Anda di halaman 1dari 15

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER MANAJEMEN FASILITAS

KESEHATAN (MFK)
HAZARD VELNERABILITY ASSESSMENT (HVA) DI RS PREMIER BINTARO
TANGERANG SELATAN TAHUN 2019

Disusun Oleh :
Ima Rusdiana 20180309126
Yudith Indramaharani 20180309113
Siswanto 20180309132

PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN ADMINISTRASI


RUMAH SAKIT KELAS A
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2019
1. Beberapa definisi HVA (Hazard Vulnerability Assessment) :
a. Alat untuk membantu mengevaluasi kerentanan terhadap bahaya tertentu,
letakkan setiap bahaya dalam perspektif dengan menggunakan kategori
kemungkinan (probability), dampak terhadap manusia (Human impact),
dampak property dan bisnis (Property and business impact) dan tanggapan
(Response).

b. Kondisi perorangan atau kelompok dalam menghadapi situasi yang


mempengaruhi kemampuan untuk mengantisipasi, mengatasi, bertahan, dan
pemulihan dampak dari kejadian bencana”. Vulnerability menggambarkan
kerentanan populasi terhadap efek kerusakan dari paparan bencana. Hal ini
akan langsung berefek pada persiapan menghadapi bencana, merespon
bencana, dan pemulihan. Kejadian berbahaya dapat secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi kondisi kesehatan personal atau masyarakat.

c. Suatu pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi semua bencana yang


mungkin mempengaruhi populasi tertentu, menilai risiko yang terkait dengan
setiap bencana (misalnya, probabilitas terjadinya bencana dan konsekuensi
bagi penduduk), dan mempelajari temuan untuk mengembangkan
perbandingan diprioritaskan kerentanan bencana. Konsekuensi, atau
kerentanan, terkait dengan kedua dampak pada populasi dan tuntutan
layanan kemungkinan diciptakan oleh dampak.

Langkah-langkah dalam membuat HVA adalah sebagai berikut:

Langkah 1 : Identifikasi potensi bahaya (hazard)


Dilakukan identifikasi semua potensi hazard untuk kondisi emergency yang
mungkin terjadi meliputi potensi hazard yang disebabkan oleh :
a. Kejadian alam
b. Kejadian karena faktor teknologi / peralatan
c. Faktor manusia
d. Faktor penyakit
Langkah 2 : Evaluasi risiko
Dilakukan evaluasi risiko berdasarkan :
a. Kemungkinan terjadinya
0 = tidak dapat terjadi
1 = tidak pernah / potensial
2 = jarang
3 = sering
4 = sangat sering terjadi
b. Dampaknya terhadap manusia, property dan bisnis
0 = tidak ada
1 = jarang
2 = potensial
3 = pernah
4 = hebat
c. Penilaian mitigation / penanganannya berdasarkan persiapan, respon
internal, respon eksternal
0 = N/A
1 = extensive
2 = potensial
3 = minimal
4 = tidak ada
Langkah 3 : Perencanaan
Dilakukan perencanaan untuk menangani risiko yang paling besar dengan
program, prosedur, pelatihan dan penyediaan peralatan dan kebutuhan
lainnya yang harus dilakukan untuk mengendalikan risiko tersebut.

Kesimpulan dari HVA tersebut, diperoleh beberapa kejadian darurat internal dan eksternal
yang memiliki risiko signifikan untuk terjadi, yaitu :

a. Kejadian darurat internal (internal emergency) :


 Kebakaran
 Ancaman bom
 Kegagalan system informasi
 Kegagalan listrik
 Kegagalan komunikasi
 Kegagalan air
 Kegagalan alarm kebakaran
 Tumpahan B3
 Kehilangan / penculikan anak atau bayi
b. Kajadian darurat eksternal (external emergency)
 Gempa bumi
 Kejadian Luar Biasa / insiden korban masal
 Epidemik
 Pandemik
 Bencana banjir

2. Jawaban No. 2 terlampir


3. Sehubungan dengan pemaparan No 1 dan No 2, maka action plan yang
kami lakukan untuk HVA mencakup : Fire (internal), bomb threat,
earthquake, electrical failure dan information system failure. Untuk
electrical failure dan information system failure, tidak kami bahas secara
mendetail.
a. Prosedur jika terjadi gempa
1. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum terjadi gempa
 Periksa untuk semua kemungkinan hazard / potensial
bahaya di sekitar kita :
1. Kenali rak-rak yang ditempel di dinding agar dapat
dihindari saat terjadi gempa
2. Letakkan benda yang berat di bawah atau di rak
bagian bawah
3. Letakkan benda-benda yang dapat pecah seperti
botol, gelas, porselen di bawah
4. Penempatan benda yang berat seperti lukisan atau
kaca, jauh dari tempat tidur, sofa dan lokasi yang
berdekatan dengan tempat orang duduk
5. Perbaiki kabel yang rusak atau kemungkinan
sambungan gas yang bocor
 Perhatikan lokasi yang aman di sekitar kita (dalam
ruangan ataupun di luar ruangan)
1. Di bawah mebel yang kokoh seperti meja, di
samping tidur dan di samping sofa
2. Di dalam dinding bangunan
3. Jauhi daeran berkaca seperti jendela, cermin,
lukisan atau rak-rak buku yang berat atau furniture
berat yang dapat jatuh
4. Usahakan mengetahu semua lokasi emergency exit
5. Pada daerah terbuka, jauhi bangunan, pohon, kabel
telepon ataupun listrik, jalan layang ataupun tol
6. Edukasi atau persiapkan dirimu dan orang-orang
sekitar mu untuk mengetahui tindakan yang harus
dilakukan jika ada gempa
2. Jika sedang berlangsung geteran gempa
Tetap tinggal seaman mungkin selama geteran gempa
berlangsung
a. Jika berada di dalam ruangan :
 Tetap tenang dan jangan panik
 Tetap tinggal seaman mungkin selama gempa masih
berlangsung
 Batasi gerakan hanya untuk beberapa langkah sampai
ke lokasi terdekat yang aman dan tetap tinggal di
dalam ruangan sampai geteran berhenti dan yakin
keadaan sudah aman untuk keluar
 Bagi staf yang sedang menangani pasien, tindakan yang
dilakukan tetap memprioritaskan keselamatan dirinya
dan keselamatan pasien
 Matikan peralatan listrik, kompor ataupun gas jika
terjadi gempa
 Waspada terhadap benda yang berjatuhan seperti:
o Perabotan seperti rak, lemari, lampu, lukisan
o Bagian dinding yang berjatuhan contohnya atap
dan tembok runtuh, kaca yang bertebaran
seperti jendela pecah
o Dinding bagian luar bangunan karena lebih
gampang runtuh
 Dekatkan diri ke lantai, cari perlindungan di bawah
meja yang kokoh atau perabotan yang kuat (samping
tempat tidur atau sofa) dan pegangan sampai geteran
gempa berhenti
 Jika tidak ditemuka meja ketika gempa terjadi, tutupi
wajah dan kepala dengan tangan dan cari perlindungan
di sudut ruangan
 Tetap berada di tempat tidur (jika anda tidak dapat
turun dari tempat tidur) pegang dan lindungi kepala
dengan bantal, kecuali berada di bawah benda
tergantung yang dapat jatuh, maka pindah ke lokasi
terdekat yang aman.
 Hati-hati terhadap kabel dan listrik yang mungkin
terlepas
 Matikan peralatan listrik, kompor, gas elpiji jika terjadi
gempa
 Khusus untuk F & B dan lokasi lain yang mempunyai gas
elpiji, segera matikan kompor dan valve gas elpiji jika
terjadi gempa. Valve elpiji yang sudah dimatikan hanya
boleh dihidupkan kembali jika maintenance
menyatakan tidak ada kebocoran gas elpiji.
 Khusus untuk lokasi yang mempergunakan oksigen,
matikan valve oksigen jika yakin sudah aman untuk
mematikan valvenya (tidak ada pasien yang
mempergunakan oksigen)
 Tetap tinggal seaman mungkin selama gempa masih
berlangsung. Penelitian menunjukkan bahwa korban
terluka banyak terjadi ketika orang-orang dari dalam
gedung mencooba bergerak ke lokasi lain di dalam
gedung ataupun mencoba keluar
b. Jika berada di luar ruangan :
 Tetap disana
 Jauhi bangunan, bagian luar bangunan, bagian
bangunan yang mempunyai tambahan di bagian
atasnya, jembatan, lampu jalan ataupun kabel-kabel
 Setelah berada di tempat terbuka, tetap berada
disana sampai geteran gempa berhenti
 Bahaya terbesar adalah berada langsung di luar
gedung, pada jalan keluar dan berada di sepanjang
dinding luar. Sebagian besar kondisi korban fatal
terjadi akibat dinding yang runtuh, kaca yang
berhamburan dan benda-benda yang jatuh
3. Jika terjebak di bawah runtuhan :
a. Jangan nyalakan korek api
b. Jangan bergerak ataupun menimbulkan kepulan debu
c. Tutupi mulut dengan sapu tangan ataupun baju
d. Ketuk/bunyikan pipa ataupun dinding sehingga penolong
dapat mengetahui lokasi anda. Berteriak hanyalah usaha
terakhir (kecuali yakin ada orang yang mendengar). Dengan
berteriak akan dapat terhirup debu-debu dalam jumlah
yang banyak.
b. Ancaman Bom Melalui Telepon
1. Operator atau penerima telepon tetap tenang, wajar dan
jangan panik
a. Pancing penelepon untuk bicara selama mungkin, dengan
berbagai pertanyaan untuk mengenali logat dan dialek
bicaranya
b. Usahakan mencatat dan memancing dengan pertanyaan
seperti :
 Kapan bom nya akan meledak ?
 Di lokasi mana diletakkan bom tersebut ?
 Kapan bom tersebut diletakkan ?
 Seperti apa bentuk bom tersebut terlihat ?
 Termasuk jenis bom apa ?
 Apa yang akan membuat bom tersebut meledak ?
 Apakah bom tersebut sudah diletakkan ?
 Kenapa bom tersebut dipasang disini ?
 Siapa namanya (si penelepon) Siapakah si
penelepon?
c. Ingat pesan penelepon dan perhatikan suara lingkungan di
sekitar penelepon, seperti :
 Apakah suaranya seperti suara rekaman ?
 Apakah penelepon menyebutkan nama dokter atau
karyawan yang ada di rumah sakit ?
 Apakah penelepon menyebutkan keluarga atau
teman yang pernah berada / dirawat di rumah
sakit?
d. Jika mungkin, rekam suara pembicaraan
e. Sambil terus berbicara, segera minta teman untuk
menghubungi chief / Danru Security melalui ektension 1440
(security). Telepon yang digunakan menerima ancaman
bom jangan ditutup, tetap biarkan terbuka sampai polisi
datang
f. Chief security / Danru untuk informasi tersebut akan :
g. Menelusuri apakah benda tersebut bom atau bukan
h. Mengevakusi dan mengamankan area benda tersebut
i. Chief / Danru security juga melaporkan kepada Polda Metro
Jaya sekaligus permintaan bantuan kepada tim penjinak
bom / gegana
j. Chief / Danru Security juga melaporkan ke Polsek dan Polres
k. Unit security harus membuat laporan kejadian
c. Jika ditemukan paket mencurigakan yang mungkin merupakan
bom:
1. Jangan dipegang dan amankan area sekitar sampai security
datang
2. Segera laporkan temuan tersebut ke security melalui ektension
1440 (security)
3. Chief security / Danru untuk informasi tersebut akan :
 Menelusuri apakah benda tersebut bom atau bukan
 Mengevakusi dan mengamankan area benda tersebut
4. Chief / Danru security juga melaporkan kepada Polda Metro
Jaya sekaligus permintaan bantuan kepada tim penjinak bom /
gegana
5. Chief / Danru Security juga melaporkan ke Polsek dan Polres
6. Unit security harus membuat laporan kejadian

d. Penanggulangan dan Evakuasi Kebakaran


1. Karyawan yang pertama kali menemukan asap / api, harus
melakukan RACE :
 R = Remove : Memindahkan korban atau pasien yang
berada langsung dalam kondisi yang membahayakan
jiwa (jika aman untuk melakukannya)
 A = Alarm : Mencari bantuan, tujuannya adalah untuk
memanggil bantuan sehingga orang-orang mengetahui
dan dapat membantu proses pemadaman api. Hal
tersebut bisa dilakukan dengan :
a. Memanggil teman / staf di lokasi terdekat
b. Menghidupkan fire alarm (di box hydrant), atau
c. Menghubungi emergency extension 4444 di
operator untuk menyatakan code red
 C = Close door or fire shutter : Tutup pintu atau ruangan
untuk mencegah penyebaran asap / api
 E = Extinguish the fire : Memadamkan api (jika aman
untuk melakukannya) dengan APAR (Alat Pemadam Api
Ringan)
e. Pendokumentasian Data Evakuasi
Ada satu karyawan yang bertanggung jawab untuk mendata
pasien, keluarga dan pengunjung yang sudah berhasil evakuasi di
assembly point, termasuk data karyawan rumah sakit (yang sudah
tidak harus ke dalam rumah sakit lagi untuk membantu
pemadaman dan evakuasi lagi). Data tersebut akan dibandingkan
dengan data form evakuasi dari masing-masing ruangan /
departemen.
f. Tumpahan bahan berbahaya beracun (B3) / hazardous material
Prinsip utama penanganan paparan tubuh oleh hazardous
material atau B3 adalah : Lihat MSDS (Material Safety Data Sheet)
untuk melihat first aid atau pertolongan pertama, kami juga
menyiapkan spill kit.
Prosedur umum penanganan hazardous material jika terjadi
paparan pada tubuh :
1. Jika terhirup : Pindahkan korban ke lokasi yang bebas dari
hazardous material. Jika terdapat keluhan sesak atau sulit
bernafas segera berikan oksigen lalu segera bawa ke UGD.
2. Jika tertelan : Apabila kondisi korban masih sadar, korban
dianjurkan untuk minum susu, activated charcoal atau air yang
berfungsi untuk mengencerkan chemical yang tertelan. Jaga
kondisi korban supaya tetap hangat dan dalam posisi istirahat.
3. Jika terjadi kontak dengan kulit / pakaian : Lepaskan pakaian
yang terkena dan basuh kulit dengan air mengalir paling sedikit
selama 15 menit. Pakaian dan sepatu yang terkena harus
dibuang dan ditandai sebagai hazaradous waste / sampah B3.
4. Jika terkena mata : Mata diirigasi dengan air mengalir paling
sedikit selama 15 menit. Jika di sekitar lokasi kejadian terdapat
eye wash, maka pergunakan eye wash, Bersihkan terutama
daerah kelopak mata atas dan bawah.

Anda mungkin juga menyukai