Anda di halaman 1dari 4

Penulis artikel adalah Samarth Kanal, seorang penulis dari UK untuk F1.

Artikel tersebut
membahas mengenai perubahan peraturan regulasi mesin di ajang F1 untuk tahun 2026 yang
mendatang. Fakta yang terdapat dalam artikel tersebut adalah bahwa mesin baru ini tidak
akan membakar karbon fosil, membuat mesin tersebut ramah lingkungan. Kemudian energi
listrik yang dihasilkan dari rem akan lebih besar dan tenaga yang dihasilkan mesin juga akan
lebih besar dari 850 hp ke 1000 hp walaupun menggunakan bensin yang lebih sedikit. Penulis
beropini bahwa mesin F1 yang baru ini akan membuat mobil F1 lebih sulit untuk dikendarai.
Sehingga akan membutuhkan skill lebih untuk dikendarai. Tetapi hal ini akan menjadikan
racing lebih menarik dan lebih menantang kedepannya. Tujuan dari artikel ini adalah untuk
mendidik dan memberikan informasi mengenai regulasi mesin baru di F1 kedepannya.
Bahasa yang digunakan baku, ilmiah, dan populer sehingga walaupun ada unsur ilmiah dalam
pembahasan artikel, tetap bisa dimengerti dengan baik. Sumber: Kanal, Samarth. 2022.
"More efficient, less fuel, and carbon net zero – 7 things you need to know about the 2026 F1
engine regulations." United Kingdom: Formula 1. Diunduh 18 Agustus, 2022
(https://amp.formula1.com/en/latest/article.more-efficient-less-fuel-and-carbon-net-zero-7-
things-you-need-to-know-about.ZhtzvU3cPCv8QO7jtFxQR.html).
Artikel tersebut membahas mengenai seorang legenda F1, Mario Andretti, menilai bahwa F1
melakukan langkah yang tepat untuk mengubah regulasi aerodinamika. Penulis artikel ini
adalah Kemal Sengul, seorang penulis untuk motorsport.com. Artikel ini bertujuan untuk
mengedukasi pembaca dan memberikan informasi baru mengenai perubahan regulasi F1.
Bahasa yang digunakan baku, dan populer sehingga mudah untuk dipahami. Pada tahun ini
F1 memperkenalkan mobil dengan ukuran yang lebih besar dan ban yang lebih lebar.
Berdasarkan tren yang dilalui dari tahun ke tahun, mobil F1 tahun ini juga mengikuti tren
tersebut dimana mobil menjadi semakin berat dan semakin lebar dari tahun sebelumnya. Hal
ini dikarenakan mobil akan lebih efisien dan membuat udara mengalir dengan lebih bersih di
lingkungan badan mobil sendiri. Mario Andretti juga menyampaikan kebingungannya
mengenai perubahan regulasi ini di beberapa bagian, contohnya di sayap belakang. Andretti
menyampaikan ketidak mengertiannya mengapa F1 beralih ke mobil yang lebih lebar dengan
sayap yang lebih besar dari beberapa tahun lalu. Hal ini karena baginya, mobil yang terlalu
besar akan membuat balapan menjadi kurang menarik di sirkuit yang sempit seperti Monaco
dan Jeddah. Sumber: Şengül, Kemal. 2022. “Mario Andretti Nilai F1 Tepat Ubah Regulasi
Aerodinamika”. Jakarta: Motorsport. Diunduh 25 Agustus, 2022
(https://id.motorsport.com/f1/news/mario-andretti-f1-tepat-ubah-regulasi-aerodinamika/
8097147/).
Formula 1 adalah salah satu olahraga balapan yang paling populer di saat ini. Formula 1
merupakan kelas tertinggi dalam balapan mobil "single seaters". Formula 1 dinaungi oleh
"Federation Internationale de I'Automobile" (FIA) yang dibuat pada tanggal 20 Juni 1904.
Formula 1 juga mulai dikenal pada tanggal 13 Mei 1950 sebagai ajang tertinggi dan
mendunia, kejuaraan para pembalap atau "World Driver's Championship" di Silverstone, UK.
Mulai 1981 kemudian Formula 1 dikenal sebagai "FIA Formula One World Championship".
Formula 1 pertama kali dimenangkan oleh Juan Manuel Fangio dengan mengendarai Alfa
Romeo. Juga ada beberapa tim lainnya seperti Mercedes, Ferarri, dan lain-lain yang
mengikuti ajang ini, dan masing-masing memiliki kesempatan untuk memenangkan
kejuaraan pembalap, atau kejuaraan konstruktor. Hal ini dikarenakan adanya perubahan
regulasi di setiap musim F1 yang menyebabkan perubahan terjadi pada mobil. Sehingga tim
yang inovasinya lebih efektif bisa melawan tim unggulan di musim sebelumnya. Sumber:
Partridge, Jarrod. 2021. "Apa Itu Formula 1". United Kingdom: F1chronicle. Diunduh 1
September, 2022 (https://f1chronicle.com/what-is-formula-1/).
Saya menganggap bahwa ajang Formula 1 mirip sekali dengan pegunungan alps. Semakin
keatas, semakin kecil dan semakin kebawah semakin besar. Artinya semakin kecil
kemungkinan untuk masuk Formula 1 apabila dibandingkan dengan Formula 2, 3, dan 4.
Tetapi semakin terlihat di mata dunia. Tidak ada yang melihat pegunungan hanya dari bagian
tengah kebawah. Tentunya yang paling memancar adalah mereka yang diatas. Mereka yang
sudah berada di Formula 1.
Untuk beberapa tahun kedepan yang menjadi masalah dari F1 adalah polusi yang
diakibatkannya. Pada saat ini F1 membakar kurang lebih 60 liter bahan bakar selama 2 jam
balapan. Walaupun bahan bakar ini memang sudah lebih efisien dan ramah lingkungan
dibandingkan dengan bahan bakar yang lain, namun tetap menjadi keraguan akan keamanaan
terhadap lingkungan. Selain itu juga terpikirkan bahwa F1 akan menjadi ajang yang
sepenuhnya menggunakan listrik. Jadi, tidak lagi menggunakan bahan bakar. Tentunya F1
akan sama saja dengan formula-e dan menyebabkan tidak adanya variasi dalam ajang
tersebut.
Solusi dari permasalahan tersebut untuk kedepannya adalah formula 1 dan formula-e yang
dijadikan satu-kesatuan. Kedua ajang tersebut dinaungi FIA yang tentunya pasti bisa
dijadikan satu untuk kedepannya karena tentunya formula 1 akan mengalami perkembangan
dan 100% beralih ke tenaga listrik. Hal ini dikarenakan adanya perubahan tujuan dari formula
1 yang tadinya hanya untuk balapan semata, menjadi sadar akan kerusakan lingkungan.
Contohnya dengan bensin yang dibakar, karbon yang dibuang melalui kampas rem yang
digunakan, dan sebagainya. Semua ini dilakukan untuk balapan yang lebih ramah lingkungan
dan satu-satunya cara untuk membuat balapan yang lebih ramah lingkungan adalah dengan
100% beralih ke tenaga listrik secara penuh, dan atau penggunaan bahan bakar yang sama
sekali tidak menghasilkan emisi karbon. Maka dari itu, sangat dibutuhkan perubahan pola
pikir yang dimiliki oleh para pembalap, para pelaksana fromula 1, dan para FIA.
Penggabungan antara formula 1 dan formula-e tentunya akan banyak mengalami
ketidaksetujuan dikarenakan contohnya para pembalap yang tadinya berada di formula-e
tidak akan bisa masuk ke formula 1. Hal ini dikarenakan formula 1 adalah puncak tertinggi
dari balapan. Maka, pembalap lain yang seperti berada di tier kedua setelah formula 1 sulit
mendapat kesempatan untuk masuk ke formula 1. Tetapi hal ini bisa dikurangi dengan
pembuatan tim-tim baru agar bisa ke formula 1. Perlu juga diperhatikan bahwa ada batasan
tertentu untuk tim di formula 1. Maka, jatah maksimal tim bisa ditambahkan untuk
mengurangi ketidakpuasan dari pihak-pihak formula-e yang merasa dirugikan.
Formula 1 adalah salah satu olahraga balapan yang paling populer di saat ini. Formula 1
merupakan kelas tertinggi dalam balapan mobil "single seaters". Formula 1 dinaungi oleh
"Federation Internationale de I'Automobile" (FIA) yang dibuat pada tanggal 20 Juni 1904.
Formula 1 juga mulai dikenal pada tanggal 13 Mei 1950 sebagai ajang tertinggi dan
mendunia, kejuaraan para pembalap atau "World Driver's Championship" di Silverstone, UK.
Mulai 1981 kemudian Formula 1 dikenal sebagai "FIA Formula One World Championship".
Formula 1 pertama kali dimenangkan oleh Juan Manuel Fangio dengan mengendarai Alfa
Romeo. Juga ada beberapa tim lainnya seperti Mercedes, Ferarri, dan lain-lain yang
mengikuti ajang ini, dan masing-masing memiliki kesempatan untuk memenangkan
kejuaraan pembalap, atau kejuaraan konstruktor. Hal ini dikarenakan adanya perubahan
regulasi di setiap musim F1 yang menyebabkan perubahan terjadi pada mobil. Sehingga tim
yang inovasinya lebih efektif bisa melawan tim unggulan di musim sebelumnya.
Ajang Formula 1 mirip sekali dengan pegunungan Alps. Semakin keatas, semakin kecil dan
semakin kebawah semakin besar. Artinya semakin kecil kemungkinan untuk masuk Formula
1 apabila dibandingkan dengan Formula 2, 3, dan 4. Tetapi semakin terlihat di mata dunia.
Tidak ada yang melihat pegunungan hanya dari bagian tengah kebawah. Tentunya yang
paling memancar adalah mereka yang diatas. Mereka yang sudah berada di Formula 1.
Untuk beberapa tahun kedepan yang menjadi masalah dari F1 adalah polusi yang
diakibatkannya. Pada saat ini F1 membakar kurang lebih 60 liter bahan bakar selama 2 jam
balapan. Walaupun bahan bakar ini memang sudah lebih efisien dan ramah lingkungan
dibandingkan dengan bahan bakar yang lain, namun tetap menjadi keraguan akan keamanaan
terhadap lingkungan. Selain itu juga terpikirkan bahwa F1 akan menjadi ajang yang
sepenuhnya menggunakan listrik. Jadi, tidak lagi menggunakan bahan bakar. Tentunya F1
akan sama saja dengan Formula-E dan menyebabkan tidak adanya variasi dalam ajang
tersebut. Maka, sangat dibutuhkan perubahan-perubahan regulasi untuk mengurangi polusi-
polusi yang dihasilkan.
Samarth Kanal, seorang penulis dari UK untuk F1, dalam sebuah artikel membahas mengenai
perubahan peraturan regulasi mesin di ajang F1 untuk tahun 2026 yang mendatang. Artikel
tersebut membahas mengenai mesin baru ini tidak akan membakar karbon fosil, membuat
mesin tersebut ramah lingkungan. Kemudian energi listrik yang dihasilkan dari rem akan
lebih besar dan tenaga yang dihasilkan mesin juga akan lebih besar dari 850 hp ke 1000 hp
walaupun menggunakan bensin yang lebih sedikit. Penulis beropini bahwa mesin F1 yang
baru ini akan membuat mobil F1 lebih sulit untuk dikendarai. Sehingga akan membutuhkan
skill lebih untuk dikendarai. Tetapi hal ini akan menjadikan racing lebih menarik dan lebih
menantang kedepannya.
Salah satu artikel lain yang ditulis oleh Kemal Sengul, seorang penulis untuk
motorsport.com, mengungkapkan dalam artikel tersebut mengenai pendapat Mario Andretti
seorang mantan pembalap F1. Mario Andretti, menilai bahwa F1 melakukan langkah yang
tepat untuk mengubah regulasi aerodinamika. Pada tahun ini F1 memperkenalkan mobil
dengan ukuran yang lebih besar dan ban yang lebih lebar. Berdasarkan tren yang dilalui dari
tahun ke tahun, mobil F1 tahun ini juga mengikuti tren tersebut dimana mobil menjadi
semakin berat dan semakin lebar dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan mobil akan
lebih efisien dan membuat udara mengalir dengan lebih bersih di lingkungan badan mobil
sendiri. Mario Andretti juga menyampaikan kebingungannya mengenai perubahan regulasi
ini di beberapa bagian, contohnya di sayap belakang. Andretti menyampaikan ketidak
mengertiannya mengapa F1 beralih ke mobil yang lebih lebar dengan sayap yang lebih besar
dari beberapa tahun lalu. Hal ini karena baginya, mobil yang terlalu besar akan membuat
balapan menjadi kurang menarik di sirkuit yang sempit seperti Monaco dan Jeddah.
Perubahan-perubahan regulasi ini didasari atas keinginan FIA untuk membuat balapan yang
lebih adil dengan mengubah aerodinamika, dan bahan bakar yang lebih efisien. Tetapi hal ini
tentunya sama saja dengan Formula 1 yang menjadi sama seperti Formula-E. Solusi dari
permasalahan tersebut untuk kedepannya adalah Formula 1 dan Formula-E yang dijadikan
satu-kesatuan. Kedua ajang tersebut dinaungi FIA yang tentunya pasti bisa dijadikan satu
untuk kedepannya karena tentunya Formula 1 akan mengalami perkembangan dan 100%
beralih ke tenaga listrik. Hal ini dikarenakan adanya perubahan tujuan dari Formula 1 yang
tadinya hanya untuk balapan semata, menjadi sadar akan kerusakan lingkungan. Contohnya
dengan bensin yang dibakar, karbon yang dibuang melalui kampas rem yang digunakan, dan
sebagainya. Semua ini dilakukan untuk balapan yang lebih ramah lingkungan dan satu-
satunya cara untuk membuat balapan yang lebih ramah lingkungan adalah dengan 100%
beralih ke tenaga listrik secara penuh, dan atau penggunaan bahan bakar yang sama sekali
tidak menghasilkan emisi karbon. Regulasi mesin pada tahun 2026 tentunya akan berdampak
besar terhadap emisi karbon yang dihasilkan. Perlu dilihat juga Maka dari itu, sangat
dibutuhkan perubahan pola pikir yang dimiliki oleh para pembalap, para pelaksana fromula 1,
dan para FIA.
Penggabungan antara Formula 1 dan Formula-E tentunya akan banyak mengalami
ketidaksetujuan dikarenakan contohnya para pembalap yang tadinya berada di Formula-E
tidak akan bisa masuk ke Formula 1. Hal ini dikarenakan Formula 1 adalah puncak tertinggi
dari balapan. Maka, pembalap lain yang seperti berada di tier kedua setelah Formula 1 sulit
mendapat kesempatan untuk masuk ke Formula 1. Tetapi hal ini bisa dikurangi dengan
pembuatan tim-tim baru agar bisa ke Formula 1. Perlu juga diperhatikan bahwa ada batasan
tertentu untuk tim di Formula 1. Maka, jatah maksimal tim bisa ditambahkan untuk
mengurangi ketidakpuasan dari pihak-pihak Formula-E yang merasa dirugikan.

Anda mungkin juga menyukai