar perbankan syariah di wilayah DKI Jakarta,yaitu segmen syariah
loyalist, segmen floating mass, dan segmen conventional loyalist. Segmen syariah loyalist
dominan berada di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, segmen floating mass berada
di wilayah Jakarta Timur dan segmen conventional loyalist berada di wilayah Jakarta Barat.
Selain itu, segmen floating mass merupakan target pasar yang paling potensial di wilayah
provinsi DKI Jakarta karena memiliki pangsa pasar terbesar bila dibandingkan dengan
segmen syariah loyalist ataupun segmen conventional loyalist. Walaupun demikian,
masyarakat beragama Islam masih merupakan target pasar utama bagi bank syariah karena
jumlah segmen floating mass secara dominan diperoleh dari responden beragama Islam dan
didominasi oleh jenis pekerjaan pegawai swasta dan wiraswasta.
Artikel 7

Penulis Artikel

Melani Azzahra Nur & Maryam Batubara

Judul Artikel

Model Analisis IS-LM Dalam Perspektif Islam

Halaman Artikel

123-132

Penerbit Artikel

Ejurnal Unsam

Teori

Model IS-LM adalah interprestasi terkemuka dari teori Keynes. Tujuan dari model ini adalah
untuk menunjukkan apa yang menentukan pendapatan nasional pada berbagai Tingkat harga.
Kerangka IS-LM digunakan untuk menelaah fungi investasi dan permintaan uang dalam
perekonomian. Keseimbangan IS (Investment and Saving) yang menggambarkan
keseimbangan di pasar barang, sedangkan keseimbangan LM (Liquidity and Money) yang
menggambarkan keseimbangan di pasar uang, (Damayanti & Jalunggono, 2022; Hasanah,
2021). Hubungan antara Kebijakan Fiskal & Kurva IS yaitu: Pertama kurva IS menunjukkan
tingkat bunga berapapun; kedua tingkat pendapatan yang mendorong pasar barang menuju
ekuilibrium; ketiga, tingkat pendapatan tergantung pada kebijakan fiskal; keempat, kurva IS
menujukkan kombinasi dari tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan
ekuilibrium dalam pasar uang dan pasar jasa; kelima, kurva IS digambar untuk kebijakan
fiskal tertentu; keenam, perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang meningkatkan
permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kanan; ketujuh, perubahan-
perubahan dalam kebijakan fiskal yang mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa
menggeser kurva IS ke kiri. Kurva LM menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan
tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang.

Metode

Dengan menggunakan metode komparasi ini peneliti bermaksud untuk menarik sebuah
konklusi dengan cara membandingkan ide-ide dan pendapat-pendapat literatur. Artikel
menggunakan metode komparasi literatur penelitian terdahulu dengan batas waktu 10 tahun
terakhir dalam subjek analisis IS-LM dalam perspektif islam Penelitian yang berkaitan
dengan IS-LM dicari dengan menggunakan aplikasi Mendeley dan juga Harzing Publish or
Perish.Hasil pencarian akan diresume dan direview.

Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan oleh (Hoti et al., 2022) menunjukan bahwa model IS-LM teoretis
dianalisis menurut keseimbangan I = S (investasi -tabungan), dan AE = Y (pengeluaran
agregat-produk domestik bruto). Model I + G = S + T dan NX = NFI tidak dianalisis dalam
penelitian ini. Dua model representatif diperoleh, oleh penulis Hicks-Hansen dan
Dornbusch-Fischer-Startz. Aspek teoretis dan praktis dari penerapan model dianalisis. Cacat
model Dornbusch-Fischer-Startz dan ketidakmungkinan menerapkannya pada data ekonomi
Albania terbukti. Penulis telah mengusulkan perbaikan model Hicks-Hansen untuk kurva IS
karena model teoritis tidak dapat diterapkan. Penelitian lainnya oleh (Rajpal et al., 2023) juga
menunjukan bahwa keterlambatan dalam kebijakan fiskal terletak baik dalam perpajakan atau
dalam pengeluaran pemerintah.Penelitian selanjutnya oleh (Miranda, 2021) menunjukan
bahwa penggunaan model IS-LM dan AS/DA telah diperluas di universitas dan sekolah
bisnis, sementara pemikiran Austria membutuhkan analisis yang terpisah dan spesifik
dan kadang-kadang terlalu intensif pada waktunya karena kekurangan model yang
disederhanakan. Penelitian lainnyayang dilakukan oleh (Rajpal et al., 2022) menunjukan
bahwa Model IS-LM adalah kerangka kerja yang banyak digunakan dalam ilmu ekonomi
makro yang menjelajahi hubungan antara tingkat suku bunga dan output dalam suatu
ekonomi.

Kesimpulan dan Rekomendasi

IS–LM merupakan sebuah kalimat yang terdiri dari 2 hal yaitu IS dan LM. IS merupakan
invesment saving yang lebih dikenal dengan istilah pasar barang. Sedangkan Lm merupakan
liquidity money atau yg lebih dikenal dengan pasar uang. Pasar barang merupakan pasar
komoditi yang terjadi antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa. Pasar uang
adalah tempat instrumen pendanaan jangka pendek diperdagangkan oleh pemilik modal
kepada peminjam modal. Keseimbangan pada titik IS-LM itu adalah sebuah titik
keseimbangan dalam sistem perekonomian. Dampak kebijakan fiskal terhadap keseimbangan
pasar barang jasa yaitu menggerakkan perekonomian. Sedangkan, Kebijakan moneter akan
mendorong angka peningkatan permintaan agregat. Ketika permintaan agregat naik, itu akan
merangsang sebuah bisnis untuk meningkatkan produksi dan merekrut lebih banyak para
pekerja. Dalam lingkup ekonomi islam, suku bungan akan di ganti oleh ekonomi bagi hasil.
Maka dari itu, insentif dalam melaksanakan kegiatan investasi merupakan besaran bagi hasil
itu. Dalam ruang lingkup ekonomi Islam angka permintaan uang akan selalu terpengaruhi
oleh motif seorang muslim dalam memegang uang.
Artikel 8

Penulis Artikel

Supriadi Muslimin, Zainab, Wardah Jafar

Judul Artikel

Konsep Penetapan Harga Dalam Perspektif Islam

Halaman Artikel

1-11

Penerbit Artikel

Stai al azhar

Teori

Secara teoritis, tidak ada perbedaan signifikan antara perekonomian klasik dengan modern.
Teori harga secara mendasar sama, yakni bahwa harga wajar atau harga keseimbangan
diperoleh dari interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran (suplai) dalam suatu
persaingan sempurna, hanya saja dalam perekonomian modern teori dasar ini berkembang
menjadi kompleks karena adanya diversifikasi pelaku pasar, produk, mekanisme
perdagangan, instrumen, maupun perilakunya,yang mengakibatkan terjadinya distorsi
pasar.Konsep Islam memahami bahwa pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan
ekonomi bila prinsip persaingan bebas dapat berlaku secara efektif. Pasar tidak
mengharapkan adanya intervensi dari pihak manapun, tak trekecuali Negara dengan otoritas
penentuan harga atau private sektor dengan kegiatan monopolistik ataupun lainnya. Harga
sebuah komoditas (barang dan jasa) ditentukan oleh penawaran dan permintaan, perubahan
yang terjadi pada harga berlaku juga ditentukan oleh terjadinya perubahan permintaan dan
perubahan penawaran. Dengan demikian, pemerintah tidak memiliki wewenang untuk
melakukan intervensi terhadap harga pasar dalam kondisi normal1.Harus diyakini bahwa nilai
konsep Islam tidak memberikan ruang intervensi dari pihak manapun untuk menentukan
harga, kecuali adanya kondisi darurat yang kemudian menuntut pihak-pihak tertentu untuk
ambil bagian menentukan harga.

Metode
Sumber data yang digunakan dalam penelitian kepustakaan (library research)
ini,dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1) Data primer adalah data yang berkaitan dan
diperoleh langsung dari sumber data tersebut, yaitu data yang bersumber dari Al-Qur‟an,
Hadis, dan buku-buku yang berisi teori ekonomi konvensional dan ekonomi islam; 2) Data
skunder adalah data yang dapat menunjang data primer dan diperoleh tidak dari sumber
primer. Data skunder dalam penelitian ini adalah buku selain yang telah menjadi data primer,
majalah maupun arsip, yang membahas tentang fokus penelitian.; 3) Data tersier adalah data
yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap data primer dan data skunder, seperti
ensiklopedia dan kamus untuk melengkapi dalam pengumpulan bahan. Metode pengolahan
data dilakukan dalam tiga tahap, yaitu editing (penyuntingan), coding (pemberian kode), dan
master sheet (table induk). Metode dalam menganalisis dan mengelolah data yang diperoleh,
penulis menggunakan tehnik analisis deskriptif karna dalam penelitian ini tidak menggunakan
data berupa angka-angka, maka tehnik yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.

Hasil Penelitian

Mekanisme penentuan harga dalam Islam sesuai dengan Maqashid al-Syariah, yaitu
merealisasikan kemaslahatan dan menghindari kerusakan di antara manusia. Seandainya
Rasulullah saat itu langsung menetapkan harga, maka akan kontradiktif dengan mekanisme
pasar. Akan tetapi pada situasi tertentu, dengan dalih Maqashid al-Syariah, penentuan harga
menjadi suatu keharusan dengan alasan menegakkan kemaslahatan manusia dengan
memerangi distorsi pasar (memerangi mafsadah atau kerusakan yang terjadi di lapangan).
Dalam konsep Islam, yang paling prinsip adalah harga ditentukan oleh keseimbangan
permintaan dan penawaran. Keseimbangan ini terjadi bila antara penjual dan pembeli
bersikap saling merelakan. Kerelaan ini ditentukan oleh penjual dan pembeli dan pembeli
dalam mempertahankan barang tersebut. Jadi, harga ditentukan oleh kemampuan penjual
untuk menyediakan barang yang ditawarkan kepada pembeli, dan kemampuan pembeli untuk
mendapatkan harga barang tersebut dari penjual. Akan tetapi apabila para pedagang sudah
menaikkan harga di atas batas kewajaran, mereka itu telah berbuat zalim dan sangat
membahayakan umat manusia, maka seorang penguasa (Pemerintah) harus campur tangan
dalam menangani persoalan tersebut dengan cara menetapkan harga standar.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur-
unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga adalah unsur program pemasaran yang paling
mudah disesuaikan; ciri-ciri produk, saluran bahkan promosi membutuhkan lebih banyak
waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan tersebut
kepada pasar tentang produk atau mereknya. Sebagai produk yang dirancang dan dipasarkan
dengan baik, dapat menentukan premium harga dan mendapatkan laba besar. Dalam teori
harga ada beberapa hal yang harus dipelajari untuk memahami secara keseluruhan, yaitu di
antaranya: Tujuan penetapan harga, metode penetapan harga.
Artikel 9

Penulis Artikel

Gaffari Ramadhan

Judul Artikel

Analisis Keterkaitan Harga Antar Kelompok Komoditas Pembentuk Inflasi di Sumatera Barat

Halaman Artikel

233-274

Penerbit Artikel

Bmeb-bi

Teori

Brodjonegoro, Felianty, dan Gitaharie (2005) melakukan studi mengenai inflasi daerah
dengan menggunakan analisis variance decompostition melalui metode VAR (Vector
Autoregression) mencoba melihat determinan inflasi di daerah apakah didominasi oleh
faktor- faktor moneter atau non-moneter. Hasil estimasi secara keseluruhan menunjukkan
bahwa mayoritas tingkat inflasi di daerah lebih banyak disebabkan oleh faktor-faktor non-
moneter. Selain itu, dalam studi tersebut juga melakukan beberapa analisis di mana
menyimpulkan bahwa kondisi infrastruktur, tingkat efisiensi perdagangan, dan kebijakan atau
regulasi pemerintah daerah menjadi faktor yang juga turut mempengaruhi inflasi daerah. Dari
segi barang hasil komoditas pertanian, tentu saja banyak faktor yang mempengaruhi
penentuan harganya, mulai dari faktor musim, cuaca, hingga kelancaran jalur distribusi dan
pasokan. Shock harga yang terjadi pada komoditas ini yang masuk di dalam kelompok bahan
makanan, akan secara langsung dirasakan pada kelompok komoditas lain yang menggunakan
hasil komoditas pertanian atau kelompok bahan makanan tersebut sebagai bahan bakunya.

Metode

Pengujian ini menggunakan uji stasioneritas dengan menggunakan Augmented Dickey-Fuller


Test for Unit Roots untuk mengetahui bentuk stasioneritas10 dan derajat integrasi dari
variabel-variabel yang digunakan.Data yang digunakan adalah data bulanan pada kelompok
komoditas pembentuk inflasi di Sumatera Barat dari 2002:1 hingga 2008:12. Data tersebut
telah disetarakan dengan menggunakan basis SBH 2007 yang diperoleh dari BPS.Total
observasi untuk estimasi adalah 84 series. Penggunaan kelompok-kelompok komoditas
tersebut didasarkan pada pengelompokan komoditas pada SBH 2007. Studi ini jadi lebih
mencoba melihat data pada kelompok komoditas tersebut yang sudah diaggregasi dari
masing-masing sub-kelompok yang membentuknya.

Hasil Penelitian

Hasil pengujian stasioneritas pada semua variabel dengan menggunakan Augmented Dickey-
Fuller Test menujukkan bahwa semua variabel stasioner pada tingkat turunan derajat satu
(first differences). Setelah melalui pengujian stasioneritas, karena semua variabel
menunjukkan stasioner pada derajat yang sama, yaitu derajat satu, maka dilakukan pengujian
apakah variabel-variabel tersebut terkointegrasi pada jangka panjang.Hasil Johansen
Cointegration test pada nilai trace test terindikasi terjadi 2 persamaan kointegrasi baik pada α
= 5% maupun 1%. Sedangkan max-eigenvalue test mengindikasikan 2 persamaan kointegrasi
pada α = 5%, juga mengindikasikan adanya 1 persamaan kointegrasi pada α = 1%. Karena
hasil pengujian kointegrasi menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut terkointegrasi
pada derajat yang sama, yaitu derajat satu (first-difference) maka estimasi model tidak
menggunakan VAR namun menggunakan model VECM. Pengujian selang (lag) optimal pada
kriteria LR (sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)), FPE (Final
Prediction Error), dan AIC (Akaike information criterion) menunjukkan pada lag ke-7, dari
hasil estimasi model juga lag ke-7 menghasilkan Adjusted R-squared paling besar. Hasil
Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD).
Impulse response pada VECM ini menggunakan Impulse Response to Generalized One
S.D.Innovations.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Pergerakan harga pada kelompok bahan makanan dominan dipengaruhi oleh pergerakan
harga di kelompok bahan makanan itu sendiri. Pergerakan harga pada kelompok makanan
jadi, minuman, rokok, dan tembakau dominan dipengaruhi oleh kelompok komoditas itu
sendiri, serta tidak terlepas dari pengaruh kelompok bahan makanan yang merupakan banyak
sebagai bahan baku kelompok komoditas tersebut. Pergerakan harga pada kelompok
perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar secara umum banyak dipengaruhi oleh
pergerakan harga dirinya sendiri. Pergerakan harga pada kelompok sandang dipengaruhi
dominan oleh dirinya sendiri hanya pada satu bulan ke depan, untuk beberapa bulan
selanjutnya justru banyak dipengaruhi oleh harga kelompok bahan makanan, dan kelompok
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Pergerakan harga pada kelompok pendidikan
juga secara dominan dipengaruhi oleh dirinya

sendiri. Pergerakan harga pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan
dipengaruhi

oleh harga pada kelompok perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar.
Artikel 10

Penulis Artikel

Rani Puspitaningrum

Judul Artikel

Inflasi Dan Keseimbangan Pasar Barang Dalam Konsep Ekonomi Islam

Halaman Artikel

1-18

Penerbit Artikel

Academia edu

Teori

Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk dibahas terutama berkaitan
dengan dampaknya yang luas terhadap makroekonomi agregat: pertumbuhan ekonomi,
keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat bunga, dan bahkan distribusi pendapatan. Inflasi
juga berperan dalam mempengaruhi mobilisasi dana lewat lembaga keuangan formal (Huda,
et al., 2008:175). Menurut Adiwarman Karim, secara umum inflasi adalah kenaikan tingkat
harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu.
Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit
penghitungan moneter terhadap suatu komoditas (Karim, 2008:135). Inflasi hanya bisa terjadi
kalau ada penambahan jumlah uang beredar. Karena dengan bertambahnya jumlah uang yang
beredar secara terus-menerus, masyarakat akan merasa kaya sehingga akan menaikkan
konsumsinya, dan keadaan ini akan menaikkan harga. Selanjutnya, laju inflasi ditentukan
oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh harapan msyarakat mengenai
kenaikan harga di masa yang akan datang.

Metode

Data yang digunakan diambil dari berbagai sumber yang relevan yaitu situs Bank Indonesia
dan Worldbank yang berupa data statistik keuangan bulanan dari rentang waktu Januari 2008
sampai dengan Desember 2015 untuk diteliti denganmenggunakan metode Toda dan
Yamamoto (1995) test kausalitas. Variabel-variabel yang diuji antara lain variabel makro
ekonomi inflasi yang disimbolkan dengan CPI sedangkan variabel imbal hasil perbankan
Islam adalah Islamic Investment Deposit Rate yang disimbolkan dengan IDR. Penelitian ini
berdasarkan pada metode Toda-Yamamoto (1995) untuk menganalisa hubungan kausalitas
antara indikator kebijakan ekonomi dan variabel makro ekonomi berupa inflasi.

Hasil Penelitian

Dilihat dari hasil uji kausalitas Toda-Yamamoto pada tabel 3 diatas maka dapat digambarkan,
untuk uji kausalitas antara IDR dengan CPI didapatkan nilai probabilitas 0.376 yang lebih
besar dari taraf signifikan 10, 5, atau bahkan 1 % yang berarti bahwa IDR tidak menyebabkan
kausalitas Granger searah dengan CPI dan menolak H0 yang ditunjukkan oleh hasil uji
statistika Wald yang dimodifikasi. Sependapat dengan hal tersebut juga diungkapkan dalam
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyudi dan Anwar Sani (2014) dalam
model bivariate uji kausalitas Toda-Yamamoto menunjukkan variabel rate return dari
sertifikat bank indonesia syariah (SBIS) tidak signifikan terhadap variabel makro ekonomi
inflasi (INF) ataupun sebaliknya dalam kasus negara Indonesia. Berbeda dengan sistem
ekonomi islam yang melarang adanya bunga dalam pengembalian baik dalam instrumen-
instrumen pembiayaan maupun investasi. Hal ini karena bunga adalah riba yang diharamkan
oleh syariah yang mendzalimi harta dan jiwa orang lain. Bunga dalam sistem ekonomi islam
diganti dengan sistem profit-loss sharing sebagai pengembalian baik dalam instrumen-
instrumen pembiayaan maupun investasi. Ketiadaan bunga inilah maka perubahan tingkat
inflasi tidak mempengaruhi investasi yang dalam hal ini tidak akan berpengaruh kepada
tingkat pengembalian investasi yang dikenal dengan Islamic Investment Deposit Rate (IDR).

Kesimpulan dan Rekomendasi

Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa IDR tidak memiliki hubungan atau tidak
menyebabkan hubungan kausalitas searah dengan CPI yang ditunjukkan dengan nilai
probabilitasnya lebih besar dari taraf signifikan 10 %, 5 % dan 1 %. Senada dengan hal ini,
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wahyudi dan Anwar Sani juga mendukung hasil
penelitian ini. Karena tidak seperti dalam sistem ekonomi konvensional yang berbasis bunga
pada pengembalian investasinya, maka dalam sistem ekonomi islam penggunaan bunga
dalam tujuan apapun sangat dilarang oleh syariah dan kemudian menggantinya dengan sistem
profit-loss sharing.

Anda mungkin juga menyukai