Anda di halaman 1dari 14

Tugas Hukum Perikatan/ Perjanjian

Tanggung Jawab Hukum Notaris atas Kelalaian Ketik


Dalam Minuta Akta yang Mengakibatkan Renvoi

Dosen: Ibu Dr. Hj. Siti. Ummu Adillah, S.H.,M.Hum.

Nama : Fatur Hernanto, S.H


NIM : 21302300050
Kelas : Kelas B Semester 1

Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung


Semarang, 30 Oktober 2023
A. PENDAHULUAN

Notaris merupakan pejabat umum yang mempunyai tugas dan kewajiban


untuk memberikan pelayanan dan konsultasi hukum kepada masyarakat yang
membutuhkan. Bantuan hukum yang dapat diberikan dari seorang notaris adalah
dalam bentuk membuat akta otentik ataupun kewenangan lainnya sebagaimana
yang dimaksud dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan
Notaris (UU Jabatan Notaris)1. Menurut Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004
Tentang Jabatan Notaris, kewenangan utama Pejabat Notaris adalah membuat akta
otentik2. Akta notaris merupakan alat bukti otentik yang memiliki kekuatan
pembuktian lahiriah, formal, dan materiil. Kehati-hatian dan keakuratan dalam
penyusunan dokumen adalah kunci untuk memastikan keabsahan dan kekuatan
hukum dari akta tersebut.
Menurut Komar Andasasmita, “Notaris merupakan pejabat umum yang
satu-satunya berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan,
perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau
dikehendaki oleh yang berkepentingan agar dinyatakan dalam suatu akta otentik,
menjamin kepastian tanggalnya, menyimpan aktanya dan dari pada itu
memberikan grosse, salinan dan kutipannya kesemua itu sebegitu jauh pembuatan
akta itu oleh suatu peraturan umum tidak pula ditugaskan atau dikecualikan
kepada pejabat atau orang lain3.
Namun, terkadang dalam proses pembuatan akta notaris, notaris
melakukan kelalaian yang dapat mengakibatkan renvoi, yaitu pengacuan kembali
ke hukum yang berlaku sebelum revisi dilakukan. Dalam pembuatan akta.
Kewenangan Notaris untuk melakukan perubahan haruslah sejalan dengan

1
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/18090/05.2 bab 2.pdf?
sequence=7&isAllowed=y
2
Rositawati, D., Utama, I. M. A., & Kasih, D. P. D, Penyimpanan Protokol Notaris Secara Elektronik
Dalam Kaitan Cyber Notary, Acta Comitas,2017, hal 172
3
Komar Andasasmita, 1983, Notaris Selayang Pandang, Cet. 2, Bandung Alumni, Bandung, h. 2

Hal 1
peraturan-peraturan yang ada, agar akta dapat dijadikan alat bukti sempurna, dan
jika Notaris tidak menjalankannya sesuai dengan ketentuan peraturan-peraturan
yang ada, maka perbuatan tersebut digolongkan sebagai suatu perbuatan melawan
hukum.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah;

“ Bagaimana tanggung jawab notaris atas kesalahan ketik pada minuta akta yang
mengakibatkan renvoi? ”

C. KERANGKA TEORI:

1. Tanggung Jawab Profesional Notaris:


Pertanggungjawaban dari profesi Notaris dalam
menjalankan tugas jabatannya adalah berkaitan dengan
pertanggungjawaban secara perdata. Pertanggungjawaban ini
merupakan konsekuensi logis yang harus dimintakan kepada
seseorang profesi hukum di dalam melaksanakan tugasnya.
Adapun pertanggungjawaban tersebut tidak hanya berdasarkan
moral tetapi juga berdasarkan hukum. Hal demikian ini berangkat
dari pemikiran bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh
seseorang harus dapat dimintakan suatu pertanggungjawaban 1.
Tanggung jawab moral notaris didasarkan pada norma atau
standarisasi di dalam pelaksanaan tugas, kewenangan, dan
kewajibannya
2. Hukum Notarial dan Etika Profesi:
Etika profesi notaris merupakan bagian integral dalam
mengatur perilaku penegak hukum sebagai wujud penegakan
hukum yang baik sekaligus berkeadilan. Notaris harus memiliki
kualifikasi sikap, sikap kemanusiaan, sikap keadilan, dan mampu
melihat dan menempatkan nilai-nilai obyektif dalam suatu perkara
yang ditangani, serta memiliki integritas dan moral yang baik.

1
Nico, Tanggungjawab Notaris Selaku Pejabat Umum, Center for Documentation and Studies of Business
Law (CDSBL), Yogyakarta, 2003, hlm. 84.
Notaris harus bekerja secara profesional, tidak memihak,
independen, dan memiliki sikap, perilaku, dan moral yang baik
demi menjaga martabat profesi jabatannya
3.

D.

E. PEMBAHASAN

1) Notaris bertanggung jawab secara perdata terhadap akta yang


dibuatnya.
Notaris bertanggung jawab secara perdata terhadap kebenaran
materiil akta yang dibuatnya, termasuk dalam hal kesalahan ketik. Hal ini
berarti bahwa notaris harus memastikan bahwa isi akta yang dibuatnya benar
dan akurat, dan jika terdapat kesalahan ketik, notaris harus memperbaikinya
agar akta tersebut sesuai dengan kebenaran materiilnya 4. Notaris harus
memastikan bahwa isi akta yang dibuatnya benar dan sesuai dengan fakta
yang ada. Mereka juga harus dapat membuktikan bahwa mereka telah diminta
untuk membuat akta tersebut5. Meskipun notaris tidak diwajibkan untuk
menyelidiki kebenaran isi materiil dari akta otentik, notaris harus bersikap
netral dan tidak memihak pada salah satu pihak yang membuat akta.

4
Kunni Afifah, Tanggung Jawab dan Perlindungan Hukum bagi Notaris secara Perdata Terhadap
Akta yang Dibuatnya, Yogyakarta, No. 1 Vol. 2 Januari 2017: hal 150
5
Prof.Dr. Abdul Ghofur, SH.,MH, CS, Tanggung Jawab Notaris terhadap Kebenaran Materiil dalam
Akta yang Dibuatnya di Denpasar, 2007

Hal 2
Tanggung jawab terhadap kebenaran materiil akta. Notaris juga Bertanggung
jawab secara pidana dapat dikenakan sanksi pidana jika melakukan tindakan
pidana dalam kapasitasnya sebagai pejabat umum yang berwenang membuat
akta, seperti pemalsuan surat6. Notaris juga bertanggung jawab secara
administrasi terhadap akta yang dibuatnya. Mereka dapat dikenai sanksi
administrasi berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris7.

2) Dalam hal yang dilakukan renvoi


Dalam konteks perubahan atau pembetulan akta notaris, terdapat
dua istilah yang perlu dipahami, yaitu renvoi dan pembetulan. Renvoi adalah
perubahan yang dilakukan sebelum akta ditandatangani, sedangkan
pembetulan adalah perubahan yang dilakukan setelah akta ditandatangan.
Renvoi : Perubahan dalam akta notaris sebelum ditandatangani oleh para
pihak dapat dilakukan dengan renvoi. Dalam hal ini, perubahan tersebut harus
diketahui dan ditandatangani atau diparaf oleh para pihak yang terlibat, yaitu
penghadap, saksi, dan notaris. Jika penghadap sudah tidak ada di hadapan
notaris, notaris harus menghubungi para penghadap lagi untuk membuat
perbaikan akta, bukan perubahan8.
Jika notaris tidak melakukan ketentuan renvoi atau pembetulan di
atas, maka akta hanya memiliki kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah
tangan dan dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk
menuntut penggantian biaya, ganti rugi, dan bunga kepada notaris 9. Namun,
jika akta sudah ditandatangani oleh pihak penghadap, maka Notaris harus
membuat Berita Acara dan mencatatkan perubahan pada Minuta. Ketentuan
6
Nurul Ikhsan, Tanggung Jawab Notaris Terhadap Akta Yang Dibuatnya Setelah Dinyatakan
Bersalah Melakukan Tindak Pidana Pemalsuan Surat Sebagaimana Putusan Mahkamah Agung
Nomor 1003K/PID/2015, hal 106
7
Kunni Afifah, Tanggung Jawab dan Perlindungan Hukum bagi Notaris secara Perdata Terhadap
Akta yang Dibuatnya, Yogyakarta, No. 1 Vol. 2 Januari 2017: hal 151
8
https://bizlaw.co.id/renvoi-akta-apa-itu/, June 1, 2021
9
Letezia Tobing, S.H., M.Kn., Prosedur Jika Terdapat Kesalahan Dalam Akta Notaris. 31 Juli 2013

Hal 3
10
mengenai renvoi dan pembetulan . Akta notaris diatur dalam Undang-
Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

3) Terjadi kesalahan ketik pada minuta akta yang telah keluar salinannya
Notaris memiliki tanggung jawab untuk melakukan perbaikan guna
memberikan kepastian hukum.
Beberapa langkah yang dapat diambil dalam
situasi ini antara lain;
i) Perbaikan pada akta: Notaris dapat melakukan perbaikan pada akta
dengan diketahui oleh para penghadap dan saksi-saksi 11. Hal ini
bertujuan untuk memastikan bahwa isi akta sesuai dengan yang
sebenarnya diinginkan oleh para pihak yang terlibat.

ii) Pemanggilan kembali para pihak: Jika terjadi kesalahan ketik pada
minuta akta yang telah keluar salinannya, notaris wajib memanggil
kembali para pihak yang terlibat untuk melakukan perbaikan akta 12.
Hal ini penting agar semua pihak yang terlibat dapat mengetahui dan
menyetujui perbaikan yang dilakukan.

iii) Penelitian hukum normatif: Dalam penelitian hukum normatif, bahan


pustaka atau bahan hukum sekunder diteliti untuk menganalisis upaya
penyelesaian yang dilakukan notaris atas kesalahan ketik pada akta dan
tanggung jawab notaris atas kesalahan ketik akta yang sudah keluar
salinan aktanya13.

10
https://bizlaw.co.id/renvoi-akta-apa-itu/, June 1, 2021
11
Ali Marzuki, M. (2018). Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Ketik Pada Minuta Akta Yang
Sudah Keluar Salinan Akta. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 4(2) 2018, hal 128
12
Shitavadhani Devi., SH., M.Kn., MH, Upaya Perbaikan Kesalahan Ketik Dalam Minuta Akta Yang
Salinannya Telah Dikeluarkan Pada Notaris Dan Ppat, Jombang 2019, Hal 22
13
Ali Marzuki, M. (2018). Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Ketik Pada Minuta Akta Yang
Sudah Keluar Salinan Akta. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 4(2) 2018, hal 134

Hal 4
iv) Pendekatan undang-undang dan pendekatan konseptual: Dalam
penelitian hukum normatif yang menggunakan pendekatan undang-
undang dan pendekatan konseptual, hasil penelitian menunjukkan
bahwa notaris memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan
ketik pada minuta akta yang sudah keluar salinan akta. Perbaikan dapat
dilakukan dengan diketahui oleh para penghadap dan saksi-saksi. Jika
terjadi kesalahan ketik pada minuta akta yang sudah keluar salinannya,
notaris wajib memanggil kembali para pihak untuk melakukan
perbaikan akta14.

Oleh karena itu, notaris harus selalu berhati-hati dan teliti dalam
membuat akta, termasuk dalam hal pengetikan minuta akta, untuk
menghindari kesalahan yang dapat merugikan pihak-pihak yang terlibat
dalam akta tersebut. Jika terjadi kesalahan, notaris harus segera
memperbaiki akta tersebut agar kebenaran materiil akta dapat terjamin.

4) Terdapat Kesalahan Ketik pada Minuta Akta bersifat substantif atau


non-substantif.
Notaris memiliki kewenangan untuk membetulkan kesalahan ketik
yang bersifat substansial dan non-substantif. Kesalahan ketik pada minuta akta
notaris dapat bersifat substantif atau non-substantif. Kesalahan ketik yang
bersifat non-substantif tidak menyebabkan perbedaan makna yang signifikan
dalam substansi akta, seperti kesalahan dalam ejaan. Sedangkan kesalahan
ketik yang bersifat substantif mengakibatkan perbedaan makna atau perbedaan
maksud yang signifikan di dalam substansi akta, sehingga substansi akta
menjadi tidak sesuai dengan yang sebenarnya ingin dituangkan dalam akta
tersebut oleh para penghadap atau oleh notaris.
Jika kesalahan ketik tersebut terdapat pada minuta akta yang telah
ditandatangani, notaris berwenang untuk membetulkannya. Namun,

14
Mochamat Dika Febriyan, Tanggung Jawab Dan Akibat Hukum Notaris Terkait Kesalahan
Pengetikan Dalam Akta Notaris Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang
Jabatan Notaris, Jember, Hal 20
Hal 5
pembetulan yang dapat dilakukan hanya pembetulan kesalahan tulis dan/ atau
kesalahan ketik yang tidak bersifat substansial 15. Jika kesalahan ketik tersebut
bersifat substansial, maka tidak dapat dilakukan pembetulan setelah minuta
akta ditandatangani16. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Jabatan Notaris
Pasal 51 yang menyatakan bahwa Notaris bertanggung jawab untuk membuat
akta otentik dan memiliki kewenangan untuk membuat perubahan pada akta
tersebut jika terdapat kesalahan17.

5) Apabila sudah diperbaiki


Apabila sudah diperbaiki, maka akta tersebut dapat diperbaiki
dengan membuat Akta Berita Acara Pembetulan dan salinannya wajib
disampaikan kepada para pihak. Akta Berita Acara tersebut harus
mencantumkan tanggal dan nomor dari berita acara perbaikan dari akta
tersebut. Pembetulan ini dilakukan di hadapan penghadap, saksi, dan Notaris
yang dituangkan dalam berita acara dan memberikan catatan tentang hal
tersebut pada Minuta Akta asli dengan menyebutkan tanggal dan nomor Akta
berita acara pembetulan. Salinan Akta berita acaranya wajib disampaikan
kepada para pihak. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, notaris dapat
memastikan bahwa perbaikan yang dilakukan pada minuta akta yang
mengakibatkan renvoi telah sesuai dengan ketentuan hukum dan dapat
memberikan kepastian hukum bagi para pihak yang terlibat dalam akta
tersebut.

6) Implikasi Hukum Bagi Notaris yang Mengakibatkan Renvoi adalah


sebagai berikut:

15
Letezia Tobing, S.H., M.Kn., Prosedur Jika Terdapat Kesalahan Dalam Akta Notaris. 31 Juli 2013.
16
Faradilla Asyatama, ‘Tanggung Jawab Notaris Setelah Berakhir Masa Jabatannya Terhadap
Kesalahan Ketik Dalam Pembuatan Akta Otentik (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Cilacap
Nomor 114/PDT.P/ 2018/PN.CLP)" Indonesian Notary: Vol. 3, Article 10, Hal 258
17
Made Ciria Angga Mahendra, Akibat Hukum Terhadap Kesalahan Ketik pada Akta yang Dibuat
Notaris, Vol. 4 No. 2 Agustus 2019, Hal 229

Hal 6
a) Akta hanya memiliki kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan:
Jika notaris tidak melakukan ketentuan renvoi atau pembetulan yang
diperlukan, akta tersebut hanya memiliki kekuatan pembuktian sebagai
akta di bawah tangan18.

b) Dapat dikenakan sanksi pidana: Renvoi dalam akta otentik tanpa


sepengetahuan para pihak merupakan perbuatan melawan hukum dan
dapat dikenakan Pasal 264 KUHP. Jika notaris melakukan tindakan yang
melanggar ketentuan hukum, pihak yang merasa dirugikan dapat
melaporkan notaris kepada aparat penegak hukum atas dasar melakukan
tindak pidana19.

c) Ketidakpastian hukum bagi pihak yang datang ke hadapan notaris: Praktik


yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum, seperti mengabaikan UUJN,
dapat menimbulkan ketidakpastian hukum bagi pihak yang datang ke
hadapan notaris untuk meminta bantuan dalam melakukan perbuatan
20
hukum. Praktik ini tidak hanya melanggar sumpah jabatan notaris,
tetapi juga dapat dikategorikan sebagai notaris yang tidak beritikad baik
yang mengacu kepada perbuatan melawan hukum dengan sengaja
membuat akta palsu.

d) Dapat dibatalkan atau batal demi hukum: Jika akta notaris mengandung
cacat hukum karena isi maupun prosedurnya tidak memenuhi ketentuan
perundang-undangan, baik Undang-Undang Jabatan Notaris maupun Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, akta tersebut dapat dibatalkan atau batal

18
Letezia Tobing, S.H., M.Kn., Prosedur Jika Terdapat Kesalahan Dalam Akta Notaris. 31 Juli 2013
19
Indri Caroline, Upaya Pencegahan Terhadap Renvoi Dalam Akta Notaris Yang Minutanya Telah
Ditandatangani Oleh Para Pihak, Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2023, Hal 163
20
Indri Caroline, Upaya Pencegahan Terhadap Renvoi Dalam Akta Notaris Yang Minutanya Telah
Ditandatangani Oleh Para Pihak, Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2023, hal 158

Hal 7
demi hukum21. Dalam hal ini, notaris bertanggung jawab secara pidana,
perdata, dan administrasi.

F. PENUTUP

1. Kesimpulan

Notaris wajib memanggil kembali para pihak untuk


melakukan perbaikan akta jika terjadi kesalahan ketik pada minuta
akta yang telah keluar salinannya22. Notaris bertanggung jawab secara
perdata atas akta yang dibuatnya, termasuk kesalahan ketik pada
minuta akta. Jika terjadi kerugian akibat kesalahan ketik pada akta,
notaris dapat dituntut secara perdata untuk memberikan ganti rugi,
biaya, dan bunga23. Notaris yang melakukan kesalahan ketik pada
minuta akta dapat dikenakan sanksi administratif berupa
pemberhentian sementara dari jabatannya sebagai notaris. Jika
kesalahan ketik pada minuta akta mengakibatkan cacat hukum pada
akta, akta tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum. Notaris
bertanggung jawab secara pidana, perdata, dan administrasi atas
kesalahan yang dilakukannya. Oleh karena itu, notaris harus berhati-
hati dan teliti dalam melakukan tugasnya agar tidak terjadi kesalahan
yang dapat merugikan pihak-pihak yang terlibat dalam akta tersebut24.
Jika terjadi kesalahan, notaris harus segera melakukan perbaikan dan

21
Nuneng Marlina, Renvoi Terhadap Akta Notaris Tanpa Pengesahan Para Pihak Dan Implikasi
Hukum Terhadap Aktanya Dan Para Pihak, Mei 2017
22
Shitavadhani Devi., SH., M.Kn., MH, Upaya Perbaikan Kesalahan Ketik Dalam Minuta Akta Yang
Salinannya Telah Dikeluarkan Pada Notaris Dan Ppat, Jombang 2019, Hal 24
23
Arum Kurnia Sari, Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Terhadap Hilangnya Minuta akta
Akibat Klelaian Notaris Dikota Semarang, UniVersitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang,
hal 114
24
Arum Kurnia Sari, Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Terhadap Hilangnya Minuta akta
Akibat Klelaian Notaris Dikota Semarang, UniVersitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang,
hal 124

Hal 8
memanggil kembali para pihak untuk melakukan perbaikan akta. Jika
terjadi kerugian akibat kesalahan notaris, pihak yang merasa
dirugikan dapat menuntut notaris secara perdata untuk memberikan
ganti rugi, biaya, dan bunga.

2. Saran

Notaris harus selalu berhati-hati dan teliti dalam melakukan


tugasnya agar tidak terjadi kesalahan ketik pada minuta akta yang
dapat mengakibatkan renvoi25. Notaris harus memastikan kebenaran
materiil akta dan melakukan perbaikan jika terjadi kesalahan dan juga
harus memanggil kembali para pihak untuk melakukan perbaikan akta,
jika terjadi kesalahan ketik pada minuta akta yang telah keluar
salinannya. Notaris harus memahami dan mematuhi peraturan jabatan
notaris, termasuk kode etik notaris. Hal ini akan membantu notaris
dalam menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai dengan ketentuan
hukum26. Notaris harus memahami implikasi hukum dari kesalahan
ketik pada minuta akta yang mengakibatkan renvoi, termasuk sanksi
administratif dan pemberhentian sementara dari jabatannya sebagai
notaris27. Notaris harus selalu berkomunikasi dengan para pihak yang
terlibat dalam akta untuk memastikan kebenaran materiil akta dan
menghindari terjadinya kesalahan ketik pada minuta akta. notaris dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dan meminimalkan terjadinya
kesalahan ketik pada minuta akta yang dapat mengakibatkan renvoi.

25
Mariam Daruz Badrulzaman, K.U.H.Perdata Buku III Hukum Perikatan Denan Penjelasan,
Penerbit Alumni, cetakan kedua,Bandung: Penerbit Alumni, 1993, hlm. 147-148
26
Muchammad Ali Marzuki, Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Ketik Pada Minuta Akta
Yang Sudah Keluar Salinan Akta, Archives / Vol. 4 No. 2 (2018): Jurnal Komunikasi Hukum
27
Arum Kurnia Sari, Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Terhadap Hilangnya Minuta akta
Akibat Klelaian Notaris Dikota Semarang, UniVersitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang,
hal 131

Hal 9
G. DAFTAR PUSTAKA

Shitavadhani Devi., SH., M.Kn., MH, Upaya Perbaikan Kesalahan Ketik


Dalam Minuta Akta Yang Salinannya Telah Dikeluarkan Pada Notaris
Dan Ppat, Jombang 2019, Hal 22, 24
Arum Kurnia Sari, Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Terhadap
Hilangnya Minuta akta Akibat Kelalaian Notaris Dikota Semarang,
Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, hal 124 , 114,
131
Rositawati, D., Utama, I. M. A., & Kasih, D. P. D, Penyimpanan Protokol
Notaris Secara Elektronik Dalam Kaitan Cyber Notary, Acta
Comitas,2017, hal 172
Komar Andasasmita, 1983, Notaris Selayang Pandang, Cet. 2, Bandung
Alumni, Bandung, h. 2

Kunni Afifah, Tanggung Jawab dan Perlindungan Hukum bagi Notaris secara
Perdata Terhadap Akta yang Dibuatnya, Yogyakarta, No. 1 Vol. 2
Januari 2017: hal 150

Letezia Tobing, S.H., M.Kn., Prosedur Jika Terdapat Kesalahan Dalam Akta
Notaris. 31 Juli 2013

Ali Marzuki, M. (2018). Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Ketik Pada
Minuta Akta Yang Sudah Keluar Salinan Akta. Jurnal Komunikasi
Hukum (JKH), 4(2) 2018, hal 128, 134

Mochamat Dika Febriyan, Tanggung Jawab Dan Akibat Hukum Notaris


Terkait Kesalahan Pengetikan Dalam Akta Notaris Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris,
Jember, Hal 20

Faradilla Asyatama, ‘Tanggung Jawab Notaris Setelah Berakhir Masa


Jabatannya Terhadap Kesalahan Ketik Dalam Pembuatan Akta Otentik

Hal 10
(Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Cilacap Nomor 114/PDT.P/
2018/PN.CLP)" Indonesian Notary: Vol. 3, Article 10, Hal 258

Made Ciria Angga Mahendra, Akibat Hukum Terhadap Kesalahan Ketik pada
Akta yang Dibuat Notaris, Vol. 4 No. 2 Agustus 2019, Hal 229

Indri Caroline, Upaya Pencegahan Terhadap Renvoi Dalam Akta Notaris


Yang Minutanya Telah Ditandatangani Oleh Para Pihak, Vol. 2, No. 1,
Januari-Juni 2023, Hal 158,163

Nuneng Marlina, Renvoi Terhadap Akta Notaris Tanpa Pengesahan Para


Pihak Dan Implikasi Hukum Terhadap Aktanya Dan Para Pihak, Mei
2017

Mariam Daruz Badrulzaman, K.U.H. Perdata Buku III Hukum Perikatan


Denan Penjelasan, Penerbit Alumni, cetakan kedua,Bandung: Penerbit
Alumni, 1993, hlm. 147-148

https://bizlaw.co.id/renvoi-akta-apa-itu/, June 1, 2021

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/18090/05.2bab2.pdf?seq
uence=7&isAllowed=y

Hal 11

Anda mungkin juga menyukai