Anda di halaman 1dari 11

KEPUTUSAN DIREKTUR RS KELUARGA SEHAT III

NOMOR : 009/KSHSemarang/SK/I/2023

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT
RS KELUARGA SEHAT III SEMARANG

DIREKTUR RS KELUARGA SEHAT III SEMARANG


Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS Keluarga Sehat
IIImaka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Instalasi Gawat Darurat
yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Instalasi Gawat Darurat di RS Keluarga Sehat
IIIdapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Kebijakan Direktur RS
Keluarga Sehat III sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
Instalasi Gawat Darurat di RS Keluarga Sehat;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS Keluarga Sehat.

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang


Praktek Kedokteran (lembaran Negara Republik Indonesia) tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4431;

2. Undang - Undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2023 tentang


Kesehatan;

3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah


Sakit;

4. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang


Tenaga Kesehatan;

5. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2014 tentang


Keperawatan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan


Bidang Perumahsakitan;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2022
tentang Rekam Medis;

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


590/Menkes/Per/IV/2008 tentang Ijin Persetujuan Tindakan Kedokteran;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2017


tentang Keselamatan Pasien;

12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun


2020 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017


tentang Keselamatan Pasien;

14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018


tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien;

15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019


tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;

16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019


tentang Keperawatan;

17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020


tentang Akreditasi Rumah Sakit;

18. Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor


129/KMK/SK/XII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENKES/1128/2022 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit;

20. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor :


HK.02.02/I/1130/2022 tentang Pedoman Survei Akreditasi Rumah Sakit;

21. Peraturan PT Keluarga Sehat Sampurna nomor 035/Per/PT.KSS/X/2022


tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Keluarga Sehat III
Semarang.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RS KELUARGA SEHAT III TENTANG KEBIJAKAN


PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT RS KELUARGA SEHAT III SEMARANG
KESATU : Memberlakukan Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat RS Keluarga Sehat III.
KEDUA : Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat RS Keluarga Sehat III sebagaimana
dimaksud dalam Diktum kesatu tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat RS Keluarga Sehat III sebagaimana
dimaksud dalam Diktum kesatu harus dijadikan acuan dalam menyelenggarakan
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat RS Keluarga Sehat III.
KEEMPAT : Anggaran yang timbul dari Pelaksanaan Kebijkan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
sebagaimana dalam diktum Kesatu dibebankan pada anggaran belanja RS Keluarga
Sehat III
KELIMA : Memerintahkan kepada Sekretaris untuk mensosialisasikan ke Unit kerja RS keluarga
Sehat III
KEENAM : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal 10 Januari 2023
RS KELUARGA SEHAT III SEMARANG
Direktur

dr. Ani Raharjo, MPPM

Tembusan kepada Yth :


1. Direktur Utama PT Keluarga Sehat Sampoerna
2. Arsip
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR
NOMOR : 009/KSHSemarang/SK/XII/2022
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT RS KELUARGA SEHAT

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT


RS KELUARGA SEHAT

KEBIJAKAN UMUM :

1. Memberikan pelayanan kesehatan pasien Gawat Darurat selama 24 jam secara terus menerus
dan berkesinambungan.

2. Peralatan di IGD harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

3. Pelayanan di IGD harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.

4. Semua petugas IGD wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Semua petugas IGD memberikan informasi dan edukasi sesuai dengan kebutuhan pasien.

6. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3RS
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit)

7. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, peraturan rumah sakit, dan menghormati hak pasien.Pelayanan
Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan dalam 24 jam.

8. Penyediaan tenaga di Instalasi Gawat Darurat harus mengacu kepada pola ketenagaan.

9. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.

10. Penerapan asesmen awal resiko jatuh.

11. Menerapkan program hand hygine yang efektif

12. Setiap bulan wajib membuat laporan kinerja unit

KEBIJAKAN KHUSUS :
1. Memberikan pelayanan kesehatan pasien gawat darurat selama 24 jam secara
terus menerus dan berkesinambungan.
2. Setiap pasien yang datang berobat ke Instalasi Gawat Darurat harus mendaftar ke bagian
admisi.

3. Pelayanan Gawat Darurat terutama life saving dilaksanakan tanpa membayar uang muka.

4. Dalam memberikan pelayanan harus selalu menghormati dan melindungi hak-hak pasien.

5. Selain menangani kasus “true emergency” IGD juga melayani kasus “false emergency”.

6. Pada pasien DOA dilakukan resusitasi kecuali atas permintaan keluarga

7. Skrining dilakukan pada kontak pertama baik di luar rumah sakit atau saat di rumah sakit untuk
menetapkan apakah pasien dapat di layani oleh rumah sakit.

8. Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik,
psikologik, laboratorium klinik, atau diagnostik imaging sebelumnya.

9. Skrining laboratorium klinik dan diagnostik imaging berdasarkan pada panduan praktik Semua
pasien dilakukan proses triage berdasarkan bukti fisik untuk memprioritaskan pelayanan
klinik RS Keluarga Sehat

10. Respon time pelayanan pasien gawat darurat adalah kurang dari 5 menit berdasarkan tingkat
kegawatannya dengan menggunakan metode Severity Index.

11. Triage di IGD dilakukan dokter jaga atau perawat penanggung jawab shift.

12. Pemilihan jenis pelayanan atau unit pelayanan sesuai kebutuhan atas hasil pemeriksaan
skrinning.

13. Pelayanan pasien terkontaminasi zat kimia dengan melakukan dekontaminasi


terlebih dahulu di ruang dekontaminasi IGD
14. Instalasi gawat darurat memberikan pelayanan secara preventif, kuratif, rehabilitatif dan
paliatif.

a. Preventif dengan skrining resiko jatuh, pemasangan gelang identitas

b. Kuratif dan rehabilitatif mengacu pada panduan praktik klinik RS Keluarga Sehat

c. Paliatif sesuai dengan pedoman perawatan pasien paliatif

15. Dokter yang bertugas di IGD harus memiliki sertifikat ACLS atau ATLS atau PPGD atau BLS.

16. Perawat yang bertugas di IGD harus memiliki sertfikat PPGD atau BLS.

17. Obat dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku harus selalu tersedia.

18. Setiap petugas / staf IGD wajib mengikuti pelatihan yang sudah diprogramkan oleh
Diklat RS Keluarga Sehat.
19. Setiap pasien yang masuk rawat inap melalui IGD harus dipasangkan gelang identitas pasien.

20. Pelaksanaan identifikasi pasien dapat tidak dilaksanakan sesuai prosedur apabila
pasien dalam kondisi gawat darurat, tetapi tetap memperhatikan identitas pasien.
21. Setiap pasien masuk dan keluar IGD harus sesuai dengan kriteria pasien masuk
dan kriteria pasien keluar IGD.
22. Kriteria pasien masuk IGD adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaaan
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila
tidak mendapatkan pertolongan.
23. Kriteria pasien keluar dari IGD adalah :

a. Pasien yang dinyatakan boleh keluar/pulang dari IGD oleh dokter secara tertulis.

b. Pasien akan pindah atau dipindahkan ke rumah sakit lain, unit rawat inap, unit rawat
khusus ( ICU, Peristy, VK ), IBS, HD.

c. Pasien pulang atas permintaan sendiri.

d. Pasien meninggal.

24. Penanganan pasien tidak akut dan tidak gawat yang datang di IGD diluar jam kerja.
Bagi pasien yang tergolong tidak akut dan tidak gawat di IGD di luar jam kerja tetap
diberikan pelayanan sesuai dengan kondisinya.

25. Semua pasien dilakukan pemeriksaan penunjang diagnostik jika diperlukan untuk
menetapkan diterima, tidak dirawat atau ditransfer.

26. Instalasi Gawat Darurat RS Keluarga Sehat III membantu pelayanan penjemputan
pasien korban kecelakaan lalulintas di sesuaikan kriteria transfer berdasarkan hasil
skrining awal.

27. Instalasi gawat darurat mampu melakukan perawatan dan penanganan yang
meliputi : VCT, PMTCT,IDU,ODHA.

28. Tansportasi ambulance di lengkapi sarana medis dan non medis sesuai kriteria
rujuk dan peraturan perundangan.

29. Semua pasien emergency dilakukan stabilisasi sebelum di pindahkan ke ruang rawat inap,
apabila kondisi pasien belum stabil pasien dilakukan observasi 2 jam di Instalasi

Gawat Darurat

30. Apabila terdapat pasien yang sudah stabil namun belum mendapat ruang rawat inap, maka
pasien ditempatkan di ruang intermediet/transit IGD, kemudian dilakukan koordinasi dengan
duty manager untuk penempatan petugas di ruang intermediet/transit tersebut.

31. Transfer keluar rumah sakit atau rujukan :

 Pasien yang akan dirujuk ke fasilitas kesehatan lain harus dalam kondisi stabil.

 Rujukan ke Rumah Sakit ditujukan kepada individu secara spesifik atau unit yang
spesifik.

 Merujuk atas kondisi kesehatan dan kebutuhan akan pelayanan


berkelanjutan, pemeriksaan diagnostik / terapi /spesimen yang tidak
tersedia di Rumah Sakit.

● Selama proses rujukan ada yang bertanggung jawab untuk memenuhi

kebutuhan perbekalan dan peralatan selama trasportasi.

● Kriteria pasien yang bisa di rujuk adalah :

- Pasien yang masih dapat disembuhkan (Riversibel).

- Pasien yang layak angkut (Transportable).

- Pasien yang belum diketahui diagnosanya oleh pihak Rumah Sakit Keluarga
Sehat.

- Pasien yang penyakitnya sudah terdiagnosa tetapi fasilitas peralatan


dan pengobatan belum memadai didalam Rumah Sakit Keluarga
Sehat.
- Penyakit yang bisa dirujuk bisa menghasilkan peningkatan kwalitas hidup yang
lebih baik.

● Proses rujukan didokumentasikan didalam rekam medis pasien.

32. Setiap tindakan kedokteran (medis) yang akan dilakukan harus atas permintaan
dokter dan telah dilakukan Informed Consent kecuali tindakan emergency.
33. Dalam kesiagaan menghadapikan musibah massal / bencana :

● IGD siap untuk melakukan penanggulangan bencana (disaster plan)

berkolaborasi dengan jajaran Pemerintah Daerah serta Instalasi terkait


(Dinas Kesehatan, Palang Merah Indonesia, Polisi, Dinas Pemadam
Kebakaran dan Bakorstanasda) dalam wilayah tempat pelayanan gawat
darurat tersebut berada untuk menangani korban bencana.

● Mempunyai kerja sama dengan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan di

sekitarnya dalam menghadapi musibah massal (bencana) yang terjadi di


daerah wilayah kerjanya.
34. Mampu melakukan prosedur palayanan gawat darurat, antara lain :

● Mempertahankan jalan nafas termasuk intubasi tracheal dan ventilasi mekanis.

● Resusitasi Jantung Paru

▪ Penanganan Infark Miokard Akut


▪ Penanganan Flail Chest

▪ Penanganan Trauma Abdomen

▪ Penanganan Pasien Kejang Demam

▪ Penanganan Pasien Luka Bakar

▪ Penanganan Asfiksia Neonaturum

▪ Penanganan Pasien dengan Cidera Kepala

▪ Penanganan Perdarahan Post Partum Primer

▪ Penanganan Perdarahan Post Partum sekunder

▪ Menerima Pasien dengan kedaruraratan psikiatrik

▪ Memsang manset pasien kedaruraratan psikiatrik

▪ Penanganan Hematothorak Masif

▪ Penanganan Syok Haemoragik

▪ Penanganan Pasien Keracunan

▪ Pemasangan Needle Thoacosintesis

▪ Menghentikan perdarahan

▪ Resusitasi Cairan

▪ Melakukan tindakan DC Syock

▪ Melakukan tindakan EKG

▪ Memberikan Nebulizer
▪ Memberikan terapi inhalasi

▪ Menyiapkan pasien dan alat untuk tindakan intubasi

▪ Menyiapkan pasien dan alat untuk tindakan pemasangan gips pada tulang

▪ Gangguan atau gagal nafas, dengan atau tanpa memerlukan tunjangan ventilasi

mekanis.

▪ Gangguan neurologis akut termasuk mengatasi hipertensi cranial

▪ Gangguan endokrin dan / metabolik akut yang mengancam nyawa

▪ Menyiapkan pasien dan alat untuk pemasangan gips pada tulang

▪ Pemasangan Neck Collar

▪ Pemasangan infus

▪ Penggunaan Ventilator

▪ Pemberian MgSO4

▪ Merawat luka

▪ Menyiapkan pasien dan alat untuk tindakan bedah akut

▪ Membilas lambung

▪ Prosedur Visum et repertum

35. Dokter jaga IGD wajib melaporkan hasil pemeriksaan kepada DPJP kecuali dalam
kondisi gawat darurat.
36. DPJP pasien saat pertama kali tiba di IGD adalah dokter jaga IGD. DPJP dialihkan
pada spesialis bila pasien membutuhkan perawatan rawat inap atau tindakan diluar
kewenangan dokter jaga IGD.

Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal 10 Januari 2023
RS KELUARGA SEHAT
Direktur

dr. Ani Raharjo, MPPM

Anda mungkin juga menyukai