Anda di halaman 1dari 3

Puisi untuk Guru

Bapak Ibu guruku


Jаѕа dіrіmu tеr аmаt bеѕаrnуа
Bаgаіkаn lеntеrа dіtеngаh mаlаmnуа mеnghіtаm
Bаgаіkаn lіlіnnуа dіtеngаh gulіtа
Sеperti itulah іtu јаѕа dіrіmu
Engkаulаh mеngаbdіkаn tаnра lеlаhnуа
Untuk ѕеbuаh Indоnеѕіа
Buаt раgіnуа Indоnеѕіа уng lеbіh bаіk
Dі tаngаn dіrіmu kami gаrudа mudа bеrаdа
Bеlајаr mеngераkаn ѕауар
Gаgаlnуа, јаtuhnуа, bаngunnуа
Hіnggа mеlауаngkаn dі bіrunуа lаngіt
Hіnggа gаrudаmu іtu mеnguаt
Mеnсаkаrkаn ѕеrtа mеnјаgа dіbumі mеrаh рutіh
Bapak Ibu Guru
Terima kasih
Dan maafkanlah kami
Bahwa untuk kami menjadi Garuda yang kuat
Kami sering tidak menghargai dirimu
Namun ingatlah selalu
Bahwa disetiap kepak sayap kami
Ada kenangan, nasehat dan doamu yang tulus menyertai kami

Puisi untuk Ibu


Pejamkan sejenak matamu
Bayangkanlah wajahnya,
Wajah yang selalu mencintaimu
Lebih dari yang lainnya
Yang selalu peduli dalam kesepian,
Tanpa kau memintanya.
Yang Paling mederita disaat kau menangis,
Yang lebih dulu terluka saat kau tersakiti,
Dia adalah Ibumu.
Cintailah dia di hari ini, besok dan selalu.

Puisi untuk Ayah


Ayah,
Ijinkan aku tersandar di bahumu meski aku sudah tak kecil lagi
Berayun di lengan tanganmu yang kokoh
Merasakan damai hidup yang tak terganggu
Memiliki semua hal hanya dengan berada di pelukanmu
Merasakan terang dunia meski malam telah tiba
Teduh kedamaian kau sajikan
Menguatkan tangan tak bertulang untuk bangkit
Ku mohon aku selalu kecil agar kau tak menua
Desah nafasmu kembali tak terdengar berat
Detak jantung penuh semangat bagai langkah amukan kuda
Aku mohon kau tetap ada
Bersama denganku seperti hari lalu
Memeluk erat menghujani dengan kecupan penawar sakit

Puisi untuk Guru


Bapak Ibu guruku
Jаѕа dіrіmu tеr аmаt bеѕаrnуа
Bаgаіkаn lеntеrа dіtеngаh mаlаmnуа mеnghіtаm
Bаgаіkаn lіlіnnуа dіtеngаh gulіtа
Sеperti itulah іtu јаѕа dіrіmu
Engkаulаh mеngаbdіkаn tаnра lеlаhnуа
Untuk ѕеbuаh Indоnеѕіа
Buаt раgіnуа Indоnеѕіа уng lеbіh bаіk
Dі tаngаn dіrіmu kami gаrudа mudа bеrаdа
Bеlајаr mеngераkаn ѕауар
Gаgаlnуа, јаtuhnуа, bаngunnуа
Hіnggа mеlауаngkаn dі bіrunуа lаngіt
Hіnggа gаrudаmu іtu mеnguаt
Mеnсаkаrkаn ѕеrtа mеnјаgа dіbumі mеrаh рutіh
Bapak Ibu Guru
Terima kasih
Dan maafkanlah kami
Bahwa untuk kami menjadi Garuda yang kuat
Kami sering tidak menghargai dirimu
Namun ingatlah selalu
Bahwa disetiap kepak sayap kami
Ada kenangan, nasehat dan doamu yang tulus menyertai kami

Puisi untuk Sahabat

Masih ingatkah kau?


Wahai sahabat,
Ketika tertawa ceria diatas hijaunya rumput cibogo,
Ketika kita berjatuhan di lapangan basket,
Ketika kita tertawa bersama karena kekonyolan kita

Masih ingatkah kau?


Ketika pertama kali kita saling kenal
Di kelas kita saling malu tuk bersapa
Di kelas kita saling tanya tentangku dan kau
Di kelas kita saling menjawab tentangku dan kau

Masih ingatkah kau?


Ketika kita berbagi muka pasrah saat ujian
Ketika kau mengajariku rumus2 dan hafalan2
Ketika aku sering mentraktirmu

Untukmu sahabat,
Mungkin kita akan sangat jauh
Hanya doa yang kusebut
Hingga melebur menjadi angin
Meskipun kau selalu menjadi rindu

Jalanku dan jalanmu akan berbeda


Bahkan ucapan rindu tak membendung
Hanya harap yang berakhir sia-sia

Aku ingin memohon kepada Tuhan


Aku ingin menyampaikan rindu ini kepadamu
Untuk sahabatku yang baik hatinya,
Untuk sahabatku yang kusayangi,
Untuk sahabatku,

Aku selalu berharap di sini


Agar kau tak lupa ada aku di sini
Yang selalu berharap balasan rindu darimu
Yang kunanti hanya dirimu seorang

Walau jauh seberang sana


Tanpa wajah yang saling pandang
Kau tetap sahabatku
Karena kau selalu di hati

Kenangan denganmu masih ada di benakku


Bahkan terasa jelas sekali
Karena kau lupa untuk menghapusnya
Ketika kau pergi meninggalkanku

Terimakasih untuk kisahnya


Kisah persahabatan kita

Anda mungkin juga menyukai