Makalah Qada Dan Qadar
Makalah Qada Dan Qadar
C. Ikhtiar
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik dari segi
material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan
akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan tetapi, usaha kita gagal, hendaknya
kita tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih keras dan tidak berputus asa.
Kegagalan dalam suatu usaha, antara lain disebabkan keterbatasan dan kekurangan yang terdapat dalam
diri manusia itu sendiri.
Apabila gagal dalam suatu usaha, setiap muslim dianjurkan untuk bersabar, karena orang yang
sabar tidak akan gelisah dan berkeluh kesah atau berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita dapat
berhasil dan sukses, hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha
Allah, berdoa dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi dengan perbuatan baik, bidang
usaha yang akan dilakukann harus dikuasai dengan mengadakan penelitian atau riset, selalu berhati-hati
mencari teman (mitra) yang mendukung usaha tersebut, serta memunculkan perbaikan-perbaikan dalam
manajemen yang professional.
E. Takdir
Qadar disebut juga takdir, sebagian besar orang seringkali menggunakan istilah qada dan qadar
dengan satu istilah, yaitu takdir. Para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :
a. Takdir mua’llaq : yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh: seorang siswa
bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun.
Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. Dalam hal ini
Allah berfirman yang artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” ( Q.S Ar-Ra’d
ayat 11).
Takdir Mu’allaq adalah takdir yang bisa berubah. Takdir ini merupakan ketentuan Allah yang
disandarkan atas ikhtiar manusia.
Manusia berikhtiar untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan, sehingga usahanya dilakukan
dengan maksimal, baik secara lahir (usaha) atau secara batin (do’a). Contohnya seperti kekayaan dan
kepandaian,kedua contoh tersebut bisa disandarkan atas usaha manusia (dengan cara berdo’a disertai
usaha dan hasilnya di tawakal kan kepada Allah). Hal ini senada dengan firman Allah,
ِإَّن َهَّللا اَل ُيَغِّيُر َم ا ِبَقْو ٍم َح َّتى ُيَغِّيُروا َم ا ِبَأْنُفِس ِهْم
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada mereka sendiri. . . (Qs. Ar-ra’du:11)
b. Takdir mubram : yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak
dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh: Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau
dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya. Takdir mubram
adalah takdir Allah yang tidak bisa berubah, takdir ini semata-mata ketentuan Allah yang tidak
disandarkan kepada ikthiar manusia. Contohnya seperti kematian hal ini termasuk ketentuan Allah
yang mana tidak dapat dirubah melalui ikhtiar manusia. Seperti firman Allah dalam Qs. An-nisa:78.
َأْيَنَم ا َتُك وُنوا ُيْد ِرُكُك ُم اْلَم ْو ُت َو َلْو ُكْنُتْم ِفي ُبُروٍج ُم َشَّيَدٍة َو ِإْن ُتِص ْبُهْم َحَس َنٌة َيُقوُلوا َهِذِه ِم ْن ِع ْنِد ِهَّللا َو ِإْن ُتِص ْبُهْم َس ِّيَئٌة َيُقوُل وا َه ِذِه ِم ْن ِع ْن ِد َك
)78( ُقْل ُك ٌّل ِم ْن ِع ْنِد ِهَّللا َفَم اِل َهُؤاَل ِء اْلَقْو ِم اَل َيَكاُد وَن َيْفَقُهوَن َحِد يًثا
Artinya: “Dimana saja kamu berada,kematian akan mendapatkan kamu kendatipun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “ini
adalah dari sisi Allah”. Dan jika mereka ditimpa suatu bencana mereka mengatakan: ini
(datangnya)dari sisi kamu (Muhammad). Katakanlah: semua (datang) dari sisi Allah. Maka mengapa
orang-orang itu(munafiq) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun. (An-nisa:78).