Anda di halaman 1dari 14

Teori Hukum, Penemuan Hukum dan Metode Penelitian Hukum

Tanggung Jawab Hukum Notaris atas Kelalaian Ketik Dalam


Minuta Akta yang Mengakibatkan Renvoi

Dosen: Ibu Prof. Dr. Sri Endah Wahyuningsih, SH., M.Hum.

Nama : Fatur Hernanto, S.H


NIM : 21302300050
Kelas : Kelas B Semester 1

Program Magister Kenotariatan


Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang
03 Desember 2020
A. LATAR BELAKANG
Notaris merupakan pejabat umum yang mempunyai tugas dan kewajiban untuk
memberikan pelayanan dan konsultasi hukum kepada masyarakat yang membutuhkan.
Bantuan hukum yang dapat diberikan dari seorang notaris adalah dalam bentuk membuat
akta otentik ataupun kewenangan lainnya sebagaimana yang dimaksud dengan Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (UU Jabatan Notaris)1. Menurut
Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, kewenangan utama Pejabat
Notaris adalah membuat akta otentik22. Akta notaris merupakan alat bukti otentik yang
memiliki kekuatan pembuktian lahiriah, formal, dan materiil. Kehati-hatian dan
keakuratan dalam penyusunan dokumen adalah kunci untuk memastikan keabsahan dan
kekuatan hukum dari akta tersebut.
Menurut Komar Andasasmita, “Notaris merupakan pejabat umum yang satu-
satunya berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian
dan ketetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau dikehendaki oleh yang
berkepentingan agar dinyatakan dalam suatu akta otentik, menjamin kepastian
tanggalnya, menyimpan aktanya dan dari pada itu memberikan grosse, salinan dan
kutipannya kesemua itu sebegitu jauh pembuatan akta itu oleh suatu peraturan umum
tidak pula ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain33.

Namun, terkadang dalam proses pembuatan akta notaris, notaris melakukan kelalaian
yang dapat mengakibatkan renvoi, yaitu pengacuan kembali ke hukum yang berlaku
sebelum revisi dilakukan. Dalam pembuatan akta. Kewenangan Notaris untuk
melakukan perubahan haruslah sejalan dengan peraturan-peraturan yang ada, agar
akta dapat dijadikan alat bukti sempurna, dan jika Notaris tidak menjalankannya sesuai
dengan ketentuan peraturan-peraturan yang ada, maka perbuatan tersebut digolongkan
sebagai suatu perbuatan melawan hukum.

1
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/18090/05.2 bab 2.pdf?sequence=7&isAllowed=y
2
Rositawati, D., Utama, I. M. A., & Kasih, D. P. D, Penyimpanan Protokol Notaris Secara Elektronik Dalam
Kaitan Cyber Notary, Acta Comitas,2017, hal 172
3
Komar Andasasmita, 1983, Notaris Selayang Pandang, Cet. 2, Bandung Alumni, Bandung, h. 2

1
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah;

“ Bagaimana tanggung jawab notaris atas kesalahan ketik pada minuta akta yang
mengakibatkan renvoi? ”

C. KERANGKA TEORI:

1. Teori Tanggung Jawab Profesional Notaris:


Pertanggungjawaban dari profesi Notaris dalam menjalankan tugas
jabatannya adalah berkaitan dengan pertanggungjawaban secara perdata.
Pertanggungjawaban ini merupakan konsekuensi logis yang harus dimintakan
kepada seseorang profesi hukum di dalam melaksanakan tugasnya. Adapun
pertanggungjawaban tersebut tidak hanya berdasarkan moral tetapi juga
berdasarkan hukum. Hal demikian ini berangkat dari pemikiran bahwa segala
sesuatu yang dilakukan oleh seseorang harus dapat dimintakan suatu
pertanggungjawaban4. Tanggung jawab moral notaris didasarkan pada norma atau
standarisasi di dalam pelaksanaan tugas, kewenangan, dan kewajibannya
2. Hukum Notarial dan Etika Profesi:
Etika profesi notaris merupakan bagian integral dalam mengatur perilaku
penegak hukum sebagai wujud penegakan hukum yang baik sekaligus
berkeadilan. Notaris harus memiliki kualifikasi sikap, sikap kemanusiaan, sikap
keadilan, dan mampu melihat dan menempatkan nilai-nilai obyektif dalam suatu
perkara yang ditangani, serta memiliki integritas dan moral yang baik5. Notaris
harus bekerja secara profesional, tidak memihak, independen, dan memiliki sikap,
4
Nico, Tanggungjawab Notaris Selaku Pejabat Umum, Center for Documentation and Studies of Business
Law (CDSBL), Yogyakarta, 2003, hlm. 84
5
Anugrah Yustica Cs, Peran Etika Profesi Notaris Sebagai Upaya Penegakan Hukum, Program Studi Megister
Kenotariatan Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro Notarius, Volume 13 Nomor 1 (2020)

2
perilaku, dan moral yang baik demi menjaga martabat profesi jabatannya. penting
bagi notaris untuk memahami dan menerapkan hukum notarial dan etika profesi
notaris serta menjaga etika profesi dan tanggung jawab moral dalam menjalankan
tugas notaris. Notaris harus mematuhi aturan hukum notarial dan etika profesi
notaris untuk menjaga kepentingan masyarakat dan menjamin pelaksanaan
jabatan notaris yang dipercayakan oleh undang-undang dan masyarakat pada
umumnya6
3. Teori Kesalahan dan Renvoi
Teori kesalahan dalam akta hukum membahas pemberian kesalahan atau
kesalahan dalam akta notaris yang dibuat oleh notaris. Renvoi merupakan solusi
yang paling tepat dalam mengatasi kesalahan dalam akta notaris, baik sebelum
maupun setelah penandatanganan. Renvoi mengacu pada proses perubahan yang
dilakukan sebelum akta ditandatangani, dan hal ini diatur dalam Pasal 48–50
Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN). Renvoi memungkinkan notaris untuk
memperbaiki kesalahan tulis atau kesalahan ketik yang terdapat dalam minuta
akta sebelum akta ditandatangani7. Dalam praktiknya, renvoi tidak hanya
ditemukan pada Minuta Akta tetapi juga pada Salinan Akta. Renvoi pada salinan
akta yang telah keluar tetap dapat dilakukan akan tetapi yang direnvoi merupakan
kesalahan penulisan atau sering dikenal dengan istilah misstyping yang lazim
dialami oleh setiap Notaris8. Kesalahan dalam penulisan komparisi pada akta
notaris dapat mempengaruhi nilai kekuatan akta notaril. Kesalahan yang terjadi
ketika pembuatan akta maupun perbaikan akta sama-sama dapat membawa
pengaruh terhadap nilai kekuatan akta9.
4. Teori Kelalaian dan Kekeliruan
Teori kelalaian dan kekeliruan dalam akta notaris membahas tentang
tanggung jawab notaris dalam menghindari kesalahan dan kekeliruan dalam
pembuatan akta notaris. Kesalahan dan kekeliruan dalam pembuatan akta notaris

6
Cipto Soenaryo, Peran Dan Tanggung Jawab Notaris dalam Pelayanan kepada Publik Sesuai dengan Moral Etika
Profesi dan Undang-Undang, hlm 12-13
7
https://id.scribd.com/document/583592034/Renvoi-Akta
8
Deborah, Kajian Hukum Mengenai Renvoi Yang Baru Dilakukan Setelah Dikeluarkan Salinan Akta
9
Budiawan CS, Kekuatan Pembuktian Akta Notaris yang Mengandung Kesalahan dalam Penulisan Komparisi,
Universitas Narotama Surabaya, Vol. 20, No. 2, Desember 201, hlm 440

3
dapat berakibat terhadap nilai kekuatan akta notariil. Oleh karena itu, notaris
harus berhati-hati dan akurat dalam pembuatan akta notaris serta memahami dan
menerapkan teori kesalahan dan renvoi untuk menghindari potensi permasalahan
hukum di kemudian hari. Notaris dalam menjalankan tugas dan kewenangannya
wajib mencegah timbulnya permasalahan hukum di kemudian hari serta tidak
menimbulkan kerugian kepada para pihak yang membuat perjanjian di
hadapannya. Kewajiban dalam menjalankan tugas dan kewenangan tersebut
mengharuskan notaris mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam pembuatan
akta autentik10

D. Metode Penelitian
Metode penelitian yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan
berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep,
asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
penelitian ini. Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan kepustakaan, yakni
dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan dan dokumen lain yang
berhubungan dengan penelitian ini. Pendekatan yuridis normatif mengkaji teori dari
kaidah-kaidah atau norma-norma dan aturan-aturan melalui studi kepustakaan yaitu
dengan cara membaca, mengutip, menyalin, dan menelaah teori yang berkaitan erat
dengan permasalahan dalam penelitian. Pendekatan ini digunakan untuk menemukan
jawaban dari proses yang dilakukan peneliti sehingga mempermudah dalam
memperoleh jawaban dari penelitian.
E. PEMBAHASAN

1. Notaris bertanggung jawab secara perdata terhadap akta nya


Notaris bertanggung jawab secara perdata terhadap kebenaran materiil
akta yang dibuatnya, termasuk dalam hal kesalahan ketik. Hal ini berarti bahwa
notaris harus memastikan bahwa isi akta yang dibuatnya benar dan akurat, dan jika
terdapat kesalahan ketik, notaris harus memperbaikinya agar akta tersebut sesuai

10
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2010),
hlm. 16

4
dengan kebenaran materiilnya4. Notaris harus memastikan bahwa isi akta yang
dibuatnya benar dan sesuai dengan fakta yang ada. Mereka juga harus dapat
membuktikan bahwa mereka telah diminta untuk membuat akta tersebut 11. Meskipun
notaris tidak diwajibkan untuk menyelidiki kebenaran isi materiil dari akta otentik,
notaris harus bersikap netral dan tidak memihak pada salah satu pihak yang membuat
akta. Tanggung jawab terhadap kebenaran materiil akta. Notaris juga Bertanggung
jawab secara pidana dapat dikenakan sanksi pidana jika melakukan tindakan pidana
dalam kapasitasnya sebagai pejabat umum yang berwenang membuat akta, seperti
pemalsuan surat12. Notaris juga bertanggung jawab secara administrasi terhadap akta
yang dibuatnya. Mereka dapat dikenai sanksi administrasi berdasarkan Undang-
Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 30 Tahun
2004 tentang Jabatan Notaris13
.

2. Dalam Hal Yang Dilakukan Renvoi


Dalam konteks perubahan atau pembetulan akta notaris, terdapat dua istilah
yang perlu dipahami, yaitu renvoi dan pembetulan. Renvoi adalah perubahan yang
dilakukan sebelum akta ditandatangani, sedangkan pembetulan adalah perubahan yang
dilakukan setelah akta ditandatangan. Renvoi : Perubahan dalam akta notaris sebelum
ditandatangani oleh para pihak dapat dilakukan dengan renvoi. Dalam hal ini,
perubahan tersebut harus diketahui dan ditandatangani atau diparaf oleh para pihak
yang terlibat, yaitu penghadap, saksi, dan notaris. Jika penghadap sudah tidak ada di
hadapan notaris, notaris harus menghubungi para penghadap lagi untuk membuat
perbaikan akta, bukan perubahan14.
Jika notaris tidak melakukan ketentuan renvoi atau pembetulan di atas, maka akta
hanya memiliki kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan dan dapat menjadi
alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti

11
Prof.Dr. Abdul Ghofur, SH.,MH, CS, Tanggung Jawab Notaris terhadap Kebenaran Materiil dalam Akta yang
Dibuatnya di Denpasar, 2007
12
Nurul Ikhsan, Tanggung Jawab Notaris Terhadap Akta Yang Dibuatnya Setelah Dinyatakan Bersalah Melakukan
Tindak Pidana Pemalsuan Surat Sebagaimana Putusan Mahkamah Agung Nomor 1003K/PID/2015, hal 106
13
Kunni Afifah, Tanggung Jawab dan Perlindungan Hukum bagi Notaris secara Perdata Terhadap Akta yang
Dibuatnya, Yogyakarta, No. 1 Vol. 2 Januari 2017: hal 151
14
https://bizlaw.co.id/renvoi-akta-apa-itu/, June 1, 2021

5
rugi, dan bunga kepada notaris15. Namun, jika akta sudah ditandatangani oleh pihak
penghadap, maka Notaris harus membuat Berita Acara dan mencatatkan perubahan
pada Minuta. Ketentuan mengenai renvoi dan pembetulan Akta notaris diatur dalam
Undang- Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris16

1) Terjadi Kesalahan Ketik Pada Minuta Akta Yang Telah Keluar

Salinannya
Notaris memeliki tanggung jawab untuk melakukan perbaikan guna
memberikan kepastian hukum. Beberapa langkah yang dapat diambil dalam situasi
ini antara lain :

(i) Perbaikan pada akta: Notaris dapat melakukan perbaikan pada akta dengan
diketahui oleh para penghadap dan saksi-saksi. Hal ini bertujuan untuk
memastikan bahwa isi akta sesuai dengan yang sebenarnya diinginkan oleh
para pihak yang terlibat17
(ii) Pemanggilan kembali para pihak: Jika terjadi kesalahan ketik pada minuta
akta yang telah keluar salinannya, notaris wajib memanggil kembali para
pihak yang terlibat untuk melakukan perbaikan akta18. Hal ini penting agar
semua pihak yang terlibat dapat mengetahui dan menyetujui perbaikan yang
dilakukan.

(iii) Penelitian hukum normatif: Dalam penelitian hukum normatif, bahan


pustaka atau bahan hukum sekunder diteliti untuk menganalisis upaya
penyelesaian yang dilakukan notaris atas kesalahan ketik pada akta dan
tanggung jawab notaris atas kesalahan ketik akta yang sudah keluar salinan
aktanya19.

15
Letezia Tobing, S.H., M.Kn., Prosedur Jika Terdapat Kesalahan Dalam Akta Notaris. 31 Juli 2013
16
https://bizlaw.co.id/renvoi-akta-apa-itu/, June 1, 2021
17
Ali Marzuki, M. (2018). Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Ketik Pada Minuta Akta Yang Sudah Keluar
Salinan Akta. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 4(2) 2018, hal 128
18
Shitavadhani Devi., SH., M.Kn., MH, Upaya Perbaikan Kesalahan Ketik Dalam Minuta Akta Yang Salinannya
Telah Dikeluarkan Pada Notaris Dan Ppat, Jombang 2019, Hal 22
19
Ali Marzuki, M. (2018). Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Ketik Pada Minuta Akta Yang Sudah Keluar
Salinan Akta. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 4(2) 2018, hal 134

6
(iv) Pendekatan undang-undang dan pendekatan konseptual: Dalam penelitian
hukum normatif yang menggunakan pendekatan undang- undang dan
pendekatan konseptual, hasil penelitian menunjukkan bahwa notaris
memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan ketik pada minuta
akta yang sudah keluar salinan akta. Perbaikan dapat dilakukan dengan
diketahui oleh para penghadap dan saksi-saksi. Jika terjadi kesalahan ketik
pada minuta akta yang sudah keluar salinannya, notaris wajib memanggil
kembali para pihak untuk melakukan perbaikan akta20.

2) Terdapat Kesalahan Ketik pada Minuta Akta bersifat substantif


atau non-substantif
Notaris memiliki kewenangan untuk membetulkan kesalahan ketik yang
bersifat substansial dan non-substantif. Kesalahan ketik pada minuta akta notaris
dapat bersifat substantif atau non-substantif. Kesalahan ketik yang bersifat non-
substantif tidak menyebabkan perbedaan makna yang signifikan dalam substansi
akta, seperti kesalahan dalam ejaan. Sedangkan kesalahan ketik yang bersifat
substantif mengakibatkan perbedaan makna atau perbedaan maksud yang signifikan
di dalam substansi akta, sehingga substansi akta menjadi tidak sesuai dengan yang
sebenarnya ingin dituangkan dalam akta tersebut oleh para penghadap atau oleh
notaris.
Jika kesalahan ketik tersebut terdapat pada minuta akta yang telah
ditandatangani, notaris berwenang untuk membetulkannya. Namun, pembetulan
yang dapat dilakukan hanya pembetulan kesalahan tulis dan/ atau kesalahan ketik
yang tidak bersifat substansial21. Jika kesalahan ketik tersebut bersifat substansial,
maka tidak dapat dilakukan pembetulan setelah minuta akta ditandatangani 16. Hal ini
diatur dalam Undang-Undang Jabatan Notaris Pasal 51 yang menyatakan bahwa
Notaris bertanggung jawab untuk membuat akta otentik dan memiliki kewenangan
untuk membuat perubahan pada akta tersebut jika terdapat kesalahan22

20
Mochamat Dika Febriyan, Tanggung Jawab Dan Akibat Hukum Notaris Terkait Kesalahan Pengetikan Dalam
Akta Notaris Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Jember, Hal 20
21
Letezia Tobing, S.H., M.Kn., Prosedur Jika Terdapat Kesalahan Dalam Akta Notaris. 31 Juli 2013
22
Made Ciria Angga Mahendra, Akibat Hukum Terhadap Kesalahan Ketik pada Akta yang Dibuat Notaris, Vol. 4
No. 2 Agustus 2019, Hal 229

7
3) Apabila sudah diperbaiki
Apabila sudah diperbaiki, maka akta tersebut dapat diperbaiki dengan
membuat Akta Berita Acara Pembetulan dan salinannya wajib disampaikan kepada
para pihak. Akta Berita Acara tersebut harus mencantumkan tanggal dan nomor dari
berita acara perbaikan dari akta tersebut. Pembetulan ini dilakukan di hadapan
penghadap, saksi, dan Notaris yang dituangkan dalam berita acara dan memberikan
catatan tentang hal tersebut pada Minuta Akta asli dengan menyebutkan tanggal dan
nomor Akta berita acara pembetulan. Salinan Akta berita acaranya wajib
disampaikan kepada para pihak. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut,
notaris dapat memastikan bahwa perbaikan yang dilakukan pada minuta akta yang
mengakibatkan renvoi telah sesuai dengan ketentuan hukum dan dapat memberikan
kepastian hukum bagi para pihak yang terlibat dalam akta tersebut.

4) Implikasi Hukum Bagi Notaris yang Mengakibatkan Renvoi adalah sebagai


berikut :

(a) Akta hanya memiliki kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan: Jika
notaris tidak melakukan ketentuan renvoi atau pembetulan yang diperlukan,
akta tersebut hanya memiliki kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah
23
tangan
(b) Dapat dibatalkan atau batal demi hukum: Jika akta notaris mengandung cacat
hukum karena isi maupun prosedurnya tidak memenuhi ketentuan perundang-
undangan, baik Undang-Undang Jabatan Notaris maupun Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, akta tersebut dapat dibatalkan atau batal24.

(c) Ketidakpastian hukum bagi pihak yang datang ke hadapan notaris: Praktik
yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum, seperti mengabaikan UUJN, dapat
menimbulkan ketidakpastian hukum bagi pihak yang datang ke hadapan
notaris untuk meminta bantuan dalam melakukan perbuatan hukum. Praktik

23
Letezia Tobing, S.H., M.Kn., Prosedur Jika Terdapat Kesalahan Dalam Akta Notaris. 31 Juli 2013
24
Indri Caroline, Upaya Pencegahan Terhadap Renvoi Dalam Akta Notaris Yang Minutanya Telah Ditandatangani
Oleh Para Pihak, Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2023, Hal 163

8
ini tidak hanya melanggar sumpah jabatan notaris 25, tetapi juga dapat
dikategorikan sebagai notaris yang tidak beritikad baik yang mengacu kepada
perbuatan melawan hukum dengan sengaja membuat akta palsu

(d) Dapat dibatalkan atau batal demi hukum: Jika akta notaris mengandung cacat
hukum karena isi maupun prosedurnya tidak memenuhi ketentuan perundang-
undangan, baik Undang-Undang Jabatan Notaris maupun Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, akta tersebut dapat dibatalkan atau batal demi
hukum.26. Dalam hal ini, notaris bertanggung jawab secara pidana, perdata,
dan administrasi

F. PENUTUP

(1) Kesimpulan
Wajib memanggil kembali para pihak untuk melakukan perbaikan akta
jika terjadi kesalahan ketik pada minuta akta yang telah keluar salinannya 27.
Notaris bertanggung jawab secara perdata atas akta yang dibuatnya, termasuk
kesalahan ketik pada minuta akta. Jika terjadi kerugian akibat kesalahan ketik
pada akta, notaris dapat dituntut secara perdata untuk memberikan ganti rugi,
biaya, dan bunga 28. Notaris yang melakukan kesalahan ketik pada minuta akta
dapat dikenakan sanksi administratif berupa pemberhentian sementara dari
jabatannya sebagai notaris. Jika kesalahan ketik pada minuta akta mengakibatkan
cacat hukum pada akta, akta tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum.
Notaris bertanggung jawab secara pidana, perdata, dan administrasi atas
kesalahan yang dilakukannya. Oleh karena itu, notaris harus berhati- hati dan teliti
dalam melakukan tugasnya agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan

25
Indri Caroline, Upaya Pencegahan Terhadap Renvoi Dalam Akta Notaris Yang Minutanya Telah Ditandatangani
Oleh Para Pihak, Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2023, hal 158
26
Nuneng Marlina, Renvoi Terhadap Akta Notaris Tanpa Pengesahan Para Pihak Dan Implikasi Hukum Terhadap
Aktanya Dan Para Pihak, Mei 2017
27
Shitavadhani Devi., SH., M.Kn., MH, Upaya Perbaikan Kesalahan Ketik Dalam Minuta Akta Yang Salinannya
Telah Dikeluarkan Pada Notaris Dan Ppat, Jombang 2019, Hal 24
28
Arum Kurnia Sari, Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Terhadap Hilangnya Minuta akta Akibat Klelaian
Notaris Dikota Semarang, UniVersitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, hal 114

9
pihak-pihak yang terlibat dalam akta tersebut 29. Jika terjadi kesalahan, notaris
harus segera melakukan perbaikan dan

(2) Saran
Notaris harus selalu berhati-hati dan teliti dalam melakukan tugasnya agar
tidak terjadi kesalahan ketik pada minuta akta yang dapat mengakibatkan
renvoi30. Notaris harus memastikan kebenaran materiil akta dan melakukan
perbaikan jika terjadi kesalahan dan juga harus memanggil kembali para pihak
untuk melakukan perbaikan akta, jika terjadi kesalahan ketik pada minuta akta
yang telah keluar salinannya. Notaris harus memahami dan mematuhi peraturan
jabatan notaris, termasuk kode etik notaris. Hal ini akan membantu notaris dalam
menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai dengan ketentuan hukum 31. Notaris
harus memahami implikasi hukum dari kesalahan ketik pada minuta akta yang
mengakibatkan renvoi, termasuk sanksi administratif dan pemberhentian
sementara dari jabatannya sebagai notaris32. Notaris harus selalu berkomunikasi
dengan para pihak yang terlibat dalam akta untuk memastikan kebenaran materiil
akta dan menghindari terjadinya kesalahan ketik pada minuta akta. notaris dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dan meminimalkan terjadinya kesalahan ketik
pada minuta akta yang dapat mengakibatkan renvoi.

G. Daftar Pustaka

29
Arum Kurnia Sari, Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Terhadap Hilangnya Minuta akta Akibat Klelaian
Notaris Dikota Semarang, UniVersitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, hal 131
30
Mariam Daruz Badrulzaman, K.U.H.Perdata Buku III Hukum Perikatan Denan Penjelasan, Penerbit Alumni,
cetakan kedua,Bandung: Penerbit Alumni, 1993, hlm. 147-148
31
Muchammad Ali Marzuki, Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Ketik Pada Minuta Akta Yang Sudah Keluar
Salinan Akta, Archives / Vol. 4 No. 2 (2018): Jurnal Komunikasi Hukum
32
Arum Kurnia Sari, Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Terhadap Hilangnya Minuta akta Akibat Klelaian
Notaris Dikota Semarang, UniVersitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, hal 131

10
Ali Marzuki, M. (2018). Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Ketik Pada
Minuta Akta Yang Sudah Keluar Salinan Akta. Jurnal Komunikasi Hukum
(JKH), 4(2) 2018, hal 128, 134

Anugrah Yustica Cs, Peran Etika Profesi Notaris Sebagai Upaya Penegakan Hukum,
Program Studi Megister Kenotariatan Fakultas Hukum, Universitas
Diponegoro Notarius, Volume 13 Nomor 1 (2020)

Arum Kurnia Sari, Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Terhadap Hilangnya
Minuta akta Akibat Klelaian Notaris Dikota Semarang, UniVersitas Islam
Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, hal 114, 131

Budiawan CS, Kekuatan Pembuktian Akta Notaris yang Mengandung Kesalahan


dalam Penulisan Komparisi, Universitas Narotama Surabaya, Vol. 20, No. 2,
Desember 201, hlm 440

Cipto Soenaryo, Peran Dan Tanggung Jawab Notaris dalam Pelayanan kepada
Publik Sesuai dengan Moral Etika Profesi dan Undang-Undang, hlm 12-13

Deborah, Kajian Hukum Mengenai Renvoi Yang Baru Dilakukan Setelah


Dikeluarkan Salinan Akta

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/18090/05.2 bab
2.pdf?sequence=7&isAllowed=y

https://bizlaw.co.id/renvoi-akta-apa-itu/, June 1, 2021

https://id.scribd.com/document/583592034/Renvoi-Akta

Indri Caroline, Upaya Pencegahan Terhadap Renvoi Dalam Akta Notaris Yang
Minutanya Telah Ditandatangani Oleh Para Pihak, Vol. 2, No. 1, Januari-Juni
2023, Hal 163, 158

Komar Andasasmita, 1983, Notaris Selayang Pandang, Cet. 2, Bandung Alumni,


Bandung, h. 2

11
Kunni Afifah, Tanggung Jawab dan Perlindungan Hukum bagi Notaris secara
Perdata Terhadap Akta yang Dibuatnya, Yogyakarta, No. 1 Vol. 2 Januari
2017: hal 151

Letezia Tobing, S.H., M.Kn., Prosedur Jika Terdapat Kesalahan Dalam Akta Notaris.
31 Juli 2013

Made Ciria Angga Mahendra, Akibat Hukum Terhadap Kesalahan Ketik pada Akta
yang Dibuat Notaris, Vol. 4 No. 2 Agustus 2019, Hal 229

Mariam Daruz Badrulzaman, K.U.H.Perdata Buku III Hukum Perikatan Denan


Penjelasan, Penerbit Alumni, cetakan kedua,Bandung: Penerbit Alumni, 1993,
hlm. 147-148

Mochamat Dika Febriyan, Tanggung Jawab Dan Akibat Hukum Notaris Terkait
Kesalahan Pengetikan Dalam Akta Notaris Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Jember, Hal 20

Muchammad Ali Marzuki, Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Ketik Pada
Minuta Akta Yang Sudah Keluar Salinan Akta, Archives / Vol. 4 No. 2 (2018):
Jurnal Komunikasi Hukum

Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, (Bandung: PT


Citra Aditya Bakti, 2010), hlm. 16

Nico, Tanggungjawab Notaris Selaku Pejabat Umum, Center for Documentation and
Studies of Business Law (CDSBL), Yogyakarta, 2003, hlm. 84

Nuneng Marlina, Renvoi Terhadap Akta Notaris Tanpa Pengesahan Para Pihak Dan
Implikasi Hukum Terhadap Aktanya Dan Para Pihak, Mei 2017

Nurul Ikhsan, Tanggung Jawab Notaris Terhadap Akta Yang Dibuatnya Setelah
Dinyatakan Bersalah Melakukan Tindak Pidana Pemalsuan Surat Sebagaimana
Putusan Mahkamah Agung Nomor 1003K/PID/2015, hal 106

12
Prof.Dr. Abdul Ghofur, SH.,MH, CS, Tanggung Jawab Notaris terhadap Kebenaran
Materiil dalam Akta yang Dibuatnya di Denpasar, 2007

Rositawati, D., Utama, I. M. A., & Kasih, D. P. D, Penyimpanan Protokol Notaris


Secara Elektronik Dalam Kaitan Cyber Notary, Acta Comitas,2017, hal 172

Shitavadhani Devi., SH., M.Kn., MH, Upaya Perbaikan Kesalahan Ketik Dalam
Minuta Akta Yang Salinannya Telah Dikeluarkan Pada Notaris Dan Ppat,
Jombang 2019, Hal 2 dan242

13

Anda mungkin juga menyukai