LEMBAR PENGESAHAN
BAB I : PENDAHULUAN
4. Pengertian Toleransi............................................................. 25
6. Aspek-Aspek Toleransi........................................................ 32
A. Kesimpulan ............................................................................. 84
B. Saran ........................................................................................ 85
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Kepercayaan ...................................................................................................... 61
15. Membantu Teman Yang Berbeda Agama Jka dalam kesulitan ......................... 62
Dicampuradukan…. ........................................................................................... 65
20. Akidah Tidak Menjadi Penghalang Untuk Hidup Bergaul ................................ 66
24. Agama Menjadi Alat Pemersatu Umat Beragama Sebagai Bagian Dari
Toleransi............................................................................................................ 68
27. Sikap Toleransi dan Pluralitas Menjadi Pegangan Dalam Masyarakat ............. 70
3. Bimbingan Skripsi
6. Riset/Wawancara Penelitian
8. Angket
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga
tercurah selalu kepada manusia yang mulia yang dimuliakan oleh Allah Panglima
Selama penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
penulis hadapi, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan data, maupun
biaya yang tidak sedikit, dan sebagainya. Namun dengan niat, tekad dan kesungguhan
hati serta dorongan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat
1. Ayahanda Bapak H. Matani dan Ibunda Hj. Tasmah serta kakak-kakak dan adik
yang selalu yang selalu mencurahkan perhatian, kasih sayang, motivasi dan do’a
2. Bapak Prof. Dr. Rosyada. M.A.; Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
3. Bapak Drs. H. Abdul Fatah Wibisono M.A.; Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam, dan Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag.; Sekretaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam.
4. Bapak Drs. H. Akyas Azhari; Dosen Pembimbing Akademik Mahasiswa Fakultas
5. Bapak DRS. H.A. Basuni, M.Ag yang telah meluangkan waktu, pikiran dan
6. Bpk. Ir. RM. Djarot Istiarso ; Ketua Yayasan Pendidikan Waskito, Bpk. Drs.
Ipong ; Kepala Sekolah SMP Waskito Pamulang, Bpk. Udin, S.Ag, Ibu Novita
Sari S.Pdi, Ibu putri dan Dewan guru serta staf Karyawan Waskito yang telah
skripsi ini.
Dien2, Chozyn, Ida, Adym, Yuni, Ira, Sahal, , Wastoni, Dasukih dan lainnya
yang tidak disebutkan satu persatu) yang telah memberikan semangat dan
10. Serta segenap pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil dan
Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada anda semua sebagai
imbalan dan jasa atas apa yang anda lakukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia terdiri dari berbagai pulau yang dihuni oleh suku bangsa yang
memiliki adat istiadat bahasa dan agama. Di Indonesia sendiri setidaknya ada enam
agama yang diakui oleh negara, yaitu ; Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik,
Hindu, Budha dan Konghuchu. Melihat kemajemukan ini sudah semestinya Indonesia
kerukunan antar umat beragama, landasan tersebut adalah sikap toleransi yang harus
ada. Sebab selama ini banyak sekali kasus yang terjadi karena sentimen agama yang
untuk hidup bergaul dengan berbagai kelompok beragama yang berbeda sebagai
dasar untuk mengembangakan sikap toleransi beragama. Indonesia ini juga dibangun
di atas pluralitas agama, etnis, dan kepercayaan, bahasa dan manifestasi kultural yang
dialogis dan dinamika dalam semangat saling menopang, sehingga NKRI bisa tetap
tegak sampai saat ini. Dan pola hidup berdampingan secara damai harus
agama dan kepercayaan yang berbeda.1 Toleransi dan pluralitas ini menjadi acuan
untuk membangun bangsa agar menjadi bangsa yang memiliki kesadaran tinggi
masyarakat adalah toleransi, toleransi adalah hal yang sangat mendasar yang harus
dikembangkan, tidak hanya toleransi yang bersifat negatif yang berarti meniadakan,
Selain itu manusia yang merupakan mahkluk sosial mempunyai peranan yang
kebebasan dan hak hidup seseorang. Karena agama Islam sendiri merupakan ajaran
kebenaran yang diturunkan kepada manusia untuk dipahami, dihayati, dan dijadikan
pegangan serta prinsip dalam mengatur seluruh kehidupannya. Agama Islam bila
dilihat dari sudut normatif adalah ajaran suci, penuh kedamaian, kemuliaan dan
dengan agama-agama yang lain mengajarkan kerukunan dan kasih sayang terhadap
1
Cak Imin, Belajar Pluralisme Dari Bola, ( Jakarta : Rakyat Merdeka 2006), h. 14
2
Bahtiar Efendi, Masyarakat Agama dan Pluralisme Keagamaan, (Yogyakarta : Galang
Press, 2000), h. 51
diperhatikan bagi kita semua dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang plural
Di dalam ajaran Islam ada beberapa prinsip mengenai toleransi. Prinsip itu
terdapat dalam Al Quran antara lain : “ Katakanlah hai Muhammad bahwa telah
datang kebenaran dari Tuhanmu. Oleh karena itu barang siapa yang mau,
berimanlah barang siapa yang tidak mau, biarlah. ” ( Q.S. 18:29). Juga dalam surat
lain disebutkan : “ Tidak ada paksaan dalam (memeluk sesuatu) agama karena telah
jelas mana yang benar dan mana yang salah. ” ( Q.S. 2 : 256). Dari kutipan ayat
tersebut ada beberapa prinsip mengenai toleransi dalam ajaran Islam diantaranya
yaitu tidak boleh ada paksaan dalam beragama, manusia berhak untuk memilih dan
memeluk agama yang dinyakininya dan beribadah menurut keyakinannya itu, Allah
tidak melarang hidup bermasyarakat dengan mereka yang tidak sepaham atau tidak
Jadi jelas sikap toleransi beragama dalam Islam sudah diatur sedemikian rupa
sehingga ada batasan-batasan tertentu yang harus dijalankan oleh seseorang. Dalam
pengembangan ajaran toleransi itu yang bersumber dari kesadarannya dan untuk
dalam menciptakan manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia yang tercermin dalam kehidupan pribadi dan sosial yang
3
Departemen Agama Republik Indonesia, Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial dan
Politik, (Jakarta : Bulan Bintang, 1989), Cet I, h. 80-81
mampu mengamalkan ajaran agamanya serta mampu menghormati agama lain dalam
yang luas dan sikap terbuka serta mementingkan dan meningkatkan pembinaan
akhlak mulia, kerukunan antar pemeluk agama diharapkan dapat terwujud dan
masalah di atas maka betapa besar urgensi pendidikan untuk diterapkan dan
melakukan penelitian yang penulis angkat menjadi sebuah judul “Peran Pendidikan
Waskito Pamulang. ”
Mengenai hal ini penulis ingin mengetahui dan melihat beberapa hal:
penulis maksud adalah menghargai agama atau keyakinan orang lain dan
4
Harun Nasution, Islam Rasional ; Gagasan dan Pemikiran, ( Bandung : PT. Mizan, 1995)
Cet I, h. 258-261
C. Manfaat Penelitian
2. Sebagai dasar pemahaman dan perumusan peran pendidikan agama Islam dalam
4. Sebagai langkah awal bagi yang akan mendalami tentang peran pendidikan agama
D. Sistematika Penyusunan
Dalam penyusunan ini penulis menyusun skripsi ini terdiri dari beberapa bab
pendidikan agama Islam, dan ruang lingkup Pendidikan agama Islam. Serta konsep
toleransi dalam Islam yang meliputi ; Pengertian dan ciri-ciri sikap, Pengertian
toleransi dalam pandangan Islam, dasar dan landasan toleransi dalam Islam, aspek-
aspek toleransi dalam Islam dan peran pendidikan agama Islam dalam
KERANGKA TEORI
kemudian pendidikan agama Islam yang dikemukakan beberapa ahli yang dapat
dilihat dari dua segi yaitu dari segi bahasa dan dari segi istilah.
Dalam bahasa Indonesia pendidikan berasal dari kata “didik” yang dapat
awalan “Pe” dan akhiran “an” yang berarti proses perubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani, siterdidik
1
Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonsia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1988 ), Cet. Ke-1, h. 204
2
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung : PT. Al Ma’rif,
1986), Cet. Ke-6, h. 19
potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan
aktivitas yang teratur dan sistematis yang dilakukan secara sadar oleh orang yang
jalan membina potensi-potensi pribadi yang dimilikinya baik jasmani maupun rohani.
arti pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang didasarkan kepada ajaran Islam yaitu
Al Quran dan Hadits. Kata Islam sendiri berasal dari bahasa arab ; aslama, yuslimu,
“Usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadia anak yang sesuai dengan
ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikirkan, memutuskan dan
3
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, (Suarabaya : Usaha
Naional, 1998), Cet. Ke-3, h. 7
4
Zaid Husein, Kamus Al Muyassar, (Pekalongan : PT. Raja Murah,tth), h. 44
5
Ahmad D. Merimba op.cit, h. 23
berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-
nilai Islam”6
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik, agar nantinya setelah selesai dari
agama Islam itu suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup didunia dan
akhirat kelak”7
5. Menurut Henry Noer Aly, pendidikan Islam adalah “Usaha berproses yang
berdasarkan Islam”9
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam
adalah usaha sadar dan sistematis berupa bimbingan dan arahan terhadap
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, berdasarkan nilai-nilai Islam menuju
6
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992 ), cet. Ke-1, h. 152
7
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), cet. Ke-2, h. 86
8
M. Arifin, Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-4, h. 16
9
Henry Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos, 1996), h. 13
terciptanya kepribadian yang utama atau insan kamil dan keselamatan hidup dunia
dan akhirat.
sesuai cita-cita yang diharapkan. Begitu pula pendidikan agama Islam, sesuatu yang
manusia yang mempunyai akhlak yang baik dan tentunya bernafaskan agama.
a. Dasar Yuridis/Hukum
10
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, ( Surabaya : Usaha Nasional, 1983), Cet.
Ke-8, h. 28
2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
anggaran belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
sistem pendidikan nasional terdapat beberapa Bab dan pasal yang dapat dijadikan
11
Jimly Asy-Shiddiqie, Konsolidasi Naskah UUD 1945 Setelah Perubahan Keempat, (Jakarta :
Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002), h. 54
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan
kemajemukan bangsa”.12
c) Bab V peserta didik, pasal Ia : “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agamanya yang dianut dan
pasal 30 :
undangan.
e) Sedangkan untuk pendidikan dasar (SD dan SMP) disebutkan dalam Bab VI
jenjang, jalur, dan jenis pendidikan, bagian kedua pasal 18 yang berbunyi :
12
Darmaningtyas, et.al, Membongkar Ideologi Pendidikan, (Yogyakarta : Resolusi Press,
2004) Cet ke-1, h. 236
13
Ibid, h. 249
(1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasai jenjang
pendidikan menengah.
(2) Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah Pertama (SMP) dan
b. Dasar Religius
Yaitu dasar-dasar yang bersumber dari ajaran agama Islam yang tertera dalam
perintah dari Allah dan merupakan ibadah kepada-Nya. Diantara ayat-ayat dan
14
Ibid, h. 240
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selau mengerjakan apa
yang diperintahkan.” (At Tahrim : 6)
Ayat dan Hadits tersebut diatas memberikan pengertian kepada kita bahwa
dalam agama Islam ada perintah untuk mendidik baik keluarga sendiri maupun
hidup yang disebut agama. Disadari atau tidak, setiap manusia membutuhkan
15
Zainudin Hamidy, Terjemah Shahih Bukhari, ( Jakarta : Logos, 1996), Cet. Ke-9, Jilid 2, h.
89
kegelisahan akibat tidak terpenuhinya kebuituhan-kebutuhan dalam hidup, terutama
kecenderungan beriman kepada kekuasaan tertinggi, yang menguasai jagad raya ini,
kecenderungan itu dibawa sejak lahir.17 Bagi seorang muslim akan merasa tenang
dan tentram hatinya apabila ia selalu mendekat dan mengabdi kepada Allah SWT,
Jadi pada dasarnya semua manusia yang hidup di dunia ini membutuhkan
agama, manusia akan merasa tenang dan tentram hatinya dikala mereka dapat
mendekat dan mengabdi kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Karena itu mereka akan
selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Itulah sebabnya bagi orang
16
Zakiah Darajat, Kesehatan Mental dalam Keluarga, ( Jakarta : Pustaka Anatar, 1993), Cet.
Ke-3, h. 28
17
A. Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam perspektif Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
1994) h. 32.
Islam diperlukan adanya pendidikan agama Islam agar dapat mengarahkan fitrah
mereka ke arah yang benar sehingga mereka dapat beribadah sesuai dengan ajaran
Islam.
berintikan 3 aspek yaitu iman, ilmu, dan amal yang pada dasarnya berisi :
disiplin serta cinta terhadap agama dan pelbagai kehidupan anak yang nantinya
umum) maka anak menyadari keharusan menjadi seorang hamba Allah yang
beriman dan berilmu pengetahuan, karena ia tidak pernah mengenal henti untuk
mengejar ilmu dan teknologi baru dalam rangka mencari keridhaan Allah SWT.
hidup dan kehidupan serta dapat memahami dan menghanyati ajaran agama
sebagai pedoman hidup baik dalam hubungan dirinya dengan Allah SWT
melalui ibadah shalat, umpamanya dalam hubungannya dengan sesama manusia
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jejang
agama Islam adalah terwujudnya kepribadian manusia insan kamil yang seimbang
antara jasmani dan rohani, pribadi dan masyarakat (sebagai makhluk induvidu dan
makhluk sosial) agar dapat bermanfaat didunia dalam upaya menghadapi masa depan
Secara garis besar ruang lingkup pendidikan agama Islam terdiri dari bidang
aqidah, ibadah dan akhlak. Adapaun bidang lainnya dapat diberikan setelah anak
18
Zakiah Darajat, op.cit, h. 89
19
Abdul Majid, S. Ag, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-2, h. 135
Menurut Zuhairini ajaran pokok Islam meliputi masalah keimanan (aqidah),
a. Aqidah adalah bersifat itiqad batin mengajarkan keesaan Allah SWT. Esa sebagai
b. Syariah adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mentaati semua
peraturan dan hukumnya guna mengatur antara manusia dengan Tuhan dan
c. Akhlak adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna bagi kedua
a. Menurut Umar Bin Khatab, seorang anak hendaknya diajarkan berenang, berkuda,
pepatah yang berlaku dan sajak-sajak yang terbaik. Semua ini diajarkan setelah
kesopanan setelan anak selesai menghafal Al Quran dan mengerti tata bahasa arab
20
Zuihairini, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, ( Surabaya : Usaha Nasioanl, 1983 ),
Cet. Ke-8, h. 11
c. Abu Thawam berpendapat, setelah anak hafal Al Quran hendaknya anak tersebut
Pendapat para ulama diatas dapat dipahami bahwa ruang lingkup pendidikan
agama Islam yang paling utama adalah Al Quran baik keterampilan membaca,
kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar ajaran yang terkandung di dalam Al
antara hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia, dirinya sendiri
makhluk lain dan lingkungannya. Disamping itu ruang lingkup bahan pendidikan
agama Islam yang meliputi unsur pokok keimanan, ibadah, Al Quran, akhlak,
a. Bidang aqidah : ini merupakan bidang yang sangat prinsipal bagi ajaran Islam,
hamba kepada Tuhannya dan cenderung diartikan sebagai ritual ( Ibadah mahdah
21
Armai Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Ciputat Prees, 2000), Cet. Ke-1,
h. 19
22
Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta : Dirjen depdikbud, 1995)
Cet. Ke-3, h. 2
c. Bidang akhlak : bidang ini menekankan pada perilaku moral seorang muslim
menjelaskan mengenai sikap. Secara etemilogi sikap dalam bahasa inggris disebut
attitude. Sedangkan pengertian sikap secara istilah menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut :
banyak bersifat ajeg, dan yang memberikan dasar pada orang tersebut untuk bertindak
atau berbuat respon dalam cara tertentu yang dipilihnya. Arti dari pengertian ini
adalah bahwa sikap yang ada pada seseorang akan memberikan warna bagaimana
23
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999). Cet ke-2, h. 162
24
Hanifan Bambang Purnomo, Memahami Dunia anak-anak, (Bandung : Mandar Maju,
1999). Cet ke-1, h. 110
terhadap suatu objek, adapun objeknya tersebut bisa orang atau benda dengan cara
diarahkan kepada suatu objek, tanpa objek maka tidak ada sikap.
Hal tersebut sesuai dengan pengertian sikap yang dirumuskan oleh Sarlito
Wirawan yang mengatakan bahwa sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk
Untuk mengetahui sikap secara lebih jelas lagi, maka Drs. Hanifan Bambang
a. Sikap itu adalah sesuatu yang tidak di bawa sejak lahir. Ini berarti bahwa
Karena sikap tidak di bawa sejak manusia dilahirkan, maka sikap itu
b. Sikap itu selalu adanya hubungan antara induvidu dengan objek. Oleh
25
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta : Bulan Bintang, 2000), cet
ke-8, h. 94
c. Sikap dapat tertuju kepada suatu objek saja atau sekumpulan objek. Bila
d. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar. Kalau sesuatu sikap itu
telah terbentuk dan telah merupakan salah satu nilai dalam kehidupan
seseorang maka secara relativ sikap itu akan sulit mengalami perubahan,
dan kalau berubah maka prosesnya akan membutuhkan waktu yang agak
lama. Tetapi sebaliknya bila sesuatu sikap itu belum begitu mendalam
e. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motif. Ini berarti bahwa
sesuatu sikap terhadap sesuatu obyek tertentu itu akan selalu diikuti
Disampin itu faktor induvidu sendiri yang menentukan terbentuknya sikap juga tak
kalah pentingnya. Jadi secara garis besarnya ada dua faktor pokok yang yang
a. Faktor individu itu sendiri atau faktor dalam. Bagiamana individu menanggapi
dunia luarnya adalah bersifat selektif. Ini berarti apa yang dating dari luar
tidak semuanya begitu saja akan diterima, tetapi induvidu mengadakan seleksi
b. Faktor luar. Yang dimaksud disini adalah keadaan di luar diri, yang
Dalam hal ini dapat berjalan dengan langsung dalam arti adanya hubungan
kelompok, dan secara tidak langsung yaitu dengan perantaraan hasil budaya
manusia itu.27
Menurut Sarlito Wirawan, sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat
macam cara :
27
Ibid, h. 113-114
a. Adopsi. Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-
pembentukan sikap cukup penting. Karena walaupun sikap relatif ajeg tetapi
perubahan sikap tetap diharapkan untuk menyesuaikan dengan tujuan yang ingin
3. Komponen Sikap
Umumnya para ahli psikologis yang membahas sikap memberikan tiga aspek
atau komponen sikap, yaitu kognetif, afektif dan konatif (behavior). Ketiga
28
Sarlito W, Op, Cit, h. 94
komponen tersebut saling berkaitan dan tidak mungkin dipisahkan satu dengan
didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan objek. Misalnya, orang tahu
bahwa uang itu bernilai, karena mereka melihat harganya dalam kehidupan sehari-
hari. Sikap kita terhadap uang itu mengandung pengertian bahwa kita tahu tentang
nilai uang. Namun demikian tidak semua pengetahuan mengenai suatu objek disebut
bahwa mereka senang uang, ini melukiskan perasaan mereka terhadap uang.
bertindak sebagai objek. Misalnya, karena uang adalah sesuatu yang bernilai orang
menyukainya, dan mereka berusaha mendapatkan gaji yang besar, komponen ini
Tiga komponen diatas bekerja secara kompleks dan merupakan bagian yang
menjawab apa yang dipirkan atau dipersepsikan tentang objek, komponen afektif
dikaitkan dengan apa yang dirasakan terhadap objek (senang atau tidak senang),
29
Abu Ahmadi, Op, Cit, h. 165
sedangkan komponen konatif berhubungan dengan kesediaan atau kesiapan untuk
merupakan hasil dari proses berfikir (kognatif) merasa (afektif) dan kecenderungan
reaksi seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan didasari pada pengetahuan
4. Pengertian Toleransi
mengungkapkan bahwa toleransi berasal dari kata “toleran” yakni sikap atau sifat
bahwa istilah toleransi berasal dari bahasa inggris yaitu; tolerance yang berarti sikap
30
W.J.S, Poerwaderminta, Kamus Umum Bahasa Imdonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1982),
Cet. Ke-5, h. 1084
persetujuan. Dalam bahasa Arab toleransi biasanya disebut dengan “tasamuh”, yang
berarti bersikap membiarkan, murah hati, ramah, lunak dan berhati ringan.31
dengan pengertian membolehkan atau membiarkan yang pada prinsipnya tidak perlu
didasarkan kepada kemurahan dan kebaikan hati, dan bukan didasarkan kepada hak.32
Dalam ajaran Islam, sikap dalam hidup beragama, di samping harus yakin
dengan agamanya sendiri, juga tidak boleh memaksakan keyakinan itu kepada orang
lain bahkan harus menghargai dan menghormati agama dan keyakinan orang lain.
Sikap inilah yang dikembangkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.
majemuk. 33
sikap memberikan kebebasan kepada setiap orang yang berbeda baik dalam pendapat,
sudut pandang, agama dan keyakinan tanpa ada rasa benci dan permusuhan atau
pertentangan. Namun, perlu adanya suatu pendekatan dengan cara dialog atau
31
Sahibi Naim, Toleransi Dalam Pergaulan Antar Umat Beragama, (Jakarta : PT. Gunung
Agung,1983), h. 60
32
Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al Munawar, M.A, Fikih Hubungan Antar Agama, (Jakarta :
Ciputat Press, 2003), Cet. Ke- 2, h. 13
33
Abu Bakar Aceh, Toleransi Nabi Muhammad dan Para Sahabatnya, (Solo : Ramadhani,
1984), h. 67
bermusyawarah untuk saling memberikan argumentasi dan informasi tentang apa
yang diterima sebagai kebenaran, sehingga tidak menimbulkan konflik. Dan toleransi
terjadi dan berlaku kerena terdapat perbedaan prinsip, dan menghormati perbedaan
faktor yang sangat urgen dan strategis, tanpa adanya toleransi dan kerukunan hidup,
hubungan antar umat beragama akan menjadi rawan dan mudah terganggu, dan
ganguan ini akan mengakibatkan terjadinya instabilitas dalam kehidupan sosial dan
Untuk itu agar menjadi lebih toleran dan lebih arif dalam menjalani hidup
berdampingan secara damai antar kelompok umat beragama maka perlu dasar
landasannya.
34
Dr. Faisal Ismail, Islam, Idealitas ilahiyah dan Realitas Insaniyah, ( Yogyakarta : Tiara
Wacana Group, 1999), Cet. Ke-1, h. 195
(2). Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agmanya
“ Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, keinsyafan batin dan agama ; dalam hal
ini termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan dan kebebasan untuk
dengan orang lain, dan baik ditempat umum maupun yang tersendiri ”.
(1) Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, keinsyafan batin dan agama. Hak
kepercayaan pilihannya, serta kebebasan untuk baik secara pribadi atau pun
kepercayaan pilihannya.
35
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1977),
Cet. Ke-1, h. 132
untuk menjaga keselamatan umum, ketertiban, kesehatan atau moral atau hak-
(4) Negara-negara peserta dalam perjanjian ini mengikat diri untuk menghormati
kebebasan orang tua dan dimana berlaku, wali hukum, untuk menjamin
menerangkan dasar dan landasan dari toleransi itu sendiri yang seharusnya dijadikan
36
Ibid, h. 132
ÃÚúãóÇõáßõãú æóäóÍúäõ áóåõ ãõÎúáöÕõíúäó (
ÇáÈÞÑÉ : 139)
Artinya : “ Katakanlah : ‘Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah,
padahal dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu ; Bagi kami amalan
kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami
mengikhlaskan hati ” (Q.S. Al Baqarah : 139)
Þõáú íóÇÃíõåóÇÇúáßóÇÝöÑõæúäó
.áóÇÃÚúÈõÏõãóÇÊóÚúÈõÏõæúäó.
æóáóÇÃäúÊõãú ÚöÇÈöÏõæúäó ãóÇÃÚúÈõÏõ.
æóáóÇÃäóÇÚóÇÈöÏõãóÇÚóÈóÏúÊõãú.
æóáóÇÃäúÊõãú ÚóÇÈöÏõæúäó ãóÇÃÚúÈõÏõ.
áóßõãú Ïöíúäõßõãú æóáöíó Ïöíúäó. ( ÃáßÇÝÑæä 1-
6)
Artinya : “ (1) katakanlah hai orang-orang kafir, (2) Aku tidak akan menyembah apa
yang kamu sembah, (3) Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku
sembah, (4) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah, (5) Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan
yang aku sembah, (6) untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku ”
(Q.S. Al Kafirun : 1-6)
Artinya : “ Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam) sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu barang
siapa yang ingkar kepada ‘Thaghut’ dan berimanlah kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhuk tali yang amat kuat yang
tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui ”
(Q.S. Al Baqarah : 256 ) 37
Melihat dari perspektif Al-Qur’an di atas, toleransi dalam Islam tidak dapat
diartikan mengakui kebenaran semua agama dan tidak pula dapat diartikan kesediaan
dilakukan umat Islam, biarlah dalam hal ibadah itu masing-masing melaksanakan
Maka dasar-dasar toleransi yang bersumber dari firman Allah ini sangat
dapat kita simpulkan bahwa dalam kehidupan beragama, Islam membolehkan adanya
kerjasama dalam masalah perniagaan atau muamalah dengan cara yang adil dan
37
Drs. Suryan A. Jamrah, Toleransi Beragama Dalam Islam, ( Yogyakarta : PD. Hidayat,
1986 ), Cet. Ke- 1, h. 43
38
Ibid, h. 43
bijaksana dengan landasan saling menghormati hak-hak mereka masing-masing tanpa
Selain itu ajaran toleransi beragama telah dipraktekan oleh Nabi Muhammad
Saw dengan masyarakat lainnya. Di dalam buku "Islam Pribumi" dijelaskan bahwa
Pada tahun hijriah, di Madinah pada waktu itu sedang terjadi pergolakan sosial atau
konflik horizontal yang demikian panas antara suku Bani Aus dan Khazraj, dua aliran
besar penganut agama Yahudi. Motifnya adalah perebutan ekonomi dan otoritas
politik. Kondisi itu sudah lama mengendap diantara dua suku tersebut. Kedatangan
Nabi Muhammad serta sahabatnya ke Madinah telah mampu memberi nuansa baru
dan berhasil mempersatukan dua suku yang bertikai tersebut, bahkan kemudian bisa
juga dipersatukan dengan kaum Muslimin Makkah. Hal ini kemudian diwujudkan
dengan dokumen abadi yang dikenal dengan Piagam Madinah, piagam tersebut telah
25 Piagam Madinah, disebutkan bahwa antara kaum Mukmin dan kaum Yahudi pada
ajarannya masing-masing, dengan satu catatan bahwa diantara golongan itu jangan
Inti utama dari semua ini adalah tujuan hidup manusia yaitu mencari
39
Zuhairi Misrawi, Islam Pribumi ; Mendialogkan Agama Membaca Realitas, (Jakarta : PT.
Erlangga, 2003), Cet. Ke-1. h. 198-199
pergaulan hidup antar umat beragama merupakan bagian usaha menciptakan
kemaslahatan umum serta kelancaran hubungan antara manusia yang berlainan agama
yang erat kaitannya dengan relasi sosial dan interaksi sosial yang terjadi dalam
6. Aspek-Aspek Toleransi
3. Islam tidak menghalangi pemeluk agama lain untuk melakukan ibadah dan
6. Islam tidak melarang berbuat baik dan berlaku adil terhadap pemeluk agama
lain.40
40
Yudhi Munadi, Toleransi Beragama Pada Masa Rasulullah Saw di Madinah, (Penelitian
Induvidual Dosen, Fakultas Ilmu Tarbiyah, 2000), h. 17
b. Toleransi Kehidupan Intern Umat Islam
Beberapa prinsip ajaran Islam dalam menata kehidupan sesama muslim yang
di jelaskan dalam surat Al- Hujurat: 9-12 yang intinya sebagai berikut:
3. Prinsip persamaan
memelihara hubungan baik dengan umat seagama. Namun yang perlu digaris bawahi
bahwa Islam melarang adanya hubungan, kerjasama atau tukar menukar dalam hal
aqidah ibadah mahdah dengan pemeluk agama lain. Prinsip ini ditegaskan dalam
Þõáú íóÇÃíõåóÇÇúáßóÇÝöÑõæúäó
.áóÇÃÚúÈõÏõãóÇÊóÚúÈõÏõæúäó.
æóáóÇÃäúÊõãú ÚöÇÈöÏõæúäó ãóÇÃÚúÈõÏõ.
æóáóÇÃäóÇÚóÇÈöÏõãóÇÚóÈóÏúÊõãú.
æóáóÇÃäúÊõãú ÚóÇÈöÏõæúäó ãóÇÃÚúÈõÏõ.
41
Imam Munawir, Sikap Islam Terhadap Kekerasan, Damai, Toleransi dan Solidaritas, (
Surabaya : Bina Ilmu : 1984 ), Cet. Ke-1, h. 105
42
Yudhi Munadi, op.cit, h. 25
áóßõãú Ïöíúäõßõãú æóáöíó Ïöíúäó. ( ÃáßÇÝÑæä 1-
6)
Artinya : “ (1) katakanlah hai orang-orang kafir, (2) Aku tidak akan menyembah apa
yang kamu sembah, (3) Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku
sembah, (4) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah, (5) Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan
yang aku sembah, (6) untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku ”
(Q.S. Al Kafirun : 1-6 )
Dalam hal ini, perlunya toleransi dalam pergaulan hidup, baik intern umat
beragama maupun antar umat beragama. Toleansi dalam pergaulan hidup antar umat
beragama harus didasarkan kepada tiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk
agama itu sendiri dan mempunyai bentuk ibadah dengan sistem dan cara tersendiri.
Atas dasar itu, maka diperlukan sebuah toleransi dalam pergaulan antar umat
beragama. 43
antar umat beragama yang disusun dalam suatu dialog intensif oleh pemuka agama.
43
Sahibi Naim, Toleransi Antar Umat Beragama, ( Jakarta : Gunung Agung, 1983 ), h. 21
5. Memusatkan usaha pada pembinaan individual dan masyarakat manusia yang
beragama.
baik dalam proses belajar mengajar maupun pola interaksi sehari-hari demi
pelajaran PAI itu sendiri yang disampaikan oleh guru yang bersangkutan. Adapun
kita tetap menjaga kerukunan dan menjaga nama baik sekolah. Dalam masyarakat di
mana kita bertempat tinggal bisa juga terdiri dari berbagai agama, etnis, kita harus
bisa menjadi contoh bertoleransi sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar tercipta
44
Muslih Usa dan Aden Wijdan, Pendidikan Islam Dalam Peradaban Industrial, (Yogyakarta
: Adikarya Media, 1997), Cet-1, h. 126
Fungsi toleransi dalam kehidupan bermasyarakat antara lain.
majemuk, karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa memerlukan
perbedaan itu sebagai “Rahmatan Lil Alamin” . Banyak sudah bukti yang dapat
direkam oleh sejarah yang menggambarkan tentang toleransi dalam Islam baik itu
dalam kitab suci Al Quran maupun perilaku/sikap Nabi sendiri terhadap agama atau
golongan tertentu. Maka atas dasar ini kita sebagai umat Muslim tentunya hidup
berdampingan secara damai itu harus selalu dijalankan pada saat kondisi/situasi
dewasa ini yang erat kaitannya dengan kemajemukan agama di masyarakat, maka
1
Drs. Achmadi Wahid, M. Ag, Pendidikan Agama Islam Untuk SMP, (Jakarta : Ganeca Exact,
2005), hal. 86
amat pentinglah kalau dibicarakan peran pendidikan agama Islam sebagai langkah
penting untuk mengembangkan sikap toleransi keberagamaan, dan dilihat dari tujuan
pendidikan agama Islam itu sendiri adalah untuk membentuk manusia seutuhnya
yang memiliki pengetahuan dan perilaku yang lain yaitu menjadi manusia yang
sempurna (Insan Kamil) untuk mencapai kebahagian. Secara jelas pendidikan agama
Islam mempunyai peran penting bagi kehidupan manusia karena seseorang yang
sudah sampai pada puncak keimanan dan pengetahuan serta moral yang tinggi akan
Dan menurut DR. H.M. Rasjidi sebaik-baik sikap yang harus kita ambil ialah
antara setiap agama didunia ini. Konsekwensinya ialah, bahwa yang pokok dalam
terhadap umat agama yang lain secara sungguh-sungguh, baik dalam kata maupun
tindakan.45
Bagi pemeluk agama Islam, soal toleransi ini terdapat dalam Al Quran surat
Haj : 39-40. yang artinya : “Tentu izin perang diberikan kepada orang yang telah
diperangi, karena sesungguhnya mereka itu telah dirugikan. Sunguh, Allah Maha
Kuasa untuk menolong mereka itu. Yaitu orang-orang yang diusir dari kampung
45
DR. H.M. Rasjidi, Empat Kuliah Agama Islam Pada Perguruan Tinggi, ( Jakarta : Bulan
Bintang, 1974 ), Cet. Ke-8, h. 46
halaman mereka tanpa alasan, kecuali karena mereka berkataa. Tuhan kami
ibadat Yahudi dan masjid-masjid yang didalamnya banyak disebut nama Allah,
sudah dihancurkan. Sudah pasti, Allah akan menolong mereka yang menolong
agamaNya. Sungguh Allah itu Maha Kuasa dan Perkasa.” (Q.S. Haj : 39-40)
Dan dalam rangka toleransi antara lain telah ditentukan bahwa orang yang
Oleh karena itu Islam memberikan batasan terhadap persoalan agama. Aqidah
membolehkan adanya kerja sama dengan pihak pemeluk agama lain. Sebab Islam
D. Hipotesa Penelitian
angkat dalam skripsi ini sampai terbukti melalui data yang terkumpul yang
sebenarnya perlu diuji, setelah hipotesis yang dimaksud diuji dengan menggunakan
46
Ibid
analisis statistic dan terbukti sebenarnya, maka hipotesis tersebut berubah menjadi
Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif antara peran pendidikan agama Islam
Ha : Terdapat hubungan yang positif antara peran pendidikan agama Islam dalam
METODOLOGI PENELITIAN
faktor untuk dicari peranannya terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam.
Tujuan korelasi adalah untuk mendeteksi anatara dua veriabel yang menjadi
objek penelitian. Dalam penelitian ini penulis mempunyai dua veriabel yaitu ;
A. Variabel Penelitian
Pendekatan Praktek " mengatakan bahwa variabel adalah obyek penelitian atau apa
2
Suharsini Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, ( Jakarta : Rieneka Cipta,
1990 ), cet. Ke 12, h. 117
Tabel 1
Variabel Penelitian
hewan, tumbuhan, peristiwa sebagai sumber data yang memiliki sifat dan
Sampel adalah sebagian induvidu yang memiliki sifat dan karakteristik yang
adalah kelas III siswa SMP Waskito Pemulang, yang terdiri dari lima kelas kemudian
yang diambil sebanyak 50 siswa, sistem ini disebut juga dengan teknik penelitian
Tempat penelitian ini di SMP Waskito, jalan Raya Pamulang Permai 2 no. 75
sebagai berikut :
3
Herwan Rasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Gramedia Pustaka Utama, Jakarta :
1992), h. 42
4
Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Sinar Baru, Bandung : 1989), h. 84
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
atau pustaka baik berupa artikel, buku-buku, surat kabar, majalah, jurnal, buletin
mauupun sumber informasi lainnya yang ada kaitannya dengan permasalahan yang
akan dibahas.
langsung turun ke lapangan (studi kasus) yaitu masuk kedalam lingkungan sekolah
Dalam penelitian lapangan ini, penulis berusaha menganalisa apa yang ada
dilapangan. Sehingga antara penelitian dan teori yang ada dapat dibuktikan
relevansinya. Penelitian ini secara pokok melibatkan dua macam data yaitu data yang
berkenaan dengan pendidikan agama Islam (X) yang diambil dari nilai raport dan
yang berkenaan dengan pengembangan sikap toleransi beragama yang berasal dari
angket.
sebagai berikut :
1. Observasi
Yaitu dengan cara meneliti dating langsung ke SMP Waskito Pamulang, untuk
2. Interview (wawancara)
Interview adalah pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan dan dijawab dengan lisan pula. Dalam hal ini penulis
mengadakan tanya jawab antar penulis dengan nara sumber yang ahli dalam bidang
pendidikan agama, atau wawancara dengan kepala sekolah dan guru bidang studi
3. Angket (Kuesioner)
Questionner adalah suatu alat pengumpul data atau informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh
responden. Angket ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang diri responden
Angket ini penulis susun kemudian disebarkan kepada 50 siswa. Amgket ini
berbentuk pilihan ganda (tertutup), dimana item-item dalam angket tersebut berisi
beragama, yang bertujuan untuk menjaring data mengenai sejauh mana peran
Tabel 2
membeda-
bedakan agama
lain.
agama orang
lain.
d. Selalu berbuat 4, 8, 7 3
baik.
e. Dialog antar 11 1
agama.
paksaan untuk
memasuki suatu
agama.
g. Agama sebagai 17 1
pemersatu
umat.
dan dijasikan ped0oman bagi penelitian lapangan. Sedangkan data-data yang berasal
dari penelitian lapangan disebarkan melaui angket kepada siswa untuk mengetahui
sejauh mana peran pendidikan agama Islam dalam pengembangan toleransi beragama
dikalangan siswa.
tehnik analisis data kualitatif dalam bentuk kalimat. Dalam penelitian ini penulis
F
P= x 100%
N
F = Frekuensi
P = Angka persentase
N.(ΣXY) − (ΣX).(ΣY)
rxy =
[N.ΣX 2
− (ΣX) 2 .(N.ΣY 2 − (ΣY) 2 ]
Keterangan ;
rxy = Angka indeks kolerasi
N = Number of Cases
X = Jumlah skor x
Y = Jumlah skor y5
yang terdapat dalam buku pedoman penulisan skripsi tesis, dan disertasi UIN Syarif
5
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajawali Press, 2003), cet. ke-
IV, h. 181
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Sejarah Berdirinya
dengan sekolah-sekolah lainnya. Sekolah ini berdiri di bawah yayasan Waskito yang
diketuai oleh Bpk. Drs. Djarot yang lokasinya berada di Jl. Raya Pamulang Permai II
Pada bidang pendidikan, yayasan ini mengelola lembaga yang lengkap mulai dari TK
menyelenggarakan santunan kepada anak yatim dan fakir miskin. Selain mutunya
yang berkualitas, sekolah ini juga termasuk yang menjadi pilihan dimasyarakat, maka
tak heran sekolah ini termasuk sekolah yang banyak peminatnya yang didukung
dengan berbagai fasilitas serta lokasi yang mudah dijangkau, tentunya semua ini
menjadi sebuah kerja keras yang dilakukan oleh putri penerus bangsa.
Waskito. Sebagai Putri penerus bangsa beliau ini tergerak hatinya untuk mendirikan
sekolah, Sebelum mendirikan sekolah Waskito ini pada mulanya pada tahun 1967
beliau mendirikan sekolah yang berada di jalan Setia Budi di daerah Jakarta Selatan
dengan tingkatan SD dan SMA. Selang beberapa waktu kemudian lokasi tersebut
tingkatan SMP dan SMA yaitu pada tahun 1992. Karenakan tidak ada perkembangan
yang signifikan yaitu letaknya yang kurang strategis maka lokasi atau sekolah
daerah yang menurutnya lebih tepat. Kemudian pada tahun 1991 beliau membuka
pendidikan Waskito Barulah sekolah ini termasuk sekolah yang favorit yang
mengalami banyak kemajuan dari tahun ke tahun. Seiring jalannya waktu sekolah
Waskito ini mengalami perkembangan yang cukup pesat, hal ini bisa dilihat dari
jenjang pendidikan mulai dari TK sampai SMK yang dibangun untuk memenuhi
kebutuhan sekolah.
a. Visi
Unggul dalam mutu, disiplin dalam mengatur waktu, teruji dalam prestasi
b. Misi
c. Strategi
misi.
c. Tertib dalam perencanaan, efektif dalam pelaksanaan tepat dan benar dalam
pengawasan.
ekstrakulikuler.
Tabel 3
Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas
Tabel 4
putra dan putri, siswa kelas I berjumlah 147 orang, siswa kelas II berjumlah 126
orang dan siswa kelas III berjumlah 186 orang. Berikut data siswa menurut keadaan
agama.
Tabel 5
Kelas
Islam L 46 45 72 163
P 62 48 69 179
Katolik L 5 3 6 14
P 2 1 2 5
Protestan L 12 11 17 40
P 16 11 15 42
Hindu L 1 0 0 1
P 0 1 1 2
Budha L 3 2 2 7
P 0 2 2 4
Tabel 6
Kondisi
2 Laboratorium IPA 1 36 √
3 Laboratorium Kimia 1 1 √
4 Laboratorium Biologi 1 1 √
5 Laboratorium Bahasa 1 56 √
6 Laboratorium Komputer 1 44 √
7 Ruang Perpustakaan 1 24 √
9 Ruang UKS 1 24 √
10 Koperasi/Toko 1 12 √
11 Ruang BP/BK 1 12 √
13 Ruang Guru 1 60 √
14 Ruang TU 3 18 √
15 Ruang OSIS 1 12 √
16 Kamar Mandi/WC Guru 2 6 √
18 Gudang 1 9 √
19 Rumah Ibadah 1 42 √
18 Ruang Bendahara 1 40 √
20 Ruang Band 1 9 √
B. PENGOLAHAN DATA
toleransi beragama di SMP Wakito Pamulang, didapatkan melalui nilai raport PAI,
angket, wawancara dan studi dokumentasi. Wawancara penulis lakukan dengan ketua
yayasan sekolah Waskito untuk mendapatkan gambaran umum SMP Waskito dan
penulis juga melakukan wawancara dengan guru pendidikan agama Islam, sedangkan
Data yang akan penulis sajikan dalam skripsi ini adalah hasil dari nilai raport
pendidikan agama Islam dan penyebaran angket tentang pengembagan sikap toleransi
Daftar Nilai Raport Siswa Mata Pelajaran PAI Kelas III Semester II
Tabel 8
No Alternatif Jawaban F %
Soal
1 a. Selalu 20 40
b. Kadang-kadang 30 60
c. Tidak Pernah -
Jumlah 50 100
Dari hasik angket diatas mengenai kerja sama antar umat beragama siswa
dapat diketahui, yaitu yang menjawab selalu bekerja sama yaitu 20 orang (40 %),
siswa yang menjawab kadang-kadang sebanyak 30 orang (60 %) dan yang menjawab
tidak pernah bekerja sama antar umat beragama tidak ada. Hal ini berarti kerja sama
antar umat beragama berjalan seperti biasa sesuai dengan aturan yang ada karena
Tabel 9
No Alternatif Jawaban F %
Soal
2 a. Selalu 44 88
b. Kadang-kadang 5 10
c. Tidak Pernah 1 2
Jumlah 50 100
Pada kata katagori yang menyatakan guru agama selalu mengajarkan kerja
sama antar umat beragama sebanyak 44 orang (88 %), kadang-kadang 5 orang (10
%) dan tidak pernah 1 orang (2 %). Hal ini berarti guru agama yang ada di Waskito
beragama disekolah.
Tabel 10
No Alternatif Jawaban F %
Soal
3 a. Setuju 49 98
b. Kurang Setuju 1 2
c. Tidak Setuju -
Jumlah 50
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa selalu bermain/bergaul dengan
teman yang berbeda agama selalu dilakukan dengan sikap keterbukaan dan
penghormatan tanpa melihat latar belakang agamanya, terbukti dengan jawaban siswa
yang setuju dengn bermain tanpa membeda-bedakan agama sebanyak 49 orang (98
%) yang hampir keseluruhannya, dan kurang setuju hanya 1 orang (2 %), dan yang
Tabel 11
No Alternatif Jawaban F %
Soal
4 a. Selalu 22 44
b. Kadang-kadang 26 52
c. Tidak Pernah 2 4
Jumlah 50 100
kadang-kadang menjenguk teman yang sakit sebanyak 26 orang (52 %), dan selalu
sebanyak 22 orang (44 %) dan tidak pernah hanya 2 orang (4 %). Hal ini berarti siswa
dapat dikatakan cukup perhatian jika ada temannya yang berbeda agama sakit.
Tebel 12
No Alternatif Jawaban F %
Soal
5 a. Setuju 21 42
b. Kurang Setuju 26 52
c. Tidak Setuju 3 6
Jumlah 50 100
Dari hasil angket yang disebarkan terdapat perbedaan yang cukup kontroversi
antara setuju dengan tidak setuju mengenai pemakaian simbol-simbol agama dan hal
ini cukup bersaing karena yang menjawab kurang setuju ada 26 orang (52 %), dan
yang setuju sebanyak 21 orang (42 %) hal ini dapat dimaklumi karena masalah
tersebut menyangkut hak pribadi seseorang dalam kehidupan beragama, dan yang
Tabel 13
No Alternatif Jawaban F %
Soal
6 a. Setuju 47 94
b. Kurang Setuju 3 6
c. Tidak Setuju - -
Jumlah 50 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan siswa menjawab setuju
lain, hal ini berarti toleransi cukup berjalan dengan baik dikalangan siswa, terbukti
dengan jawaban siswa yang mengatakan setuju sebanyak 47 orang (94 %), dan yang
mengatakan kurang setuju hanya 3 orang (6 %) dan yang menjawab tidak setuju
tidak ada.
Tabel 14
No Alternatif Jawaban F %
Soal
7 a. Selalu 10 20
b. Kadang-kadang 39 78
c. Tidak Pernah 1 2
Jumlah 50 100
menjawab kadang-kadang suka memberikan yang berjumlah 39 orang (78 %), selalu
memberikan 10 orang (20 %) dan yang tidak pernah memberikan hanya 1 orang (2
%).
Tabel 15
teman yang berbeda agama jika dalam kesulitan baik itu pekerjaan sekolah ataupun
diluar sekolah, terbukti dengan jawaban siswa yang mengatakan selalu membantu
temannya yang dalam kesulitan sebanyak 26 orang (52 %), tetapi banyak juga yang
Tabel 16
No Alternatif Jawaban F %
Soal
9 a. Selalu 21 42
b. Kadang-kadang 15 30
c. Tidak Pernah 14 28
Jumlah 50 100
Memang untuk masalah pengucapan selamat hari raya terhadap orang yang
berbeda agama mempunyai sudut pandang yang berbeda, dan hal ini bisa dimaklumi
jawabannya tidak jauh berbeda dengan siswa yang lain. Dan kebanyakan siswa
sebanyak 21 orang (42 %), dan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 15 orang
Tabel 17
No Alternatif Jawaban F %
Soal
10 a. Setuju 10 20
b. Kurang Setuju 29 58
c. Tidak Setuju 11 22
Jumlah 50 100
diatas yaitu tabel 13 mengenai perayaan hari besar agama, dan untuk pernyataannya
tidak jauh berbeda antara setuju dan tidak setuju. Jika dilihat tabel diatas dapat
diketahui bahwa siswa kebanyakan tidak setuju untuk mengunjungi temannya yang
merayakan hari besar agama yaitu sebanyak 29 orang (58 %), dan untuk jawaban
yang setuju dan tidak setuju sangat tipis yaitu 10 orang yang setuju (20 %) dan tidak
setuju 11 orang (22 %). Pernyataan tersebut tentunya memiliki pandangan tersendiri.
Tabel 18
No Alternatif Jawaban F %
Soal
11 a. Setuju 46 90
b. Kurang Setuju 4 8
c. Tidak Setuju - -
Jumlah 50 100
dialog antar umat beragama memang harus ditumbuhkan guna menciptakan toleransi
orang (90 %), tetapi ada juga yang mengatakan kurang setuju yaitu hanya 4 orang (8
Tabel 19
No Alternatif Jawaban F %
Soal
12 a. Setuju 45 90
b. Kurang Setuju 4 8
c. Tidak Setuju 1 2
Jumlah 50 100
masing. untuk itu dari hasil angket yang disebarkan mengenai bahwa Islam
mempunyai aturan tertentu dalam kehidupan beragama maka akidah memang tidak
sebanyak 45 orang (90 %), kurang setuju 4 orang (8 %) dan yang menjawab tidak
Tabel 20
No Alternatif Jawaban F %
Soal
13 a. Setuju 45 90
b. Kurang Setuju 4 8
c. Tidak Setuju 1 2
Jumlah 50 100
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa akidah tidak menjadi penghalang bagi
siswa untuk selalu hidup bergaul dengan temannya yang berbeda agama, banyak
siswa yang mengatakan setuju dengan pernyataan diatas bisa dilihat hasilnya yaitu
dan sisanya 1 orang (2 %) tidak setuju. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pernyataan
Tabel 21
Toleransi terhadap agama lain memiliki batasan-batasan yang ketat
No Alternatif Jawaban F %
Soal
14 a. Setuju 20 40
b. Kurang Setuju 27 54
c. Tidak Setuju 3 6
Jumlah 50 100
pengembangan sikap toleransi beragama yang harus dijalankan, untuk itu toleransi
terhadap agama lain memiliki batasan-batasan yang ketat. Tabel diatas menunjukkan
bahwa kebanyakan siswa yang menjawab kurang setuju pada pernyataan diatas
sebanyak 27 orang (54 %), ada juga yang menjawab setuju yaitu sebanyak 20 orang
Tabel 22
kebanyakan siswa menjawab setuju 38 orang (76 %), yang menjawab kurang setuju
Tabel 23
Perbedaan bukan menjadi penghalang untuk bekerja sama dengan agama lain
No Alternatif Jawaban F %
Soal
16 a. Setuju 47 94
b. Kurang Setuju 3 6
c. Tidak Setuju - -
Jumlah 50 100
Dari hasil angket banyak siswa mengatakan bahwa perbedaan bukan menjadi
penghalang bagi mereka untuk bekerja sama dengan agama lain, tentunya hal ini
dengan jawaban meraka yang menjawab setuju sebanyak 47 orang (94 %), dan
sisanya 3 orang (6 %) menjawab kurang setuju, sedang tidak ada yang menjawab
tidak setuju.
Tabel 24
Agama menjadi alat pemersatu umat beragama sebagai bagian dari toleransi
No Alternatif Jawaban F %
Soal
17 a. Setuju 47 94
b. Kurang Setuju 3 6
c. Tidak Setuju - -
Jumlah 50 100
Dari tabel diatas banyak siswa yang mengatakan bahwa agama menjadi alat
pemersatu umat beragama sebagai bagian dari toleransi. Dari jawaban mereka yang
setuju yaitu sebanyak 47 orang (94 %), dan sisanya 3 orang (6 %) yang menjawab
kurang setuju, yang menjawab tidak setuju tidak ada. Hal ini membuktikan bahwa
agama dikalangan mereka masih sangat dibutuhkan untuk menjadi bagi yang
Tabel 25
No Alternatif Jawaban F %
Soal
18 a. Selalu 15 30
b. Kadang-kadang 30 60
c. Tidak Pernah 5 10
Jumlah 50 100
Ketika manusia meninggal maka kita mempunyai kewajiban untuk
agama meninggal. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan siswa
Tabel 26
No Alternatif Jawaban F %
Soal
19 a. Selalu 26 52
b. Kadang-kadang 22 44
c. Tidak Pernah 2 4
Jumlah 50 100
Masih berhubungan pada tabel 22, dalam penyebaran angket mengenai siswa
yang menghibur temannya ketika salah satu kerabatnya meninggal dapat diketahui
pada tabel diatas, yaitu kebanyakan dari mereka selalu menghibur temannya sebanyak
26 orang (52 %), dan yang menjawab kadang-kadang 22 orang (44 %) dan sisahnya 2
orang (4 %) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa sikap kasih sayang
mereka terhadap temannya yang berbeda agama masih terjaga dengan baik.
Tabel 27
No Alternatif Jawaban F %
Soal
20 a. Setuju 43 86
b. Kurang Setuju 7 14
c. Tidak Setuju - -
Jumlah 50 100
hidup dalam masyarakat perlu dikembangkan, terbukti dari tabel diatas bahwa
kebanyakan dari meraka menjawab setuju sebanyak 43 orang (86 %), dan sisahnya
yang menjawab kurang setuju sebanyak 7 orang (14 %) dan tidak ada yang
C. ANALISA DATA
Tabel 28
Tabulasi item angket dan skor yang diperoleh tentang pengembangan sikap toleransi
beragama
No Nomor Pernyataan X
Rsp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 54
2 2 1 3 3 1 3 2 2 1 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 46
3 3 3 3 3 1 3 2 3 1 1 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 50
4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 50
5 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 1 1 3 3 3 3 1 1 2 46
6 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 51
7 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57
8 3 3 3 2 3 3 2 2 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 50
9 2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 1 2 3 3 2 2 2 1 2 2 42
10 2 3 3 2 2 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53
11 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 55
12 2 3 3 2 3 3 2 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 50
13 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 52
14 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 51
15 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 54
16 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 54
17 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 54
18 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 51
19 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52
20 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 53
21 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 52
22 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 52
23 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 54
24 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 54
25 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 56
26 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 51
27 3 3 3 3 1 2 1 3 1 1 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 46
28 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 53
29 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 52
30 2 3 3 1 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 51
31 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3 3 2 2 3 48
32 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 55
33 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
34 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56
35 3 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 1 2 3 3 2 3 47
36 3 2 3 1 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 3 1 3 1 2 3 46
37 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 51
38 2 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 54
39 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 51
40 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 49
41 3 3 3 3 2 3 2 3 1 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 51
42 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 55
43 2 3 3 1 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 51
44 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 58
45 3 2 3 2 2 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 49
46 2 3 3 2 3 3 2 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 50
47 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 54
48 3 2 3 2 2 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 50
49 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 53
50 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 52
Tabel 29
No X Y XY X2 Y2
1 70 54 3780 4900 2916
2 66 46 3036 4356 2116
3 84 50 4200 7056 2500
4 87 50 4350 7569 2500
5 65 46 2990 4225 2116
6 87 51 4437 7569 2601
7 73 57 4161 5329 3249
8 75 50 3750 5625 2500
9 69 42 2892 4761 1764
10 78 53 4134 6084 2809
11 69 55 3795 4761 3025
12 65 50 3250 4225 2500
13 87 52 4524 7569 2704
14 64 51 3264 4096 2601
15 87 54 4698 7569 2916
16 74 54 3996 5476 2916
17 80 54 4320 6400 2916
18 87 51 4437 7569 2601
19 70 52 3640 4900 2704
20 85 53 4505 7225 2809
21 84 52 4368 7056 2704
22 60 52 3120 3600 2704
23 63 54 3402 3969 2916
24 80 54 4320 6400 2916
25 78 56 4368 6084 3136
26 80 51 4080 6400 2601
27 65 46 2990 4225 2116
28 81 53 4293 6561 2809
29 60 52 3120 3600 2704
30 85 51 4335 7225 2601
31 73 48 3504 5329 2304
32 75 55 4125 5625 3025
33 85 54 4590 7225 2916
34 60 56 3360 3600 3136
35 78 47 3666 6084 2209
36 71 46 3266 5041 2116
37 83 51 4233 6889 2601
38 76 54 4104 5776 2916
39 60 51 3060 3600 2601
40 76 49 3724 5776 2401
41 75 51 3825 5625 2601
42 76 55 4180 5776 3025
43 80 51 4080 6400 2601
44 66 58 3828 4356 3364
45 80 49 3920 6400 2401
46 75 50 3750 5625 2500
47 85 54 4590 7225 2916
48 78 50 3900 6084 2500
49 60 53 3180 3600 2809
50 60 52 3120 3600 2704
3730 2580 192560 282020 133616
N.(ΣXY) − (ΣX).(ΣY)
rxy =
[N.ΣX 2
− (ΣX) 2 .(N.ΣY 2 − (ΣY) 2 ]
Diket ;
ΣN = 50
ΣX = 3730
Σy = 2580
ΣXy = 192560
ΣX2 = 282020
Σy2 = 133616
N.(ΣXY) − (ΣX).(ΣY)
rxy =
[N.ΣX 2
− (ΣX) 2 .(N.ΣY 2 − (ΣY) 2 ]
rxy = 54600
√188100 X 24400
rxy = 54600
√ 4589640000
xy = 54600
67746,88185
rxy = 0,805941152
= 0,80
agama Islam (X) dengan pengembangan sikap toleransi beragama siswa (Y).
koefisien dihitung dengan rumus Pearson Product Moment melalui perhitungan oleh
hipotesa alternative (Ha) dan hipotesa (Ho). Adapun hipotesa tersebut adalah :
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara peran pendidikan agama Islam dalam
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara peran pendidikan agama Islam
cara membandingkan (r) yang diperoleh melalui perhitungan dengan "r" Product
Moment (rt) dengan terlebih dahulu melihat derajat hubungan bebasnya (db) atau
Df = N – nr
N : Jumlah Responden
Dengan diperoleh df, maka dapat dicari besarnya "r" yang tercantum dalam
tabel nilai "r" Product Moment, baik taraf signifikan 5 % maupun pada taraf
signifikan 1 %.
Mencari df atau db dengan menggunakan rumus df = N – nr, diman (N) = 50
Ternyata rxy yang sebesar 0, 354 jumlahnya masih lebih besar dari pada r tabel pada
adanya korelasi yang signifikan antara peran pendidikan agama Islam dalam
Ini berarti terdapat korelasi yang signifikan pada taraf antara dua variabel
yang diuji atau dengan kata lain bahwa peran pendidikan agama Islam sangat dapat
Dari nilai koefisien korelasi tersebut diatas dapat dihitung determinasi (KD)
sebagai berikut :
KD = r2 x 100
KD = (0,80 )2 x 100
KD = 64 %
PAI juga diantaranya ada dukungan dari pada mata pelajaran yang lain yaitu PPKN
yang menyangkut masalah konsep kerukunan antar umat beragama yang terdiri dari
berbagai materi yang diajarkan kepada siswanya. Secara umum ada beberapa aspek-
aspek yang melandasi kerukunan hidup antar umat beragama antara lain :
beragama bukan saja diajarkan dalam PAI melainkan juga ada beberapa sumber lain
E. Ulasan
peran pendidikan agama Islam dalam pengembangan sikap toleransi beragama siswa
sisahnya yaitu 36 % dapat dipengaruhi oleh faktor lain. Adapun faktor lain yang
sebagainya.
mengembangkan misi toleransi beragama di sekolah ada beberapa hal atau faktor
1. Adanya kerjasama antara pihak pempinan sekolah dengan semua guru sehingga
toleransi.
2. Adanya hubungan/kerjasama yang baik antara guru muslim dengan guru non
4. Adanya peran serta guru dan murid yang non muslim dalam kegiatan atau
penyelenggaraan hari besar Islam, seperti perayaan hari Idul Adha dalam
5. Adanya dukungan dari berbagai pihak baik dari orang tua wali murid maupun
penghalang bagi terwujudnya toleransi antar umat beragama secara umum adalah
adanya sikap fanatisme agama yang berlebihan yang bersifat negatif pada jiwa
seseorang dengan merealisasikan segala sikap yang mencurigakan kepada agama lain
atau menghina paham kepada agama lain sehingga sikap toleransi akan sukar tumbuh
bagi orang yang memiliki sifat fanatisme dan bisa jadi membawa kepada hal-hal yang
tidak diingkan yang semua ini bisa terjadi kepada siapa saja.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa sikap toleransi beragama bisa tumbuh
berkembang dengan baik apabila didukung penuh oleh berbagai pihak serta adanya
arahan yang benar kepada anak didik dalam mengajarkan toleransi kepada agama
meliputi semua aspek kegiatan manusia apabila diikuti dengan benar peraturan
tersebut berarti kita sebagai Muslim sejati yang merupakan tujuan dari pengajaran
etika Islam.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang penulis lakukan dengan judul "Peran pendidikan Agama
Pamulang", dan berdasarkan hasil analisa dari bab sebelumnya maka penulis dapat
Pamulang berjalan cukup baik. Hal ini terlihat dari hasil penelitian bahwa hubungan
antar keagamaan mereka sesuai dengan penghayatan nilai-nilai ajaran agama, seperti
sikap saling mengerti dan juga mengahargai. Tentu hal tersebut sebuah kerja keras
yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam menjalankan misi toleransi beragama
diantara mereka.
Dilihat dari hasil penelitian bahwasnya terdapat hubungan atau korelasi yang
signifikan antara peran pendidikan agama Islam dalam pengembangan sikap toleransi
beragama siswa dengan tingkat korelasinya tergolong kuat atau tinggi berarti hal
berdasarkan tabel degrees taraf of freedom atau derajat bebasnya, baik pada taraf
signifikan 5 % maupun taraf signifikan 1 %. Hasil tabel r lebih besar dari hasil
derakat bebas (df), hal ini berarti hipotesa alternative (Ha) diterima, baik pada taraf
signifikan 5 % maupun 1 %.
Adanya hubungan yang kuat atau tinggi ini disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya ada dorongan dari berbagai pihak seperti keluarga dan pihak sekolah
B. Saran-Saran
Walaupun dalam penelitian ini terdapat hasil yang memuaskan dalam arti
mempunyai korelasi yang kuat, bukan berarti usaha-usaha yang dilakukan selama ini
berhenti begitu saja sehingga tidak ada perkembangan yang lebih jauh lagi. Untuk itu
bimbingan yang positif terhadap anak didiknya untuk bekal dalam berinteraksi
fasilitas yang berkaitan dalam proses belajar mengajar pendidikan agama Islam.
seluruh pihak masing-masing agama bisa memberikan arahan dan motivasi yang
yang baik mengenai betapa pentingnya dalam menciptakan hidup rukun dan
damai.
5. kepada umat Islam marilah kita pelajari, teliti dan kita hayati lebih dalam lagi
ajaran agama kita khususnya tentang toleransi untuk bisa diamalkan ajaran
6. Dalam melaksanakan ajaran toleransi terhadap umat agama lain agar jangan
beragama dan keagamaan umat beregama, agar tetap berpegang pada kitab
sucinya masing-masing.
10. Kepada semua pemeluk agama agar tidak memaksa kehendak kepada orang lain
untuk mengikuti ajaran agamanya,, karena setiap induvidu mempunyai hak dalam
Aceh, Abu, Bakar, Toleransi Nabi Muhammad dan Para Sahabatnya, (Solo :
Ramadhani, 1984)
Ahmadi, Abu, Psikologi Sosial, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999). Cet ke-2.
Almunawar, Husin, Agil, Said, H. Dr. Prof, , Fikih Hubungan Antar Agama,
Arif, Armai, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Ciputat Prees, 2000), Cet.
Ke-1.
Darajat, Zakiah, Kesehatan Mental dala Keluarga, ( Jakarta : Pustaka Anatar, 1993),
Cet. Ke-3.
-------------------, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), cet. Ke-2.
Departemen Agama Republik Indonesia, Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial
1999).
Imin, Cak, Belajar Pluralisme Dari Bola, ( Jakarta : Rakyat Merdeka 2006).
Ismail, Faisal. dr, Islam, Idealitas ilahiyah dan Realitas Insaniyah, ( Yogyakarta :
Majid, Abdul, S.Ag, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung : PT.
1993). Cet.ke-3.
Naim, Sahibi, Toleransi Dalam Pergaulan Antar Umat Beragama, (Jakarta : PT.
Gunung Agung,1983).
Nasution, Harun, Islam Rasional ; Gagasan dan Pemikiran, ( Bandung : PT. Mizan,
1995) Cet I.
Rasjidi, H.M. DR, Rasjidi, Empat Kuliah Agama Islam Pada Perguruan Tinggi, (
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam perspektif Islam, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1994).
Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Wahid, Achmadi. Drs, Pendidikan Agama Islam Untuk SMP, ( Jakarta : Ganeca
Exact, 2005 ).
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992 ), Cet. Ke-1.
5. Sarana dan prasarana apa sajakah yang telah ada di sekolah ini ?
6. Berapakah jumlah siswa, guru dan karyawan di Waskito ini pada tahun ajaran
sekarang ?
Jawaban
1. Pada awalnya sekolah Waskito ini didirikan oleh Almarhum R. Ayu Siti
Suwastina. Sekolah yayasan Waskito ini pada mula beliau dirikan didaerah
2. Sebelum berdirinya sekolah Yayasan Pendidikan Waskito ini (di Pamulang) pada
mulanya pada tahun 1967 beliau mendirikan sekolah Waskito di Jl. Setia Budi
di daerah Jakarta Selatan dengan tingkatan SD dan SMA, selang beberapa waktu
sebuah sekolah dengan tingkatan SMP dan SMA yaitu pada tahun 1992.
kurang strategis maka lokasi atau sekolah tersebut belum banyak peminatnya,
dan beliau memindahkan lokasi tersebut kedaerah yang menurutnya lebih tepat,
kemudian pada tahun 1991 beliau membuka sekolah Waskito di daerah Pamulang
sekolah ini termasuk sekolah yang mengalami banyak kemajuan dari tahun ke
yang cukup maju, hal ini bisa dilihat dari jenjang pendidikan mulai dari TK
sampai SMK, belum lagi gedung-gedung yang terus dibangun untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
3. Visi sekolah ini adalah Unggul dalam mutu, disiplin dalam mengatur waktu,
teruji dalam prestasi dilandasi Iman dan Takwa. Dan Misinya antara lain :
• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya siswa SMP Waskito
teknologi.
4. Dalam mengelolah sekolah ini tentunya harus ada kerja sama yang baik dari
berbagai pihak baik itu guru, karyawan maupun masyarakat/orang tua wali
sehingga sekolah ini tetap menjadi sekolah unggulan yang dapat memberikan
yang terbaik guna mengantarkan mereka (anak didik ) ke masa depan yang lebih
cerah.
5. Sarana dan prasarana yang ada di sekolah Waskito ini dapat dikatakan cukup
lengkap yang sesuai dengan standar kebutuhan para siswanya, baik itu ruang
6. Jumlah guru yang ada disini cukup banyak terdiri dari guru TK, SD, SMP dan
SMP. Kalau untuk SMPnya semua guru dan karyawan itu seluruhnya ada sekitar
30. Sedangkan jumlah seluruh siswa SMP Waskito Pamulang adalah 457 orang
terdiri dari putra dan putri, siswa kelas I berjumlah 147 orang, siswa kelas II
disekitar sekolah Waskito ini cukup baik, hal ini bisa dilihat dari
penyelenggaraan hari-hari besar Islam kita selalu mengadakan kerja sama dalam
pemotongan hewan kurban kemudian penyaluran zakat, infak dan shodaqoh dan
lain sebaginya.
9. Untuk penanaman sikap toleransi beragama disekolah ini hal yang dilakukan
agama dan selalu mengadakan kerjasama. Dan hal yang terpenting adalah benar-
menciptakan suasana yan harmonis dan toleran sehingga tidak terjadi hal-hal
Interviewer Interviewee
4. Apakah pendidikan agama Islam dapat memberikan pedoman hidup bagi siswa ?
penunjangnya ?
Jawaban
1. Proses belajar mengajar pendidikan agama Islam disini adalah sebagai berikut :
2. Pedoman yang saya pakai adalah kurikulum 2004, yaitu Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK).
3. Metode yang saya pakai diantaranya ; ceramah, diskusi dan metode Tanya jawab.
4. Tentu, pendidikan agama Islam adalah hal yang paling utama dan pertama dalam
memberikan pedoman hidup bagi manusia, karena PAI sendiri adalah sebagai
dasar untuk kita hidup didunia ini bagaimana kita menjadi manusia yang lebih
baik.
5. Yaitu dengan cara mengajarkan para siswa/i tentang toleransi beragama menurut
ajaran Islam, sejauh mana mereka harus bergaul atau berteman dengan orang
yang berbeda agama sehingga yang namanya akidah tetap dipertahankan seumur
hidup, dan juga kita selalu menanamkan sikap saling menghargai antar sesama
Islam (Rohis) keputrian yang diadakan setiap hari jum'at sepulang sekolah, dan
Kerohanian Islam (Rohis) keputraan SMP Waskito diadakan setiap hari kamis
sepulag sekolah. Selain itu juga kegiatan-kegiatan hari besar Islam selalu kami
perlu dukungan dari berbagai pihak baik itu dari Islam sendiri ataupun dari pihak
non muslimnya untuk tetapa saling menghargai dan menghormati diantara kita.
Dan yang terpenting bagi kita adalah yang khususnya bagi siswanya sendiri bisa
Interviewer Interviewee
I. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
II. Petunjuk
1. Berilah tanda ( x ) pada salah satu jawaban yang kamu anggap sesuai dengan
2. Adapun jawaban yang kamu berikan tidak akan mempengaruhi nilai pelajaran
kamu disekolah.
3. Terima kasih atas bantuan dan partisipasinya dalam mengisi angket ini.
2. Apakah guru agama anda mengajarkan agar selalu bekerja sama antar umat
beragama ?
4. Bila teman anda yang berbeda agama sakit, apakah anda selalu menjenguknya ?
8. Apakah anda selalu membantu teman anda yang berbeda agama jika dalam
kesulitan ?
9. Apakah anda selalu mengucapkan selamat hari raya ketika hari-hari besar agama
lain ?
10. Bila teman kita merayakan hari-hari besar agama kita harus selalu
mengunjunginya ?
toleransi beragama ?
12. Islam mempunyai aturan atau batasan-basatasan tertentu dalam bertoleransi maka
14. Sebagai masyarakat kita menganggap bahwa toleransi terhadap agama lain
15. Masalah toleransi dan cara hidup berdampingan dengan orang yang mempunyai
16. Perbedaan bukan menjadi penghalang untuk kita agar selalu bekerja sama dengan
agama lain ?
17. Agama seharusnya bisa menjadi alat pemersatu umat sebagai bagian dari toleransi
18. Ketika teman anda yang berbeda agama meninggal dunia apakah anda selalu
mengunjunginya ?
19. Jika salah satu kerabatnya meninggal apakah anda selalu menghiburnya ?
20. Sikap toleransi dan pluralitas adalah nilai-nilai yang memang menjadi pegangan
dalam bermasyarakat ?