PENELITIAN HUKUM
Dosen :
Disusun Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2022
1. Latar Belakang Masalah
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis
sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang kesehatan. Apabila terjadi
gangguan kesehatan maka badan atau jiwa orang hidup tentu tidak produktif.
Terkhusus untuk sehat secara rohani terdapat istilah "Sehat Rohani identik
dengan sehat mental". Kata mental di ambil dari bahasa Yunani dimana
pengertiannya sama dengan psyche dalam bahasa latin yang artinya psikis, jiwa
atau kejiwaan. Jadi istilah mental hygiene dimaknakan sebagai kesehatan mental
atau jiwa yang dinamis bukan statis karena menunjukkan adanya usaha
peningkatan. (Jalaludin 2002)
Berdasarkan data yang berasal dari World Health Organization (WHO) terkait
masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi suatu
masalah yang sangat serius dimana paling tidak ada satu dari 4 orang di dunia
mengalami masalah mental atau gangguan kejiwaan. Adapun penyakit mental
atau gangguan kejiwaan adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi
mental dimana terdapat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh terganggunya
emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera).
Sedangkan gangguan jiwa menurut American Psychiatric Association (APA)
adalah sindrom atau pola psikologis atau pola perilaku yang penting secara klinis,
yang terjadi pada individu dan sindrom itu dihubungkan dengan adanya distress
(misalnya, gejala nyeri, menyakitkan) atau disabilitas (ketidakmampuan pada
salah satu bagian atau beberapa fungsi penting) atau disertai peningkatan resiko
untuk mati, sakit, ketidak-mampuan, atau kehilangan kebebasan (Prabowo 2014).
Pendapat yang lain yang menjelaskan terkait gangguan jiwa atau penyakit
mental merupakan sebuah sindrom perilaku seseorang yang secara khas berkaitan
dengan suatu gejala penderitaan atau keterbatasan atau ketidak-mampuan di dalam
satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia, yaitu fungsi psikologik,
perilaku, biologik dan gangguan itu tidak hanya terletak di dalam hubungan antara
orang itu tetapi juga dengan masyarakat (Rinawati 2016). World Health
Organization (WHO) memperkirakan ada sekitar 450 juta orang didunia
mengalami gangguan kesehatan jiwa. Pada umumnya gangguan jiwa yang terjadi
adalah gangguan kecemasan dan gangguan depresi. Diperkirakan 4.4% dari
populasi global menderita gangguan depresi, dan 3.6% dari gangguan kecemasan.
Jumlah penderita depresi meningkat lebih dari 18% Antara tahun 2005 hingga
2015. Dapat dilihat bahwa depresi merupakan penyebab terbesar kecacatan di
seluruh dunia. Lebih dari 80% penyakit ini dialami orang-orang yang tinggal di
Negara yang berpeghasilan rendah dan menengah (Sulistiyowati 2018).
Ketika seorang notaris sudah tidak menjabat lagi sebagai notaris dikarnakan
berada dibawah pengampuan sebab mengalami gangguan kejiwaan (gila), tidak
menutup kemungkinan akta-akta yang pernah dibuat di hadapan notaris tersebut,
di kemudian hari disengketakan oleh pihak ketiga atau para pihak yang
berkepentingan dalam hubungan hukum, serta akibat-akibat yang dirasa
menimbulkan kerugian oleh salah satu pihak. Demi pertanggung jawaban akta
notaris tersebut, dalam pasal 62 UUJN menentukan bagaimana penyerahan
protokol notaris dilakukan, sedangkan menurut ketentuan umum Pasal 1 angka 13
UUJN, dijelaskan tentang definisi Protokol , yaitu kumpulan dokumen yang
merupakan arsip negara yang harus disimpan dan dipelihara oleh Notaris.
Penyimpanan protokol notaris oleh Notaris Pemegang Protokol merupakan suatu
upaya untuk menjaga umur yuridis akta notaris sebagai alat bukti yang sempurna
bagi para pihak atau ahli warisnya tentang segala hal yang termuat di dalam akta
tersebut. Pertanggung jawaban protokol tersebut secara eksplisit disebutkan dalam
pasal 65 UUJN 2014 yang menyebutkan:
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini dilakukan
sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji dan menganalisis tanggung jawab notaris yang
mengalami gangguan kejiwaan terhadap akta yang pernah dibuatnya.
2. Untuk mengkaji dan menganalisis bentuk perlindungan hukum notaris
yang mengalami gangguan kejiwaan jika terdapat pengaduan pihak ketiga
terhadap subtsansi aktanya.
4. Manfaat Penelitian
4.1. Manfaat Teoritis
1. Diharapkan bahwa tulisan ini dapat dijadikan rujukan upaya
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pentingnya
kesehatan baik secara jasmani maupun rohani bagi seorang notaris.
2. Sebagai pijakan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya terkait
tanggung jawab dan perlindungan hukum bagi notaris yang sedang dalam
pengampuan serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.
4.2. Manfaat Praktis
1. Memberikan sumbangan pemikiran terkait sejauh mana tanggung jawab
notaris yang sedang dalam pengampuan dikarnakan mengalami gangguan
kejiwaan terkait akta yang pernah dibuatnya.
2. Memberikan sumbangan pemikiran terkait perlindungan hukum bagi
notaris yang mengalami gangguan kejiwaan jika terdapat pengaduan pihak
ketiga terhadap subtsansi aktanya.
5. Metode Penelitian
5.1 Tipe Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah
metode penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif
adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara mengkaji
bahan-bahan yang berasal dari berbagai peraturan perundang-undangan dan
bahan lain dari berbagai literatur yang mempunyai
korelasi dan relevansi dengan permasalahan yang akan diteliti,
serta teori-teori hukum dan pendapat para ahli. Dengan kata lain penelitian ini
dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau bahan hukum sekunder dan
pendukung bahan hukum primer berupa peraturan dan perundang-undangan
yang terkait terutama yang berhubungan dengan tanggung jawab dan
perlindungan hukum terhadap notaris terkait akta yang pernah dibuatnya baik
pada masih menjabat saat sebagai notaris maupun ketika sudah tidak menjabat
lagi karna berada di bawah pengampuan.
5.2 Pendekatan
6. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan tesis ini, terbagi dalam 4 (empat) bab yang
terdiri dari:
BAB I. Pendahuluan
Memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Jalaluddin. (2002). Psikologi Agama Edisi Revisi 2002. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.