Anda di halaman 1dari 2

Ketentuan mengenai pajak pertambahan nilai (PPN) atas pengembalian barang kena pajak (BKP)

dan/atau jasa kena pajak (JKP) dapat merujuk ke Peraturan Menteri Keuangan No. 65/PMK.03/2010
tentang Tata Cara Pengurangan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah atas Barang Kena Pajak yang Dikembalikan dan Pajak Pertambahan
Nilai atas Jasa Kena Pajak yang Dibatalkan (PMK 65/2010).

Pada intinya, jika BKP yang diserahkan penjual dikembalikan oleh pembeli maka pembeli harus
membuat dan menyampaikan nota retur kepada PKP penjual. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam
Pasal 4 ayat (1) PMK 65/2010 yang berbunyi:

“(1) Dalam hal terjadi Pengembalian Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1), Pembeli harus membuat dan menyampaikan nota retur kepada Pengusaha Kena Pajak
Penjual.”

Kemudian, Pasal 4 ayat (2) PMK 65/2010 mengatur sedikitnya terdapat 8 hal yang harus
dicantumkan dalam nota retur. Pertama, nomor urut nota retur. Kedua, nomor, kode seri, dan
tanggal faktur pajak dari BKP yang dikembalikan.

Ketiga, nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pembeli. Keempat, nama, alamat,
NPWP PKP penjual. Kelima, jenis barang, jumlah harga jual BKP yang dikembalikan.

Keenam, PPN atas BKP yang dikembalikan atau PPN dan pajak penjualan atas barang mewah
(PPnBM) atas BKP yang tergolong mewah yang dikembalikan.

Ketujuh, tanggal pembuatan nota retur. Kedelapan, nama dan tanda tangan yang berhak
menandatangani nota retur.

Perlu diingat, nota retur harus dibuat pada saat BKP dikembalikan. Adapun bentuk dan ukuran nota
retur dibuat sesuai dengan kebutuhan administrasi pembeli.

Menjawab pertanyaan Ibu, apabila merujuk kembali pada PMK 65/2010, dapat dilihat bahwa tidak
ada perbedaan substantif antara nota retur dari pembeli yang berstatus sebagai PKP dan non-PKP.

Namun demikian, perbedaan nota retur untuk pembeli PKP dan non-PKP hanya terletak pada
jumlah rangkap nota retur yang harus dibuat.

Bagi nota retur yang dibuat oleh pembeli PKP, jumlah rangkap yang harus dibuat paling sedikit 2
lembar. Ketentuan ini sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 4 ayat (6) PMK 65/2010.

“(6) Nota retur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat paling sedikit dalam rangkap 2 (dua)
yaitu:

a. Lembar ke-1: untuk Pengusaha Kena Pajak Penjual;


b. Lembar ke-2: untuk arsip Pembeli.”

Di sisi lain, bagi pembeli non-PKP jumlah rangkap nota retur yang dibuat adalah 3 lembar. Hal ini
diatur dalam Pasal 4 ayat (7) PMK 65/2010 yang berbunyi:

“(7) Dalam hal Pembeli bukan Pengusaha Kena Pajak, nota retur dibuat paling sedikit dalam rangkap
3 (tiga), dan lembar ke-3 harus disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pembeli terdaftar.”
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perbedaan nota retur dari pembeli PKP dan non-PKP
hanya terletak pada jumlah rangkap yang harus dibuat. Untuk pembeli PKP, nota retur dibuat
dalam 2 lembar yakni untuk PKP penjual dan arsip pembeli.

Bagi pembeli non-PKP, nota retur dibuat dalam 3 lembar, yakni untuk PKP penjual, arsip pembeli,
dan untuk kantor pelayanan pajak (KPP) tempat pembeli terdaftar

Anda mungkin juga menyukai