Penulisan Hukum
(Skripsi)
Disusun dan Diajukan untuk
Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana Dalam Ilmu Hukum
Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh
NIM. E0012421
FAKULTAS HUKUM
SURAKARTA
2017
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Disusun Oleh:
NIM. E0012421
NIP. 195706291985031002
ii
PENGESAHAN PENGUJI
Penulisan Hukum (Skripsi)
ALASAN TERDAKWA MENGAJUKAN KASASI ATAS DASAR JUDEX
FACTI SALAH MENERAPKAN HUKUM DAN PERTIMBANGAN
MAHKAMAH AGUNG MEMUTUS PERKARA PELANGGARAN
TERHADAP MEREK
(Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 503 K/Pid.Sus/2016)
Oleh :
YUNUS DELLA AMARTHA
NIM. E0012421
Telah diterima dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan
Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Pada :
Hari :
Tanggal :
DEWAN PENGUJI
1.
NIP. : ………………………
Ketua
2. : ………………………
NIP.
Sekretaris
3. : ………………………
NIP.
Anggota
Mengetahui,
Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
iii
PERNYATAAN
NIM.E0012421
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
MOTTO
(Q.S.AL-Insyirah:6)
“I am not failed, I just tried thousand execution that haven’t succeeded yet”
(Penulis)
“Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu dan orang-
orangyang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan”
(Mario Teguh)
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Surakarta,
Penulis
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang atas limpahan nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) dengan judul: “ALASAN
TERDAKWA MENGAJUKAN KASASI ATAS DASAR JUDEX FACTI
SALAH MENERAPKAN HUKUM DAN PERTIMBANGAN MAHKAMAH
AGUNG MEMUTUS PERKARA PELANGGARAN TERHADAP MEREK
(Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 503 K/Pid.Sus/2016)”.
Penyusunan penulisisan hukum (skripsi) ini merupakan sebagian dari
syarat-syarat dalam mencapai derajat Sarjana (S1) dalam bidang Ilmu Hukum
pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan hukum (skripsi) ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak baik materil maupun non-materil sehingga
penulisan hukum ini dapat diselesaikan dengan lancar. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kehidupan dan melimpahkan rahmat
hidayah-Nya serta Nabi besar Muhammad SAW, junjungan dan suri teladan
yang terbaik.
2. Bapak Prof. Dr. Supanto, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada
penulis untuk megembangkan ilmu hukum dalam menyelesaikan penulisan
hukum ini
3. Bapak Dr. Soehartono S.H, M.H selaku Kepala Bagian Hukum Acara yang
telah membantu penulis didalam pelaksanaan mekanisme pemilihan
pembimbing guna menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Bapak Edy Herdyanto, S.H., M.H selaku Pembimbing yang didalam kesibukan
beliau telah bersedia meluangkan waktu serta pikirannya untuk memberikan
bimbingan, nasihat, semangat dan arahan bagi tersusunnya skripsi ini.
ix
5. Bapak Sapto Hermawan, S.H, M.H selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan penulis dorongan baik secara moral maupun materiil sejak
awal masuk fakultas hukum sampai dengan akhir penulisan hukum (skripsi)
ini.
6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga
dapat dijadikan bekal dalam penulisan skripsi ini dan semoga kedepannya
dapat penulis amalkan.
7. Kedua orang tua tercinta
8. Kepada teman-teman
Penulis hanya dapat mendoakan mereka yang telah membantu dalam segala
hal yang berkaitan dengan pembuatan skripsi ini semoga diberikan balasan dan
rahmat dari Allah SWT. Selain itu saran, kritik dan perbaikan senantiasa sangat
diharapkan. Demikian mudah-mudahan penulisan hukum ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua, terutama untuk penulis, kalangan akademis, praktisi seta
masyarakat umum.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ....................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
D. Mafaat Penelitian .................................................................................... 7
E. Metode Penelitian ................................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan Hukum ................................................................ 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori ....................................................................................... 14
1. Upaya Hukum Kasasi ........................................................................ 14
a. Pengertian Kasasi .......................................................................... 14
b. Alasan Pengajuan Kasasi .............................................................. 15
c. Tujuan Kasasi ................................................................................ 20
2. Tinjauan tentang Pertimbangan Hakim ............................................. 21
3. Tinjauan tentang Terdakwa................................................................ 28
a. Pengertian Terdakwa ..................................................................... 28
b. Hak-Hak Terdakwa ....................................................................... 30
4. Tinjauan tentang Putusan Pengadilan ............................................... 31
5. Tinjauan tentang Judex Facti ............................................................. 36
a. Pengertian Judex Facti .................................................................. 36
b. Judex Factie Perspektif Hukum Pidana Indonesia ........................ 37
6. Tinjauan tentang Tindak Pidana di Bidang Merek ........................... 38
xi
a. Pengertian dan Penggolongan Merek ............................................ 38
b. Tindak Pidana di Bidang Merek.................................................... 40
B. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 42
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 45
1. Identitas Terdakwa ............................................................................. 45
2. Uraiaan Singkat Fakta Peristiwa ....................................................... 45
3. Dakwaan Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Bandung .................... 46
4. Tuntutan Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Bandung ..................... 54
5. Putusan Majelis HakimPengadilan Negeri Bandung ......................... 55
6. Putusan Mejelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung ....................... 56
7. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia ............................... 56
B. Pembahasan ........................................................................................... 57
1. Kesesuaian Alasan Terdakwa Mengajukan Kasasi Atas Dasar
Judex Facti Pengadilan Tinggi Bandung Salah Menerapkan
Hukum dalam Perkara Memperdagangkan Barang Hasil
Pelanggaran Merek Pihak Lain dengan Ketentuan Pasal 253ayat
(1) KUHAP ....................................................................................... 57
2. Kesesuaian Pertimbangan Mahkamah Agung Mengabulkan
Permohonan Kasasi Terdakwa dan Mengadili Sendiri Dalam
Perkara Memperdagangkan Barang Hasil Pelanggaran Merek
Pihak Lain Telah Sesuai Pasal 256 jo Pasal 193 ayat (1)
KUHAP .............................................................................................. 62
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................................... 68
B. Saran ........................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
xii
BABI
PENDAHULUAN
1
2
dikemudian hari ada putusan Hakim yang menentukan lain, karena Terdakwa
melakukan suatu tindakan pidana sebelum masa percobaan selama 8 (delapan)
bulan berakhir.
Menanggapi Putusan Pengadilan Negeri Bandung tersebut, Penuntut
Umum kemudian mengajukan Upaya Hukum Banding terhadap Putusan
tersebut yang kemudia oleh Pengadilan Tinggi Bandung melalui Putusan
Nomor 39/Pid.Sus.Merek/2015/PT.BDG tertanggal 17 Maret 2015 yang pada
pokoknya menyatakan bahwa menerima permintaan banding dari Penuntut
Umum pada Kejaksaan Negeri Bandung, memperbaiki putusan Pengadilan
Negeri Bandung Nomor 1220/Pid.B/2014/PN.Bdg tanggal 17 Desember 2014
yang dimintakan banding tersebut sekedar mengenai kwalifikasinya dan
pemidanaannya, sehingga amar selengkapnya berbunyi menyatakan Terdakwa
Hariyanto tersebut diatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “memperdagangkan barang yang patut diketahui
merupakan barang hasil pelanggaran merek milik orang lain”, menjatuhkan
pidana terhadap Terdakwa tersebut diatas oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 4 (empat) bulan, menetapkan agar barang bukti berupa 9
(sembilan) dus “Soffell” palsu aroma jeruk dalam kemasan sachet dirampas
untuk dimusnahkan dan membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara
dalam tingkat Banding sebanyak Rp. 2.000 (dua ribu rupiah).
Terhadap putusan Pengadilan Tinggi Bandung tersebut, Terdakwa
kemudian mengajukan upaya hukum Kasasi melalui akta Permohonan Kasasi
Nomor 13/Akta.Pid/2015/PN.Bdg yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri
Bandung pada tanggal 22 Juni 2015 dengan alasan Judex FactiPengadilan
Tinggi Bandung tidak tepat dalam menerapkan hukum dalam mengadili
perbuatan Terdakwa berupa pertimbangan Hakim Pengadilan Tinggi terdapat
kekhilapan dan kekeliruan serta tidak sesuai dengan hukum karena Terdakwa
dalam persidangan dipengadilan telah menjelaskan bahwa ia tidak mengetahui
barang tersebut palsu dan seandainya sudah mengetahui barang tersebut palsu
maka Terdakwa tidak mau menerima barang tersebut. Setelah diperiksa
kembali oleh Mahkamah Agung, berpendapat bahwa Judex Factitelah salah
6
2. Tujuan Subjektif
8
2) Jurnal-jurnal Hukum;
3) Artikel; dan
4) Bahan-bahan dari media internet dan sumber lain yang
memiliki korelasi untuk mendukung penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum merupakan cara yang
dipergunakan untuk memperoleh bahan hukum yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan bahan hukum yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi dokumen atau
bahan pustaka terkait, hukum lingkungan dan literatur, kamus, dan
bahan pustaka lainnya.
6. Teknik Analisis Sumber Bahan Hukum
Peneliti menggunakan metode deduktif silogisme yang menarik
dari premis mayor lalu kemudian di tarik premis minornya. Philipus
M. Hadjon mengemukakan bahwa untuk penalaran hukum yang
merupakan premis mayor adalah aturan hukum sedangkan premis
minornya adalah fakta hukum. Dari kedua hal tersebut kemudian
ditarik kesimpulan atau conclusion (Peter Mahmud Marzuki, 2013:
47).
F. Sistematika Penulisan Hukum
Sistematika penulisan hukum dilakukan guna memberikan gambaran,
penjabaran maupun pembahasan secara menyeluruh mengenai pembahasan
yang akan dirumuskan sesuai dengan kaidah atau aturan baku penulisan
hukum. Adapun sistematika penulisan hukum (skripsi) terdiri dari 4 (empat)
bab, tiap bab terbagi dari beberapa sub-bab yang dimaksudkan untuk
mempermudah pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian ini.
Keseluruhan sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai uraian latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,
dan sistematika penulisan hukum.
13
14
15
b. Pertimbangan Non-Yuridis
Hakim dalam menjatuhkan putusan membuat pertimbangan
yang bersifat Non-yuridis, disamping pertimbangan yang bersifat
yuridis. Pertimbangan yuridis saja tidaklah cukup untuk
menentukan nilai keadilan, tanpa ditopang dengan pertimbangan
Non yuridis yang bersifat sosiologis, psikologis, kriminologis dan
26
a. Putusan Sela
Masalah terpenting dalam peradilan pidana adalah mengenai
surat dakwaan Penuntut Umum, sebab surat dakwaan merupakan
dasar atau kerangka pemeriksaan terhadap Terdakwa di suatu
persidangan. Sebagaimana ketentuan Pasal 156 ayat (1) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana dapat berupa antara lain
sebagai berikut:
1) Menyatakan Keberatan (Eksepsi) Diterima
Apabila keberatan (Eksepsi) Terdakwa atau
penasihat hukum Terdakwa diterima, maka pemeriksaan
terhadap pokok bergantung kepada jenis Eksepsi mana
yang diterima oleh Hakim. Jika Eksepsi Terdakwa yang
diterima mengenai kewenangan relatif, maka perkara
tersebut dikembalikan kepada Penuntut Umum untuk
dilimpahkan kembali ke wilayah Pengadilan Negeri yang
berwenang mengadilinya.
2) Menyatakan Keberatan (Eksepsi) Tidak Dapat Diterima
Apabila dalam putusan selanya Hakim menyatakan
bahwa keberatan dari Terdakwa atau penasihat hukum
Terdakwa dinyatakan tidak dapat diterima atau Hakim
berpendapat hal tersebut baru dapat diputus setelah selesai
pemeriksaan perkara a quo, maka dakwaan Penuntut
Umum dinyatakan sah sebagaimana ketentuan Pasal 143
ayat (2) huruf a dan b Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana dan persidangan dapat dilanjutkan untuk
pemeriksaan materi pokok perkara (Pasal 156 ayat (2)
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana).
b. Putusan Akhir
Setelah pemeriksaan perkara dinyatakan selesai oleh Hakim,
maka sampailah Hakim pada tugasnya, yaitu menjatuhkan putusan,
yang akan memberikan penyelesaian pada suatu perkara yang
33
lepas dari segala tuntutan hukum (Pasal 191 ayat (2) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana).Berikut alasan-
alasan dijatuhkannya putusan lepas darisegala tuntutan
hukum (Djoko Prakoso, 1985: 272-273): karena peristiwa-
peristiwa yang dalam surat dakwaan yang didakwakan
kepada Terdakwa adalah terbukti, akan tetapi yang terang
terbukti itu tidak merupakan suatu kejahatan atau
pelanggaran maka Terdakwa dalam putusan Hakim harus
dilepas dari segala tuntutan hukum, apabila ada keadaan
istimewa yang mengakibatkan bahwa Terdakwa tidak
dapat dijatuhi suatu hukuman pidana menurut beberapa
Pasal dari Kitab UndangUndang Hukum Pidana (KUHP)
atau adanya alasanalasan pemaaf, yaitu seperti yang
disebutkan dalam Pasal 44, Pasal 45, Pasal 48, Pasal 49,
Pasal 50 dan Pasal 51 KUHP
3) Putusan Pemidanaan artinya bahwa Terdakwa telah
terbukti secara sah meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam dakwaan Penuntut
Umum, maka terhadap Terdakwa harus dipatuhi pidana
yang setimpal dengan tindak pidana yang dilakukannya
(Pasal 193 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana) (Ahmad Rifai, 2010: 113).Alasan dijatuhkannya
putusan yang mengandungpemidanaan oleh Hakim
yangmenangani suatu perkara pidana, yakni terbuktinya
unsur kesalahan yang didakwakan kepadaTerdakwa secara
sah dan meyakinkan, dalam arti bahwa berdasarkan alat-
alat bukti yang sah, yaitu berupa adanya alat-alat bukti
konvensional yang diakui oleh KUHAP,
sebagaimanadimuat dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP,
Hakimmempunyaikeyakinan bahwa Terdakwa memang
bersalah telah melakukanperbuatan yang didakwakan
35
1) Merek Dagang
Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
barang-barang sejenis lainnya.
2) Merek Jasa
Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
jasa-jasa sejenis lainnya.
3) Merek Kolektif
Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang dan
atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan
oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama
untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
b. Tindak Pidana di Bidang Merek
Perspektif Nasional, pengaturan perihal tindak pidana di bidang
merek mengindung pada ketentuan yang termuat dalam Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Ketentuan tersebut termuat dalam
Bab XIV tentang ketentuan pidana. Pasal 90 menyatakan bahwa
“Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang
sama pada keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk
41
B. Kerangka Pemikiran
Pertimbangan MA disesuaikan
dengan Pasal 256 jo Pasal 193 ayat
(1) KUHAP
ketentuan bahwa pidana tersebut tidak perlu dijalani kecuali jikadikemudian hari
ada putusan Hakim yang menentukan lain, karenaTerdakwa melakukan suatu
tindakan pidana sebelum masa percobaanselama 8 (delapan) bulan berakhir.
Permasalahan yang diteliti penulis mengenai alasan Kasasi Terdakwa
disesuaikan dengan ketentuan Pasal 253 ayat (1) huruf a KUHAP dan
pertimbangan Mahkamah Agung mengabulkan permohonan Kasasi Terdakwa dan
mengadili sendiri perkara perkara memperdagangkan barang hasil pelanggaran
merek pihak lain tanpa izin disesuaikan dengan ketentuan Pasal 256 jo Pasal 193
ayat (1) KUHAP.
BAB III
45
46
merekterdaftar pihak lain yaitu Soffel anti nyamuk aroma kulit jeruk
sebanyak 10(sepuluh) karton.
Bahwa barang berupa soffel anti nyamuk tersebut adalah sebagai
barteranatas kekurangan pembayaran penjualan korek api gas yang dijual
di Tokogrossier PD. Harry milik Terdakwa sebesar Rp4.000.000,00
(empat jutarupiah) untuk kekurangan dari Rp18.000.000,00 (delapan
belas juta rupiah)oleh Yanto (DPO), karena Yanto (DPO) hanya
membawa uangRp14.000.000,00 (empat belas juta rupiah) sehingga
kekurangan tersebutdibayar dengan barang yang dipalsukan tersebut.
Bahwa adalah tidak masuk dalam logika hukum, Terdakwa mau
membayarsuatu barang palsu seharga Rp4.000.000,00 (empat juta
rupiah), bilaTerdakwa mengetahui bahwa Soffel anti nyamuk a quo
adalah barang palsudengan menyerahkan barangnya berupa korek api gas
diganti denganbarang palsu, karenanya harus dinyatakan bahwa
Terdakwa tidakmengetahui bahwa barang yang dijualnya adalah barang
palsu.
Bahwa namun demikian Terdakwa telah terbukti
memperdagangkanbarang yang merupakan hasil pelanggaran merek
terdaftar pihak lainsebagaimana dakwaan Penuntut Umum, tetapi tentang
pemidanaanterhadap Terdakwa harus dipertimbangkan kembali
sebagaimana telahdipertimbangkan tentang ketidaktahuan Terdakwa
terhadap barang palsubarteran untuk penjualan barang Terdakwa berupa
korek api in casu.
Bahwa ternyata putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi yang
memperbaikilamanya pidana penjara yang dijatuhkan terhadap Terdakwa
tidak disertaidengan pertimbangan yang cukup tentang fakta hukum yang
meringankanbagi Terdakwa, yaitu Terdakwa tidak mengetahui bahwa
obat anti nyamukmerek Soffel yang dibelinya dari Yanto (DPO) adalah
palsu, Terdakwa barumengetahui obat nyamuk itu palsu setelah
diberitahu Atet Sumarsono yangmembeli obat anti nyamuk Soffel dari
Terdakwa, kemudian Terdakwamenghubungi Yanto (DPO) untuk
65
68
69
B. Saran
1. KepadaHakim di tingkat Pengadilan Tinggi
dalammemutussuatuperkarahendaknyalebihtelitisertalebihmemperhatikanse
galaaspekbaikaspekyuridismaupunaspeknon-yuridisputusan Hakim
terhadappelakutindak pidana penipuan.
2. Kepada Mahkamah Agung yang merupakan institusi peradilan terakhir agar
terus menjaga konsistensi pengawasan terhadap Peradilan di tingkat Negeri
maupun di tingkat Tinggi agar segenap masyarakat yang berpekara dalam
merasakan keadilan sebagaimana yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Adami Chazawi. 2007. Tindak Pidana Hak Atas Kekayaan Intelektual. Malang:
Bayumedia Publishing.
Adrian Sutedi. 2009. Hak atas Kekayaan Intelektual. Jakarta: Sinar Grafika.
Ahmad Rifai. 2010. Pemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum
Progresif. Jakarta: Sinar Grafika.
Andi Hamzah dan Irdan Dahlan. 1987. Upaya Hukum Dalam Perkara Pidana.
Jakarta: Bina Aksara.
Andi Hamzah. 2013. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Atang Ranoemihardja. 1981. Hukum Acara Pidana. Bandung: Tarsito.
Bambang Waluyo. 2000. Pidana dan Pemidanaan. Jakarta: Sinar Grafika.
Budi Santoso. 2009. Pengantar HKI Dan Audit HKI Untuk Perusahaan.
Semarang: Penerbit Pustaka Magister.
Darwan Prints. 1998. Hukum Acara Pidana Dalam Praktik. Jakarta: Djambatan.
Dojoko Prakoso. 1985. Kedudukan Justisiabel di dalam KUHAP. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Iswi Hariyani. 2010. Prosedur Mengurus HAKI Yang Benar. Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Yustisia.
J.C.T Simorangkir. 2009. Kamus Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
M. Djumhana dan R. Djubaedillah. 1997. Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori
danPrakteknya di Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.
M.Yahya Harahap. 2012. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP,
Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding dan Peninjauan Kembali. Edisi
Kedua. Cetakan Pertama. Jakarta: Sinar Grafika.
Moeljatno. 2004. Asas-Asas Hukum Pidana (Edisi Revisi). Bandung: Rineka
Cipta.
Peter Mahmud Marzuki. 2008. Pengantar Ilmu Hukum. Surabaya: Kencana
Prenada Media Group.
R. Soesilo. 1988. Hukum Acara Pidana (Prosedur Penyelesaian Perkara Pidana
Bagi Penegak Hukum). Bogor: Politeia.
71
72
Jurnal/Makalah/Artikel Ilmiah :
Agus Budi Susilo. 2016. “Pembatasan Hak Kasasi dan Konsekuensi Hukum Bagi
Pencari Keadilan dalam Sistem Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia.
Jurnal Hukum dan Peradilan Volume 5 Nomor 2. Jakarta: Sekertariat
Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Asril dan Dimas Prasidi. 2012. “Evaluasi Atas Implementasi Pasal 45a UU
Mahkamah Agung”. Jurnal Hukum dan Peradilan Volume 1 Nomor 2.
Jakarta: Sekertariat Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Baosheng Zhang and Hua Shang.2009. “Evidentiary Provisions of the People's
Courts and Transition of the Judges' Role”. Supreme Court Law Review.
Vol. 49. USA: Canada.
Dudu Duswara. 2015. “Optimalisasi Peran Hakim Agung dalam Penyelesaian
Perkara Kasasi dan Peninjauan Kembali”. Jurnal Konstitusi Volume 12
Nomor 2. Jakarata: Makahkamah Konstitusi RI
Janpatar Simamora. 2014. “Kepastian Hukum Pengajuan Kasasi Oleh Jaksa
Penuntut Umum Terhadap Vonis Bebas (Kajian Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 114/PUU-X/2012)”. Jurnal Yudisial Volume 7 Nomor 1
April 2014. Jakarta: Komisi Yudisial Republik Indonesia.
Lee Epstein and Tonja Jacobi.2010. “The Strategic Analysis of Judicial
Decisions”. Annual Review of Law and Social Science. Vol. 6. Chicago:
Northwestern University School of Law Chicago Illinois.
Oreste Pollicino. 2004. “Legal reasoning of The Court of Justice in The Context
of The Principle of Equality Between Judicial Activism and Self-Restaint”.
German Law Journal. Volume 05 Number 03. Virginia: Washington & Lee
University School of Law.
Puslitbang Mahkamah Agung RI. 2013. “Mahkamah Agung Sebagai Judex Juris
ataukah Judex Facti (Kajian Terhadap Azas, Teori dan Praktek)”. Laporan
Penelitian Puslitbang Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI. Jakarta:
Mahkamah Agung RI.
73