Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS HUKUM TERHADAP AKTA OTENTIK

YANG MENGANDUNG KETERANGAN PALSU


( STUDI KASUS DI KOTA MEDAN)

TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada
Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan

OLEH :

YUSNANI
057011100/M.KN

SEKOLAH PASCA SARJANA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
ANALISIS HUKUM TERHADAP AKTA OTENTIK
YANG MENGANDUNG KETERANGAN PALSU
( STUDI KASUS DI KOTA MEDAN)

NASKAH PUBLIKASI

OLEH :

YUSNANI
057011100/M.KN

SEKOLAH PASCA SARJANA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
Telah Diuji Pada :
Tanggal : 31 Juli 2007

Panitia Penguji Tesis


Ketua : Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH, M.Hum
Anggota : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, M.S.C.N
Notaris Syafnil Gani, SH, M.Kn
Notaris Syahril Sofyan, SH, M.Kn
Notaris Chairani Bustami, SH, M.Kn

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
ANALISIS HUKUM TERHADAP AKTA OTENTIK
YANG MENGANDUNG KETERANGAN PALSU
(STUDI KASUS DIKOTA MEDAN)
Yusnani 1
Syafruddin Kalo 2
Muhammad Yamin 3
Syafnil Gani 4

INTISARI

Notaris merupakan pejabat umum yang ditunjuk oleh undang-undang


dalam membuat akta otentik dan sekaligus notaris merupakan perpanjangan
tangan Pemerintah. Dalam menjalankan jabatannya notaris harus dapat bersikap
profesional dan mematuhi peraturan perundang-undangan serta menjunjung tinggi
Kode Etik Notaris. Notaris sebagai pejabat umum kepadanya dituntut tanggung
jawab terhadap akta yang di buatnya, yakni tanggung jawab hukum dan tanggung
jawab moral. Permasalahan dalam tesis ini adalah bagaimana pertanggung
jawaban notaris terhadap akta otentik yang mengandung keterangan palsu,
bagaimana sanksi yang diberikan kepada penghadap yang memberikan keterangan
palsu dalam akta otentik, dan bagaimana akibat hukumnya terhadap akta otentik
yang mengandung keterangan palsu.

Dalam rangka memberikan jawaban terhadap permasalahan maka


penelitian yang dilakukan adalah deskriptif analisis, yang menggunakan metode
pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Penelitian dilakukan
di Kantor-kantor Notaris, Kantor Pengadilan Negeri, dan Kantor Majelis
Pengawas Daerah (MPD) Notaris yang wilayah kerjanya di Kota Medan. Data
primer dan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan studi lapangan
dengan mempergunakan pedoman wawancara dan observasi lapangan.

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tanggung jawab


notaris terhadap akta otentik yang mengandung keterangan palsu adalah bahwa
notaris tidak dapat dipertanggungjawabkan secara hukum sebab notaris hanya
mencatat atau menuangkan suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh para
pihak/penghadap ke dalam akta.Notaris hanya mengkonstatir apa yang terjadi, apa
yang dilihat, dan dialaminya dari para pihak/penghadap tersebut berikut
menyesuaikan syarat-syarat formil dengan yang sebenarnya lalu menuangkannya ke
dalam akta. Notaris tidak diwajibkan untuk menyelidiki kebenaran isi materiil dari
akta otentik tersebut. Dan akta otentik tersebut akan menjadi bukti bahwa telah terjadi

1
Mahasiswa Program Studi Magister Kienotariatan Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara
2
Dosen Pembimbing Studi Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara
3
Dosen Pembimbing Studi Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara
4
Dosen Pembimbing Studi Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh para pihak/penghadap. Adapun sanksi
yang dapat diberikan kepada penghadap yang memberikan keterangan palsu dalam
akta otentik adalah berupa ancaman hukuman perdata yakni memberi ganti rugi atas
kerugian yang ditimbulkannya terhadap si penderita, dan secara pidana kepada
penghadap layak diberi hukuman pidana penjara sebab telah memenuhi unsur-unsur
dari pasal-pasal yang dituduhkan dan telah terbukti secara sah melakukan kejahatan
pemalsuan surat sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 266 ayat (1) KUHP jo.
Pasal 55 ayat (1) ke-1e KUHP, yakni ”secara bersama-sama menyuruh menempatkan
keterangan palsu dalam akta otentik”. Akibat hukum terhadap akta otentik yang
mengandung keterangan palsu adalah bahwa akta tersebut telah menimbulkan
sengketa dan diperkarakan di sidang Pengadilan, maka oleh pihak yang dirugikan
mengajukan gugatan secara perdata untuk menuntut pembatalan agar hakim memutus
dan mengabulkan pembatalan akta tersebut. Dengan adanya putusan hakim yang
berkekuatan hukum tetap maka dinyatakan akta tersebut batal demi hukum artinya
tidak mempunyai kekuatan hukum karena akta tersebut telah cacat hukum. Dan sejak
diputuskannya pembatalan akta itu oleh hakim maka berlakunya pembatalan itu
adalah berlaku surut yakni sejak perbuatan hukum/ perjanjian itu dibuat.
Disarankan kepada para semua pihak yang berkaitan dengan penerbitan akta otentik
seperti pihak penghadap dan notaris, agar berhati-hati dan waspada dalam segala hal
yang berhubungan dengan pembuatan akta, disamping itu juga diharapkan kepada
pihak yang berkompeten seperti Majelis Pengawas Daerah, pihak kepolisian,
pengadilan harus lebih selektif dalam melakukan pemeriksaan terhadap notaris.

Kata Kunci : - Akta Otentik


- Keterangan palsu

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
1
Student Magister Of Notarial Affairs Study Program School Of Postgraduate Studies, University
Of Nort Sumatera.
2
Lecturer Magister of Of Notarial Affairs Study Program School Of Postgraduate Studies,
University Of Nort Sumatera.
3
Lecturer Magister of Of Notarial Affairs Study Program School Of Postgraduate Studies,
University Of Nort Sumatera.
4
Lecturer Magister of Of Notarial Affairs Study Program School Of Postgraduate Studies,
University Of Nort Sumatera.

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
Key words : Authentic Notarial Document,
Counterfeit Information

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul : “ Analisis
Hukum Terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi
Kasus di Kota Medan)”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada :
- Bapak Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH, M.Hum, selaku pembimbing
pertama
- Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku pembimbing
kedua
- Bapak Notaris, Syafnil Gani, SH, M. Hum, selaku pembimbing ketiga;
yang telah menyisihkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan dari awal penyusunan proposal sampai selesainya penulisan
tesis ini.
Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Yth :
1. Bapak Notaris Syahril Sofyan, SH, MKn, selaku dosen tamu sekaligus
penguji.
2. Ibu Chairani Bustami, SH, MKn, selaku dosen tamu sekaligus penguji.
3. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Prof. Dr. Ir. T . Chairun Nisa H, Msc, selaku Direktur Sekolah Pasca
Sarjana.
5. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin Lubis, SH, MS, CN, selaku Ketua
Program Studi Kenotariatan.
6. Para Guru Besar, Staf Pengajar Program Magister Kenotariatan Universitas
Sumatera Utara.
7. Kepada Notaris-notaris, Kantor Majelis Pengawas Daerah (MPD), Pengadilan
Negeri, di Kota Medan, selaku Responden

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
8. Para pegawai Administrasi dan pegawai perpustakaan Program Magister
Kenotariatan Universitas Sumatera Utara.
9. Rekan-rekan mahasiswa Program Magister Kenotariatan Universitas
Sumatera Utara.
Teristimewa kepada kedua orang tua penulis :
- Ayahanda yang tercinta Alm. MUHAMMAD YAHYA Kl
MARPAUNG.
- Ibunda yang tercinta Alm. HASBIAH BUTAR-BUTAR
- Suami Tercinta Chairuddin Panjaitan, SE
- Abangnda, Kakanda dan Adinda yang tersayang;
penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas doa, kasih sayang dan
dukungan baik moril maupun materil yang tidak dapat dinilai dalam bentuk apapun,
sehingga tetap menyertai penulis.
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan,
baik dari sudut isi maupun dari cara penyajiannya. Oleh karena itu penulis menerima
masukan dan kritikan dari semua pihak. Harapan penulis, semoga tesis ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi semua pihak.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, Amin.

Medan, Desember 2007


Penulis,

( Y U S N A N I, S.H.)

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR RIWAYA HIDUP

Nama : Yusnani, SH

Tempat / tgl lahir : Aek Nagaga Asahan, 15 Maret 1966

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Nama Orang Tua :

1. M. Yahya KL Marpaung

2. Hasbiah Butar-Butar

Latar Belakang Pendidikan

1. SD. Negeri Bandar Pulau Asahan : 1975 - 1980

2. SMP Negeri II Medan : 1980 – 1983

3. SMU Wage Rudolf Supratman Medan : 1983 - 1986

4. Universitas Islam Sumatera Utara : 1985 - 1990

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI

INTISARI ...................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR ISTILAH ...................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

E. Keaslian Penelitian .................................................................. 7

F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsional .......................... 8

G. Metode Penelitian ................................................................... 37

BAB II PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS TERHADAP

AKTA OTENTIK YANG MENGANDUNG KETERANGAN

PALSU ......................................................................................... 41

A. Unsur-unsur Tindak Pidana Pemalsuan Surat dalam

Pasal 263, Pasal 264, dan Pasal 266 Kitab Undang- undang

Hukum Pidana (KUHP) .......................................................... 41

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
B. Faktor-faktor yang Menyebabkan Akta Mengandung

Keteranga Palsu ...................................................................... 49

C. Pertanggungjawaban Notaris Terhadap Akta yang Mengandung

Keterangan Palsu .................................................................... 54

BAB III SANKSI YANG DIBERIKAN KEPADA PENGHADAP

YANG MEMBERIKANKETERANGAN PALSU

DALAM AKTA OTENTIK .......................................................... 67

A. Pengertian Sanksi ....................................................................... 67

B. Tinjauan Umum Tentang Para Pihak ......................................... 68

C. Tinjauan Umum Tentang Saksi-Saksi ....................................... 71

D. Sanksi yang Diberikan Kepada Penghadap yang Memberikan

keterangan Palsu Dalam Akta Otentik ........................................ 74

BAB IV AKIBAT HUKUM TERHADAP AKTA YANG

MENGANDUNG KETERANGAN PALSU ................................ 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 90

A. Kesimpulan ................................................................................ 90

B. Saran ........................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISTILAH

Acta Publica Probant Sese Ipsa : Suatu Akta kelihatannya sebagai


akta otentik
Ambtelijke Akten : Akta Pejabat
Code Penal : Kitab Undang-undang Hukum
Pidana di Negara Perancis
Conviction Intime : Perasaan Belaka
Conviction Raisonee : Pertimbangan Akal
Curator : Pengampun
Darde : Pihak ketiga (orang ketiga)
De Eigenlijke Falsum : Tindak Pidana Pemalsuan
Door Een : Dibuat Oleh (yang membuat)
Dwaling : Salah pengertian atau kekhilafan
Dwang : Paksaan
Ecretures : Tulisan-tulisan
Faux : Pemalsuan
Formale Bewijskracht : Pembuktian Formal
Getuige : Saksi
Gijzeling : Penyanderaan
HAM : Hak Asasi Manusia
Hoge Raad : Mahkamah Agung
INI : Ikatan Notaris Indonesia
Intellectuele Valsheid : Pemalsuan Intelektual
KUHPer : Kitab Undang – Undang Hukum
Perdata
KUHP : Kitab Undang-Undang Pidana
Law Inforcement : Penegakan Hukum
Les Crimes Et Delicts Contre La Paix Publique : Kejahatan-kejahatan dan
pelanggaran-pelanggaran
terhadap kepercayaan umum
Machtsstaat : Berdasarkan Kekuasaan
Materiele Bewijskracht : Pembuktian Material
Materiele Valsheid : Pemalsuan Material
Misdrijven : Kejahatan
Notaris Reglement : Peraturan Jabatan Notaris
Nullum delictum noela poena
praevia sine lege poenali : Tidak ada pidana tanpa undang-
undang yang mengaturnya lebih
dahulu
Onrechtmatige Daad : Perbuatan melawan hukum
Onvoldoende Evearing : Kekurangan pengalaman
Onvoldoende Inzicht : Kekurangan pengertian

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
Onvoldoende Kennis : Kekurangan pengetahuan
Overtredingen : Pelanggaran
Partij : Pihak
Partij Aktan : Akta Partij (dibuat oleh para
pihak dihadapan pejabat umum)
Person : Orang (perseorangan)
PPAT : Pejabat Pembuat Akta Tanah
Profesional Behaviour : Perilaku Profesional
Quasi Falsum : Pemalsuan yang bersifat semu
Rechtsstaat : Berdasarkan Hukum
Reglement Op Het Notaris Ambt In Indonesia : Peraturan Jabatan Notaris
Saksi attesteren : Saksi yang memperkenalkan di
depan pengadilan
Saksi Instrumentair : Saksi yang memperkenalkan di
depan notaris
Tegen Bewijs : Pembuktian Sebaliknya
Ten overstaan van een : Akta Yang Diperbuat Dihadapan
(Notaris)
Uitwendige bewijskracht : Pembuktian lahiriah
UUJN : Undang-Undang Jabatan Notaris
Van Rechtswege Nietig : Batal Demi Hukum
Vereniging : perkumpulan
Vernietigbaar : Dibatalkan
Waarnemen : menyaksikan sendiri
Wedertrechtlijkheid : Dalam Arti Obyektif
(bertentangan dengan hukum);
dalam arti subyektif
(bertentangan dengan
kepentingan orang lain)
Wetboek van Strafrecht : Kitab Undang-undang Hukum
Pidana di Indonesia masa Jajahan
Belanda
Wilsgebrik : Adanya kecacatan dalam
kesepakatan

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa tahun terakhir ini begitu banyaknya perubahan yang terjadi di muka

bumi baik yang berskala besar maupun kecil.

Perubahan-perubahan ini terjadi karena arus globalisasi yang melanda dunia sehingga

membuat banyak orang khawatir, cemas ataupun takut karena adanya ketidakpastian

akan apa yang akan terjadi dimasa mendatang.

Penegakan hukum (Law Inforcement) dan nilai-nilai budaya sudah menjadi

salah satu peran penting diera globalisasi dimana dalam sejarah perkembangan

hukum dikenal lembaga notaris sebagai suatu fungsionaris dalam masyarakat

merupakan seorang pejabat yang dapat di percaya. Ia adalah pembuat dokumen yang

kuat dalam suatu proses hukum yang tanda tangan serta capnya memberi jaminan dan

bukti kuat.

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik

sejauh pembuatan akta otentik tertentu tidak dikhususkan kepada pejabat umum

lainnya. Pembuatan akta otentik ada yang diharuskan oleh peraturan perundang-

undangan dalam rangka menciptakan kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum,

selain akta otentik yang dibuat oleh atau dihadapan notaris, bukan saja karena

diharuskan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga dikehendaki oleh pihak

yang berkepentingan untuk memastikan hak dan kewajiban para pihak demi

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum bagi pihak yang berkepentingan

sekaligus bagi masyarakat secara keseluruhan. 1

Akta Notaris lahir dengan adanya keterlibatan langsung dari pihak yang

menghadap notaris, merekalah yang menjadi pemeran utama dalam pembuatan

sebuah akta sehingga tercipta sebuah akta yang otentik.

Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau dihadapan Notaris

menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-undang, akta yang

dibuat notaris menguraikan secara otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan

penetapan yang disaksikan oleh para penghadap dan saksi-saksi. 2

Dalam menjalankan jabatannya notaris harus dapat bersikap profesional

dengan dilandasi kepribadian yang luhur dengan senantiasa melaksanakan undang-

undang sekaligus menjunjung tinggi Kode Etik profesinya yaitu Kode Etik Notaris.

Berdasarkan Pasal 16 huruf a Undang-undang Jabatan Notaris (UUJN), seorang

notaris diharapkan dapat bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak, dan

menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum. Disamping itu

notaris sebagai pejabat umum harus dapat mengikuti perkembangan hukum sehingga

dalam memberikan jasanya kepada masyarakat dalam membantu mengatasi dan

memenuhi kebutuhan hukum yang terus berkembang dapat memberikan jalan keluar

yang dibenarkan oleh hukum.

Peka, tanggap, mempunyai ketajaman berfikir dan mampu memberikan


analisis yang tepat terhadap setiap fenomena hukum dan fenomena sosial yang
muncul merupakan sikap yang harus dimiliki notaris sehingga akan menumbuhkan

1
Penjelasan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris
2
Wawan Tunggal Alam, Hukum Bicara (Kasus-kasus dalam Kehidupan Sehari-hari),
Milenia Populer, Jakarta, 2001, hal 85.

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
keberanian dalam mengambil sikap yang tepat. Keberanian yang dimaksud adalah
untuk menolak membuat akta apabila bertentangan dengan hukum, moral dan etika. 3

Kepercayaan masyarakat terhadap notaris adalah salah satu bentuk wujud

nyata kepercayaan masyarakat terhadap hukum, oleh sebab itu notaris dalam

melaksanakan tugasnya harus tunduk dan terikat dengan peraturan-peraturan yang

ada yakni Undang-undang Jabatan Notaris, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,

Kode Etik Notaris dan Peraturan Hukum lainnya.

Akta yang dibuat notaris harus mengandung syarat-syarat yang diperlukan

agar tercapai sifat otentik dari akta itu misalnya mencantumkan identitas para pihak,

membuat isi perjanjian yang dikehendaki para pihak, menandatangani akta, dan

sebagainya. Apabila syarat-syarat itu tidak terpenuhi maka akta tersebut dapat

dibatalkan atau batal demi hukum.

Rancangan akta yang sudah dibuat berupa konsep minuta akta sebelum

penandatanganan dilakukan terlebih dahulu dibacakan dihadapan para penghadap dan

saksi-saksi yang dilakukan oleh notaris yang membuat akta tersebut. Berdasarkan

Pasal 16 ayat (1) huruf I Undang-Undang Jabatan Notaris, Notaris wajib

membacakan akta dihadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit dua

orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi-saksi dan

notaris.

Tujuan pembacaan akta ini adalah agar para pihak saling mengetahui isi dari

akta tersebut sebab isi dari akta itu merupakan kehendak para pihak. Pembacaan akta

ini juga dilakukan agar pihak yang satu tidak merasa dirugikan apabila terdapat

3
Wawan Setiawan, Media Notariat, Edisi Mei – Juni 2004, hal 25.

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
keterangan atau redaksi akta yang memberatkan atau merugikan terhadap pihak yang

lain.

Dalam prakteknya sering terjadi notaris dilibatkan jika terjadi perkara antara

para pihak, padahal sengketa yang terjadi bukanlah antara para pihak degan notaris

mengingat notaris bukan pihak dalam akta yang dibuatnya, namun notaris sering

harus keluar masuk gedung pengadilan untuk mempertanggungjawabkan aktanya

maupun sebagai saksi.

Notaris sebagai pejabat umum kepadanya dituntut tanggung jawab terhadap

akta yang dibuatnya. Apabila akta yang dibuat ternyata dibelakang hari mengandung

sengketa maka hal ini perlu dipertanyakan, apakah akta ini merupakan kesalahan

notaris atau kesalahan para pihak yang tidak memberikan dokumen yang sebenarnya

dan para pihak memberikan keterangan yang tidak benar ataukah adanya kesepakatan

yang dibuat antara notaris dengan salah satu pihak yang menghadap. Apabila akta

yang dibuat/diterbitkan notaris mengandung cacat hukum karena kesalahan notaris

baik karena kelalaian maupun karena kesengajaan notaris itu sendiri maka notaris itu

harus memberikan pertanggungjawaban secara moral dan secara hukum. Dan

tentunya hal ini harus terlebih dahulu dapat dibuktikan.

Jabatan Notaris merupakan jabatan yang terhormat yaitu suatu jabatan yang

dalam pelaksanaannya mempertaruhkan jabatannya dengan mematuhi dan tunduk

pada UUJN dan Kode Etik Notaris. Dengan demikian diharapkan agar notaris dalam

menjalankan jabatannya mempunyai integritas moral dengan memperhatikan nilai

agama, sosial dan budaya yang berlaku dalam masyarakat.

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
Oleh karena itu seorang notaris tidak mungkin menerbitkan suatu akta yang

mengandung cacat hukum dengan cara sengaja, akan tetapi tidak menutup

kemungkinan bahwa diluar sepengetahuan notaris para pihak/penghadap yang

meminta untuk dibuatkan akta memberikan keterangan-keterangan yang tidak benar

dan menyerahkan surat-surat/dokumen-dokumen yang tidak benar sehingga setelah

semuanya dituang kedalam akta lahirlah sebuah akta yang mengandung keterangan

palsu.

Keterangan palsu adalah suatu keterangan yang tidak sesuai atau bertentangan
dengan kebenaran, keterangan mana mengenai sesuatu hal/kejadian yang harus
dibuktikan oleh akta otentik itu, hal mana diatur dalam Pasal 266 Kitab Undang-
undang Hukum Pidana (KUHP) yang menyebutkan bahwa tindak pidana menyuruh
mencantumkan suatu keterangan palsu didalam suatu akta otentik merupakan suatu
tindak pidana pemalsuan. 4

Dengan terjadinya kasus semacam ini maka akan menyebabkan notaris harus

keluar masuk gedung pengadilan untuk mempertanggungjawabkan akta yang telah

dibuatnya, mengingat notaris merupakan pejabat umum yang berwenang membuat

akta otentik dan akta otentik yang dibuatnya setelah ditandatangani oleh para pihak

menjadi dokumen negara.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas notaris dalam mempertanggungjawab

kan akta yang telah diterbitkannya harus terlebih dahulu mendapat izin/

persetujuan dari Majelis Pengawas untuk dapat diperiksa atau diproses oleh Aparat

Hukum. Bagaimana pertanggungjawaban seorang notaris dan bagaimana sanksi

hukum yang dapat dilakukan terhadap penghadap serta bagaimana akibat

4
Adamichazawi, Kejahatan terhadap Pemalsuan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001 hal
114.

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008
hukumnya terhadap akta yang mengandung keterangan palsu, hal inilah yang perlu

diteliti lebih lanjut.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka yang menjadi pokok

permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pertanggungjawaban notaris terhadap akta otentik yang mengandung

keterangan palsu

2. Bagaimana sanksi yang diberikan kepada penghadap yang memberikan

keterangan palsu dalam akta otentik.

3. Bagaimana akibat hukumnya terhadap akta otentik yang mengandung keterangan

palsu.

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pertanggungjawaban notaris terhadap akta otentik yang

mengandung keterangan palsu.

2. Untuk mengetahui sanksi apa yang diberikan kepada penghadap yang

memberikan keterangan palsu dalam sebuah akta otentik.

3. Untuk mengetahui akibat hukum dari suatu akta otentik yang mengandung

keterangan palsu.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis, yakni :

Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan), 2007.
USU e-Repository © 2008

Anda mungkin juga menyukai