Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Perkembangan Yamaha Di Moto-GP

Lambang Garputala yang tersemat dalam setiap produk Pabrikan yang satu ini dimulai sejak
Torakusu Yamaha sang Founder Pabrikan Yamaha ikut berkecimpung di dunia Musik &
Instrumen pada tahun 1887 silam. Dimulai dengan memproduksi Organ sejak 1887,
Yamaha akhirnya berhasil membuat pabrik nya sendiri yang diberi nama Nippon Gaiki pada
tahun 1897.

Kala itu, Yamaha mendapatkan keuntungan yang sangat besar serta Penetrasi Pasar yang
sangat menggembirakan. Hingga akhirnya, Saat itu Yamaha berhasil mencatatkan dirinya
sebagai salah satu Produsen Alat Musik Terbesar seantero jagad.

Yamaha YA-1, Motor Pertama Buatan Yamaha Motor Company

Pada Tahun 1955, Presiden Nippon Gaiki Geichi Kawakami yang merupakan penerus
kesuksesan Torakusu Yamaha, Mendirikan Yamaha Motor Company di Daerah Hamakita
yang merupakan cikal bakal Pabrikan Motor Yamaha yang tenar saat ini. Produk Andalan
pertamanya yakni Yamaha YA-1 yang mengambil basis Motor German DKW buatan tahun
1930 silam. Yamaha YA-1 mengusung mesin 2-Tak, Berkubikasi 125cc dengan silinder
tunggal, Plus Kick-Starter yang menjadikan Yamaha YA-1 sebagai kendaraan pertama di
Jepang yang mengusung Kick-Starter.

Motor ini menawarkan styling yang mewah, Gagah serta didukung oleh mesin 2-Tak yang
sangat bertenaga di masanya. Tak heran, Saat itu Yamaha pede memboyong YA-1 ke
berbagai ajang balapan yang dihelat di Negeri sakura tersebut. Hasilnya tak
mengecewakan, YA-1 mampu mendulang Juara di Asama Highland Race plus menjadi
Motor yang Disegani di ajang balapan tersebut lantaran performa plus durability nya yang
jempolan.

Yamaha YD-1, Jagoan Andalan Yamaha !!

Kesuksesan Yamaha YA-1 menjadi pelecut antusiasme Pabrikan Garputala ini untuk makin
bersaing di kancah Roda 2 Jepang. Setelah YA-1, Yamaha juga menelurkan Produk baru
dengan nama YB-1 (penerus YA-1) & Produk yang terinspirasi dari Motor German Adler
yaitu YD-1. Spesial bagi YD-1 , Karena Motor ini adalah Motor 2-Tak 250cc yang
menggunakan konfigurasi mesin Parallel-Twin 2 silinder.

Akhirnya YD-1 yang terkenal dengan motor super tangguh ini mampu membantu Yamaha
kembali meraih pundi-pundi keuntungan, Lantaran produknya laku dipasaran. Bukan tanpa
sebab, Pasalnya Yamaha YD-1 memiliki mesin yang bandel, powerfull serta memiliki
tampilan mewah ala Motor Eropa loh Brosist !!

Perkembangan Yamaha Motor Company pun semakin pesat lantaran Motor 2-Tak
andalannya semakin laris dan diterima di pasaran. Selanjutnya Yamaha mulai merambah ke
pasar yang lebih menggiurkan yakni Pasar Ekspor ke Amerika, Bersama Motor Andalannya
yaitu Yamaha YD-1. Akhirnya secara resmi Motor 250cc Parallel-Twin ini masuk ke Pasar
Amerika mulai tahun 1960 dengan nama Yamaha YD-2 Twin & Varian Racing-nya yang
bernama YDS-1.

Yamaha YDS-1, Jagoan Yamaha di Pasar Amerika !!

Yamaha juga mulai mengikuti kejuaraan balap Paling Bergengsi di Dunia World GP mulai
tahun 1961 di kelas 250cc, Bersama dengan pembalapnya Yoshikazu Sunako. Beberapa
musim awal, Yamaha harus menghadapi ketatnya persaingan antara MV-Agusta, Jawa
Motors & Honda yang saat itu sedang berjaya di kelas 250cc. Hingga akhirnya tahun 1964
Yamaha mulai menunjukkan tajinya di kancah GrandPrix.

Secara Resmi, Pada tahun 1961 akhirnya Pabrikan berlambang Garputala ini mengikuti
ajang balap Motor paling bergengsi di Dunia, WorldGP. Sayangnya, Pada Musim inilah
Yamaha juga harus gigit jari lantaran harus menerima hasil mengecewakan.

Hanya ikut di 1 kelas saja (250cc), Pembalap Andalan Yamaha Fumio Ito hanya bisa
bertengger pada peringkat 9 dengan Poin 7, Sementara pembalap lainnya Yoshikazu
Sunako hanya berada di posisi paling buncit dengan Poin 1. Atas dasar inilah, Yamaha
Mundur dari Ajang GP kelas 250 cc pada tahun 1962. Yamaha coba untuk menciptakan
sebuah mesin baru yang mampu bersaing dengan MotoGuzzi, Moto Morini, MV Agusta,
serta tentu dengan Seteru senegaranya Honda.

Tahun 1962 mungkin adalah tahun yang sangat memusingkan bagi Pabrikan Garputala ini.
Pasalnya, Mereka harus mampu melewati segala ke misteriusan dari Mesin 250 cc Honda
RC164 yang terkenal sangat bertenaga serta memiliki durability kelas wahid. Karena tak
ingin repot menggunakan mesin 4-Tak yang membutuhkan Riset “Gila” , Akhirnya Yamaha
berusaha mengembangkan Motor 2-Tak yang sesuai dengan jati dirinya selama ini. Motor
racikan anyar tersebut sebelumnya telah diuji coba di Ajang Balap Domestik Jepang serta
diberi nama Yamaha RD56.

Musim Pembuktian & Juara Dunia Pertama !!

Tahun 1963, Akhirnya adalah moment pembuktian bagi Yamaha !! Pasalnya, Pada tahun ini
mereka memutuskan untuk ikut serta dalam ajang WorldGP sebagai Tim yang layak untuk
diperhitungkan. Bukan tanpa alasan, Pasalnya Yamaha RD56 yang menggunakan mesin 2-
Tak, Inline-Twin, Terbukti mampu memuntahkan power yang sangar (Khas 2-Tak) plus
Durability yang mampu bejaban dengan Jagoan Honda & Moto Morini kala itu.

Musim WorldGP 1963, Yamaha RD56 yang ditunggangi oleh Fumio Ito, Yoshikazu Sunako,
Phil Read & Hiroshi Hasegawa, Sukses bersaing di 4 seri balapan dari total 10 seri yang
digelar di musim 1963. Kesuksesan pertama dimulai saat Seri paling bergengsi di Ajang
WorldGP, Isle Of Man TT (IOM TT) digelar. Saat itu Fumio Ito berhasil menggapai Podium
ke-2 serta mencatatkan dirinya sebagai Pembalap Jepang Pertama yang mampu naik
Podium di Seri WorldGP paling bergengsi tersebut.
Kesuksesan Tim Yamaha tak berhenti sampai disitu, Pabrikan Garputala ini juga berjaya
saat Seri GP Assen Belanda dimulai. Fumio Ito kembali mampu naik Podium dengan Finish
di Urutan kedua, Setelah Duel Sengit dengan Jim Redman yang menunggang Motor Honda.

Kemenangan Yamaha pertama diraih saat GP Belgia yang dihelat di Sirkuit Spa-
Francorchamps. Kala itu, Yamaha berhasil mencatatkan hasil gemilang dengan
menempatkan dua pembalapnya di Podium, masing-masing sebagai Juara & Runner-Up.
Adalah Fumio Ito, Sosok yang mampu mengantarkan Yamaha merengkuh Juara Seri
pertamanya di kancah GrandPrix, Diikuti Oleh Yoshikazu Sunako di posisi kedua.

Hasil yang gemilang ini mengantarkan Fumio Ito berhasil mengantarkan Nama Yamaha
bersinar setelah mampu bertengger di Posisi 3 Klasemen Akhir, Tertinggal 18 Poin dari
Pembalap Legendaris Honda, Jim Redman sebagai Juara & serta tertinggal 16 Poin dari
Pembalap Moto Morini, Tarquinio Provini.

Musim 1964, Adalah Musim GrandPrix yang paling membahagiakan bagi Pabrikan
Garputala. Pasalnya ditahun inilah mereka mampu menjadi Juara Dunia GrandPrix yang
Pertama Kalinya sepanjang keikutsertaanya di Ajang tersebut. Setelah tahun sebelumnya
Fumio Ito menjadi andalan, Kali ini Phil Read menjadi Aktor utama dibalik kesuksesan
Pabrikan Garputala merengkuh Gelar Juara Dunia. Menunggang Yamaha RD56 dengan
improvisasi terbaru, Phil Read sanggup menenggelamkan kedigdayaan Jim Redman yang
sebelumnya mampu menjadi Juara Dunia 2 x berturut-turut. Yamaha juga berhasil
mencatatkan hasil yang positif di Race kelas 125 cc dengan catatan 1 x finish di Podium ke-
2 bersama Motor Andalannya Yamaha RA97.

Kesuksesan ini ditorehkan Phil Read dalam torehan 5 kemenangan di kelas 250cc, Yang
diraih masing-masing di Seri Prancis (Charade), Jerman Barat (Solitude), Jerman Timur
(Sachsenring), Irlandia (Dunrod) & Italia (Monza). Tak hanya itu Brosist !! Pelapis Phil Read
yang enjadi pembalap kedua Yamaha juga mencatatkan hasil yang menawan, Michelle Duff,
Pembalap asal Kanada juga berhasil memenangi 1 seri GrandPrix yakni Seri GP Belgia
(Spa-Francorchamps), Sekaligus berhasil menempati posisi 4 di klasemen akhir.

Berkat keberhasilan kedua pembalapnya, Yamaha tak hanya mampu mengantarkan Phil
Read menjadi Juara Dunia GP250. Tapi juga sekaligus menjadi Juara Konstruktor di Tahun
1964 serta menumbangkan Kedigdayaan Honda yang telah bersinar sebelumnya selama 3
tahun berturut-turut. Berkat Kemenangan serta Pencapaian inilah, Produk 2-Tak Yamaha
semakin dikenal Dunia, serta Memiliki Reputasi yang baik terkait Performa, Reliability dan
Durability.

Musim Juara & Juara Dunia GP Kelas Premier Pertama Kali !

Melanjutkan Era kemenangan sebelumnya, Tahun 1965 menjadi tahun keemasan kedua
bagi Pabrikan berlambang Garputala ini. Di tahun inilah Yamaha berhasil menjuarai GP 250
cc untuk dua kali berturut-turut !! Catatan ini juga diikuti oleh Hasil gemilang yang dihasilkan
oleh pambalapnya, Phil Read & Michelle Duff. Phil Read berhasil mencatatkan kemenangan
fenomenal dengan merengkuh 7 kali Juara seri GrandPrix, Plus 1 seri kemenangan yang
ditorehkan Michelle Duff. Akhirnya, Yamaha mampu mengunci Juara Dunia GP250cc plus
Runner-Up yang saat itu diisi Michelle Duff.

Sejak Honda Resmi mengundurkan diri tahun 1968 karena regulasi silinder yang tak
bersahabat, Yamaha semakin digdaya di kancah GP250. Kemenangan Yamaha kemudian
sedikit tercoreng oleh ulah kontroversial dari pembalapnya pada akhir tahun 1960-an. Saat
itu, Tim Yamaha menjalankan Team-Order yang saat ini sangat dibenci oleh para pencinta
GrandPrix Modern. Namun, Apapun itu, Yamaha tetap mampu mencatatkan kemenangan
yang fantastis yakni Juara Dunia GP 250 cc pada tahun 1968, 1970, 1971 & 1972. Serta
Juara Dunia GP125 cc pada tahun 1967, 1968 & 1973, Sebelum akhirnya digempur oleh
Pabrikan Eropa yang kembali bertaji sepeninggal Honda.

Yamaha TZ 350, Jagoan GP 350 cc Yamaha !

Yamaha tak hanya berhenti sampai disitu, Tahun 1970-an Yamaha juga memulai Invasinya
di Kancah GP 350cc & GP 500 cc. Pada awal keikutsertaannya, Yamaha belum mampu
menjungkalkan kedigdayaan MV Agusta yang saat itu dihuni oleh sang legend, Giacomo
Agostini. Yamaha hanya mampu mendulang Juara Konstruktor, Tanpa mampu sekalipun
mengantarkan pembalapnya menjadi Juara Dunia.

Tahun 1974 bisa dibilang adalah tahun penuh keberuntungan bagi Yamaha. Pasalnya,
Giacomo Agostini dengan setumpuk Gelar Juara Dunia nya bersama MV Agusta mau
bergabung bersama Pabrikan Yamaha sekaligus mendevelop mesin baru yang nantinya
akan digunakan oleh Pembalap Yamaha Selanjutnya. Motor tersebut adalah Yamaha
YZR500, Jagoan Yamaha Sejati sebelum era YZR-M1 dimulai tahun 2002 silam.

Berkat tangan dingin Tim Engineer Yamaha plus pengalaman Giacomo Agostini sebagai
Rider, Akhirnya Yamaha mampu mencatatkan hasil yang menggembirakan di Tahun 1978
Brosist !! Di Tahun Inilah Yamaha mampu mencatatkan dirinya sebagai Pabrikan Jepang
Pertama yang mampu mengantarkan pembalapnya Menjadi Juara Dunia GrandPrix kelas
Premier (500 cc). Tak hanya itu, Giacomo Agostini juga mampu mengantarkan Juara Dunia
kelas 350 cc di tahun 1974, Atau tepat disaat Ia bergabung dengan Pabrikan “Revs Your
Heart” ini Brosist !! Well Done Yamaha !!!

Musim-musim berikutnya, Yamaha kembali menunjukkan Tajinya untuk mengantarkan


pembalapnya Menjadi Juara Dunia, Antara lain Kenny Roberts Sr. (1978,1979,1980), Eddie
Lawson (1984,1986,1988) & Wayne Rainey (1990,1991,1992). Yamaha juga mampu
kembali berjaya saat Regulasi mengharuskan Mereka meninggalkan Mesin 500 cc 2-Tak ke
Mesin 4-Tak yang lebih Ramah Lingkungan dengan Label MotoGP. Sosok Valentino Rossi
menjadi Inspirator Utama Yamaha setelah jebloknya prestasi mereka di 2 Musim Awal
MotoGP.

Yup, Berkat sumbangsih serta pengalaman berkelas yang dimiliki Rossi, YZR M1 yang
merupakan pengganti YZR500 mampu bersaing dengan jumawa-nya pabrikan Honda.
Valentino Rossi bersama YZR M1 juga mampu menggapai 4 x Gelar Juara Dunia bersama
Yamaha. Setelah Era “The Doctor” berakhir, Yamaha kembali mampu menelurkan bintang
baru yang juga tak kalah mentereng. Sosok tersebut adalah Jorge Lorenzo yang mampu
menyabet 2 x Gelar Juara Dunia diatas Yamaha YZR M1.

Unsur Intrinsik:
Tema:
Judul: Sejarah Perkembangan Yamaha Di Moto-GP
Tokoh dan Watak:
Alur: Maju
Latar:
-Tempat:
-Waktu:
-Suasana:
Sudut Pandang:
Amanat:

Unsur Ekstrinsik:

Makna Kata:
1.

Anda mungkin juga menyukai