Anda di halaman 1dari 43

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI

KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA


PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT TELUK
DALAM KABUPATEN NIAS SELATAN

PROPOSAL PENELITIAAN

ERNA SELVIA ZEBUA


20100121087

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NIAS RAYA
2023
BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang semakin pesat khususnya Indonesia

pada saat ini menuntut perusahaan untuk menjadi lebih efektif dan efisien

dalam melaksanakan setiap kegiatannya salah satu hal yang dapat dilakukan

adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. apabila sumber daya

manusia diperhatikan secara tepat dan kebutuhan pegawai seperti

mengembangkan kemampuan kinerjanya dengan mengikuti pelatihan yang di

adakan oleh perusahaan maka perusahaan akan semakin berkembang dengan

pesat sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan proses

pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien melalui kegiatan

perencanaan, pengerakkan, dan pengendalian semua nilai yang menjadi

kekuatan manusia untuk dapat mencapai tujuan yang maksimal. Sehingga

Kemajuan dan perkembangan suatu organisasi tidak terlepas dari peran Sumber

Daya Manusia (SDM) yang ada didalamnya yang merupakan aset yang sangat

utama dan terpenting dalam suatu organisasi, dikarenakan peran dan fungsinya

tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern dalam

kemajuan teknologi yang digunakan, atau saranan dan prasaranannya, seberapa

dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang profesional

semuanya menjadi tidak bermakna. Sumber daya manusia juga merupakan

salah satu faktor yang ikut terlibat secara langsung dalam menjalankan

kegiatan perusahaan dan berperan penting dalam meningkatkan produktivitas

1
2

perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber daya manusia

dituntut untuk mampu mengatasi segala tantangan dan diharapkan mampu

memanfaatkan peluang serta dapat memenuhi tuntutan kebutuhan, khususnya

yang ada atau datang dari lingkungan kerjanya. Gaya kepemimpinan

merupakan cara atau metode yang digunakan oleh seseorang pemimpin dalam

mengarahkan, memotivasi, dan mengelola anggota tim atau organisasinya.

Terhadap berbagai macam gaya kepemimpinan, termasuk gaya otoriter,

demokratis, transaksional, transformasional, dan lain sebagainya. Tujuan untuk

menginspirasi dan memotivasi tim, membangun hubungan antara pribadi yang

kuat dengan anggota timnya serta mencapai tujuan organisasi yang sudah

ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri dan dapat memberi manfaat untuk

meningkatkan produktivitas dan kinerja keseluruh organisasi. Pemimpin dapat

memilih gaya kepemimpinan dan tujuan serta manfaat yang sesuai dengan

situasi dan kebutuhan tim atau organisasi dalam suatu perusahaan.

Motivasi kerja merupakan suatu kekuatan potensial yang ada dalam

diri seorang manusia. Motivasi sangat mempengaruhi produktivitas pegawai

maka Jika suatu organisasi ingin setiap pegawainya memberikan kontribusi

positif untuk pencapaian tujuan perusahaan, maka motivasi kerja menjadi

sangat penting. Karena motivasi kerja tersebut pegawai akan menunjukkan

semangat yang tinggi saat melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

Tanpa motivasi kerja, pegawai tidak dapat menjalankan tugasnya sesuai

dengan standar bahkan melebihi standar yang telah ditentukan oleh perusahaan

karena motivasi kerjanya belum terealisasi.


3

Produktivitas kerja merupakan hasil kerja pegawai yang dapat dilihat

dari perbandingan kualitas dan kuatitas dari seorang tenaga kerja dalam satuan

waktu untuk mencapai hasil atau presentasi kerja secara efektif dan efisien

dengan sumber daya yang digunakan. Produktivitas pegawai dipengaruhi oleh

beberapa faktor baik yang berhubungan dengan pegawai itu sendiri maupun

dengan perusahaan seperti gaya kepemimpinan yang diterapkan dan pemberian

motivasi kerja.

Hubungan gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap

produktivitas kerja pegawai sangat penting dalam konteks manajemen sumber

daya manusia erat ketika gaya kepemimpinan yang tepat digabungkan dengan

motivasi kerja yang tinggi, produktivitas kerja pegawai dapat meningkat secara

signifikan. Sehingga pegawai merasa didukung oleh kepemimpinan yang baik

dan memiliki motivasi kerja yang tinggi, cenderung bekerja dengan lebih fokus,

termotivasi, dan berkomitmen untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Kantor Camat Teluk Dalam adalah lembaga atau organisasi yang berada

diwilayah Kabupaten Nias Selatan yang berperang untuk memberikan pelayanan

yang menangani lintasan administrasi antara pemerintah kabupaten dan

pemerintah desa sekecamatan teluk dalam yang memiliki struktur

kepemimpinan yang terdiri dari Camat dengan membawahi sekretaris, kepala

bagian, kepala sub bagian, dan staf.


4

Tabel 1.1
Data Produktivitas Kerja Pegawai
BULAN
No NAMA
JULI AGUST SEPT OKT

MARTIANU ZEBUA,SE
1. 12 13 18 19
NIP.19820320 200502 1 001
WALAUPUN SARUMAHA,S.Pd.,M.A.,M.IP
2. 13 15 18 21
NIP. 19840816201410 1 001
REVIVAL NACHE,S.Hut.,MM
3. 10 12 14 18
NIP.19800508 200903 1 007
MEILINDA,AMK
4. 15 18 20 17
NIP.19780502 200611 2 001
RINILAH HAREFA,S.Pd
5. 13 15 15 14
NIP.19850515 201410 2 003
AGUS NIRMA HERNING LOI 16
6. 14 17 19
NIP.19890801 201101 2 002
BINEAMI DUHA,SE
7. 10 18 20 19
NIP.19720301 200906 1 005
YULIUS FAU
8. 12 20 21 17
NIP.19010726 200906 1 002
P0LTAK MANAO,A.Md
9. 13 14 18 17
NIP.19771129 201001 1 013
KRISTOF BOHALIMA,SH
10. 14 16 17 18
NIP.19871221 201001 1 007
MARSELINUS FAU,SH
11. 13 18 17 21
NIP.19820402 201001 1 003
HELPIN DAKHI,S.Kom
12. 10 16 19 20
NIP.19800127 200611 1 001
SRIMAWARNI DAKHI,SKM.,M.Kes
13. 13 15 16 19
NIP.19790929200112 2 004
YEDIAMAN SARUMAHA,S.Pd
14. 10 13 17 15
NIP.19811128 200502 1 001
KEMURAHAN ZEBUA,SE
15. 15 16 14 20
NIP.19810826 200622 1 003

Pada tabel 1.1 menjelaskan hasil observasi awal yang dilakukan pada

Kantor Camat Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan diketahui bahwa Gaya

kepemimpinan yang masih kurang maksimal, terbukti masih ada pegawai yang

datang terlambat masuk kerja, dikarenakan kurangnya keteladanan dari

seorang pimpinan dalam berperilaku jujur dan ketaatan waktu, sehingga para

pegawai mencotohi pimpinan tersebut. Kemudian, masih ada pegawai yang

kurang perhatian dalam bekerja, dikarenakan kurangnya motivasi dari seorang


5

pimpinan. Seperti ketika pegawai sedang mengalami kesulitan dalam

mengerjakan tugasnya, pimpinan tidak memberi arahan atau dorongan kepada

pegawai atau bawahannya. Kurangnya inisiatif untuk melakukan kerjasama

dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan, dikarenakan kuranganya

komunikasi yang baik antar pimpinan dan pegawai, kurangnya fasilitas yang

memadai sehingga mengakibatkan produktivitas kerja kurang maksimal.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan

Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor

Camat Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat di identifikasi

masalah-masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Kurangnya motivasi dan pemahaman terhadap pekerjaan yang dibebankan

kepada pegawai

2. Motivasi kerja yang masih rendah

3. Kurangnya fasilitas yang memadai

4. Kurangnya gaya kepemimpinan memotivasi bawahannaya sehingga

produktivitas kerja pegawai kurang baik.

C. Batasan Masalah

Agar peneliti ini lebih terarah dan fokus pada tujuannya, maka diperlukan

adanya pembatasan masalah. Dengan pertimbangan tersebut, maka penulis

membatasi permasalahan yang akan di kaji yaitu mengungkap informasi


6

terhadap “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap

Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Camat Teluk Dalam Kabupaten

Nias Selatan”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang, Identifikasi Masalah, dan Batasan

Masalah, maka Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh gaya kepemimpinan terhadap produktivitas kerja Pegawai

pada Kantor Camat Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan?

2. Adakah pengaruh motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

pada Kantor Camat Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan?

3. Adakah Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap

produktivitas kerja Pegawai pada Kantor Camat Teluk Dalam Kabupaten

Nias Selatan.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap produktivitas

kerja pegawai pada Kantor Camat Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan?

2. Untuk mengetahui Pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja

pegawai pada Kantor Camat Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan?

3. Untuk mengetahui Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja

terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Teluk Dalam

Kabupaten Nias Selatan?


7

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat dari penelitian ini

adalah :

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan perbandingan antara teori dengan aplikasi dari ilmu

pengetahuan yang diteliti khususnya Manajemen publik, kegiatan

peneliti di harapkan akan memperkuat kebenaran dari suatu teori dengan

mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut sehingga akan menjadi lebih

lengkap.

2. Manfaat Praktis

Bagi instasi atau organisasi, di harapkan dapat di harapkan digunakan

sebagai masukkan bagi pihak manajemen kepegawaian sebagai bahan

evaluasi kebijakan-kebijakan tentang manajemen sumber daya manusia

di masa yang akan datang dan sebagai dasar pertimbangan atau informasi

dalam hal memperhatikan Gaya kepemimpinan dan Motivasi Kerja untuk

meningkatkan produktivitas kerja.

G. Sistematis Penulisan

Adapun sistematika penulisan proposal ini adalah memuat kerangka

penulisan proposal penelitian dan skripsi penelitian dari Bab satu sampai Bab

lima. Bab satu Pendahuluan membahas tentang Latar Belakang Masalah,

Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

dan Sistematis Penulisan. Bab dua membahas Kajian Pustaka yaitu Kerangka

Konpsetual, Kerangka Teori, Indikator Variabel Penelitian, Penelitian

Terdahulu, Kerang Berpikir, Hipotesis Penelitian. Bab tiga Metode Penelitian


8

membahas tentang Rancangan Penelitian dijabarkan Jenis Penelitian dan Jenis

dan Sumber Data, Prosedur Pelaksanaan Penelitian dijabarkan Tempat dan

Waktu Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Defenisi

Operasional Variabel, Instrumen Penelitian dijabarkan Uji Instrumen dan Uji

Syarat/Model yang digunakan, Tenis Analisis Data dijabarkan Pengujian

Hipotesis dan Uji Model/Metode.


BAB ll

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual

1. Konsep Gaya Kepemimpinan

Seorang pemimpin adalah orang yang bergerak lebih awal, berjalan

didepan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, memelopori,

menuntun,menggerakkan orang lain, membimbing, menuntun,

menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya.

Menurut Thoha (2015:49) gaya kepemimpinan merupakan “norma

perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba

memengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat”. Selanjutnya,

Menurut Nikmat (2022:37) “gaya kepemimpinan adalah sekimpilan ciri

yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran

organisasi dapat tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya

kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategiyang disukai dan sering

diterapkan oleh seorang pemimpin”. Sementara itu Menurut Siswanto,dkk

(2022:13) “gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang ditunjukkan oleh

pemimpi dalam mempengaruhi orang lain. pola perilaku biasanya

dipengaruhi beberapa faktor seperti nilai-nilai asumsi, peresepsi, harapan

dan sikap yang ada dalam diri pemimpin”. Menurut Zaharuddin, dkk

(2021:49) “gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang dipergunakan oleh

seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain”.

Berdasarka uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa gaya

kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin dalam usahanya untuk

9
10

mempengaruhi pegawainya agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan

organisasi.

2. Konsep Motivasi kerja

Motivasi berfungsi sebagai penggerak atau dorongan kepada para

pegawai agar mau bekerja dengan giat demi tercapainya tujuan instasi

secara baik, untuk lebih jelasnya berikut ini pengertian motivasi menurut

para ahli.

Menurut Afandi (2018:23) “motivasi adalah “keinginan yang timbul

dari dalam diri seseorangatau individu karena terinspirasi, tersemangati, dan

terdorong untuk melakukan aktifitas dengan keikhlasan, senang hati dan

sungguh-sungguh sehingga hasil dari aktifitas yang dia lakukan

mendapatkan hasil yang baik dan berkualitas.” Menurut Agustini (2019:30)

“Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan seseorang

menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat, rela dan penuh tanggung

jawab”. Menurut Burso (2018:51) “motivasi merupakan suatu rangkaian

kegiatan yaitu bukan hanya kepada orang lain melalui sendiri. Sehingga

melalui dorongan ini diharapkan ke arah tujuan yang diinginkan”. Lain

halnya menurut Tsauri (2013:180) “motivasi kerja adalah kemampuan kerja

pegawai atau karyawan yang timbul karena adanya dorongan dari dalam

pribadi karyawan yang bersangkutan sebagai hasil integrasi keseluruhan

dari pada kebutuhan pribadi, pengaruh lingkungan fisik dan pengaruh

ligkungan sosial dimana kekuatannya tergantung pada proses

pengintegrasian tersebut. Dengan demikian motivasi kerja merupakan


11

gejalah kewajiban yang bersifat dinamis, majemuk dan spesifik untuk

masing-masing pegawai”.

Berdasarka uraian diatas, penelitan dapat menyimpulkan bahwa

motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang mendorong semangat kerja

dalam diri seseorang maupun dari luar yang membangkitkan dan

mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan didalam

lingkungan kerja.

3. Konsep Produktivitas kerja

Produktivitas kerja adalah kemampuan untuk menghasilkan hasil

dengan efisien dalam konteks pekerjaan yang memiliki kualitas kerja dan

pengembangan ketrampilan yang dapat meningkatkan produktivitas

individu maupun tim. Menurut Solehuddin (2022:51) “produktivitas kerja

merupakan ukuran perbandingan kualitas dan kuantitas dari seorang pekerja

dalam waktu tertentu untuk mencapai hasil atau prestasi kerja secara efektif

dan efisien dengan menggunakan sumber daya yang ada”. Menurut Sutrisno

(2017:99) “produktivitas kerja adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu

perbandingan anntara hasil keluar dan masukan. Masukan sering dibatasi

dengan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik,

bentuk dan nilai”. Sementara itu, menurut Wahyuni (2017:2) “produktivitas

kerja merupakan ujung tombak keberlangsungan hidup perusahaan, artinya

peningkatan produktivitas menunjukan keberhasilan suatu perusahaan

dalam melakukan proses produksi. Tingkat produktivitas menunjukkan

seberapa efisien penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki

oleh perusahaan dalam menghasilkan produk”. Menurut Ajabar (2020:53)


12

“produktivitas kerja adalah adanya perbandingan hasil kerja (output) dengan

sumber daya organisasi yang digunakan (input)”.

Berdasarka uraian diatas, penelitan dapat menyimpulkan bahwa

produktivitas kerja adalah tingkat efisiensi dalam menyelesaikan tugas atau

proyek sering diukur dengan perbandingan antara output yang dihasilkan

dan sumber daya yang digunakan.

B. Kerangka Teoritis

1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Produktivitas kerja

Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap produktivitas kerja sangat

dominan mencapai suatu keberhasilan organisasi. Kepemimpinan yang

memiliki kemampuan dan spritual tinggi serta motivasi yang memadai dapat

mendorong segala sumber daya yang berada pada kewenangnya dapat

berjalan dengan baik. Menurut Ashlan, dkk (2022:86) “gaya

kepemimpinan adalah suatu cara, pola dan kemampuan tertentu yang

digunakan oleh seorang pemimpin dalam bersikap, berkomunikasi dan

berinteraksi untuk mempengaruhi, mengarahkan, mendorong dan

mengendalikan orang lain atau bawahan agar bisa melakukan sesuatu

pekerjaan sehingga mencapai suatu tujuan”. Menurut Rachman (2023:87)

“gaya kepemimpinan merupakan gaya ini cenderung mengambil keputusan

sendiri tanpa melibatkan bawahan memberikan perintah dengan keras serta

menegakkan displin secara ketat”. Menurut Wahyuni (2017:2)

“produktivitas kerja merupakan ujung tombak keberlangsungan hidup

perusahaan, artinya peningkatan produktivitas menunjukan keberhasilan

suatu perusahaan dalam melakukan proses produksi. Tingkat produktivitas


13

menunjukkan seberapa efisien penggunaan sumber daya dan sumber dana

yang dimiliki oleh perusahaan dalam menghasilkan produk”.

Berdasarkan dari hasil definisi para ahli maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan dapat signifikan mempengaruhi

produktivitas kerja. Melalui gaya kepemimpinan yang efektif seorang

pemimpin dapat cenderung meningkatkan produktivitas kerja pegawai

untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas

setiap orang mengiginkan produktivitas kerja produktif. Seorang

pegawai dalam suatu organisasi dapat dikatakan produktif jika dapat

melakukan pekerjaan dengan jangka waktu yang singkat dan sesuai dengan

tujuan yang diharapkan oleh setiap instasi maka setiap organisasi harus

mampu memotivasi setiap pegawai didalam setiap organisasi yang akan

berpengaruh pada produktivitas kerja pegawai.

Menurut Darmadi (2018:294) “motivasi kerja adalah suatu

keinginan dan dorongan didalam diri pegawai untuk melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya dengan baik. Motivasi timbul dari adanya

kebutuhan dan keinginan. Kedua hal tersebut mempengaruhi perilaku

sehingga tercapai tujuan”. Menurut Kodrat (2022:6) “produktivitas adalah

suatu ukuran tentang seberapa baik sumber daya digunakan bersama-sama

dalam sebuah organisasi untuk mendapatkan seperang kat hasil”. Menurut

Wibowo (2019:95) “produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau

hasil organisasi dengan masuk yang diperlukan”.


14

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

motivasi kerja memiliki pengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai

ketika pegawai merasa termotivasi, mereka cenderung lebih berdedikasi,

fokus, dan efisien dalam melaksanakan tugas mereka. Motivasi yang tinggi

juga dapat meningkatkan semangat kerja, kreativitas, seta kemauan untuk

belajar dan berkembang, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil

kerja secara keseluruhan yang dapat memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap produktivitas kerja pegawai.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan

Dalam dunia kepemimpinan yang komplek, pemahaman tentang

faktor- faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan menjadi penting

dalam membentuk pemimpin yang efektif dan sukses. Menurut Atlantika,

dkk (2023:68-69) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

gaya kepemimpinan antara lain:

a. Karakterristik pribadi pemimpin


Karakterristik pribadi pemimpin, seperti kepribadian,
temperamen, dan nilai-nilai, dapat mempengaruhi gaya
kepemimpinan yang diterapkan.
b. Karakteristik pengikut
Karakteristik pengikut, seperti tingkat pendidikan,
pengalaman, dan motivasi, juga dapat mempengaruhi
gaya kepemimpinan yang diterapkan.
c. Situasi
Situasi, seperti sifat tugas, budaya organisasi, dan
kondisi lingkungan, juga dapat memepengaruhi gaya
kepemimpinan yangditerapkan.

Selanjutnya menurut Iswahyudi (2023:13) Faktor-faktor yang

mempengaruhi gaya kepemimpinan sebagai berikut:


15

a. Pengalaman pribadi
Pengalaman hidup dan kerja seorang individu dapat
mempengaruhi pemilihan gaya kepemimpinan.
b. Nilai dan kepercayaan
Nilai-nilai dan kepercayaan seseorang juga berperan
dalam pemilihan gaya kepemimpinan
c. Kepribadian dan karakteristik pribadi
Kepribadian individu memiliki peran penting dallam
gaya kepemimpinan
d. Konteks dan tugas kepemimpinan
Konteks organisasi, tugas kepemimpinan dan
karakteristik tim yang dipimpin juga mempengaruhi
pemilihaan gaya kepemimpinan.
e. Pembelajaran dan pengembangan
Kesadaran diri dan upayah yang disengaja untuk
belajar dan mengembangkan keterampilan
kepemimpinan juga merupakan faktor penting.

Menurut Fauzan, dkk (2023:131) mengemukakan faktor-faktor

yang mempengaruhi gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut:

a. Karakteristik kepribadian
Karakteristik kepribadian seseorang seperti tingkat
ekstroversi, kepercayaan diri, empati, ambisi dan
ketegasan, dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan
yang dipilih
b. Nilai-nilai dan keyakinan
Seorang pemimpin memiliki nilai-nilai seperti
kejujuran, integritas, kesehatan, dan keadilan
cenderung menerapkan gaya kepemimpinan yang
berfokus pada keadilan dan partisipasi
c. Pengalaman dan pendidikan
Pengalaman yang luas dalam berbagai situasi
kepemimpinan dan pelatihan kepemimpinan yang
relevan dapat membantu seseorang mengembangkan
gaya kepemimpinan yang efektif.
d. Budaya organisasi
Budaya organisasi yang berfokus pada hierarki dan
kontrol dapat mendorong pemimpin untuk mengadopsi
gaya kepemimpinan otoriter, sementara budaya yang
mendorong partisipasi dan kolaborasi dapat
mendorong pemimpin untuk mengadopsi gaya
kepemimpinan demokratis atau transformasional
e. Tuntutan situasional
Dalam organisasi juga dapat mempengaruhi gaya
kepemimpinan yang dipilih oleh seorang pemimpin,
pemimpin untuk mengadopsi gaya kepemimpinan
16

otoriter, sementara situasi yang membutuhkan inovasi


dan kolaborasi dapat mendorong pemimpin untuk
mengadopsi gaya kepemimpinan yang lebih
partisipatif.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan adalah karakteristik

pribadi, situasi, pengalaman pribadi, nilai dan kepercayaan, kepribadian dan

karakteristik pribadi, konteks dan tugas pemimpin, serta pembelajaran dan

pengembangan. Hal ini dapat menunjukan besar tujuan gaya kepemimpinan

untuk mencapai dan meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Motivasi kerja tidak hanya membawa keuntungan pada diri mereka

sendiri,tetapi juga menjadi aset berharga bagi perusahaan tempat mereka

bekerja. Menurut Nuraini (2023:88) mengemukakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi motivasi kerja antara lain:

a. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah salah satu faktor kunci yang
memiliki peran sangat penting dalam mempengaruhi
motivasi pegawai.
b. Kompetensi
Kompetensi karyawan adalah faktor krusial yang
mempengaruhi motivasi dan kinerja dalam lingkungan
kerja.
c. Budaya organisasi
Budaya organisasi juga salah satu faktor yang
dapatmempengaruhi motivasi pegawai dalam
lingkungan kerja.
d. Kompensasi
Kompensasi tentu saja merupakan salah satu faktor
yang memotivasi pegawai di lingkungan kerja.
e. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari
dalam diri individu.
f. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari
faktor-faktor eksternal atau luar individu yang
17

mempengaruhi perilku dan kinerja seseorang dalam


konteks pekerjaan.
g. Displin
Tingkat displin pegawai adalah faktor yang juga
signifikan dalam mempengaruhi motivasi mereka
dalam konteks kerja.

Menurut Afandi (2018:24-25) Faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi kerja sebagai berikut:

a. Kebutuhan hidup
Kebutuhan untuk mempertahankan hidup, yang
termasuk dalam kebutuhan ini adalah makanan,
minum, perumahan, udara, dan sebagainya. Keinginan
untuk memenuhi kebutuhan ini merangsang seseorang
berperilaku dan giat bekerja.
b. Kebutuhan masa depan
Kebutuhan akan masa depan yang cerah dan baik
sehingga tercipta suasana tenang, harmonnis dan
oftimisme.
c. Kebutuhan harga diri
Kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta
penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat
lingkungan nya. Idealnya prestie karena adanya
prestasi, tetapi tidak selamanya demikian. Akan tetapi
perlu juga diperhatikan oleh pimpinan bahwa semakin
tinggi kedudukan seseorang dalam masyarakat atau
posisi seseorang dalam organisasi semakin tinggi pula
prestisenya. Prestise dan status dimanifestasikan oleh
banyak hal yang digunakan sebagai simbol status itu.
d. Kebutuhan pengakuan prestasi kerja
Kebutuhan atas prestasi kerja yang dicapai dengan
menggunakan kemampuan, ketrampilan dan potensi
optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat
memuaskan. Kebutuhan ini merupakan realisasi
lengkap potensi seseorang secara penuh.

Selanjutnya menurut Priansa (2017:220) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja sebagai

berikut:

a. Keluarga dan kebudayaan


Motivasi berprestasi pegawai dapat dipengaruhi oleh
lingkungan sosial seperti orang tua dan teman
b. Konsep diri
18

Konsep diri berkaitan dengan bagaiman pegawai


berfikir tentang dirinya. Jika pegawai percaya bahwa
dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka
pegawai akan termotivasi untuk melakukan hal
tersebut
c. Jenis kelamin
Prestasi kerja dilingkungan pekerjaan umumnya
diidentikkan dengan maskulinitas, sehingga banyak
para wanita belajar tidak maksimal khususnya jika
wanita tersebut berada diantara lingkungan pekerjaan
yang didominasi pria.
d. Pengakuan dan prestasi
Pegawai akan lebih termotivasi untuk bekerja lebih
keras apabila dirinya merasa dipedulikan atau
diperhatikan oleh pimpinan, rekan kerja, dan
lingkungan pekerjaan
e. Cita-cita atau Aspirasi
Cita-cita atau disebut juga aspirasi adalah suatu target
yang ingin dicapai. Target ini diartikan sebagai tujuan
yang ditetapkan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam
suatu kegiatan yang mengandung makna bagi pegawai
f. Kemampuan belajar
Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang
terdap dalam diri pegawai, misalnya pengamatan,
perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi.
g. Kondisi pegawai
Kondisi fisik dan kondisi psikologis pegawai sangat
mempengaruhi faktor motivasi kerja, sehingga sebagai
pimpinan organisasi harus lebih cermat melihat kondisi
fisik dan psikologis pegawai.
h. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan suatu unsur-unsur
yang datang dari luar diri pegawai.
i. Unsur-unsur dinamis dalam pekerjaan
Unsur-unsur dinamis dalam pekerjaan adalah unsur-
unsur yang keberadaannya dalam proses pekerjaan
tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang
lemah, bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisi-
kondisi yang sifatnya kondisional.
j. Upaya pimpinan memotivasi pegawai
Upaya yang dimaksud adalah bagaiman pimpinan
mempersiapkan strategi dalam memotivasi pegawai.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja adalah Kepemimpinan,

kompetensi, motivasi intrisik, motivasi ekstrinsik, displin, kebutuhan hidup,


19

kebutuhan masa depan, kebutuhan harga diri dan kebutuhan kemampuan

prestasi kerja. Hal ini dapat menunjukan besar tujuan motivasi kerja dalam

meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja menurut

Ajabar (2020:54) sebagai berikut:

a. Keadaan lingkuangan ekonomi: seperti perdagangan


dunia, tingkkat suku bunga, nilai tukar uang, harga
bahan atau mineral
b. Keadaan pasar, kondisi naik turunnya harga, sistem
distribusi dan kompetitor.
c. Keadaan teknologi: terjadinya perubahan
perkembangan teknologi
d. Keadaan organisasi: struktur, budaya dan besar
kecilnya organisasi
e. Keadaan sumber daya manusia: sikap, gaya,
komitmen, dan sistem nialai organisasi
f. Sistem penghargaan: secara finansial, psikologis dan
keadilan
g. Keadaan informasi: relevansi, sederhana, kredibilitas,
dan tempat waktu.

Selanjutnya menurut Astuti, dkk (2016:4-5) Faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas kerja sebagai berikut:

a. Kemampuan

b. Sikap

c. Situasi dan keadaan lingkungan

d. Motivasi

e. Upah

f. Tingkat pendidikan

g. Perjanjian kerja

h. Penerapan teknologi.
20

Menurut Rusby (2017:224) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas kerja adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan

b. Keterampilan

c. Sikap dan etika kerja

d. Tingkat penghasilan

e. Jaminan sosial

f. Tingkat sosial dan iklim kerja

g. Motivasi

h. Gizi dan kesehatan

i. Hubungan individu

j. Teknologi

k. produksi

Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi peoduktivitas kerja adalah keadaan

lingkungan ekonomi, keadaan pasar, sistem penghargaan, keadaan

teknologi dan keadaan organisasi, keadaan sumber daya manusia, keadaan

informasi serta kemampuan, sikap, motivasi, upah, tingkat pendidikan,

perjanjian kerja, penerapan teknologi serta Pendidikan, Keterampilan, Sikap

dan etika kerja, Tingkat penghasilan, Jaminan sosial, Tingkat sosial dan

iklim kerja, Motivasi, Gizi dan kesehatan, Hubungan individu, Teknologi,

produksi. Hal ini dapat menunjukan besar tujuan dalam meningkatkan

produktivitas kerja pegawai.


21

C. Indikator Variabel-variabel Penelitian

1. Indikator Gaya kepemimpinan

Dari berbagai definisi diatas dapat kita ketahuai bahwa ada beberapa

hal yang perlu kita perhatikan dalam mengetahui indikator-indikator gaya

kepemimpinan. Menurut Parnawi (2020:53) indikator gaya kepemimpinan

adakah sebagai berikut:

a. Kemampuan mempengaruhi orang lain


Melibatkan kombinasi yang efektif, serta kemampuan
untuk merespon situasi dengan baik
b. Kemampuan mengarahkan tingkah laku orang lain
Melibatkan kepemimpinan yang efektif yang
memberikan arahan yang jelas memotivasi melalui
inspirasi dan menciptakan lingkunagan diman orang
lain merasa didukung dan termotivasi untuk mencapai
tujuan bersama
c. Cara menggerakkan bawahan
Melibatkan suatu komunikasi yang jelas, memberi
motivasi, memberikan dukungan kepada bawahan nya
dalam mencapai tujuan bersama.
Menurut Paramarta (2021:64) menyatakan bahwa indikator gaya

kepemimpinan adalah sebagai berikut:

a. Sifat
Sifat seorang pemimpin sangat berpengaruh dalam
gaya kepemimpinan untuk menentukan keberhasilan
tujuan organisasi.
b. Kebiasaan
Kebiasaan memegang peranan dalam gaya
kepemimpinan sebagai penentu perilaku seorang
pemimpin yang menggambarkan segala tindakan yang
dilakukan
c. Temperamen
Temperamen adalah gaya perilaku seorang pemimpin
dan cara khasnya dalam memberi tanggapan dalam
berinteraksi dengan orang lain
d. Watak
Watak seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat
menjadi penentu bagi keunggulan seorang pemimpin.
22

Selanjutnya menurut Tohardi dalam Tiong (2023:92)

menyatakan bahwa indikator gaya kepemimpinan yaitu sebagai

berikut:

a. Kepemimpinan direktif
Kepemimpinan direktif yakni pemimpin berpusat pada
kuasa dan pengambilan keputusan untuk dirinya
sendiri dan pemimpin menata dengan situasi kerja yang
rumit bagi para karyawan dan melakukan apa saja yang
diperintahkannya, pemimpin berwenang penuh dan
memikul tanggung jawab sepenuhnya.
b. Kepemimpinan yang mendukung (supportive
leadership)
Kepemimpinan yang mendukung yaitu kepemimpinan
yang selalu bersedia untuk menjelaskan segala
permasalahan pada bawahan, mudah didekati dan
memuaskan hati para karyawan.
c. Kepemimpinan partisipatif (participatif leadership)
Kepemimpinan partisipatif (participatif leadership)
yaitu kepemimpinan yang melibatkan kaeyawan dalam
pengambilan keputusan. Pemimpin perlu berkosultasi,
meminta saran dan mempertimbangkan saran atau ide-
ide yang diberikan karyawan.
d. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi
Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi yaitu
suatu perilaku kepemimpinan dimana pemimpin
membantu bawahan menerapkan tujuan yang
mendorong bawahan untuk menerima tanggung jawab
dan mencapai tujuan tersebut dan memberikan reward
untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

indikator-indikator gaya kepemimpinan merupakan Kemampuan

mempengaruhi orang lain, Kemampuan mengarahkan tingkah laku orang

lain, Cara menggerakkan bawahan serta sifat, kebiasaan, temperamen,

watak, kepemimpinan direktif, kepemimpinan yang mendukung,

kepemimpinan partisipatif, dan kepemimpinan yang berorientasi pada

prestasi.
23

2. Indikator Variabel Motivasi kerja

Indikator merupakan tolak ukur dalam mengetahui motivasi yang

dimiliki pegawai dalam bekerja, pegawai yang mempunyai motivasi yang

tinggi dalam bekerja dapat dilihat dari pekerjaan yang dilaksanakan penuh

dengan rasa tanggung jawab dan memiliki hasil produktivitas kerja yang

baik. Adapun terdapat beberapa indikator motivasi kerja menurut Afandi

(2018:29-30) yaitu:

a. Dimensi ketentraman adalah senang, nyaman, dan bersemangat

karena kebutuhan terpenuhi, meliputi:

1) Balas jasa

2) Kondisi kerja

3) Fasilitas kerja

b. Dimensi dorongan untuk dapat bekerja dengan sebaik mungkin,

meliputi:

1) Prestasi kerja

2) Pengakuan dari atasan

3) Pekerjaan itu sendiri

Selanjutnya menurut Soepriyadi, dkk (2022:209) indikator motivasi

kerja adalah

a. Dorongan mencapai tujuan


Seseorang yang mempunyai motovasi kerja yang tinggi
maka dalam dirinya mempunyai dorongan yang kuat
untuk mencapai kinerja yang maksimal
b. Semangat kerja
Semangat kerja sebagai keadaan psikologis yang baik
apabila semangat kerja tersebut menimbulkan
kesenangan yang mendorong seseorang untuk bekerja
24

lebih giat dan lebih baik serta konsekuen dalam


mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan atau
instansi
c. Inisiatif dan kreativitas
Inisiatif diartikan sebagai kekuatan atau kemampuan
seorang karyawan atau pegawai untuk memulai atau
meneruskan suatu pekerjaan dengan penuh energi
tanpa ada dorongan dari orang lain atau atas kehendak
diri, sedangkan kreativitas adalah kemampuan
seseorang pegawai atau karyawan untuk menemukan
hubungan-hubungan baru dan membuat kombinasi-
kombinasi yang baru sehingga dapat menentukan suatu
yang baru. Dalam hal ini sesuatu yang baru bukan
berarti sebelumnya tidak ada, akan tetapi sesuatu yang
baru ini dapat berupa sesuatu yang belum dikenal
sebelumnya.
d. Rasa tanggung jawab
Sikap Individu yang mempunya motivasi kerja yang
baik harus mempunya rasa tanggung jawab terhadap
pekerjaan yang merka lakukan sehingga pekerjaan
tersebut mampu diselesaikan secara tepat waktu.

Menurut Mangkunegara (2015:111) mengemukakan

indikator motivasi kerja sebagai berikut:

a. Kerja keras yaitu melakukan kegiatan dengan


kemampuan yang dimiliki sepenuhnya
b. Orientasi masa depan, yaitu menafsirkan yang akan
terjadi kedepan dan rencana kedepan
c. Tingkat cita-cita yang tinggi, yaitu memiliki kemauan
yang lebih
d. Orientasi tugas atau sasaran, yaitu selalu berientasi
pada hasil pekerjaan yang berkualitas
e. Usaha untuk maju, yaitu melakukan kegiatan-kegiatan
memperoleh suatu tujuan
f. Ketekunan, yaitu melakukan segala pekerjaan dengan
rajin dan sungguh-sungguh.
g. Pemanfaatan waktu, yaitu menggunakan waktu dengan
baik
h. Rekan kerja yang dipilih, yaitu memillih rekan kerja
yang dapat diajak kerja sama untuk mencapai tujuan
bersama.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menimpulkan bahwa

indikato-indikator motivasi kerja merupakan tolak ukur dalam


25

meningkatkan produktivitas pegawai seperti, dimensi ketetraman, dimensi

dorongan, dan dorongan mencapai tujuan, semangat kerja, inisiatif dan

kreativitas, serta rasa tanggung jawa, kerja keras, orientasi masa depan,

tingakat cita-cita yang tinggi, usaha untuk maju, pemanfaatan waktu, dan

rekan kerja yang dipilih.

3. Indikator Variabel Produktivitas kerja

Menurut Agustini (2019:115-117) indikator produktivitas kerja

adalah sebagai berikut:

a. Kualitas
Kualitas merupakan mutu keluaran (output) yang harus
dihasilkan karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya.
b. Kejujuran pegawai
Kejujuran pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaan
mempengaruhi hasil dari produk karena terjadi
kesesuaian laporan hasil produk dengan sebenarnya.
c. Inisiatif
Pemikiran karyawan dalam menemukan ide cemerlang
dalam menghasilkan produk yang lebih baik.
d. Absensi
Tingkat karyawan ditempat kerja, meliputi : jam kerja,
jam istrahat, dan jam balik kerja.
e. Kerjasama
Kerjasama dibutuhkan karyawan dalam menyelesaikan
tugas, baik kerjasama antara atasan dengan bawahan
atau bawahan dengan atasan, maupun sesama rekan
kerja.
f. Pemanfaatan waktu
Pemanfaatan waktu merupakan kesesuaianwaktu yang
digunakan karyawan dalam menghasilkan produk baik
berupa barang atau jasa.

Selanjutnya menurut Silalahi (2021:2) indikator produktivitas kerja

adalah sebagai berikut:

a. Tingkat absensi tinggi


Tinggi rendahnya tingkat absensi dari pegawai yang
ada akan langsung berpengaruh terhadap produktivitas,
karena pengawai yang tidak masuk kerja tidak akan
26

produktif, dengan demikian hasil produksinya rendah


yang akhirnya target produksi yang telah ditetapkan
tidak tercapai.
b. Tingkat perolehan hasil
Telah dijelaskan diatas bahwa produktivitas adalah
kemampuan seseorang dalam menghasilkan barang
atau jasa
c. Kualitas yang dihasilkan
Dalam kegiatan menghasilkan produk perusahaan
berusaha agar produk tersebut mempunyai kualitas
yang baik. Karena apabila produk yang dihasilkan
kurang baik maka produktivitas karyawan akan
menurun.
d. Tingkat kesalahan
Salah satu penyebab dari turunnya produktivitas
pegawai dalam menghasilkan produk adalah tingkat
kesalahan, karena apabila tingkat kesalahan tinggi
maka produktivitas akan rendah.
e. Waktu yang dibutuhkan
Kegiatan proses produksi memerlukan waktu yang
cukup karena apabila waktu yang diberikan untuk
menghasilkan produk kurang yang dihasilkan juga
sedikit sehingga target produksi tidak tercapai.

Menurut Sutrisno (2017:104) mengemukakan indikator

produktivitas kerja adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas.
Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung
pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme
mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepada
mereka.
b. Meningkatkan hasil yang dicapai
Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai.
Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik
oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil
pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan
produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat
dalam suatu pekerjaan.
c. Semangat kerja
Ini merupakan usaha untuk lebuh baik dari hari
kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan
hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian
dibandingkan dengan hari sebelumnya.
d. Pengembangan diri
27

Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan


kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan
dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa
yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya,
pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga
harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan
sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk
meningkatkan kemampuan.
e. Mutu
Selalu berusaha untuk meningkatkan lebih baik dari
yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang
dapat menunjukkan kualitas seorang pegawai. Jadi,
meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil
yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna
bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
f. Efisiensi
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan
dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang
memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi
karyawan.

Berdasarkan uraian dari teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa

indikator untuk mengukur produktivitas kerja terdiri dari kualitas, kejujuran

pegawai, inisiatif, absensi, kerja sama dan pemanfaatan waktu selain itu juga

tingkat absensi tinggi, tingkat peroleh hasil, kualitas yang dihasilkan, tingkat

kesalahan, dan waktu yang dibutuhkan.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Latief (2015) dengan judul pengaruh

gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada

Afdeling Prapen I Kebun Unit I PT Mopoli Raya Kabupaten langkat. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap

produktivitas kerja karyawan pada Afdeling Prapen I Kebun Unit I PT Mopoli

Raya Kabupaten langkat. Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan

analisis data menggunakan metode regresi linear berganda bahwa hasil


28

penelitian berpengaruh positif terhadap produktivitas dengan nialai signifikan

0,000 < 0,05.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi & Rizni (2017) dengan

judul pengaruh motivasi kerja, gaya kepemimpinan, lingkungan kerja terhadap

produktivitas kerja (studi kasus pada karyawan ramayana departement store

kebayoran lama jakarta selatan. Tujuan menguji dan menganalisis pegaruh

motivasi kerja, gaya kepemimpinan, lingkungan kerja secara parsial dan

simultan terhadap produktivitas kerja bagian ramayana departement store.

Penelitian mengunakan metode analisis linear berganda dengan hasil penelitian

ini bahwa motivasi kerja, gaya kepemimpinan, lingkungan kerja signifikan

ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,000 < nilai sig 0,05.

Penelitian yang dilakukan oleh Hendriatih (2017) dengan judul

“pengaruh motivasi dan gaya kepemimpinan terhadap produktivitas karyawan

pada pt cahaya berlian” penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh

motivasi dan gaya kepemimpinan terhadap produktivitas karyawan pada pt

cahaya berlian. Jenis penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian

ini menunjukan bahwa motivasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh

signifikan terhadap produktivitas kerja hal ini dapat ditunjukan dengan nilai

Fhitung >Ftabel (310.038>3.82).

Penelitian yang dilakukan oleh Putri, dkk (2022) dengan judul “gaya

kepemimpinan dan motivasi pegawai terhadap produktivitas kerja pegawai”.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan gaya kepemimpinan dan motivasi

pegawai terhadap produktivitas kerja pegawai. Jenis penelitian ini

menggunakan metode analisis linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukan


29

bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi pegawai terhadap produktivitas kerja

pegawai signifikan ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,000 < nilai sig 0,05.

Penelitian ini dilakukan oleh Nasution (2023) dengan judul

“pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap produktivitas kerja

pemanen pt. Perkebunan nusantara IV” penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap produktivitas

kerja. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi secara

bersama-sama berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja pemanen

PT.perkebunan Nusantara IV, hal ini dapat ditunjukan dengan nilai Fhitung >

Ftabel (44,556>3,07.

E. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah penjelasan sementara terhadap suatu

gejalah yang menjadi objek dalam penelitian ini terdiri atas 3 (tiga) variabel

yaitu gaya kepemimpinan (X1) variabel motivasi kerja (X2) dan produktivitas

kerja (Y), gaya kepemimpinan merupakan pendekatan atau cara seorang

pemimpin memandu, mengarahkan, dan memotivasi tim atau kelompoknya.

Ini mencakup carra pengambilan keputusan, komunikasi, dan interaksi dengan

anggota tim. Motivasi kerja adalah dorongan internal atau eksternal yang

mendorong seseorang untuk mencapai tujuan atau kinerja yang tinggi dalam

lingkungan kerja. Produktivitas kerja mengacu pada sejauh man suatu

organisasi atau individu dapat menghasilkan hasil output yang diinginkan

dalam hubungannya dengan jumlah sumber daya yang digunakan. Pengaruh

motivasi kerja terhadap produktivitas kerja diakibatkan karena motivasi dapat


30

meningkatkan keinginan dan komitmen pegawai untuk mencapai tujuan kerja,

sehingga mereka cenderung bekerja dengan lebih fokus dan efisien. Sehingga

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan melalui motivasi dan

dorongan dari luar maupun dari dalam diri pegawai yang tidak terlepas dari

gaya kepemimpinan. Dengan pola tingka laku untuk mempengaruhi

bawahannya, seorang pemimpin berusaha untuk memaksimalkan kinerja yang

dimiliki bawahannya sehingga produktivitas kerja dan tujuan suatu oraganisasi

dapat dimaksimalkan.

Berdasarkan penjelasan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan

dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja pegawai, maka dibuat suatu

gambaran karangan berpikir tentang pengaruh gaya kepemimpinan dan

motivasi kerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada kantor Camat Teluk

dalam, Kabupaten Nias Selatan seperti pada Gambar 2.1 dibawah ini.

Gamabar 2.1
Kerangka Berpikir

Gaya kepemimpinan
(X1) Produktivitas Kerja
(Y)

Motivasi kerja
(Y)
Sumber, olahan penulisan 2023

Keterangan Gambar
Variabel (X1) : Gaya kepemimpinan
Variabel (X2) : Motivasi Kerja
Variabel terikat (Y) : produktivitas kerja
31

F. Hipotesis penelitian

Hipotesis penelitian ini merupakan jawaban sementara dari rumusan

masalah.

a. Adanya pengaruh Gaya kepemimpinan terhadap produktivitas kerja

pegawai pada kantor Camat Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan.

b. Adanya pengaruh Motivasi kerja terhadap produktivitas kerja pegawai

pada kantor Camat Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan.

c. Adanya pengaruh Gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap

produktivitas kerja pegawai pada kantor Camat Teluk Dalam Kabupaten

Nias Selatan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu. Dimana penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu gaya

kepemimpinan dan motivasi kerja sebagai variabel bebas dan produktivitas

kerja pegawai sebagai variabel terikat. Penulis tertarik menggunakan

metode penelitian kuantitatif dikarenakan pada metode penelitian ini lebih

menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena

sosial. Penelitian metode kuantitatif pada prinsipnya adalah untuk

menjawab masalah yang merupakan penyimpangan dari apa yang

seharusnya terjadi dengan sesungguhnya. Menurut Sugiyono (2019:7)

“metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu.

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data skunder. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah sumber

primer dan sumber skunder. Menurut Septiani (2017) menyatakan “Data

primer artinya data asli yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh penulis

untuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus”. Data primer

32
33

diperoleh secara langsung dari sumber utama melalui penyebaran angket

kepada seluruh pegawai di Kantor Camat Teluk Dalam Kabupaten Nias

Selatan. Selanjutnya data sekunder yang artinya data yang telah ada dan

peneliti bisa menggunakan data ini tanpa harus mengolahnya Septiani

(2017). Data sekunder dari penelitian ini misalnya melakukan studi

kepustakaan untuk mencari landasan teoritis yang berhubungan dengan

judul penelitian terhadap buku-buku dan jurnal.

B. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di Kantor Camat Teluk Dalam

Kabupaten Nias Selatan. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan setelah

proposal ini disetujui.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Kantor

Camat Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan. Menurut Sugiyono

(2018:130) “populasi adalah wilaya generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2018:131) “sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik

penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel


34

jenuh. Sugiyono (2018:139) “sampling jenuh adalah teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Maka

sampel pada penelitian ini adalah seluruh pegawai di Kantor Camat

Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan yang berjumlah 33 orang

pegawai.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, maka peneliti

menggunakan beberapa tekni pengumpulan data sebagai berikut.

a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan

langsung terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data yang

akurat.

b. Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data melalui pernyataan secara

tulisan yang diberikan kepada responden untuk mendapatkan data yang

akurat sesuai dengan tujuan penelitian yang disusun berdasarkan skala

Likert. Menurut Sugiyono (2018:152) “skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang

tetang fenomen sosial”. Hasil pengumpulan data primer diresponden

berupa jawaban dari kuesioner, selanjutnya dialkukan penentuan atau

skor dari alternative jawaban dengan menggunakan skala likert.

Sugiyono (2018:153) terdapat 5 alternatif jawaban, sebagaiman terlihat

dibawah ini:

Sangat setuju (SS): 5

Setuju (S) :4

Ragu-ragu (RR) :3
35

Tidak setuju (TS) :2

Sangat tidak setuju (STS) :1

c. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan

fasilitas perpustakan untuk mendapatkan teori-teori yang mendukung

dalam penulisan ini dengan mempelajari literature atau buku-buku yang

berhubungan dengan penelitian.

4. Definisi Operasional Variabel

a. Variabel gaya kepemimpinan (X1)

Gaya kepemimpinan adalah gaya kepemimpinan pada hakikatnya

adalah suatu perilaku pemimpin yang mendorong semangat kestafan

dalam bekerja pada pekerjaan yang sudah ditetapkan oleh organisasi.

Indikator yang diguanakan pada variabel gaya kepemimpinan dapat

dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1
Indikator Instrumen Variabel gaya kepemimpinan (X1)

Nomor Butir
No Indikator Jumlah
Pertanyaan
1 Sifat 1,2 2
2 Kemampuan mempengaruhi orang lain 3,4 2
3 Temperamen 5,6 2
4 Kepemimpinan yang berorientasi 7,8 2
5 Watak 9,10 2
Jumlah 10
Sumber: Penulis 2023

b. Variabel Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan stimulus atau rangsangan bagi setiap

pegawai yang bekerja dalam menjalankan tugasnya. Pada tabel 3.2

diketahui indikator motivasi kerja.


36

Tabel 3.2
Indikator Instrumen Variabel motivasi kerja (X2)

Nomor Butir
No Indikator Jumlah
Pertanyaan
1 Prestasi kerja 1,2 2
2 Semangat kerja 3,4 2
3 Fasilitas kerja 5,6 2
4 Ketekunan 7,8 2
5 Pengakuan dari atasan 9,10 2
Jumlah 10
Sumber: Penulis 2023

c. Variabel Produktivitas kerja (Y)

Produktivitas kerja adalah kemampuan pegawai dalam berproduksi

dibandingkan dengan input yang digunakan. Pada tabel 3.3 diketahui

indikator produktivitas kerja.

Tabel 3.3
Indikator Instrumen Variabel produktivitas kerja (Y)

Nomor Butir
No Indikator Jumlah
Pertanyaan
1 Absensi 1,2 2
2 Kejujuran pegawai 3,4 2
3 Mutu 5,6 2
4 Kemampuan 7,8 2
5 Tingkat kesalahan 9,10 2
Jumlah 10
Sumber: Penulis 2023

C. Instrumen Penelitian

1. Uji Instrumen

Sebelum analisis data maka dalam penelitian ini perlu dilakukan

pengujian instrumen penelitian di Kantor Camat Teluk Dalam Kabupaten

Nias Selatan dengan cara menyebarkan kuesioner untuk pengujian

validitas dan reabilitas memenuhi batasan yang disyaratkan, sehingga


37

data yang diperoleh dari pengukuran jika diolah tidak memberikan hasil

yang tidak valid.

a. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2019:121) “validitas merupakan tingkat

kemampuan suatu instrument untuk meningkatkan suatu yang menjadi

sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan instrumen tersebut”.

Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan aplikasi computer

dengan bantuan program SPSS 25.0 for windows. Kemidian untuk

menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan

dengan skor total memakai rumus teknik korelasi produk moment

menurut Supardi (2016:169) dengan rumus sebagai berikut:

n ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥 ) ( ∑ 𝑦 )
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑𝑋)2 ] [𝑛 ∑ 𝑌 2 − (∑𝑌2 ]

Keterangan :

n = Banyaknya pasanga data (unit sampel

X = variabel bebas

Y = variabel terikat

Kreterian pengambilan keputusan pada uji validitas sebagai berikut:

1. Jika r hitung positif dan r hitung> r table, maka variabel tersebut valid

2. Jika r hitung positif dan r hitung< r table, maka variabel tersebut tidak

valid

b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2019:130) “pengujian reliabilitas instrument

dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.Pengujian reliabilitas

ini hanya dilakukan terhadap butir-butir yang valid diperoleh malalui


38

uji validitas.Salah satu tekni yang dapat digunakan adalah dengan

metode konsistensi internal (internal consistency), dalam hal ini

digunakan koefisien Cronbach Alpha (G).Pengujian reliabilitas

dilakukan terhadap butir-butir yang valid yang diperoleh melalui uji

validitas. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas,

menurut Sugiyono (2018:35) suatu rumus uji Cronbach‘s Alpha

dengan rumus sebagai berikut:

𝑘 ∑𝑠𝑏2
𝑛=( )1 −
(𝑘 − 1) 𝑠𝑡 2

Keterangan :

n = Reliabilitas instrumen

k = Banyak butir pernyataan

St2 =
Devisiasi standar total

∑𝑆𝑏2 = Jumlah deviasi standar

Kreteria pengambilan keputusan pada uji reliabilitas sebagai

berikut:

1. Jika nilai Cronbach Alpha> 0,60 maka pengujian reliable

2. Jika nilai Cronbach Alpha<0,60 maka pengujian tidak reliable

2. Uji Model Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah variabel

bebas (X) dan variabel terikat (Y) berdistribusi normal. Menurut

Supardi (2016:129) “pengujian normalitas dilakukan untuk

mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data”. Untuk


39

mengetahui apakah residual yang telah distandardisasi berdistribusi

normal jika nilai residual tersebut sebagian besar mendekati nilai

rata-ratanya. Untuk mendeteksi apakah nilai residual

terstandardisasi berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan

melalui uji statistik non parametric Kolmogorov-Sminorv (K-S).jika

hasil Kolmogorov-Sminorv menunjukan nilai signifikan diatas 0,05

maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil

Kolmogorov-Sminorv menunjukan nilai signifikan dibawah 0,05

maka data residual terdistribusi tidak normal. Pengujian ini

dilakukan dengan menggunakan SPSS 21.0 for windows.

b. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2018:137) “Uji Heteroskedastisitas

digunakan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dari

residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variabel dari

residual satu pengamatan kepengamatan yang lain konstan, maka

disebut heteroskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan uji glejser.Penelitian ini memiliki

uji glejser sebagai metode uji heteroskedastisitas kerena uji glejser

lebih akurat dengan hasil yang ditampilkan berupa bilangan

matematis dan bukan gambar grafik.Uji glejser dilakukan dengan

meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut

residualnya (ABS_RES). Salah satu cara untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas adalah uji Glejser. Dengan syarat Jika


40

Nilai T Hitung lebih kecil dari nilai T tabel, dan juga jika Nilai

Signifikan lebih besar dari 0,05, maka data tidak mengalami gejala

heteroskedastisitas, dengan kata lain data bisa diteruskan untuk di

regres atau diujikan uji statistik data penelitian. Pengujian ini

dilakukan dengan aplikasi SPSS 21.0 for windows.

D. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengatahui apakah ada

pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel budaya

organisasi, kompensasi. Untuk itu bentuk pengujian yang digunakan

adalah Uji Parsial dan Koefisien Determinasi.

a. Uji Persial (Uji t)

Uji persial (uji t) dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel

Budaya Organisasi (X1), Kompensasi (X2) terhadap variabel

kepuasan kerja pegawai (Y). Adapun langkah-langkah yang harus

dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut:

H0:β1 = 0 artinya bahwa variabel Budaya Organisasi, Kompensasi

tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja

pegawai Rumus yang digunakan

Ha:β1 = 0 artinya bahwa variabel Budaya Organisasi, Kompensasi

berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai.

Untuk menguji hipotesis maka digunakan uji t, rumus

yang digunakan untuk menghitung besarnya nilai

rhitungadalah sebagai berikut: (Supardi 2016:233):


41

𝑏̇
tn= 𝑆b

Keterangan :

t = Nilai thitung

b = Penaksiran

Sb = Kesalahan standar dari penaksiran

Langkah-langkah pengujian yang dilakukan adalah:

1. T hitung> t tabelatau signifikan >0,05. H0ditolak dan Ha diterima,

artinya veriabel independen mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan.

2. T hitung> t tabelatau >0,05. H0 diterima dan Ha ditolak, artinya

veriabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Bahri (2018:192) “koefisien determinasi (R2)

adalah mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel independen terhadap variabel dependen atau dapat pula

dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel independen

terhadap variabel dependen”.

Untuk menghitung koefisien determinasi digunakan rumus

sebagai berikut:

∑(𝑌−Ȳ)²
R2=
∑(𝑌−Ȳ)²

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi
42

∑(𝑌 − Ȳ) ² = Kuadrat selisih nilai Y riil dan nilai Ῠ

∑(𝑌 − Ȳ) ² = Kuadrat selisih nilai Y riil dan nilai Ȳ rata-

rata

3. Metode Analisis Regresi

Metode analisis yang digunakan ialah metode analisis linear

berganda Menurut Supardi (2016:229) “analisis regresi digunakan

untuk mengetahui bagaimana pola variabel dependen (Prediktor)”.

Regresi linear sederhana yaitu regresi linear dengan satu variabel

prediktor (bebas) dengan bentuk persamaan menurut Superdi

(2016:229) sebagai berikut :

Ῠ=a+bx

Ῠ = variabel dependen/kreteria (yang diprediksikan)

a = konstanta (harga Y untuk X =0)

b = angka arah (koefisien regresi) ; bila positif (+), arah regresi naik

dan bila b negatif (-), arah regresi turun.

X = variabel independent (predictor)

Anda mungkin juga menyukai