Anda di halaman 1dari 6

PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA RUMAH SAKIT PARINDU

Jl. Raya DesaBinjai


RUMAH SAKIT PARINDU Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail
No. Hp: 0823-5789-8811

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT PARINDU
NOMOR: RSPAR/SK-165/VI/2023

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT PARINDU

DIREKTUR RUMAH SAKIT PARINDU

Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit memiliki kewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang
aman sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. bahwa dalam menghadapi tuntutan akan pelayanan rumah sakit yang
berkualitas serta sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan kesahatan
yang berorientasi pada keselamatan pasien di rumah sakit;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud dalam huruf a dan b diatas, maka
perlu ditetapkan dalam suatu keputusan Direktur RS Parindu Tentang Kebijakan
Pelayanan dan Asuhan Pasien di RS Parindu.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawataan;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi
Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 Tentang
Persetujuan Tindakan Dokter;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/MENKES/PER/X/2010 Tentang
Standar Pelayanan Kedokteran;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/MENKES/SK/IV/2005 tentang
Medical Staff By Laws Di Rumah Sakit;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang
Pedoman Penyusunan Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

www.kalmedikanusa.co.id
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PARINDU TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN DAN
ASUHAN PASIEN DI RS PARINDU.

KESATU : Kebijakan tentang Pelayanan dan Asuhan Pasien sebagaimana tercantum dalam
lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.

KEDUA : Dengan diberlakukannya keputusan ini, maka digunakan sebagai dasar manajemen
operasional pelayanan pada pasien RS Parindu.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari
terdapat kesalahan atau kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sanggau
Pada Tanggal : 21 Juni 2023
Direktur Rumah Sakit Parindu

dr. Mislaini Matondang

www.kalmedikanusa.co.id
Lampiran : SK Direktur Rumah Sakit Parindu
Nomor : RSPAR/SK-165 /VI/2023
Tanggal : 21 Juni 2023
Tentang : Kebijakan Pelayanan dan Asuhan
Pasien

KEBIJAKAN PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN


RS PARINDU

A. PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN

1. Pelayanan Instalasi :
a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat dan Rawat Inap dan laboratorium dilaksanakan dalam 24
jam, Pelayanan Radiologi dilaksanakan dalam 7 jam dilanjutkan dengan sistem on call.
Pelayanan Rawat Jalan sesuai dengan jadwal praktik dokter. Pelayanan Kamar Operasi
dilaksanakan dalam jam kerja dan dilanjutkan dengan sistem On Call.
b. Pelayanan pasien Instalasi Gawat Darurat harus diutamakan dengan waktu pelayanan yang
lebih cepat.
c. Pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien. Seluruh staf Rumah
Sakit harus bekerja sesuai dengan Standar Profesi, Pedoman atau Panduan dan Standar
Prosedur Opersional yang berlaku, serta sesuai dengan Etika Profesi dan Etika Rumah Sakit.
d. Seluruh staf Rumah Sakit dalam melaksanakan pekerjaannya wajib selalu sesuai dengan
ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) termasuk dalam penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD).

2. Skrining dan triage :


a. Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani
oleh rumah sakit.
b. Yang bisa diterima di Rumah Sakit Parindu adalah kasus selain yang dibawah ini :
b.1. Pasien dengan diagnosis :
b.1.1. Semua pasien psikiatri
b.1.2. Gagal ginjal on HEMODIALISA
b.1.3. HIV/AIDS yang memerlukan ARV atau terapi definitif HIV/AIDS
b.1.4. Kanker yang perlu konsultan hematologi, onkologi medik dan memerlukan
kemoterapi
b.1.5. Flu Burung/Avian Influensa (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang
positif)
b.1.6. Flu Babi (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif)
b.1.7. SARS (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif)
b.2. Tidak ada DPJP yang bertugas kecuali pasien menghendaki atau menyetujui dirawat
dokter lain.
b.3. Bila tempat tidur yang dikehendaki pasien tidak ada, ditawarkan naik kelas atau turun
kelas
b.4. Tidak tersedia tempat tidur di ruang khusus, peralatan dan pemeriksaaan yang sangat
diperlukan oleh pasien yang tidak bisa ditunda pengadaannya
c. Triage dilaksanakan melalui kriteria triage.
d. Kebutuhan darurat, mendesak atau segera diidentifikasi dengan proses triage berbasis bukti
untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi.

www.kalmedikanusa.co.id
3. Pelayanan Pasien yang Seragam:
a. Pemberian pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan kepada semua pasien dilaksanakan
secara seragam.
b. Para pemberi asuhan pasien harus menuliskan perintah atau instruksi di dalam Dokumen
Rekam Medik pasien di Catatan Terintegrasi.
c. Instruksi diberikan hanya oleh mereka yang kompeten dan berwenang.
d. Semua pemberian Instruksi adalah tanggung jawab Dokter Penanggung Jawan Pelayanan
(DPJP) atau dokter jaga, jika dalam keadaan Gawat Darurat.
e. Semua pelayanan (misalnya pelayanan resusitasi, anestesi, managemen nyeri, pelayanan
darah dan produk darah) yang diberikan kepada pasien harus dilakukan dengan prosedur
yang sama yang ditetapkan oleh Rumah Sakit.
f. Semua pasien rawat jalan yang di diagnosa penyakit kronis dibuat resume selama
perawatan minimal tiap 3 bulan (Summary List).
g. Akses untuk asuhan dan pengobatan yang memadai tidak tergantung atas kemampuan
pasien untuk membayar atau sumber pembiayaan.
h. Akses untuk asuhan dan pengobatan diberikan oleh praktisi yang kompeten tidak
tergantung atas hari-hari tertentu atau waktu tertentu.
i. Harus dilakukan asesmen yang cermat untuk menentukan diagnosa dan kebutuhan
pelayanannnya.
j. Pelayanan di Rumah Sakit harus terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik agar pelayanan
menjadi efektif dan efisien. Pelayanan terintgrasi dan terkoordinasi antara lain:
i.1. Asuhan pasien secara tim
i.2. Proses audit medik
i.3. Adanya case manager
i.4. Adanya catatan terintegrasi
i.5. Adanya rapat-rapat koordinasi
j. Perencananan asuhan keperawatan, pengobatan, tindakan medik dan pemeriksaan
penunjang tercatat secara holistik di rekam medis pasien

4. Asesmen Pasien :
a. Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanannya
melalui suatu proses asesmen yang baku
b. Isi minimal dari asesmen pasien rawat inap adalah:
b.1. Keluhan utama
b.2. Riwayat penyakit
b.3. Riwayat penggunaan obat
b.4. Riwayat penyakit keluarga
b.5. Pemeriksaan fisik
b.6. Pemeriksaan penunjang
b.7. Diagnosa
b.8. Discharge Planning
c. Isi minimal dari asesmen pasien rawat jalan adalah:
c.1. Keluhan utama
c.2. Riwayat penyakit
c.3. Riwayat penggunaan obat
c.4. Riwayat penyakit keluarga
c.5. Pemeriksaan fisik
c.6. Diagnosa

www.kalmedikanusa.co.id
d. Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan, undang-undang, peraturan yang berlaku
dan sertifikasi yang dapat melakukan asesmen
e. Asesmen awal medis di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan
dalam waktu maksimal 3 jam atau lebih cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan Rumah
Sakit.
f. Asesmen awal medik dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih cepat
sesuai kondisi pasien atau Kebijakan Rumah Sakit
g. Asesmen awal keperawatan di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat
dilaksanakan dalam waktu maksimal 3 jam atau lebih cepat sesuai kondisi pasien atau
kebijakan Rumah Sakit
h. Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih
cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan Rumah Sakit
i. Asesmen awal medik yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap atau sebelum tindakan
pada rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari atau riwayat medik telah
diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah diulangi
j. Untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi pasien yang signifikan sejak
asesmen dicatat dalam rekam medik pasien pada saat masuk rawat inap
k. Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan pasien (Discharge)
l. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar kondisi dan
pengobatan untuk menetapkan respon terhadap pengobatan dan untuk merencanakan
pengobatan atau untuk pemulangan pasien
m. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan.

5. Hak Pasien Dan Keluarga :


a. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk
kejadian tidak diharapkan dan ditulis di form bukti pemberian informasi
b. Rumah sakit memberitahukan hak pasien dan keluarga untuk menolak atau tidak
melanjutkan pengobatan
c. Rumah sakit menghormati pasien dan keluarganya tentang keinginan dan pilihan pasien
untuk menolak pelayanan resusitasi atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup
dasar (Do Not Resuscitate)
d. Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang
ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih dalam bahasa yang
dipahami pasien

B. PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI

1. Pelayanan Pasien Risiko Tinggi :


a. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia, kekerasan fisik dan lainnya yang berisiko
mendapatkan perlindungan yang layak
b. Semua pelayanan resusitasi yang diberikan kepada pasien harus dilakukan dengan prosedur
yang seragam yang ditetapkan oleh Rumah Sakit
c. Pemenuhan kebutuhan dasar hidup sehari-hari pasien koma sepenuhnya dilakukan oleh
perawat
d. Pasien dengan Alat Bantu Hidup (Ventilator) harus dicegah terhadap kejadian VAP
(Ventilator Associated Pneumonia)
e. Pemenuhan kebutuhan dasar hidup sehari-hari pasien koma sepenuhnya dilakukan oleh
perawat
f. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah atau produk darah, sebelum
pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan laboratorium klinis, serta sebelum
tindakan atau prosedur
g. Informed Consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk
darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi

www.kalmedikanusa.co.id
h. Semua pasien dengan penyakit menular ditempatkan di isolasi atau ruang pasien tersendiri
dengan alat pelindung diri yang ditetapkan
i. Semua pasien dengan Daya Tahan Tubuh Rendah (Immunosupressed) ditempatkan diruang
pasien tersendiri dengan alat pelindung diri yang ditetapkan
j. Setiap pasien yang memiliki risiko jatuh, kecenderungan melukai diri sendiri dan
menghambat proses pengobatan perlu dilakukan Restrain
k. Pemenuhan kebutuhan dasar hidup sehari-hari pasien geriatri, anak-anak, lemah dan
ketergantungan bantuan dilakukan sepenuhnya oleh perawat
l. Asesmen awal pasien risiko tinggi dilakukan maksimal 5 menit sejak pasien datang
m. Staf telah dilatih dan menguasai cara asesmen pasien resiko tinggi dan intervensinya
n. Yang termasuk pelayanan resiko tinggi adalah: Kasus emergensi, pelayanan resusitasi,
pemberian darah dan komponen darah, penggunaan respirator, pasien penyakit menular
atau daya imun yang direndahkan, pasien yang menggunakan alat penghalang, pasien usia
lanjut, cacat dan populasi yang beresiko disiksa (anak-anak dan usia lanjut)
2. Pelayanan pasien resiko tinggi harus mengikuti panduan pelayanan pasien resiko tinggi.

C. PENGELOLAAN PELAYANAN RASA NYERI


1. Pasien dibantu dalam pengelolaan nyeri dengan cara melakukan asesmen awal nyeri dan
lanjutannya secara lengkap
2. Pengelolaan pelayanan rasa nyeri dilakukan dengan intervensi nyeri sesuai hasil asesmen nyeri
3. Rumah Sakit memberikan edukasi nyeri kepada pasien
4. Rumah Sakit melaksanakan pelatihan pengelolaan nyeri untuk staf.

D. PELAYANAN PASIEN AKHIR KEHIDUPAN


1. Rumah sakit melakukan asesmen pada pasien terminal
2. Rumah sakit melakukan intervensi sesuai hasil asesmen, antara lain:
a. Pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan keinginan pasien dan keluarga,
terutama pengelolaan nyeri dan penyulit lainnya
b. Menyampaikan isu yang sensitif seperti autopsi dan donasi organ
c. Menghormati nilai yang dianut pasien, agama dan preferensi budaya
d. Mengikut sertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan terutama dalam
mengambil keputusan dan evaluasi kualitas pelayanannya
e. Memberi respon pada masalah-masalah psikologis, emosional, spiritual dan budaya dari
pasien dan keluarganya

Ditetapkan di : Sanggau
Pada Tanggal : 21 Juni 2023
Direktur Rumah Sakit Parindu

dr. Mislaini Matondang

www.kalmedikanusa.co.id

Anda mungkin juga menyukai