Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

ASUHAN GIZI
RAWAT INAP

PT. Kalimantan Medika Nusantara


Rumah Sakit Parindu 2023
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail : rsu.parindu@yahoo.com
Telp : 0823 5789 8811

LEMBAR PENGESAHAN
PANDUAN ASUHAN GIZI RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT PARINDU

Disusun Oleh :
POKJA PAP

Ditetapkan Oleh

dr. Mislaini Matondang


Direktur Rumah Sakit Parindu

TAHUN 2023
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail : rsu.parindu@yahoo.com
Telp : 0823 5789 8811

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga tersusunnya Panduan Asuhan Gizi
Rawat Inap pada proses kegiatan penunjang pelayanan ini. Dalam upaya meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, Rumah Sakit Parindu senantiasa meningkatkan penyelenggaraan
peningkatan sarana dan prasarana yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi.
Panduan Asuhan Gizi Rawat Inap pada proses penunjang pelayanan ini, merupakan pelayanan
penunjang kesehatan di Rumah Sakit Parindu. Tersusunnya panduan ini, merupakan salah satu upaya
untuk memenuhi kepuasan pasien kepada penunjang pelayanan kesehatan dan lingkungan rumah sakit.
Panduan ini, masih akan selalu diperbaharui sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Ditetapkan di : Sanggau
Pada Tanggal : 27 Juli 2023
Direktur Rumah Sakit Parindu

dr. Mislaini Matondang


RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail : rsu.parindu@yahoo.com
Telp : 0823 5789 8811

DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI...........................................................................................................................7
BAB II RUANG LINGKUP.............................................................................................................8
BAB III TATA LAKSANA................................................................................................................9
BAB IV DOKUMENTASI..............................................................................................................12
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................13
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail : rsu.parindu@yahoo.com
Telp : 0823 5789 8811

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT PARINDU
NOMOR : RSPAR/SK-241/VII/2023

TENTANG
PANDUAN ASUHAN GIZI RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT PARINDU

DIREKTUR RUMAH SAKIT PARINDU,

Menimbang : a. bahwa untuk mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan dan


meningkatkan status gizi, menanamkan dan meningkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku sehat pada pasien rawat inap melalui kebiasaan makan dan
minum;
b. bahwa untuk mewujudkan tujuan sebagaimana dituangkan dalam huruf a
dibutuhkan pola asuhan gizi secara berkesinambungan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas,
maka perlu ditetapkan dalam suatu keputusan Direktur RS Parindu tentang
Panduan Asuhan Gizi Rawat Inap di RS Parindu ;

Mengingat : 1. Kesehatan Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan;


2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2019 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi
Rumah Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/MENKES/SK/IV/2005 tentang
Medical Staff By Laws Di Rumah Sakit;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Gizi;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail : rsu.parindu@yahoo.com
Telp : 0823 5789 8811

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RS PARINDU TENTANG PANDUAN ASUHAN GIZI RAWAT


INAP DI RS PARINDU.

KESATU : Panduan asuhan gizi rawat inap sebagaimana tercantum dalam lampiran dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

KEDUA : Dengan diberlakukannya keputusan ini, maka digunakan sebagai dasar panduan
asuhan gizi rawat inap RS Parindu.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kesalahan atau kekeliruan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Sanggau
Pada Tanggal : 27 Juli 2023
Direktur Rumah Sakit Parindu

dr. Mislaini Matondang


RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail : rsu.parindu@yahoo.com
Telp : 0823 5789 8811

Lampiran I SK Direktur RUMAH SAKIT PARINDU


Nomor : RSPAR/SK-241/VII/2023
Tanggal : 27 Juli 2023
Tentang : Panduan Asuhan Gizi Rawat Inap

BAB I

DEFINISI

1.1 Pengertian
Asuhan gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang memungkinkan
untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) adalah pendekatan sistematik dalam memberikan pelayanan
yang berkualitas, melalui serangkaian aktifitas yang terorganisir meliputi identifikasi kebutuhan gizi
sampai pemberian pelayanannya untuk memenuhi kebutuhan gizi. Proses asuhan gizi terstandar
merupakan struktur dan kerangka yang konsisten yang digunakan untuk memberikan asuhan gizi
dan menunjukkan bagaimana asuhan gizi dilakukan.
Proses asuhan gizi terstandar terdiri atas empat langkah sistematis, dimulai dari pengkajian
gizi (Nutrition Assessment), diagnosis gizi (Nutrition Diagnosis), intervensi gizi (Nutrition
Intervention), monitoring dan evaluasi gizi (Nutrition Monitoring and Evaluation). Dietisien secara
profesional menggunakan cara berpikir kritisnya dalam membuat keputusan untuk menangani
berbagai masalah yang berkaitan dengan gizi.
Asuhan gizi rawat inap dilaksanakan oleh dietisien dengan pendidikan minimal D3 Gizi.
Asuhan gizi dibuat sesuai Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Pengkajian gizi dilakukan oleh
dietisien dalam waktu 1 x 24 jam. Pelayanan asuhan gizi rawat inap dilaksanakan setiap hari jam
07.00 – 15.00 WIB.

1.2 Tujuan
1. Memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar memperoleh asupan makanan
yang sesuai kondisi kesehatannya.
2. Mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta
menanamkan dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sehat pada pasien rawat
inap melalui kebiasaan makan dan minum yang sesuai anjuran dietnya.
BAB II

RUANG LINGKUP

2.1 Tempat Layanan


- Irna Anggrek
- Irna Bougenvile
- Irna asoka
- Irna mawar
- Irna Melati
- Irna Dahlia
2.2 Sasaran
- Pasien rawat inap
2.3 Alur Proses Asuhan Gizi Rawat Inap

GAMBAR 2.1
PROSES ASUHAN GIZI RAWAT INAP
DI RS Parindu

Pasien masuk
Skrining ulang secara periodik

Skrining status nutrisi

Tidak beresiko malnutrisi Beresiko malnutrisi

Diagnosa gizi

assesmen

Intervensi gizi

Monitoring &
BABevaluasi
III
BAB III TATA LAKSANA

3.1 PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)


Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah pendekatan sistematik dalam memberikan
pelayanan asuhan gizi yang berkualitas melalui serangkaian kegiatan mulai dari Assesmen/pengkajian gizi,
Diagnosis gizi, Intervensi gizi, Monitoring dan Evaluasi gizi. Proses asuhan gizi terstandar dilakukan pada
pasien yang beresiko malnutrisi, pasien tidak beresiko malnutrisi atau kondisi khusus dengan penyakit
tertentu. Langkah PAGT terdiri dari :

a. Pengkajian Gizi/ Nutrition Assessment


Semua data yang berkaitan dengan pengambilan keputusan (yang dicatat dan berhubungan dengan
gizi). Pengkajian gizi dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu :
1) Pengukuran antropometri
2) Data biokimia
3) Pemeriksaan fisik klinis
4) Anamnesis riwayat gizi
5) Riwayat personal
1. Pengukuran antropometri
Antropometri merupakan pengukuran fisik pada individu. Antropometri dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain :
- Tinggi badan (TB)
- Berat badan (BB)
- Panjang badan (PB)
- Tinggi lutut (TL) apabila dalam kondisi tinggi badan tidak dapat diukur
- Lingkar lengan atas (LILA)
Penilaian status gizi pasien dewasa dilakukan dengan membandingkan beberapa ukuran tersebut
diatas, misalnya Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu rasio BB menurut TB. Untuk pasien anak
menggunakan standar CDC/Z-score, standar WHO dll. Parameter antropometri yang penting
untuk melakukan evaluasi status gizi pada bayi, anak, dan remaja adalah pertumbuhan.
Pertumbuhan ini dapat diukur melalui pengukuran antropometri yaitu berat badan, panjang
badan, lingkar kepala, dan lainnya yang kemudian dibandingkan dengan standar.
2. Data biokimia
Data biokimia merupakan hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan yang berkaitan dengan
status gizi, status metabolik dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap timbulnya
masalah gizi. Pengambilan kesimpulan dari data laboratorium yang terkait dengan masalah gizi
harus selaras dengan data assessment gizi lainnya, seperti riwayat gizi yang lengkap, termasuk
penggunaan suplemen, pemeriksaan fisik dan sebagainya. Disamping itu proses penyakit,
tindakan pengobatan, prosedur dan status hidrasi (cairan) dapat mempengaruhi perubahan
kimiawi, sehingga hal tersebut perlu dipertimbangkan.
3. Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik klinis dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berkaitan dengan
gangguan gizi. Pemeriksaan fisik terkait dengan masalah gizi merupakan kombinasi dari tanda –
tanda vital dan antropometri yang dikumpulkan dari catatan medik pasien.
4. Anamnesis Riwayat Gizi
Anamnesis riwayat gizi terdiri dari riwayat gizi dahulu dan riwayat gizi sekarang. Riwayat gizi
dahulu merupakan data meliputi adanya alergi terhadap makanan, pola makan, susunan menu
seimbang dan pemberian ASI pada anak. Sedangkan riwayat gizi sekarang meliputi data tentang
nafsu makan, kemampuan menelan dan mengunyah, adanya mual muntah, nutrisi parenteral
serta enteral yang diberikan, intake makanan pada saat di rumah sakit, makanan yang dikonsumsi
selain makanan dari rumah sakit.
5. Riwayat Personal
Data riwayat personal meliputi riwayat penyakit dahulu dan sekarang.
b. Diagnosis Gizi/ Nutrition Diagnosis
Diagnosis gizi merupakan langkah mencari pola dan hubungan antara data yang terkumpul dan
kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilih masalah gizi yang spesifik dan menentukan masalah
gizi secara singkat dan jelas menggunakan terminologi sesuai dengan standart rumah sakit.
Pernyataan diagnosis gizi menggunakan PES (Problem Etiologi Sign Symptom). Diagnosis gizi
dikelompokkan menjadi tiga domain yaitu NI (Domain Intake), NC (Domain Klinis), dan NB (Domain
Perilaku/lingkungan).
c. Intervensi Gizi/ Nutrition Intervention
Intervensi gizi yang dilakukan meliputi :
1. Perencanaan Intervensi
Intervensi gizi dibuat merujuk pada diagnosis gizi yang ditegakkan. Menentukan target asupan
makanan. Menetapkan tujuan dan prioritas intervensi berdasarkan masalah gizinya, penyebab,
gejala dan tanda. Perencanaan intervensi meliputi, penetapan tujuan intervensi dan preskripsi
diet. Preskripsi diet secara singkat menggambarkan rekomendasi mengenai kebutuhan zat gizi,
jenis diet, frekuensi pemberian diet, dan rute pemberian diet.
2. Implementasi Intervensi
Bagian kegiatan intervensi gizi dimana dietisien melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana
asuhan kepada pasien dan tenaga kesehatan lain yang terkait serta rencana edukasi/KIE yang
diberikan ke pasien. Suatu intervensi gizi harus menggambarkan dengan jelas apa, dimana,
kapan, dan bagaimana intervensi itu dilakukan. Kegiatan ini juga termasuk pengumpulan data
kembali, agar dapat menunjukkan respon pasien dan perlu atau tidaknya modifikasi intervensi
gizi.
d. Monitoring dan Evaluasi/ Nutrition Monitoring and Evaluation
Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi yang dilakukan untuk mengetahui respon pasien/klien terhadap
intervensi dan tingkat keberhasilannya.
Yang dilakukan dalam monitoring dan evaluasi adalah :
1. Menentukan rencana monev yang akan dilakukan berdasarkan skor hasil skrining status nutrisi
awal dengan ketentuan sebagai berikut :
- Jika skor < 2 maka monev dilakukan setiap 7 hari ditulis di CPPT dengan format ADIME.
- Jika skor ≥ 2 maka monev dilakukan setiap 3 hari ditulis di CPPT dengan format ADIME.
- Jika skor ≥ 5 maka monev dilakukan setiap hari ditulis di CPPT dengan format ADIME.
2. Menentukan hasil monev
Tiga langkah monitoring dan evaluasi gizi :
1. Monitor perkembangan yaitu kegiatan mengamati kondisi klien/ pasien yang bertujuan untuk
melihat hasil yang terjadi apakah sesuai dengan yang diharapkan.
2. Mengukur hasil kegiatan, yaitu mengukur perkembangan atau pertumbuhan yang terjadi sebagai
respon terhadap intervensi gizi. Parameter yang harus diukur adalah berdasarkan tanda dan
gejala dari diagnosis gizi.
3. Evaluasi hasil
Berdasarkan tahapan diatas, didapatkan 4 jenis hasil :
a. Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait dengan gizi yaitu, pengukuran yang terkait
dengan antropometri, biokimia, dan parameter pemeriksaan fisik/klinis.
b. Dampak asupan makanan dan zat gizi dari berbagai sumber.
c. Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu tingkat pemahaman, perilaku, akses, dan
kemampuan yang mungkin mempunyai pengaruh pada asupan makan dan zat gizi.
d. Dampak pada pasien/klien terhadap intervensi gizi yang diberikan pada kualitas hidupnya.

3.2 KOORDINASI PELAYANAN/ KOLABORASI


Koordinasi atau komunikasi antar disiplin ilmu yang sangat diperlukan untuk memberikan asuhan
yang terbaik bagi pasien. Sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan, dietisien harus berkolaborasi
dengan dokter, perawat, farmasi, dan tenaga kesehatan lainnya yang terkait dengan pemberian
pelayanan asuhan gizi. Maka dari itu setiap tenaga kesehatan perlu mengetahui peranan masing–masing
tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan.
a. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
Dokter berperan sebagai ketua tim asuhan gizi, yang bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan
secara keseluruhan. Dokter menegakkan diagnosa dan menetapkan terapi secara keseluruhan,
memberi penilaian akhir tentang status gizi pasien, menetapkan preskripsi diet, dan mengirim atau
merujuk pasien ke dietisien untuk mendapatkan penyuluhan dan konsultasi gizi. Dokter melakukan
evaluasi tentang pelayanan gizi yang diberikan berdasarkan masukan dari dietisien dan perawat, serta
melakukan perubahan diet jika diperlukan.
b. Perawat
1. Merujuk pasien yang beresiko maupun sudah terjadi malnutrisi maupun kondisi khusus ke
dietisien.
2. Melakukan pemantauan asupan terhadap makanan dan respon klinis klien/pasien terhadap diet
yang diberikan dan menyampaikan kepada dietisien bila terjadi perubahan pada kondisi pasien.
c. Dietisien
1. Melakukan assessment/ pengkajian gizi pada pasien yang beresiko malnutrisi atau kondisi khusus
meliputi pengukuran antropometri, pencatatan hasil laboratorium, fisik klinik, interpretasi data
riwayat gizi dan riwayat personal.
2. Mengidentifikasi masalah/ diagnosa gizi berdasarkan hasil assessment dan menetapkan prioritas
diagnosa gizi.
3. Merancang intervensi gizi dengan menetapkan tujuan dan preskripsi diet yang lebih terperinci
untuk penetapan diet definitive serta merencanakan edukasi/ konseling.
4. Melakukan koordinasi dengan dokter terkait dengan kondisi pasien dan diet definitive.
5. Koordinasi dengan dokter, perawat, farmasi, dan tenaga lain dalam pelaksanaan intervensi gizi.
6. Melakukan monitoring respon pasien terhadap intervensi gizi.
7. Melakukan evaluasi proses maupun dampak asuhan gizi.
8. Memberikan penyuluhan, motivasi, dan konseling gizi pada pasien dan keluarganya.
9. Mencatat dan melaporkan hasil asuhan gizi pada rekam medik pasien.
10. Melakukan assessment gizi ulang (reassessment) apabila tujuan belum tercapai.
11. Melaksanakan visite dengan atau tanpa dokter.
12. Berpartisipasi aktif dalam pertemuan atau diskusi dengan dokter, perawat, farmasi, anggota tim
asuhan gizi lain, pasien/ klien dan keluarganya, dalam rangka evaluasi keberhasilan pelayanan
asuhan gizi.
d. Farmasi
1. Mempersiapkan obat dan zat gizi yang terkait dengan misalnya vitamin, mineral, elektrolit, nutrisi
parenteral, dan lain sebagainya.
2. Melakukan kompabilitas zat gizi yang diberikan kepada pasien.
3. Membantu mengawasi dan mengevaluasi penggunaan obat dan cairan parenteral pada pasien
oleh perawat.
4. Berkolaborasi dengan dietisien dalam pemantauan interaksi obat dan makanan.
5. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai interaksi obat dan makanan.
e. Tenaga kesehatan lainnya
Tenaga kesehatan lainnya adalah tenaga terapi okupasi, tenaga wicara yang berkaitan dalam
perencanaan dan pelaksanaan intervensi pada pasien dengan gangguan menelan yang berat dan lain
sebagainya.
BAB IV

DOKUMENTASI

Pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan gizi merupakan bentuk pengawasan dan
pengendalian mutu pelayanan dan komunikasi. Format ADIME merupakan model yang sesuai dengan
langkah PAGT (Proses Asuhan Gizi Terstandar). Pencatatan yang digunakan di ruang rawat inap adalah
Rekam Medik Pasien yang dicatat dalam folder-folder. Adapun pencatatan oleh dietisien dilakukan secara
harian dan pelaporan tentang cakupan asuhan gizi dilakukan setiap bulan.

Pendokumentasian dari kegiatan pelayanan asuhan gizi ruang rawat inap adalah :
1. Form Rekam Medik meliputi :
 Form pengkajian gizi
 Form rencana asuhan gizi
 Form catatan perkembangan pasien terintegrasi
 Form pemberian edukasi pasien dan keluarga terintegrasi
2. Pencatatan Harian dalam form kegiatan gizi ruang rawat inap yang meliputi nama, nomor rekam
medik, tanggal lahir, antropometri (BB, TB, status gizi), hasil skrining, diagnosa medis, diagnosa gizi,
diet yang diberikan, leaflet yang diberikan, asuransi.
3. Pelaporan Bulanan meliputi :
 Laporan Hasil Kegiatan Asuhan gizi
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail : rsu.parindu@yahoo.com
Telp : 0823 5789 8811

BAB V
PENUTUP

Demikian Panduan Asuhan Gizi Rawat Inap di RS Parindu ini dibuat demi kelancaran dan ketertiban
proses pelayanan. Bilamana ada perkembangan dan perbaikan terhadap panduan ini, maka dapat
dilakukan koreksi demi kemajuan pelayanan gizi.

Ditetapkan di : Sanggau
Pada Tanggal : 27 Juli 2023
Direktur Rumah Sakit Parindu

dr. Mislaini Matondang

Anda mungkin juga menyukai