Pedoman Pengorganisasian Geriatri
Pedoman Pengorganisasian Geriatri
PENGORGANISASIAN
GERIATRI TERPADU
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh
POKJA PAP
Ditetapkan Oleh
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
BAB XI LAPORAN...........……...............………......................................................... 18
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT PARINDU
NOMOR : RSPAR/193/VII/2023
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN GERIATRI TERPADU
DI RUMAH SAKIT PARINDU
Ditetapkan : di Sanggau
Pada tanggal : 03 Juli 2023
Direktur Rumah Sakit Parindu
dr.Mislaini Matondang
Lampiran :Sk Direktur Rumah Sakit Parindu
Nomor : RSPAR/ 193 /VII/2023
Tanggal : 03 Juli 2023
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Geriatri Terpadu
Di Rumah Sakit Parindu
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontologi yang mempelajari tingkat kesehatan
pada lanjut usia dari berbagai aspek, diantaranya: promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang mencakup kesehatan jasmani, jiwa, dan sosial. Pada prinsipnya geriatri
mengusahakan masa tua yang bahagia dan berguna (Tamher, 2009). Proses penuaan
merupakan suatu hal yang wajar, dan ini adalah dialami oleh semua orang yang dikaruniai
umur panjang, hanya cepat dan lambatnya proses tersebut tergantung pada usia individu.
Secara teori perkembangan manusia yang dimulai dari masa bayi, anak, remaja, dewasa,
tua, dan akhirnya masuk fase usia lanjut dengan umur diatas 60 tahun. Dibutuhkan
persiapan untuk menyambut hal tersebut supaya tidak menimbulkan masalah fisik, mental
sosial bahkan psikologis. Menua ( menjadi tua) adalah proses menghilangnya secara
perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
atau penyakit yang di derita (Sunaryo, 2016). Lansia adalah bagian dari proses tumbuh
kembang dan di masa ini akan mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara
bertahap.
Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang dihormati bukan saja
karena nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat tetapi juga karena
lansia tergolong dalam kelompok yang rentan. Penghormatan tersebut dapat berupa
pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalamrangka perlindungan dan pemenuhan
hak!hak mereka sebagaimana diatur dalam pasal 8 UU Nomor 39 Tahun 1999 . Salah satu
wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus di rumah sakit berupa kursi
roda khusus toilet jalan/akses bagi lansia yang bertongkat tangga fasilitas lain dan layanan
khusus berupa pelayanan geriatri .
Data menunjukkan jumlah lansia di Indonesia baik itu di pedesaan maupun di perkotaan
terus meningkat. Berdasarkan jenis kelaminnya jumlah lansia perempuan ± 9,5 juta lebih
banyak dibanding lansia laki-laki ± 8,2 juta. Penyebabnya adalah angka harapan hidup
perempuan lebih tinggi jika dibanding dengan angka harapan hidup laki-laki.
Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan pendidikan kesehatan dan program-
program terkait berdampak pada menurunnya angka kelahiran dan meningkatnya usia
harapan hidup. Peningkatan usia lanjut sering disertai dengan meningkatnya berbagai
penyakit dan ketidakmampuan (disability) sehingga diperlukan perawatan dan pengobatan
dengan waktu yang cukup lama sedangkan fasilitas dan pelayanan kesehatan bagi lansia di
rumah sakit masih sangat kurang.
B.TUJUAN
Panduan pelayanan geriatri disusun agar adastandar pelayanan kesehatan bagi lansia
yang populasinya sudah semakin meningkat yaitu;
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansiapada taraf yang setinggi-tingginya
sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan;
2. memelihara kesehatan melalui aktivitas fisik dan mental
3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter perawat) untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini bila dijumpai suatu kelainan
4. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita penyakit atau
gangguan kesehatan dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu
suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal)
5. Bila para lansia sudah sampai stadium terminal atau penyakit atau gangguan
kesehatan sudah tidak dapat disembuhkan ilmu ini mengajarkan untuk tetap
memberikan bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian (dalam
akhir hidupnya memberikan bantuan moril dan perhatian yang maksimal sehingga
kematiannya berlangsung dengan tenang)
6. Memberdayakan kemandirian penderita dalam waktu lama dan mencegah disabilitas
handicap diwaktu mendatang. Sifat dari asesmen ini tidak sekedar multi disiplin tetapi
juga interdisiplin dengan koordinasi serasi antar disiplin dan lintas pelayanan
kesehatan.
C. PENGERTIAN
1. Gerontologi cabang ilmu yang membahas atau menangani tentang proses
penuaan atau masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
2. Pasien geriatri orang tua berusia diatas 60 tahun yang memiliki penyakit lebih dari
2(dua)/majemuk atau multipatologi akibat gangguan fungsi jasmani dan rohani dan
atau kondisi sosial yang bermasalah.
3. Konsep atau pengertian secara bertingkat dari mundurnya kemandirian lansia yaitu
a. Hambatan (impairment) adalah setiap kehilangan atau kelainan baik
psikologik, fisiologik, maupun struktur atau fungsi anatomik;
b. Disabilitas adalah semua restriksi atau kekurangan dalam kemampuan untuk
melakukan kegiatan yang dianggap dapat dilakukan oleh orang normal.
c. Handicap adalah ketidakmampuan seseorang sebagai akibat
impairment/disabilitas sehingga membatasinya untuk melaksanakan peranan
hidup secara normal (berhubungan erat dengan usia jenis kelamin dan faktor-
faktor sosial budaya)
4. Asesmen geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai aspek
medik fungsional psikososial dan ekonomi penderita usia lanjut dalam rangka
menyusun program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang rasional.
5. Tim geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara multidisipliner
interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan usia lanjut.Tim ini minimal terdiri
atas dokter geriatris atau internis/dokter umum yang dilatih juga dokter spesialis
psikologis perawat yang telah mendapatkan pelatihan geriatri fisioterapi
nutrisionis dan farmasi
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PARINDU
A. SEJARAH RS PARINDU
Rumah Sakit Parindu didirikan pada tahun 1989 dan menjadi RS tipe D. RS Parindu berdiri di atas lahan
seluas ± 8 Ha. Pada tahun 1996, kepemilikan RS Parindu berubah dari semula kepemilikan dipegang oleh
PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero) Bah Jambi menjadi milik PT.Perkebunan Nusantara XIII (Persero).
Sesuai ketentuan undang – undang nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, bahwa rumah sakit yang
didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang
rumah sakit, maka rumah sakit yang sebelumnya dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero)
dipisahkan menjadi Badan Hukum tersendiri dengan nama PT. Kalimantan Medika Nusantara.
PT. Kalimantan Medika Nusantara resmi berdiri pada tanggal 05 Maret 2014, dengan salah satu unit
usahanya yaitu RS Parindu, Rs Parindu merupakan rumah sakit yang terletak di wilayah perbatasan RI
dengan Malaysia. Sejak bulan Januari 2015, RS Parindu telah menjalin Kerjasama dengan BPJS
Kesehatan. RS Parindu juga merupakan rumah sakit binaan Dirjen BUK Kementrian Kesehatan RI.
Alamat : Dsn Dohik Empaning, Ds Binjai, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau, Kalimantan
Barat
Telp Humas : 0823-5789-8811
Email : rsu.parindu@yahoo.com
Web : www.kalmedikanusa.co.id
BAB III
VISI, MISI, MOTTO DAN FALSAFAH RS PARINDU
Direktur RS
KOMITE
SPI
TIM/PANITIA
Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Kepala Bagian Umum, Administrasi & Keuangan
Kepala Seksi Pelayanan Medis dan Kepala Seksi Tata Usaha dan Kepala Seksi Kepegawaian &
Kepala Seksi Penunjang Medis
Keperawatan Keuangan Pemasaran
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Instalasi Radiologi Keuangan, Akuntansi & Verifikasi Kepegawaian, Humas & Pemasaran
CSSD
Kesling
Rekam Medis
BAB V
DIREKTUR
Ketua tim
Geriatri
Sekertaris
Anggota
BAB VI
URAIAN JABATAN
A. KETUA
1. Merencanakan dan Menyusun serta menetapkan sistematika pelayanan
2. Merencanakan dan membuat program kerja Tim Geriatri
3. Merencanakan dan Menyusun serta menetapkan sistematika pengembangan dan pelatihan anggota
Tim Geriatri
4. Merencakan dan Menyusun serta menetapkan Angaran Geriatri
5. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program Geriatri di Rs
6. Mengkoordinasikan pelayanan Geriatri di unit kerja RS
B. SEKRETARIS
1. Menyusun laporan sesuai dengan format yang berlaku
2. Mempersiapakan rapat dan membuat notulen dan melaporkan ke penanggung jawab.
C. ANGGOTA
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama memberikan pelayanan
BAB VII
IGD
REKAM MEDIS
FARMASI
POLI
GERIATRI
LABORATORIUM
KASIR
KETERANGAN
Kegiatan Orientasi adalah usaha membantu karyawan untuk mengenali dan beradaptasi dengan
lingkungan kerja dalam hal ini Rumah sakit Parindu dan Tim Geriatri khususnya, sehingga dapat
membantu mengetahui dan memahami berbagai aspek teknis pekerjaan dan layanan yang diberikan
agar dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif, efisien dan produktif,serta mengetahui alur
pelayanan poli Geriatri
Demikian Pedoman Pengorganisasian Tim Geriatri Rumah Sakit Parindu ini dibuat untuk
mendukung pelaksanaan kesehatan lansia di Rumah Sakit Parindu. Pedoman organisasi akan dilakukan
evaluasi setiap tahun dan dilakukan penyesuaian bila diperlukan sesuai dengan pengembangan rumah
sakit.
Ditetapkan di : Sanggau
Pada Tanggal : 03 Juli 2023
Direktur RS Parindu
dr.Mislaini Matondang