KULIT KEPALA
Karya Tulis
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Tanggal:.................................... Tanggal:....................................
Tanggal:.................................... Tanggal:....................................
I
KATA PENGANTAR
RAMBUT DAN KULIT KEPALA dengan baik. Karya tulis ini dibuat untuk
itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih pada sosok-sosok mulia yang
2. Ibu Fitriana, S.Pd, selaku guru pembimbing karya tulis penulis yang
semuanya.
II
4. Ibu Dra. Sudarmi, selaku guru bahasa Indonesia, yang tak pernah
memberikan dukungan.
8. Terakhir, Umi, Baba, dan Tita, terutama Umi dan Baba yang tak hanya
berperan sebagai orang tua penulis, namun juga sebagai guru yang
kasih sayang.
berharap karya tulis ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya,
itu penulis menerima dengan terbuka kritik dan saran dari pembaca. Akhir
kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf apabila
dalam karya tulis ini terdapat hal yang kurang berkenan di hati pembaca.
III
Wassalammualaikum Wr. Wb.
IV
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................I
KATA PENGANTAR.................................................................................II
DAFTAR ISI..............................................................................................V
DAFTAR TABEL...................................................................................VIII
DAFTAR DIAGRAM................................................................................IX
BAB I PENDAHULUAN
1.6 Tujuan..............................................................................................4
1.7 Manfaat............................................................................................5
2.2 Sampo...........................................................................................14
V
2.2.1 Definisi Sampo...............................................................................14
2.3 Surfaktan.......................................................................................19
VI
4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian..............................................................30
4.2 Pembahasan.................................................................................43
5.1 Kesimpulan...................................................................................46
5.2 Saran............................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA................................................................................49
LAMPIRAN..............................................................................................51
TENTANG PENULIS...............................................................................54
VII
DAFTAR TABEL
terhadap Kerontokan..........................................................40
VIII
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3 Kerontokan.........................................................................32
IX
BAB I
PENDAHULUAN
dan mudah dibilas, tidak perih di mata, wangi yang nyaman, kemampuan
menjadi produk yang dapat berbahaya bagi kesehatan. Saat ini, sebagian
surfaktan, yakni sodium lauryl sulfate (SLS) dan sodium laureth sulfate
1
2
ada di rambut dan kulit kepala sehingga menjadi bersih. Mereka juga
pada kulit dan mata, dan mampu memicu sel kanker diakibatkan oleh
“hard hazard”. SLS juga dapat membuat rambut terasa kasar karena
kita. Maka dari itu, penulis ingin meneliti bagaimana hubungan antara
sediaan sampo akan kandungan yang ada di dalam sampo dan frekuensi
mungkin keseluruhnnya dapat dibahas dalam karya tulis ini. Maka dari itu,
jenis dan frekuensi penggunaan sampo serta kondisi fisik rambut dan kulit
kepala mereka.
1.6 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan dalam karya tulis ini adalah untuk
1.7 Manfaat
2. Bagi peneliti
kepala.
penelitian-penelitian lanjutan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
rambut yang tak indah tidak memiliki hubungan langsung pada gangguan
kesehatan fisik manusia, rambut yang tidak sehat dapat berdampak pada
kondisi mental orang tersebut. Maka dari itu diperlukan perawatan yang
1. Batang rambut
a. Kutikula rambut, terdiri dari sel-sel keratin yang pipih dan saling
bertumpuk, seperti sisik ikan atau genteng rumah. Lapisan ini keras dan
6
7
2) Bahan kimia yang bersifat alkalis, yang akan membuat rambut kering
dan lain-lain.
b. Korteks rambut, merupakan lapisan yang lebih dalam dan terdiri dari
setengah kali akibat korteks rambut sebagian besar terdiri dari pigmen
lapisan yang agak lunak dan mudah dirusak oleh bahan kimia yang masuk
ke dalam rambut.
c. Medulla rambut atau sumsum rambut, terdiri dari tiga atau empat
2. Akar rambut
Pada akar rambut terlihat otot penegak rambut (arector pilli) yang
menyebabkan rambut atau bulu kuduk berdiri jika kita, misalnya, merasa
a. Umbi rambut, bagian rambut yang akan terbawa jika rambut kita cabut
pertumbuhan rambut baru kecuali jika papil rambut itu dirusak, misalnya
wajah dan leher, yang membungkus tempurung kepala. Kulit kepala terdiri
1. S: Skin (kulit). Bagian kulit pada kepala di mana rambut tumbuh. Kaya
akan suplai pembuluh darah. Lapisan ini terdiri atas dua bagian.
disebut ketombe.
b. Dermis, merupakan bagian yang tebal dan paling penting dari lapisan
memperbaiki kerusakan.
Kepala
1. Gizi
dan kulit kepala. Rambut membutuhkan asupan protein dan zat besi yang
perbaikan sel.
2. Hormon
yang sama dengan orang tua yang sudah memiliki keturunan. Kekurangan
3. Pengonsumsian rokok
4. Faktor Genetis
5. Obat-obatan
6. Produk kosmetik
7. Lingkungan
kusam. Air yang terlalu dingin atau terlalu panas dapat mengiritasi rambut
12
dan kulit kepala. Penggunaan hard water (air yang banyak mengandung
ion kalsium dan magnesium) dan soft water (air yang sedikit atau tidak
karena hard water mempersulit kerja pencuci rambut, ditambah lagi ion
8. Proses
9. Stres
effluvium).
1. Ada/tidaknya ketombe
2. Kadar minyak
minyak yang kurang dapat menyebabkan rambut terlihat kusam dan kulit
3. Kerontokan
manusia mengalami tiga fase, yakni fase tumbuh (anagen), fase istirahat
(katagen), serta fase rontok (telogen). Pada fase rontok, rambut yang
sudah tua ditanggalkan dari kulit kepala sehingga papil rambut dapat
helai rambut per hari. Jika rambut yang rontok lebih dari 100 helai per hari,
maka kulit kepala dapat dinyatakan tidak sehat dan harus segera
2.2 Sampo
membersihkan minyak, kotoran, kulit mati, ketombe, debu dan polusi serta
tanpa menghilangkan sebum atau minyak alami dari kulit kepala agar
1. Surfaktan
yang panjang. Surfaktan memecahkan ikatan fisik rambut dan ikatan fisik
2. Zat pendispersi
digunakan.
3. Penyangga pH
a. Pewarna
b. Penyerap UV
((C6H5)2CO).
c. Opacifier
d. Pengharum
alkohol lemak yang telah dietoksilasi (proses kimia dimana oksida etilen
5. Pengawet
6. Zat pembuih
7. Pengental
menetes ke mata, terbilas keluar dari botol atau dari tangan konsumen.
18
8. Kondisioner
9. Air
tidak kering, namun menarik kotoran ke rambut dan tidak bersifat larut
dalam air.
sekitar kotoran dan minyak, lalu melepaskannya dari rambut dan kulit
kepala.
2.3 Surfaktan
detergen, sabun, dan sampo. Molekul surfaktan memiliki gugus polar atau
ionik yang bersifat suka air (hidrofilik) dan gugus nonpolar yang bersifat
Fritz, 1989). Surfaktan umumnya disintesis dari minyak bumi dan bersifat
1. Surfaktan Anionik
2. Surfaktan Kationik
3. Surfaktan amfoterik
amfoterik dapat berfungsi sebagai kation atau anion tergantung pada pH.
lembut dan memiliki tingkat iritasi yang rendah, surfaktan amfoterik banyak
4. Surfaktan nonionik
acetylenic diol.
a. Harga
c. Tekstur busa
d. Kemampuan detergensi
e. Dampak iritasi
g. Biodegradabilitas
sodium lauryl sulfate (SLS) dan sodium laureth sulfate (SLES). Sodium
lauryl sulfate (SLS), atau disebut juga sodium laurilsulfate atau sodium
yang biasa terdapat dalam sampo. SLS adalah jenis surfaktan yang cukup
kuat dan sangat efektif dalam membersihkan minyak dan kotoran. SLS
membuat rambut lebih mudah ditembus zat asing. Dalam hal ini zat
yang menyeluruh pada kulit. Konsentrasi SLS dalam sampo harus kurang
dari 2 persen. Konsentrasi SLS yang mencapai 2 persen atau lebih dapat
Chemical Safety (IPCS) menyatakan bahwa SLS dapat diserap oleh tubuh
melalui kulit. Paparan SLS yang berkepanjangan atau berulang kali dapat
menyebabkan dermatitis.
surfaktan yang lebih lemah dari SLS. SLES bertindak seperti sabun,
konsentrasi, meski lebih rendah dari SLS. Dalam proses etoksilasi, SLES
kanker.
BAB III
METODE PENELITIAN
Oktober 2013.
25
26
sampling).
Variabel terikat dari penelitian ini adalah kesehatan rambut dan kulit
kepala.
selanjutnya.
sama dengan SMA Labschool Jakarta atau meningkat pada tingkat kota
terhadap kondisi rambut dan kulit kepala responden agar hasilnya lebih
Tabel 4.1
Kerontokan
Tekstur dan
percabangan
29
30
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Variabel n=40
Jakarta 31 77,5%
Bekasi 9 22,5%
jumlah responden.
29
(72,5%)
11
(27,5%)
15
14 (35%) (37,5%)
11
(27,5%)
34
(85%)
6
(15%)
Diagram 3: Kerontokan
responden mengalami kerontokan yang normal (di bawah 100 helai per
hari).
18 (45%) 17
(42,5%)
5
(12,5%)
Tabel 4.3
Merek Sampo
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Jenis Sampo
Frekuensi A B Total
Setiap hari 8 (40%) 12 (60%) 20 (50%)
2 hari sekali 4 (24%) 13 (76%) 17 (42,5%)
3-4 hari sekali 1 (33,3%) 2 (66,7%) 3 (7,5%)
hari sekali, 24% (4 responden) menggunakan jenis sampo A dan 76% (13
1. Ada/tidaknya ketombe
Tabel 4.6
Ketombe
Jenis Sampo Frekuensi Tidak ada % Ada % Total
A Setiap hari 6 75% 2 25% 8
2 hari sekali 2 50% 2 50% 4
3-4 hari sekali 1 100% - 0% 1
Total A 9 69% 4 31% 13
B Setiap hari 9 75% 3 25% 12
2 hari sekali 8 62% 5 38% 13
3-4 hari sekali 2 100% - 0% 2
Total B 19 70% 8 30% 27
Jumlah Responden 28 70% 12 30% 40
75%.
75%.
62%.
Maka,
hari sekali.
tidak berketombe.
berketombe pada jenis sampo A dan B nyaris sama. Maka dari itu, dapat
sampo (SLS dan SLES atau SLES saja) tidak berpengaruh secara
2. Kadar minyak
Tabel 4.7
Kadar Minyak
Jenis Frekuensi Kurang % Normal % Berlebih % Total
Sampo
A Setiap hari 2 25% 2 25% 4 50% 8
2 hari sekali 1 25% 1 25% 2 50% 4
3-4 hari - 0% 1 100% - 0% 1
sekali
Total A 3 23% 4 31% 6 46% 13
B Setiap hari 3 25% 5 42% 4 33% 12
2 hari sekali 4 31% 4 31% 5 38% 13
3-4 hari - 0% 2 100% - 0% 2
sekali
Total B 7 26% 11 41% 9 33% 27
Jumlah 10 25% 15 37% 15 37% 40
Responden
c. Pengguna jenis sampo A setiap 3-4 hari sekali kadar minyak di kulit
kepalanya normal.
kadar minyaknya kurang dan normal adalah 31%, dan 38% berlebih.
normal.
3. Kerontokan
Tabel 4.8
terhadap Kerontokan
Kerontokan
Jenis Sampo Frekuensi <100 helai % >100 helai % Total
per hari per hari
A Setiap hari 6 75% 2 25% 8
2 hari sekali 4 100% - 0% 4
3-4 hari sekali 1 100% 0 0% 0
Total A 11 77% 2 23% 13
B Setiap hari 11 92% 1 8% 12
2 hari sekali 11 85% 2 15% 13
3-4 hari sekali 2 100% - 0% 2
Total B 24 89% 3 11% 27
Jumlah Responden 35 85% 5 15% 40
kerontokannya normal.
kerontokannya normal.
41
kerontokannya normal.
kerontokannya normal.
42
Tabel 4.9
Tekstur
Jenis Sampo Frekuensi Halus dan Halus dan Tidak Total
bercabang tidak halus dan
bercabang bercabang
A Setiap hari 3 (37,5%) 3 (37,5%) 2 (25%) 8
2 hari sekali - 1 (25%) 3 (75%) 4
3-4 hari sekali - - 1 (100%) 1
Total A 3 (23%) 4 (31%) 6 (46%) 13
B Setiap hari 1 (8%) 8 (67%) 3 (25%) 12
2 hari sekali 1 (8%) 6 (46%) 6 (46%) 13
3-4 hari sekali - - 2 (100%) 2
Total B 2 (7%) 14 (52%) 11 (41%) 27
Jumlah 5 (12,5%) 18 (45%) 17 (42,5%) 40
Responden
yang halus dan bercabang atau halus dan tidak bercabang dibandingkan
yang halus dan tidak bercabang dibandingkan dengan yang tidak halus
halus dan tidak bercabang serta tidak halus dan bercabang memiliki
4.2 Pembahasan
(lapisan kulit terluar), dan mengubah sifat protein pada epidermis dan
menembus dan berinteraksi dengan kulit. Dalam beberapa kasus, hal ini
dalam kulit dan tidak terbilas oleh air. Penembusan surfaktan ke dalam
frekuensi penggunaan sampo yang baik adalah tidak terlalu sering dan
menguras habis minyak yang ada di kulit kepala sehingga kulit kepala dan
rambut menjadi kasar dan kusam. Penggunaan sampo yang terlalu jarang
akan mudah menempel dan membuat rambut dan kulit kepala menjadi
lengket, gatal, dan kotor. Penggunaan sampo yang tidak terlalu sering
sebum untuk melapisi seluruh helai rambut agar tetap ternutrisi dan tidak
5.1 Kesimpulan
surfaktan dalam sampo (SLS dan SLES atau SLES saja) tidak
menjaga kadar normal minyak pada kulit kepala daripada sampo dengan
SLS dan SLES. Frekuensi yang lebih sering membuat rambut dan kulit
kepala harus memproduksi lebih banyak sebum yang membut kulit kepala
menjadi berminyak.
46
47
lebih sering membuat tekstur rambut lebih halus dan tidak bercabang. Ini
melembutkan.
Maka dari itu, dapat ditarik satu kesimpulan umum bahwa frekuensi
penggunaan yang tepat tergantung pada jenis rambut dan kulit kepala,
namun yang paling baik adalah tidak terlalu sering (tidak setiap hari) dan
tidak terlalu jarang (tidak lebih dari 4 hari sekali). Dapat disimpulkan juga
bahwa sodium laureth sulfate adalah surfaktan yang lebih baik dan lebih
5.2 Saran
sering. Justru memakai sampo setiap hari tidaklah baik untuk kesehatan
rambut dan kulit kepala. Rambut dan kulit kepala perlu diberikan
sampo, sehingga rambut dan kulit kepala dapat dijaga tak hanya
DAFTAR PUSTAKA
Begoun, Paula. 2004. The Complete Beauty Bible: The Ultimate Guide to
Smart Beauty. Emmaus: Rodale Inc.
LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian
KARAKTERISTIK UMUM
Nama : …………………………
Usia : …………tahun
PEMAKAIAN SAMPO
A. Merek sampo
....................................................................
....................................................................
C. Frekuensi pemakaian
a. Setiap hari □
Ya / Tidak
Ya / Tidak
53
Merek Sampo
1. Merek A : Clear
2. Merek B : Dove
3. Merek C : Head&Shoulders
5. Merek E : Lifebuoy
6. Merek F : L’oreal
7. Merek G : Pantene
8. Merek H : Procare
9. Merek I : Selsun
TENTANG PENULIS
ini, ia duduk di bangku kelas XII SMA Labschool Jakarta dan aktif dalam
ayatikas@gmail.com.