ATAS
I. PENJELASAN UMUM
Ruang sebagai wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara
termasuk ruang dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk hidup lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidunya
adalah ruang wilayah Kabupaten Sekadau yang dilindungi, dikelola, dan dilestarikan
pemanfaatannya secara optimal dan berkelanjutan demi terciptanya kelangsungan
hidup yang berkelanjutan.
Ruang wilayah Kabupaten Sekadau sebagai suatu unsur lingkungan hidup, terdiri
atas berbagai ruang wilayah yang masing-masing sebagai sub sistem yang terdiri dari
aspek alamiah (fisik lingkungan), ekonomi, sosial budaya dengan beragam corak dan
daya dukung yang berbeda antara sub sistem yang satu dengan yang lainnya.
Pengaturan pemanfaatan ruang wilayah didasarkan kepada corak dan daya dukungnya
serta didukung oleh penggunaan teknologi yang sesuai guna meningkatkan
keselarasan, keseimbangan antar sub sistem, yang berarti juga akan meningkatkan
kemampuan daya tampung sub sistem itu sendiri. Pengelolaan antar sub sistem yang
satu akan memberikan pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap
sub sistem yang lainnya pada pada akhirnya akan mempengaruhi sistem ruang di
Kabupaten Sekadau secara keseluruhan. Oleh karena itu, pengaturan ruang menuntut
dikembangkannya suatu sistem dengan keterpaduan sebagai ciri utamanya. Hal ini
berarti perlu adanya suatu kebijaksanaan nasional penataan ruang yang memadukan
berbagai kebijaksanaan pemanfaatan ruang.
Di sisi lain ruang wilayah Kabupaten Sekadau merupakan wilayah-wilayah
Kecamatan yang merupakan satu kesatuan wilayah yang meliputi satuan-satuan ruang
disebut dengan kawasan. Dengan berbagai kawasan yang ada terdapat berbagai
macam budaya manusia yang berbeda-beda, sehingga masing-masing kawasan
tersebut seringkali terjadi perbedaaan tingkat pemanfaatan dan perkembangan
kawasannya. Hal ini apabila tidak ditata dengan baik cenderung akan menimbulkan
ketidakseimbangan pembangunan wilayah. Oleh karena itu rencana tata ruang
wilayah Kabupaten Sekadau, secara teknis harus mempertimbangkan keseimbangan
antara kemampuan ruang dan kegiatan manusia dalam memanfaatkan serta
meningkatkan kemampuan ruang dan keseimbangan, keserasian dan keselarasan
dalam pemanfaatan ruang antar kawasan dalam rangka meningkatkan produktivitas
manusia dalam arti yang lebih luas.
Peraturan Daerah Kabupaten tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Sekadau ini
adalah suatu sarana untuk menciptakan arahan dan kemudahan dalam melaksanakan
pembangunan wilayah Kabupaten Sekadau, dan merupakan sarana untuk memberikan
informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat mengenai kebijakan pembangunan
wilayah Kabupaten Sekadau yang bertujuan untuk menciptakan pemanfaatan ruang
yang optimal, merata dengan memperhatikan kepentingan secara terpadu,
berdayaguna, dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang melalui pengembangan
wilayah yang berbasis kepada sektor perkebunan dan pertanian tanaman pangan yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan jalan arteri primer adalah jalan yang didesain
dengan berdasarkan kecepatan rencana paling rendah adalah 60 km per
jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 11 meter; lalu lintas jarak jauh
tidak boleh terganggu oleh lalu-lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan
kegiatan lokal; jalan arteri primer yang memasuki kawasan perkotaan
dan/atau kawasan pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
Huruf b dan huruf c
Yang dimaksud dengan jalan kolektor primer adalah jalan yang didesain
dengan berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40 km per jam
dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 meter; jalan kolektor primer yang
memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan pengembangan
perkotaan tidak boleh terputus.
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Yang dimaksud dengan jalan lokal primer adalah jalan yang didesain
berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 km per jam dengan lebar
badan jalan paling sedikit 7,5 meter; jalan lokal primer yang memasuki
kawasan perdesaan tidak boleh terputus.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Yang dimaksud dengan Gerbang Darat Interregional adalah kawasan yang
berfungsi sebagai pintu masuk dan keluar dari/ke kabupaten lain.
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 11
Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Cukup Jelas
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Sekadau merupakan gambaran rencana
pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Sekadau yang terdiri dari pemenfaatan
ruang wilayah yang berfungsi lindung dan yang berfungsi budidaya yang belum
ditetapkan di dalam RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Kalimantan Barat
Pasal 18
Cukup Jelas
Pasal 19
Cukup Jelas
Pasal 20
Kawasan resapan air adalah adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi
untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi
(akuifer) yang berguna sebagai sumber air
Pasal 21
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
Ayat (1)
Kawasan peruntukan hutan produksi ditetapkan dengan kriteria memiliki
faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah
skor paling besar 124 (seratus dua puluh empat);
Kawasan hutan produksi terbatas ditetapkan dengan kriteria memiliki
faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan skor
125 (seratus dua puluh lima) sampai dengan 174 (seratus tujuh puluh
empat);
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 26
Kawasan hutan rakyat adalah kawasan hutan yang berada di kawasan budidaya
dan dikelola oleh rakyat untuk membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan tetap mempertahankan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
Pasal 27
Cukup Jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Ayat (1)
Kawasan peruntukan pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi
sumberdaya bahan tambang yang berwujud padat, cair atau gas
berdasarkan peta/data geologi dan merupakan tempat dilakukannya
sebagian atau seluruh tahapan kegiatan pertambangan yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, operasi produksi dan pasca tambang, baik
di wilayah daratan maupun perairan, serta tidak dibatasi oleh penggunaan
lahan, baik kawasan budidaya maupun kawasan lindung
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 30
Ayat (1)
Kawasan peruntukan industri adalah bentangan lahan yang diperuntukan
bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundan-undangan
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 31
Ayat (1)
Kawasan peruntukan pariwisata adalah kawasan dengan luasan tertentu
yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 32
Ayat (1)
Kawasan peruntukan permukiman ditetapkan dengan kriteria:
a. Berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan
bencana;
b. Memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan;
dan/atau
c. Memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 33
Cukup Jelas
Pasal 34
Cukup Jelas
Pasal 35
Cukup Jelas
Pasal 36
Cukup Jelas
Pasal 37
Cukup Jelas
Pasal 38
Cukup Jelas
Pasal 39
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Ketentuan umum peraturan zonasi adalah ketentuan umum yang
mengatur pemanfaatan ruang/penataan Kabupaten Sekadau dan unsur-
unsur pengendalian pemanfaatan ruang yang disusun untuk setiap
klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuai dengan rencana rinci tata ruang
Yang dimaksud dengan arahan insentif dan disinsentif adalah perangkat
atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan
yang sejalan dengan rencana tata ruang dan juga perangkat untuk
mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang
tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
Yang dimaksud dengan arahan sanksi adalah arahan untuk memberikan
sanksi bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran pemanfaatan ruang
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku.
Sanksi pidana terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini mengacu pada
ketetapan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang.
Pasal 40
Cukup Jelas
Pasal 41
Cukup Jelas
Pasal 42
Cukup Jelas
Pasal 43
Cukup Jelas
Pasal 44
Cukup Jelas
Pasal 45
Cukup Jelas
Pasal 46
Cukup Jelas
Pasal 47
Cukup Jelas
Pasal 48
Cukup Jelas
Pasal 49
Cukup Jelas
Pasal 50
Cukup Jelas
Pasal 51
Cukup Jelas
Pasal 52
Cukup Jelas
Pasal 53
Cukup Jelas
Pasal 54
Cukup Jelas
Pasal 55
Cukup Jelas
Pasal 56
Cukup Jelas
Pasal 57
Cukup Jelas
Pasal 58
Cukup Jelas
Pasal 59
Cukup Jelas
Pasal 60
Cukup Jelas
Pasal 61
Cukup Jelas
Pasal 62
Cukup Jelas
Pasal 63
Cukup Jelas
Pasal 64
Cukup Jelas
Pasal 65
Cukup Jelas
Pasal 66
Cukup Jelas
Pasal 67
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a)
Cukup Jelas
Huruf b)
Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai sebagaimana dimaksud pada
Pasal ini adalah:
a. yang sah; dan/atau
b. sesuai menurut rencana tata ruang sebelumnya baik
rencana umum tata ruang perkotaan maupun rencana detail
tata ruang yang sah dan berlaku; dan/atau
c. diterbitkan ijinnya sebelum pemberlakuan Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dan dapat
dibuktikan bahwa ijin tersebut diperoleh sesuai dengan
prosedur yang benar; dan/atau
d. dikecualikan perubahan fungsi pemanfaatan ruang,
perluasan lokasi dan/atau peningkatan kapasitas
pemanfaatan ruang atau usaha.
Huruf c)
Cukup Jelas
Huruf d)
Cukup Jelas
Pasal 68
Cukup Jelas