Identitas Buku
Judul Buku: TOKYO GHOUL [VOID]
ISBN: 9786024289263
Sinopsis
Amon diajak oleh Yanagi dan Toujou untuk acara minum-minum, untuk
merayakan kedatangan Amon sebagai bala bantuan, acara minum-minum pun
berlangsung hingga jam 3 pagi. Selesai acara minum-minum, Amon pun menuju
stasiun untuk pulang, dia melewati jalan pintas menuju stasiun. Saat dia berjalan
sambil mendengarkan langkah kakinya yang bergema, dari jauh dia mendengar
suara yang sangat keras. Amon mendekati sumber suara dan melihat seorang laki-
laki dan perempuan sedang beradu mulut. Perempuan itu pun mengeluarkan
amplop putih dan menyerahkannya ke laki-laki tersebut. Laki-laki itu memeriksa
isi amplop tersebut dan bergegas pergi. Berpikir bahwa itu pemerasan, Amon
mencoba menghentikan laki-laki tersebut namun dihadang oleh perempuan itu.
Ternyata perempuan tersebut adalah Koharu, perempuan yang dia temui saat
pertama kali tiba di distrik 8.
Koharu pun meminta maaf karena telah memperlihatkan sesuatu yang
memalukan sebelum kemudian berbalik badan dan pergi dengan langkah yang
tidak pasti. Dan benar saja, baru beberapa langkah dia berjalan dia pun terjatuh ke
tanah, Amon pun menawarkan bantuan dan Koharu menerimanya dengan senang
hati, ternyata Amon dan Koharu memiliki tujuan yang sama yaitu menuju stasiun.
Sesampainya di stasiun, Koharu sudah ditunggu oleh keluarganya, seorang
perempuan tua bernama Otokaze berteriak memanggilnya. Koharu pun
mengucapkan terima kasih kepada Amon dan bergegas pergi bersama Otokaze
menaiki taksi.
Begitu kembali ke kantor cabang distrik 8, Amon melihat tiga orang yang
dia temui sebelumnya sedang mengobrol soal Koharu. Toujou diajak oleh Koharu
makan malam dan merasa sangat senang, tapi Fura mengatakan untuk berhati-hati
karena orang dengan penampilan luar baik memiliki sisi lain. Mereka pun masuk
ke ruang rapat untuk memulai rapat, sebelum mulai Amon mengambil kue
mangkuk yang diberikan oleh Koharu,menggigitnya dan memasukkannya kembali
ke dalam kantong kertas. Setelah rapat selesai dan mengantarkan Fura, Yanagi dan
Toujou hendak pulang sedangkan Amon menginap di kantor cabang distrik 8.
Saat itu, dengan mata merahnya yang mengeluarkan air mata dia
memanggil nama Amon, ketika berpikir apa yang ingin dikatakannya ternyata
permintaan maaf yang tiba-tiba untuk Amon dan Morimine yang memanggilnya
Kyouhei. Morimine kebingungan bagaimana bisa Koharu mengetahui namanya.
Koharu menatap Amon dan Morimine kemudian memaksa keluar suaranya dan
mengakui bahwa dialah yang menculik dan memakan semuanya. Koharu
mengatakan bahwa semua ada di ruangan dalam sambil menunjuk bagian dalam
ruangan perjamuan dengan lemah. Matanya memantulkan Amon seorang diri, ia
berkedip dan di saat yang bersamaan air mata mengalir dari matanya. Koharu pun
meninggal, kalau menghilangkan kagune-nya dan menutup mata, dia tidak terlihat
berbeda dengan manusia.
Setelah kasus Koharu Utsumi, tugas Amon di kantor cabang distrik 8 pun
selesai. Setelah kembali ke kantor cabang distrik 20, Seidou Takizara yang
mendengar sepak terjang Amon di distrik 8 pun menghampirinya dan menanyakan
dia detail kasus yang dipecahkan saat ditugaskan di distrik 8. Associate Special
Class Houji datang dan memuji Amon atas kerja kerasnya di distrik 8. Amon
kemudian kembali ke mejanya dan memeriksa satu per satu dokumen yang
menumpuk di mejanya selama bertugas di distrik 8. Dari hasil penyelidikan jasad
Koharu, diketahui bahwa cairan tubuh yang menempel di jepit rambut tersebut
cocok dengan miliknya. Berdasarkan tulang dan rambut yang tersisa,
pengidentifikasian identitas korban pun mengalami kemajuan dan tidak salah lagi
semuanya cocok dengan korban kasus menghilangnya siswi SMA tersebut.
Namun, karena kondisi ayah angkat Koharu, Yuujirou Utsumi semakin memburuk
dan menyebabkannya harus dipindahkan ke ruang ICU, ia sedang tidak dalam
kondisi dapat dimintai keterangan. Keberadaan Otokaze masih belum diketahui.
Asa masih sangat kecil saat Uta menjabat sebagai pemimpin, tetapi ia
sangat mengidolakan laki-laki yang membanggakan kekuatan luar biasa itu.
Terlebih lagi, ia terpesona dengan topeng buatan Uta dan bertekad mendirikan
toko topeng seperti laki-laki itu. Asa berlutut di atas lantai dan memohon kepada
Uta untuk diangkat menjadi muridnya. Namun kali ini pun dia ditolak. Setiap kali
bertemu dengan Uta, Asa selalu memohon untuk dijadikan murid, tetapi Uta
selalu menolaknya dengan halus. Uta tiba tiba menanyakan keadaan di distrik 23
yang sedang gawat. Pergantian topik tersebut memberi tahu Asa bahwa kali ini
pun usahanya tidak berhasil dan membuatnya bangkit berdiri.
Asa yang merasa tidak sopan untuk menjalankan bisnis di distrik 4 yang
sama dengan Uta, membuka toko topengnya di distrik 23 tempat dia tinggal, tapi
distrik 23 sekarang sedang dalam kekacauan. Dari sudut pandang pada ghoul di
distrik 23, daripada merasa bahwa saudara mereka yang ditawan oleh manusia
telah terbebas, perasaan benci bahwa hal itu justru akan membawa hal yang
merepotkan jauh lebih besar. Tujuan asa ke tempat ini adalah untuk
memperlihatkan foto yang didapatnya dari Morimine kepada Uta. Begitu melihat
foto yang diberikan Asa, uta meletakkan peralatan kerjanya dan bangkit berdiri.
Kemudian, ia mengenakan jaket yang tergantung di sampingnya dan topi.
Uta sepertinya punya petunjuk soal topeng itu, Asa menawarkan diri untuk
ikut dan Uta mengiyakannya. Uta berjalan keluar toko dan membalik papan tanda
pintu menjadi ”Closed” dan berkata bahwa mungkin saja orang yang membuat
topeng tersebut adalah Bu Tsumugi. Asa yang mendengar nama itu menjadi
penasaran bagaimana rupa dari Tsumugi yang dikatakan oleh Uta. Tempat yang
dituju Uta adalah sebuah kafe yang beroperasi di distrik 20, Anteiku. Begitu
menekan bel toko yang tampaknya telah tutup dan penerangannya telah padam,
muncul seorang lelaki tua berambut putih dari dalam. Lawan bicara Uta adalah
pemilik kedai ini, yaitu Yoshimura. Walaupun sudah berusia lanjut, tetapi laki-laki
tersebut memancarkan kekuatan yang tidak berdasar.
Begitu masuk, yang pertama dapat mereka lihat adalah lobi yang luas.
Bagian dalam rumah sangat rapi, ruang tamu yang ditunjukkan oleh perempuan
tua itu pun hanya dilengkapi dengan perabotan minimal. Tsumugi bertanya apa
maksud kedatangan mereka sambil duduk di atas sofa, berhadapan dengan Asa
dan Uta. Uta menanyakan soal foto topeng yang dimiliki Asa sebelumnya.
Tsumugi mengenakan kacamata bacanya dan memperhatikan foto yang diberikan
kepadanya. Tsumugi mengiyakan bahwa dialah yang membuat topeng itu, namun
dia bertanya balik bagaimana bisa mereka memiliki foto itu. Uta menjawab bahwa
polisi sedang mencari pembuat topeng itu.
Walaupun Asa tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, tapi Asa dapat
merasakan bahwa Uta datang ke tempat ini karena mencemaskan Tsumugi. Sikap
Tsumugi yang mengesampingkan kebaikan Uta membuat Asa kesal dan
memarahinya karena usaha mereka berdua merasa tidak dihargai. Walaupun dia
berbicara dengan nada yang tinggi, itu tidak membuat Tsumugi goyah. Dia
mengembalikan foto tersebut dan mengusir mereka secara halus. Mendengar hal
itu, Asa menjadi sangat marah, namun Uta memperingatkannya sehingga
membuat Asa tidak dapat melakukan apapun. Menahan kekesalannya, Asa
menggemeretakkan giginya.
Sepertinya Uta meminjam meja besar yang berada di ruang tamu dan
tengah melihat sketsa desain Tsumugi. Beberapa bagian desain tersebut masuk ke
pandangan Asa. Sebuah sketsa yang sangat indah, sampai membuat Asa
tercengang melihatnya. Uta memuji desain milik Tsumugi di depan Asa, namun
Asa mengelak dan mengatakan bahwa buatan Uta jauh lebih hebat. Mendengar
itu, Tsumugi menjawab bahwa anak kecil seperti Asa tahu apa soal pembuatan
topeng dan men-cap Asa sebagai amatir. Asa yang tidak terima disebut amatir
menunjukkan topeng buatannya kepada Tsumugi yang dia keluarkan dari dalam
tas. Tsumugi meyipitkan matanya untuk memperhatikan topeng itu dan
mendengus, kemudian mengatakan bahwa jahitannya masih berantakan, dan
mengatakan bahwa topeng buatan Asa adalah barang buatan.
Asa yang ingin mengelak dari kata-kata Tsumugi langsung terdiam karena
apa yang dikatakan Tsumugi memang benar adanya. Tanpa mengindahkan Asa,
Tsumugi yang telah melihat topeng tersebut dengan teliti, mengambil kertas dan
pensil kemudian menggambar pola topeng buatan Asa yang tadi dilihatnya.
Dibandingkan pola yang dibuat Asa saat membuat topeng itu, pola milik Tsumugi
lebih simpel dan terperinci. Dalam waktu singkat, Tsumugi telah menangkap
semua aspek dari topeng Asa sehingga merebut kertas itu. Tsumugi menekan
pensil ke dagunya dan memalingkan wajahnya.
Hal yang membuat Asa penasaran adalah awal dari masalah ini, kenapa
polisi sampai memiliki foto topeng buatannya. Tsumugi meletakkan sulamannya
di atas dengkul dan menyipitkan matanya seakan menerawang ke kejauhan. Asa
yang biasanya berteriak sekarang menahan diri untuk menunggu jawaban.
Tsumugi mengatakan bahwa dia membuat topeng itu atas permintaan seorang
milyuner, dia minta dibuatkan untuk ghoul. Asa bingung jika itu topeng ghoul
kenapa polisi yang bergerak. Tsumugi menjelaskan kalau polisi sampai tahu dia
yang membuat topeng itu untuk ghoul, posisinya dalamm bahaya. Sampai situ Asa
baru mengerti situasinya.
Sejak itu, Asa mulai datang setiap hari ke rumah Tsumugi, ada atau tidak
ada Uta sekalipun Asa akan terus mengerjakan tugasnya dalam diam di ruang
tamu. Tempat ini terletak di pinggir kota, suara yang terdengar hanyalah kicauan
burung. Asa yang selama ini terus bekerja di bawah cuaca apapun sekarang dapat
berkonsentrasi. Namun, karena tidak ada yang datang berkunjung, Asa jadi
penasaran terhadap Tsumugi yang tidak menunjukkan tanda-tanda memiliki
kerabat atau teman. Begitu matahari terbenam, Tsumugi mulai bersiap-siap untuk
pergi ke luar. Walaupun Asa bisa saja melanjutkan pekerjaannya yang tersisa,
tetapi ia memiliki pergi bersama untuk mengganti suasana. Hari ini pun pergi ke
pusat perbelanjaan yang dekat itu, Tsumugi berhenti di toko ikan dan memilih
dengan teliti. Asa yang berada di toko peralatan dan mencari bahan yang mungkin
dapat digunakan untuk topengnya, tetapi Tsumugi yang sepertinya menyelesaikan
belanjaannya berjalan ke toko yang berbeda.
Namun, berdiam diri pun hanya membuatnya kesal dan setelah terus
berpikir akhirnya Asa mendapat ide. Lawan bicara yang terus mengatakan
sindiran kepada Tsumugi itu bermaksud pergi membawa keluarganya, saat itulah
Asa memanggil Tsumugi dengan akrab dan segera merangkulnya. Meskipun dia
sendiri yang melakukannya, Asa merasa bulu kuduknya berdiri dan Tsumugi pun
terkejut. Lawan bicaranya itu menjadi terkejut, Asa mengambil barang bawaan
Tsumugi dan membawakannya untuknya. Lawan bicara Tsumugi terheran
siapakah laki-laki yang dekat dengannya itu. Sesuai perkiraannya, perempuan itu
salah mengira Asa adalah laki-laki dan mempertanyakan hubungan Tsumugi
dengannya, Asa mengubah total senyumannya dan menatap tajam perempuan itu
sambil mengatakan untuk tidak berbicara seenaknya dengan Tsumugi.
Yuujirou Utsumi, nama yang pertama kali didengar oleh Asa. Mendengar itu,
kening Tsumugi berkerut dan ia bertanya mengenai keadaan Koharu. Yomo hanya
terdiam dan Tsumugi dapat menebak semuanya. Tsumugi menyuruh Asa pulang
karena tangannya sakit kemudian dia menghilang ke kamar tidurnya.punggungnya
terlihat lebih lemah dibandingkan biasanya. Asa menatap Yomo untuk
mendapatkan jawaban, tapi karena dia sudah menyelesaikan urusannya dia telah
pergi. Uta mengajak Asa untuk pulang. Tanpa bisa mendapatkan jawaban yang
diinginkannya, Asa merasa kecewa, namun Uta mengatakan bahwa mungkin
Tsumugi ingin berbicara dengan Asa. Walaupun tidak terlihat seperti itu, Asa
memalingkan kepalanya ke kamar tidur Tsumugi. Malam itu, tanpa pulang dari
rumah Tsumugi Asa melanjutkan pekerjaannya sambil melirik sulaman yang
diberikan Tsumugi. Walaupun keheningan maam sangat cocok untuk melanjutkan
pekerjaannya. Konsentrasi Asa pecah dengan mudah, setiap kali konsentrasinya
pecah Asa melayangkan pandangannya ke arah kamar tidur Tsumugi.
Lewat tengah hari esok harinya, Asa yang tertidur membuka matanya dan
melihat Uta dan Tsumugi telah berada di sampingnya. Tsumugi mengajaknya
bicara dengan suara yang biasanya. Dia menyuruh Asa bersiap-siap karena akan
pergi ke tempat yang sedikit jauh. Tsumugi mengatakan akan menemui teman
lamanya di distrik 8. Setelah itu, mereka menaiki kereta bawah tanah dan sampai
di rumah sakit distrik 8. Asa kembali teringat dengan perkataan Yomo, Yuujirou
Utsumi sedang dirawat di rumah sakit distrik 8. Uta menunggu di depan rumah
sakit, Asa berpikir untuk menunggu di luar juga tetapi Tsumugi menyuruhnya
untuk ikut dengannya. Tempat yang mereka tuju adalah ruang rawat pribadi, di
pintu masuknya tergantung papan nama bertuliskan ”Yuujirou Utsumi”. Begitu
masuk, terlihat laki-laki berusia sekitar tujuh puluh tahun terbaring tidak sadarkan
diri di atas tempat tidur. Tubuhnya terhubung dengan selang infus dan peralatan
medis lainnya. Melihat itu, Tsumugi membuat ekspresi sedih yang tidak pernah
dia lihat sebelumnya.
Setelah itu, mereka segera pergi meninggalkan ruang rawat tersebut dan
bertemu kembali dengan Uta yang duduk di bangku taman rumah sakit. Uta
memalingkan kepalanya ke arah rumah sakit seakan menyadari sesuatu. Namun,
diserang perasaan tidak tenang, hati Asa menjadi gelisah. Saat mereka tiba di
distrik 20, matahari sudah terbenam dan sekelilingnya telah menjadi gelap.
Mereka sudah berpisah dengan Uta dan yang melanjutkan perjalanan hanya Asa
dan Tsumugi. Tsumugi mengatakan soal Yuujirou, semua tergantung Asa apakah
dia akan memberitahu orang lain atau tidak. Mendengarnya, kaki Asa bagaikan
terpaku ke tanah, membuatnya tidak bisa bergerak dan hanya menatap punggung
Tsumugi. Punggung kecil seorang perempuan tua.
Orang itu adalah Uta yang seharusnya telah berpisah dengan mereka.
Dengan kemunculan lawan yang kuat itu, laki-laki itu menjaga jaraknya dan
menatap Tsumugi. Perempuan itu sama sekali tidak bergerak. Laki-laki itu
menghentakkan kakinya dan kabur karena sudah merasa menyelesaikan tugasnya.
Sebenarnya Asa sangat ingin mengejarnya dan membalas laki-laki itu, tapi ini
bukan saatnya melakukan itu. Asa berlari mendekati Tsumugi, luka menganga di
seluruh tubuhnya dan darah mengalir dengan deras. Asa berusaha menghentikan
pendarahan tersebut dengan menekannya dengan kedua tangan, tetapi itu hanya
membuat tangannya bersimbah darah. Padahal tubuh ghoul Asa sudah pulih, tetapi
nyawa Tsumugi justru semakin menghilang. Asa berpikir untuk membawanya ke
rumah sakit. Tsumugi menolak untuk dibawa ke rumah sakit karena apabila pihak
rumah sakit tahu dia dilukai oleh ghoul, investigator ghoul turun tangan dan
kemungkinan terburuknya Asa bisa ketahuan dan dibunuh. Saat itu Tsumugi batuh
dan darah dalam jumlah banyak keluar dari mulutnya. Padahal sebelumnya Asa
sudah membunuh banyak orang dan melihat darah itu berkali-kali, tetapi saat ini
darah Tsumugi membuatnya gemetar ketakutan.
Tsumugi mengatakan bahwa ini adalah akhir yang dia inginkan. Dia
menceritakan dengan perlahan-lahan bahwa ghoul yang dipelihara oleh Yuujirou
ada dua, satu yang menculik dan yang satunya yang membunuh dan memotong-
motong korban. Yang mati adalah yang menculik sedangkan yang memotong
masih berkeliaran. Tsumugi sepertinya kesulitan untuk bicara, bahu Tsumugi
kerap naik dan turun. Sosoknya yang kesakitan membuat Asa sakit. Kata-kata
yang digumamkannya saat di ruang rawat rumah sakit mungkin tidak hanya untuk
Yuujirou, tetapi mungkin untuk dirinya sendiri. Mata Tsumugi yang semakin
berat, semakin tersembunyi di balik kelopak. Ia pergi sendirian menuju kematian.
Manusia, terlebih lagi perempuan tua. Sosok itu mungkin tidak akan
diperdulikan sama sekali oleh diri Asa yang sebelumnya. Namun, ia sekarang
sangat, sangat sedih sampai sulit untuk bernafas. Air mata mengalir deras dari
mata Asa sambil memanggil-manggil Tsumugi. Mendengar jeritan Asa, Uta
menutup matanya dalam diam. Saat itu, tiba-tiba pipi Asa serasa disentuh oleh
sesuatu yang hangat. Begitu melihatnya, Tsumugi menjulurkan tangannya untuk
menghapus air mata Asa. Tsumugi tersenyum lebar sambil mengatakan untuk
tidak melakukan pekerjaan asal-asalan. Wajahnya yang penuh dengan keriput
makin dipenuhi dengan kerutan. Asa menutup Tsumugi dengan tidak percaya.
Namun Tsumugi sudah tidak bergerak, maupun menjawabnya lagi. Asa memeluk
tubuh Tsumugi sambil menangis.
Beberapa hari setelah kematian Tsumugi, Asa pergi ke kantor polisi distrik
8 dan menunggu seseorang dengan bersandar di tiang lampu jalan. Dari dalam
gedunng datang seorang pria mendekatinya yang ternyata adalah Morimine. Asa
menghubunginya untuk memberi tahu apa yang dia tahu soal topeng itu, dengan
mudahnya Asa berbohong dan mengatakan tidak tahu apa-apa soal itu. Namun,
dia membawa informasi yang berbeda, dia mengatakan bahwa Yuujirou
menggunakan ghoul untuk menculik dan memakan daging manusia, dia tidak
dapat membuktikan omongannya benar tetapi Morimine mempercayai hal itu.
Cerita berlanjut melalui sudut pandang Chie Hori atau biasa disebut
Horichie, seorang mahasiswi yang memiliki tubuh pendek seperti anak SD yang
memiliki hobi fotografi. Karena terlalu mendalami perannya, membuat dia jarang
masuk universitas. Kemudian, setelah lama tidak kembali ke distrik 20 dan
kebetulan bertemu dengan kenalannya, dia bertanya apakah tidak ada yang
menarik di sini. Kenalannya itu mengatakan kalau sebentar lagi akan diadakan
Idol Fest di sana yang mengundang seorang penyanyi idola terkenal. Kenalannya
tersebut bernama Ikuma Momochi, seorang pemusik jalanan. Saat siang hari dia
bekerja di perusahaan ekspedisi dan saat malam dia bermain musik di stasiun.
Meskipun terlihat seperti seorang laki-laki yang baik, dia adalah seorang ghoul.
Meski begitu, dia tidak pernah memburu manusia untuk dimakan, dia lebih
memilih untuk memakan manusia yang mati karena bunuh diri.
Hari Idol Fest pun tiba. Acara diselubungi oleh antusiasme yang tidak
biasa. Horichie ingi melihat penyanyi yang sedang tampil. Namun, karena
tubuhnya yang pendek membuatnya tidak berdaya. Dia mencari cara untuk bisa
mendapatkan foto dari idola itu dengan melihat ke seluruh penjuru acara. Dia pun
menemukan sebuah pohon yang terletak di pinggiran lapangan. Setelah
mengamati sebentar, dia pun mulai memanjat pohon itu dengan menggunakan
cekungan di pohon. Setelah duduk di dahan pohon yang cukup kuat untuk
menahan tubuhnya, dia mempersiapkan kameranya dan mulai membidik
kameranya. Dengan menekan tombol zoom, dia bisa melihat Idol yang menyanyi
dan menari di atas panggung dari kejauhan. Horichie menekan tombol shutter
sesukanya.
Setelah menyelinap keluar dari acara Idol Fest, Horichie pergi ke kafe
terdekat untuk memindahkan data ke dalam laptop yang dibawa di dalam
ranselnya. Ia mengecek foto di monitor, foto penyanyi idola bernama Mitsuba.
Berdasarkan informasi di internet, usianya 19 tahun. Gadis itu tidak suka
menonjolkan diri dan sifatnya tekun, sampai banyak penggemarnya bertanya-
tanya kenapa dia menjadi penyanyi idola. Sambil berpikir seperti itu, Horichie
mengecek foto lain dan saat itu bel pintu masuk kafe berbunyi, saat itu firasatnya
mengatakan untuk dia mengangkat kepalanya.
Saat itu Horichie menyadari foto yang tergantung di pintu depan. Foto
keluarga yang menampilkan ibu Mitsuba, Mitsuba kecil dan seorang anak
perempuan yang sepertinya kakak Mitsuba. Mereka berdua pergi ke distrik 23,
dekat Ghoul Detention Center, Cochlea. Mitsuba bingung kenapa Horichie
mengajaknya pergi ke distrik 23, Horichie menjelaskan bahwa dia diincar oleh
ghoul tadi. Horichie mengeluarkan laptop dan memperlihatkan kepadanya foto
saat Tsukiyama memakan buruannya yang membuat Mitsuba ketakutan dan
wajahnya berubah menjadi pucat. Horichie merasa bahwa alasan diincarnya
Mitsuba sendiri karena ulahnya dia sendiri, membuat Mitsuba curiga kalau
Horichie juga seorang ghoul tetapi Horichie menyangkalnya dan meyakinkan
Mitsuba bahwa dia bukan ghoul.
Setiap hari, mereka selalu bertengkar mulut karena masalah pilihan masa
depan. Puncaknya saat sang kakak menerima kartu nama dari agensi hiburan. Saat
itu musim panas dengan suara serangg yang bising. Seperti biasa, terdengar suara
marah sang ibu dan teriakan kakaknya. Sang ibu akhirnya mengangkat tangannya
dan menampar pipi kakak Mitsuba. Melihat kakaknya jatuh ke lantai, Mitsuba
akhirnya tidak bisa menahan diri dan berdiri di antara mereka berdua. Namun
sang kakak malah mendorong Mitsuba dan bangkit berdiri sambil menekan
pipinya yang memerah. Setelah menyampaikan kekecewaannya terhadap ibunya,
dia mengambil barang-barangnya yang telah dirapikan sebelumnya dan pergi dari
rumah itu. Ibunya menghentikan Mitsuba yang ingin mengejar kakaknya dan
masuk ke dapur dengan perasaan kesal. Sang ibu berpikir bahwa putrinya akan
kembali kalau dibiarkan sesaat. Namun nyatanya kakaknya tetap hadir dalam
latihan vokal yang diikutinya hari itu. Mitsuba tidak menyangka sosok kakaknya
yang menangis dan pergi dari rumah itu menjadi kali terakhirnya dia melihat
kakaknya.
Pukul tiga pagi lebih, di samping memilih foto, Horichie berulang kali
mencari informasi di internet dan menatap topik berita. Kasus pencurian yang
sering terjadi, kasus penyerangan di rumah sakit, berita olahraga, maupun berita
ekonomi. Sambil seakan mengikuti benang tipis, sebuah kata yang tidak terduga
muncul di depan matanya. Ia ingin segera memastikannya tetapi pergi keluar dan
meninggalkan Mitsuba sendirian cukup berbahaya. Sebagai gantinya, Horichie
menelepon Ikuma untuk dimintai tolong.
Memilih tempat yang sepi, melompat dari atap ke atap, berlari dan terus
berlari, lama-kelamaan Ikuma menunjukkan gelagat lelah. Horicihie yang
tenggelam dalam membalas e-mail tiba tiba mendengar suara panik Ikuma yang
melihat Tsukiyama telah menutup jarak di antara mereka. Ikuma melemparkan
Horichie dan Mitsuba ke arah pepohonan dengan ranting-ranting kecil yang
mencuat. Ia menyilangkan kedua tangannya yang telah bebas dan berusaha
membuat perisai dari kagune-nya, tetapi ia tidak dapat mengikuti gerakan
Tsukiyama. Terhempas oleh kagune Tsukiyama, tubuh Ikuma menghantam
pepohonan. Mata merah Tsukiyama menangkap sosok Mitsuba, Ikuma berusaha
bangkit dan mencoba melindungi Mitsuba.
Saat melihat sosok perempuan yang diterangi oleh lampu itu, Mitsuba
menghambur memeluknya. Mungkin karena kondisinya yang kritis sehingga ibu
Mitsuba terus tertidur dan tidak memberikan respon. Polisi itu menjelaskan
setelah menerima perintah dari Yuujirou Utsumi untuk menculik para siswi SMA,
ghoul bernama Koharu Utsumi mengumpulkan benda-benda peninggalan mereka
dengan rapi, tetapi hanya barang milik kakaknya Mitsuba yang tidak ada. Ibu
Mitsuba selalu mendampingi Koharu dan memperlakukannya seakan sangat
berharga. Kemudian Koharu menyadari bahwa ibu Mitsuba adalah orang tua dari
siswi yang diculiknya, lalu dia menyerahkan benda peninggalan kakaknya,
mungkin dia melakukannya sebagai penebusan dosa. Ibu Mitsuba memiliki uang
untuk melarikan diri dalam jumlah besar. Mungkin Koharu memberikannya dan
memberitahunya untuk melarikan diri. Tapi Ibunya Mitsuba memilih untuk
mencoba bunuh diri.
Di saat yang bersamaan, dia dapat mendengar suara langkah kaki. Di sana
berdiri Renji Yomo yang tampaknya terkejut dengan kehadiran Hinami. Sejenak
dia menatap Hinami kemudian berlanjut melewatinya. Hinami menanyakan soal
keberadaan Kaneki kepadanya, namun tidak mendapatkan jawaban yang
memuaskan. Bahkan setelah pulang ke rumah bersama Touka setelah bekerja,
Hinami terus tenggelam dalam pikirannya. Kata-kata Yomo terus terngiang di
dalam kepalanya. Yomo pasti tahu keberadaan Kaneki. Ia duduk di atas sofa
sambil memeluk lututnya dan membuat ekspresi sulit. Touka duduk di sebelahnya
dan mengintip wajah Hinami. Touka meyakinkan Hinami untuk tidak perlu
khawatir. Ia merasa senang sekaligus malu karena dikhawatirkan Touka. Sebagai
ganti perasaan senangnya, dia mulai mengantuk dan tertidur di pangkuan Touka.
Hinami bermimpi, dia melihat Kaneki dari tempat yang sangat jauh
sampai rasanya sulit terlihat. Kemudian sosok Touka tiba-tiba muncul. Gadit itu
hanya terus menatap bayangan Kaneki dengan mata yang sedih. Berapa kalipun
Hinami memanggil dan menarik tangannya dengan kuat, tanpa melihat Hinami,
Touka terus melayangkan pandangannya ke satu tempat itu saja. Hinami
gterbangun dan menyadari dia tertidur di pangkuan Touka. Sedangkan Touka tidur
bersanda di sofa sambil memegang buku biologi, sepertinya dia belajar saat
Hinami tertidur di pangkuannya. Touka terbangun karena Hinami bergerak,
dengan cepat Hinami kembali berpura-pura tidur dan memindahkannya ke tempat
tidur. Setelah Touka meninggalkan ruangan, Hinami perlahan bangkit. Pintunya
tertutup, lampu di ruang tamu juga padam, sepertinya Touka telah kembali ke
kamarnya.
Hinami mendengar kata-kata yang seharusnya tidak dia dengar saat Touka
memindahkannya. Hinami memejamkan matanya rapat-rapat untuk melupakan
kata-kata itu, namun kata-kata itu terus berulang di dalam kepalanya. Touka pasti
tidak melupakan Kaneki dan memikirkannya setiap hari. Namun, karena tidak
dapat menunjukkannya, dia menderita seorang diri. Walaupun demikian, Touka
menemukan kembali hal yang harus dilakukannya dan hasil dari perjalanan yang
dilakukannya perlahan-lahan itu mungkin adalah belajar. Hinami berpikir
keberadaannya mengganggu Touka. Touka tidak pernah berpikir Hinami
mengganggunya dan Hinami pun tidak meragukan hal itu.
Cerita berlanjut dengan sudut pandang Misato Gori, seorang investigator ghoul
dari distrik 13. Latar waktu yang digunakan di sini bersamaan dengan
penyelidikan Amon di distrik 8 tentang rentetan kasus menghilangnya siswi SMA.
Walaupun seorang perempuan, tetapi kemampuannya dalam pertarungan tidak
dapat diragukan dengan quinque ukaku miliknya, Emelio. Hari ini, Misato
membawakan makanan untuk investigator lain dan menyajikannya di atas meja.
Makanan itu adalah donat, donat yang berwarna hitam, keras, dan mengeluarkan
bau terbakar. Satu-satunya investigator yang mengambil donat itu adalah Iwao
Kuroiwa, sedangkan investigator lain menjerit di dalam hatinya dan lebih percaya
bahwa benda itu adalah arang, bukan donat. Kuroiwa memakan donat itu dengan
suara keras hancurnya adonan. Dia mengunyahnya hingga halus dan menelannya,
kemudian para investigator mulai menyicipinya dengan ragu ragu.
Beberapa hari kemudian, dia datang menuju kantor cabang distrik 8 untuk
menemui Amon. Misato memastikan jalan menuju kantor cabang dengan peta dan
berjalann di jalan kecil yang kiranya akan paling cepat membawanya tiba di
tujuan. Namun, di tengah perjalanan, dia secara tidak sengaja bertemu dengan
Amon Kotaro yang sedikit jauh di depannya. Setelah melihatnya dengan lebih
jelas, Amon sedang berbicara dengan perempuan dan sepertinya perempuan itu
menyerahkan sesuatu kepada Amon. Misato merasa kepalanya telah dihantam
oleh quinque koukaku. Perempuan itu sedang memberikan kue buatannya.
Terlebih, itu sepertinya bukan kali pertama perempuan itu memberikan kue
buatannya kepada Amon. Misato yang patah hati kemudian pergi dan kembali ke
distrik 13.
Cukup banyak waktu yang termakan untuk dirinya membuat donat dan
seusai dia bekerja sampai tiba di distrik 20. Waktu telah menunjukkan pukul
delapan malam lebih dan Amon telah menyelesaikan pekerjaannya dan sudah
pulang. Misato keluar dari distrik 20 sambil menyeret dirinya yang terasa berat.
Di depan stasiun distrik 20, seorang pemuda berusia sekitar dua puluh tahun
sedang bernyanyi sambil memetik gitar. Sepertinya dia adalah pemusik jalanan.
Setelah bercampur dengan penonton yang tertarik dengan warna suara pemuda itu,
melodi lembut itu bagaikan membelai hati Misato. Tanpa sadar, dia menangis
ketika mendengar salah satu frase yang dinyanyikan oleh pemuda tersebut. Di
antara kumpulan perhatian yang lebih banyak tertuju kepada Misato dibandingkan
pemusik tersebut, seorang laki-laki dengan santai keluar dari stasiun melihat ke
arahnya dan berhenti.
Orang itu mengajanya bicara. Misato menyeka air matanya dengan cepat.
Misato melihat lawan bicaranya, dia tidak mengenalinya tetapi kenapa pria
tersebut mengenalinya. Dia langsung menebak bahwa Misato adalah kenalan
Amon. Orang yang berbicara denga Misato adalah Morimine, polisi yang bertugas
di distrik 8. Misato tidak dapat menjawab pertanyaan dari Morimine karena
merasa gugup. Morimine menyadari perasaan Misato kepada Amon, dan merasa
bersimpati. Morimine mengajak Misato untuk pergi bertemu dengan Amon, dia
mengajak Misato ke bar khas Jepang yang jaraknya kurang dari lima menit setelah
berjalan dari stasiun. Amon yang menunggu di depan toko mengalihkan
pandangannya. Kemudian, dia menyadari Misato yang berjalan di samping
Morimine. Dia menanyakan kenapa Misato berada di distrik 20.
Kelebihan Buku
Memiliki cerita yang menarik dan khas dari dunia Tokyo Ghoul
Bahasa yang dipakai cukup mudah dimengerti
Karena buku ini merupakan buku yang diterjemahkan dari Bahasa Jepang,
tetapi buku ini memiliki terjemahan yang tidak kaku dari segi bahasa
Harga yang cukup terjangkau
Kekurangan Buku
Kualitas kertas yang tidak terlalu bagus, hanya dalam beberapa tahun
kertas sudah mulai menguning.
Cerita yang cukup rumit untuk dipahami, harus membacanya beberapa kali
agar paham dan mengerti seluruh alur cerita buku ini
Apabila tidak membaca seri manga Tokyo Ghoul, pembaca agak sedikit
kebingungan karena latar waktu yang digunakan lompat terlalu jauh.
Rekomendasi
Buku ini cocok untuk kalian pecinta seri dan dunia Tokyo Ghoul. Buku ini
memiliki cerita yang berfokus pada tujuan masing-masing karakter untuk
menggali lebih dalam motif yang mendasari setiap tingkah laku mereka. Namun,
bagi yang masih awam dan tidak tahu-menahu soal seri pendahulu Tokyo Ghoul,
mungkin pembaca akan sedikit kebingungan karena isi latar waktu yang
digunakan sudah lompat sangat jauh dibanding latar waktu yang digunakan di
manga, dan juga penyusunan cerita yang berbeda dari novel pada umumnya yang
secara jelas memperlihatkan bahwa cerita tersebut saling berkaitan, namun pada
novel ini tidak terlihat jelas bahwa ceritanya saling berkaitan sehingga pembaca
harus fokus dan membacanya dengan teliti. Buku ini tersedia di toko-toko buku
komersial terdekat dengan harga dan kualitas yang terjamin.
Kelas: XI-A1
No. Absen: 23