Alhamdulillah, dengan izin Allah SWT pada tahun ini kita akan bertemu dengan bulan yang suci
dan mulia yaitu bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan memiliki keistimewaan tersendiri di banding
bulan-bulan yang lain.
ُ شهۡ َر فَ ۡليَـ
َصمۡ هُؕ َو َم ۡن کَان َّ ش ِهدَ ِم ۡنكُ ُم ال ِ ِۚ َت ِمنَ ۡال ُه ٰدى َو ۡالفُ ۡرق
َ ان فَ َم ۡن ِ َِّى ا ُ ۡن ِز َل ف ِۡي ِه ۡالقُ ۡر ٰا ُن هُدًى لِلن
ٍ اس َو بَيِ ٰن ۡٓ ۡ ضانَ الَّذ
َ شَهۡ ُر َر َم
ع ٰلى َما َه ٰدٮ ُك ۡم َ ّٰللاُ بِکُ ُم ۡاليُسۡ َر َو ََل ي ُِر ۡيدُ ِبکُ ُم ۡال ُعسۡ َر َو ِلت ُ ۡک ِملُوا ۡال ِعدَّة َ َو ِلتُک َِب ُروا ه
َ ّٰللا َ ع ٰلى
سف ٍَر فَ ِعدَّة ٌ ِم ۡن اَي ٍَّام اُخ ََر ي ُِر ۡيدُ ه َ َم ِر ۡيضًا ا َ ۡو
ََولَ َعلَّکُ ۡم ت َۡشكُ ُر ۡون
Artinya:"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di
antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada
bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."(QS.Al-Baqarah:185).
Bulan Ramadhan merupakan kesempatan besar sekaligus menjadi acuan bagi seluruh umat muslim
untuk kembali meningkatkan kuantitas dan kualitas dalam beribadah.
Seperti dalam sebuah hadits dikatakan,“...Barang siapa yang melakukan kebaikan (ibadah sunah)
di bulan itu pahalanya seperti melakukan ibadah wajib dibanding bulan yang lainnya. Dan barang
siapa melakukan kewajiban di dalamnya, maka pahalanya seperti melakukan 70 kewajiban
dibanding bulan lainnya...” (HR. Ibnu Khuzaimah). Semangat umat muslim menggema dan saling
berlomba-lomba dalam kebaikan mulai dari awal hingga akhir ramadhan baik berupa ibadah-
ibadah yang sifatnya mahdlah (hablum minallah) ataupun muamalah (hablum minannas).
Pada bulan Ramadhan, seluruh umat muslim belajar untuk ikut merasakan penderitaan orang-
orang yang kurang beruntung dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menahan lapar dan
dahaga selama tiga puluh hari penuh. Tak hanya merasakan tetapi pada bulan ini pun, Islam
mewaijbkan umatnya untuk membayar zakat fitrah yang fungsinya sebagai pembersih diri setiap
orang selama satu tahun penuh dan di sisi lain menjadi sumber rezeki bagi para mustahik. Sikap
saling berbagi di bulan Ramadhan bahkan telah menjadi kebiasaan bagi mayoritas umat muslim.
Dengan berbagi, maka setiap orang bisa meningkatkan rasa empati dan kepeduliannya terhadap
keadaan orang-orang di sekitarnya yang belum beruntung, dan itu lebih terasa pada saat bulan
Ramadhan. Dengan membiasakan diri untuk bersedekah atau berbagi kepada orang lain pada bulan
Ramadhan, maka insya Allah hal itu akan terus dilakukan secara kontinu walaupun bulan
Ramadhan telah berakhir.
RAMADHAN KAREEM
Bulan Ramadhan merupakan bulan di mana Allah SWT melipat gandakan pahala bagi
setiap hamba-Nya yang berbuat amal shaleh dengan lipatan yang tidak dapat dihitung dengan
hitungan manusia. Bulan ini menjadi saat yang selalu dinanti-nanti bagi setiap muslim karena
berbagai keutamaannya. Berbagai dalil menyebutkan keistimewaan yang sangat menguntungkan
bagi orang-orang yang beriman dan melaksanakan amal saleh.
Salah satu keutamaan bulan Ramadan adalah pahala yang berlipat ganda untuk setiap ibadah yang
kita laksanakan. Amalan-amalan pada bulan Ramadan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah
SWT, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
ان َح َّجة
َ ضَ م
َ م َر ًة فِى َر
ْ ن ُع
َّ اع َتمِ ِرى فِيهِ َف ِإ
ْ ان
ُ ض
َ م
َ ان َر
َ ََف ِإذَا ك
Artinya: “Pahala umrah pada bulan Ramadan menyamai pahala ibadah haji.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Dalam riwayat lain juga disebutkan, Ibnu Rajab rahimahullah berkata, Abu Bakr bin
Abi Maryam mengatakan bahwa banyak guru-gurunya yang berkata, “Apabila telah tiba bulan
Ramadan, maka perbanyaklah berinfaq, karena infaq di bulan Ramadan dilipatgandakan bagaikan
infaq di jalan Allah SWT, dan tasbih di bulan Ramadan lebih utama daripada tasbih di bulan yang
lain.”
Dengan mencermati keutamaan bulan Ramadhan di atas, maka kita akan menjadi hamba
Allah yang merugi bilamana kita tidak dapat mengisi dan memanfaatkan bulan Ramadhan ini
dengan melatih diri (tarbiyatun-nafsi) dan memperbanyak amalan-amalan serta kegiatan yang
positif sebagai bentuk investasi kekayaan kita yang sebenarnya (amal shaleh) sebagai bekal hidup
di dunia sampai di akherat kelak.Berikut beberapa amaliyah yang harus dilakukan dalam bulan
ramadhan.
1. PUASA
Menurut syariat islam, puasa disebut dengan Shaum yang berasal dari Bahasa Arab : صوم
merupakan ibadah yang bersifat wajib untuk dilaksanakan ketika bulan Ramadhan telah
tiba. Ibadah ini juga dilaksanakan selama satu bulan penuh lalu akan ditutup dengan
perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Pelaksanaan puasa yang sesuai dengan syariat islam adalah dengan menahan diri dari
makan minum serta semua perbuatan yang dapat membatalkan puasa dari terbitnya
matahari hingga matahari tenggelam dengan diawali niat yang sudah tercantum dalam kitab
suci Al-Qur’an. Puasa ditujukan untuk dapat membentuk serta menanamkan sikap-sikap
teladan dan meningkatkan ketakwaan seorang Muslim kepada Allah SWT.
Puasa adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang mampu.
Puasa memiliki banyak manfaat, baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Namun, agar
puasa kita diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, kita
harus memenuhi syarat-syarat wajib dan syarat-syarat sah puasa.
Syarat wajib puasa adalah syarat yang harus ada pada diri seseorang agar ia diwajibkan
untuk berpuasa. Syarat wajib puasa adalah:
a) Islam
Hanya orang yang beragama Islam yang diwajibkan untuk berpuasa. Orang yang
tidak beragama Islam tidak perlu berpuasa dan tidak akan mendapatkan pahala dari
puasa.
b) Baligh
Baligh adalah mencapai usia dewasa secara fisik dan mental. Orang yang sudah
baligh diwajibkan untuk berpuasa. Orang yang belum baligh tidak diwajibkan
untuk berpuasa, tetapi dianjurkan untuk melatih diri berpuasa sejak kecil agar
terbiasa.
c) Berakal
Berakal adalah memiliki kemampuan untuk membedakan antara baik dan buruk,
halal dan haram, serta kewajiban dan larangan. Orang yang berakal diwajibkan
untuk berpuasa. Orang yang tidak berakal, seperti orang gila atau orang yang hilang
ingatan, tidak diwajibkan untuk berpuasa.
d) Sehat dan Kuat
Sehat adalah tidak memiliki penyakit atau gangguan kesehatan yang menghalangi
atau membahayakan puasa.Sehingga orang yang diwajibkan berpuasa adalah
muslim yang sehat jasmani dan rohani serta kuat untuk menjalani puasa. Orang
yang sakit, seperti orang yang demam, orang yang menderita penyakit kronis, atau
orang yang hamil atau menyusui, boleh tidak berpuasa jika puasa akan
membahayakan dirinya atau bayinya. Namun, ia harus mengganti puasanya di hari
lain atau membayar fidyah jika tidak mampu mengganti.
e) Muqim
Muqim adalah tinggal di suatu tempat secara menetap atau lebih dari dua hari.
Orang yang mukim diwajibkan untuk berpuasa. Orang yang safar, yaitu bepergian
jauh lebih dari 80 km atau dua marhalah, boleh tidak berpuasa jika perjalanannya
melelahkan atau menyulitkan puasanya. Namun, ia harus mengganti puasanya di
hari lain.
Selain mengetahui syarat wajib puasa kita selaku umat isalam harus mengetahui
niat puasa di bulan ramadhan beserta doa berbuka puasanya.
Niat untuk puasa di bulan ramadhan adalah:
لِل تَعَالَى
ِ ِ سنَ ِة
َّ ان ه ِذ ِه ال
ِ ضَ ش ْه ِر َر َم ِ ع ْن أَدَاءِ فَ ْر
َ ض َ غ ٍد َ ُن ََويْت
َ ص ْو َم
Artinya:"Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun
ini, karena Allah ta'ala."
Do’a berbuka puasa adalah:
َ علَى ِر ْزقِكَ أ َ ْف
َّ ِب َر ْح َمتِكَ َيا ا َ ْر َح َم, ُط ْرت
َالرحِ مِ يْن ُ َللَّ ُه َّم لَك
َ َو, ُ َو ِبكَ آ َم ْنت, ُص ْمت
Artinya:”Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dan dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku
berserah diri, dan atas rezeki-Mu aku berbuka puasa, dengan rahmat-Mu ya Allah Tuhan
Mahapengasih.”
Puasa di bulan suci Ramadhan merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan bagi
setiap umat Muslim sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Namun, dalam keadaan
tertentu seorang muslim bisa saja tidak bisa melaksanakan puasa karena adanya uzur atau
keadaan tertentu yang membuat ia tidak bisa berpuasa di bulan Ramadhan.
Orang-orang yang boleh membatalkan puasanya di bulan Ramadhan adalah:
Artinya:“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam
perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak
berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib
membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan
kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui”.
➢ Pengertian Puasa Qadha
Puasa qadha adalah puasa yang dilaksanakan untuk membayar utang puasa bagi
yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan. Puasa qadha berlaku bagi orang yang sanggup
berpuasa namun puasanya terhambat karena halangan atau uzur yang dialami pada saat
bulan Ramadhan. Puasa qadha dapat dilakukan di luar bulan Ramadhan yang bisa
dilaksanakan pada bulan Syawal hingga sebelum bulan Ramadhan berikutnya atau bulan
Syaban.
➢ Hukum Puasa Qadha:
Jika hukum puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, maka membayar utang puasa
ramadhan atau qadha hukumnya adalah wajib juga. Puasa qadha tidak boleh dibatalkan
kecuali jika ada udzur yang dibenarkan syariat sebagaimana halnya ibadah puasa
Ramadhan.
Orang yang diwajibkan melaksanakan puasa Qadha adalah orang yang
meninggalkan atau membatalkan puasa di bulan Ramadhan tahun lalu karena udzur
tertentu. Orang tersebut wajib menggantinya di luar bulan Ramadhan.
Tidak wajib membayar qadha puasa secara berturut-turut, boleh saja secara terpisah.
Karena dalam ayat diperintahkan dengan perintah umum,
َ ع ٰلى
سف ٍَر فَ ِعدَّة ٌ ِم ْن اَي ٍَّام اُخ ََر َ ضا اَ ْو
ً َو َم ْن َكانَ َم ِر ْي
“…Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-
hari yang lain...” (QS. Al Baqarah: 185).
Begitu juga menurut sebuah hadis sebagai berikut:
“Qadha (puasa) Ramadan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah.
Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan.” (HR. Daruquthni dari
Ibnu’ Umar).
➢ Pelaksanaan Puasa Qadha
Untuk melaksanakan puasa qadha, wajib berniat di malam hari (sebelum Subuh)
sebagaimana kewajiban dalam puasa Ramadhan. Puasa wajib harus didahului oleh niat di
malam hari sebelum Subuh, berbeda dengan puasa sunnah yang boleh berniat di pagi
hari. Untuk niat puasa qadha sebenarnya tidak perlu diucapkan atau dilafalkan seperti
puasa wajib di bulan Ramadhan. Cukup niatkan saja di dalam hati bahwa esok hari akan
melaksanakan puasa qadha.
Puasa qadha pun disunnahkan untuk makan sahur sebelum fajar tiba. Kemudian
menahan lapar, haus, dan menghindari hal-hal yang dapat membatalkan ibadah puasa itu
sendiri, terhitung dari mulai terbitnya fajar di pagi hari sampai terbenamnya matahari di
waktu petang.
Namun kita juga harus mengetahui hari-hari di mana ketika melakukan puasa maka
haram hukumnya, yakni pada saat Idul Fitri, Idul Adha, dan hari Tasyrik (tanggal 11-13
bulan Dzulhijjah). Membayar Fidyah untuk Mengganti Utang Puasa Sebenarnya ada cara
lain untuk mengganti atau membayar utang puasa di Bulan Ramadhan tahun lalu, yakni
dengan cara membayar fidyah. Tapi cara ini harus dengan ketentuan atau udzur tertentu
sehingga harus membatalkan puasa.
➢ KETENTUAN FIDYAH
Ketentuan membayar fidyah bagi orang yang tidak mampu melaksanakan puasa
disepakati oleh para ulama Hanafiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah bahwa fidyah dalam puasa
dikenai pada orang yang tidak mampu menunaikan qodho puasa. Diantaranya orang tua
yang sudah tidak mampu berpuasa, orang sakit yang sakitnya tidak kunjung
sembuh.Membayar hutang puasa dengan fidyah yaitu memberi makan satu orang miskin
ini dilakukan sebanyak tiga kali sehari, sesuai dengan jadwal makan pada umumnya.
Namun, membayar fidyah juga dikenakan bagi umat muslim yang terlambat
menakukan qodo puasa pada tahun lalu. Sehingga ketentuan bagi orang yang
mengakhirkan dan tidak sempat memenuhi qodo puasa tahun lalu wajib dikenakan Fidyah
dan qodo pada tahun berikutnya (Safinatunnaja, Syekh Nawawi Al Bantani). Selain dengan
memberikan makan, fidyah juga dapat dilakukan dengan memberi uang tunai. Pemberian
uang tunai ini disesuaikan dengan harga 1 mud beras tiap sekali makan.
علَى الَّ ِذ ْينَ يُطِ ْيقُ ْونَهٗ فِدْيَةٌ طَعَا ُم ِم ْس ِكي ٍۗ ٍْن فَ َم ْن َ ع ٰلى
َ سف ٍَر فَ ِعدَّة ٌ ِم ْن اَي ٍَّام اُخ ََر ٍَۗو ٍ ٍۗ اَيَّا ًما َّم ْعد ُْو ٰد
َ ت فَ َم ْن كَانَ ِم ْنكُ ْم َّم ِر ْيضًا ا َ ْو
ص ْو ُم ْوا َخي ٌْر لَّكُ ْم ا ِْن كُ ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُم ْو َن
ُ َ ط َّوعَ َخي ًْرا فَ ُه َو َخي ٌْر لَّ ٗه ٍَۗوا َ ْن ت
َ َت
Artinya:“Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan
kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 184)
Besaran fidyah yang perlu dibayarkan menurut madzhab Maliki dan Syafi’i
sebesar 1 mud/hari puasa yang tertinggal, atau setara dengan 3/4 liter makanan pokok. Atau
jika dikonversikan kedalam rupiah yani sebanyak Rp.9.187,5 (Dibulatkan Rp.9.200,-)
2. MEMPERBANYAK MEMBACA AL-QURAN
Membaca Al-Qur’an di bulan ramadhan sungguh mulia karena turunnya Al
Qur’an tepat pada bulan ramadhan. Oleh sebab itu, umat muslim di seluruh dunia ketika
memasuki bulan ramadhan diminta untuk memperbanyak bacaan ayat suci Al-Qur’an atau
yang juga kerap disebut sebagai tadarus Al-Qur’an. Bahkan Rasulullah SAW juga
memperbanyak bacaan Al-Qur’an di bulan ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan
lainnya. Sungguh mulia memang bulan suci ramadhan. Bulan suci ramadhan adalah bulan
yang diberkahi oleh Allah SWT.
Allah SWT Berfirman dala al-quran Surah Al-Baqarah:185:
Artinya:”Aku niat shalat idul fitri dua rakat menjadi makmum karna Allah ta’ala”
Artinya: “Aku niat sholat sunat Idul Fitri dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka
dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim). Diriwayatkan juga oleh imam muslim
bahwasanya Rasulullah bersabda:
ام
َ ص َّ أَنَّهُ َحدَّثَهُ أ َ َّن َرسُو َل- رضى هللا عنه- ،ِاري
َ ّٰللاِ صلى هللا عليه وسلم قَا َل " َم ْن ِ ص َ ع ْن أ َ ِبي أَي
َ ُّوب األ َ ْن َ
ِ ضانَ ث ُ َّم أَتْبَ َعهُ ِستًّا ِم ْن ش ََّوا ٍل َكانَ ك
َصيَ ِام الدَّ ْه ِر َ "ر َم
َ
Artinya: Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah SWT ridho atasnya) melaporkan Rasulullah
SAW berkata, "Dia yang berpuasa selama Ramadhan dan melanjutkannya dengan enam
hari puasa saat bulan Syawal akan seperti melakukan puasa terus menerus." (HR Muslim).
3. KEUTAMAAN SILATURAHIM
Silaturahim adalah salah satu amalan umat Muslim untuk menyambung tali persaudaraan.
Silaturahim dapat kita lakukan kapan saja, namun amalan ini menjadi salah satu agenda utama
saat momen hari raya Idul Fitri atau Lebaran. Umumnya saat Lebaran tiba, umat muslim selalu
berbondong-bondong untuk mudik atau pulang ke kampung halaman. Seolah mudik telah
menjadi tradisi tahunan bagi umat muslim. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menyambung
silaturahim dengan keluarga dan sanak saudara.Silaturahim adalah amalan utama karena mampu
menyambungkan apa-apa yang putus. Oleh karena itu, silaturahmi memiliki keutamaan atau
manfaat yang luar biasa.
Lantas, apa saja keutamaan Silaturahmi untuk kehidupan sehari-hari?
➢ Memperluas Persaudaraan
Salah satu keutamaan silaturahmi adalah memperluas persaudaraan. Setiap orang yang
menjalankan silaturahmi akan lebih banyak mengenal sahabat atau saudara yang lainnya.
Seseorang yang jarang bersilaturahmi, tentu tidak akan saling mengenal keluarga, sahabat
yang lainnya, padahal diketahui bahwa semua umat Islam adalah saudara. Inilah yang
menjadi salah satu fungsi dari silaturahmi.
Keutamaan silaturahmi selanjutnya, yaitu dapat menjadikan kita sebagai makhluk yang
mulia. Pasalnya menyambung silaturahmi dengan orang yang telah memutuskan tali
silaturahmi merupakan akhlak terpuji yang dicintai oleh Allah. Sebagaimana sebuah
hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ali bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Maukah kalian saya tunjukkan perilaku akhlak termulia di dunia dan di akhirat?
Maafkan orang yang pernah menganiayaimu, sambung silaturahmi orang yang
memutuskanmu dan berikan sesuatu kepada orang yang telah melarang pemberian
untukmu."
Sedangkan, seseorang yang suka memutus tali silaturahmi maka dianggap sebagai
perusak kehidupan. Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam salah satu surah Al-
Quran berikut ini, Allah SWT berfirman:
"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi
dan memutuskan hubungan tali silaturahmi (kekeluargaan)? Mereka itulah orang-orang
yang dilaknati Allah dan ditulikan telinga mereka dan dibutakan penglihatan
mereka".(QS. Muhammad:22-23)
➢ Memperpanjang umur
Tak hanya menjadi makhluk yang mulia, keutamaan silaturahmi juga dapat
memperpanjang umur dan melapangkan rezeki. Mengunjungi anggota keluarga dan sanak
saudara merupakan salah satu cara untuk menciptakan kerukunan dan keharmonisan.
Selain itu silaturahmi juga merupakan amalan yang memiliki nilai pahala besar.
Seseorang yang senantiasa menjaga tali silaturahmi maka Allah akan melapangkan rezeki
dan memperpanjang umurnya. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam sebuah hadis
berikut, Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka
sambunglah tali silaturahmi," (HR. Bukhari – Muslim).
Menjaga dan memperkuat silaturahmi sangat penting dilakukan oleh setiap muslim. Hal
ini bukan hanya bermanfaat di dunia saja, akan tetapi untuk kebaikan di akhirat nanti.
4. KEUTAMAAN BERDAKWAH
Tugas seorang santri tidak hanya mendapkan ilmu poengetahuan di pondok pesantren
naun juga,untuk menyempurnakan dan melanjutkan pahala yang didapatkan melalui
thalabulilmu dengan berdakwah islaiyah. Maka hendaknya setiap santri Ar Risalah mapu
menyampaikan Kembali apa yang di dapatkannya kepada keluarga,teman, atau
masyarakat sekitar melalui sarana dakwah secara langsung (offline) atau bisa dilakukan
melalui sosal medianya masing-masing (online). Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Mas'ud
RA, ia berkata : Sesungguhnya Rosululloh Saw bersabda
" Siapa saja menunjukkan (mengajak) kepada kebaikan, niscaya ia mendapat pahala seperti
pahala orang yang mengerjakan kebaikan itu ”
KEGIATAN-KEGIATAN BULAN RAMADHAN (SELAMA DIRUMAH)
1) TARAWIH
HARI TANGGAL TEMPAT PELAKSANNAN KETERANGAN
Senin,19 Ramadhan
Selasa,20 Ramadhan
Rabu,21 Ramadhan
Kamis,22 Ramadhan
Jum'at,23 Ramadhan
Sabtu,24 Ramadhan
Minggu,25 Ramadhan
Senin,26 Ramadhan
Selasa,27 Ramadhan
Rabu,28 Ramadhan
Kamis,29 Ramadhan
Jum'at,30 Ramadhan
2) TADARUS
4) Dakwah Ramadhan
3.
4.
5.
Mengetahui,
(………………) (………………..)
Catatan : Lembar Kegiatan Ramaadhan akan diserahkan kepada wali kamar pada saat kembali
ke pondok pesantren AR -Risalah