Makalah ini di susun dengan bahasa yang sederhana berdasarkan berbagai literatur
tertentu dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori yang di
bahas. Kendati demikian, tak ada gading yang retak, penyusun menyadari bahwa
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penyusun
terbuka dengan senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif dari semua
pihak demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.Labata,
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
....................................................................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Sejarah Saka Wira Kartika..........................................................................2
B. Sejarah Komando Distrik Militer................................................................3
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah, sebagai berikut:
1. Apa sejarah terbentuknya Saka Wira Kartika
2. Siapa saja pengurus Saka Wira kartika Wajo
1
BAB II PEMBAHASAN
Cabang satuan karya wira kartika didirikan di wajo pada tanggal 23 Oktober
2012 yang disahkan pada pukul 15.30 yang diketuai oleh Adi Putra dan Nasrah
Amir, yang dilantik oleh Letcoll INF. Jefri Oktavian Rotatise.
2
3
c. Koramil
Satuan karya pramuka karya wira kartika dibentuk di koramil pada tanggal 12
januari 2015, Berdasarkan pemikiran angkatan ketiga karena petunjuk
pembentukan koramil yang di perlikan angkatan untuk mengkordinasikan
pendidikan-pendidikan dan pelatihan diwilayah masing-masing pada tahun 2016
barulah dibentuk beberapa koramil seperti:
1. Tempe dan sabbangparu diwilayah A
2. Majauleng diwilayah B
3. Maniangpajo dan gilireng diwilayah C
4. Belawa diwilayah D
5. Situmpanuang diwilayah E
6. Pinrang dan sajoanging diwilayah F
B. SEJARAH KOMANDO DISTRIK MILITER
a. Kodim
Komando Distrik Militer (disingkat Kodim) adalah satuan kewilayahan yang
berada dibawah Komando Resor Militer (Korem). Kodim membawahi beberapa
Komando Rayon Militer (Koramil) di Indonesia. Markas Komando Distrik Militer
biasa disingkat dengan sebutan Makodim, dan berada di wilayah operasinya.
Kodim beroperasi di wilayah Daerah Tingkat II, baik kota maupun kabupaten.
Kodim dipimpin oleh seorang Komandan yang biasa disebut Dandim (Komandan
Distrik Militer) yang berpangkat Kolonel (Kodim tipe A) dan Kodim Berdiri
Sendiri/BS (Kodim tanpa korem) dan Letnan Kolonel (Letkol) (Kodim Tipe
B).Secara garis besar tugas pokok dan fungsi Kodim meliputi pembinaan
kesiapan, pembinaan keamanan daerah, bantuan administrasi, kegarnizunan dan
tugas-tugas lain yang dibebankan oleh Pangdam/Danrem baik secara berdiri
sendiri atau dengan penguatan dari komando atas dan menjadi unsur penting
dalam jajaran muspika.
4
1. Hill Walking/Hiking
Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan
mendaki daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak
terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam
hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki
sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang tongkat
jelajah (di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu) sebagai
alat bantu. Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan. Level
berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya,
scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran
tinggi pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit) yang kemiringannya lebih
ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking kaki sebagai ‘alat’ utama
maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai
penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan
dataran yang lumayan ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan
gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu
mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh.
2. Wall Climbing
Climbing adalah olah raga panjat yang dilakukan di tempat yang curam atau
tebing. Tebing atau jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara
vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi. Tebing umumnya ditemukan di
daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya dibentuk oleh
bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca.
Di dalam arti yang sebenarnya memang climbing itu panjat tebing. Tetapi banyak
pula orang mengartikan bukan hanya panjat saja dalam kegiatan climbing ini
melainkan juga Repling (turun tebing), Pursiking (naik tebing dengan
menggunakan tali pursik) dan lain-lain.
ukur dalam melakukan pemanjatan ini. Panjat tebing bukan hanya di alam tetapi
kita bisa di tebing buatan (woll-climbing).
Dalam divisi climbing ini sangatlah mengharapkan peran lembaga STTA dalam
melancarkan kegiatannya, yaitu adanya pembuatan woll-climbing. Didalam
pembuatan wool-climbing memang memerlukan dana yang cukup besar. Maka
dari itu Palastta mengharapkan kerjasama dari pihak manapun untuk dapat bekerja
sama dalam pembuatan wool-climbing ini.
3. Rock Climbing
Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan
kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung
dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat
berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga
menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik
dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.
- ALAT CLIMBING
1. Tali Pendakian
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila
jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh
UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian.
Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang memungkinkan
leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang
dipakai adalah 10-11 mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama, yang
berdiameter 9.8 mm. Ada dua macam tali pendakian yaitu :
· Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % fari berat
maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau.
Tali static digunakan untuk rappelling.
· Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat
maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna
mencolok (merah, jingga, ungu).
2. Carabiner
9
Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate
yang berfungsi seperni peniti. Ada 2 jenis carabiner :
· Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).
· Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)
3. Sling
Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi sling
antara lain :
- sebagai penghubung
- membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
- Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point
- Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang
terpasang. 4. Descender
Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan
gesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk
membelay atau rappelling.
5. Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan
membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada
tali.
7. Sepatu
Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :
·Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat.
Kelenturannya menolong untuk pijakan-pijakan di celah-cleah.
·Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya combat boot.
Cocok digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tangga kecil.
Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian depan sepatu.
8. Anchor (Jangkar)
Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian dimasukkan pada
achor, sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam
anchor, yaitu :
10
1) Penanggulangan Bencana.
a) Penanggulangan bencana merupakan salah satu wujud dari upaya untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dari seluruh tumpah darah Indonesia.
(1) Bencana alam fenomena atau gejala alam yang disebabkan oleh keadaan
geografis, biologis, seismis, hidrogis dan meteorologist atau disebabkan suatu
proses dalam lingkungan alam yang mengancam kehidupan dan perekonomian
masyarakat serta menimbulkan malapetaka.
Contoh : Wabah penyakit, gempa bumi, letusan gunung berapi, gelombang laut
pasang ( Tsunami ), banjir, kekeringan dan lain-lain.
(2) Bencana ulah manusia. Peristiwa yang terjadi karena proses teknologi,
interaksi manusia dengan manusia didalam masyarakat itu sendiri yang
menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat.
11
b) Sifat Bencana.
(1) Terbatas, apabila bencana yang terjadi hanya mengakibatkan rusak dan
hilangnya sebagian harta benda atau timbulnya korban jiwayang tidak banyak.
(2) Dahsyat ( luar biasa ). Apabila bersama yang terjadi sangat menakutkan
dimana mengakibatkan timbulnya korban jiwa yang sangat besar. Hilangnya harta
benda serta menyebabkan kerusakan sarana prasarana lingkungan yang
menyangkut kepentingan masyarakat.
c) Sekala/Tingkat Bencana.
d) Korban Bencana.
(1) Manusia. Korban Manusia akibat suatu bencana baikyang mengalami luka
ringan, luka berat dan meninggal dunia.
(2) Harta benda, Korban harta benda akibat bencana dapat berupa hilangnya
atau rusaknya harta benda, tempat tinggal, hewan serta sarana dan prasarana
umum lainnya.
b) Saat bencana terjadi. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi :
(1) Peringatan dini yaitu upaya dan kegiatan yang sangat penting dan tidak
boleh diabaikan dimana untuk memberikan kesempatan kepada penduduk untuk
menyelamatkan diri dari kemungkinan terlanda bencana alam.
3. Krida Pionering
Krida pionering adalah krida tali temali memadukan antara tali, simpul, ikatan
dan benda. Krida ini terdiri atas 4 TKK yakni : TKK tali temali, TKK jembatan
improvisasi, TKK perkemahan dan TKK bekal air / listrik. Macam-macam simpul
dan kegunaannya
2. Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3. Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan
dalam keadaan kering
5. Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6. Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam
keadaan licin
7. Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8. Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
1. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan
pangkal ini dapat juga digunakan untuk memulai suatu ikatan.
2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat
bergerak leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang supaya tidak
tercekik.
14
3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat,
akan tetapi mudah untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga
dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk
memulai suatu ikatan.
5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang,
kemudian mudah untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke
jurang atau pohon.
6. Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
7. Ikatan palang
8. Ikatan canggah
9. Ikatan silang
5. Krida Survival
Krida survival adalah krida dengan cakupan bertahan hidup di alam bebas
dari hambatan alam sebelum mendapat pertolongan. Survival berasal dari kata
survei yang artinya bertahan hidup sedangkan survival itu sendiri adalah suatu
kondisi yang tidak menentu. Krida ini terbagi atas 6 TKK antara lain: TKK
jenisjenis tumbuhan,TKK jenis-jenis binatang, TKK hutan gunung, TKK rawa
laut, TKK survival kit, TKK sanjak.
15
a. Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di
sini hanyalah menurut versi pencinta alam
I : Improve
V : Value living
Bahasa indonesia
V : Vitalitas tingkatkan
T : Thingking / berpikirlah
16
1. Bentuk
Lambang saka wira kartika berbentuk segilima beraturan, yaitu lima sisinya
sama panjang.
2. Isi
- Lambang Eka Paksi
- 2 buah tunas kelapa gerakan paramuka
- 2 buah batang padi yang menguning
- untaian pita bertuliskan saka wira kartika
3. Warna dan Arti
-Warna dasar merah putih melambangkan bendera kebangsaan Republik
Indonesia
- Lambang Kartika Eka Paksi. Terdiri atas kata ‘’ Eka ‘’ berarti Bintang. ‘’ Eka
‘’ berarti satu, dan ‘’ Paksi ‘’ berarti burung. Di atas burung terdapat Bintang
Emas yang melambangkan kemenangan yang gemilang. Di dada burung terdapat
warna Merah Putih dan yang melambangkan keperkasaan tanpa tanding dalam
menjunjung tinggi cita-cita luhur bangsa indonesia.
- Tunas kelapa gerakan pramuka melambangkan bahwa setiap anggota gerakan
pramuka hendaknya serbaguna.
-2 tangkai padi yang menguning, melambangkan kemakmuran dan
kesejahteraan
- Segilima melambangkan dasar Negara Republik Indonesia, yakni Pancasila -
Garis tepi warna kuning, melambangkan jiwa Pramuka yang kesatria.
- Untaian pita berwarna merah dengan tulisan Saka Wira Kartika berwarna hitam,
warna pita merah melambangkan keberanian, warna pita hitam melambangkan
ketegasan.
16
BAB III PENUTUP KESIMPULAN
1. Satuan karya pramuka wira kartika baru berupa satuan rintisan yang mulai
dilaksanakan pada akhir 2007. Pembentukannya berdasarkan praturan
bersama kepala staf angkatan darat dengan ketua kwarnas gerakan paramuka
17
BIODATA DIRI
Ayah :Mursida
DAFTAR PUSTAKA
http://swk1616giansar.blogspot.com/2014/11/saka-wira-kartika.html?m=1