Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Para ahli keperawatan telah banyak mengembangkan teori-teori
keperawatan. Teori keperawatan merupakan petunjuk bagi para perawat
dalam menjalankan praktik keperawatan. Dengan teori keperawatan, para
perawat dapat mengetahui bagaimana cara memandang dan menilai situasi
kerja dan mengetahui apa yang selanjutnya harus dilakukan untuk mengatasi
suatu masalah dalam dunia keperawatan.
Teori keperawatan memiliki 4 tingkatan pengembangan, antara lain meta-
teori, grand-teori, middle-range-teori dan practice-teori. Dari beberapa
tingkatan pengembangan teori tersebut, terdapat teori tentang Caring. Salah
satu teori tentang Caring adalah teori yang telah dipelopori oleh Kristen M.
Swanson. Teori ini termasuk kedalam tingkatan middle-range-teori dimana
Kristen M. Swanson mengembangkan teori yang telah dipelopori oleh ahli
keperawatan sebelumnya.
Kristen swanson (1991) mempelajari tentang klien dan pengasuh
profesional dalam upaya mengembangkan teori caring untuk praktek
keperawatan. Tiga kelompok berbeda diwawancarai: wanita yang mengalami
keguguran, orang tua, dan seorang ibu yang baru melahirkan yang sedang
dirawat di ruang perawatan intensif. Semua kelompok berada di perinatal
(sebelum, selama, atau setelah kelahiran anak), pengaturan atau konteks dan
pengalaman fenomena caring. Peneliti bertanya kepada kelompok setiap
pertanyaan tentang bagaimana pengalaman mereka dan ekspresi caring dalam
situasi yang mereka alami. Setelah menganalisa cerita dan deskripsi dari tiga
kelompok, swanson mengembangkan teori caring. Swanson mendefinisikan
caring sebagai cara memelihara untuk berhubungan dengan nilai lain, kepada
siapa seseorang merasa suatu pribadi yang sadar akan komitmen dan
tanggung jawab.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi dari seorang Kristen M. Swanson ?

1
2. Bagaimana pengertian keperawatan menurut Kristen M Swanson?
3. Apa Sumber teori yang digunakan oleh Kristen M. Swanson ?
4. Apa saja konsep utama teori keperawatan Kristen M. Swanson ?
5. Apa bukti empiris yang digunakan oleh Kristen M Swanson ?
6. Bagaimana meta paradigma dari teori Kristen M. Swanson ?
7. Bagaimana pendekatan aplikatif teori Kristen M. Swanson dalam
asuhan keperawatan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Menjelaskan biografi Kristen M Swanson
2. Menjelaskan pengertian keperawatan menurut Kristen M Swanson
3. Menjelaskan sumber teori apa yang digunakan Kristen M Swanson
4. Menjelaskan konsep utama “Theory of Caring” Swanson
5. Menjeaskan bukti empiris teori keperawatan yang dikemukakan
Swanson
6. Menjelaskan metaparadigma keperawatan dalam pandangan “Theory
of Caring” Swanson
7. Menjelaskan pendekatan aplikatif teori Kristen M Swanson dalam
asuhan keperawatan.
1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah supaya :


1. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan biografi Kristen M
Swanson
2. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian keperawatan menurut Kristen M
Swanson
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan menganalisis konsep dasar dan konsep
utama teori keperawatan Kristen M Swanson
4. Mahasiswa dapat menjelaskan metaparadigma menurut Kristen M
Swanson
5. Mahasiswa dapat menerapkan teori keperawatan Kristen M Swanson
dalam pembelajaran serta praktik keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Kristen M. Swanson

Kristen M. Swanson, R N., Ph.D., FA A.N., lahir tanggal 13 Januari 1953,


di Providence, Rhode Island. Swanson meraih gelar sarjana muda (magna cum of
laude) dari University of Rhode Island College Pen of Nursing pada tahun 1975.
Setelah lulus, Swanson bergabung dengan karirnya sebagai perawat terdaftar di
University Uni Massachusetts Medical Center di Worcester. Dia tertarik ke
institusi tersebut karena berdirinya administrasi keperawatan tersebut dengan jelas
mengartikulasikan sebuah visi untuk praktik keperawatan profesional dan secara
aktif bekerja sebagai perawat untuk menerapkan cita-cita ini saat bekerja dengan
klien (Swanson, 2001).

Sebagai perawat pemula, disamping bekerja sebagai perawat, Swanson


ingin menjadi praktisi ilmiah yang berpengetahuan luas dan menerapkan ilmunya
dalam bidang teknologis dengan tujuan akhir membagi keterampilan yang
dimiliki kepada orang lain. Dengan demikian, dia melanjutkan studi pascasarjana
di Program Perawatan Kesehatan dan Penyakit Dewasa di University of
Pennsylvania di Philadelphia. Setelah menerima gelar master dalam keperawatan
(1978), Swanson bekerja selama setahun sebagai instruktur klinis keperawatan
bedah medis di University of llege Pennsylvania School of Nursing dan kemudian
terdaftar di program Ph.D. dalam program keperawatan di University of Colorado
di Denver, Colorado. Di sana ia belajar keperawatan psikososial dengan
penekanan pada mengeksplorasi konsep kehilangan, stres, mengatasi hubungan
interpersonal, pribadi dan kepribadian, lingkungan kerja, dan kepedulian.

Sebagai mahasiswa program doktoral, Swanson juga berpartisipasi dalam


aktivitas promosi kesehatan dimana dia mendukung kelompok kelahiran sesar.
Pada salah satu pertemuan, yang berfokus pada keguguran, dia mengamati bahwa
saat itu Pembicara tamu, seorang dokter, yang fokus pada patofisiologi dan
masalah kesehatan yang lazim terjadi setelah keguguran. Wanita yang menghadiri
pertemuan tersebut lebih tertarik untuk membicarakan pengalaman pribadi mereka

3
saat kehilangan kehamilan mereka. Sejak hari itu, Swanson memutuskan untuk
belajar lebih banyak tentang pengalaman dan tanggapan manusia terhadap
keguguran. Perhatian pada kasus keguguran menjadi fokus disertasi doktoralnya
serta sebagai program penelitiannya.

Setelah mendapatkan gelar Ph.D. dalam ilmu keperawatan, Swanson


menerima sebuah persekutuan postdoctoral National Research Service yang
diberikan secara individual dari Pusat Penelitian Keperawatan Nasional, yang dia
selesaikan di bawah arahan Dr. Kathryn E. Barnard di University of Washington
di Seattle. Setelah itu, dia bergabung dengan University of Washington School of
Nursing, di mana dia melanjutkan pekerjaan ilmiahnya hingga hari ini sebagai
profesor dan ketua Departemen Keperawatan Keluarga. Selain tanggung jawab
mengajar dan mengurusi bidang administrasi, Swanson juga melakukan
penelitian yang didanai oleh National Health Institute of Nursing Research,
dimana dia sebagai perwakilan mentor fakultas dan mahasiswa, sebagai konsultan
di tingkat nasional dan internasional.

Sebagai penghargaan atas banyak kontribusi yang luar biasa yang telah
dilakukan terhadap pengembangan disiplin ilmu keperawatan, Swanson dilantik
sebagai dekan di American Academy of Nursing (1991) dan menerima
Distinguished Alumnus Award dari University of Rhode Island (2002).

2.2 Definisi Keperawatan Menurut Swanson

Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancaranya yang


dilakukannya pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki
anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah
melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan
(Potter et al. 2005).

Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring


secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari
apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling
penting yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu

4
argumen bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang
terpisah, melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di
tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan
dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini
adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses
becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak
hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam
membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).

Teori caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami


kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori caring Swanson menjelaskan
tentang proses caring yang terdri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang
berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal
kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi
informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan
serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidupnya. Swanson (1991)
menjelaskan middle range theory of caring. Caring didefinisikan sebagai ´a
nurturing way of relating to a valued other toward whom one feels a personal
sense of commitment and responsibility`. Kata kunci dari definisi tersebut adalah
memberikan asuhan keperawatan yang bernilai kepada klien dengan penuh rasa
komitment dan tanggung jawab.

2.3 Sumber Teori Keperawatan Kristen M Swanson

Swanson telah merancang berbagai sumber teoretis ketika ia memulai


mengembangkan teori keperawatannya. Dia ingat bahwa sejak awal karir
keperawatannya, pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran buku dan
pengalaman klinis membuatnya sangat menyadari terdapat perbedaan perhatian
yang mendalam dalam kehidupan orang-orang yang dilayaninya.

Gambaran teorinya dimulai ketika ia melihat keajaiban di ruang tunggu


kamar bedah. Terdapat keluarga yang memberikan semangat pada keluarga lain
yang sedang menunggu detik detik operasi. Mereka mempercayakan hidup
anggota keluarga mereka yang akan dioperasi pada tim bedah. Hal ini membuat

5
Swanson tersentuh ketika mengamati dukungan anggota keluarga sebelum operasi
tersebut. Hal ini sangat istimewa ketika pasien dan keluarga bertahan dalam
transisi mereka melalui penyakit, pemulihan, dan, dalam beberapa kasus,
kematian.

Selain itu, ia juga banyak mempelajari teori ilmuwan keperawatan untuk


mebentuk keyakinannya terhadap disiplin keperawatan. Salah satunya pada Dr.
Jacqueline Fawcett tentang dasar konseptual praktik keperawatan , teori ini tidak
hanya membuatnya lebih memahami perbedaan antara tujuan keperawatan dan
disiplin kesehatan lainnya, namun juga membuat dia menyadari bahwa
keperawatan untuk semua orang seperti sedang melewati transisi kesehatan,
penyakit, kesembuhan, dan kematian melalui transisi hidup sesuai dengan nilai
pribadinya

Swanson juga memilih Dr. Jean Watson sebagai mentor selama studi
doktoralnya. Dia mengaitkan penekanan pada eksplorasi konsep keperawatan
akan pemberian dokumenternya terhadap pengaruh Dr. Watson. Namun, terlepas
dari hubungan kerja yang erat dan penekanan pada mobil dalam karya disertasi
Swanson, Swanson maupun Watson tidak pernah melihat program penelitian
Swanson sebagai penerapan Watson's Theory of Human Caring (Watson, 1979,
1988, 1999). Sebaliknya, keduanya Swanson dan Watson menegaskan bahwa
kompatibilitas temuan mengenai kepedulian pada program penelitian individual
mereka menambahkan kredibilitas pada teori penduga (Swanson, 2001).

Swanson juga mengakui Dr. Kathryn E. Barnard karena telah


mendorongnya untuk melakukan transisi dari paradigma empiris interpretif ke
kontemporer, untuk mentransfer apa yang dia pelajari dan postulat tentang
perawatan melalui beberapa penyelidikan nomenologis untuk memandu penelitian
intervensi dan praktik klinis pada wanita yang telah mengalami keguguran.

2.4 Konsep Utama “Theory of Caring” Swanson


Menurut Swanson ada lima dimensi yang mendasari konsep Caring yaitu :

6
1. Maintaining Belief
Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa
hidup dan masa-masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa depan
dengan penuh keyakinan, meyakini kemampuan orang lain, menumbuhkan sikap
optimis, membantu menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa,
dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi apa pun. Tujuannya adalah untuk
memungkinkan orang lain terbantu dalam batas-batas kehidupannya sehingga
mampu menemukan makna dan mempertahankan sikap yang penuh harapan.
Memelihara dan mempertahankan keyakinan nilai hidup seseorang adalah dasar
dari caring dalam praktik keperawatan.
Subdimensi:
a. Believing in
Perawat menanggapi apa yang klien rasakan dan percaya bahwa perasaan –
perasaan tersebut bisa terjadi dan wajar terjadi pada siapapun yang sedang dalam
masa transisi.
b. Offering a hope-filled attitude
Menunjukkan perilaku bahwa perawat sepenuhnya peduli/care terhadap masalah
yang dialami dengan sikap tubuh, kontak mata dan intonasi bicara perawat.
c. Maintaining realistic optimism
Menjaga dan menunjukan optimisme perawat dan harapan terhadap apa yang
menimpa klien secara realistis dan berusaha mempengaruhi agar klien mempunyai
optimisme dan harapan yang sama.

7
d. Helping to find meaning
Membantu klien menemukan makna akan masalah yang terjadi sehingga klien
perlahan - lahan menerima bahwa setiap orang dapat mengalami apa yang dialami
klien.
e. Going the distance (menjaga jarak)
Semakin jauh menjalin/menyelami hubungan dengan tetap menjaga hubungan
sebagai perawat-klien yang tujuan akhir dalam tahap ini adalah kepercayaan klien
sepenuhnya terhadap perawat dan responsibility serta caring secara total oleh
perawat kepada klien.

2. Knowing
Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa yang memiliki
makna dalam kehidupan klien. Mempertahankan kepercayaan adalah dasar dari
caring keperawatan, knowing adalah memahami pengalaman hidup klien dengan
mengesampingkan asumsi perawat mengetahui kebutuhan klien,
menggali/menyelami informasi klien secara detail, sensitive terhadap petunjuk
verbal dan non verbal, fokus kepada satu tujuan keperawatan, serta melibatkan
orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dan menyamakan
persepsi antara perawat dan klien. Knowing adalah penghubung dari keyakinan
keperawatan terhadap realita kehidupan.
Subdimensi:
a. Avoiding assumptions : menghindari asumsi-asumsi
b. Assessing thoroughly : melakukan pengkajian menyeluruh
meliputi bio psiko sosial spitual dan kultural
c. Seeking clues : perawat menggali informasi -
informasi secara mendalam
d. Centering on the one cared for : perawat berfokus pada klien dalam
melakukan asuhan keperawatan
e. Engaging the self of both : melibatkan diri sebagai perawat
secara utuh dan bekerja sama dengan klien dalam melakukan asuhan
keperawatan yang efektif.

8
3. Being With
Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga
komunikasi, berbagi perasaan tanpa beban dan secara emosional bersama – sama
klien dengan maksud menawarkan kepada klien dukungan, kenyamanan,
pemantauan dan mengurangi intensitas perasaan yang tidak diinginkan.
Subdimensi:
a. Non-burdening
Perawat bekerjasama dengan klien tanpa memaksa kehendak kepada klien
dalam melakukan tindakan keperawatan
b. Convering availability
Menunjukan kesediaan perawat dalam membantu klien dan memfasilitasi
klien untuk mencapai tahap kesejahteraan / well being.
c. Enduring with
Bersama-sama berkomitmen dengan klien berusaha dalam meningkatkan
kesehatan klien
d. Sharing feelings
Berbagi pengalaman bersama klien yang berkaitan dengan usaha
peningkatan kesehatan klien. Dengan “Being with” perawat dapat menunjukkan
dengan cara kontak mata, bahasa tubuh, nada suara, mendengarkan serta memiliki
sikap positif dan bersemangat yang dilakukan perawat, akan membentuk sesuatu
suasana keterbukaan dan saling mengerti.

4. Doing For
Doing for berarti bersama – sama melakukan sesuatu tindakan yang bisa
dilakukan, mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan, menjaga
privasi dan martabat klien.
Subdimensi:
a. Comforting ( memberikan kenyamanan)
Dalam melakukan tindakan keperawatan dilakukan dengan memberikan
kenyamanan pada klien dan menjaga privasi klien.
b. Performing competently ( menunjukkan ketrampilan)

9
Tidak hanya berkomunikasi dan memberikan kenyaman dalam
tindakannya, perawat juga menunjukkan kompetensi atau skill sebagai perawat
professional
c. Preserving dignity (menjaga martabat klien)
Menjaga martabat klien sebagai individu atau memanusiakan manusia.
d. Anticipating ( mengatisipasi )
Perawat dalam melakukan tindakan selalu meminta persetujuan klien dan
keluarga
e. Protecting (melindungi)
Melindungi hak-hak pasien dalam memberikan asuhan keperawatan dan
tindakan medis

5. Enablings
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien, memfasilitasi
klien untuk melewati masa transisi dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa
dalam hidupnya yang belum pernah dialami dengan memberi informasi,
menjelaskan, mendukung dengan focus masalah yang relevan, berfikir melalui
masalah dan menghasilkan alternative pemecahan masalah sehingga
meningkatkan penyembuhan klien atau klien mampu melakukan tindakan yang
tidak biasa dia lakukan dengan cara memberikan dukungan, memvalidasi perasaan
dan memberikan umpan balik / feedback.
Subdimensi:
a. Validating (memvalidasi)
Memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan
b. Informing( memberikan informasi)
Memberikan informasi yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan
klien dalam rangka memberdayakan klien dan keluarga klien.
c. Supporting (mendukung)
Memberikan dukungan kepada klien dalam mencapai kesejahteraan /
well being sesuai kapasitas sebagai perawat
d. Feedback (memberikan umpan balik)

10
Memberikan umpan balik terhadap apa yang dilakukan oleh klien dalam
usahanya mencapai kesembuhan / well being
e. Helping patients to focus generate alternatives (membantu pasien untuk
focus dan membuat alternative)
Menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam program
peningkatan kesehatannya baik tindakan keperawatan maupun tindakan
medis. (Potter & Perry, 2009).
2.5 Penggunaan Bukti Empiris

Swanson merumuskan Teori Caringnya secara induktif, sebagai hasil dari


beberapa penyelidikan. Untuk disertasi doktoralnya, dengan menggunakan
fenomena deskriptif, Swanson menganalisis data yang diperoleh dari wawancara
mendalam dengan 20 wanita yang baru saja mengalami keguguran. Sebagai hasil
dari penyelidikan fenomenologis ini, Swanson mengusulkan dua model, yaitu:

l. Model Caring

2. Pengalaman Manusia terhadap Model Keguguran

Swanson mengusulkan Model Caring agar lima proses dasar (Knowing,


Being with, Doing For, Enabling dan Maintaining Belief) memberi makna pada
tindakan yang diberi label sebagai Caring (Swanson-Kauffman, 1986, 1988a,
1988b), kemudian menjadi fondasi bagi Swanson’s (1991) dalam Middle Range
Theory of Caring.

Saat menjadi postdoctoral, Swanson melakukan studi fenomenologis lain,


yang mengeksplorasi bagaimana rasanya menjadi penyedia perawatan bagi bayi
yang rentan di Neonatal Intensif Care Unit (NICU). Sebagai hasil dari
penyelidikan ini, Swanson (1990) menemukan bahwa proses Caring yang dia
identifikasi dengan wanita yang mengalami keguguran juga berlaku untuk ibu,
ayah, dokter, dan perawat yang bertanggung jawab untuk merawat bayi di NICU.
Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mempertahankan kata-kata yang
menjelaskan tindakan caring dan mengusulkan perawatan menyeluruh di
lingkungan yang kompleks mencakup keseimbangan caring (untuk diri sendiri
dan orang yang dipedulikan) melampirkan (kepada orang lain dan peran),

11
mengelola tanggung jawab (ditugaskan oleh diri sendiri, orang lain, dan
masyarakat), dan menghindari hasil buruk (Swanson, 1990)

Dalam penyelidikan fenomenologis berikutnya yang dilakukan dengan ibu


yang berisiko secara sosial, Swanson (1991) mengeksplorasi bagaimana rasanya
ibu-ibu ini menerima intervensi keperawatan jangka panjang yang intens.
Swanson ingat bahwa setelah penelitian ini akhirnya dia dapat mendefinisikan
caring dan pemahaman tentang proses keperawatan lebih jauh lagi. Secara
kolektif, pertanyaan fenomenologis dengan wanita yang mengalami keguguran,
dengan perawat di NICU, dan dengan ibu yang secara sosial berisiko memberikan
dasar untuk memperjuangkan Model Caring ke dalam middle range Theory of
Caring (Swanson, 1991, 1993). Kemudian, Swanson menguji Teori Caring wanita
yang mengalami keguguran dalam beberapa penyelidikan yang didanai oleh
National Institutes of Health, National Institutes of Nursing Research, dan sumber
pendanaan lainnya. Interview intervensi Swanson (1999a, 1999b) berfokus pada
memeriksa efek dari sesi konseling berbasis perhatian terhadap wanita yang
datang untuk berdamai dengan kehilangan dan kesejahteraan emosional selama
tahun pertama setelah mengalami keguguran. Tujuan tambahan dari proyek ini
adalah untuk memeriksa dampak berlalunya waktu penyembuhan selama tahun
pertama itu dan untuk mengembangkan strategi untuk memantau intervensi
perawatan. Studi ini menetapkan bahwa walaupun waktu berlalu memiliki efek
positif pada penyembuhan perempuan setelah keguguran, intervensi perawatan
memiliki dampak positif pada penurunan mood, kemarahan, dan tingkat depresi
yang terganggu secara keseluruhan. Tujuan kedua dari penyelidikan ini adalah
untuk memantau variabel kepedulian dan mengidentifikasi apakah sesuai dengan
keinginan. Untuk melakukannya, perhatian dipantau dalam tiga cara berikut

l. Sekitar 10% sesi konseling ditranskripsikan dan data dianalisis dengan


menggunakan analisis konten induktif dan deduktif.

2. Sebelum setiap sesi caring, konselor melengkapi Profil Mood Amerika dari
McNair, Lorr, dan Droppleman (1981) untuk memantau seperti apa suasana hati
konselor dikaitkan dengan penilaian wanita terhadap perawatan setelah setiap sesi,
dengan menggunakan Skala Profesional Peduli yang diselidiki oleh peneliti.

12
3. Setelah setiap sesi, konselor menyelesaikan Skala Penasihat yang
dikembangkan oleh peneliti dan mengambil catatan naratif tentang konseling
sendiri.

Baru-baru ini, Swanson melakukan studi intervensi yang didanai oleh


National Institutes of Health yang disebut Couples Miscarriage Healing Project.
Tujuan dari penyelidikan ini adalah untuk lebih memahami efek keguguran pada
pria dan wanita sebagai individu dan sebagai pasangan, untuk mengeksplorasi
efek keguguran pada hubungan pasangan, dan untuk mengidentifikasi cara terbaik
untuk membantu pria dan wanita sembuh sebagai individu dan sebagai pasangan
setelah keguguran tak terduga. Peserta studi (341 pasangan heteroseksual) secara
acak ditugaskan untuk mengendalikan atau salah satu dari tiga kelompok
perlakuan berikut: (1) Nurse-caring, menghadiri tiga sesi konseling dengan
seorang perawat, (2)Self-caring, menyelesaikan tiga video dan buku kerja, atau (3)
Combine-caring, yaitu menghadiri satu sesi caring dan tiga video dan buku kerja,
untuk mengetahui cara yang paling efektif untuk mendukung pasangan yang telah
keguguran. Semua intervensi dirancang dan disampaikan dalam kerangka kerja
Swanson's Caring. Analisis data yang terus berlanjut menunjukkan bahwa
walaupun kedua jenis kelamin tersebut dipengaruhi oleh hilangnya kehamilan tak
terduga sebelumnya, wanita mengalami kesedihan dan depresi yang lebih murni
daripada pria. Selain itu, Swanson menemukan bahwa intervensi perawatan sangat
efektif dalam memfasilitasi penyembuhan pasangan. Saat ini, artikel yang
membahas temuan studi sedang dipersiapkan untuk dipublikasikan.

2.6 Konsep Meta Paradigma Keperawatan “Theory of Caring” Swanson

Pada tahun 1993, Swanson mengembangkan teorinya tentang Caring


sebagai asumsi tentang empat fenomena utama dari disiplin keperawatan, yaitu:
keperawatan, klien pribadi, kesehatan, dan lingkungan.

1. Keperawatan

Swanson (1991, 1993) mendefinisikan keperawatan sebagai informasi


untuk merawat kesejahteraan orang lain. Dia menegaskan bahwa disiplin
keperawatan diinformasikan oleh pengetahuan empiris dari keperawatan dan

13
disiplin terkait lainnya, serta "pengetahuan etis, pribadi dan estetika yang berasal
dari humaniora, pengalaman klinis, dan nilai dan harapan pribadi dan masyarakat"
(Swanson, 1993). , hal 352)

2. Manusia

Swanson (1993) mendefinisikan orang sebagai "makhluk unik yang berada


di tengah-tengah kehidupan dan yang keutuhannya terwujud dalam pikiran,
perasaan, dan perilaku" (hal 352). Dia berpendapat bahwa pengalaman hidup
setiap individu dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks antara "warisan genetik,
anugerah spiritual dan kapasitas untuk menjalankan kehendak bebas" (Swanson,
1993, hal 352). Oleh karena itu, orang-orang terbentuk dan dibentuk oleh
lingkungan tempat mereka tinggal. Swanson (1993) memandang orang sebagai
orang yang dinamis, tumbuh, mencerminkan diri sendiri, ingin terhubung dengan
orang lain, dan makhluk spiritual. Dia menyarankan berikut: ".... anugerah
spiritual menghubungkan masing-masing ke sumber goo ness, misteri, kehidupan,
kreativitas, dan ketenangan yang abadi dan universal. Semangat itu sendiri bisa
menjadi jiwa, kekuatan yang lebih tinggi, Roh Kudus, energi positif, akan setara
dengan pilihan dan kemampuan untuk memutuskan bagaimana bertindak saat
menghadapi berbagai kemungkinan besar "(hal 352) Swanson (1993),
bagaimanapun, keterbatasan yang ditetapkan oleh ras, kelas, jenis kelamin, atau
akses terhadap perawatan dapat mencegah individu untuk tidak melakukan
kehendak dengan semena-mena. Oleh karena itu, mengakui kebebasan akan
mengamanatkan disiplin keperawatan untuk menghormati individualitas dan
mempertimbangkan berbagai macam kemungkinan yang dapat diterima atau
diinginkan bagi mereka yang dirawat oleh perawat. Selain itu, Swanson
berpendapat bahwa, yang memiliki disiplin keperawatan kepribadiannya,
mengacu pada keluarga, kelompok, dan masyarakat.

3. Kesehatan

Menurut Swanson (1993), untuk mengalami kesehatan dan kesejahteraan


adalah: "... untuk menjalani pengalaman subjektif dan penuh makna, keutuhan.
Keutuhan melibatkan rasa integrasi dan menjadi dimana semua aspek bebas.

14
Aspek yang ada mencakup banyak diri yang menjadikan kita manusia:
spiritualitas, pikiran, perasaan, kecerdasan, kreativitas, keterkaitan, feminitas,
maskulinitas, dan seksual kita "(hal 353 ). Dengan demikian, Swanson melihat
membangun kembali kesejahteraan sebagai proses penyembuhan yang kompleks,
termasuk melepaskan rasa sakit, membangun makna baru, mengembalikan
integrasi, dan muncul ke dalam pengertian keutuhan baru "(Swanson, 1993, hal
353)

4. Lingkungan

Swanson (1993) mendefinisikan situasi lingkungan. Dia mengatakan


bahwa untuk menyusui, itu adalah "konteks apa pun yang mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh klien yang ditunjuk" (hal 353). Swanson menyatakan bahwa ada
banyak jenis pengaruh terhadap lingkungan, seperti aspek budaya, sosial, biofisik,
politik, dan ekonomi. Menurut Swanson (1993), istilah lingkungan dan klien
dalam keperawatan dapat dilihat secara bergantian. Sebagai contoh, Swanson
berpendapat, untuk tujuan heuristik lensa pada lingkungan / klien yang ditunjuk
dapat ditentukan ke tingkat intra-individu, di mana klien 'mungkin berada pada
tingkat sel dan lingkungan mungkin merupakan organ, jaringan atau tubuh yang
sel adalah komponen "(hal 353). Oleh karena itu, apa yang dianggap sebagai
lingkungan dalam satu situasi dapat dianggap sebagai klien di negara lain.

2.7 Aplikasi Teori Keperawatan Swanson


Kegunaan dari Swanson's Theory of Caring telah ditunjukkan dalam
penelitian, pendidikan, dan praktik klinis.
1. Praktik
Proposisi bahwa kepedulian adalah pusat praktik keperawatan telah
dimulai dengan wawasan teoretikus tentang pentingnya merawat praktik
keperawatan profesional dan dalam temuan dari penyelidikan
fenomenologisSwanson. Investigasi lanjutannya menunjukkan penerapan
Teori Peduli dalam praktik keperawatan klinis dan penelitian. Makanya,
teori Swanson sudah dipeluk sebagai Iramework untuk praktik
keperawatan profesional oleh berbagai organisasi di Amerika Serikat,
Kanada, dan Swedia.

15
Contohnya:
Sekolah Keperawatan Universitas Dalhousie di Halifax, Nova Scotia,
Kanada yang memilih Teori Pemeliharaan swanson untuk memandu
pengembangan generasi perawat masa depan yang merawat profesional.
Demikian juga, perawat di Pusat Kesehatan IwK (Izaak Walton Killam),
sebuah rumah sakit tersier untuk wanita, anak-anak, dan keluarga di
Halifax, Nova Scotia, mengakui warisan tradisional keperawatan sebagai
disiplin penyembuhan dan konsep-konsep dalam teori Swanson
sebagaimana yang berlaku dalam praktek.
Jadi, sejak tahun 1998, Dewan Praktik Keperawatan di TwK
menggunakan Teori Keperawatan Swanson sebagai kerangka kerja praktik
keperawatan profesional. Reynolds (1971) telah mengusulkan agar teori
memberikan pemahaman dan penerapan dalam praktik. Misalnya, dalam
konteks pasca persalinan, menunjukkan bagaimana melakukan mandi bayi
ke orang tua baru dengan ketenangan dan kepekaan mencakup kelima
proses perawatan. Tindakan tersebut melibatkan melakukan (untuk
menunjukkan kepada bayi yang baru lahir sebagai orang tua jika orang
lain bijak melakukannya jika mereka memiliki keterampilan itu): waktu
mandi yang tidak beraturan untuk memastikan bahwa bayi dalam keadaan
terjaga dan orang tua hadir menyampaikan keinginan untuk bersama dan
melibatkan orang tua dalam tugas tersebut melibatkan mereka dalam
perawatan bayi mereka sendiri (memungkinkan) sambil mengakui bahwa
mereka benar-benar mampu merawat anak baru mereka dan bahwa
preferensi mereka penting (kepercayaan dan pengetahuan yang utama).
Dalam menjalankan tindakan yang tampaknya sederhana ini, perawat
dapat menciptakan lingkungan yang optimal untuk belajar dan
memungkinkan orang tua baru membuat keputusan tentang perawatan
bayi, sekaligus memanfaatkan tugas tersebut sebagai kesempatan untuk
terlibat dalam pertemuan sosial yang bermakna dan mengembangkan
hubungan saling percaya.

16
2. Edukasi
Caring adalah konsep yang sulit merangkul tanpa pengertian.
Perawatan manusiawi dan altruistik yang terjadi saat teori digunakan
dalam rentang praktek dari kesederhanaan memberi makan atau merawat
pesien yang sedang bertikai, dengan kompleksitas pemantauan dan
pengelolaan pemulihan pasien yang menderita stroke, untuk meningkatkan
keterampilan merawat bayi dari orang tua baru. Perawatan perawat, seperti
yang ditunjukkan oleh Swanson dalam pencarian kembali dengan wanita
yang mengalami keguguran, pengasuh di NICU, dan ibu yang berisiko
secara sosial, menyadari pentingnya memperhatikan keutuhan manusia
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan demikian, rekomendasi
Swanson's menawarkan kepada para guru tentang keperawatan modern
dengan cara sederhana untuk memprakarsai siswa ke dalam profesi dengan
menambahkannya ke dalam bahasa apa artinya peduli dan peduli untuk
mempromosikan, memulihkan, atau menjaga kesehatan individu yang
optimal.
3. Penelitian
Swanson telah bertahan dalam pengembangan teorinya, dari
mendeskripsikan dan mendefinisikan konsep proses kepedulian dan
perawatan dasar, untuk pengembangan instrumen dan pengujian dalam
penelitian intervensi dengan wanita dan pria yang mengalami kehilangan
kehamilan tak terduga. Tinjauan terbaru atas basis data terkomputerisasi
(MEDLINE, CINHAL, dan Digital Disserta tions) menunjukkan bahwa
karya Swanson tentang perawatan dan keguguran telah dikutip atau
digunakan di lebih dari 160 publikasi berbasis data.

17
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kristen M Swanson merupakan perawat berkebangsaan Amerika telah


mengembangkan suatu teori yang sebelumnya sudah pernah dipelopori oleh Jean
Watson, yaitu Theory of Caring.. Swanson menjelaskan bahwa proses caring
terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup
seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama
seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan
jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan
seseorang dalam menjalani hidupnya. Konsep utama dari teori caring dari
Swanson ada 5, yaitu : (1) Maintaininig belief, (2) Knowing, (3) Being with, (4)
Doing for, dan (5) Enabling.

3.2 Saran

Teori Caring Kristen M Swanson menunjukkan bahwa seorang perawat


dalam melaksanakan asuhan keperawatan perlu menumbuhkan keyakinan dan
sikap optimis klien terhadap penyakit yang dideritanya, menjadi orang yang dapat
memahami peristiwa yang menimpa klien, dan terus memberikan dukungan
kepada pasien berupa kehadiran perawat dan komunikasi untuk berbagi perasaan,
kemudian memberikan tindakan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi klien
sehingga klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan secara mandiri.

Teori ini ini masih belum dapat digunakan untuk melakukan praktik
keperawatan. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila para perawat mempelajari
lebih lanjut teori caring milik Kristen M Swanson ini, karena teori ini masi dapat
dikembangkan lagi menjadi teori yang dapat dipraktikan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Mariner-tomey & Alligood. (2006). Nursing Theorists and Their Works. 6 th


Ed.St.Louis: Mosby Elsevier, Inc

Perry dan Potter. (2009). Fundamental keperawatan ed 7. Jakarta: Salemba


Medika

http://galih-priambodo.blogspot.co.id/2013/02/teori-keperawatan-kristen-swanson.html
dibuka pada 20 November 2017 pukul 13.45

19

Anda mungkin juga menyukai