Anda di halaman 1dari 21

Hasil pH dan TDS dalam AIR MINUM DALAM KEMASAN

Karya Tulis Ilmiah


diajukan untuk Melengkapi
Tugas-Tugas dalam
Menyelesaikan SMA

Oleh:

Claresta Sukma Ramadhani

No. Induk : 5477


Kelas : XII IPA

SMA MUHAMMADIYAH 11 JAKARTA


Jl. Balai Pustaka Barat No. 2, Rawamangun, Jakarta Timur.
13220.
Telp/Fax. (021) 4700659. Website :
www.smamuh11-jktsch.id2022/202
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Guru Pembimbing 1 Guru Pembimbing 2

...................................... ......................................

Mengetahui,
Kepala SMA Muhammadiyah 11 Jakarta

Rosita Sari, S.Pd, MM

i
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Guru Pembimbing 1 Guru Pembimbing 2

........................................... .............................................
Tanggal: ............................ Tanggal: ..............................

Guru Penguji 1 Guru Penguji 2

……………………………… .............................................
Tanggal: ............................. Tanggal: ...............................

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kita dapat menjalankan aktivitas dengan nikmat sehat dan
menyelesaikan tugas kami dalam memenuhi tugas penulisan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul Hasil pH dan TDS dalam AIR MINUM DALAM KEMASAN
Penelitian yang akan kami di lingkungan pendidikan. Akibat maraknya
kekerasan seksual belakangan ini sudahseharusnya kita sebagai pelajar lebih
terbuka dan peduli terhadap lingkungan kita.
Berkat dukungan materil dan non materil dari berbagai pihak yang
mendukung, akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan cukup baik,
dengan kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu
terselesaikannya laporan ini, yakni kepada:
1. Ibu Rosita Sari, S.Pd, MM, selaku kepala sekolah SMA Muhammadiyah 11 Jakarta.
2. Bapak Mohammad Nashir, S.Pd , selaku wakil kepala SMA
Muhammadiyah 11 Jakarta bidang kurikulum.
3. Bapak Muhammad Syafe’i, M.Pd, selaku wakil kepala SMA
Muhammadiyah 11 Jakarta bidang Sarana dan Prasarana.
4. Ibu Nani Rahayu, S.Pd, selaku wakil kepala SMA
Muhammadiyah 11 Jakarta bidang kesiswaan.
5. Bapak Drs. Bambang Husni , selaku Pembimbing 1
6. Ibu Yurikanita, M.Pd , selaku Pembimbing 2
7. Ibu Rosita Sari S.Pd, MM, selaku Penguji
8. Bapak/Ibu guru SMA Muhammadiyah 11 Jakarta
9. Tidak lupa kepada teman-teman SMA Muhammadiyah 11 Jakarta.

Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis sangat


mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun
guna perbaikan pada laporan selanjutnya. Harapan kami laporan ini dapat
menuai hasil yang memuaskan. Semoga laporan yang kami susun dapat
bermanfaat tidak hanya bagi penulis tetapi juga bagipembacanya.

Jakarta, ………Mei 2023

Penulis
iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. iv
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................................ 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................................ 4
A. Kajian Tentang Air .......................................................................................................................... 4
B. Kualitas air ..................................................................................................................................... 4
1. Suhu ........................................................................................................................................... 6
2. Warna ......................................................................................................................................... 6
3. Bau dan Rasa ............................................................................................................................. 7
4. Kekeruhan Air ............................................................................................................................. 7
C. TDS (Total Dissolve Solid) .............................................................................................................. 8
D. pH ( Derajat Keasaman ) ................................................................................................................ 8
A. Metode Penilitian .......................................................................................................................... 10
B. Teknik pengumpulan data ............................................................................................................. 10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 11
A. Hasil Penelitian............................................................................................................................. 11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................... 14
A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 16

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air adalah zat penting setelah udara. Air merupakan kebutuhan setiap orang,

maka dari itu tidak ada satupun orang yang dapat hidup tanpa air. Selain itu, air

juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran

yang ada di sekitar rumah. Di dalam tubuh, air memegang peranan penting, yaitu

sebagai pembentukan sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut, pelumas

dan bantalan, media transportasi dan sebagai media eliminasi toksin dan produk

sisa metabolism. Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi dan aman

diminum. Jumlah air minum yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan yang baik

bervariasi dan tergantung pada tingkat aktivitas fisik, usia, masalah yang

berhubungan dengan kesehatan, dan kondisi lingkungan air bersih merupakan air

yang dapat digunakan untuk keperluan sehari hari yang kualitasnya memenuhi

syarat syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

Ada beberapa kategori Air minum yang sehat dan bersih yaitu, jernih dan

tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa saat diminum, tidak berbau, memiliki

suhu yang normal, memiliki pH yang netral, air tidak berasa lengket setelah

digunakan, tidak mengandung zat kimia yang berlebihan dan berbahaya, dan yang

terakhir bebas dari segala bakteri. Ada beberapa manfaat air minum yang bersih

bagi kesehatan tubuh yaitu, memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh, menjaga

kesehatan dan kesegaran tubuh, terhindar dari penyakit seperti (diare, kolera,

disentri, tipes, cacingan penyakit kulit dan batu ginjal),terhindar dari dehidrasi,

membawa nutrisi yang dibutuhkan dalam tubuh.

1
pH secara umum artinya derajat keasaman yang digunakan untuk

menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu laruta. TDS

atau Total dissolve solids adalah suatu ukuran kandungan kombinasi dari semua

zat zat anorganik dan organic yang terdapat di dalam suatu cairan sebagai

molekul, yang terionkan atau bentuk mikrogranula (sol kolaida) yang

terperangkapAir yang mengandung konsentrasi TDS dibawah 1000 mg/liter

biasanya dapat dikonsumsi dengan aman. Menurut badan kesehatan dunia

(WHO) kadar pH yang baik untuk air minum berkisar antara 6,5-8,5, normal nya

bernilai 7 dan sumber air yang normal dapat memiliki pH yang lebih rendah.

Berdasarkan hasil penelitian pengukuran TDS di 20 rumah RW 01 Kampung

Cilember menunjukkan bahwa terdapat 15 rumah yang memenuhi standar

WHO/2003 dimana TDS (total dissolved solid) Standar Kualitas Air adalah sekitar

600-900 ppm untuk rata-rata, sedangkan 300-600 ppm adalah baik, dan kurang

dari 300 ppm adalah sangat baik, serta dalam peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 adalah 500 mg/L. Dari hasil

pengukuran derajat keasaman (Ph) yang telah dilakukan hanya terdapat 13 sampel

sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia yaitu 6,50 – 8,50. Konsentrasi/aktivitas ion 6admium6 (H+ ) yang terlarut

merupakan nilai yang dapat ditunjukkan dengan derajat keasaman atau Power of

Hydrogen (Ph). Nilai Ph dipengaruhi oleh beberapa parameter, antara lain aktivitas

biologi, suhu, kandungan oksigen dan ion-ion. Ph< 6,5 akan menyebabkan korosi

pada metal (misalnya pipa saluran air minum) yang melarutkan unsur-unsur timbal,

tembaga, 6admium, dan lain-lain dan ini bersifat racun.. Demikian pula jika Ph > 8,5

2
dapat membentuk endapan (kerak) pada pipa air yang terbuat dari metal yang

kemudian menghasilkan trihalomethane yang bersifat racun (Sudadi, 2003).

Berdasarkan pada permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan dan

juga betapa pentingnya parameter-parameter itu, maka penelitian ini dilakukan

untuk menganalisis sifat fisika dan derajat keasaman terhadap kualitas air minum

daam kemasan beberapa rumah di RW 05 Komplek Polri Cipinang Atas Kecamatan

Cipinang Kabupaten Jakarta Timur sehingga dapat diketahui layak atau tidak untuk

dikonsumsi sesuai dengan yang ditetapkan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kualitas air minum dalam kemasan tersebut?

2. Berapa pH dan TDS pada masing masing air minum dalam kemasan tersebut?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui air minum dalam kemasan yang bersih.

2. Mengetahui Ph dan TDS air minum dalam kemasan isi ulang.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang Air

Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri dari

hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Air merupakan suatu larutan yang

bersifat universal (Linsley, 1991). Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh semua

makhluk hidup yaitu manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Fungsinya tidak dapat

digantikan oleh senyawa lain, oleh karena itu penyediaan air merupakan salah satu

kebutuhan utama manusia untuk kelangsungan hidupnya dan menjadi faktor penentu

dalam kesehatan manusia antara lain untuk berbagai keperluan rumah tangga, industri,

pertanian dan sebagainya. Dalam memenuhi kebutuhan air manusia selalu

memperhatikan kualitas dan kuantitas air (Achmad, 2004). Syarat air bersih menurut

Depkes RI 2005 ada dua yaitu ; Pertama adalah syarat kwantitas: kebutuhan masyarakat

terhadap air bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan

kebiasaan masyarakat (Chandra, 2006). Konsumsi air bersih di perkotaan Indonesia

berdasarkan keperluan rumah tangga, diperkirakan sebanyak 138,5 liter/orang/hari,

dengan perincian yaitu untuk mandi, cuci, kakus 12 liter,minum 2 liter, cuci pakaian 10,7

liter, kebersihan rumah 31,4 liter, taman 11,8 liter, cuci kendaraan 21,8 liter, wudhu 16,2

liter lain– lain 33,3 liter.

B. Kualitas air

Peraturan pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi

beberapa golongan menurut penggunaannya, pada golongan A,yaitu air yang dapat

digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengelolaan terlebih dahulu,

4
golongan B, yaitu air dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah menjadi air minum

dan keperluan rumah tangga lainnya. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk

keperluan perikanan dan peternakan, Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan

untuk keperluan pertanian dan dapat digunakan untuk usaha diperkotaan, industri dan

pembangkit listrik tenaga air (Ricki, 2005).

Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia

lainnya. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut : Suhu yang sesuai bagi

kehidupan yakni 00C - 1000C, air berwujud cair. Suhu 00C adalah titik beku dan suhu

1000C adalah titik didih air, Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air

memiliki sifat penyimpanan panas ataupun dingin dalam seketika, Air memerlukan

panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan adalah proses perubahan air

menjadi uap air. Proses ini memerlukan energi panas dalam jumlah yang besar, Air

memiliki tegangan permukaan yang tinggi, suatu cairan dikatakan memiliki tegangan

yang tinggi jika tekanan antar molekul cairan tersebut tinggi. Tegangan permukaan

yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik, Air

merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku (Suminar,

2010). 2.3. Standart Kualitas Air Bersih Standart kualitas air bersih mengacu kepada

Permenkes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990 tentang kuallitas air bersih berdasarkan

kepada parameter fisika dan kimia.

5
Parameter fisika antara lain terdiri dari suhu, warna, kekeruhan, pH, TDS, bau

dan rasa. Parameter kimia antara lain terdiri dari logam berat yaitu Besi (Fe),

Cadmium (Cd), Kromium (Cr), Timbal (Pb), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Seng (Zn),

Zat organik (KMNO4), Kesadahan Total.8 2.4. Paramater Fisika Air Bersih

Berdasarkan Permenkes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990 tentang parameter fisika

air antara lain terdiri dari suhu, warna, bau, rasa, kekeruhan, pH dan TDS.

1. Suhu

Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air

tersebut dan mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahan terutama, apabila

temperatur tersebut sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah 30C suhu

udara di sekitarnya yang dapat memberikan rasa segar, tetapi iklim setempat atau

jenis dari sumber-sumber air akan mempengaruhi temperatur air. Disamping itu,

temperatur pada air mempengaruhi secara langsung toksisitas banyaknya bahan

kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme dan virus. Temperatur atau suhu

air diukur dengan menggunakan thermometer air ( Sutrisno, 1991 ).

2. Warna

Air sebaiknya tak berwarna dengan alasan estetis dan untuk mencegah keracunan

dari berbagai zat maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan

adanya tannin dan asam humat yang secara alamiah di air rawa, berwarna kuning muda,

menyerupai urine.

Oleh karenanya orang tidak mau menggunakannya. Selain itu zat organik

bila terkena khlor dapat membentuk senyawa chloroform yang beracun. Warnanya

dapat berasa dari buangan industri (Selamet, 2007 ).

6
3. Bau dan Rasa

Bau dan rasa biasanya terjadi secara bersamaan dan biasanya disebabkan

oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk. Tipe-tipe tertentu organisme

mikroskopik, serta persenyawaan-persenyawaan kimia seperti phenol.

Bahanbahan yang menyebabkan bau dan rasa ini berasal dari berbagai sumber.

Intensitas bau dan rasa dapat meningkat bila terdapat klorinasi. Karena

pengukuran bau dan rasa ini tergantung pada reaksi individu maka hasil yang

dilaporkan tidak mutlak. Untuk standar air bersih sesuai Permenkes RI No.

416/MenKes/Per/XI/1990 menyatakan bahwa air bersih tidak berbau dan tidak

berasa (Sutrisno, 1991).

4. Kekeruhan Air

Dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan

tersuspensi sehingga memberikan warna yang berlumpur dan kotor. Bahan-bahan

yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur, bahan–bahan

organik yang tersebar dari partikel-partikel kecil yang tersuspensi. Kekeruhan pada

air merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan dalam penyediaan air bagi

umum, mengingat bahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi segi estetika,

menyulitkan dalam usaha penyaringan dan akan mengurangi efektifitas usaha

desinfeksi (Sutrisno,1991).

7
C. TDS (Total Dissolve Solid)

Total dissolved solids (TDS) adalah sebuah indikator untuk mengukur jumlah

padatan atau partikel terlarut didalam air. TDS meter merupakan alat yang sering

digunakan untuk mengukur jumlah partikel terlarut pada air minum. Satuan yang

digunakan TDS meter adalah ppm (Part Per Million) atau sepersejuta bagian.

Tujuannya untuk memastikan air yang dikonsumsi bersih dan bebas dari berbagai zat

yang berbahaya. Jika untuk range pH air minum yang baik berkisar pada 6,0 – 8,5 lain

halnya dengan parameter TDS yang tidak boleh melebihi 500 ppm. Hal ini dikarenakan

parameter TDS juga melambangkan mineral yang terkandung di dalam air. Mineral –

mineral ini dapat digolongkan menjadi 2, yaitu yang berbahaya seperti arsenik, sulfat,

bromida, mangan dan lainnya serta yang baik bagi tubuh seperti calsium dan

magnesium. Nilai TDS haruslah dimonitoring karena parameter ini akan mempengaruhi

rasa pada air yang dikonsumsi. Namun tingginya nilai TDS akan mengakibatkan

kerusakan sistem seperti pipa dan reservoir juga turbin. Angka 50-150: Sangat baik

untuk diminum. Angka 150- 250: Baik untuk diminum. Angka 250-300: Cukup baik untuk

diminum. Angka 300-500: Buruk atau tidak baik untuk diminum.

D. pH ( Derajat Keasaman )

pH adalah istilah yang banyak digunakan dalam kimia, biologi, dan agronomi.

Biasanya tingkat pH dijadikan ukuran tingkat keasaman atau kebasaan air. pH yang

tinggi disebut juga sebagai basa, sementara yang rendah disebut asam. pH adalah

ukuran yang biasa digunakan untuk menggambarkan kualitas air minum. Pada air

minum, skala pH adalah 6.5–8.5. Air dengan pH yang sangat rendah atau tinggi dapat

menjadi tanda pencemaran kimia atau logam berat. Ini sebabnya, mengetahui pH

8
adalah langkah penting, terutama jika ia dikonsumsi atau berkontak dengan tubuh

secara langsung.

Tujuan nya untuk mengetahui tingkat keasaman atau kebasaan dari larutan

atau cairan. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa pH air minum yang

dikonsumsi harus berada pada rentang pH 7 atau netral. Idealnya, pH air minum tidak

jauh berbeda dengan pH netral, yaitu sekitar 7. Environmental Protection Agency

(EPA) menetapkan standar pH air minum yang bagus untuk dikonsumsi adalah 6.5 –

8.5.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penilitian
Metode penelitian yang dilakukan untuk mengambil sampel air minum kemasan

adalah metode kualitatif, Metode kualitatif merupakan metode yang fokus pada

pengamatan yang mendalam. Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian dapat

menghasilkan kajian atas suatu fenomena yang lebih komprehensif. karena sampel

diambil secara terpisah dari beberapa tempat (rumah dan warung warga) pada waktu

dan volume yang sama. Dilakukan pengambilan sampel air untuk diukur kualitas

secara fisika (warna, bau, rasa, TDS dan suhu) dan secara kimia (pH atau derajat

keasaman)

B. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk penelitian ini adalah teknik

observasi, karena sampel diambil secara terpisah dari beberapa tempat (rumah dan

warung warga) pada waktu dan volume yang sama. Pengambilan 5 sampel air minum

untuk diukur kualitas secara fisika (warna, bau, rasa, TDS, dan suhu) dan secara kimia

(pH atau derajat kesamaan).

C. Waktu dan Tempat

1. Waktu Penelitian

Pengambilan dan Menguji sampel ini dilakukan di bulan Maret – April

2023

2. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di


10
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tentang “penilitian pH dan TDS Air minum dalam kemasan di lingkungan

komplek perumahan Brimob Cipinang ”. Dilaksanakan pada bulan April 2023 dengan

sampel yang berjumlah 5,yang diteliti adalah berdasarkan warna, bau, rasa, pH, dan

TDS. Setelah data diperoleh kemudian di olah serta dilakukan analisis secara deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan data sebagai berikut :

TABEL 1. Hasil Pengukuran dan Pengamatan Sifat Fisika dan Derajat Keasaman

Air minum dalam kemasan di lingkungan Komplek Perumahan Brimob Cipinang.

Merek warna bau rasa pH TDS keterangan


sampel (ppm)

Aqua Tidak Tidak Tidak Memenuhi


7,4 73 ppm standar
berwarna berbau berasa
oasis Tidak Tidak Tidak Memenuhi
7,3 57 ppm
berwarna berbau berasa standar
Vit Tidak Tidak Tidak Memenuhi
7,5 115 ppm
berwarna berbau berasa standar
fluito Tidak Tidak Tidak Memenuhi
7,5 106 pm
berwarna berbau berasa standar
keren Tidak Tidak Tidak Memenuhi
7,3 90 ppm
berwarna berbau berasa standar

Tabel 1 merupakan hasil pengukuran dan pengamatan kualitas air minum dalam

kemasan isi ulang (5 sampel) yang berasal dari rumah dan warung warga di lingkungan

komplek perumahan Brimob Cipinang dilihat dari sifat fisika dan juga sifat kimianya.

11
Berdasarkan tabel di atas, hasil pengukuran dan pengamatan air minum isi ulang (5

sampel) yang berasal dari rumah-rumah warga, menunjukkan bahwa semua sampel

dengan air minum yang memenuhi standar berdasarkan 492/MENKES/PER/IV/2010

Republik Indonesia.

GAMBAR 1 Hasil Pengukuran dan Pengamatan Air Minum Dalam kemasan isi ulang di lingkungan

Komplek Brimob Cipinang.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/ 2010

menjelaskan bahwa air minum telah dikatakan aman jika air minum tersebut memenuhi

standar persyaratan kesehatan dilihat dari kualitasnya secara fisika maupun secara

kimia. Air minum yang memenuhi standar secara sifat fisika bersifat tidak berwarna, tidak

berbau, tidak berasa dan jernih. Air minum isi ulang yang telah dilakukan proses

penyaringan selama beberapa saat akan menghilangkan bau dan rasanya. (Yusuf,2012)

Penentuan tingkat keasaman (pH) air minum isi ulang dilakukan dengan

pengukuran menggunakan pH meter yang sebelumnya telah dikalibrasi menggunakan

larutan standar berupa larutan buffer dengan pH 6,8. Tujuan kalibrasi ini adalah untuk
12
memberikan kebenaran/keakuratan penunjukkan alat dan bahan ukur. Berbagai penelitian

mengungkapkan bahwa pH air minum yang dikonsumsi harus berada pada rentang pH 7

atau netral. Idealnya, pH air minum tidak jauh berbeda dengan pH netral, yaitu sekitar 7.

Environmental Protection Agency (EPA) menetapkan standar pH air minum yang bagus

untuk dikonsumsi adalah 6.5 – 8.5.

Berdasarkan hasil pengukuran TDS di 5 rumah ingkungan komple brimob cipinang

menunjukkan bahwa semua rumah yang memenuhi standar WHO/2003 dimana TDS

(total dissolved solid) Standar Kualitas Air adalah sekitar 50-150 ppm untuk rata-rata,

sedangkan 150-250 ppm adalah baik, dan kurang dari 300 ppm adalah sangat baik, serta

dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492/MENKES/PER/IV/2010 adalah 500 mg/L. Kesadahan air akan bertambah bila TDS

bertambah pula. Konsentrasi TDS (Total Dissolved Solid) berpengaruh terhadap

kejernihan air, warna, dan rasa. (Mukti, 2008).

GAMBAR 2 Alat pH dan TDS Meter

13
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji pemeriksaan parameter kualitas air minum yang

memiliki kandungan pH dan TDS, dari 5 merek dagang air mineral di lingkungan

komplek perumahan Brimob Cipinang yaitu, Aqua, oasis, Vit, fluito dan keren telah

memenuhi persyaratan kualitas air minum Permenkes 492 Tahun 2010 dan

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 78/M-IND/PER/11/2016 yang tercantum

dalam SNI Air Mineral SNI 3553:2015 telah memenuhi persyaratan dan memiliki

kualitas yang terbaik, aman dan baik untuk kesehatan.

Penelitian pemeriksaan parameter kualitas air AMDK (Air Minum Dalam

Kemasan) ini menggunakan alat ukur multifungsi kualitas air digital dalam

pemeriksaan parameter yang dapat digunakan secara mudah, simpel dan efisien

yang bisa menjadi pilihan metode alternatif dalam pengukuran parameter kualitas air

dilapangan yang dimungkinkan berbeda hasil pemeriksaan jika dilakukan dengan

metode pemeriksaan yang disyaratkan sesuai panduan pemeriksaan SNI Air Mineral

dan Air Demineral di laboratorium dan terdapat kelemahan pada pengujian

menggunakan alat ukur digital seperti pemeriksaan parameter wajib seperti

pemeriksaan mikroorganisme E.Coli belum bisa dicover oleh alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini.

14
B. Saran

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi konsumen dalam

membeli produk AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) untuk dikonsumsi memiliki

kualitas yang terbaik dan pemilihan harga beli yang tidak terlalu terpaku terhadap

brand merek dagang suatu produk maupun label kemasan yang mencantumkan

keterangan kualitas AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) yang menjanjikan, namun

konsumen bisa lebih cermat dalam memperhatikan value dari kualitas kandungan

parameter mineral fisik maupun kimiawi terhadap harga yang lebih ekonomis pada

beberapa produk AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) air mineral maupun air

demineral yang telah kami uji tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amani, Fauzi Dan Prawiroredjo, Kiki / (2016) / Alat Ukur Kualitas Air Minum dengan
Parameter pH, Suhu, Tingkat Kekeruhan dan Jumlah Padatan Terlarut / Jurnal Ilmiah
Teknik Elektro. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/70664-ID-alat-ukur-kualitas-air-minum-dengan-
para.pdf

Guskarnali, Willy Krisno / (September 2021) / Penentuan Kualitas AMDK dari Nilai
pH meter dan TDS / journal ubb.ac.id. Diakses dari
https://journal.ubb.ac.id/index.php/snppm/article/download/2747/1608/

Makarim, Fadhli Rizal / September (2022) / Perbedaan pH dan TDS / halodoc.com


Diakses dari
https://www.halodoc.com/artikel/kerap-salah-kaprah-ini-beda-tds-dan-ph

Permana, B., Syafei, D. I., Syafei, H., Olifvia, O., Fitri, N. C., Sundari, N. R., Sahari, W.,
Venesia, D., Aini, A. N., Gamellia, B. O., Katipah, K., Arif, M., & Anggraani, A. (2020).
Analisis Sifat Fisika dan Derajat Keasaman terhadap Kualitas Air Minum Isi Ulang 20 Rumah
RW 01 di Kampung Cilember Desa Jogjogan Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Risenologi.
Diakses dari
https://www.ejurnal.kpmunj.org/index.php/risenologi/article/view/82

SNI 01-355 / May 2019/TDS dan pH Air Minum/ saka.co.id


Diakses dari
http://www.saka.co.id/news-detail/tds-dan-ph-pada-air-minum

Sendari, Anugrah Ayu / Januari (2022) / Cara Mengecek pada Air Minum /
Liputan6.com . Diakses dari
https://www.liputan6.com/hot/read/4870164/ph-adalah-tingkat-keasaman-air-ketahui
-cara-mengeceknya-pada-air-minum

Sudadi P / (2003) / Penentuan Kualitas Air Tanah Melalui Analisis Unsur Kimia
Terpilih / Buletin geologi tata lingkungan. Diakses dari
http://scholar.unand.ac.id/20738/4/daftar%20pustaka%20ok%20%28pdf%29.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai