Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

SATUAN KARYA PRAMUKA WIRA KARTIKA

Di Susun Oleh : Fikri Haikal


Pangkalan : SMA Negeri 11 wajo
Angkatan : XI
Koramil : Takkalalla 1406-07
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang senantiasa


melimpahkan rahmat dan hidayah - Nya kepada kita sekalian, sehingga dalam
kehidupan kita dapat berkarya serta melaksanakan tugas dan kewajiban di bidang
masing - masing. semoga kita selalu mendapat petunjuk dan perlindungan - Nya
sepanjang masa. Dan dari pada itu dengan izin - Nya, alhamdulilah niat dan tekad
penyusun untuk menyelesaikan penyusunan “Makalah Saka Wira Kartika” dapat
tersusun dengan baik.

Makalah ini di susun dengan bahasa yang sederhana berdasarkan berbagai literatur
tertentu dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori yang di
bahas. Kendati demikian, tak ada gading yang retak, penyusun menyadari bahwa
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penyusun
terbuka dengan senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif dari semua
pihak demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.Labata,

Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak.

Wassalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Labata, 1 Januari 2023

Penulis
ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
....................................................................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Sejarah Saka Wira Kartika..........................................................................2
B. Sejarah Komando Distrik Militer................................................................3

A. Latar Belakang......................................................................................... ..1


B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Pengetahuan/Wawasan Pribadi Tentang Pramuka Saka Wira Kartika.......6
BAB III PENUTUP................................................................................................17
KESIMPULAN......................................................................................................17
DATA DIRI........................................................................................................... iv
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................v
iii
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Satuan Karya Pramuka ( Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan


minat, mengembangkan bakat dan pengalaman parapramuka dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya diperuntukkan bagi para
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau parapemuda usia antara 16-25 tahun
dengan syarat khusus. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida,dimana setiap
Krida mengkususkan pada subbidangilmu tertentu yang dipelajari dalam Satuan
karyatersebut. Setiap Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk
memperoleh Tanda Kecakapan Khusus kelompok Kesatuan Karyaan yang dapat
diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu diSaka tersebut.

Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut


Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang dilaksanakan
oleh tiap-tiap saka, sedangkan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama
lebih dari satu saka yang disebut Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka
disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara lain melakukan transfer bidang
keilmuanmasing-masing Satuan Karya. Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur
di tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, namun ternyata ada
Satuan Karya yang dibentuk berdasarkan Surat KeputusanKwartirDaerah yang
bersangkutan.

B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah, sebagai berikut:
1. Apa sejarah terbentuknya Saka Wira Kartika
2. Siapa saja pengurus Saka Wira kartika Wajo

3. Apa saja pengetahuan yang ada pada Saka Wira Kartika


C. Tujuan
Adapun beberapa tujuan, Sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya Saka Wira Kartika
2. Untuk lebih mengenal, terkait koramil Takkalalla
3. Untuk menambah wawasan terkait Saka Wira Kartika

1
BAB II PEMBAHASAN

A.SEJARAH SAKA WIRA KARTIKA


a. Pusat atau nasional
Saka Wira Kartika dibentuk berdasarkan Keputusan Bersama antara TNI AD
dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor Perkasad 182/X/2007 dan Nomor
199 Tahun 2007 tentang Kerjasama dalam Usaha Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan Bela Negara dan Kepramukaan. Diperkuat dengan Keputusan
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Nomor 13/Munas/2008 tentang Satuan
Karya Pramuka Wira Kartika. Dalam pelaksanaannya Saka ini diatur oleh Surat
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 2005 Tahun 2019 tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka Wira Kartika.Saka Wira
Kartika baru berupa saka rintisan yang mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2007.
Pembentukannya berdasarkan Peraturan Bersama Kepala Staf Angkatan Darat
dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007
tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan
pengembangan pendidikan bela negara dan kepramukaan, Namun Demikian Saka
Wira Kartika ini memiliki Program Pendidikan yang dibentuk dalam Satuan Krida
antara Lain : 1. Krida Survival
2. Krida Pioneer
3. Krida Mountainering
4. Krida Navigasi Darat
5. Krida Bintal Juang/Penanggulangan Bencana
b. Cabang

Cabang satuan karya wira kartika didirikan di wajo pada tanggal 23 Oktober
2012 yang disahkan pada pukul 15.30 yang diketuai oleh Adi Putra dan Nasrah
Amir, yang dilantik oleh Letcoll INF. Jefri Oktavian Rotatise.

2
3

c. Koramil
Satuan karya pramuka karya wira kartika dibentuk di koramil pada tanggal 12
januari 2015, Berdasarkan pemikiran angkatan ketiga karena petunjuk
pembentukan koramil yang di perlikan angkatan untuk mengkordinasikan
pendidikan-pendidikan dan pelatihan diwilayah masing-masing pada tahun 2016
barulah dibentuk beberapa koramil seperti:
1. Tempe dan sabbangparu diwilayah A
2. Majauleng diwilayah B
3. Maniangpajo dan gilireng diwilayah C
4. Belawa diwilayah D
5. Situmpanuang diwilayah E
6. Pinrang dan sajoanging diwilayah F
B. SEJARAH KOMANDO DISTRIK MILITER
a. Kodim
Komando Distrik Militer (disingkat Kodim) adalah satuan kewilayahan yang
berada dibawah Komando Resor Militer (Korem). Kodim membawahi beberapa
Komando Rayon Militer (Koramil) di Indonesia. Markas Komando Distrik Militer
biasa disingkat dengan sebutan Makodim, dan berada di wilayah operasinya.
Kodim beroperasi di wilayah Daerah Tingkat II, baik kota maupun kabupaten.
Kodim dipimpin oleh seorang Komandan yang biasa disebut Dandim (Komandan
Distrik Militer) yang berpangkat Kolonel (Kodim tipe A) dan Kodim Berdiri
Sendiri/BS (Kodim tanpa korem) dan Letnan Kolonel (Letkol) (Kodim Tipe
B).Secara garis besar tugas pokok dan fungsi Kodim meliputi pembinaan
kesiapan, pembinaan keamanan daerah, bantuan administrasi, kegarnizunan dan
tugas-tugas lain yang dibebankan oleh Pangdam/Danrem baik secara berdiri
sendiri atau dengan penguatan dari komando atas dan menjadi unsur penting
dalam jajaran muspika.
4

b.Cabang- cabang Kodim :


1. Kodim 1408/Makassar (BS)
2. Korem 141/Toddopuli (TDP) di Watampone
3. Kodim 1403/Palopo
4. Kodim 1404/Pinrang
5. Kodim 1405/Mallusetasi
6. Kodim 1406/Wajo
7. Kodim 1407/Bone
8. Kodim 1409/Gowa
9. Kodim 1410/Bantaeng
10. Kodim 1411/Bulukumba
11. Kodim 1414/Tana Toraja
12. Kodim 1415/Selayar
13. Kodim 1419/Enrekang
14. Kodim 1420/Sidenreng Rappang
15. Kodim 1421/Pangkajene dan Kepulauan
16. Kodim 1422/Maros
17. Kodim 1423/Soppeng
18. Kodim 1424/Sinjai
19. Kodim 1425/Jeneponto
20. Kodim 1426/Takalar
b. Nama-Nama Dandim dan Danramil yang pernah menjabat:
1. Danramil PLH : Sersan Mayor Abd. Rahman
2. Bamin Kamsos : Sersan Arifin
3. Bamin Bakti TNI : Serka Sunar
4. Bamin Wanmail : Serka Arifuddin
5. Bati Bung : Sersan Mayor Asmar
6. Batu TUUD ; Serka M. Tajar
7. Kelurahan Peneki : Serka Abd. Rahman
5

8. Kelurahan Bocco : Serma Asriadi


9. Kelurahan Solo : Sertu Arianto
10. Desa Ujung Tanah : Praka Wandi
11. Desa Lagoari : Sertu M. Tajar
12. Desa Ceppaga : Kopda Irwansyah
13. Desa Lempong : Kopda Mulyadi
14. Desa Botto : Serda Kamaruddin
15. Desa Parigi Serda Arifuddin
16. Desa Bale’ Elo : Koptu Samar
17. Desa Lattimu : sertu arifin
18. Desa Ajuraja : Kopri Jufri
19. Desa Lamarua : sertu ahmad. M
20. Desa Aluppang : kopda Ardi
21. Desa RJ. Mawelang : Praka Jusman
22. Desa Manyili : serda Ridwan B
23. Desa Leweng : Koptu Pallawangu
24. Desa Manurung : Kopda masudin Umar
25. Desa Bola : Sertu umar
26. Desa Pasir putih : kopda Gunasamara. T
27. Desa pantai Timur : serda Kamaruddin
28. Desa Patangnga : Serda Samsul Alam
6

d. Struktur Gerakan Pramuka

C. Pengetahuan/Wawasan Pribadi Tentang Saka Wira Kartika a. Saka Wira


Kartika
Saka Wira Kartika adalah satuan karya pramuka yang mewadahi atau sebagai
wadah untuk menampung miinat dan melatih bakat pramuka pada bidang
kedaratan. Saka Wira Kartika bergerak dibawah naungan TNI Angkayan darat
(TNI AD) yang melatih pramuka untuk membangun kedisiplinan dan melatih
7

kemampuan untuk hidup mandiri serta membangun rasa solidarisme berbangsa


dan bernegara.

b. Krida Saka Wira Kartika 1. Krida Mountenering


Sejarah bahasa arti kata mountainering adalah teknik mendaki gunung, Kerida
mountainering terbagi atas 4 TKK yakni : TKK panjat tebing, TKK turun tebing,
TKK pelintasan basah, TKK pelintasan kering. Ruang lingkup kegiatan
Mountaineering sendiri meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. Hill Walking/Hiking
Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan
mendaki daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak
terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam
hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki
sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang tongkat
jelajah (di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu) sebagai
alat bantu. Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan. Level
berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya,
scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran
tinggi pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit) yang kemiringannya lebih
ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking kaki sebagai ‘alat’ utama
maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai
penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan
dataran yang lumayan ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan
gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu
mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh.

2. Wall Climbing
Climbing adalah olah raga panjat yang dilakukan di tempat yang curam atau
tebing. Tebing atau jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara
vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi. Tebing umumnya ditemukan di
daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya dibentuk oleh
bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca.

Di dalam arti yang sebenarnya memang climbing itu panjat tebing. Tetapi banyak
pula orang mengartikan bukan hanya panjat saja dalam kegiatan climbing ini
melainkan juga Repling (turun tebing), Pursiking (naik tebing dengan
menggunakan tali pursik) dan lain-lain.

Biasanya orang melakukan pemanjatan tebing ini dilakukan dengan konsentrasi


yang tinggi, kekuatan tangan, kekuatan kaki, keseimbangan tubuh dijadikan tolak
8

ukur dalam melakukan pemanjatan ini. Panjat tebing bukan hanya di alam tetapi
kita bisa di tebing buatan (woll-climbing).
Dalam divisi climbing ini sangatlah mengharapkan peran lembaga STTA dalam
melancarkan kegiatannya, yaitu adanya pembuatan woll-climbing. Didalam
pembuatan wool-climbing memang memerlukan dana yang cukup besar. Maka
dari itu Palastta mengharapkan kerjasama dari pihak manapun untuk dapat bekerja
sama dalam pembuatan wool-climbing ini.

3. Rock Climbing
Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan
kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung
dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat
berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga
menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik
dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.

4.Ice and Snow Climbing


Ice and Snow Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu
membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang
didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang
sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga
menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik
dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.

- ALAT CLIMBING
1. Tali Pendakian
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila
jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh
UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian.
Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang memungkinkan
leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang
dipakai adalah 10-11 mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama, yang
berdiameter 9.8 mm. Ada dua macam tali pendakian yaitu :
· Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % fari berat
maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau.
Tali static digunakan untuk rappelling.
· Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat
maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna
mencolok (merah, jingga, ungu).

2. Carabiner
9

Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate
yang berfungsi seperni peniti. Ada 2 jenis carabiner :
· Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).
· Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)

3. Sling
Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi sling
antara lain :
- sebagai penghubung
- membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
- Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point
- Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang
terpasang. 4. Descender
Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan
gesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk
membelay atau rappelling.
5. Ascender

Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan
membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada
tali.

6. Harnes / Tali Tubuh


Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis hernas :
· Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.
· Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.
Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung
dirakit oleh pabrik.

7. Sepatu
Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :
·Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat.
Kelenturannya menolong untuk pijakan-pijakan di celah-cleah.
·Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya combat boot.
Cocok digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tangga kecil.
Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian depan sepatu.

8. Anchor (Jangkar)
Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian dimasukkan pada
achor, sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam
anchor, yaitu :
10

· Natural Anchor, bias merupakan pohon besar, lubang-lubang di tebing,


tonjolantonjolan batuan, dan sebagainya.
· Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada
tebing oleh si pendaki. Contoh : chock, piton, bolt, dan lain-lain.
2. Krida Penanggulangan Bencana
Krida Penanggulangan Bencana adalah bagian dari kegiatan pembangunan
yang bertujuan untuk mengurangi penderita masyarakat dan meningkatkan
kehidupan masyarakat secara lahir dan batin . Krida penanggulangan bencana
terdiri dari 4 TKK antara lain: TKK penanggulangan bencana, TKK PPGD, TKK
Komunikasi Radio, TKK Cara Mamasak.

1) Penanggulangan Bencana.
a) Penanggulangan bencana merupakan salah satu wujud dari upaya untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dari seluruh tumpah darah Indonesia.

b) Penanggulangan bencana adalah kewajiban bersama antara pemerintah


dan masyarakat yang didasarkan pada partisipasi, didukung dan prakarsa
masyarakat serta pemerintah daerah.

c) Penanggulangan bencana dititik beratkan pada tahap sebelum terjadinya


bencana yang meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan dan kesiapsiagaan untuk
memperkecil, mengurangi dan memperlunak dampak yang ditimbulkan oleh
bencana.

d) Penanggulangan bencana adalah bagian dari kegiatan pembangunan yang


bertujuan untuk mengurangi penderitaan masyarakat dan meningkatkan kehidupan
dan penghidupan masyarakat secara lahir batin.

2) Jenis, Sifat dan Tingkat dan Korban Bencana. a)


Jenis Bencana.

(1) Bencana alam fenomena atau gejala alam yang disebabkan oleh keadaan
geografis, biologis, seismis, hidrogis dan meteorologist atau disebabkan suatu
proses dalam lingkungan alam yang mengancam kehidupan dan perekonomian
masyarakat serta menimbulkan malapetaka.
Contoh : Wabah penyakit, gempa bumi, letusan gunung berapi, gelombang laut
pasang ( Tsunami ), banjir, kekeringan dan lain-lain.

(2) Bencana ulah manusia. Peristiwa yang terjadi karena proses teknologi,
interaksi manusia dengan manusia didalam masyarakat itu sendiri yang
menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat.
11

Contoh : Pembuangan limbah pabrik dengan sembarangan, polusi pabrik dan


kendaraan bermotor, kebakaran, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain.

b) Sifat Bencana.

(1) Terbatas, apabila bencana yang terjadi hanya mengakibatkan rusak dan
hilangnya sebagian harta benda atau timbulnya korban jiwayang tidak banyak.

(2) Dahsyat ( luar biasa ). Apabila bersama yang terjadi sangat menakutkan
dimana mengakibatkan timbulnya korban jiwa yang sangat besar. Hilangnya harta
benda serta menyebabkan kerusakan sarana prasarana lingkungan yang
menyangkut kepentingan masyarakat.

c) Sekala/Tingkat Bencana.

(1) Setempat/Lokal. Bila bencana yang terjadi disuatu Daerah


Kabupaten/Kota dan dampaknya terbatas pada Masyarakat daerah setempat.

(2) Propinsi. Bila bencana yang terjadi disuatu/beberapa daerah


kabupaten/kota dalam wilayah propinsi dan dampaknya dirasakan di Wilayah
Propinsi tersebut.

(3) Nasional. Bila bencana terjadi disatu/beberapa daerah/wilayah tertentu dan


dampaknya dirasakan secara Nasional.

d) Korban Bencana.

(1) Manusia. Korban Manusia akibat suatu bencana baikyang mengalami luka
ringan, luka berat dan meninggal dunia.

(2) Harta benda, Korban harta benda akibat bencana dapat berupa hilangnya
atau rusaknya harta benda, tempat tinggal, hewan serta sarana dan prasarana
umum lainnya.

(3) Lingkungan hidup. Kerusakan ataupun hilangnya sarana prasarana


lingkungan yang menyangkut kepentingan hidup masyarakat secara umum.

3) Pentahapan Penanggulangan Bencana.

a) Sebelum bencana terjadi. Kegiatan yang dilakukan meliputi tahap-tahap :

1) Preventif ( Pencegahan ) Yaitu kegiatan yang lebih dititik beratkan pada


upaya penyebarluasan tentang berbagai peraturan, perundang-undangan yang
12

berdampak untuk mengurangi resiko bencana termasuk pembuatan peta rawan


bencana.

2) Mitigasi ( Penjinakan ) Yaitu kegiatan yang lebih dititik beratkan pada


upaya secara fisik untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana,
seperti pembuatan cek dam, rehabilitasi aliran sungai, pengawasan terhadap
pelaksanaan RUTR, IMB, Pemindahan penduduk kedaerah yang aman dari
bencana dan pemasangan tanda-tanda larangan di daerah yang rawan bencana.

3) Kesiapsiagaan yaitu meliputi kegiatan untuk mengadakan latihan atau


gladi Pramuka dan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, serta
pendidikan dan pelatihan bagi personil yang tergabung dalam organisasi satlak
maupun satgas PBP serta aparat pemerintah dan ormas lainnya. Kegiatan pada
tahap ini amat penting karena usaha untuk menghindari bencana akan lebih efektif
dan efisien dari pada rehabilitasi dan kontruksi.

b) Saat bencana terjadi. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi :

(1) Peringatan dini yaitu upaya dan kegiatan yang sangat penting dan tidak
boleh diabaikan dimana untuk memberikan kesempatan kepada penduduk untuk
menyelamatkan diri dari kemungkinan terlanda bencana alam.

(2) Tanggap darurat, yaitu upaya dan kegiatan pengerahan unsur-unsur


penanggulangan bencana guna mencari, menolong dan menyelamatkan korban
bencana serta memberikan bantuan kepada para pengungsi berupa makanan dan
minuman, pakaian, obat, pembuatan barak-barak darurat sebagai tempat
penampungan sementara.

c) Sesudah bencana terjadi. Kegiatan yang dilakukan setelah terjadi bencana :

(1) Rehabilitasi yaitu upaya dan kegiatan untuk memfungsikan dan


memberdayakan kembali berbagai sarana prasarana umum yang mengalami
kerusakan akibat bencana, guna mengurangi penderitaan masyarakat yang
tertimpa musibah.

(2) Rekonstruksi yaitu upaya dan kegiatan untuk membangun kembali


berbagai kerusakan yang diakibatkan oleh bencana secara lebih baik daripada
keadaan sebelumnya untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana
diwaktu yang akan datang. Kegiatan pada tahap rekontruksi harus direncanakan
dengan teliti dan seksama, dengan mengikut sertakan berbagai pihak yang terkait
sesuai dengan bidang masing-masing secara terintegrasi dan terpadu
13

3. Krida Pionering
Krida pionering adalah krida tali temali memadukan antara tali, simpul, ikatan
dan benda. Krida ini terdiri atas 4 TKK yakni : TKK tali temali, TKK jembatan
improvisasi, TKK perkemahan dan TKK bekal air / listrik. Macam-macam simpul
dan kegunaannya

1. Simpul ujung tali


Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas

2. Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin

3. Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan
dalam keadaan kering

4. Simpul anyam berganda


Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan
dalam keadaan basah

5. Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan

6. Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam
keadaan licin

7. Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan

8. Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar

- Macam-Macam Ikatan dan Kegunaannya

1. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan
pangkal ini dapat juga digunakan untuk memulai suatu ikatan.

2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat
bergerak leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang supaya tidak
tercekik.
14

3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.

4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat,
akan tetapi mudah untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga
dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk
memulai suatu ikatan.

5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang,
kemudian mudah untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke
jurang atau pohon.

6. Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher

7. Ikatan palang

8. Ikatan canggah

9. Ikatan silang

10. Ikatan khaki tiga

4. Krida Navigasi Darat


Krida navigasi darat merupakan penentuan posisi dan arah perjalan baik di
medan sebenarnya maupun pada peta. Navigasi darat merupakan teknik
menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan sebenarnya
( khususnya daratan). Navigasi darat terdiri dari atas 4 TKK, yakni : TKK kompas
siang dan malam, TKK pengetahuan dan GPS, TKK resection dan intersection,
TKK peta dan medan.

5. Krida Survival
Krida survival adalah krida dengan cakupan bertahan hidup di alam bebas
dari hambatan alam sebelum mendapat pertolongan. Survival berasal dari kata
survei yang artinya bertahan hidup sedangkan survival itu sendiri adalah suatu
kondisi yang tidak menentu. Krida ini terbagi atas 6 TKK antara lain: TKK
jenisjenis tumbuhan,TKK jenis-jenis binatang, TKK hutan gunung, TKK rawa
laut, TKK survival kit, TKK sanjak.
15

a. Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di
sini hanyalah menurut versi pencinta alam

S : Size up the situation

U : Undue haste makes waste

R : Remember where you are

V : Vanguish fear and panic

I : Improve

V : Value living

A : Act like the native

L : Learn basic skill

Bahasa indonesia

S : Sadar dalam keadaan gawat darurat

U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah

R : Rasa takut dan putus asa hilangkan

V : Vitalitas tingkatkan

I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya V

: Variasi alam bisa dimanfaatkan

A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya

L : Lancar, slaman, slumun, slamet

b.Jika anda tersesat atau mengalami musibah ingat-ingatlah arti survival


tsb, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan.
Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya :

S : Stop & seating / berhenti dan duduklah

T : Thingking / berpikirlah
16

O : Observe / amati keadaan sekitar

P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan


15
16

c. Makna Lambang Saka Wira Kartika

1. Bentuk
Lambang saka wira kartika berbentuk segilima beraturan, yaitu lima sisinya
sama panjang.

2. Isi
- Lambang Eka Paksi
- 2 buah tunas kelapa gerakan paramuka
- 2 buah batang padi yang menguning
- untaian pita bertuliskan saka wira kartika
3. Warna dan Arti
-Warna dasar merah putih melambangkan bendera kebangsaan Republik
Indonesia
- Lambang Kartika Eka Paksi. Terdiri atas kata ‘’ Eka ‘’ berarti Bintang. ‘’ Eka

‘’ berarti satu, dan ‘’ Paksi ‘’ berarti burung. Di atas burung terdapat Bintang
Emas yang melambangkan kemenangan yang gemilang. Di dada burung terdapat
warna Merah Putih dan yang melambangkan keperkasaan tanpa tanding dalam
menjunjung tinggi cita-cita luhur bangsa indonesia.
- Tunas kelapa gerakan pramuka melambangkan bahwa setiap anggota gerakan
pramuka hendaknya serbaguna.
-2 tangkai padi yang menguning, melambangkan kemakmuran dan
kesejahteraan
- Segilima melambangkan dasar Negara Republik Indonesia, yakni Pancasila -
Garis tepi warna kuning, melambangkan jiwa Pramuka yang kesatria.
- Untaian pita berwarna merah dengan tulisan Saka Wira Kartika berwarna hitam,
warna pita merah melambangkan keberanian, warna pita hitam melambangkan
ketegasan.
16
BAB III PENUTUP KESIMPULAN

1. Satuan karya pramuka wira kartika baru berupa satuan rintisan yang mulai
dilaksanakan pada akhir 2007. Pembentukannya berdasarkan praturan
bersama kepala staf angkatan darat dengan ketua kwarnas gerakan paramuka

nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007.


2. cabang satuan karya wira kartika didirikan di wajo pada tanggal 23 Oktober
2012 yang disahkan pada pukul 15.30 yang di ketuai oleh Adi Putra dan
Nasra Amir, yang dilantik oleh letcoll INF. Jefri Oktavian Rototise.
3. Satuan karya pramuka di saka wira kartika dibentuk dikoramil pada tanggal
12 Januari 2015
4. Krida dalam saka wira kartika terdiri dari krida navigasi darat, krida
pionering, krida mountenering, krida survival, krida penanggulanagan
bencana
5. Lambang saka wira kartika berbentuk segilima beraturan, yaitu llima sisisnya
sama panjang. Serta isinya menunjukkan bahwa pramuka dapat berinteraksi
dimanapun dan kapanpun

17
BIODATA DIRI

Nama : FIKRI HAIKAL


Tempat tanggal lahir : Kampung perak, Pangkep 19 desember 2005

Alamat : Desa Pantai Timur, Dusun Labata


: Islam
Agama

Nama orang Tua

Ayah :Mursida

Ibu : Sitti Hafsah

Kontak Orang Tua : 085201131052


Motto : Jangan hanya direncanakan dan
dipikirkan. Cita – cita butuh untuk
diwujudkan serta diperjuangkan.
iv

DAFTAR PUSTAKA

SWK1616/GIANTAR. 2023. Saka Wira Kartika.

http://swk1616giansar.blogspot.com/2014/11/saka-wira-kartika.html?m=1

Annoguru, 2021. Saka Wira Kartika. http://www.amoguru.com/saka-wira-


kartikatujuan-lambang-anggota-krida-dankegiatannya/
v

Anda mungkin juga menyukai