Anda di halaman 1dari 12

Tugas Crew TV

Tugas Crew TV hampir sama dengan Crew Film namun ada juga perbedaannya... lihat
aja dibawah....!

1.PRODUSER
Seorang yang mendisain sebuah produksi program acara sekaligus bertanggung jawab
terhadap teknis eksekusi produksi program tersebut dan bertugas untuk
mengintegrasikan unsur-unsur pendukung produksi dalam sebuah produksi program
acara televisi dan bertanggung jawab terhadap aspek teknis maupun estetis serta
mampu menterjemahkan sebuah gagasan / naskah / rundown sebuah program acara
ke dalam pelaksanaan produksi program siaran.

2.PROGRAM DIRECTOR – PENGARAH ACARA


Seorang yang ditunjuk untuk bertanggungjawab secara teknis pelaksanaan produksi
satu mata acara siaran, menyutradarai Program Acara Televisi baik untuk Drama
ataupun Non Drama dalam Produksi Single atau Multi Camera.

Syarat :
1. Memahami TYPE OF PROGRAM
2. Menguasai MANAJEMEN PRODUKSI
3. Mendalami SINEMATOGRAFI
4. Mendalami DRAMATURGI
5. Mampu menggunakan Peralatan Produksi dan dapat menterjemahkan gagasan
kedalam eksekusi sebuah program acara TV (mengabungkan hal teknis & seni)

Apa saja yang perlu dilakukan?

Brain Strorming :
1. Membuat /menentukan detail konsep bersama-sama dengan Producer,
Creative.
2. Melakukan analisis script/scenario /rundown berdasarkan konsep/ ide
yang telah disepakati.
3. Menentukan peralatan pendukung teknis meliputi : Kamera, Lighting,
Audio dan perangkat teknis lainnya sesuai dengan konsep program

Koordinasi :

Melakukan koordinasi dengan crew pendukung teknis meliputi : Kameraman,


Switcherman, Audioman, Lightingman menyangkut konsep acara dan kebutuhan
peralatan produksi Me-review kembali kebutuhan teknis produksi dengan
Producer dan Creative

Eksekusi :
1. Membuat /menentukan bloking kamera
2. Melakukan supervisi terhadap penataan set panggung, lighting, kamera,
audio, switcher, CG etc.
3. Bersama-sama TD memastikan kesiapan perangkat teknis lainnya
4. Memandu jalannya Gladi Bersih bersama FD
5. Berkoordinasi dengan producer dan krabat kerja yang lain
6. Melakukan Briefing bersama seluruh crew pendukung acara mengenai
rundown acara SHOOTING PROGRAM ( Live / Taping ) Mengarahkan
produksi Program Acara
Evaluasi :
Bersama Produser dan crew pendukung teknis lainnya melakukan evaluasi

Editing :
Mengikuti proses editing program bila Dibutuhkan

BAHASA KOMANDO…

[i]STANDBY[/i]
Aba-aba untuk meminta kepada seluruh pendukung acara baik crew maupun
talent/presenter untuk bersiap-siap memulai acara/program.
Dapat juga berarti aba-aba untuk kameraman agar jangan merubah komposisi
gambar karena akan di ambil .

Contoh : “Studio standby….Crew, Standby….” Atau “… Camera 1 Standby


….Camera 1 Take ….”

COUNTDOWN
Hitungan mundur untuk memberi aba-aba agar program di mulai tepat sesuai
waktu yang ditentukan.
Dapat juga berarti memberikan jeda waktu pada proses recording antara satu
adegan ke adegan berikutnya, untuk mempermudah pada proses editing

Contoh : “ Standby … 5…4…3…2…2…action !!!...”

CUE / ACTION
Aba-aba untuk artis, talen, presenter atau performer yang lain untuk memulai
adegan atau aksinya sesuai dengan script/ naskah. Dalam produksi program
besar yang melibatkan banyak orang, komando dari Director diteruskan kepada
Floor Director

Contoh : “… 3…2…1…Cue (talen)…!!” atau “Camera ..!!! ..Action…!!” “

TAKE” / “ON”
Aba-aba untuk kameraman sebagai tanda gambarnya di ambil, biasanya
dilakukan untuk produksi program dengan multi kamera.

Contoh : “ Camera 1 Standby… Camera 1 Take” atau “ Camera 1 …On..!!”


Take two, Take Tree…
Isyarat untuk meminta untuk dilakukan pengambilan gambar ulang, karena
pengambilan gambar pertama terjadi kesalahan atau hasilnya tidak memuaskan.

ROLLING / PLAY
Aba-aba kepada VTR operator untuk memulai pemutaran video tape, bisa juga
berlaku sebagai aba-aba untuk memulai perekaman.

Contoh : “… standby VTR… rolling, VTR….” Atau “ Stndby VTR …rolling record VTR…
3..2..1..”

WIDE SHOOT / Tide Shoot


Perintah kepada kameraman untuk pengambilan sudut gambar lebar atau sempit

Contoh : “… Camera 1 wide….”

CUT
Perintah untuk memotong adegan

BUNGKUS/ CLEAR
Komando sebagai isarat bahwa seluruh kegiatan produksi telah usah. Dapat juga
berarti proses pengambilan gambar pada satu scene telah usai atau
pengambilan gambar pada satu tempat telah usai, diteruskan ke tempat
berikutnya

3.PRODUCTION SWITCHER / SWITCHERMAN


adalah seseorang yang bertanggungjawab terhadap pergantian gambar, baik
atas permintaan Pengarah Acara atau sesuai dengan shooting script/rundown
yang telah disusun sebelumnya. dalam perkembangannya posisi ini sudah
dirangkap oleh pengarah acara.

Pada produksi TV akan ditemukan editing dalam 3 bentuk :


• Video switching in real time mempergunakan production switcher ( video mixer)
• Post production videotape editing
• Film editing

Meskipun secara mekanis masing-masing prosesnya berbeda, efek artistiknya


bisa jadi hampir sama.Yang perlu diperhatikan pada saat editing adalah :

• Moment yang dipilih untuk diganti dari satu shot ke shot lainnya. (cutting point).
• Bagaimana pergantian shot tersebut (cut,mix,dsb) dan kecepatan transisi.
• Order of shots (sequence) dan durasinya (cutting rhythm).
• Mempertahankan kualitas gambar yang baik dan kesinambungan audio.
• Menggabungkan adegan yang diambil pada waktu dan tempat berbeda, apabila
adegan diambil dengan satu kamera.

Untuk sebuah produksi televisi, rundown merupakan panduan yang dijadikan


acuan seorang program director atau pengarah acara dalam menjalankan
sebuah acara televisi.

Rundown biasanya disusun oleh produser dan didiskusikan dengan tim produksi.
Format pembuatan rundown tidak mutlak, sangat tergantung dari karakteristik
format acara televisi itu sendiri.
Rundown format berita misalnya agak sedikit berbeda dengan rundown untuk
acara berformat non drama (quiz, gameshow, music, variety show,magazine ,dll).

Rundown merupakan susunan isi cerita dari sebuah program acara yang dibatasi
oleh durasi (panjangnya item acara), segmentasi dan deskripsi atau bahasa
naskah.

Untuk acara berdurasi 30 menit biasanya dibagi menjadi empat segment, namun
beberapa acara berdurasi setengah jam ini juga kadang terbagi menjadi 3
segment. Sedangkan acara berdurasi 60 menit biasanya terbagi atas 5 atau 6
segment.

Salah satu fungsi pembuatan segmentasi ini adalah untuk keperluan


penempatan commercial break atau iklan. Misalnya, total konten program acara
berdurasi 30 menit adalah 24 menit,sisanya yang 6 menit untuk iklan.

Selain kolom “Segment”, hal penting lainnya adalah “Description”. Di kolom ini
dijelaskan tentang apa saja isi dari setiap segment. Sedangkan jika ada catatan
penting lainnya, bisa dimasukan ke dalam kolom “Note” atau “Remark”

4.FLOOR DIRECTOR / PENGARAH LAPANGAN


Bertugas sebagai penghubung dalam menyampaikan pesan- pesan Pengarah
Acara kepada kerabat kerja dan para artis pendukung dalam produksi suatu
acara.

5.LIGHTING DIRECTOR / PENATA CAHAYA


bertugas sebagai seseorang yang bertanggung jawab terhadap Keberhasilan
penataan cahaya di studio baik secara artistik maupun yang mampu menyentuh
perasaan yang sesuai dengan tuntutan naskahnya.

[b]6.AUDIOMAN[/b]
Audioman adalah petugas yang mengatur perimbangan suara dari berbagai
sumber,antara lain melakukan set up mikrofon, musik / backsound dan lain
sebagainya.

Tugas - tugas Crew Film

Agent (Agent Model) :

Seseorang yang dipekerjakan oleh satu atau lebih talent agency atau serikat pekerja
untuk mewakili keanggotaan mereka dalam berbegosiasi kontrak individual yang
termasuk gaji, kondisi kerja, dan keuntungan khusus yangtidak termasuk dalam
standard guilds atau kontrak serikat kerja. Orang ini diharapkan oleh para aktor/aktris
untuk mencarikan mereka pekerjaan dan membangun karir mereka

Art Departement :

Bagian artistik. Bertanggung jawab terhadap perancang set film. Seringkali bertanggung
jawab untuk keseluruhan desain priduksi. Tugasnya biasanya dilaksanakan dengan
kerjasama yang erat dengan sutradara dan cameraman
Asst. Director :

Seorang asisten sutradara film yang memperhatikan administrasi, hal yang penting
sehingga departemen produksi selalumengetahui perkembangan terbaru proses
pengambilan film. Ia bertanggung jawab akan kehadiran aktor/aktris pada saat dan
tempat yang tepat, dan juga untuk melaksanakan instruksi sutradara.

Art Director :

Pengarah artistik dari sebuah produksi

Asisten Produser :

Seorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya

Broadcaster :

Sebutan untuk seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran

Best Boy :

Asisten Gaffer atau asisten Key Grip.

Boom Man :

Seorang yang mengoperasikan mikrofon boom.

Booth Man :

Operator proyektor film. Orang yang bekerja dalam ruang proyeksi.

Camera Departement :

Bertanggung jawab untuk memperoleh dan merawat semua peralatan kamera yang
dibutuhkan untuk memfilmkan sebuah motion picture. Juga bertanggung jawab untuk
penanganan film, pengisian film, dan berhubungan dengan laboratorium pemrosesan.

Cameraman :

- First Cameraman sering disebut sebagai Penata Fotografi (Director of Photography)


atau kepala kameramen, bertanggung jawab terhadap pergerakan dan penempatan
kamera dan juga pencahayaan dalam suatu adegan. Kecuali dalam unit produksi yang
kecil, Penata Fotografi tidak melakukan pengoperasian kamera selama syuting yang
sesungguhnya.

- Second Cameraman sering disebut sebagai asisten kameramen atau operator kamera,
bertindak sesuai instruksi dari kameramen utama dan melakukan penyesuaian pada
kamera atau mengoperasikan kamera selama syuting.

- First Assistant Cameramen sering disebut Kepala Asisten untuk pada operator kamera.
Seringkali bertanggung jawab untuk mengatur fokus kamera (untuk kamera film)

- Second Assistant Cameraman, menjadi asisten operator kamera.

Cinematographer (Sinematografer) :

Penata Fotografi. Orang yang melaksanakan aspek teknis dari pencahayaan dan
fotografi adegan. Sinematografer yang kreatif juga akan membantu sutradara dalam
memilih sudut, penyusunan, dan rasa dari pencahayaan dan kamera.
Costume Designer :

Orang yang merancang dan memastikan produksi kostum secara sementara maupun
permanen untuk sebuah film.

Dialogue Coach or Dialogue Director :

Orang dalam set yang bertanggung jawab membantu para aktor/aktris dalam
mempelajari kalimat mereka selama pembuatan film. Mungkin juga membantu
pengaturan dialog saat

Director :

Orang yang mengontrol tindakan dan dialog di depan kamera dan bertanggung jawab
untuk merealisasikan apa yang dimaksud oleh naskah dan produser.

Editor :

Sebutan bagi seseorang yang berprofesi sebagai ahli pemotongan


gambar video dan audio.

Editorial Departement :

Divisi dimana semua potongan film yang telah dihasilkan digabungkan sehingga
membentuk urutan yang koheren, kadang dengan bantuan asisten sutradara atau
produser.

Electric Departement :

Bertanggung jawab terhadap penjagaan dan penyediaan segala alat elektrik. (misalnya:
lampu, kabel, dan lain sebagainya) untuk kebutuhan film.

Engineering :

Sebutan dalam pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah teknis penyiaran

Film Loader :

Pengisi Film. Anggota tim kamera kadang adalah asisten kameramen yang mengisi film
yang belum diekspose ke dalam magazine dan mengeluarkan film yang telah diekspose

Floor Director :

Seseorang yang bertanggungjawab membantu mengkomunikasikan keinginan


sutradara dari master control ke studio produksi

Gaffer :

Pemimpin electrician yang bertanggung jawab di bawah Director of


Photography mengenai pencahayaan set. berbagai bentuk dan ukuran.

Green Departement :

Bertanggungjawab untuk menyediakan pepohonan, semak, bunga, rumput, dan benda-


benda hidup lainnya baik yang asli maupun buatan.

Hairdresser :

Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan
penata rambut laki-laki maupun perempuan.
Hairdresser Departement :

Bertanggungjawab atas kebutuhan rambut asli maupun wig untuk para aktor dan aktris.

Key Grip :

Orang yang memimpin para pekerja grip.

Make-Up Departement :

bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan
kebutuhan skenario pada saat syuting.

Music Departement :Bertanggungjawab dalam pengaturan atau menyediakan musik


yang akan digunakan dalam film.

Producer :

Sebutan ini untuk orang yang memproduksi sebuah film tetapi bukan dalam arti
membiayai atau menanamkan investasi dalam sebuah produksi. Tugas seorang
produser adalah memimpin seluruh tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen produksi dengan
anggaran yang telah disetujui oleh executive producer.

Production Departement :

Bagian yang menentukan batasan biaya dan menangani persiapan dan pelaksanaan
atas segala keperluan dalam sebuah produksi.

Production Assistant :

Bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dilapangan selama proses produksi.

Production Manager :

Orang yang bertanggung jawab atas detail produksi dari awal sampai produksi itu
selesai.

Production Unit :

Terdiri dari sutradara, kru kamera, kru tata suara, bagian listrik dan semua orang yang
diperlukan dalam suatu produksi.

Prop Man :

Bertugas untuk memastikan bahwa properti ada ditempat yang seharusnya pada saat
dibutuhkan untuk suatu produksi.

Research Departement :

bagian riset yang terdiri dari orang-orang yang menilai otentisitas artikel, benda, kostum,

Script Supervisor, Script Clerk :

Bertanggungjawab untuk mencatat seluruh adegan dan pengambilan gambar yang


diproduksi. termasuk semua informasi yang diperlukan seperti durasi, arah gerakan,
penagrahan mimik wajah, penempatan aktor/aktris dan properti, serta gerakan fisik
yang harus disesuaikan aktor/aktris dalam semua cakupan yang berurutan untuk
kemungkinan pengambilan gamabr ulang. Semua informasi ini dimasukkan dalam
salinan naskah milik supervisi naskah dan digunakan oleh editor ketika tahap
editing. Dalam salinan ini juga dimasukkan catatan dari sutradara untuk editor.

Still man, Photographer :

Bertanggungjawab atas publiitas dan pembuatan foto set serta lokasi. Dapat juga
digunakan pada kesempatan tertentu..

Transportation Departement :

Bertanggungjawab terhadap semua kendaraan yang digunakan oleh kru dan pemain
selama syuting berlangsung. Dalam hal ini termasuk antar dan jemput kru atau pemain.

VTR Man :

Orang yang mengoperasikan VTR (Video tape Recorder) selama proses pembuatan
acara televisi

Wardrobe Departement :

Bertanggungjawab atas pemilihan kostum yang akan dipergunakan untuk produksi.

Langkah - langkah dalam pembuatan Film pendek

Berikut adalah langkah - langkah dalam pembuatan Film pendek, cuku mudah untuk
gali potensi kita.

1. Riset Awal!

Kita cari tahu dulu tentang latar belakang yang ingin kita buat film. Kalau serius, riset ini
harusnya sangat detail, tetapi kalau mau sederhana, kita bisa saja browsing dulu di
internet atau bertanya kepada teman atau orang yang sudah mengalaminya. Kita catat
data-data yang kita dapat tadi.

2. Siapkan Peralatan

Perlengkapan yang diperlukan adalah handycam atau kamera video apa pun beserta
baterai dan charger. Jangan lupa bawa juga mikrofon tambahan dan kabel ekstensinya,
tripod, dan yang paling penting, kaset-kaset kosong (bawa cadangan ya).

3. Riset Lapangan

Waktu sampai di tempat tujuan, kita harus melakukan riset lebih dalam dari riset awal
yang sudah kita lakukan di rumah. Cocokkan data yang didapat saat riset awal dengan
keadaan di lapangan.

Bagaimana caranya? Ya jalan, ngobrol, dan nongkrong! Santai dan berusaha akrab
dengan lingkungan yang akan kita filmkan.

4. Buat Alur Cerita Kasar

Tentukan siapa saja yang mau diangkat sebagai tokoh dalam film. Biasanya, dari hasil
riset di lapangan, kita bisa mendapatkan sebuah ide yang lebih spesifik dan menarik
untuk diangkat dari ide awal kita di rumah. Misalnya, “Keseharian hidup badut di Dufan”.
Kemudian, buatlah alur cerita kasar dari ide tersebut. Misalnya, tugas-tugas si badut di
Dufan dan tempat-tempat wajib yang harus didatangi si badut.

5. Buatlah Sinopsis

Cerita singkat tentang seperti apa film yang kita buat ini. Dari sinopsis kita bisa
menentukan siapa saja yang harus kita wawancara, daftar pertanyaan untuk setiap
wawancara, dan daftar gambar-gambar (footage) yang dibutuhkan di luar wawancara.

6. Syuting atau Pengambilan Gambar

Dari hasil riset, kita sudah tahu di mana saja dan kapan saja orang-orang yang ingin kita
wawancara berada. Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan untuk pengambilan
gambar. Yang pertama, datangi dan minta izin mereka untuk melakukan wawancara.
Ingat, jangan sekali-kali merekam wawancara tanpa izin! Tidak etis dan bisa bikin
mereka tidak suka.

Kedua, jangan lupa menggunakan mikrofon tambahan ketika melakukan wawancara,


apalagi kalau kita berada di tengah keramaian. Ketiga, gunakan daftar pertanyaan yang
sudah dibuat sebelumnya sebagai acuan, tetapi jangan terlalu kaku, kita boleh bertanya
hal-hal lain di luar daftar tersebut.

Keempat, buat suasana wawancara sesantai mungkin, bertanyalah seperti kita sedang
mengobrol biasa. Sebab, keberadaan kamera video bisa membuat orang gugup, jaim,
dan tidak bisa menjawab jujur.

Kelima, gunakan tripod bila wawancara berlangsung cukup lama dan tidak dilakukan
sambil bergerak. Keenam, Selesaikan semua wawancara dari daftar orang yang sudah
kita buat. Setelah itu rekam semua gambar yang sudah kita tulis dalam daftar footage
kita. Kalau kita masih punya waktu dan kaset cadangan, kita boleh kok merekam
gambar-gambar tambahan lain yang mungkin nanti bisa berguna saat tahap editing.

Ketujuh, setelah semua selesai direkam. Periksa lagi semua daftar yang kita punya.
Baca lagi sinopsis awal kita. Apa semua sudah cukup. Jangan sampai ada yang terlupa.

7. Buat Alur Cerita Final

Sesuaikan hasil catatan dengan hasil wawancara yang sudah kita buat. Masih
sesuaikah? Harus diubahkah? Ke arah mana harus dikembangkan?

Hal ini sangat mungkin terjadi karena hasil wawancara bisa banget menghasilkan data-
data yang lebih banyak dan mungkin berbeda dari apa yang sudah kita siapkan
sebelumnya. Enggak masalah kok. Perbaiki dan buat sinopsis baru yang bisa disusun
dari hasil rekaman yang sudah kita tonton berulang kali.

Setelah selesai, barulah sinopsis final ini bisa jadi panduan untuk mulai mengedit.

8. Mengedit Film

Mulai capture hasil rekaman yang sudah kita pilih sebelumnya ke dalam komputer
menggunakan program editing yang biasa kita pakai. Setelah itu susun film kita
berdasarkan sinopsis final yang sudah kita buat sebelumnya.
Masukkan footage-footage yang kita sudah rekam. Buat alur semenarik mungkin,
jangan terlalu banyak wawancara yang bisa membosankan. Idealnya, panjang film 8-12
menit.

9. Musik Latar atau “Soundtrack”

Tambahkan musik latar yang sesuai, jangan pakai musik orang sembarangan ya! Sebisa
mungkin buat musik sendiri atau minta teman yang pandai membuat musik untuk
membuatkan musik untuk film ini

10. Terakhir, koreksi warna atau “color correction”

Masukkan opening title (pilih judul yang catchy dan bisa menggambarkan keseluruhan
film), tambahkan credit title, mixing suara, wrap! Jadikan DVD biar bisa ditonton
beramai-ramai

Teknik Kamera Video

Definisi

Kamera video adalah perangkat kamera yang digunakan untuk


mengabil gambar bergerak dan menyimpannya pada media tertentu,
dimana kemudian akan dilakukan proses pengolahan.

Jenis Kamera Video

1) Berdasarkan Format

• Analog
• Digital
2) Berdasarkan Media Rekam

• Betamax
• VHS
• 8mm
• VHS-C
• DV(Digital Video)
• Mini DV
• Betacam
• Memori stick
• Mini Disc

Tahapan Memaksimalkan Penggunaan Kamera Video

Kenali dan Pahami Kamera Video

Semua alat yang akan digunakan harus benar – benar dikuasai supaya
meminimalisasikan kesalahan pengambilan gambar nantinya.

Rekaman Video yang Layak Dilihat dan Disimpan


Rekaman video dikatakan layak untuk dilihat dan disimpan jika memenuhi 4 syarat
: cukup pencahayaan, fokus, stabildan cukup durasi.

Rekaman Video yang Layak Dinikmati

Rekaman video yang layak dinikmati harus memenuhi kaidah – kaidah sebagai berikut:

• Balance, Framing, Compositions : Horizontal Lines, Vertical Lines, Thirds Ratio,


Diagonal Lines, Triangle, Perspective, Looking Room, Walking Room, Head Room,
Golden Mean, Background, Foreground.
• Frame Cutting Points : Extreme Close Up, Big Close Up, Close Up, Medium Close Up,
Medium Shot, Medium Long Song, Long Shot, Extreme Long Shot.
• Other Types Of Shot : 2 Shot, 3 Shot, Group Shot, Over Shoulder Shot, Establishing Shot.
• Camera Movement : Panning ( Left, Right, Up, Down ), Tracking ( In, Out, Follow, Revolve
), Truck ( Left, Right ), Zooming ( In, Out )
• Camera Angle # 1 : Normal Angle, Low Angle, High Angle
• Camera Angle # 2 : Objective Camera, Subjective Camera
• Shot By Camera Positions : Face Shot, ¾ Shot, Profile Shot, Over Shoulder Shot
• · Shooting Rules : Jump Cut, Crossing The Line, Continuity

Rekaman Video yang Selesai dan Layak Tonton Sebuah karya videografi yang selesai
dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut ini:

1. Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan,
tujuan dan khalayak sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik
produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif ( riset, penulisan outline,
skenario, storyboard, dsb.).
2. Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting).
3. Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan hasil rekaman
video dengan berbagai elemen audio visual lainnya.
4. Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format siap tonton (kaset,
VCD, DVD, dsb.)
5. Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening,
penjualan, broadcasting, webcasting, dsb.).
Teknik Kamera : Pengambilan Gambar
Establingshing Shot (ES)

1.
Pengambilan gambar/shooting yang di ambil dari jarak yang sangat jauh atau dari
“pandangan mata burung”, biasanya untuk membangun pengetahuan dimana lokasi
kejadian.
Long Shot (LS)
Shooting dilakukan dari jarak jauh, tetapi tidak sejauh establish shot.digunakan untuk
penekanan terhadap lingkungan sekitar atau setting dalam scene.
Medium Shot (MS)
Shooting untuk membuat frame actor. Biasanya dilakukan dari pinggang ke atas.
Medium shot (MS) bias digunakan untuk membuat focus terhadap 2 orang actor yang
saling berhadapan dan beinteraksi,missalnya: debat, berpelukan dan sebagainya.
Over Tehe Shoulder Shot (OS)
Shooting Untuk mengambil gambar actor melalui pundak actor yang lain,digunakan
ketika para actor saling bertatapan muka satu sama lain.contoh salah satu actor
berbicara kepada actor yang lain sedangkan yang lain mendengarkan.
Close-Up (CU)
Shoting diambil dari jarak dekat. Biasanya focus kepada wajah,digunakan untuk
memperlihatkan ekspresi wajah/mimic dari actor. Memperhatikan detail objek,atau
untuk mengarahkan audience pada suatu elemen yang dipentingkan.
Tips Merekam Video Dengan Sempurna
Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus.

1. Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber
pencahayaan.
2. Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting), posisikan
matahari di belakang anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya.
3. Gunakan tripod atau alat bantu lainnya.
4. Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan kamera
video Anda sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai
secangkir kopi panas).
5. Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari
penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk tujuan
tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses lebih lanjut
(editing).
6. Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda
(editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa
agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi
setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.)
7. Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi), namun
juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal
karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3 hingga
5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi yang sama
setelahaction berlangsung.
8. Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10
detik. Jika suatu shotakan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam
kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.

Anda mungkin juga menyukai