Ahda Budiansyah
Magister Kenotariatan Universitas Mataram
Email : boby69@roketmail.com
Naskah diterima : 03/02/2016; direvisi : 01/03/2016; disetujui : 05/04/2016
Abstract
Purpose of this research is to know responsibility in criminal and private law notary’s protocol and deed.
This research use normative method thorough statute approach and conceptual approach. Liability in
private law is based on wrongful act in accordance with Article 15 UUJN Jo Article 1365 Indonesia Civil
Code (KUHPerdata) with the burden of proof to plaintiff to deed which get degradation from authentic
deed to be unregistered deed base on wrongful act, compensation, and causality in action and tort
between notary and injured party. While responsibility in criminal law base on wrongful law thorough
there is intentional and negligence. Responsibility from criminal act, such as falsification of letter or
document, is accordance with Article 263 and Article 264 KUHP and embezzlement if breaking Article
372, 374 KUHP or false information under oath accordance with Article 242 KUHP. Obligation for
saving protocol and deed as a part of his obligation is accordance with Article 16 subsection (1) letter
b and e UUJN Jo Article 63, 65 and article 63 subsection (5) UUJN
Keyword: Responsibility, notary, protocol, and deed.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggung jawab pidana dan perdata terhadap akta dan
protokol notaris dengan menggunakan penelitian normatif, melalui pendekatan Statute approach
dan pendekatan konsep Conceptual Approach. Adapun tanggung jawab secara perdata didasarkan
pada perbuatan melawan hukum yang didasarkan pada pasal 15 UUJN jo pasal 1365 KUH Perdata
dengan beban pembuktian pada penggugat terhadap akta notaris yang mengalami degradasi
dari akta autentik menjadi akta di bawah tangan berdasarkan adanya kesalahan, ganti rugi dan
hubungan sebab akibat antara perbuatan dan kerugian antara notaris dan pihak yang dirugikan.
Sedangkan tanggung jawab pidana berdasarkan unsur perbuatan melawan hukum melalui adanya
unsur-unsur kesengajaan maupun kealpaan bagi notaris. Tanggung jawab dari perbuatan pidana
terhadapnya adalah dalam bentuk tindak pidana pemalsuan dokumen atau surat yang diatur dalam
ketentuan Pasal 263 dan Pasal 264 KUHP dan penggelapan apabila melanggar ketentuan Pasal 372
dan Pasal 374 KUHP dan atau keterangan palsu di bawah sumpah yang diatur dalam ketentuan
Pasal 242 KUHP. Kewajiban untuk menyimpan akta dan protokol sebagai bagian dari kewajibannya
sebagaimana ketentuan pasal dengan Pasal 16 ayat (1) huruf b dan e UUJN jo pasal 63; pasal 65 dan
Pasal 63 ayat (5) UUJN.
Keyword : Tanggung jawab hukum ; notaris; akta dan protokol
PENDAHULUAN 1945, Pasal 1 ayat (3) yang dirumuskan
dalam amandemennya yang ketiga tanggal
Negara Indonesia adalah negara hukum, 10 November 2011. Sebagai konsekuensi dari
pernyataan tersebut diatur dalam Undang- paham negara hukum, maka seluruh sendi
Undang Dasar Negara Republik Indonesia kehidupan dalam masyarakat, berbangsa
Ahda Budiansyah |Tanggung Jawab Notaris Yang Telah Berakhir Masa Jabatanya Terhadap Akta ......
dan bernegara harus berdasarkan pada oleh undang-undang, dibuat oleh atau di
dan tidak boleh menyimpang pada norma- hadapan pegawai-pegawai umum yang
norma hukum yang berlaku di Indonesia, berkuasa untuk itu di tempat di mana
artinya hukum dijadikan panglima dalam akta dibuatnya.”
setiap penyelesaian permasalahan yang
berkenaan dengan individu, masyarakat dan Dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun
negara.1 Prinsip negara hukum menjamin 2014 tentang perubahan atas Undang-
kepastian, ketertiban dan perlindungan Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
hukum yang berintikan kebenaran dan Jabatan Notaris yang kemudian dalam
keadilan. Agar kepentingan manusia tulisan menggunakan istilah UUJN.
terlindungi, hukum harus dilaksanakan. Dijelaskan dalam Pasal 1 UUJN. Hamaker
Namun pelaksanaannya, hukum dapat dalam GHS. Lumban Tobing menguraikan
berjalan secara normal, tertib dan efektif, “tugas notaris dengan menyatakan bahwa
tetapi dapat juga terjadi pelanggaran hukum, notaris diangkat untuk atas permintaan
maka harus dilakukan upaya penegakan dari orang-orang yang melakukan tindakan
oleh aparatur yang berwenang, dan melalui hukum, hadir sebagai saksi pada perbuatan
penegakan hukum inilah hukum ini hukum yang mereka lakukan dan untuk
menjadi kenyataan. Kepastian, ketertiban menuliskan (mengkonstatir) apa yang
dan perlindungan hukum dalam lalu lintas disaksikannya itu”3.
hukum pada umumnya memerlukan alat Berdasarkan pengertian mengenai
bukti yang menentukan dengan jelas hak notaris serta tugas dan kewenangannya itu
dan kewajiban seseorang sebagai subyek Pasal 15 ayat (1) UUJN jo Pasal 1870 KUH
hukum dalam masyarakat. Perdata. Pasal 15 ayat (2) huruf e UUJN,
Pentingnya peranan notaris dalam Notaris berwenang pula memberikan
membantu menciptakan kepastian dan penyuluhan hukum sehubungan dengan
perlindungan masyarakat, lebih bersifat pembuatan aktanya. Pada pasal 8 UUJN,
preventif, atau bersifat pencegahan notaris diberhentikan dengan hormat
terjadinya masalah hukum, dengan cara karena, meninggal dunia, permintaan
penertiban akta otentik yang dibuat sendiri, telah berumur 65 tahun dan dapat
dihadapinya terkait dengan status hukum, diperpanjang 2 tahun dengan pertimbangan
hak dan kewajiban seseorang dalam kesehatan notaris. Akan tetapi walaupun
hukum, dan lain sebagainya, yang berfungsi notaris sudah tidak menjabat lagi, tidak
sebagai alat bukti yang paling sempurna di menutup kemungkinan akta-akta yang
pengadilan, dalam hal terjadi sengketa hak pernah dibuat di hadapan notaris tersebut,
dan kewajiban yang terkait.2 Akta notaris di kemudian hari disengketakan oleh pihak
bersifat otentik dan merupakan alat bukti ketiga atau para pihak yang berkepentingan
terkuat dan terpenuhi dalam setiap perkara dalam hubungan hukum, serta akibat-
yang terkait dengan akta notaris tersebut. akibat yang dirasa menimbulkan kerugian
Sebagaimana yang ditentukan pada pasal oleh salah satu pihak.
1868 Kitab Undang-Undang Hukum Demi pertanggung jawaban akta notaris
Perdata (KUHPerdata) yaitu tersebut, dalam pasal 62 UUJN menentukan
”Suatu akta otentik ialah suatu akta bagaimana penyerahan protokol notaris
yang di dalam bentuk yang ditentukan dilakukan, sedangkan menurut ketentuan
umum Pasal 1 angka 13 UUJN, dijelaskan
1
Sjaifurrachamn & Habib Adjie, Aspek Pertanggung-
tentang definisi Protokol , yaitu kumpulan
jawaban Notaris dalam Pembuatan Akta, Cv Mandar
Maju, Bandung, 2011, hlm. 1. 3
G.H.S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris,
2
ibid. cet. 5, Erlangga, Jakarta, 1999, hlm. 42.
dokumen yang merupakan arsip negara yang jika notaris tersebut telah berakhir masa
harus disimpan dan dipelihara oleh Notaris. jabatannya, serta bagaimana tanggung
Penyimpanan protokol notaris oleh Notaris jawab pemeliharaan dan penyimpanan
Pemegang Protokol merupakan suatu upaya protokol notaris.
untuk menjaga umur yuridis akta notaris
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
sebagai alat bukti yang sempurna bagi para
peneliti akan membahas mengenai masalah
pihak atau ahli warisnya tentang segala
tanggung jawab notaris tersebut. Untuk
hal yang termuat di dalam akta tersebut.
membatasi permasalahan tersebut maka
Pertanggung jawaban protokol tersebut
perlu dirumuskan pokok permasalahan
secara eksplisit disebutkan dalam pasal 65
yang pertama; Bagaimana tanggung
UUJN 2014 yang menyebutkan :
jawab notaris yang telah berakhir masa
“Notaris, Notaris pengganti dan Pejabat jabatannya terhadap akta yang dibuatnya?.
sementara notaries bertanggung jawab Kedua; Bagaimana tanggung jawab notaris
atas setiap akta yang dibuatnya, meskip- terhadap pemeliharaan dan penyimpanan
un protokol notaris telah diserahkan atau protokol?
dipindahkan kepada pihak penyimpan Adapun metode yang digunakan dalam
protokol Notaris. penelitian ini adalah metode penelitian
yuridis normatif yang menekankan pada
Memperhatikan makna dari ketentuan
norma-norma hukum dengan menganalisa
Pasal 65 UUJN tersebut, dapat dikatakan
peraturan perundang-undangan terkait
bahwa ketentuan pasal ini merupakan
tentang jabatan notaris serta peraturan
ketentuan yang tidak lazim di dunia
perundang-undangan lain yang
peradilan, dan menimbulkan ketidakadilan
mendasarinya. Adapun tipe penelitian yang
karena di Indonesia tidak dikenal tanggung
digunakan adalah penelitian yang bersifat
gugat secara mutlak tanpa batas waktu dan
eksplanatoris dengan menggambarkan
ketidakadilan dalam arti tidak ada jabatan
serta menjelaskan lebih mendalam
di Indonesia yang tanggung gugatnya
mengenai gejala yang timbul dari pokok
tanpa batas. Menurut teori dari Robert B.
permasalahan dalam penelitian ini serta
Seidman di dalam buku Sjaifurahman dan
berusaha mencari jawaban berkaitan
Habieb Adjie menguraikan tentang sistem
dengan pokok permasalahan.5 Penelitian
bekerjanya hukum, maka pada waktu
menggunakan pendekatan, pertama; Statute
notaris menjalankan tugas jabatannya di
approach yaitu dengan mengkaji peraturan
bidang kenotariatan, kedudukan notaris
perundang-undangan yang berkaitan atau
sebagai pelaksana hukum, sedangkan pada
menjadi landasan hukum dari isu hukum
waktu notaris dikenakan tanggung gugat,
yang dibahas dalam penelitian. Kedua;
kedudukan notaris sebagai yang dikenakan
Conceptual Approach yaitu pendekatan
hukum berhadapan dengan penerap
yang berlandaskan dari pandangan dan
sanksi.4 Dengan kata lain bahwa pasal
doktrin yang berkembang dalam ilmu
65 UUJN harus diperluas dan diperjelas
hukum. Adanya doktrin atau pandangan
maknanya, agar dalam penafsiran dan
ahli hukum akan memperjelas pengertian,
penerapannya dapat memperoleh jaminan
konsep dan asas hukum yang dibahas dalam
kepastian hukum, bukan saja tentang
penelitian ini
batas waktu pertanggung jawaban notaris,
akan tetapi lebih luas lagi yaitu bagaimana Adapun Jenis bahan hukum yang
tanggung jawab notaris atas pengaduan digunakan adalah bahan Hukum Primer
pihak ketiga terhadap subtsansi aktanya,
5
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum,
4
Sjaifurahman. , Habieb Adjie , Op cit, hlm. 192-193. UI Press, Jakarta, 2008, hlm. 10.
antara lain, yaitu : Undang-undang Dasar menimbulkan kerugian. Dalam teori ini
1945, UUJN 2004 dan UUJN 2014 . Bahan beban tanggung jawab ditujukan pada
hukum yang tidak dikodifikasi, seperti manusia selaku pribadi.
hukum adat. Yurisprudensi. Traktat, dan;
2. teori fautes de services, yaitu teori yang
KUH Perdata. Bahan Hukum Sekunder
menyatakan bahwa kerugian terhadap
adalah bahan hukum yang memberikan
pihak ketiga dibebankan pada instansi dari
penjelasan mengenai bahan hukum primer,
pejabat yang bersangkutan. Menurut teori
meliputi : Naskah akademis.
ini tanggung jawab dibebankan kepada
PEMBAHASAN jabatan. Dalam penerapannya, kerugian
yang timbul itu disesuaikan pula apakah
A. Tanggung Jawab Notaris Yang Telah kesalahan yang dilakukan itu merupakan
Berakhir Masa Jabatanya Terhadap kesalahan berat atau kesalahan ringan,
Akta Yang Dibuatnya dimana berat dan ringannya suatu
kesalahan berimplikasi pada tanggung
Ada dua istilah yang menunjuk pada jawab yang harus ditanggung.7
pertanggungjawaban dalam kamus hukum,
yaitu liability dan responsibility. Liability Tanggung jawab (responsibility)
merupakan istilah hukum yang luas yang merupakan suatu refleksi tingkah laku
menunjuk hampir semua karakter resiko manusia. Penampilan tingkah laku manusia
atau tanggung jawab, yang pasti, yang terkait dengan kontrol jiwanya, merupakan
bergantung atau yang mungkin meliputi bagian dari bentuk pertimbangan
semua karakter hak dan kewajiban secara intelektualnya atau mentalnya. Bilamana
aktual atau potensial seperti kerugian, suatu keputusan telah diambil atau ditolak,
ancaman, kejahatan, biaya atau kondisi yang sudah merupakan bagian dari tanggung
menciptakan tugas untuk melaksanakan jawab dan akibat pilihannya. Tidak ada
undang-undang. Responsibility berarti hal alasan lain mengapa hal itu dilakukan
yang dapat diper-tanggungjawabkan atas atau ditinggalkan. Keputusan tersebut
suatu kewajiban, dan termasuk putusan, dianggap telah dipimpin oleh kesadaran
ketrampilan, kemampuan dan kecakapan intelektualnya.8 Tanggung jawab dalam arti
meliputi juga kewajiban bertanggung jawab hukum adalah tanggung jawab yang benar-
atas undang-undang yang dilaksanakan. benar terkait dengan hak dan kewajibannya,
Dalam pengertian dan penggunaan bukan dalam arti tanggung jawab yang
praktis, istilah liability menunjuk pada dikaitkan dengan gejolak jiwa sesaat atau
pertanggungjawaban hukum, yaitu yang tidak disadari akibatnya. Dari urain di
tanggung gugat akibat kesalahan yang atas, maka dapat dipahamai bahwa terdapat
dilakukan oleh subyek hukum, sedangkan tanggung jawab secara perdata maupun
istilah responsibility menunjuk pada pidana oleh notaris.
pertanggungjawaban politik6. Mengenai
1. Tanggung Jawab Secara Perdata
persoalan pertang-gungjawaban pejabat
menurut Kranenburg dan Vegtig ada dua Tanggungjawab hukum secara perdata
teori yang melandasinya yaitu: tidak bisa dilepaskan dari unsur dari
1. teori fautes personalles, yaitu teori yang perbuatan melawan hukum. Perbuatan
menyatakan bahwa kerugian terhadap melawan hukum yaitu adanya suatu
pihak ketiga dibebankan kepada pejabat perbuatan yang dilakukan secara melawan
yang karena tindakannya itu telah 7
Ibid, hlm. 365.
8
Masyhur Efendi, Dimensi / Dinamika Hak Asasi
6
Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara, Raja Manusia Dalam Hukum Nasional Dan Internasional,
Grafindo Persada, Jakarta, 2006), hlm. 335-337. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994, hlm. 121.
hukum, adanya kesalahan dan adanya hukum dalam pembuatan akta otentik
kerugian yang ditimbulkan. Perbuatan dalam bentuk :
melawan hukum disini diartikan luas,
Adanya kerugian (Schade) yang
yaitu suatu perbuatan tidak saja melanggar
ditimbulkan dari perbuatan melawan
undang-undang, tetapi juga melanggar
hukum tersebut karena adanya kerugian
kepatutan, kesusilaan atau hak orang lain dan
akibat perbuatan notaries. Sehingga oleh
menimbulkan kerugian. Suatu perbuatan
orang lain berhak mengajukan ganti rugi
dikategorikan perbuatan melawan hukum
atas kerugian yang dideritanya kepada
apabila perbuatan tersebut melanggar hak
pengadilan negeri. Ganti rugi yang diminta
orang lain, bertentangan dengan kewajiban
dapat berupa ganti rugi yang bersifat
hukum pelaku, bertentangan dengan
materiil dan immaterial.
kesusilaan, bertentangan dengan kepatutan
dalam memperhatikan kepentingan diri dan 1. Adanya kesalahan sebagai syarat per-
harta orang lain dalam kehidupan sehari- buatan dikatakan perbuatan melawan
hari.9 hukum yaitu adanya perbuatan-per-
buatan yang melawan hukum, harus
2. Perbuatan Melawan Hukum yang Di-
ada kesalahan, dan
lakukan Notaris
2. Adanya hubungan sebab dan akibat
Notaris melakukan perbuatan melawan antara perbuatan dan kerugian, serta
hukum dapat didasarkan pada Pasal 1365 adanya kerugian yang ditimbulkan .
KUHPerdata yang menyatakan Dalam pertanggungjawaban seorang
“tiap perbuatan melanggar hukum yang notaris secara perdata, hakim dalam
membawa kerugian kepada seorang lain, menangani perkara perdata yang melibatkan
notaris mencari suatu kebenaran formil
mewajibkan orang yang karena salahn-
dari akta otentik yaitu kebenaran dari
ya menerbitkan kerugian itu, mengganti
apa yang diperoleh berdasarkan apa yang
kerugian itu. Sehingga pasal tersebut
dikemukakan oleh para pihak. Kebenaran
merupakan dasar untuk menyatakan per- ini digali dari fakta-fakta yang diajukan
buatan yang dilakukan Notaris merupak- oleh para pihak. Kebenaran dalam ranah
an perbuatan melawan hukum.” perdata sangat tergantung dari para pihak.
Menurut Meyers hak subyektif adalah Peran notaris disini hanya mencatat atau
wewenang khusus yang diberikan oleh menuangkan suatu perbuatan hukum yang
hukum pada seseorang dimana dapat dilakukan oleh para pihak/penghadap ke
memperolehnya demi kepentingannya. dalam akta. notaris hanya mengkonstatir
Hak subyektif terdiri dari hak kebendaan apa yang terjadi, apa yang dilihat, dan
dan absolute, hak pribadi yang meliputi dialaminya dari para pihak/penghadap
hak untuk mempunyai integritas terhadap tersebut berikut menyesuaikan syarat-
jiwa dan kehidupan, hak atas kebendaan syarat formil pembuatan akta otentik
pribadi, hak atas kehormatan dan hak kemudian menuangkannya ke dalam akta.
istimewa juga nama baik.10 Hal ini dapat Namun notaris dapat juga dipertanggung
dikatakan melanggar hak subyektif orang jawabkan atas kebenaran materiil suatu
lain apabila melakukan perbuatan melawan akta bila nasihat hukum yang diberikannya
ternyata dikemudian hari merupakan
suatu yang keliru. Serta apabila dalam
9
http//www.pps.unud.ac.id.hal 61-62 diakses pada pembuatan akta tersebut ternyata notaris
tanggal 20 oktober 2015 tidak memberikan akses mengenai suatu
10
M.A Moegni Djojodirjo, Perbuatan melawan hu-
kum, Pradnya Paramita, Jakarta,1982, hlm. 21 hukum tertentu yang berkaitan dengan akta
yang dibuatnya sehingga salah satu pihak para penghadap merupakan hubungan
merasa tertipu atas ketidaktahuannya. hukum yang khas, dengan karakter sebagai
Untuk itulah disarankan bagi notaris untuk berikut :
memberikan informasi hukum yang penting
yang selayaknya diketahui klien sepanjang Tidak perlu dibuat suatu perjanjian baik
yang berurusan dengan masalah hukum. lisan maupun tertulis dalam pemberian
Sanksi merupakan alat pemaksa, selain kuasa untuk membuat akta atau untuk
hukuman, juga untuk menaati ketetapan melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
yang ditentukan dalam peraturan atau
perjanjian. Sanksi juga diartikan sebagai Mereka yang datang ke hadapan
alat pemaksa sebagai hukuman jika tidak notaris, dengan anggapan bahwa notaris
taat kepada perjanjian. Sanksi merupakan mempunyai kemampuan untuk membantu
alat kekuasaan yang bersifat hukum publik memformulasikan keinginan para pihak
yang digunakan oleh penguasa sebagai secara tertulis dalam bentuk akta otentik.
reaksi terhadap ketidakpatuhan pada Hasil akhir dari tindakan notaris
norma Hukum Administrasi. Dengan berdasarkan kewenangan notaris yang
demikian unsur-unsur sanksi yaitu sebagai berasal dari permintaan atau keinginan
alat kekuasaan, bersifat hukum publik, para pihak sendiri. Notaris bukan pihak
digunakan oleh penguasa dan sebagai reaksi dalam akta yang bersangkutan.11
terhadap ketidakpatuhan. Sebagaimana
tercantum dalam UUJN dan UU perubahan Hubungan hukum antara notaris dan
atas UUJN, serta untuk mengembalikan para penghadap yang telah membuat akta di
tindakan notaris dalam melaksanakan tugas hadapan notaris untuk menentukan bentuk
dan jabatannya untuk tertib sesuai dengan hubungan notaris dengan para penghadap
UUJN dan UU perubahan atas UUJN. harus dikaitkan dengan ketentuan Pasal
1869 KUHPerdata jo. pasal 14 UUJN.
Sanksi yang diberikan yang diberikan Kemudian hal ini dapat dijadikan dasar
terhadap pertanggungjawaban perdata untuk menggugat notaris sebagai suatu
seorang notaris yang melakukan perbuatan perbuatan melawan hukum atau dengan
melawan hukum pembuatan akta otentik kata lain hubungan notaris dan para
adalah sanksi perdata. Sanksi ini berupa penghadap dapat dikualifikasikan sebagai
penggantian biaya, ganti rugi dan bunga perbuatan melawan hukum, karena notaris
merupakan akibat yang akan diterima tidak berwenang membuat akta yang
notaris atas tuntutan para penghadap yang bersangkutan dan akta notaris cacat dalam
merasa dirugikan atas pembuatan akta bentuknya. Perbuatan melawan hukum
oleh notaris. Penggantian biaya, ganti rugi dan ketidakcermatan, ketidaktelitian,
atau bunga harus didasarkan pada suatu ketidaktepatan dalam teknik administratif
hubungan hukum antara notaris dengan membuat akta berdasarkan UUJN dan UU
para pihak yang menghadap notaris. perubahan atas UUJN serta penerapan
Dalam perubahan UUJN, pasal 41 UU berbagai aturan hukum yang tertuang
menentukan adanya sanksi perdata, jika dalam akta yang bersangkutan untuk para
notaris melakukan perbuatan melawan penghadap, yang tidak didasarkan pada
hukum atau pelanggaran terhadap Pasal kemampuan menguasai keilmuan bidang
38, Pasal 39, dan Pasal 40 UU perubahan notaris secara khusus dan hukum pada
atas UUJN maka akta notaris hanya akan umumnya. Penjatuhan sanksi perdata
mempunyai pembuktian sebagai akta di berdasarkan pada putusan pengadilan yang
bawah tangan. Meskipun jika dilihat dari 11
Adjie, Habib II,Hukum Notaris Indonesia, Refika
hubungan hukum antara notaris dengan Aditama, Bandung, 2009, hlm. 102.
telah mempunyai kekuatan tetap yang amar bahwa perbuatan itu menurut pandangan
putusannya menghukum notaris untuk masyarakat tidak diperbolehkan;
membayar biaya, ganti rugi, dan bunga
Mampu untuk menentukan niat dalam
kepada penggugat.
melakukan perbuatan itu.
3. Tanggung jawab Notaris atas Akta
Permasalahan pertama menyangkut
yang Cacat Hukum
apakah notaris dalam hal membuat akta
Terkait dengan kesalahan notaris, otentik mengerti benar akan nilai dan
maka yang digunakan adalah beroepsfout. akibat-akibat dari pembuatan akta tersebut,
Beroepsfout merupakan istilah khusus yang sebelum akhirnya akta tersebut dinyatakan
ditujukan terhadap kesalahan, kesalahan cacat hukum. Dalam praktek lebih banyak
tersebut dilakukan oleh para profesional ditemui seorang notaris yang akan membuat
dengan jabatan-jabatan khusus, yaitu akta cenderung menganggap akta yang
Dokter, Advokat dan Notaris. Kesalahan- dibuat sudah sah apabila para pihak telah
kesalahan tersebut dilakukan dalam sepakat, dan masing-masing pihak cakap
menjalankan suatu jabatan. Namun istilah melakukan perbuatan hukum, ada objek
kesalahan dalam hal ini sifatnya objektif dan causa yang diperbolehkan. Hal ini
dalam pengertian istilah kesalahan ini selaras dengan pendapat Koeswadji, bahwa
dalam konteks beroepsfout ditujukan kepada akibat suatu kesalahan dalam menjalankan
para profesional dalam menjalankan tugas jabatannya, notaris dapat disebabkan
jabatannya. Namun untuk mengkaji oleh kurangnya pengetahuan onvoldoende
pengertian kesalahan pada beroepsfout kennis, kekurangan pengalaman onvoldoende
dapat mengacu pada definisi kesalahan ervaring dan kekurangan pengertian
pada umumnya, khususnya dalam hukum onvoldoende inzicht.13
pidana. Disamping pengertian kesalahan Seorang notaris tidak hanya mendapat
objektif, juga terdapat persyaratan secara pengetahuan secara teoritis, tetapi juga
khusus untuk dapat mendalilkan, bahwa secara praktis dengan kemampuan teknis
notaris telah bersalah dalam menjalankan maupun teoritis tersebut, maka seorang
jabatannya. Definisi kesalahan secara notaris dipastikan memiliki kemampuan,
umum dapat ditemukan dalam bidang bahkan sudah seharusnya bagi notaris
hukum pidana. Dalam hukum pidana, untuk mengerti sendiri nilai dan akibat-
seseorang yang dinyatakan bersalah harus akibat dari pembuatan akta. Demikian juga
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: dengan adanya bekal tersebut di atas notaris
a. Mampu bertanggung jawab; juga dianggap mampu untuk menyadari
b. Sengaja atau alpa; bahwa perbuatan itu menurut pandangan
c. Tidak ada alasan pemaaf. 12 masyarakat tidak diperbolehkan. Mampu
atau tidaknya seseorang untuk menentukan
Kemampuan bertanggung jawab
niat dalam melakukan perbuatan itu dapat
merupakan keadaan normalitas psikis dan
dipengaruhi oleh faktor usia, misalnya usia
kematangan atau kecerdasan seseorang
yang belum dewasa, keadaan orang tersebut
yang membawa kepada tiga kemampuan
ditaruh di bawah pengampuan, atau karena
yaitu:
ada tekanan yang berasal dari luar dirinya,
Mampu untuk mengerti nilai dan akibat-
akibatnya sendiri. Mampu untuk menyadari
12
E.Y Kanter dan S.R Sianturi, Asas- asas hukum 13
Koeswadji dalam Nico, Tanggung jawab Notaris Se-
pidana di Indonesia dan penerapannya, Alumni AHM- laku Pejabat Umum, Center of Documentation and Stud-
PTHM, Jakarta,1982,hlm.166. ies of Bussines Law,Yogyakarta,2003,hlm.98.
Apabila hal tersebut tidak disertai dengan Tanggung jawab notaris secara pidana
pelanggaran kode etik atau bahkan atas akta yang dibuatnya tidak diatur dalam
dibenarkan oleh UUJN, maka mungkin UUJN namun tanggung jawab notaris
hal ini dapat menghapuskan sifat melawan secara pidana dikenakan apabila Notaris
hukum suatu perbuatan dengan suatu melakukan perbuatan pidana. UUJN
alasan pembenar. Pertanggungjawaban hanya mengatur sanksi atas pelanggaran
pidana lahir dengan diteruskannya yang dilakukan oleh notaris terhadap
celaan (verwijbaarheid) yang obyektif UUJN sanksi tersebut dapat berupa akta
terhadap perbuatan yang dinyatakan yang dibuat oleh notaris tidak memiliki
sebagai tindak pidana berdasarkan kekuatan otentik atau hanya mempunyai
Hukum Pidana yang berlaku, dan kekuatan sebagai akta di bawah tangan.
secara subyektif kepada pelaku yang Terhadap notarisnya sendiri dapat
memenuhi persyaratan untuk dapat diberikan sanksi yang berupa teguran
dikenakan pidana karena perbuatannya hingga pemberhentian dengan tidak
itu.19 Hal tersebut didasarkan pada asas hormat.
tidak dipidana jika tidak ada kesalahan
Sanksi pidana dianggap sebagai sanksi
atau “actus non facit reum nisi mens sit
paling kuat bagi perbuatan melawan
rea”. Orang tidak mungkin dimintakan
hukum yang dilakukan oleh notaris,
pertanggungjawaban dan dijatuhi
karena seperti disebutkan di atas sanksi
pidana jika tidak melakukan kesalahan.
pidana merupakan ultimum remedium
Akan tetapi seseorang yang melakukan
yaitu obat terakhir, apabila sanksi
perbuatan pidana, belum tentu dapat
perdata, administrasi atau sanksi kode
dipidananya. Orang yang melakukan
etik notaris tidak mempan atau dianggap
perbuatan pidana akan dipidanya apabila
tidak mempan dalam menghukum atau
dia mempunyai kesalahan.20
membuat notaris menjadi jera untuk
Penjatuhan sanksi pidana terhadap tidak melakukan perbuatan melawan
notaris dapat dilakukan sepanjang hukum lagi. Prosedur penerapan sanksi
batasan-batasan sebagaimana tersebut pidana yaitu berdasarkan putusan
dilanggar, artinya di samping memenuhi pengadilan yang telah mempunyai
rumusan pelanggaran yang tersebut dalam kekuatan hukum yang amar putusannya
UUJN dan kode etik jabatan notaris menghukum notaris untuk menjalani
juga harus memenuhi rumusan yang pidana tertentu. Jadi pertanggungjawaban
tersebut dalam KUHP. Apabila tindakan secara pidana terhadap notaris yang
pelanggaran atau perbuatan melawan melakukan perbuatan melawan hukum
hukum yang dilakukan oleh notaris adalahnotarismempertanggungjawabkan
memenuhi rumusan suatu tindak pidana, perbuatannya dengan penjatuhan sanksi
tetapi jika ternyata berdasarkan UUJN dan pidana terhadap notaris yang melakukan
menurut penilaian dari Majelis Pengawas perbuatan melawan hukum. Notaris dapat
Daerah bukan suatu pelanggaran. Maka dijatuhi sanksi pidana berupa pidana
notaris yang bersangkutan tidak dapat kurungan atau pidana penjara atau pidana
dijatuhi hukuman pidana, karena lainnya yang diatur dalam KUHP.
ukuran untuk menilai sebuah akta harus
didasarkan pada UUJN dan kode etik B. Bentuk Perbuatan melawan hukum
jabatan notaris. yang dilakukan notaris dalam hukum
pidana
19
Dwidja Priyatno, , Kebijakan Legislasi tentang
Sistem Pertanggungjawaban Pidana Korporasi di Indone- Perbuatan melawan hukum notaris
sia, CV. Utomo, Bandung, 2004 hlm. 30. dalam ranah Hukum Pidana diantarnya
20
Ibid, hlm. 56.
dapat berupa pemalsuan dokumen atau kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam
surat yang diatur dalam ketentuan Pasal kekuasaannya bukan karena kejahatan
263 dan Pasal 264 KUHP. Pasal 263 ayat diancam karena penggelapan, dengan
(1) dan (2) KUHP.21 Sedangkan dalam pidana penjara paling lama empat tahun
penjelasan dari Pasal 264 ayat (1) dan (2) atau pidana denda paling banyak sembilan
KUHP menyatakan bahwa : ratus rupiah.
(BPHTB) dan Surat Setoran Pajak (SSP). sanksi perdata atau administratif, atau
Sedangkan contoh penggelapan yang aspek-aspek tersebut merupakan batasan-
dilakukan oleh notaris yaitu penggelapan batasan yang jika dapat dibuktikan dapat
BPHTB yang dibayarkan klien.22 dijadikan dasar untuk menjatuhkan sanksi
administratif dan sanksi perdata terhadap
1. Batasan-batasan Akta Notaris yang Notaris. Namun ternyata di sisi yang lain
Dapat Dijadikan Dasar untuk Memi- batasan-batasan seperti itu ditempuh atau
danakan Notaris diselesaikan secara pidana atau dijadikan
Dalam UUJN diatur bahwa ketika notaris dasar untuk memidanakan notaris dengan
dalam menjalankan tugas jabatannya dasar notaris telah membuat surat palsu
terbukti melakukan pelanggaran, maka atau memalsukan akta dengan kualifikasi
notaris dapat dikenai atau dijatuhi sanksi, sebagai suatu tindak pidana yang dilakukan
berupa sanksi perdata, administrasi, dan oleh notaris.
kode etik jabatan notaris. Sanksi-sanksi Batasan-batasan yang dijadikan dasar
tersebut telah diatur sedemikian rupa, baik untuk memidanakan notaris tersebut
sebelumnya dalam PJN maupun sekarang merupakan aspek formal dari akta notaris,
dalam UUJN dan Kode Etik Jabatan dan seharusnya berdasarkan UUJN. Jika
Notaris, yang tidak mengatur adanya notaris terbukti melakukan pelanggaran
sanksi pidana terhadap notaris. Dalam dari aspek formal, maka dapat dijatuhi
praktek ditemukan kenyataan bahwa suatu sanksi perdata atau sanksi administrasi
tindakan hukum atau pelanggaran yang tergantung pada jenis pelanggarannya
dilakukan notaris sebenarnya dapat dijatuhi atau sanksi kode etik jabatan notaris.
sanksi administrasi atau perdata atau kode Memidanakan notaris berdasarkan aspek-
etik jabatan notaris, tapi kemudian ditarik aspek tersebut tanpa melakukan penelitian
atau dikuantifikasikan sebagai suatu atau pembuktian yang mendalam dengan
tindak pidana yang dilakukan oleh notaris. mencari unsur kesalahan atau kesengajaan
Pengkualifikasian tersebut berkaitan dari notaris merupakan suatu tindakan
dengan aspek-aspek seperti: 23
tanpa dasar hukum yang tidak dapat
1. Kepastian hari, tanggal, bulan, tahun, dipertanggungjawabkan.
dan pukul menghadap; Penjatuhan hukuman pidana terhadap
2. Pihak (siapa - orang) yang mengha- notaris tidak serta-merta akta yang
dap Notaris; bersangkutan menjadi batal demi hukum.
3. Tanda tangan yang menghadap; Suatu hal yang tidak tepat secara hukum
4. Salinan akta tidak sesuai dengan jika ada putusan pengadilan pidana dengan
minuta akta; amar putusan membatalkan akta notaris
5. Salinan akta ada, tanpa dibuat minu- dengan alasan notaris terbukti melakukan
ta akta; dan suatu tindak pidana pemalsuan. Dengan
6. Minuta akta tidak ditandatangani se- demikian yang harus dilakukan oleh
cara lengkap, tapi minuta akta dikelu- mereka yang akan atau berkeinginan untuk
menempatkan notaris sebagai terpidana,
arkan.
atas akta yang dibuat oleh atau di hadapan
Aspek-aspek tersebut jika terbukti notaris yang bersangkutan, maka tindakan
dilanggar oleh notaris, maka kepada hukum yang harus dilakukan adalah
notaris yang bersangkutan dapat dijatuhi membatalkan akta yang bersangkutan
22
http://http://www.pps.unud.ac.id, Op.cit,hlm.81-85 melalui gugatan perdata. Dalam penjatuhan
23
Habib Adjie,HukumNotariat di Indonesia-Tafsir- sanksi tersebut di atas perlu dikaitkan
anTematik Terhadap UU No.30 Tahun 2004 Tentang Ja-
batan Notaris , Refika Aditama, Bandung,2008, hlm. 57. dengan sasaran, sifat dan prosedur sanksi-
1. Ada tindakan hukum dari notaris (hard schuldrecht) untuk perbuatan yang
terhadap aspek formal akta yang sen- berkaitan dengan pekerjaan di bidang ilmu
gaja, penuh kesadaran dan seinsyafan pengetahuan (wetenschappelijke arbeiders)
serta direncanakan, bahwa akta yang seperti notaris.25 Notaris bukan tukang
dibuat di hadapan notaris atau oleh membuat akta atau orang yang mempunyai
notaris bersama-sama (sepakat) un- pekerjaan membuat akta, tapi notaris dalam
menjalankan tugas jabatannya didasari
tuk dijadikan dasar untuk melakukan
atau dilengkapi berbagai ilmu pengetahuan
suatu tindak pidana;
hukum dan ilmu-ilmu lainnya yang harus
2. Ada tindakan hukum dari notaris
dikuasai secara terintegrasi oleh notaris.
dalam membuat akta di hadapan
atau oleh notaris yang jika diukur ber- Akta yang dibuat di hadapan atau oleh
dasarkan UUJN tidak sesuai dengan notaris mempunyai kedudukan sebagai
UUJN; dan alat bukti, dengan demikian notaris harus
3. Tindakan notaris tersebut tidak mempunyai capital intellectual yang baik
sesuai menurut instansi yang ber- dalam menjalankan tugas jabatannya.
Pemeriksaan terhadap notaris kurang
wenang untuk menilai tindakan
memadai jika dilakukan oleh mereka yang
suatu notaris, dalam hal ini Majelis
belum mendalami dunia notaris, artinya
Pengawas Notaris .
mereka yang akan memeriksa notaris
Penjatuhan sanksi pidana terhadap harus dapat membuktikan kesalahan besar
notaris dapat dilakukan sepanjang batasan- yang dilakukan notaris secara intelektual,
batasan sebagaimana tersebut di atas dalam hal ini kekuatan logika (hukum)
dilanggar, artinya di samping memenuhi yang diperlukan dalam memeriksa notaris,
rumusan pelanggaran yang tersebut dalam bukan logika kekuatan (berarti kekuasaan)
UUJN dan Kode Etik Jabatan Notaris juga yang diperlukan dalam memeriksa notaris.
harus memenuhi rumusan yang tersebut
dalam KUHP. Jika tindakan notaris 1. Tanggung Jawab Notaris Terhadap
memenuhi rumusan suatu tindak pidana, Pemeliharaan Dan Penyimpanan
tapi jika ternyata berdasarkan UUJN dan Protokol
menurut penilaian dari Majelis Pengawas
a. Sistem Administrasi Dan Tata Kelola
Notaris bukan suatu pelanggaran, maka
Kantor Notaris
notaris yang bersangkutan tidak dapat
dijatuhi hukuman pidana, karena ukuran Kata “administrasi” dapat diartikan
untuk menilai sebuah akta harus didasarkan dalam arti sempit dan dalam arti luas.
pada UUJN dan Kode Etik Jabatan Notaris. Dalam arti sempit, administrasi dapat
diartikan sebagai kegiatan yang bersifat
Sanksi pidana merupakan ultimum
tulis menulis (kegiatan ketatausahaan),
remedium, yaitu obat terakhir apabila
seperti menulis daftar akta, daftar surat di
sanksi atau upaya-upaya pada cabang
bawah tangan yang disahkan, daftar surat
hukum lainnya tidak mempan atau
di bawah tangan yang dibukukan, dan lain-
dianggap tidak mempan. Oleh karena
lain. Namun dalam arti luas, administrasi
itu penggunaannya harus dibatasi.
sering kali diartikan sebagai manajemen,
Apabila masih ada jalan lain, janganlah
yakni perencanaan, perorganisasian,
menggunakan hukum pidana.24 Menurut
pengarahan, pengoordinasian dan
Meijers diperlukan adanya kesalahan besar
25
Herlien Budiono “Pertanggungjawaban Notaris Ber-
24
Sudarto,Hukum Pidana I, Badan penyediaan dasarkan Undang-undang Nomor 30 tahun 2004 (dilema
Bahan-bahan kuliah Fakultas Hukum Universitas Notaris di Antara Negara,Masyarakat dan pasar)” Ren-
Diponogoro,Semarang,1987/1988, hlm.13. voi, No4.28.III,3 september 2005
26
Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Kamus 27 Tan Thong Kie, Studi Notariat dan Serba-Serbi
Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Pusat Bahasa, Ba- Praktek Notaris.Buku I. PT Ichtiar Baru Van Hoeve, ce-
lai Pustaka, Jakarta. hlm.35. takan ke-2, Jakarta, 2000, hlm. 179.
dikembangkan dan diciptakan sendiri oleh Edisi Ketiga, Pusat Bahasa, Balai
masyarakat. Pustaka, Jakarta.