MAKALAH Pendudukan Jepang Di Indonesia
MAKALAH Pendudukan Jepang Di Indonesia
(Sejarah Indonesia)
Anggota Kelompok:
1. Eka Maulana Yusuf
2. Dwi Bayu Tata Saputra
3. Bentaria
4. Danu Kurniawan
5. Elen
6. Dwi Armawati
7. Cindera
8. Bita Reztiana
Pendudukan Jepang di Indonesia Latar Belakang, Dampak,
Kebijakan, dan Kronologi
Latar belakang pendudukan Jepang di Indonesia tidak terlepas dari adanya mencari keuntungan
mencari sumber daya. Hal ini masih berkaitan dengan adanya Perang Dunia II. Jadi, dalam
Perang Dunia 2, Jepang turut andil untuk memperluas wilayahnya, salah satunya Indonesia.
Pada tahun 1942, Jepang sudah banyak menduduki wilayah Asia Tenggara seperti Filipina,
Palembang, Balikpapan, Pontianak, Samarinda, dan Tarakan (Kalimantan Timur). Padahal di
tahun tersebut, Indonesia masih menjadi daerah kekuasaan Belanda.
Bahkan, hanya dalam beberapa hari saja Jepang telah berhasil menduduki Banten di Pulau
Jawa. Kejadian tersebut berlangsung pada tanggal 1 Maret 1942. Kemudian, pada 5 Maret 1942
Jepang berhasil merebut kota Batavia. Akhirnya, pada 8 Maret 1942 Belanda menyerah kepada
Jepang secara resmi.
Kondisi di Indonesia pasca Kedatangan Jepang
Saat upacara sudah berakhir maka secara otomatis Indonesia berada di bawah jajahan Jepang.
Politik imperialisme Jepang membuat Indonesia mengalami kesengsaraan. Tak hanya
berorientasi pada sumber daya alam, Jepang juga ikut menggencarkan eksploitasi sumber daya
manusia, lho, di Indonesia. Salah satunya dengan membuat organisasi-organisasi pemuda dan
mengeluarkan kebijakan-kebijakan.
Nah, berbagai organisasi bentukan Jepang dan bagaimana perlawanan rakyat Indonesia
terhadap penjajahan Jepang bisa kamu simak dalam artikel ini. Sobat Pijar juga bisa
mengunjungi link ini untuk mengetahui pembahasan-pebahasan lainnya ya.
Sobat Pijar pasti tahu jika pendudukan Jepang di Indonesia sangat kejam? Namun, kamu juga
bisa mengetahui dampak positif dan negatifnya lho. Yuk, coba rasakan dampak ini melalui
sejarah pendudukan Jepang di Indonesia, yaitu:
Dampak Positif
Dampak positif yang bisa dirasakan karena adanya jajahan Jepang, bisa kamu ketahui seperti di
bawah ini:
Bahasa Indonesia bisa digunakan dengan baik seperti nama jalan dan pelajaran di
sekolah.
Diskriminasi pendidikan dihapuskan.
Diperkenalkan sistem pertanian yang lebih baik.
Mendapatkan pelatihan dalam perang dan persenjataan pemuda.
Dampak Negatif
Sedangkan, penjajahan tersebut tidak terlepas dari dampak negatif yang dapat dirasakan oleh
bangsa Indonesia, yaitu:
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pendudukan Jepang di Indonesia berlangsung selama 3,5
tahun. Walaupun lebih singkat daripada pendudukan Belanda di Indonesia, kebijakan yang
diberikan kepada rakyat Indonesia cukup besar di berbagai bidang.
Kebijakan pendudukan Jepang pertama yang akan kita bahas meliputi bidang politik. Hm… Kira-
kira apa saja, ya? Berikut kebijakan pendudukan Jepang di bidang politik.
Penggunaan bahasa Belanda dilarang saat ini dan mewajibkan untuk menggunakan
bahasa Jepang. Akan tetapi, agar rakyat Indonesia simpati maka pengibaran bendera
Merah Putih serta penggunaan Bahasa Indonesia tetap diizinkan.
Struktur pemerintahan yang ada Indonesia harus sesuai dengan susunan Jepang.
Tak hanya di bidang politik saja, Jepang juga banyak mengeluarkan kebijakan di bidang
ekonomi, lho. Beberapa di antaranya sebagai berikut.
Eksploitasi sumber daya alam oleh Jepang dan juga mengeksploitasi sumber daya
manusia sebagai kepentingan perang Jepang.
Makanan, pakaian, pembekalan lainnya dari rakyat Indonesia diambil secara paksa dan
tanpa adanya kompensasi.
Aktivitas ekonomi yang dilakukan digunakan untuk kepentingan perang seperti adanya
bahan mentah maupun semua potensi sumber daya alam.
Jepang membangun sistem ekonomi yang ketat sehingga adanya penerapan sanksi
berat.
Kebijakan ini dimaksudkan untuk untuk mengambil alih di bidang ekonomi yang disebut sebagai
self help. Untuk seluruh hasil perekonomian yang ada di Indonesia ini ternyata dijadikan sebagai
modal kepentingan dari Jepang itu sendiri.
Tidak tertinggal untuk bidang pendidikan juga mengalami kebijakan yang cukup mencengangkan,
lho. Berikut beberapa kebijakan yang dikeluakan pemerintahan Jepang dalam ranah
pendidikan.
Bahasa Jepang wajib dipelajari oleh para pelajar, selain itu juga harus mempelajari lagu
kebangsaan Jepang, adat istiadat, Kimigayo, dan juga gerak badan sebelum dimulainya
pelajaran.
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib dan sebagai bahasa
pengantar di seluruh sekolah.
Kebijakan pendudukan jepang di bidang pendidikan sendiri sebenarnya adalah fokus pada
kebutuhan perang Jepang. Dengan begitu pendidikan yang ada di Indonesia menurun dan
sangat tidak teratur sehingga banyak sekolah-sekolah yang ditutup begitu saja dan pengajar
mengalami penurunan.
Dalam bidang sosial, Jepang juga banyak mengeluarkan kebijakan yang diterapkan kepada
rakyat Indonesia. Diantaranya sebagai berikut.
Adanya pekerjaan romusha yaitu sistem kerja paksa zaman Jepang yang sangat
memprihatinkan karena setiap kegiatan dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan perang
Jepang. Karena adanya romusha ini maka banyak korban berjatuhan karena penyakit
dan kelaparan.
Proses komunikasi antar pulau dan dunia luar sangat sulit karena adanya kendali dari
Jepang.
Seluruh nama kota yang semula memakai bahasa Belanda diganti menjadi bahasa
Indonesia seperti Batavia menjadi Jakarta dan Buitenzorg menjadi Bogor.
Adanya kebijakan Kinrohosi yaitu tradisi kerja bakti yang dilakukan secara bersama-
sama.
Tanggal 1 April 1943 didirikan pusat kebudayaan Keimin Bunka Shidoso sehingga para
seniman selalu diawasi agar tidak menyimpang dari tujuan Jepang.
Mulai kondisi yang sangat memprihatinkan dan sangat parah seperti kesulitan makanan,
adanya penyakit, dan lainnya sehingga muncul tindak kriminal.
Praktik perbudakan wanita atau yugun ianfu sehingga banyak wanita muda Indonesia
untuk menghibur perang Jepang.
Tidak ada pers independen dan pengawasan karena adanya pembatasan pers yang ada
di bawah pengawasan dari Jepang.
Untuk kerja paksa romusha ini sendiri sangat keras sehingga tidak heran jika banyak penyakit
dan kematian pada saat itu. Hal itu dilakukan dengan paksa dan mulai dari pagi hari sampai
malam hari tanpa makan dan tidak melihat kemanusiaan.
Karena Perang Dunia II yang masih berjalan maka di tanggal 9 Agustus 1945 diluncurkan bom
atom yang bernama Fat Man. Bom itu dibawa oleh B-29 yang menuju ke kota Nagasaki dan
Hirosima sehingga membuat dua kota tersebut hangus terbakar dan tidak tersisa.
Peristiwa bom atom ini ternyata mampu melumpuhkan Jepang dan menjadi luka yang sangat
mendalam. Terlebih di tanggal yang sama, Tentara Merah Uni Soviet menyerang negara boneka
Jepang, yaitu Manchukuo, dan berhasil mendudukinya.
Serangan kepada Jepang tersebut digunakan untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Jepang
menjanjikan sebuah kemerdekaan untuk Indonesia Namun, dalam waktu yang berdekatan,
tentara sekutu telah mendarat di Balikpapan dan membuat Jepang semakin terdesak. Akhirnya,
pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada sekutu tanpa syarat sehingga menandai
berakhirnya Perang Dunia II yang ada di Pasifik. Hal itu juga membuat penjajahan Jepang di
Indonesia berakhir.