Anda di halaman 1dari 19

Teori Hukum, Penemuan Hukum dan Metode Penelitian Hukum

Tanggung Jawab Hukum Notaris atas Kelalaian Ketik Dalam


Minuta Akta yang Mengakibatkan Renvoi

Dosen: Dr. Jawade Hafidz, S.H., M.H..

Nama : Fatur Hernanto, S.H


NIM : 21302300050
Kelas : Kelas B Semester 1

Program Magister Kenotariatan


Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang
19 Desember 2020
A. LATAR BELAKANG

Notaris merupakan pejabat umum yang mempunyai tugas dan kewajiban untuk

memberikan pelayanan dan konsultasi hukum kepada masyarakat yang membutuhkan.

Bantuan hukum yang dapat diberikan dari seorang notaris adalah dalam bentuk membuat

akta otentik ataupun kewenangan lainnya sebagaimana yang dimaksud dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (UU Jabatan Notaris)1. Menurut

Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, kewenangan utama Pejabat

Notaris adalah membuat akta otentik22. Akta notaris merupakan alat bukti otentik yang

memiliki kekuatan pembuktian lahiriah, formal, dan materiil. Kehati-hatian dan keakuratan

dalam penyusunan dokumen adalah kunci untuk memastikan keabsahan dan kekuatan

hukum dari akta tersebut.

Menurut Komar Andasasmita, “Notaris merupakan pejabat umum yang satu-

satunya berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan

ketetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau dikehendaki oleh yang

berkepentingan agar dinyatakan dalam suatu akta otentik, menjamin kepastian tanggalnya,

menyimpan aktanya dan dari pada itu memberikan grosse, salinan dan kutipannya kesemua

itu sebegitu jauh pembuatan akta itu oleh suatu peraturan umum tidak pula ditugaskan atau

dikecualikan kepada pejabat atau orang lain33.

Namun, terkadang dalam proses pembuatan akta notaris, notaris melakukan kelalaian yang

dapat mengakibatkan renvoi, yaitu pengacuan kembali ke hukum yang berlaku sebelum

1
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/18090/05.2 bab 2.pdf?sequence=7&isAllowed=y
2
Rositawati, D., Utama, I. M. A., & Kasih, D. P. D, Penyimpanan Protokol Notaris Secara Elektronik Dalam
Kaitan Cyber Notary, Acta Comitas,2017, hal 172
3
Komar Andasasmita, 1983, Notaris Selayang Pandang, Cet. 2, Bandung Alumni, Bandung, h. 2

1
revisi dilakukan. Dalam pembuatan akta. Kewenangan Notaris untuk melakukan

perubahan haruslah sejalan dengan peraturan-peraturan yang ada, agar akta dapat

dijadikan alat bukti sempurna, dan jika Notaris tidak menjalankannya sesuai dengan

ketentuan peraturan-peraturan yang ada, maka perbuatan tersebut digolongkan sebagai

suatu perbuatan melawan hukum.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah;

“ Bagaimana tanggung jawab notaris atas kesalahan ketik pada minuta akta yang

mengakibatkan renvoi? ”

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penulisan ini untuk memahami dan mengetahui yang dilakukan oleh

Profesi Notaris tentang permasalahan kelalaian Notaris dalam kesalahan ketik minuta

akta yang yang mengakibatkan renvoi dan tangungjawab notaris dalam

menyelesaikannya.

D. KEGUNAAN PENELITIAN

2
Beberapa kegunaan penelitian ini dapat melibatkan aspek praktis,

akademis, dan hukum. Berikut adalah beberapa manfaat yang mungkin

dihasilkan dari penelitian tersebut:

1. Peningkatan Kualitas Pelayanan Notaris:

Penelitian ini dapat membantu notaris memahami lebih baik

tanggung jawab hukum mereka terkait kelalaian ketik dalam minuta

akta. Pemahaman yang lebih mendalam ini dapat mendorong notaris

untuk meningkatkan kualitas pelayanan mereka, mengurangi risiko

kesalahan, dan memastikan keakuratan dokumen hukum.

2. Perlindungan Hukum bagi Pihak yang Terlibat:

Dengan menyoroti tanggung jawab hukum notaris terhadap kelalaian

ketik, penelitian ini dapat membantu memastikan perlindungan hukum yang

lebih baik bagi semua pihak yang terlibat dalam transaksi hukum. Hal ini dapat

mencakup klien notaris, pihak yang tercantum dalam akta, dan pihak ketiga

yang mungkin terkena dampak.

3. Pencegahan Renvoi yang Tidak Diinginkan:

Penelitian ini dapat memberikan wawasan yang penting tentang

bagaimana kelalaian ketik dalam minuta akta dapat memicu fenomena hukum

renvoi. Dengan pemahaman ini, notaris dapat mengambil langkah-langkah

pencegahan yang lebih efektif untuk menghindari renvoi yang tidak diinginkan.

3
4. Peningkatan Etika Profesional:

Menyelidiki tanggung jawab hukum notaris dapat memperkuat nilai-nilai

etika profesional dalam praktik notaris. Hal ini dapat menciptakan lingkungan

di mana notaris diberdayakan untuk beroperasi dengan integritas dan kehati-

hatian yang tinggi.

5. Kontribusi pada Pengetahuan Hukum:

Penelitian ini dapat menyumbangkan pengetahuan baru pada bidang

hukum, khususnya terkait dengan tanggung jawab hukum notaris dan

konsekuensi hukum kelalaian ketik. Publikasi hasil penelitian dapat menjadi

rujukan penting bagi akademisi, praktisi hukum, dan mahasiswa.

6. Peningkatan Efisiensi Proses Hukum:

Dengan mengurangi risiko kesalahan yang dapat memicu renvoi,

penelitian ini dapat berkontribusi pada peningkatan efisiensi dan ketelitian

dalam proses pembuatan akta dan dokumen hukum

E. KERANGKA TEORI

1. Teori Tanggung Jawab Profesional Notaris:

Pertanggungjawaban dari profesi Notaris dalam menjalankan tugas

jabatannya adalah berkaitan dengan pertanggungjawaban secara perdata.

Pertanggungjawaban ini merupakan konsekuensi logis yang harus dimintakan

kepada seseorang profesi hukum di dalam melaksanakan tugasnya. Adapun

4
pertanggungjawaban tersebut tidak hanya berdasarkan moral tetapi juga

berdasarkan hukum. Hal demikian ini berangkat dari pemikiran bahwa segala

sesuatu yang dilakukan oleh seseorang harus dapat dimintakan suatu

pertanggungjawaban4. Tanggung jawab moral notaris didasarkan pada norma atau

standarisasi di dalam pelaksanaan tugas, kewenangan, dan kewajibannya.

2. Hukum Notarial dan Etika Profesi:

Etika profesi notaris merupakan bagian integral dalam mengatur

perilaku penegak hukum sebagai wujud penegakan hukum yang baik sekaligus

berkeadilan. Notaris harus memiliki kualifikasi sikap, sikap kemanusiaan, sikap

keadilan, dan mampu melihat dan menempatkan nilai-nilai obyektif dalam suatu

perkara yang ditangani, serta memiliki integritas dan moral yang baik 5. Notaris

harus bekerja secara profesional, tidak memihak, independen, dan memiliki sikap,

perilaku, dan moral yang baik demi menjaga martabat profesi jabatannya. penting

bagi notaris untuk memahami dan menerapkan hukum notarial dan etika profesi

notaris serta menjaga etika profesi dan tanggung jawab moral dalam menjalankan

tugas notaris. Notaris harus mematuhi aturan hukum notarial dan etika profesi

notaris untuk menjaga kepentingan masyarakat dan menjamin pelaksanaan

jabatan notaris yang dipercayakan oleh undang-undang dan masyarakat pada

umumnya6

3. Teori Kesalahan dan Renvoi


4
Nico, Tanggungjawab Notaris Selaku Pejabat Umum, Center for Documentation and Studies of Business
Law (CDSBL), Yogyakarta, 2003, hlm. 84
5
Anugrah Yustica Cs, Peran Etika Profesi Notaris Sebagai Upaya Penegakan Hukum, Program Studi Megister
Kenotariatan Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro Notarius, Volume 13 Nomor 1 (2020)
6
Cipto Soenaryo, Peran Dan Tanggung Jawab Notaris dalam Pelayanan kepada Publik Sesuai dengan Moral Etika
Profesi dan Undang-Undang, hlm 12-13

5
Teori kesalahan dalam akta hukum membahas pemberian kesalahan atau

kesalahan dalam akta notaris yang dibuat oleh notaris. Renvoi merupakan solusi

yang paling tepat dalam mengatasi kesalahan dalam akta notaris, baik sebelum

maupun setelah penandatanganan. Renvoi mengacu pada proses perubahan yang

dilakukan sebelum akta ditandatangani, dan hal ini diatur dalam Pasal 48–50

Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN). Renvoi memungkinkan notaris untuk

memperbaiki kesalahan tulis atau kesalahan ketik yang terdapat dalam minuta

akta sebelum akta ditandatangani7. Dalam praktiknya, renvoi tidak hanya

ditemukan pada Minuta Akta tetapi juga pada Salinan Akta. Renvoi pada salinan

akta yang telah keluar tetap dapat dilakukan akan tetapi yang direnvoi merupakan

kesalahan penulisan atau sering dikenal dengan istilah misstyping yang lazim

dialami oleh setiap Notaris8. Kesalahan dalam penulisan komparisi pada akta

notaris dapat mempengaruhi nilai kekuatan akta notaril. Kesalahan yang terjadi

ketika pembuatan akta maupun perbaikan akta sama-sama dapat membawa

pengaruh terhadap nilai kekuatan akta9.

4. Teori Kelalaian dan Kekeliruan

Teori kelalaian dan kekeliruan dalam akta notaris membahas

tentang tanggung jawab notaris dalam menghindari kesalahan dan kekeliruan

dalam pembuatan akta notaris. Kesalahan dan kekeliruan dalam pembuatan akta

notaris dapat berakibat terhadap nilai kekuatan akta notariil. Oleh karena itu,

notaris harus berhati-hati dan akurat dalam pembuatan akta notaris serta

7
https://id.scribd.com/document/583592034/Renvoi-Akta
8
Deborah, Kajian Hukum Mengenai Renvoi Yang Baru Dilakukan Setelah Dikeluarkan Salinan Akta
9
Budiawan CS, Kekuatan Pembuktian Akta Notaris yang Mengandung Kesalahan dalam Penulisan Komparisi,
Universitas Narotama Surabaya, Vol. 20, No. 2, Desember 201, hlm 440

6
memahami dan menerapkan teori kesalahan dan renvoi untuk menghindari

potensi permasalahan hukum di kemudian hari. Notaris dalam menjalankan tugas

dan kewenangannya wajib mencegah timbulnya permasalahan hukum di

kemudian hari serta tidak menimbulkan kerugian kepada para pihak yang

membuat perjanjian di hadapannya. Kewajiban dalam menjalankan tugas dan

kewenangan tersebut mengharuskan notaris mengedepankan prinsip kehati-hatian

dalam pembuatan akta autentik10

F. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yuridis normatif adalah pendekatan yang

dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-

konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan

dengan penelitian ini. Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan kepustakaan,

yakni dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan dan dokumen

lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Pendekatan yuridis normatif mengkaji

teori dari kaidah-kaidah atau norma-norma dan aturan-aturan melalui studi kepustakaan

yaitu dengan cara membaca, mengutip, menyalin, dan menelaah teori yang berkaitan

erat dengan permasalahan dalam penelitian. Pendekatan ini digunakan untuk

menemukan jawaban dari proses yang dilakukan peneliti sehingga mempermudah

dalam memperoleh jawaban dari penelitian.

10
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2010),
hlm. 16

7
G. PEMBAHASAN

1. Notaris bertanggung jawab secara perdata terhadap akta nya

Notaris bertanggung jawab secara perdata terhadap kebenaran

materiil akta yang dibuatnya, termasuk dalam hal kesalahan ketik. Hal ini berarti

bahwa notaris harus memastikan bahwa isi akta yang dibuatnya benar dan akurat, dan

jika terdapat kesalahan ketik, notaris harus memperbaikinya agar akta tersebut sesuai

dengan kebenaran materiilnya4. Notaris harus memastikan bahwa isi akta yang

dibuatnya benar dan sesuai dengan fakta yang ada. Mereka juga harus dapat

membuktikan bahwa mereka telah diminta untuk membuat akta tersebut 11. Meskipun

notaris tidak diwajibkan untuk menyelidiki kebenaran isi materiil dari akta otentik,

notaris harus bersikap netral dan tidak memihak pada salah satu pihak yang membuat

akta. Tanggung jawab terhadap kebenaran materiil akta. Notaris juga Bertanggung

jawab secara pidana dapat dikenakan sanksi pidana jika melakukan tindakan pidana

dalam kapasitasnya sebagai pejabat umum yang berwenang membuat akta, seperti

pemalsuan surat12. Notaris juga bertanggung jawab secara administrasi terhadap akta

yang dibuatnya. Mereka dapat dikenai sanksi administrasi berdasarkan Undang-

Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 30 Tahun

2004 tentang Jabatan Notaris13.

2. Dalam Hal Yang Dilakukan Renvoi

Dalam konteks perubahan atau pembetulan akta notaris, terdapat


11
Prof.Dr. Abdul Ghofur, SH.,MH, CS, Tanggung Jawab Notaris terhadap Kebenaran Materiil dalam Akta yang
Dibuatnya di Denpasar, 2007
12
Nurul Ikhsan, Tanggung Jawab Notaris Terhadap Akta Yang Dibuatnya Setelah Dinyatakan Bersalah Melakukan
Tindak Pidana Pemalsuan Surat Sebagaimana Putusan Mahkamah Agung Nomor 1003K/PID/2015, hal 106
13
Kunni Afifah, Tanggung Jawab dan Perlindungan Hukum bagi Notaris secara Perdata Terhadap Akta yang
Dibuatnya, Yogyakarta, No. 1 Vol. 2 Januari 2017: hal 151

8
dua istilah yang perlu dipahami, yaitu renvoi dan pembetulan. Renvoi adalah perubahan

yang dilakukan sebelum akta ditandatangani, sedangkan pembetulan adalah perubahan

yang dilakukan setelah akta ditandatangan. Renvoi : Perubahan dalam akta notaris

sebelum ditandatangani oleh para pihak dapat dilakukan dengan renvoi. Dalam hal ini,

perubahan tersebut harus diketahui dan ditandatangani atau diparaf oleh para pihak

yang terlibat, yaitu penghadap, saksi, dan notaris. Jika penghadap sudah tidak ada di

hadapan notaris, notaris harus menghubungi para penghadap lagi untuk membuat

perbaikan akta, bukan perubahan14.

Jika notaris tidak melakukan ketentuan renvoi atau pembetulan di atas,

maka akta hanya memiliki kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan dan

dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk menuntut penggantian

biaya, ganti rugi, dan bunga kepada notaris15. Namun, jika akta sudah ditandatangani

oleh pihak penghadap, maka Notaris harus membuat Berita Acara dan mencatatkan

perubahan pada Minuta. Ketentuan mengenai renvoi dan pembetulan Akta notaris

diatur dalam Undang- Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris

sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris16

A. Terjadi Kesalahan Ketik Pada Minuta Akta Yang Telah Keluar

Salinannya

Notaris memeliki tanggung jawab untuk melakukan perbaikan guna

memberikan kepastian hukum. Beberapa langkah yang dapat diambil dalam situasi

14
https://bizlaw.co.id/renvoi-akta-apa-itu/, June 1, 2021
15
Letezia Tobing, S.H., M.Kn., Prosedur Jika Terdapat Kesalahan Dalam Akta Notaris. 31 Juli 2013
16
https://bizlaw.co.id/renvoi-akta-apa-itu/, June 1, 2021

9
ini antara lain :

(i) Perbaikan pada akta: Notaris dapat melakukan perbaikan pada akta dengan

diketahui oleh para penghadap dan saksi-saksi. Hal ini bertujuan untuk

memastikan bahwa isi akta sesuai dengan yang sebenarnya diinginkan oleh

para pihak yang terlibat17

(ii) Pemanggilan kembali para pihak: Jika terjadi kesalahan ketik pada minuta

akta yang telah keluar salinannya, notaris wajib memanggil kembali para

pihak yang terlibat untuk melakukan perbaikan akta18. Hal ini penting agar

semua pihak yang terlibat dapat mengetahui dan menyetujui perbaikan yang

dilakukan.

(iii) Penelitian hukum normatif: Dalam penelitian hukum normatif, bahan

pustaka atau bahan hukum sekunder diteliti untuk menganalisis upaya

penyelesaian yang dilakukan notaris atas kesalahan ketik pada akta dan

tanggung jawab notaris atas kesalahan ketik akta yang sudah keluar salinan

aktanya19.

(iv) Pendekatan undang-undang dan pendekatan konseptual: Dalam penelitian

hukum normatif yang menggunakan pendekatan undang- undang dan

pendekatan konseptual, hasil penelitian menunjukkan bahwa notaris

memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan ketik pada minuta

akta yang sudah keluar salinan akta. Perbaikan dapat dilakukan dengan

17
Ali Marzuki, M. (2018). Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Ketik Pada Minuta Akta Yang Sudah Keluar
Salinan Akta. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 4(2) 2018, hal 128
18
Shitavadhani Devi., SH., M.Kn., MH, Upaya Perbaikan Kesalahan Ketik Dalam Minuta Akta Yang Salinannya
Telah Dikeluarkan Pada Notaris Dan Ppat, Jombang 2019, Hal 22
19
Ali Marzuki, M. (2018). Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Ketik Pada Minuta Akta Yang Sudah Keluar
Salinan Akta. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 4(2) 2018, hal 134

10
diketahui oleh para penghadap dan saksi-saksi. Jika terjadi kesalahan ketik

pada minuta akta yang sudah keluar salinannya, notaris wajib memanggil

kembali para pihak untuk melakukan perbaikan akta20.

B. Terdapat Kesalahan Ketik pada Minuta Akta bersifat substantif

atau non-substantif

Notaris memiliki kewenangan untuk membetulkan kesalahan ketik

yang bersifat substansial dan non-substantif. Kesalahan ketik pada minuta akta

notaris dapat bersifat substantif atau non-substantif. Kesalahan ketik yang bersifat

non-substantif tidak menyebabkan perbedaan makna yang signifikan dalam substansi

akta, seperti kesalahan dalam ejaan. Sedangkan kesalahan ketik yang bersifat

substantif mengakibatkan perbedaan makna atau perbedaan maksud yang signifikan

di dalam substansi akta, sehingga substansi akta menjadi tidak sesuai dengan yang

sebenarnya ingin dituangkan dalam akta tersebut oleh para penghadap atau oleh

notaris.

Jika kesalahan ketik tersebut terdapat pada minuta akta yang telah

ditandatangani, notaris berwenang untuk membetulkannya. Namun, pembetulan

yang dapat dilakukan hanya pembetulan kesalahan tulis dan/ atau kesalahan ketik

yang tidak bersifat substansial21. Jika kesalahan ketik tersebut bersifat substansial,

maka tidak dapat dilakukan pembetulan setelah minuta akta ditandatangani 16. Hal ini

diatur dalam Undang-Undang Jabatan Notaris Pasal 51 yang menyatakan bahwa

Notaris bertanggung jawab untuk membuat akta otentik dan memiliki kewenangan

20
Mochamat Dika Febriyan, Tanggung Jawab Dan Akibat Hukum Notaris Terkait Kesalahan Pengetikan Dalam
Akta Notaris Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Jember, Hal 20
21
Letezia Tobing, S.H., M.Kn., Prosedur Jika Terdapat Kesalahan Dalam Akta Notaris. 31 Juli 2013

11
untuk membuat perubahan pada akta tersebut jika terdapat kesalahan22

C. Apabila sudah diperbaiki

Apabila sudah diperbaiki, maka akta tersebut dapat diperbaiki

dengan membuat Akta Berita Acara Pembetulan dan salinannya wajib disampaikan

kepada para pihak. Akta Berita Acara tersebut harus mencantumkan tanggal dan

nomor dari berita acara perbaikan dari akta tersebut. Pembetulan ini dilakukan di

hadapan penghadap, saksi, dan Notaris yang dituangkan dalam berita acara dan

memberikan catatan tentang hal tersebut pada Minuta Akta asli dengan menyebutkan

tanggal dan nomor Akta berita acara pembetulan. Salinan Akta berita acaranya wajib

disampaikan kepada para pihak. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut,

notaris dapat memastikan bahwa perbaikan yang dilakukan pada minuta akta yang

mengakibatkan renvoi telah sesuai dengan ketentuan hukum dan dapat memberikan

kepastian hukum bagi para pihak yang terlibat dalam akta tersebut.

D. Implikasi Hukum Bagi Notaris yang Mengakibatkan Renvoi adalah sebagai

berikut :

(a) Akta hanya memiliki kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan: Jika

notaris tidak melakukan ketentuan renvoi atau pembetulan yang diperlukan,

akta tersebut hanya memiliki kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah

tangan23

(b) Dapat dibatalkan atau batal demi hukum: Jika akta notaris mengandung cacat

hukum karena isi maupun prosedurnya tidak memenuhi ketentuan perundang-

22
Made Ciria Angga Mahendra, Akibat Hukum Terhadap Kesalahan Ketik pada Akta yang Dibuat Notaris, Vol. 4
No. 2 Agustus 2019, Hal 229
23
Letezia Tobing, S.H., M.Kn., Prosedur Jika Terdapat Kesalahan Dalam Akta Notaris. 31 Juli 2013

12
undangan, baik Undang-Undang Jabatan Notaris maupun Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata, akta tersebut dapat dibatalkan atau batal24.

(c) Ketidakpastian hukum bagi pihak yang datang ke hadapan notaris: Praktik

yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum, seperti mengabaikan UUJN, dapat

menimbulkan ketidakpastian hukum bagi pihak yang datang ke hadapan

notaris untuk meminta bantuan dalam melakukan perbuatan hukum. Praktik

ini tidak hanya melanggar sumpah jabatan notaris 25, tetapi juga dapat

dikategorikan sebagai notaris yang tidak beritikad baik yang mengacu kepada

perbuatan melawan hukum dengan sengaja membuat akta palsu

(d) Dapat dibatalkan atau batal demi hukum: Jika akta notaris mengandung cacat

hukum karena isi maupun prosedurnya tidak memenuhi ketentuan perundang-

undangan, baik Undang-Undang Jabatan Notaris maupun Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata, akta tersebut dapat dibatalkan atau batal demi

hukum.26. Dalam hal ini, notaris bertanggung jawab secara pidana, perdata,

dan administrasi

H. PENUTUP

(1) Kesimpulan

Wajib memanggil kembali para pihak untuk melakukan perbaikan akta


24
Indri Caroline, Upaya Pencegahan Terhadap Renvoi Dalam Akta Notaris Yang Minutanya Telah Ditandatangani
Oleh Para Pihak, Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2023, Hal 163
25
Indri Caroline, Upaya Pencegahan Terhadap Renvoi Dalam Akta Notaris Yang Minutanya Telah Ditandatangani
Oleh Para Pihak, Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2023, hal 158
26
Nuneng Marlina, Renvoi Terhadap Akta Notaris Tanpa Pengesahan Para Pihak Dan Implikasi Hukum Terhadap
Aktanya Dan Para Pihak, Mei 2017

13
jika terjadi kesalahan ketik pada minuta akta yang telah keluar salinannya 27.

Notaris bertanggung jawab secara perdata atas akta yang dibuatnya, termasuk

kesalahan ketik pada minuta akta. Jika terjadi kerugian akibat kesalahan ketik

pada akta, notaris dapat dituntut secara perdata untuk memberikan ganti rugi,

biaya, dan bunga28. Notaris yang melakukan kesalahan ketik pada minuta akta

dapat dikenakan sanksi administratif berupa pemberhentian sementara dari

jabatannya sebagai notaris. Jika kesalahan ketik pada minuta akta mengakibatkan

cacat hukum pada akta, akta tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum.

Notaris bertanggung jawab secara pidana, perdata, dan administrasi atas

kesalahan yang dilakukannya. Oleh karena itu, notaris harus berhati- hati dan teliti

dalam melakukan tugasnya agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan

pihak-pihak yang terlibat dalam akta tersebut 29. Jika terjadi kesalahan, notaris

harus segera melakukan perbaikan dan

(2) Saran

Notaris harus selalu berhati-hati dan teliti dalam melakukan tugasnya agar

tidak terjadi kesalahan ketik pada minuta akta yang dapat mengakibatkan renvoi 30.

Notaris harus memastikan kebenaran materiil akta dan melakukan perbaikan jika

terjadi kesalahan dan juga harus memanggil kembali para pihak untuk melakukan

perbaikan akta, jika terjadi kesalahan ketik pada minuta akta yang telah keluar

27
Shitavadhani Devi., SH., M.Kn., MH, Upaya Perbaikan Kesalahan Ketik Dalam Minuta Akta Yang Salinannya
Telah Dikeluarkan Pada Notaris Dan Ppat, Jombang 2019, Hal 24
28
Arum Kurnia Sari, Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Terhadap Hilangnya Minuta akta Akibat Klelaian
Notaris Dikota Semarang, UniVersitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, hal 114
29
Arum Kurnia Sari, Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Terhadap Hilangnya Minuta akta Akibat Klelaian
Notaris Dikota Semarang, UniVersitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, hal 131
30
Mariam Daruz Badrulzaman, K.U.H.Perdata Buku III Hukum Perikatan Denan Penjelasan, Penerbit Alumni,
cetakan kedua,Bandung: Penerbit Alumni, 1993, hlm. 147-148

14
salinannya. Notaris harus memahami dan mematuhi peraturan jabatan notaris,

termasuk kode etik notaris. Hal ini

akan membantu notaris dalam menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai

dengan ketentuan hukum31. Notaris harus memahami implikasi hukum dari

kesalahan ketik pada minuta akta yang mengakibatkan renvoi, termasuk sanksi

administratif dan pemberhentian sementara dari jabatannya sebagai notaris 32.

Notaris harus selalu berkomunikasi dengan para pihak yang terlibat dalam akta

untuk memastikan kebenaran materiil akta dan menghindari terjadinya kesalahan

ketik pada minuta akta. notaris dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan

meminimalkan terjadinya kesalahan ketik pada minuta akta yang dapat

mengakibatkan renvoi.

I. Daftar Pustaka

Ali Marzuki, M. (2018). Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Ketik Pada

Minuta Akta Yang Sudah Keluar Salinan Akta. Jurnal Komunikasi Hukum

(JKH), 4(2) 2018, hal 128, 134

31
Muchammad Ali Marzuki, Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Ketik Pada Minuta Akta Yang Sudah Keluar
Salinan Akta, Archives / Vol. 4 No. 2 (2018): Jurnal Komunikasi Hukum
32
Arum Kurnia Sari, Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Terhadap Hilangnya Minuta akta Akibat Klelaian
Notaris Dikota Semarang, UniVersitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, hal 131

15
Anugrah Yustica Cs, Peran Etika Profesi Notaris Sebagai Upaya Penegakan Hukum,

Program Studi Megister Kenotariatan Fakultas Hukum, Universitas

Diponegoro Notarius, Volume 13 Nomor 1 (2020)

Arum Kurnia Sari, Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Terhadap Hilangnya

Minuta akta Akibat Klelaian Notaris Dikota Semarang, UniVersitas Islam

Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, hal 114, 131

Budiawan CS, Kekuatan Pembuktian Akta Notaris yang Mengandung Kesalahan

dalam Penulisan Komparisi, Universitas Narotama Surabaya, Vol. 20, No. 2,

Desember 201, hlm 440

Cipto Soenaryo, Peran Dan Tanggung Jawab Notaris dalam Pelayanan kepada

Publik Sesuai dengan Moral Etika Profesi dan Undang-Undang, hlm 12-13

Deborah, Kajian Hukum Mengenai Renvoi Yang Baru Dilakukan Setelah

Dikeluarkan Salinan Akta

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/18090/05.2 bab 2.pdf?

sequence=7&isAllowed=y

https://bizlaw.co.id/renvoi-akta-apa-itu/, June 1, 2021

https://id.scribd.com/document/583592034/Renvoi-Akta

Indri Caroline, Upaya Pencegahan Terhadap Renvoi Dalam Akta Notaris Yang

Minutanya Telah Ditandatangani Oleh Para Pihak, Vol. 2, No. 1, Januari-Juni

2023, Hal 163, 158

16
Komar Andasasmita, 1983, Notaris Selayang Pandang, Cet. 2, Bandung Alumni,

Bandung, h. 2

Kunni Afifah, Tanggung Jawab dan Perlindungan Hukum bagi Notaris secara

Perdata Terhadap Akta yang Dibuatnya, Yogyakarta, No. 1 Vol. 2 Januari

2017: hal 151

Letezia Tobing, S.H., M.Kn., Prosedur Jika Terdapat Kesalahan Dalam Akta Notaris.

31 Juli 2013

Made Ciria Angga Mahendra, Akibat Hukum Terhadap Kesalahan Ketik pada Akta

yang Dibuat Notaris, Vol. 4 No. 2 Agustus 2019, Hal 229

Mariam Daruz Badrulzaman, K.U.H.Perdata Buku III Hukum Perikatan Denan

Penjelasan, Penerbit Alumni, cetakan kedua,Bandung: Penerbit Alumni, 1993,

hlm. 147-148

Mochamat Dika Febriyan, Tanggung Jawab Dan Akibat Hukum Notaris Terkait

Kesalahan Pengetikan Dalam Akta Notaris Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Jember, Hal 20

Muchammad Ali Marzuki, Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Ketik Pada

Minuta Akta Yang Sudah Keluar Salinan Akta, Archives / Vol. 4 No. 2 (2018):

Jurnal Komunikasi Hukum

Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, (Bandung: PT

Citra Aditya Bakti, 2010), hlm. 16

17
Nico, Tanggungjawab Notaris Selaku Pejabat Umum, Center for Documentation and

Studies of Business Law (CDSBL), Yogyakarta, 2003, hlm. 84

Nuneng Marlina, Renvoi Terhadap Akta Notaris Tanpa Pengesahan Para Pihak Dan

Implikasi Hukum Terhadap Aktanya Dan Para Pihak, Mei 2017

Nurul Ikhsan, Tanggung Jawab Notaris Terhadap Akta Yang Dibuatnya Setelah

Dinyatakan Bersalah Melakukan Tindak Pidana Pemalsuan Surat Sebagaimana

Putusan Mahkamah Agung Nomor 1003K/PID/2015, hal 106

Prof.Dr. Abdul Ghofur, SH.,MH, CS, Tanggung Jawab Notaris terhadap Kebenaran

Materiil dalam Akta yang Dibuatnya di Denpasar, 2007

Rositawati, D., Utama, I. M. A., & Kasih, D. P. D, Penyimpanan Protokol Notaris

Secara Elektronik Dalam Kaitan Cyber Notary, Acta Comitas,2017, hal 172

Shitavadhani Devi., SH., M.Kn., MH, Upaya Perbaikan Kesalahan Ketik Dalam

Minuta Akta Yang Salinannya Telah Dikeluarkan Pada Notaris Dan Ppat,

Jombang 2019, Hal 2 dan242

18

Anda mungkin juga menyukai