Anda di halaman 1dari 30

McLaren Racing Limited merupakan sebuah tim balap mobil yang berkantor pusat di McLaren

Technology Centre di Woking, Surrey, Inggris. Tim McLaren dikenal sebagai


tim kontruktor Formula Satu tertua kedua yang masih aktif hingga saat ini dan tim paling sukses
kedua setelah tim Ferrari. Tim McLaren telah berhasil memenangi 12 gelar juara dunia
pembalap dan 8 gelar juara dunia konstruktor. Selain di dalam ajang Formula Satu, tim McLaren
juga berkompetisi di kejuaraan balap mobil roda terbuka Amerika sebagai tim dan
konstruktor sasis, serta pernah berhasil memenangkan kejuaraan balap mobil sport Canadian-
American Challenge Cup (Can-Am). Tim ini merupakan anak perusahaan dari McLaren
Group yang menjadi pemegang saham terbesarnya.

Tim yang didirikan pada tahun 1963 oleh pembalap mobil profesional dari Selandia Baru,
yaitu Bruce McLaren, ini berhasil memenangkan Grand Prix pertamanya pada Grand Prix Belgia
1968. Namun, kesuksesan awal mereka justru terjadi di Can-Am antara tahun 1967 dan 1971
ketika tim McLaren mendominasi kejuaraan tersebut. Tim McLaren terus melanjutkan
kesuksesan di negara Amerika Serikat dengan keberhasilannya memenangkan ajang
Indianapolis 500 oleh Mark Donohue pada musim 1972, dan Johnny Rutherford pada musim
1974 dan 1976. Setelah Bruce McLaren meninggal dunia akibat mengalami kecelakaan dalam
sebuah sesi pengujian pada 1970, Teddy Mayer mengambil alih kepemimpinan tim hingga
mereka berhasil meraih gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor Formula Satu pertamanya pada
musim 1974. Emerson Fittipaldi dan James Hunt kemudian berhasil memenangi gelar Kejuaraan
Dunia Pembalap, masing-masing pada musim 1974 dan 1976. Tahun 1974 juga menjadi awal
kerja sama jangka panjang antara tim McLaren dengan sponsor rokok Marlboro.

Pada musim 1981, tim McLaren melebur menjadi satu dengan tim Project Four Racing milik Ron
Dennis. Dennis kemudian menjabat sebagai kepala tim dan membeli kepemilikan tim McLaren.
Peristiwa ini menandai dimulainya era paling sukses mereka yang memenangi total tujuh gelar
Kejuaraan Dunia Pembalap oleh pembalap Niki Lauda, Alain Prost, dan Ayrton Senna dan enam
gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor dengan menggunakan mesin Porsche dan Honda. Kombinasi
pembalap Prost dan Senna mampu mendominasi balapan—mereka memenangi hampir semua
balapan pada musim 1988—tetapi Prost pada akhirnya bergabung ke tim Ferrari karena
persaingan tersebut. Tim Williams yang sama-sama berasal dari Inggris merupakan rival yang
paling konsisten pada periode ini, dengan memenangi gelar kejuaraan dunia konstruktor pada
musim 1984 dan 1994. Pada pertengahan dasawarsa 1990-an, Honda mundur dari
partisipasinya di dalam ajang Formula Satu, Senna pindah ke tim Williams, dan tim McLaren
menjalani tiga musim tanpa kemenangan. Tim McLaren baru kembali memenangi gelar
Kejuaraan Dunia pada musim 1998 and 1999 bersama dengan mesin Mercedes-Benz,
sponsor West, mantan perancang mobil tim Williams, yaitu Adrian Newey, dan pembalap Mika
Häkkinen. Pada tahun 2000-an, tim ini menjadi tim papan atas dengan pembalap Lewis
Hamilton meraih gelar juara dunia pada musim 2008.

Ron Dennis pensiun dari posisinya sebagai kepala tim McLaren pada tahun 2009, dan
menyerahkan posisinya kepada karyawan lama tim McLaren, yaitu Martin Whitmarsh. Di
penghujung tahun 2013, setelah musim terburuk bagi tim sejak musim 2004, Whitmarsh
digulingkan. Tim McLaren mengumumkan pada tahun 2013 bahwa mereka akan menggunakan
mesin Honda mulai dari tahun 2015 dan seterusnya, menggantikan posisi Mercedes-Benz.[5] Tim
ini berlomba sebagai McLaren Honda untuk yang pertama kalinya sejak musim 1992 di Grand
Prix Australia 2015. Pada bulan September 2017, tim McLaren secara resmi mengumumkan
bahwa mereka telah menyetujui pasokan mesin dengan Renault, mulai dari musim 2018 hingga
musim 2020. Tim McLaren kembali lagi menggunakan mesin Mercedes-Benz mulai dari musim
2021 hingga setidaknya musim 2024.[6]

Setelah pada awalnya kembali lagi ke dalam ajang Indianapolis 500 di musim 2017 sebagai
pendukung bagi tim Andretti Autosport untuk menjalankan Fernando Alonso dan kemudian
di musim 2019 sebagai entri independen, tim McLaren secara resmi mengumumkan pada bulan
Agustus 2019 bahwa mereka akan berkompetisi bersama dengan tim Arrow Schmidt Peterson
Motorsports mulai dari musim 2020 untuk menjalankan timnya di dalam Seri IndyCar secara
penuh, di mana entri gabungan tersebut diberi nama Arrow McLaren SP.[7] Pada awalnya tidak
memiliki kepemilikan dalam tim, tim McLaren akan membeli 75% operasional pada tahun 2021.[8]

Tim McLaren memasuki seri balapan off-road listrik Extreme E di musim 2022,[9] dan bergabung
bersama dengan ajang Formula E di Kejuaraan Dunia musim 2022-23.[10]

Pemasok mesin tim McLaren adalah pabrikan asal Jerman, yaitu Mercedes-Benz. Operasional
tim pada saat ini dipimpin oleh Andrea Stella, dengan pasangan pembalap yaitu Lando
Norris dan Oscar Piastri.

Namun di balik kesukesan yang telah diraih sampai ini, tersimpan juga cerita sedih yaitu di
musim 2007 saat tim McLaren dinyatakan bersalah atas kepemilikan data mobil tim Ferrari yang
dikenal dengan sebutan Spygate. Sebagai hukumannya mereka terkena diskualifikasi dari
kejuaraan dunia konstruktor tahun tersebut.

Tim ini memakai logo "S - Senna" di mobil F1 miliknya sejak kematian Ayrton Senna bersama
dengan tim Williams pada tanggal 1 Mei 1994 di Autodromo Enzo e Dino Ferrari, dimulai
dari Grand Prix Monako 2022, setelah tim Williams tidak lagi memakai logo tersebut.[11]

Awal mula[sunting | sunting sumber]

Pendiri tim McLaren Racing, Bruce McLaren

Bruce McLaren Motor Racing didirikan pada tahun 1963 oleh pembalap mobil profesional asal
Selandia Baru, yaitu Bruce McLaren.[12] Bruce adalah seorang pembalap pekerjaan untuk sebuah
tim Formula Satu asal Inggris, yaitu Cooper, yang mana dengannya, dia telah berhasil
memenangkan tiga Grand Prix, dan berada di urutan kedua di klasemen akhir Kejuaraan Dunia
Pembalap musim 1960. Ingin berkompetisi di dalam Australasia Tasman Series, Bruce
mendekati perusahaannya, tetapi ketika pemilik tim Charles Cooper bersikeras untuk
menggunakan mesin berspesifikasi Formula Satu 1,5 liter daripada motor 2,5 liter yang diizinkan
oleh Aturan Tasman, Bruce memutuskan untuk membentuk timnya sendiri untuk menjalankan
dia dan calon rekan setimnya di dalam ajang Formula Satu, yaitu Timmy Mayer, dengan mobil
Cooper yang dibuat secara khusus.[13]

Bruce berhasil memenangkan Seri musim 1964, tetapi Mayer terbunuh dalam sebuah sesi
latihan untuk balapan terakhir di Sirkuit Longford di Tasmania. Ketika Bruce McLaren mendekati
Teddy Mayer untuk membantunya membeli mobil sport Zerex dari Roger Penske, Teddy Mayer
dan Bruce McLaren mulai mendiskusikan kemitraan bisnis yang mengakibatkan Teddy Mayer
membeli Bruce McLaren Motor Racing Limited (BMMR) dan akhirnya menjadi pemegang saham
terbesar.[14][15] Tim ini bermarkas di Feltham pada tahun 1963 dan 1964, dan dari tahun 1965
hingga 1981 di Colnbrook, Inggris.[16] Tim ini juga memegang lisensi negara Inggris.[17] Meskipun
demikian, Bruce tidak pernah menggunakan British racing green tradisional di mobilnya.
Sebaliknya, ia menggunakan skema warna yang tidak didasarkan pada prinsip
nasional (misalnya mobil F1 pertamanya, McLaren M2B, dicat putih dengan garis hijau, untuk
mewakili tim fiksi Yamura dalam film John Frankenheimer, yang berjudul Grand Prix).[18]

Selama periode ini, Bruce membalap untuk timnya sendiri di balapan mobil sport di negara
Inggris dan kawasan Amerika Utara, dan juga mengikuti Seri Tasman 1965 bersama dengan Phil
Hill, tetapi tidak berhasil memenangkannya.[19] Dia terus membalap di Grand Prix untuk tim
Cooper, tetapi karena menilai performa tim tersebut semakin memudar, maka dia memutuskan
untuk membalap mobilnya sendiri pada tahun 1966.[20]

Sejarah balapan: Formula Satu[sunting | sunting sumber]


Hari-hari awal (1966–1967)[sunting | sunting sumber]

McLaren M2B, mobil Formula Satu pertama tim.

Mobil McLaren M7A tahun 1968 memberikan tim McLaren


kemenangan pertama mereka di dalam ajang Formula Satu. Dikendarai di sini oleh Bruce
McLaren di Nürburgring pada tahun 1969.

Bruce McLaren melakukan debut Grand Prix tim di Balapan Monako 1966 (dari tim Formula Satu
saat ini, hanya tim Ferrari saja yang lebih tua[21][b]).[12] Balapannya berakhir setelah sembilan
putaran karena mobilnya mengalami kebocoran oli terminal.[23] Mobil untuk
musim 1966 adalah M2B yang dirancang oleh Robin Herd, namun program tersebut terhambat
oleh pilihan mesin yang buruk: versi 3.0 liter dari Ford Indianapolis
500 dan Serenissima V8 digunakan, yang terakhir mencetak poin pertama untuk tim di Inggris,
namun keduanya lemah dan tidak dapat diandalkan.[20][23] Untuk musim 1967, Bruce memutuskan
untuk menggunakan mesin V12 British Racing Motors (BRM), namun karena penundaan pada
mesin, awalnya terpaksa menggunakan mobil Formula Dua yang dimodifikasi bernama M4B,
yang ditenagai oleh BRM V8 2,1 liter, kemudian membuat mobil serupa namun sedikit lebih
besar yang disebut M5A untuk V12.[23] Tidak ada mobil yang membawa kesuksesan besar, di
mana hasil terbaiknya adalah finis di posisi keempat di Monako.

Berkas:McLaren logo (original).png Logo asli tim McLaren dirancang oleh Michael Turner, dan
menampilkan burung kiwi, ikon negara Selandia Baru. [24][25]

Mesin Ford-Cosworth DFV (1968–1982)[sunting | sunting sumber]


Untuk musim 1968, setelah menjadi satu-satunya pembalap McLaren selama dua tahun
sebelumnya, Bruce ditemani oleh juara dunia tahun 1967 dan rekan senegaranya dari Selandia
Baru, yaitu Denny Hulme, yang sudah membalap untuk tim McLaren di dalam ajang Can-Am.[26]
[27]
Mobil M7A yang baru pada tahun itu, desain akhir Herd untuk tim, ditenagai oleh
mesin Cosworth DFV yang baru dan akan segera ada di mana-mana[28][29] (DFV akan terus
digunakan oleh tim McLaren hingga tahun 1983) dan dengan itu terjadi kemajuan besar dalam
bentuknya. Bruce berhasil memenangkan Race of Champions di sirkuit Brands Hatch, dan
Hulme berhasil memenangkan International Trophy di Silverstone, yang mana keduanya adalah
balapan non-kejuaraan,[30] sebelum Bruce berhasil meraih kemenangan Kejuaraan Dunia yang
pertama bagi tim di Grand Prix Belgia.[31] Hulme juga berhasil memenangkan Grand
Prix Italia dan Kanada di akhir tahun, membantu tim tersebut menempati posisi kedua di dalam
klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor. Menggunakan versi 'C' yang diperbarui pada M7,
[32]
tiga kali naik podium berikutnya diraih oleh Bruce di musim 1969, namun kemenangan yang
kelima bagi tim harus menunggu hingga balapan terakhir Kejuaraan Dunia musim 1969, ketika
Hulme berhasil memenangkan Grand Prix Meksiko. Pada tahun itu, tim McLaren bereksperimen
dengan penggerak empat roda di mobil M9A, namun mobil tersebut hanya sekali jalan-jalan
yang dikemudikan oleh Derek Bell di Grand Prix Inggris; Bruce menggambarkan
mengendarainya seperti "mencoba menulis tanda tangan Anda dengan seseorang yang
menggerakkan siku Anda".[33]

Tahun 1970 dimulai dengan finis di posisi kedua, masing-masing untuk Hulme dan Bruce, di dua
Grand Prix pertama, namun pada bulan Juni, Bruce tewas di dalam sebuah kecelakaan
di Goodwood pada saat sedang menguji Mobil M8D Can-Am yang baru.[32] Setelah
kematiannya, Teddy Mayer mengambil alih kendali tim secara efektif;[15] Hulme melanjutkan
dengan Dan Gurney dan Peter Gethin yang bermitra bersama dengannya. Gurney berhasil
memenangkan dua acara balapan Can-Am yang pertama di Mosport dan St. Jovite dan
menempati posisi kesembilan di acara balapan yang ketiga, tetapi meninggalkan tim pada
pertengahan musim, dan Gethin mengambil alih dari sana. Meskipun musim 1971 dimulai
dengan menjanjikan ketika Hulme memimpin jalannya putaran pembuka musim di Afrika
Selatan sebelum pensiun karena suspensi mobilnya mengalami kerusakan,[34] namun pada
akhirnya Hulme, Gethin (yang berangkat ke tim BRM pada pertengahan musim,[35]), dan Jackie
Oliver kembali gagal mencetak kemenangan. Namun, pada musim 1972, terjadi peningkatan:
Hulme berhasil memenangkan Grand Prix yang pertama bagi tim selama dua setengah tahun
di Afrika Selatan, dan dia serta Peter Revson berhasil mencetak sepuluh podium yang lainnya,
dan membuat tim finis di urutan ketiga di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor.
Tim McLaren lantas memberikan Jody Scheckter debutnya di dalam ajang Formula Satu
pada balapan terakhir di Watkins Glen.[35] Semua pembalap McLaren menggunakan mesin Ford-
Cosworth, kecuali Andrea de Adamich dan Nanni Galli, yang menggunakan mesin dari Alfa
Romeo pada tahun 1970.

Emerson Fittipaldi berhasil memenangkan gelar Kejuaraan


Dunia Pembalap musim 1974 bersama dengan tim McLaren.

Mobil McLaren M23, yang dirancang oleh Gordon Coppuck, adalah mobil yang baru untuk tim
untuk musim 1973.[35] Berbagi bagian dari desain mobil Formula Satu McLaren M19 dan mobil
Indianapolis M16 (terinspirasi oleh mobil 72 milik tim Lotus),[36] mobil itu menjadi andalan selama
empat tahun.[37] Hulme berhasil menang dengan mobil itu di Swedia dan Revson berhasil meraih
satu-satunya kemenangan Grand Prix dalam kariernya di Inggris dan Kanada. Pada
musim 1974, Emerson Fittipaldi, juara dunia bersama dengan tim Lotus pada dua tahun
sebelumnya, bergabung bersama dengan tim McLaren.[38] Hulme, di dalam musim terakhirnya di
dalam ajang Formula Satu,[39] berhasil memenangkan balapan pembuka musim di Argentina;
Fittipaldi, dengan kemenangan di Brasil, Belgia, dan Kanada, mengambil alih posisi sebagai
pimpinan klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap. Itu adalah pertarungan yang sengit
bagi Fittipaldi, yang mengamankan gelar juara dunia dengan finis di posisi keempat di balapan
terakhir musim ini di Grand Prix Amerika Serikat, dan menempatkannya unggul tiga poin
dari Clay Regazzoni yang membela tim Ferrari. Bersama dengan Hulme dan juga juara dunia
sepeda motor beberapa kali, yaitu Mike Hailwood, dia juga menyegel gelar Kejuaraan Dunia
Konstruktor yang pertama untuk tim McLaren. Tahun 1975 kurang sukses bagi tim: Fittipaldi
berada di urutan kedua di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor di belakang Niki
Lauda. Pengganti Hulme, yaitu Jochen Mass, meraih satu-satunya kemenangan GP di Spanyol.

Pada akhir tahun 1975, Fittipaldi keluar untuk bergabung bersama dengan tim saudaranya,
yaitu tim Fittipaldi/Copersucar.[38] Karena pembalap papan atas sudah menandatangani kontrak
dengan tim lain, maka Mayer beralih ke James Hunt, seorang pembalap yang menurut penulis
biografi, yaitu Gerald Donaldson, memiliki "reputasi yang meragukan".[40] Pada musim 1976,
Lauda kembali tampil tangguh dengan mobil Ferrarinya; pada pertengahan musim, ia memimpin
klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 56 poin, sementara Hunt hanya
mengumpulkan 26 poin meskipun menang di Spanyol (perlombaan di mana ia pada awalnya
didiskualifikasi[41]) dan Prancis. Namun, pada Grand Prix Jerman, Lauda mengalami sebuah
kecelakaan yang parah, di mana dia hampir saja terbunuh, dan terpaksa harus melewatkan dua
balapan berikutnya.[42] Hunt memanfaatkannya dengan memenangkan empat Grand Prix lagi,
sehingga memberinya defisit tiga poin saat memasuki final di Jepang. Di sini hujan turun deras,
di mana Lauda pensiun karena masalah keselamatan, dan Hunt berhasil menyegel gelar
Kejuaraan Dunia Pembalap dengan finis di urutan ketiga.[41] Tim McLaren, bagaimanapun, kalah
di dalam Kejuaraan Dunia Konstruktor dari tim Ferrari.

Pada musim 1977, mobil M23 secara bertahap digantikan dengan mobil M26, penampilan
terakhir mobil M23 adalah debut Formula Satu Gilles Villeneuve bersama dengan tim di dalam
satu balapan penampilan di Grand Prix Inggris.[43][44] Hunt berhasil menang sebanyak tiga kali
pada tahun itu, tetapi kombinasi Lauda dan tim Ferrari terbukti terlalu kuat, di mana Hunt dan tim
McLaren masing-masing hanya menempati posisi kelima dan ketiga di dalam klasemen akhir
Kejuaraan Dunia Pembalap dan Konstruktor. Sejak saat itu, hasilnya terus memburuk. Tim Lotus
dan Mario Andretti berhasil meraih gelar juara dunia musim 1978 dengan
mobil 78 dan 79 ground-effect mereka,[45] dan baik Hunt maupun pengganti Mass, yaitu Patrick
Tambay, tidak mampu melakukan tantangan serius dengan mobil M26 yang merupakan mobil
non-ground-effect.[46] Hunt dikeluarkan pada akhir tahun 1978 untuk mendukung Ronnie
Peterson dari tim Lotus, tetapi ketika Peterson terbunuh dalam kecelakaan di Grand Prix
Italia, John Watson malah ditandatangani.[47] Tidak ada perbaikan yang terjadi pada musim 1979;
Desain mobil M28 Coppuck digambarkan oleh Mayer sebagai "mengerikan, sebuah bencana"
dan "sangat jahat" dan mobil M29 tidak berbuat banyak untuk mengubah situasi.[47] Tambay tidak
mencetak poin dan Watson hanya mencetak 15 poin untuk menempatkan tim di urutan
kedelapan pada akhir tahun.

Lima tahun setelah pensiun pertamanya, Lauda berhasil


memenangkan gelar juara dunia ketiganya dengan mengendarai mobil McLaren MP4/2.
Alain Prost, digambarkan di sini di Grand Prix Jerman 1985,
berhasil memenangkan tiga gelar Kejuaraan Dunia Pembalap bersama dengan tim McLaren.

Dilengkapi dengan mesin Honda dan kekuatan penggerak Prost


dan Ayrton Senna untuk musim 1988, tim McLaren mendominasi musim ini, memenangkan semua
kecuali satu balapan. Senna berhasil memenangkan gelar kejuaraan dunia pertamanya setelah
pertarungan selama satu musim dengan Prost.

Tahun 1980-an dimulai tepat setelah tahun 1970-an berakhir: Alain Prost mengambil alih jabatan
dari Tambay,[48] tetapi Watson dan dia jarang mencetak poin. Di bawah tekanan yang meningkat
sejak tahun sebelumnya dari sponsor utama Philip Morris dan eksekutif mereka, yaitu John
Hogan, Mayer dipaksa untuk menggabungkan tim McLaren dengan tim Project Four Formula
Dua Ron Dennis, yang juga disponsori oleh Philip Morris.[49][50] Dennis memiliki desainer John
Barnard yang, terinspirasi oleh sayap belakang serat karbon mobil balap BMW M1 yang sedang
dipersiapkan oleh Project Four, memiliki ide untuk sasis Formula Satu inovatif yang dibuat dari
serat karbon sebagai pengganti paduan aluminium konvensional.[51] Mereka sendiri sebetulnya
tidak mempunyai uang untuk membangunnya, namun dengan adanya investasi yang diperoleh
dari merger, maka perusahaan tersebut menjadi McLaren MP4 (yang kemudian disebut MP4/1)
pada musim 1981, dan dikemudikan oleh Watson dan Andrea de Cesaris.[52][53] Di MP4, Watson
berhasil memenangkan Grand Prix Inggris dan tiga kali naik ke atas podium. Segera setelah
merger, tim McLaren pindah dari Colnbrook ke markas baru di Woking dan Dennis serta Mayer
pada awalnya berbagi jabatan sebagai direktur pelaksana perusahaan; pada tahun 1982, Mayer
telah pergi dan kepemilikan Tyler Alexander serta kepemilikan sahamnya telah dibeli oleh
pemilik yang baru.[54][55]

Mesin TAG-Porsche dan Honda (1983–1992)[sunting | sunting sumber]


Pada awal tahun 1980-an, tim-tim seperti Renault, Ferrari, dan Brabham menggunakan mesin
1,5 liter turbocharged, dan menggantikan mesin aspirasi alami 3.0 liter, yang telah menjadi
standar sejak tahun 1966.[29] Setelah melihat kebutuhan akan mesin turbo pada tahun 1982,
Dennis telah meyakinkan pendukung tim Williams, yaitu Techniques d'Avant Garde (TAG) untuk
mendanai mesin turbo Porsche bermerek TAG yang dibuat sesuai dengan spesifikasi dari
Barnard; Pendiri TAG, yaitu Mansour Ojjeh, kemudian menjadi pemegang saham tim McLaren.
Sementara itu, mereka melanjutkan dengan menggunakan mesin Cosworth pada saat saingan
lamanya, yaitu Lauda, keluar dari masa pensiunnya pada tahun 1982 untuk membalap bersama
dengan Watson dalam pengembangan MP4 1B pada tahun itu.[52][56][57] Mereka masing-masing
memenangkan dua balapan, Watson terutama dari posisi ke-17 di grid pada Detroit,[52] dan pada
satu tahap musim, tim McLaren berada di urutan kedua di dalam klasemen akhir Kejuaraan
Dunia Konstruktor. Sebagai bagian dari perselisihan dengan FISA, mereka memboikot Grand
Prix San Marino.[58] Meskipun musim 1983 tidak begitu membuahkan hasil, namun Watson
kembali berhasil menang di Amerika Serikat, kali ini dari posisi ke-22 di grid, di Long Beach.[59]

Setelah dipecat oleh tim pabrikan Renault, Prost kembali lagi ke tim McLaren sekali lagi untuk
musim 1984.[60] Kini, dengan menggunakan mesin TAG, tim mendominasi, dengan mencetak 12
kemenangan dan poin konstruktor dua setengah kali lebih banyak dibandingkan rival
terdekatnya, yaitu tim Ferrari. Di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, Lauda
berhasil mengalahkan Prost dengan selisih setengah poin, margin tersempit yang pernah ada.
[61]
Koalisi McLaren-TAG kembali kuat di musim 1985; gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor yang
ketiga datang, sementara kali ini Prost berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap.
Pada musim 1986, tim Williams bangkit kembali dengan mesin Honda dan duet pembalap Nigel
Mansell dan Nelson Piquet, sementara di tim McLaren, pengganti Lauda, yaitu juara dunia
musim 1982, Keke Rosberg, tidak bisa menyatu dengan mobilnya. Tim Williams berhasil
merebut gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor, tetapi untuk Prost, kemenangan di San
Marino, Monako, dan Austria, yang digabungkan dengan fakta bahwa para pembalap Williams
saling mengambil poin berarti dia tetap memiliki peluang untuk memasuki balapan terakhir,
yaitu Grand Prix Australia. Di sana, kebocoran ban yang dialami oleh Mansell dan pit stop yang
hati-hati bagi Piquet memberi Prost kemenangan balapan dan gelar juara dunia untuk yang
kedua kalinya, menjadikannya sebagai pembalap pertama yang berhasil memenangkan gelar
Kejuaraan Dunia Pembalap secara berturut-turut sejak Jack Brabham di musim 1959 dan 1960.
[62]
In 1987 Barnard berangkat ke tim Ferrari untuk digantikan oleh Steve Nichols (yang
bergabung bersama dengan tim Ferrari pada tahun 1989).[63][64][65] Namun, di tangan Prost
dan Stefan Johansson, mobil MP4/3 Nichols dan mesin TAG tidak dapat menandingi koalisi
Williams-Honda.

Untuk musim 1988, Honda mengalihkan pasokan mereka ke tim McLaren dan, didorong oleh
Prost, Dennis menandatangani Ayrton Senna untuk membalap.[66] Meskipun peraturan
mengurangi peningkatan tekanan dan kapasitas bahan bakar (dan juga tenaga) pada mobil
turbo, namun Honda tetap menggunakan mesin turbocharged.[67] Di mobil MP4/4, Senna dan
Prost terlibat dalam pertarungan sepanjang musim, memenangkan 15 dari 16 balapan (pada
balapan lainnya di Monza, Senna telah memimpin jalannya lomba dengan nyaman, tetapi
bertabrakan dengan pembalap di barisan belakang, yaitu Jean-Louis Schlesser[68]). Pada Grand
Prix Portugal, hubungan mereka memburuk ketika Senna menekan Prost ke dinding pit; Prost
berhasil menang, tetapi kemudian berkata bahwa, "Itu berbahaya. Jika dia sangat menginginkan
[gelar] kejuaraan dunia [pembalap], dia bisa mendapatkannya."[69] Prost mencetak lebih banyak
poin pada tahun itu, tetapi karena hanya 11 hasil terbaik saja yang dihitung, maka Senna
berhasil merebut gelar juara dunia pada balapan kedua dari terakhir di Jepang.[70][71]

Pada tahun berikutnya, ketika turbo dilarang, Honda memasok mesin 3,5 L baru yang disedot
secara alami, yaitu mesin V10,[72] dan tim McLaren kembali berhasil memenangkan kedua gelar
Kejuaraan Dunia tersebut dengan mobil MP4/5. Namun, hubungan pembalap mereka terus
memburuk, terutama ketika, di Grand Prix San Marino, Prost merasa Senna telah mengingkari
perjanjian untuk tidak saling berpapasan satu sama lain di tikungan pertama.[73] Percaya bahwa
Honda dan Dennis lebih menyukai Senna, Prost mengumumkan pada pertengahan musim
bahwa dia akan pergi untuk membalap di tim Ferrari pada tahun berikutnya.[74] Untuk tahun kedua
secara berturut-turut, gelar Kejuaraan Dunia Pembalap diputuskan di Grand Prix Jepang, kali ini
menguntungkan Prost setelah Senna dan dia bertabrakan (Senna pada awalnya berhasil pulih
dan memenangkan perlombaan, namun kemudian didiskualifikasi).[75]
Pada musim 1993, Honda telah mengundurkan diri dari ajang
F1 dan tim tersebut menggunakan mesin V8 Ford yang kurang bertenaga untuk menggerakkan mobil
MP4/8. Meskipun Ayrton Senna (foto di GP Jerman) berhasil memenangkan lima balapan, namun
tim McLaren bukanlah tandingan tim dominan Williams. Setelah Grand Prix Australia 1993, tim gagal

memenangkan perlombaan hingga musim 1997. Mika


Häkkinen berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap musim 1998 dan 1999 bersama
dengan tim McLaren. Dia ditampilkan di sini di Grand Prix Kanada 1999, sebuah acara balapan yang
berhasil dia menangkan.

Dengan mantan pemain tim McLaren, yaitu Nichols dan Prost, (Barnard pindah ke tim Benetton),
tim Ferrari mendorong tim asal Inggris ini lebih dekat pada musim 1990. Tim McLaren, pada
gilirannya, mendatangkan Gerhard Berger dari tim Ferrari, tetapi seperti dua musim sebelumnya,
gelar Kejuaraan Dunia Pembalap dipimpin oleh Prost dan Senna, dan diselesaikan di balapan
kedua dari terakhir di Jepang. Di sini, Senna bertabrakan dengan Prost di tikungan pertama,
memaksa keduanya untuk mundur, namun kali ini Senna lolos dari hukuman dan merebut gelar
juara dunia;[76] Tim McLaren juga memenangkan Kejuaraan Konstruktor. Tahun 1991 adalah
tahun lain bagi tim McLaren dan Senna, dengan tim Williams yang bertenaga Renault menjadi
penantang terdekat mereka. Pada mobil 1992, tim Williams, dengan mobil canggih mereka,
yaitu FW14B,[77] telah menyalip tim McLaren, mematahkan rekor empat tahun mereka sebagai
juara dunia, meskipun tim McLaren berhasil memenangkan lima balapan pada tahun itu.

Mesin Ford, Lamborghini, dan Peugeot (1993–1994)[sunting | sunting


sumber]
Ketika Honda menarik diri dari olahraga ini pada akhir tahun 1992,[78] tim McLaren mencari
pemasok mesin yang baru. Kesepakatan untuk mengamankan mesin Renault gagal, kemudian
tim McLaren beralih ke mesin pelanggan Ford untuk musim 1993.[79] Senna—yang pada awalnya
hanya menyetujui kontrak balapan demi balapan sebelum kemudian menandatangani kontrak
selama setahun penuh[80][81]—berhasil memenangkan lima balapan, termasuk kemenangan
keenam yang memecahkan rekor di Monako dan kemenangan di Grand Prix Eropa, di mana ia
naik dari posisi kelima ke posisi pertama pada putaran pembuka balapan.[82] Rekan setimnya,
yaitu juara CART musim 1991, Michael Andretti, bernasib jauh lebih buruk; dia hanya berhasil
mencetak tujuh poin saja, dan posisinya digantikan oleh pembalap tes Mika Häkkinen untuk tiga
putaran terakhir musim ini.[83][84] Tim Williams pada akhirnya berhasil memenangkan kedua gelar
Kejuaraan Dunia tersebut, dan Senna—yang sempat tergoda untuk pindah ke sana pada tahun
1993—menandatangani kontrak dengan mereka untuk musim 1994.[79][85] Selama musim 1993,
tim McLaren mengambil bagian dalam tujuh bagian film dokumenter BBC Television, yang
berjudul A Season With McLaren.[86]
Tim McLaren menguji mesin Lamborghini V12 menjelang musim 1994, sebagai bagian dari
kesepakatan potensial dengan pemilik Lamborghini saat itu Chrysler, sebelum akhirnya
memutuskan untuk menggunakan mesin Peugeot. Dengan tenaga Peugeot, mobil
MP4/9 dikendarai oleh Häkkinen dan Martin Brundle, dan meskipun meraih delapan podium
sepanjang musim, namun tidak ada kemenangan yang berhasil diraih. Peugeot dikeluarkan
setelah satu tahun karena beberapa kegagalan mesin/tidak dapat diandalkan, yang
menyebabkan tim McLaren kehilangan potensi kemenangan balapan dan mereka beralih ke
mesin bermerek Mercedes-Benz, yang dirancang oleh Ilmor.[87]

Kerja sama dengan Mercedes (1995–2014)[sunting | sunting sumber]


1995–2009: Tim pabrikan Mercedes[sunting | sunting sumber]
Untuk musim 1995 dan seterusnya, tim McLaren mengakhiri kesepakatan mesin mereka
dengan Peugeot Sport dan memulai kemitraan pengerjaan penuh mesin dengan Mercedes-Benz
High Performance Engines untuk yang pertama kalinya, setelah Pabrikan asal Jerman tersebut
menghabiskan satu tahun bermitra bersama dengan tim Sauber.[88] Kemitraan ini mencakup
mesin gratis dari Mercedes-Benz yang dibuat dan dirakit oleh Ilmor Engineering, kendaraan tim
resmi Mercedes-Benz, dukungan finansial, juga mendapatkan dukungan pabrik penuh
dari Daimler AG dan Mercedes-Benz, dan juga staf Mercedes-Benz dan Ilmor akan bekerja
dengan tim di markas mereka di Woking.

Mobil Formula Satu McLaren untuk musim 1995, yaitu MP4/10, bukanlah yang terdepan dan
pengganti Brundle, yaitu mantan juara dunia musim 1992, Nigel Mansell, tidak mampu untuk
masuk ke dalam mobil pada awalnya dan berangkat setelah hanya dua balapan, dengan Mark
Blundell yang menggantikan posisinya.[89]

Sementara tim Williams mendominasi di musim 1996, tim McLaren, sekarang dengan David
Coulthard bersama dengan Häkkinen,[90] menjalani musim ketiga berturut-turut tanpa
kemenangan. Namun, pada musim 1997, Coulthard berhasil memecahkan rekor tidak berguna
ini dengan keberhasilannya memenangkan Grand Prix Australia; Häkkinen dan dia masing-
masing berhasil memenangkan perlombaan lain sebelum akhir musim, dan desainer
berperingkat tinggi, yaitu Adrian Newey, bergabung bersama dengan tim dari tim Williams pada
bulan Agustus tahun itu.[91] Meskipun kecepatan mobil meningkat, namun ketidakandalan terbukti
merugikan sepanjang musim, dengan penghentian balapan di Grand
Prix Inggris dan Luksemburg yang terjadi pada saat Häkkinen sedang memimpin jalannya
lomba.

Dengan Newey yang dapat memanfaatkan peraturan teknis baru untuk musim 1998,[92] dan
dengan Williams kehilangan mesin Renault andalannya setelah Renault mundur sementara dari
olahraga tersebut, tim McLaren sekali lagi mampu menantang Kejuaraan Dunia. Häkkinen dan
Coulthard berhasil memenangkan lima dari enam balapan pertama, meskipun sistem "brake
steer" tim dilarang, yang memungkinkan rem belakang untuk dioperasikan secara individual
untuk mengurangi understeer, setelah sebuah protes yang dilancarkan oleh tim Ferrari pada
balapan kedua di Brasil.[93][94][95] Schumacher dan tim Ferrari memberikan persaingan terhebat, di
mana Schumacher menyamakan poin dengan Häkkinen dengan dua balapan tersisa, namun
menang untuk Häkkinen di Grand Prix Luksemburg dan Jepang memberinya gelar Kejuaraan
Dunia Pembalap dan juga gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor untuk tim McLaren. Häkkinen
berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap untuk yang kedua kalinya di Kejuaraan
Dunia musim berikutnya, tetapi karena kombinasi kesalahan pembalap dan kegagalan mekanis,
maka tim tersebut terpaksa harus rela kehilangan gelar juara dunia konstruktor dari tim Ferrari.
Mekanik mendorong MP4-19 Kimi Räikkönen ke dalam garasi
selama berlangsungnya sesi kualifikasi untuk Grand Prix AS di Indianapolis pada tahun 2004.

Pada musim 2000, tim McLaren berhasil memenangkan tujuh balapan dalam pertarungan jarak
dekat dengan tim Ferrari, namun pada akhirnya tim Ferrari dan Schumacher berhasil menang di
kedua kompetisi tersebut. Hal ini menandai dimulainya penurunan performa pada saat tim
Ferrari mengukuhkan dominasi mereka di dalam ajang Formula Satu dan juga material
mesin berilium yang dilarang di dalam ajang Formula Satu, yang memengaruhi performa mesin
Mercedes. Pada musim 2001, Häkkinen dikalahkan oleh Coulthard untuk yang pertama kalinya
sejak musim 1997 dan pensiun (mengakhiri kemitraan pembalap yang terlama di dalam sejarah
ajang Formula Satu), di mana tempatnya digantikan oleh Kimi Räikkönen,[96] dan kemudian pada
musim 2002, Coulthard meraih kemenangan tunggal mereka di Monako, sementara tim Ferrari
mengulangi prestasi tim McLaren pada tahun 1988 dengan 15 kemenangan dalam satu musim.

Tahun 2003 dimulai dengan menjanjikan, dengan masing-masing satu kemenangan untuk
Coulthard dan Räikkönen di dua Grand Prix pertama. Namun, hal tersebut terhambat karena
mobil MP4-18 yang dirancang untuk tahun tersebut mengalami masalah uji tabrak dan
keandalan, dan memaksa mereka untuk terus menggunakan pengembangan 'D' dari MP4-
17 yang sudah berusia satu tahun lebih lama dari rencana awal.[97] Meskipun demikian,
Räikkönen secara konsisten mencetak poin dan menantang Kejuaraan Dunia hingga balapan
terakhir, hingga pada akhirnya kalah dua poin. Tim memulai musim 2004 dengan
menggunakan mobil MP4-19, yang digambarkan oleh direktur teknis, yaitu Adrian Newey,
sebagai "versi debug dari [MP4-18]".[97] Namun, mobil itu tidak berhasil, dan digantikan pada
pertengahan musim oleh mobil MP4-19B. Dengan ini, Räikkönen berhasil mencetak
kemenangan tim dan satu-satunya kemenangannya tahun ini di Grand Prix Belgia, dan tim
McLaren finis di posisi kelima di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor, peringkat
yang terburuk untuk mereka sejak musim 1983.

Coulthard berangkat ke tim Red Bull Racing pada musim 2005 untuk digantikan oleh mantan
juara CART, yaitu Juan Pablo Montoya, untuk musim yang paling sukses bagi tim McLaren
dalam beberapa tahun, usai ia dan Räikkönen berhasil memenangkan sepuluh balapan. Namun,
kedua tim tidak dapat mengetahui mengapa mobil tidak dapat memanaskan ban mobilnya
dengan baik pada tahap awal musim, dan tidak dapat diandalkannya MP4-20 secara
keseluruhan menyebabkan tim kehilangan beberapa kemenangan balapan ketika Räikkönen
telah memimpin jalannya lomba atau bersaing untuk menang, dan juga membuatnya kehilangan
posisi grid di beberapa sesi kualifikasi, yang memungkinkan tim Renault dan pembalap mereka,
yaitu Fernando Alonso, untuk memanfaatkan dan memenangkan kedua gelar juara dunia
tersebut.

Kimi Räikkönen ditantang untuk memenangkan gelar Kejuaraan


Dunia Pembalap di musim 2005.
Pada musim 2006, keandalan dan kecepatan superior dari tim Ferrari dan Renault menghalangi
tim untuk meraih kemenangan apa pun untuk yang pertama kalinya dalam satu dekade.
Montoya berpisah secara sengit dengan tim untuk balapan di dalam
ajang NASCAR setelah Grand Prix Amerika Serikat, di mana ia menabrak Räikkönen di awal;
pembalap tes Pedro de la Rosa mewakili sisa musim ini.[98] Tim juga kehilangan Räikkönen yang
keluar dari tim untuk bergabung bersama dengan tim Ferrari pada akhir tahun.[99]

Steve Matchett berpendapat bahwa buruknya keandalan mobil McLaren pada tahun 2006 dan
beberapa tahun sebelumnya disebabkan oleh kurangnya kontinuitas dan stabilitas di dalam
tubuh tim.[100] Contoh ketidakstabilan yang dikutip olehnya adalah tantangan logistik terkait
kepindahan ke Pusat Teknologi McLaren, pembatalan kepindahan Adrian Newey ke tim
Jaguar dan kemudian pindah ke tim Red Bull, kepindahan berikutnya dari wakil Newey ke tim
Red Bull, dan pergantian personel di Ilmor.[100]

Fernando Alonso mengalami tahun yang sulit dan kontroversial


bersama dengan tim McLaren di musim 2007.

Setelah tidak berhasil meraih kemenangan pada tahun 2006, tim kembali lagi ke status
kompetitif di musim 2007. Pada tahun itu, Fernando Alonso berlomba bersama dengan debutan
Formula Satu dan anak didik lama tim McLaren, yaitu Lewis Hamilton.[101][102] Pasangan ini masing-
masing berhasil mencetak empat kemenangan dan memimpin klasemen sementara Kejuaraan
Dunia Pembalap selama hampir sepanjang tahun, namun ketegangan muncul di dalam tim, di
mana BBC Sport mengklaim bahwa Alonso tidak mampu untuk mengatasi daya saing Hamilton.
[103]
Pada Grand Prix Hongaria, Alonso dinilai sengaja menghalangi laju rekan setimnya pada saat
sesi kualifikasi, sehingga tim tidak diperbolehkan untuk mencetak poin Konstruktor pada acara
balapan tersebut.[104] Kesepakatan internal di dalam tim McLaren menyatakan bahwa pembalap
akan memiliki putaran tambahan untuk sesi kualifikasi, namun Lewis Hamilton menolak untuk
menerimanya di Grand Prix Hongaria. Selanjutnya, tim McLaren diselidiki oleh FIA karena
memiliki cetak biru teknis mobil tim Ferrari – yang disebut kontroversi "Spygate". Pada sidang
pertama, manajemen tim McLaren secara konsisten menyangkal semua pengetahuan,
menyalahkan satu "insinyur nakal". Namun, dalam sidang terakhir, tim McLaren dinyatakan
bersalah dan tim tersebut dikeluarkan dari klasemen Kejuaraan Dunia Konstruktor dan didenda
sebesar $100 juta.[105] Para pembalap diizinkan untuk melanjutkan balapan tanpa penalti, dan
pada saat Hamilton memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap menuju balapan
terakhir di Brasil, Räikkönen bersama dengan tim Ferrari berhasil memenangkan perlombaan
dan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap serta Konstruktor, dengan satu poin di depan kedua
pembalap McLaren. Pada bulan November, Alonso dan tim McLaren setuju untuk mengakhiri
kontrak mereka dengan persetujuan bersama, Heikki Kovalainen mengisi kursi kosong bersama
dengan Hamilton.[106][107]

Lewis Hamilton berhasil memenangkan balapan pembuka


musim 2008 di Australia, dan kemudian berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap.
Pada musim 2008, pertarungan sengit terjadi antara Hamilton dan duet pembalap Ferrari,
yaitu Felipe Massa dan Räikkönen; Hamilton berhasil menang sebanyak lima kali, dan meskipun
juga melintasi garis finis sebagai yang pertama di Grand Prix Belgia, namun ia dianggap telah
memperoleh keuntungan ilegal dengan memotong tikungan pada saat menyalip dan secara
kontroversial diturunkan ke posisi ketiga.[108] Menjelang balapan terakhir di Brasil, Hamilton
unggul tujuh poin atas Massa. Massa berhasil menang di sana, tetapi Hamilton secara dramatis
berhasil meraih gelar Kejuaraan Dunia Pembalap pertamanya dengan naik ke posisi kelima
pada tikungan terakhir putaran terakhir balapan. Meskipun berhasil memenangkan Grand Prix
pertamanya di Hongaria, namun Kovalainen menyelesaikan musim hanya di urutan ketujuh saja
di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap secara keseluruhan, dan memungkinkan
tim Ferrari untuk mengambil gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor.

Sebelum dimulainya musim 2009, Dennis pensiun sebagai kepala tim, dan menyerahkan
tanggung jawab tersebut kepada Martin Whitmarsh,[109] namun tahun tersebut dimulai dengan
buruk: mobil MP4-24 melenceng dan tim tersebut terkena skorsing tiga balapan karena
menyesatkan pengawas balapan di Grand Prix Australia dan Malaysia.[110] Terlepas dari masalah-
masalah awal ini, kebangkitan yang terlambat berhasil membuat Hamilton berhasil menang
di Grand Prix Hongaria dan Singapura.

2010–2014: Mesin pelanggan Mercedes[sunting | sunting sumber]

Sergio Pérez membalap untuk tim McLaren di Grand Prix

Malaysia 2013. Jenson Button membalap untuk tim McLaren


di Grand Prix Tiongkok 2014.

Untuk Kejuaraan Dunia musim 2010, tim McLaren kehilangan statusnya sebagai tim pabrikan
Mercedes; Mercedes memutuskan untuk membeli tim Brawn yang berbasis di Brackley yang
sebelumnya telah berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap dan Konstruktor
pada tahun 2009 dengan mesin pelanggannya, Whitmarsh lebih memilih untuk melepaskan hak
eksklusif mereka atas mesin Mercedes untuk membantu tim Brawn agar tetap berjalan.
[111]
Mercedes masih terus menyediakan mesin untuk tim McLaren, meskipun dalam hubungan
pemasok-pelanggan daripada kemitraan kerja seperti sebelumnya, sementara Mercedes
menjual 40% saham tim McLaren selama dua tahun.[111] Tim McLaren mengontrak juara dunia
pembalap musim 2009, yaitu Jenson Button, untuk menggantikan posisi Kovalainen bersama
dengan Hamilton di musim 2010.[112] Button berhasil menang sebanyak dua kali
(di Australia dan China) dan Hamilton tiga kali (di Turki, Kanada, dan Belgia), tetapi mereka dan
tim McLaren masing-masing gagal memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap dan
Konstruktor, di mana mobil MP4-25 tahun itu sebagian besar dikalahkan oleh mobil RB6.

Hamilton dan Button tetap bersama dengan tim hingga musim 2011, dengan Hamilton yang
berhasil memenangkan tiga balapan– China, Jerman, dan Abu Dhabi, dan Button juga berhasil
memenangkan tiga balapan – Kanada, Hongaria, dan Jepang. Button menyelesaikan Kejuaraan
Dunia Pembalap di tempat kedua dengan 270 poin di belakang Juara Dunia Pembalap musim
2011, yaitu Sebastian Vettel, dari tim Red Bull Racing, 227 poin di depan Hamilton. Tim McLaren
berada di urutan kedua di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor setelah tim Red
Bull Racing. Sepanjang musim, Hamilton terlibat dalam beberapa insiden dengan pembalap lain
termasuk – yang paling menonjol – beberapa kali tabrakan dengan rivalnya dalam meraih gelar
juara dunia tahun 2008, yaitu Massa.[113]

Pada musim 2012, tim McLaren berhasil memenangkan balapan pertama tahun ini
di Australia dengan kemenangan dominan dari Button dan posisi ke-3 dari posisi terdepan untuk
Hamilton, sementara Hamilton kemudian menang di Kanada, tetapi pada pertengahan musim
pada balapan kandang tim di Silverstone, mobil McLaren hanya berhasil menempati posisi
kedelapan (Hamilton) dan ke-10 (Button), sedangkan kedua pembalapnya hanya menempati
posisi ke-8 (Hamilton) dan ke-10 (Button), dan klasemen sementara Kejuaraan Dunia
Konstruktor didominasi oleh tim Red Bull Racing dan Ferrari, yang mana kedua mobilnya
menempati empat tempat pertama di Grand Prix Inggris, di mana hal ini sebagian disebabkan
oleh masalah pit stop dan penurunan performa Button untuk sementara waktu setelah dirinya
tidak mampu untuk beradaptasi sebaik Hamilton dengan spesifikasi ban Pirelli yang baru. Mobil
tersebut juga mengalami masalah keandalan yang menyebabkan tim dan kedua pembalapnya
kehilangan banyak potensi untuk meraih poin dalam jumlah yang maksimal, terutama
di Singapura dan Abu Dhabi, tempat di mana Hamilton memimpin jalannya lomba setelah start
dari posisi terdepan di kedua balapan itu, [114] dan di Italia, di mana tim harus rela kehilangan
peluang untuk finis di posisi 1-2 ketika mobil Button mogok karena mengalami masalah bahan
bakar pada putaran ke-33.[115]

Sergio Pérez menggantikan posisi Hamilton untuk musim 2013, setelah Hamilton memutuskan
untuk hengkang ke tim pabrikan Mercedes.[116][117] Mobil tim untuk musim ini, yaitu MP4-28,
diluncurkan pada tanggal 31 Januari 2013.[118] Mobil tersebut kesulitan bersaing dengan tim
papan atas yang lainnya, dan pada musim tersebut, tim McLaren gagal meraih podium untuk
yang pertama kalinya sejak musim 1980.[119]

Kevin Magnussen menggantikan posisi Pérez untuk musim 2014, dan Ron Dennis, yang tidak
lagi berada dalam jarak dekat sejak mengundurkan diri dari peran utama tim, kembali lagi
sebagai CEO operasi tersebut.[119] Tim McLaren adalah tim yang pertama yang secara resmi
meluncurkan mobil tahun 2014 mereka, yaitu MP4-29, yang diumumkan pada tanggal 24 Januari
2014.[119] Mereka sebagian besar mengalami kegagalan pada tahun 2014; hasil terbaik mereka
adalah di Australia, di mana – setelah diskualifikasi Daniel Ricciardo dari posisi kedua–
Magnussen finis di posisi kedua dan Button finis di posisi ketiga. Button kemudian finis di posisi
keempat di Kanada, Inggris, dan Rusia. Posisi grid yang tertinggi bagi mereka berada di Inggris,
dengan Button yang berada di posisi ketiga di grid.[120]
Kembali ke mesin Honda (2015–2017)[sunting | sunting sumber]

Alonso (no.14) dan Button (no.22) berbaris di belakang di Grand

Prix Malaysia 2015. Fernando Alonso selama sesi kualifikasi


untuk Grand Prix Malaysia 2016.

Untuk musim 2015, tim McLaren mengakhiri kesepakatan mesin mereka dengan Mercedes,
termasuk membeli kembali 40% saham yang dimiliki oleh Mercedes di dalam tim, dan
memperkuat kembali kemitraan bersejarah mereka bersama dengan Honda. Kesepakatan
dengan Honda tidak hanya berarti bahwa mereka akan memasok mesin saja, namun staf Honda
juga akan bekerja dengan tim di markas mereka di Woking, serta menerima dukungan penuh
dari pabrik Honda, termasuk kendaraan resmi tim dan mesin gratis. Tim mengumumkan
Fernando Alonso dan Jenson Button sebagai pembalap mereka, dengan Kevin Magnussen yang
diturunkan posisinya menjadi pembalap tes. Selama sesi tes pra-musim di Circuit de Barcelona-
Catalunya pada bulan Februari, Alonso mengalami gegar otak dan akibatnya, Kevin
Magnussen menggantikan posisinya untuk balapan pembuka musim Grand Prix Australia di
bulan Maret. Pada balapan perdana musim ini, Jenson Button finis di urutan ke-11, tetapi
tertinggal dua kali dan finis di posisi yang paling terakhir dari semua mobil yang berhasil finis.
[121]
Menyusul ketidakandalan yang cukup besar dan anggapan awal bahwa mesin Honda kurang
bertenaga jika dibandingkan dengan para kompetitornya, peningkatan performa yang stabil pada
akhirnya membuat Button berhasil mencetak (empat) poin pertama tim di musim ini pada putaran
keenam di Monako.[122] Sebaliknya, Alonso berhasil mencetak poin pertamanya pada tiga balapan
kemudian di Grand Prix Inggris.[123]

Grand Prix Hongaria menampilkan tim yang berhasil mencetak hasil terbaik mereka di musim ini,
dengan Alonso dan Button yang masing-masing berhasil finis di posisi kelima dan kesembilan.[124]
[125]
Namun, tim McLaren tidak berhasil mencetak poin di dalam empat balapan berikutnya, hingga
Button finis di posisi kesembilan di Grand Prix Rusia. Pada balapan berikutnya di Grand Prix
Amerika Serikat, Button mencetak hasil terbaiknya di musim ini dengan menempati posisi
keenam. Tim tersebut finis di posisi kesembilan di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia
Konstruktor dengan 27 poin, performa terburuk tim McLaren sejak musim 1980.

Stoffel Vandoorne di dalam mobil MCL32, dengan menampilkan


livery oranye dan hitam yang baru.
Tim McLaren mempertahankan pasangan Alonso – Button untuk musim 2016. Tahun kedua
kemitraan dengan Honda lebih baik jika dibandingkan dengan tahun pertama, dengan tim yang
mampu menantang posisi 10 besar secara lebih teratur. Namun, musim ini dimulai dengan
sebuah kecelakaan besar di Grand Prix Australia, di mana Fernando Alonso mengalami patah
tulang rusuk dan paru-paru kolaps setelah bertabrakan dengan Esteban Gutiérrez, dan jungkir
balik ke penghalang tabrakan. Alonso, akibat cedera yang dialami olehnya, terpaksa absen pada
putaran kedua Kejuaraan Dunia musim ini, yakni Grand Prix Bahrain, dan posisinya digantikan
oleh pembalap cadangan Stoffel Vandoorne. Vandoorne menghasilkan performa yang
mengesankan dalam balapan pertamanya untuk mencetak poin yang pertama bagi tim di musim
ini, dengan finis di posisi ke-10. Poin berikutnya bagi tim McLaren datang di Grand Prix
Rusia dengan Alonso dan Button yang masing-masing berhasil finis di urutan keenam dan ke-
10. Grand Prix Monako yang terkena dampak hujan adalah salah satu balapan yang terbaik di
musim ini bagi tim. Alonso finis di posisi kelima, di mana dia menjaga pembalap Mercedes,
yaitu Nico Rosberg, agar tetap diam di belakangnya selama 46 putaran, sementara Button
mencetak dua poin dengan finis di posisi kesembilan. Pada Grand Prix Austria, Button
mencatatkan hasil terbaiknya di musim ini dengan menempati posisi keenam setelah start dari
posisi ketiga pada sesi basah/kering. Setelah penampilan yang mengecewakan di balapan
kandang mereka, yaitu Grand Prix Inggris di Silverstone, tim berhasil mencetak poin pada tiga
putaran berikutnya dengan raihan sebanyak enam poin di Hongaria, empat di Jerman, dan enam
poin lagi berkat posisi finis ketujuh yang mengesankan dari Alonso di Grand Prix Belgia.
Pada Grand Prix Amerika Serikat, tim McLaren menyamai hasil Monako mereka dengan 12 poin
setelah balapan menyerang dari Alonso, yang membuatnya mengklaim posisi kelima, sementara
Button sekali lagi finis di urutan kesembilan. Setelah di musim ini mereka mengalami kemajuan
yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2015, Alonso dan Button menyelesaikan
Kejuaraan Dunia musim ini masing-masing di peringkat ke-10 dan ke-15, dengan tim yang
mengakhiri musim ini di peringkat keenam di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor
dengan 76 poin. Pada tanggal 3 September 2016, Jenson Button mengumumkan bahwa ia akan
mengambil cuti panjang dari ajang Formula Satu untuk musim 2017. Dia kemudian
mengonfirmasi pada tanggal 25 November bahwa dia akan pensiun dari ajang F1 sepenuhnya,
dengan Vandoorne yang menjadi Rekan Setim Alonso yang baru untuk tahun 2017.

Pada bulan Februari 2017, tim McLaren menandatangani Lando Norris ke dalam Program
Pembalap Muda mereka.[126]

Alonso tidak ambil bagian di dalam Grand Prix Monako 2017 karena ia berpartisipasi di dalam
ajang Indianapolis 500. Sebaliknya, Jenson Button kembali lagi untuk satu balapan saja sebagai
penggantinya.[127] Tim McLaren menyelesaikan tahun 2017 dengan berada di posisi ke-9 dengan
total 30 poin.

Mesin Renault (2018–2020)[sunting | sunting sumber]

Fernando Alonso mengemudikan mobil McLaren

MCL33 di Grand Prix Tiongkok 2018. Carlos Sainz


Jr. mengemudikan mobil McLaren MCL34 pada hari ujian di sekitar Circuit de Catalunya,
di Barcelona.

Tim McLaren mengumumkan selama akhir pekan Grand Prix Singapura 2017 bahwa mereka
akan berpisah dari pemasok mesin Honda pada akhir musim 2017, dan telah menyetujui
kesepakatan pelanggan selama tiga tahun untuk dipasok dengan
Mesin Mecachrome rakitan Renault.[128] Bos tim, yaitu Éric Boullier, menggambarkan kinerja
mereka antara tahun 2015 dan 2017 sebagai "bencana yang tepat" bagi kredibilitas tim.
[129]
Musim 2018 adalah musim yang pertama dalam sejarah tim McLaren di mana mobil mereka
ditenagai oleh mesin Renault. Tim McLaren juga mengumumkan bahwa Fernando Alonso dan
Stoffel Vandoorne akan tetap bersama dengan tim untuk Kejuaraan Dunia musim 2018.[130]
[131]
Pada tanggal 6 November 2017, tim mengumumkan bahwa Lando Norris akan menjadi
pembalap penguji dan cadangan tim.[132]

Lando Norris mengemudikan mobil McLaren MCL35 di Grand


Prix Toskana 2020.

Pada balapan pembukaan musim di Grand Prix Australia, Fernando Alonso berhasil mencetak
posisi finis terbaik bagi tim sejak Grand Prix Monako 2016 dengan finis di posisi kelima, di mana
setelah balapan Alonso mengatakan bahwa target tim adalah tim Red Bull Racing.[133] Tim
McLaren mengawali musim dengan relatif baik dengan perolehan poin di empat balapan
berikutnya, namun dalam 16 balapan berikutnya setelah Spanyol, tim McLaren hanya mencetak
22 poin saja, lebih sedikit 8 poin dibandingkan periode yang sama pada tahun 2017. Pada
tanggal 14 Agustus 2018, Fernando Alonso mengumumkan bahwa dia tidak akan berkompetisi
di dalam ajang Formula Satu pada tahun 2019, mengakhiri masa empat tahunnya di tim
tersebut.[134] Carlos Sainz Jr. ditandatangani sebagai penggantinya dengan kontrak multi-tahun.
[135]
Pada tanggal 3 September 2018, diumumkan bahwa Stoffel Vandoorne akan meninggalkan
tim pada akhir musim, dengan Lando Norris yang dipromosikan dari posisinya sebagai pembalap
cadangan untuk menggantikan posisinya pada tahun 2019.[136] Tim McLaren berjuang dengan
performa sepanjang musim ini, dengan pembalap McLaren yang tersingkir sebanyak 21 kali di
sesi kualifikasi bagian pertama, dan tim McLaren memiliki rata-rata peringkat kualifikasi terburuk
yang kedua di antara tim mana pun, hanya di depan tim Williams saja.[137] Tim menyelesaikan
musim yang mengecewakan – setelah terbantu dengan tersingkirnya poin tim Force India dari 12
balapan pertama – di posisi ke-6 dengan 62 poin, tertinggal 357 poin dari target mereka, yaitu
tim Red Bull Racing, dengan menggunakan mesin yang sama.

Kejuaraan Dunia musim 2019 jauh lebih positif bagi tim McLaren, dengan tim tersebut yang
mengukuhkan diri mereka sebagai konstruktor terbaik di belakang tim Mercedes, Ferrari, dan
Red Bull. Pada Grand Prix Brasil, Sainz berhasil mencatatkan podium pertama tim sejak Grand
Prix Australia 2014, di mana dia finis di posisi keempat di laga tandang, tetapi kemudian
dipromosikan ke posisi ketiga setelah Lewis Hamilton menerima penalti pasca-balapan, yang
artinya tim melewatkan upacara podium resmi.[138] Tim McLaren mengakhiri musim ini di peringkat
ke-4 dengan 145 poin, hasil terbaik mereka sejak musim 2014, dan unggul 54 poin dari pesaing
terdekatnya, yaitu tim pabrikan Renault.

Tim McLaren mempertahankan Norris dan Sainz untuk musim 2020.[139] Musim ini sangat
dipengaruhi oleh pandemi COVID-19. Musim ini dipersingkat menjadi 18 balapan, dengan
balapan pembuka musim yang berlangsung di Austria.[140] Pada Grand Prix Austria, Norris
berhasil meraih podium pertamanya,[141] dengan finis di posisi ketiga.[142] Sainz berhasil meraih
podium yang kedua bagi tim pada tahun 2020 di Grand Prix Italia, di mana ia finis di urutan
kedua.[143] Tim menyelesaikan musim 2020 dengan berada di urutan ketiga di dalam klasemen
akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor dengan 202 poin.[144] Sainz menyelesaikan Kejuaraan Dunia
Pembalap di urutan keenam dengan 105 poin dan Norris di urutan kesembilan dengan 97 poin.
[145]

Kembali ke mesin Mercedes (2021–)[sunting | sunting sumber]

Lando Norris mengemudikan mobil McLaren MCL35M di Grand


Prix Inggris 2021.

Tim McLaren kembali lagi menggunakan mesin Mercedes pada musim 2021 setelah
kesepakatan mereka dengan Renault berakhir.[146] Tim McLaren sebelumnya pernah
berkolaborasi dengan Mercedes dari tahun 1995 hingga 2014 (musim 1995 hingga 2009 adalah
mitra kerja, dan kemudian tahun 2010 hingga 2014 adalah mitra pelanggan), namun kali ini
dengan sistem peran pelanggan.[147] Daniel Ricciardo pindah dari tim pabrikan Renault untuk
bermitra bersama dengan Lando Norris untuk Kejuaraan Dunia Formula Satu musim
2021 dengan kontrak multi-tahun.[148] Ricciardo menggantikan posisi Carlos Sainz, yang pindah
ke tim pabrikan Ferrari.[149] Dalam sembilan balapan pertama musim ini, tim berhasil mencetak
tiga podium dengan kekuatan Mercedes, di Italia, Monako dan Austria, semua milik Norris.

Daniel Ricciardo mengemudikan mobil McLaren


MCL36 di Grand Prix Emilia Romagna 2022. Rekan setimnya berhasil mencetak podium, sementara
Ricciardo finis di urutan ke-18 dan terakhir, membuat beberapa orang mempertanyakan masa
depannya.

Pada Grand Prix Italia 2021, Ricciardo berhasil mencetak kemenangan pertamanya sejak Grand
Prix Monako 2018, dan kemenangan pertama bagi tim McLaren sejak Grand Prix Brasil 2012.
[150]
Finis di posisi kedua bagi Norris juga berarti tim McLaren mencapai posisi finis satu-dua yang
pertama bagi mereka sejak Grand Prix Kanada 2010 dan satu-satunya posisi finis satu-dua di
musim 2021. Norris mengamankan posisi terdepan yang pertama bagi tim di era hybrid di Grand
Prix Rusia 2021, tetapi tidak mampu mengubahnya menjadi kemenangan, usai dirinya finis di
posisi ke-7 karena perubahan drastis kondisi cuaca dan strategi tim yang tiba-tiba di dua putaran
terakhir balapan. Penurunan performa berikutnya di akhir musim membuat tim McLaren berakhir
di urutan keempat di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor di belakang tim
pabrikan Ferrari.

Untuk musim 2022, tim McLaren mempertahankan duet Norris dan Ricciardo.[151] Ricciardo
dinyatakan positif COVID-19 menjelang tes pra-musim di Bahrain,[152] yang berarti Norris
diharuskan untuk menyelesaikan semua sisa tes,[153] meskipun masalah rem pada mobilnya
membatasi pengujian yang dapat dia lakukan.[154] Kedua pembalap mengalami kesulitan pada
balapan pertama di Bahrain, dengan tidak ada pembalap yang mencapai sesi Q3 – pertama
kalinya sejak Grand Prix Turki 2020 – dan finis di urutan ke-14 dan ke-15 di dalam balapan
tersebut.[155] Norris berhasil meraih posisi ketiga di Grand Prix Emilia Romagna.[156] Setelah Norris
melewatkan hari pertama lintasan pada akhir pekan Grand Prix São Paulo, tim McLaren
mengalami finis DNF ganda yang pertama bagi mereka sejak Monako 2017 karena mobil Norris
mengalami gangguan listrik[157] dan Ricciardo terlibat tabrakan dengan Kevin Magnussen dari tim
Haas.[158] Dibandingkan dengan rekan setimnya, Ricciardo mengalami kesulitan dan banyak yang
mengkritik penampilannya,[159] dengan beberapa orang yang menyarankan bahwa tim McLaren
akan menjatuhkannya.[160] Hal ini memaksa Ricciardo untuk mengeluarkan pernyataan di
Instagram, yang mengonfirmasi bahwa dia akan bertahan hingga tahun 2023.[161] Pada bulan
Agustus 2022, kontrak Riccardo untuk tahun 2023 diputus berdasarkan kesepakatan bersama.
[162]
Oscar Piastri menggantikan posisi Ricciardo untuk musim 2023 setelah perselisihan kontrak
dengan Tim F1 Alpine diselesaikan demi kepentingan tim McLaren oleh Dewan Pengakuan
Kontrak FIA.[163][164] Tim McLaren menyelesaikan musim ini di tempat kelima di dalam klasemen
akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor di belakang tim Alpine.

Kejuaraan Dunia musim 2023 merayakan ulang tahun ke-60 berdirinya tim, dengan mobil musim
tersebut yang diberi nama MCL60 untuk memperingati hari jadi tersebut.[165][166] Musim ini dimulai
dengan segudang masalah bagi tim,[167][168] menyebabkan mereka mengeluarkan pernyataan
publik setelah Grand Prix Arab Saudi, mengumumkan perubahan organisasi tertentu seperti
memperkenalkan Tim Eksekutif Teknis Formula 1 yang terdiri dari tiga peran Direktur Teknis
khusus yang baru [169] dengan Direktur Teknis James Key yang berpisah dengan perusahaan.
[170]
Setelah tidak mencetak poin dalam dua balapan pertama, Norris dan Piastri menyelesaikan
kekacauan Grand Prix Australia masing-masing di tempat keenam dan kedelapan, dengan
Piastri yang berhasil mencetak poin pertamanya di dalam ajang Formula Satu dan untuk tim
McLaren.[171] Pada Grand Prix Spanyol, Norris lolos dengan menempati posisi ketiga secara
mengejutkan, sedangkan Piastri start dari posisi kesembilan.[172] Pada hari perlombaan, Norris
melakukan kontak dengan Hamilton di awal balapan dan merusak sayap depan mobilnya. Dia
turun ke grid terbawah setelah melakukan pit stop untuk pergantian sayap depan, dan
menyelesaikan balapan di urutan ke-17, sedangkan Piastri finis di urutan ke-13.[173] Tim McLaren
membawa upgrade mobil baru untuk Norris untuk Grand Prix Austria, sementara Piastri akan
mendapatkannya di Grand Prix Inggris.[174][175] Dengan peningkatan mobil baru, Norris menempati
posisi ketiga dalam adu sprint. Pada sesi sprint yang berlangsungdalam kondisi basah, mobil
Norris mengalami anti-stall akibat kurangnya grip di tikungan ke-3 pada putaran pertama, yang
langsung menjatuhkannya ke posisi kesepuluh. Dia menyelesaikan sesi sprint di urutan
kesembilan.[176][177] Norris lolos di urutan keempat untuk balapan dan finis di urutan kelima setelah
sebagian besar bertarung dengan Hamilton dan Sainz sepanjang balapan. Norris dipromosikan
ke posisi keempat setelah Sainz, yang finis di urutan keempat, diberi penalti waktu sepuluh detik
pasca balapan karena melebihi batas lintasan.[178][179] Di Grand Prix Inggris, dengan kedua mobil
mendapat peningkatan baru, Norris dan Piastri yang masing-masing menempati posisi kedua
dan ketiga, memberikan tim McLaren hasil kualifikasi terbaik di musim ini sejauh ini.[180] Pada hari
perlombaan, Norris memulai lebih cepat dan menyalip Verstappen di tikungan pertama untuk
memimpin balapan di empat putaran pertama, sebelum disusul oleh Verstappen di putaran
kelima. Piastri juga memulai dengan baik untuk mempertahankan posisi ketiga dan membangun
keunggulan yang cukup besar melawan Charles Leclerc. Piastri melakukan pit stop pada putaran
ke-29, namun dua putaran kemudian, mesin mobil Kevin Magnussen terbakar yang memanggil
mobil keselamatan virtual dan mobil keselamatan, di mana Hamilton diuntungkan untuk
mendahului Piastri ke posisi ketiga setelah melakukan pit stop. Norris juga masuk pit pada saat
mobil keselamatan dan unggul dari Hamilton. Norris, yang beralih ke ban keras,
mempertahankan posisinya melawan Hamilton (yang beralih ke ban lunak) ketika balapan
kembali dilanjutkan untuk finis di posisi kedua, memberi tim McLaren dan Norris finis di posisi
kedua untuk yang pertama kalinya sejak Grand Prix Italia 2021. Piastri finis di posisi keempat
setelah bertarung melawan George Russell dalam karier terbaiknya di dalam ajang Formula Satu
hingga saat ini.[181] Norris berhasil mencetak podium pertamanya berturut-turut dengan finis di
posisi kedua di Grand Prix Hongaria. Sial bagi Piastri, setelah sempat menempati posisi kedua
pada awal balapan setelah start dari posisi keempat, ia finis di posisi kelima setelah mobilnya
mengalami kerusakan lantai.[182][183] Pada Grand Prix Belgia, Piastri lolos di posisi kedua dalam
sesi adu sprint, posisi kualifikasi tertingginya hingga saat ini, dan kehilangan posisi terdepan
dengan selisih hanya 11 milidetik saja.[184] Pada saat balapan sprint, Piastri memimpin balapan di
putaran kedua untuk yang pertama kalinya di dalam kariernya di dalam ajang Formula Satu,
namun disusul oleh Verstappen di putaran ke-5. Piastri menyelesaikan sprint di posisi kedua,
sedangkan Norris finis di urutan keenam.[185] Pada Grand Prix Jepang, Norris dan Piastri masing-
masing berhasil finis di posisi kedua dan ketiga, memberi tim McLaren podium ganda yang
pertama bagi mereka di musim ini, dan yang pertama sejak Grand Prix Italia 2021. Ini sekaligus
juga menjadi podium yang pertama bagi Piastri di dalam ajang Formula Satu.[186] Piastri berhasil
memenangkan lomba balapan sprint Grand Prix Qatar, menandai kemenangan lomba balapan
sprint yang pertama bagi tim McLaren di dalam ajang Formula Satu; keduanya akan pulih dari
posisi grid yang lebih rendah pada balapan utama untuk masing-masing finis di urutan kedua
dan ketiga.

Rekor Pit Stop[sunting | sunting sumber]


Per bulan Oktober 2023, tim McLaren memiliki rekor pit stop tercepat, dengan catatan waktu
1.80 detik. Rekor ini berhasil diperoleh tim McLaren di Grand Prix Qatar 2023.[187]

Sejarah balapan: Seri lain[sunting | sunting sumber]


Can-Am[sunting | sunting sumber]

Mobil sport McLaren M1A tahun 1964 adalah mobil pertama


yang dirancang sendiri oleh tim. Versi 'B' dilombakan di dalam ajang Can-Am pada musim 1966.

Mobil balap pertama McLaren yang dirancang dan dibuat "dari karet ke atas" oleh Bruce
McLaren Motor Racing adalah mobil M1. Mobil dengan blok kecil Oldsmobile langsung sukses
dikendarai oleh Bruce McLaren. Mobil itu dilombakan di kawasan Amerika Utara dan benua
Eropa pada tahun 1964 di berbagai acara olahraga A dan Kejuaraan Balap Jalan Amerika
Serikat. Pada tahun 1965, mobil tim adalah prototipe M1A, yang menjadi dasar produksi Elva
M1A. Pada akhir tahun 1965, mobil M1B (juga dikenal sebagai Mk2) adalah mobil tim untuk
balapan Amerika Utara pada akhir tahun. Untuk Seri Can-Am, yang dimulai pada tahun 1966, tim
McLaren menciptakan M3 yang dikendarai oleh Bruce dan Chris Amon– mobil pelanggan juga
muncul di beberapa balapan di musim 1966. Dengan mobil M3, mereka memimpin dua balapan,
tetapi tidak mencetak kemenangan, dan gelar perdana diambil oleh John Surtees dengan
menggunakan mobil Lola T70. Pada tahun berikutnya, Robin Herd sengaja
merancang Chevrolet bertenaga V8 M6A, penundaan karena program Formula Satu
memungkinkan tim menghabiskan sumber daya ekstra untuk mengembangkan mobil Can-Am
yang merupakan mobil yang pertama yang dicat dengan warna oranye McLaren. Dengan Denny
Hulme yang sekarang bermitra bersama dengan Bruce, mereka berhasil memenangkan lima dari
enam balapan dan Bruce berhasil memenangkan gelar kejuaraan, menetapkan pola untuk
empat tahun ke depan. Pada musim 1968, mereka menggunakan mobil baru, yaitu mobil M8,
untuk memenangkan empat balapan; tim McLaren non-pabrikan mengambil dua lainnya, tetapi
kali ini Hulme berhasil menang secara keseluruhan. Pada musim 1969, dominasi tim McLaren
menjadi total pada saat mereka berhasil memenangkan seluruh 11 balapan dengan mobil M8B;
Hulme berhasil menang sebanyak lima kali, dan Bruce berhasil memenangkan balapan
sebanyak enam kali dan juga gelar Kejuaraan Pembalap.[27] Sejak tahun 1969 dan seterusnya,
mobil McLaren M12 – "varian" pelanggan dari mobil M8 – dikemudikan oleh beberapa
pendatang, termasuk versi yang dimodifikasi oleh Jim Hall dari Chaparral yang terkenal.
Kesuksesan tim McLaren di Can-Am membawa serta imbalan finansial, baik hadiah uang,
maupun uang dari penjualan mobil ke tim yang lain, yang membantu mendukung tim dan
mendanai program Formula Satu yang baru lahir dan dengan bayaran yang relatif rendah.[27][188]

Bruce McLaren terbunuh pada saat dirinya sedang menguji


mobil McLaren M8D di Goodwood pada tahun 1970.

Setelah Bruce terbunuh pada saat dirinya sedang menguji mobil M8D musim 1970, dia pada
awalnya digantikan oleh Dan Gurney, kemudian oleh Peter Gethin. Mereka masing-masing
berhasil memenangkan dua dan satu balapan, sementara Hulme berhasil memenangkan enam
balapan dalam perjalanan menuju ke arah gelar kejuaraan. Tim swasta yang berkompetisi di seri
Can-Am pada tahun 1970 mencakup mobil M3B versi lama, serta mobil M12 – versi pelanggan
dari M8B tim. Pada musim 1971, tim menahan tantangan dari juara dunia pembalap musim
1969, yaitu Jackie Stewart, di Lola T260, berhasil memenangkan delapan balapan, dengan Peter
Revson yang berhasil mengambil gelar juara. Hulme juga berhasil memenangkan tiga balapan
Can-Am di musim 1972, tetapi mobil McLaren M20 dikalahkan oleh mobil Porsche 917/10s yang
dikemudikan oleh Mark Donohue dan George Follmer. Dihadapkan pada sumber daya tim
pabrikan Porsche yang lebih besar, tim McLaren memutuskan untuk meninggalkan ajang Can-
Am pada akhir tahun 1972, dan hanya fokus pada balap mobil roda terbuka saja.[27] Ketika seri
Can-Am yang asli dihentikan pada akhir musim 1974, tim McLaren sejauh ini menjadi konstruktor
yang paling sukses dengan raihan 43 kemenangan.[189]

Indianapolis 500[sunting | sunting sumber]

Sasis McLaren M16C yang dikemudikan oleh Peter Revson


di Indianapolis 500 1972.

Tim McLaren pertama kali mengikuti balapan Indianapolis 500 di United States Auto
Club (USAC) pada musim 1970, didorong oleh pemasok ban mereka, yaitu Goodyear, yang
menginginkan untuk mematahkan cengkeraman pesaing Firestone pada acara balapan tersebut.
Dengan mobil M15, Bruce, Chris Amon, dan Denny Hulme masuk, tetapi setelah Amon mundur
dan tangan Hulme mengalami luka bakar parah dalam sebuah insiden pada saat sesi latihan,
Peter Revson dan Carl Williams mengambil tempat di mobil mereka dalam perlombaan, masing-
masing untuk pensiun dan finis di urutan ketujuh. Tim juga mengikuti beberapa balapan
bergengsi di kejuaraan USAC pada tahun itu, seperti yang akan mereka lakukan di tahun-tahun
berikutnya.[190] Untuk tahun 1971, mereka memiliki mobil yang baru, yaitu M16, yang menurut
pembalap Mark Donohue: "...menghapus semua mobil lain di trek..." Pada Indianapolis 500
tahun itu, Revson menempati posisi terdepan dan finis di urutan kedua, sementara pada musim
1972, Donohue berhasil menang di M16B privateer Team Penske.[191] Acara balapan musim
1973 membuat Johnny Rutherford bergabung bersama dengan tim; dia start dari posisi
terdepan, tetapi finis di urutan kesembilan, sementara Revson tersingkir.[192] Tim McLaren
berhasil memenangkan Indianapolis 500 untuk yang pertama kalinya bagi mereka di musim
1974 bersama dengan Rutherford. Kombinasi antara tim McLaren dan Rutherford berhasil
menempati posisi kedua di musim 1975, dan berhasil menang lagi di musim 1976.
[193]
Pengembangan mobil M16 telah digunakan selama periode ini hingga mobil M24 baru
diperkenalkan pada tahun 1977. Tim tidak mereproduksi kesuksesan mereka baru-baru ini di
Indianapolis pada musim 1977, 1978, atau 1979, dan meskipun mereka terus memenangkan
perlombaan USAC yang lainnya, namun pada akhir tahun 1979, mereka memutuskan untuk
mengakhiri keterlibatan mereka.[194]

Mobil yang ditumpangi oleh tim McLaren di Indianapolis 500


2017, yang dikendarai oleh Fernando Alonso.

Pada tanggal 12 April 2017, tim McLaren mengungkapkan bahwa mereka akan berpartisipasi di
dalam ajang Indianapolis 500 2017 dengan pembalap Formula 1 mereka saat ini, yakni
Fernando Alonso, yang mengendarai mobil IndyCar milik tim Andretti Autosport yang bermerek
McLaren dan bertenaga mesin Honda.[195] Di sesi kualifikasi, Alonso berhasil mengamankan
posisi start di baris kedua dari posisi kelima.[196] Selama balapan, Alonso sempat memimpin
jalannya lomba selama 27 putaran di start Indy 500 pertamanya. Dengan 21 putaran yang
tersisa, Alonso berada di urutan ketujuh ketika mesin Honda-nya mati.[197] Dia diklasifikasikan di
posisi ke-24. Setelah pensiun, dia menerima tepuk tangan meriah dari tribun penonton.[198] Alonso
telah dipuji atas debutnya yang kuat.[199][200]

Pada tanggal 10 November 2018, tim McLaren secara resmi mengumumkan bahwa mereka
akan berpartisipasi di dalam ajang Indianapolis 500 2019 bersama dengan Fernando Alonso,
dan menggunakan mesin dari Chevrolet.[201][202] Namun, setelah mengalami kesulitan mekanis dan
kecelakaan parah pada saat sesi latihan, tim tersebut gagal lolos ke balapan (seperti halnya dua
peserta terkait Carlin yang lainnya, satu dengan mantan pembalap F1 yang lainnya (Max
Chilton) yang membalap).[203]

Seri IndyCar[sunting | sunting sumber]

Arrow McLaren IndyCar Team

Kantor pusat Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat

Pemilik McLaren Racing Limited (75%)

Sam Schmidt & Ric Peterson (25%)

Pembalap 5. Pato O'Ward


6. David Malukas

7. Alexander Rossi

Sponsor Arrow Electronics, Lucas Oil, Vuse, Richard

Mille, NTT Data

Pabrikan Chevrolet

Sejarah

Seri saat ini Seri IndyCar

Lomba pertama 2001 Pennzoil Copper World Indy

200 (Phoenix)

Lomba terakhir Templat:Latest IndyCar

Menang lomba 9

Posisi pole 11

Gelar Indy Lights:

pembalap 2004: Thiago Medeiros

2006: Jay Howard


2007: Alex Lloyd

2010: Jean-Karl Vernay

2011: Josef Newgarden

2012: Tristan Vautier

2013: Sage Karam

Artikel utama: Arrow McLaren SP

Pada bulan Agustus 2019, tim McLaren secara resmi mengumumkan bahwa tim tersebut akan
berkompetisi secara penuh pada Seri IndyCar musim 2020. Tim McLaren berkolaborasi bersama
dengan tim Arrow Schmidt Peterson Motorsports untuk berkompetisi di dalam Seri IndyCar
musim 2020 sebagai Arrow McLaren SP.[204]

Zak Brown menyatakan dalam sebuah sesi wawancara dengan Leigh Diffey bahwa
bergabungnya McLaren ke Seri IndyCar secara penuh didorong oleh dua tujuan berbeda. Yang
pertama adalah memasarkan merek McLaren dan beberapa sponsor terkemuka tim Formula
Satu McLaren yang berbasis di Amerika dalam seri balap yang sebagian besar berpusat di
kawasan Amerika Utara, karena Formula Satu hanya mengadakan tiga balapan saja di kawasan
Amerika Utara pada Kejuaraan Dunia musim 2021 dan hanya satu dari tiga balapan tersebut
yang berada di negara Amerika Serikat. Yang kedua adalah membagi keahlian teknik tim
McLaren ke dalam seri balap yang tidak dilibatkan oleh tim Formula Satu yang lainnya, karena
Brown berpikir bahwa tim McLaren akan lebih menonjol di antara para pesaingnya di IndyCar
dibandingkan di seri balap yang lainnya. Brown juga menyatakan bahwa tim McLaren lebih
memilih untuk bermitra bersama dengan tim Schmidt Peterson Motorsports karena upaya
mereka sebelumnya menurunkan timnya dengan bantuan dari tim Andretti Autosport dan Carlin
khusus untuk ajang Indianapolis 500 tidak berhasil, dan pembelian Seri IndyCar oleh Penske
Entertainment membuat tim McLaren merasa lebih percaya diri terhadap kelangsungan dan
stabilitas seri ini dalam jangka panjang, dibandingkan dengan kepemilikan sebelumnya di
bawah Tony George.[205]

Pada pelaksanaan balapan ronde ke-11 dari Seri IndyCar musim 2021, tim McLaren
mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi mayoritas saham dari tim Arrow McLaren SP.
Transaksi tersebut diselesaikan pada akhir tahun yang sama, dengan McLaren Racing yang
menjadi pemilik 75% saham dari tim IndyCar tersebut.[206]

Pada akhir tahun 2022, tim IndyCar tersebut mengumumkan bahwa tim tersebut akan mengubah
nama tim menjadi Arrow McLaren, menghapus kata SP yang terdapat pada akhir nama tim. SP
merupakan inisial dari Sam Schmidt dan Ric Peterson, pemilik tim IndyCar tersebut. Meskipun
begitu, Schmidt dan Peterson dikabarkan akan tetap terlibat di dalam kepengurusan tim Arrow
McLaren.[207]

Untuk Seri IndyCar musim 2022, tim pertama di bawah kepemilikan tim McLaren, baik O'Ward
dan Rosenqvist akan kembali lagi ke dalam tim sebagai entri penuh waktu. Mobil nomor 6 akan
kembali lagi secara paruh waktu untuk GMR Grand Prix dan Indianapolis 500 2022 yang
dikendarai oleh Juan Pablo Montoya.[208] O'Ward dan Rosenqvist masing-masing finis kedua dan
keempat di Indianapolis 500, yang merupakan posisi finis yang terbaik bagi tim di Indianapolis
hingga saat ini. Tim secara resmi mengumumkan bahwa mereka telah
menandatangani Alexander Rossi untuk mengendarai mobil penuh waktu ketiga mulai dari tahun
2023 dan seterusnya.[209]

Untuk musim 2023, tim secara resmi mengumumkan bahwa mereka telah
menandatangani Alexander Rossi untuk mengendarai mobil penuh waktu ketiga.[210] Selain itu,
presiden tim, yaitu Taylor Kiel, meninggalkan tim. Tugasnya diurai dan didistribusikan kembali
antara Brian Barnhart, yang bergabung bersama dengan tim bersama dengan Rossi dari tim
Andretti Autosport sebagai General Manager, dan Gavin Ward.[211] Sehubungan dengan perayaan
ulang tahun McLaren yang ke-60, tim ini menggunakan sebuah livery khusus untuk Indianapolis
500 2023 untuk merayakan pencapaian Triple Crown McLaren. Corak No. 7, 6, dan 5 dicat
sebagai McLaren M16C/D, yang berhasil memenangkan Indianapolis 500 1974, McLaren
MP4/2 yang berhasil memenangkan Grand Prix Monako 1984, dan McLaren F1 GTR yang
masing-masing berhasil memenangkan 24 Hours of Le Mans 1995 untuk menghormati tiga mobil
McLaren pemenang yang membentuk Triple Crown.[212][213]

Untuk musim 2024, Rosenqvist pindah ke tim Meyer Shank Racing, dan posisinya digantikan
oleh David Malukas, yang pindah dari tim Dale Coyne Racing.[214][215]

Balapan listrik[sunting | sunting sumber]


NEOM adalah sponsor utama dari tim McLaren dalam olahraga otomotif listrik sebagai NEOM
McLaren Electric Racing.[216][217]

Extreme E[sunting | sunting sumber]

NEOM McLaren Extreme E


Berdiri Juni 2021; 2 tahun lalu

Kantor pusat McLaren Technology Centre

Woking, Surrey, Inggris, Britania Raya

Situs web www.mclaren.com/racing/extreme-e/

Sejarah

Seri saat ini Extreme E

Logo tim McLaren Extreme E.

Pada bulan Juni 2021, tim McLaren Racing secara resmi mengumumkan akan memasukkan
sebuah tim di seri Extreme E pada musim 2022, yang dioperasikan dengan personel di luar
program Formula Satu.[218][219] Tanner Foust dan Emma Gilmour dikonfirmasi sebagai pembalap
untuk tim tersebut.[220] Masuk dengan nama McLaren XE, tim ini berganti nama pada balapan
kedua menjadi NEOM McLaren Extreme E karena alasan sponsor. TIm ini berhasil
memenangkan podium pertamanya pada Energy X-Prix, dan Gilmour menjadi pemenang
podium wanita yang pertama untuk McLaren.[221] Tim finis di tempat kelima di dalam klasemen
akhir Kejuaraan Tim.

Tim McLaren mempertahankan Foust dan Gilmour untuk musim 2023.[222] Tim ini meraih podium
keduanya dengan menempati posisi kedua pada Putaran ke-4 di Hydro X-Prix.[223] Pada Putaran
ke-7 di Island X-Prix II, Gilmour mengalami patah tulang rusuk dan gegar otak menyusul
kecelakaan pada sesi latihan bebas pertama, dan harus absen selama sisa akhir pekan. Dia
digantikan oleh pembalap cadangan kejuaraan Extreme E, yaitu Tamara Molinaro.[224] Tim
McLaren mengundurkan diri dari Putaran ke-8 karena mobil cadangan rusak parah pada
perlombaan penebusan Putaran kr-7 setelah Molinaro, dalam start balapan debutnya untuk tim
McLaren, bertabrakan dengan Hedda Hosås JBXE saat melaju ke bawah lompatan pertama di
awal lomba dan menggulingkan mobil. Ini adalah pertama kalinya sebuah tim mengundurkan diri
dari perlombaan di Extreme E.[225][226]

Formula E[sunting | sunting sumber]

NEOM McLaren Formula E Team


Berkas:McLaren Formula E logo.svg

Kantor pusat McLaren Technology Centre

Woking, Surrey, Inggris, Britania Raya

Pembalap René Rast

Situs web www.mclaren.com/racing/formula-e/

Sejarah

Seri saat ini Formula E

Pada bulan Desember 2020, Zak Brown mengumumkan minat tim McLaren untuk memasuki
ajang Formula E setelah kontrak perusahaan sebagai pemasok baterai berakhir.[227] Pada bulan
Januari tahun berikutnya, tim McLaren menandatangani opsi untuk mengikuti kejuaraan pada
tahun 2022.[228]

Tim McLaren mengumumkan akuisisi Tim Formula E Mercedes-EQ pada bulan Mei 2022, dan
memulai debutnya di Kejuaraan Dunia musim 2022-23 sebagai Tim Formula E NEOM
McLaren, dengan menggunakan powertrain EV Nissan.[10][229] René Rast, yang terakhir kali
membalap di Kejuaraan Dunia musim 2020-21 bersama dengan tim Audi Sport ABT Schaeffler,
dan Jake Hughes telah dikontrak sebagai pembalap tim.[230][231] McLaren melakukan debut
ePrixnya di ePrix Kota Meksiko 2023. Hughes start dari posisi ketiga dan menyelesaikan balapan
di tempat kelima, sedangkan Rast start dari posisi kelima belas, tetapi mundur dari balapan pada
putaran ke-40 setelah bertabrakan dengan Oliver Rowland dari tim Mahindra.[232][233][234] Tim
McLaren mencapai beberapa pencapaian di Diriyah ePrix. Pada babak pertama, Hughes start
dari posisi kedua (kehilangan posisi terdepan dengan selisih 0,060 detik), tetapi finis di posisi
kedelapan, sedangkan Rast start dan finis di posisi kelima sambil juga mencetak putaran
tercepat yang pertama bagi tim McLaren di Rumus E.[235][236] Di babak kedua, Hughes berhasil
mengamankan posisi terdepan perdananya tim McLaren di dalam ajang Formula E, dan Rast
start di tempat ketiga.[237] Hughes menyelesaikan balapan di posisi kelima dan Rast finis di posisi
ketiga, memberi tim McLaren podium perdananya di dalam ajang Formula E.[238] Hughes start dari
posisi kedua di Monaco ePrix, tetapi kemudian dipromosikan ke posisi terdepan
setelah pembalap Nissan, yaitu Sacha Fenestraz, dicopot dari posisi terdepan karena melebihi
batas tenaga di laju finalnya.[239] Hughes menyelesaikan balapan di tempat kelima, sedangkan
Rast finis di urutan ketujuh belas setelah mengalami beberapa tabrakan.[240] Pada London ePrix,
tim McLaren membalap dengan livery olahraga bermotor yang pertama di dunia yang dirancang
dengan menggunakan AI.[241][242] Tim McLaren menyelesaikan musim ini di posisi kedelapan di
dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Tim.

Pada bulan Agustus 2023, tim McLaren secara resmi mengumumkan bahwa Hughes telah
kembali menandatangani kontrak dengan tim, sedangkan Rast akan berangkat ke Kejuaraan
Dunia musim 2023-24.[243] Posisi Rast akan digantikan oleh Sam Bird, yang pindah ke tim dari
tim Jaguar Racing.[244]
Seri lain[sunting | sunting sumber]
McLaren tengah mengkaji regulasi LMDh untuk kemungkinan masuk ke Kejuaraan Ketahanan
Dunia FIA mulai dari musim 2024.[245][246][247] Mulai dari bulan Januari 2023, McLaren tidak ingin
masuk WEC.[248]

Balapan pelanggan[sunting | sunting sumber]

Sasis McLaren F1 GTR, membalap di Seri BPR Global GT musim


1995.

Selain mobil yang dilombakan oleh tim kerja, berbagai macam mobil balap McLaren juga telah
digunakan oleh tim pelanggan. Pada tahun-tahun awal mereka, tim McLaren membangun
Formula Dua,[249] hillclimbing,[250] Formula 5000,[251] dan balapan mobil sport[252] yang dijual kepada
pelanggan. Karena tidak mempunyai kapasitas untuk membangun angka-angka yang diinginkan,
maka Trojan disubkontrakkan untuk membangun beberapa di antaranya.[249][251][252] Di dalam ajang
Can-Am, Trojan membuat mobil M6 dan M8 versi pelanggan dan mobil bekas dijual ke swasta
ketika model baru tiba; setengah dari lapangan adalah McLaren di beberapa balapan.
Penulis Mark Hughes mengatakan, "lebih dari 220" McLaren dibuat oleh Trojan.[27] Di dalam
kompetisi USAC dan Formula Satu, banyak tim yang menggunakan McLaren pada akhir tahun
1960an dan 1970an.[253] M8F tahun 1972 dibuat ulang sebagai C8 untuk digunakan di dalam
ajang balapan Grup C pada tahun 1982, tetapi tidak terlalu berhasil.[254]

Pada pertengahan tahun 1990-an, perusahaan saudara McLaren Racing, yaitu McLaren Cars
(sekarang McLaren Automotive), membuat versi balap dari mobil jalan raya F1 mereka, F1
GTR yang berhasil memenangkan Le Mans 24 Jam 1995 dan BPR Global GT Series tahun 1995
dan 1996.[255] Pada tahun 2011, versi GT3 dari MP4-12C dikembangkan melalui kemitraan
dengan CRS Racing, dan memulai debut kompetitifnya di dalam ajang VLN dan Master ADAC
GT pada tahun 2012.[256] MP4-12C digantikan oleh McLaren 650S dan kemudian McLaren
720S untuk balap GT3, sementara versi GT4 dari McLaren 570S juga dikembangkan.

Pada tahun 2022, McLaren Automotive mengumumkan model GT4 baru berdasarkan McLaren
Artura,[257] bersama dengan versi tidak terbatas yang bernama Artura Trophy, yang akan
digunakan di dalam seri one-make yang direncanakan oleh McLaren.[258]

Pada bulan Oktober 2023, McLaren Automotive mengumumkan niatnya untuk berpartisipasi di
dalam ajang Le Mans 24 Jam 2024 di bawah kategori LMGT3 yang baru melalui United
Autosports CEO Zak Brown sebagai tim pelanggannya.[259] McLaren Automotive juga
mengumumkan bahwa mereka akan mengikuti ajang IMSA SportsCar Championship
2024 dalam kategori GT Daytona Pro (GTD Pro) melalui tim Pfaff Motorsports sebagai tim
pelanggannya.[260][261] Baik tim United Autosports dan Pfaff Motorsports akan menggunakan mobil
McLaren 720S GT3 Evo.

Karakteristik[sunting | sunting sumber]


McLaren Racing mayoritas dimiliki oleh McLaren Group, setelah menjual 15% saham tim kepada
sebuah investor asal Amerika Serikat, yaitu MSP Sports Capital, pada tahun 2020, dan
meningkat menjadi 33% saham pada tahun 2022.[262] Tim ini sebelumnya dimiliki sepenuhnya
oleh Grup sejak awal berdirinya.
Kepemilikan dan manajemen[sunting | sunting sumber]

Ron Dennis, di sini digambarkan di Grand Prix Monako 2000, adalah


kepala tim dari tahun 1980 hingga 2009, dan menjadi ketua Grup McLaren hingga tahun 2017.

Setelah Bruce McLaren meninggal dunia di dalam sebuah kecelakaan pada saat sesi pengujian
pada tahun 1970, Teddy Mayer mengambil alih tim. Pada tahun 1981, tim McLaren bergabung
bersama dengan Project Four Racing milik Ron Dennis; Dennis mengambil alih posisi sebagai
kepala tim, dan tidak lama kemudian mengorganisir pembelian pemegang saham asli McLaren
untuk mengambil kendali penuh atas tim. Dennis menawarkan Mansour Ojjeh kesempatan untuk
membeli 50% saham tim pada tahun 1983, dengan tim McLaren yang menjadi perusahaan
patungan dengan TAG Group milik Ojjeh. Pada tahun 2000, setelah memasok mesin ke tim
melalui anak perusahaan Mercedes selama 5 tahun, DaimlerChrysler (sekarang Daimler AG)
menggunakan opsi untuk membeli 40% dari Grup TAG McLaren.[263] Dennis dan Ojjeh masing-
masing memiliki 30% saham,[264] dan masing-masing menjual setengah sahamnya
ke Perusahaan Induk Mumtalakat (dana kekayaan negara dari Kerajaan Bahrain) pada tahun
2007.[265] Meskipun Daimler dilaporkan mempertimbangkan untuk mengakuisisi 60% sisanya dari
Dennis dan Ojjeh, namun mereka malah membeli tim Brawn GP (yang kemudian mengganti
namanya menjadi Mercedes GP) pada bulan November 2009;[266] dan saham tim McLaren
mereka dijual kembali ke Mumtalakat, Dennis, dan Ojjeh pada tahun 2010.[267]

Dennis mengundurkan diri sebagai CEO dan kepala tim McLaren pada tahun 2009, dan
menyerahkan kedua peran tersebut kepada Martin Whitmarsh.[268][269] Namun, setelah musim 2013
yang tidak kompetitif, Dennis mengambil kembali peran tersebut pada bulan Januari 2014;
[270]
Whitmarsh secara resmi meninggalkan tim pada akhir tahun itu.[271] Dennis berusaha untuk
mengambil alih saham pengendali di perusahaan tersebut, namun hubungannya dengan Ojjeh
memburuk, mungkin pada awal tahun 2013.[272][273] Pada tahun 2016, Dennis dipaksa keluar dari
perannya sebagai CEO oleh Ojjeh.[274] Dia menjual sisa sahamnya di perusahaan itu pada tahun
berikutnya.[275]

Setelah Dennis kembali lagi pada tahun 2014, dia menghapuskan posisi kepala tim di tim
McLaren, dengan mengatakan bahwa posisi itu adalah posisi yang 'ketinggalan jaman'.[276] Éric
Boullier malah ditunjuk sebagai direktur balapan pada bulan Januari 2014, dan bertanggung
jawab atas tim F1.[277] Setelah Dennis keluar, Zak Brown dipilih untuk jabatan direktur eksekutif
Grup, dengan posisi CEO Grup dan CEO Balapan yang mana keduanya dibiarkan kosong.
[278]
Meskipun posisinya secara formal berada di Grup McLaren yang lebih luas, namun perannya
hanya akan terfokus pada tim F1 saja. Meningkatnya kesadaran akan mobil yang biasa-biasa
saja mendorong perombakan pada tahun 2018: Brown ditunjuk sebagai CEO McLaren Racing
pada bulan April, dan ketika Boullier mengundurkan diri pada bulan Juli, posisinya terbagi
antara Gil de Ferran sebagai direktur olahraga dan Andrea Stella sebagai direktur kinerja.
Pada bulan Mei 2019, Andreas Seidl ditunjuk sebagai kepala tim yang baru.[280] Pada bulan
[279]

Desember 2022, Seidl meninggalkan tim McLaren untuk bergabung bersama


dengan Sauber sebagai CEO, dengan Stella yang dipromosikan menjadi kepala tim.[281][282]

Sejak tahun 2004, tim ini bermarkas di McLaren Technology Center di Woking, Inggris.
[283]
Fasilitas di sana antara lain terowongan angin dan simulator membalap, yang disebut-sebut
sebagai yang tercanggih di dalam olahraga tersebut.[284] Tim juga telah membuat McLaren Young
Driver Programme, yang pada saat ini telah memiliki satu pembalap yang menandatangani
kontraknya.[285][286]

Politik[sunting | sunting sumber]


Tim McLaren memiliki hubungan yang tidak nyaman dengan badan pengatur Formula Satu, yaitu
FIA, dan pendahulunya, yakni FISA, serta dengan pemegang hak komersial olahraga tersebut.
Tim McLaren terlibat, bersama dengan tim lain dari Asosiasi Konstruktor Formula Satu (FOCA),
dalam perselisihan dengan FISA dan Alfa Romeo, Renault, dan Ferrari mengenai kendali
olahraga tersebut pada awal dasawarsa 1980-an. Selama perselisihan ini, yang dikenal
sebagai perang FISA-FOCA, sebuah seri yang memisahkan diri diancam, FISA menolak
memberikan sanksi satu balapan, dan FOCA memboikot balapan lainnya. Hal ini pada akhirnya
diselesaikan melalui kesepakatan bagi hasil yang disebut sebagai Perjanjian Concorde.[287][288][289]

Perjanjian Concorde yang berikutnya ditandatangani pada tahun 1987 dan 1992, tetapi pada
tahun 1996, tim McLaren kembali menjadi salah satu tim yang mempermasalahkan ketentuan
perjanjian baru, kali ini dengan mantan presiden FOCA dan organisasi Promosi dan Administrasi
Formula Satu Bernie Ecclestone; perjanjian 10 tahun yang baru pada akhirnya ditandatangani
pada tahun 1998.[290] Argumen serupa muncul kembali pada pertengahan tahun 2000an, ketika
tim McLaren dan pemilik sebagian sahamnya, yaitu Mercedes, kembali lagi mengancam untuk
memulai seri saingannya, sebelum Perjanjian Concorde yang lainnya ditandatangani pada tahun
2009.[291] Pada tahun 2007, tim McLaren terlibat dalam kontroversi spionase, setelah kepala
desainer mereka, yaitu Mike Coughlan, memperoleh informasi teknis rahasia dari tim Ferrari. Tim
McLaren dikeluarkan dari klasemen Kejuaraan Dunia Konstruktor selama satu tahun, dan tim
tersebut didenda sebesar US$100 juta.[105][292] Meskipun ketentuan perjanjian yang terbaru, pada
tahun 2013 dan 2021, telah dinegosiasikan secara ekstensif, namun tim McLaren kali ini tidak
mengambil sikap bermusuhan secara terbuka seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya di
masa lalu.

Sponsor, penamaan, dan corak[sunting | sunting sumber]

Tim Formula Satu McLaren disponsori selama 23 tahun oleh


merek rokok Marlboro milik Philip Morris.

Tim Formula Satu McLaren pada awalnya bernama Bruce McLaren Motor Racing, dan untuk
musim pertama, mereka menggunakan mobil berwarna putih-hijau, yang muncul sebagai hasil
kesepakatan dengan pembuat film Grand Prix.[293] Antara musim 1968 dan 1971, tim
menggunakan desain oranye, yang juga diterapkan pada mobil yang berkompetisi di dalam seri
Indianapolis 500 dan Can-Am, dan digunakan sebagai corak pengujian sementara di tahun-
tahun berikutnya.[293][294][295]
Pada musim 1968, Royal Automobile Club dan FIA melonggarkan peraturan mengenai sponsor
komersial mobil Formula Satu, dan pada musim 1972, perusahaan kosmetik Yardley of
London menjadi sponsor utama yang pertama bagi tim McLaren, dan tim tersebut berlomba
sebagai Yardley Team McLaren.[296][297] Alhasil, coraknya diubah menjadi dominan berwarna putih
untuk mencerminkan warna sponsor.[298] Hal ini berubah pada musim 1974, ketika Philip Morris
bergabung sebagai sponsor utama melalui merek rokok Marlboro mereka, sementara satu mobil
terus berjalan—sepertinya oleh tim terpisah—dengan corak Yardley untuk tahun tersebut.
[297]
Pencitraan merek merah-putih Marlboro bertahan hingga musim 1996, di mana selama waktu
tersebut, tim menggunakan berbagai nama yang menggabungkan kata "Marlboro",
menjadikannya sebagai sponsorship Formula Satu yang paling lama berjalan (dan masih
menjadi sponsor utama terlama), yang sejak saat itu telah dilampaui oleh sponsor tim Hugo
Boss, yang berlangsung mulai dari musim 1981 hingga 2014).[299][300][301][302]

Pada musim 1997, Philip Morris memindahkan sponsor Marlboro ke tim Ferrari, dan posisinya
digantikan oleh merek rokok West Reemtsma, dengan tim tersebut yang masuk dengan
nama West McLaren Mercedes.[303] Alhasil, tim McLaren mengadopsi livery silver dan hitam.
Pada pertengahan tahun 2005, European Union Directive melarang iklan tembakau di dalam
dunia olahraga, yang memaksa tim McLaren untuk mengakhiri hubungannya dengan West.
[304]
Pada musim 2006, tim berkompetisi tanpa sponsor utama, dan masuk dengan nama Team
McLaren Mercedes. Tim McLaren mengubah coraknya dengan memasukkan warna merah ke
dalam desainnya, dan mengubah warna perak menjadi krom.

Pada musim 2007, tim McLaren menandatangani kontrak berdurasi selama tujuh tahun dengan
perusahaan telekomunikasi Vodafone, dan dikenal sebagai Vodafone McLaren Mercedes.
[305]
Perjanjian ini akan berlangsung hingga musim 2014, meskipun tim secara resmi
mengumumkan di Grand Prix Australia 2013 bahwa kemitraan mereka akan berakhir pada akhir
musim 2013.[306] Meskipun menjelaskan keputusan untuk mengakhiri sponsorship sebagai hasil
dari keinginan Vodafone untuk mempertimbangkan kembali peluang komersialnya, namun
kemudian dilaporkan bahwa keputusan untuk menjalankan Grand Prix Bahrain 2012 meskipun
terjadi pemberontakan sipil yang sedang berlangsung dan protes terhadap balapan, dan
ketidakmampuan Vodafone untuk menghapus logo mereka dari mobil McLaren selama balapan
sebagai faktor kunci dalam keputusan untuk menghentikan sponsorship.[307] Merek wiski
milik Diageo, yaitu Johnnie Walker, yang merupakan sponsor asosiasi sejak tahun 2005,
menawarkan untuk mengambil alih posisi sebagai sponsor utama pada akhir tahun 2013, namun
tawaran mereka sebesar £43 juta ditolak oleh ketua tim McLaren, yaitu Ron Dennis, yang
memercayainya "terlalu kecil".[308]

Pada akhir tahun 2015, diumumkan bahwa tim McLaren akan kehilangan sponsor TAG Heuer ke
tim Red Bull Racing. Kepala tim McLaren, yaitu Ron Dennis, kemudian mengaku bahwa dia
berselisih dengan CEO TAG Heuer, yaitu Jean-Claude Biver. Pada tahun 2015, tim McLaren
tidak memiliki sponsor utama dan diperkirakan akan kehilangan sponsor sebesar £20 juta pada
tahun 2016.[308] Antara tahun 2015 dan 2017, tim ini berkompetisi sebagai McLaren Honda karena
kemitraan mesin mereka dengan Honda.[309] Tim ini telah berkompetisi sebagai McLaren F1
Team (dalam bahasa Indonesia: Tim F1 McLaren) sejak musim 2018.[310] CEO Zak Brown
mengatakan bahwa dia tidak akan menjual nama tim kepada sponsor utama untuk menjaga
nama tim tetap utuh, dan sebagai gantinya akan mencari sponsor besar.[311][312]

Mobil McLaren pada awalnya diberi nama dengan huruf M diikuti angka, terkadang juga diikuti
huruf yang menunjukkan modelnya.[313] Setelah merger tahun 1981 dengan Project Four, mobil
tersebut diberi nama "MP4/x", atau sejak tahun 2001 "MP4-x",[314] dimana x adalah generasi sasis
(misalnya MP4/1, MP4-22). "MP4" pada awalnya merupakan singkatan dari "Marlboro Project 4",
[315]
sehingga judul lengkap mobil (McLaren MP4/x) tidak hanya mencerminkan nama historis tim
saja, tetapi juga nama sponsor utama tim dan juga komponen barunya. Sejak pergantian
sponsor utama pada tahun 1997, "MP4" konon merupakan singkatan dari "McLaren Project 4".
[316]
Mulai dari tahun 2017, setelah kepergian Ron Dennis dari tim, skema penamaan mobil diubah
menjadi "MCL" diikuti dengan nomor.[317] Sejak musim 2017, tim McLaren semakin banyak
mengadopsi warna oranye, yang dirancang untuk mengingatkan pada corak Bruce McLaren.
Pada musim 2017, Logitech menandatangani kesepakatan sponsor multi-tahun dengan McLaren
sebagai Mitra Periferal Teknologi Resmi pada tanggal 25 Maret. Kesepakatan ini nantinya akan
diperluas ke upaya eSports McLaren di bawah merek Logitech G pada musim 2020.

Pada musim 2019, British American Tobacco (BAT) menyetujui kemitraan global dengan tim
McLaren melalui kampanye "A Better Tomorrow", untuk mempromosikan produk rokok alternatif
BAT, yaitu Vuse (sebelumnya Vype) dan Velo (sebelumnya Lyft).[318] Perjanjian tersebut telah
memicu kontroversi serupa dengan sponsorship Mission Winnow dengan tim Scuderia Ferrari
karena hubungannya dengan perusahaan tembakau.[319] Pada bulan Juli 2020, tim McLaren
secara resmi mengumumkan kemitraan strategis multi-tahun dengan sponsor lama Gulf Oil
International,[320] yang mencakup Gulf Oil sebagai pemasok pelumas pilihan untuk McLaren
Automotive[321] dan livery Teluk khusus untuk Grand Prix Monako 2021.[322]

Pada bulan Mei 2022, OKX menandatangani perjanjian sponsorship multi-tahun dengan tim
McLaren sebagai mitra utama.[323] Kesepakatan tersebut diperluas pada bulan Maret 2023,
dengan OKX yang menjadi mitra utama resmi tim McLaren, di mana OKX akan menerima
peningkatan kehadiran merek pada mobil tersebut. Kesepakatan yang diperluas juga mencakup
OKX yang mendukung tim esports McLaren Shadow.[324]

Sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-60 McLaren, tim mengungkapkan livery khusus
untuk Grand Prix 2023 Monako dan Spanyol untuk merayakan Triple Crown. Livery Triple Crown
merupakan penggabungan dari livery tiga mobil McLaren pemenang yang membentuk Triple
Crown – pepaya dari M16C/D yang berhasil memenangkan Indianapolis 500 1974 di bagian
belakang, warna putih dari MP4/2 yang berhasil memenangkan Grand Prix Monako 1984 di
bagian tengah, dan warna hitam dari F1 GTR yang berhasil memenangkan Le Mans 24 Jam
1995 di bagian depan MCL60.[325][326] Tim saudara McLaren di Seri IndyCar juga menggunakan
corak Triple Crown versi mereka untuk Indianapolis 500 2023, dengan corak mobil No. 7, 6, dan
5 yang masing-masing dicat sebagai M16C/D, MP4/2, dan F1 GTR.[327] Untuk Grand Prix Inggris
2023, bekerja sama dengan mitra utama Google Chrome, tim McLaren akan menggunakan
livery krom yang mirip dengan livery favorit penggemar dari tahun 2006 hingga 2014. Livery
krom lebih sering dikaitkan dengan tahun Vodafone McLaren.[328][329] Tim McLaren dan OKX
kembali lagi berkolaborasi pada Grand Prix Singapura dan Jepang 2023 dengan membalap
mobil yang didominasi oleh warna hitam dengan coretan warna oranye pepaya standar, yang
disebut sebagai "Stealth Mode".[330][331]

Anda mungkin juga menyukai