Anda di halaman 1dari 43

Novel dengan Penyusunan Cerita yang Unik

Identitas Buku
Judul Buku: TOKYO GHOUL [VOID]

Pengarang: Sui Ishida

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama – M&C

Tahun Terbit: 2018

ISBN: 9786024289263

Jumlah Halaman: 264 halaman

Sinopsis

Amon Kotaro, seorang investigator ghoul peringkat 1 baru saja


dipindahtugaskan dari distrik 20 ke distrik 8 sebagai bala bantuan, dia pun
berangkat ke stasiun untuk segera pergi ke distrik 8. Sesampainya di distrik 8, saat
dia sedang melihat peta untuk mengetahui posisi kantor CCG (Commission
Counter Ghoul), seorang wanita yang memperkenalkan diri sebagai Koharu
membantunya memberi arahan untuk mencapai kantor cabang distrik 8.
Sesampainya di kantor cabang distrik 8, dia pun disambut oleh investigator kelas
menengah, Yanagi dan investigator peringkat 2, Toujou. Setelah berbincang santai,
Yanagi dan Toujou pun menjelaskan bahwa situasi di distrik 8 sedang darurat,
karena banyaknya ghoul yang kabur dan bersembunyi setelah penyerbuan
cochlea,penjara untuk para ghoul yang dilakukan oleh organisasi ghoul aogiri tree.

Di tengah perbincangan mereka, suara seorang pria bergema di lobi. Amon


mendekati sumber suara dan melihat seorang pria mengenakan jas lusuh sedang
membentak dan memaki lawan bicaranya. Amon menyuruhnya untuk berhenti dan
akan memanggil keamanan apabila masih membuat keributan. Menanggapi hal
itu, pria tersebut pun mengeluarkan tanda pengenalnya yang ternyata seorang
asisten inspektur polisi bernama Kyouhei Morimine.

Morimine memasukkan kembali tanda pengenalnya ke dalam kantong dan


meminta maaf, meskipun sikap angkuhnya masih dia pertahankan. Mengetahui
Amon merupakan bala bantuan investigator untuk distrik 8, Morimine pun
memaksa Yanagi dan Toujou untuk melanjutkan investigasi mengenai kasus
menghilangnya siswi SMA 3 bulan yang lalu. Awalnya Yanagi dan Toujou
menolak, namun melihat Amon yang dengan senang hati menerima tawaran
tersebut, dengan terpaksa mereka mengiyakan untuk melanjutkan investigasi.
Investigasi mereka dimulai dengan berpatroli di distrik 8. Tidak terasa sore hari
pun tiba, mereka pun berpisah, Yanagi dan Toujou kembali ke kantor CCG
sedangkan Amon dan Morimine masih berpatroli. Sambil berpatroli, mereka pun
berbincang mengenai kasus menghilangnya siswi SMA, Morimine berpikir bahwa
kasus itu pelakunya adalah seorang manusia, namun ada barang bukti yaitu jepit
rambut korban yang tertempel cairan tubuh ghoul di sana membuat Amon berpikir
bahwa itu merupakan perbuatan ghoul. Morimine merasa kesal dan menutup
mulutnya rapat rapat, sebelum kemudian mereka berpisah dan Amon kembali ke
kantor CCG.

Amon diajak oleh Yanagi dan Toujou untuk acara minum-minum, untuk
merayakan kedatangan Amon sebagai bala bantuan, acara minum-minum pun
berlangsung hingga jam 3 pagi. Selesai acara minum-minum, Amon pun menuju
stasiun untuk pulang, dia melewati jalan pintas menuju stasiun. Saat dia berjalan
sambil mendengarkan langkah kakinya yang bergema, dari jauh dia mendengar
suara yang sangat keras. Amon mendekati sumber suara dan melihat seorang laki-
laki dan perempuan sedang beradu mulut. Perempuan itu pun mengeluarkan
amplop putih dan menyerahkannya ke laki-laki tersebut. Laki-laki itu memeriksa
isi amplop tersebut dan bergegas pergi. Berpikir bahwa itu pemerasan, Amon
mencoba menghentikan laki-laki tersebut namun dihadang oleh perempuan itu.
Ternyata perempuan tersebut adalah Koharu, perempuan yang dia temui saat
pertama kali tiba di distrik 8.
Koharu pun meminta maaf karena telah memperlihatkan sesuatu yang
memalukan sebelum kemudian berbalik badan dan pergi dengan langkah yang
tidak pasti. Dan benar saja, baru beberapa langkah dia berjalan dia pun terjatuh ke
tanah, Amon pun menawarkan bantuan dan Koharu menerimanya dengan senang
hati, ternyata Amon dan Koharu memiliki tujuan yang sama yaitu menuju stasiun.
Sesampainya di stasiun, Koharu sudah ditunggu oleh keluarganya, seorang
perempuan tua bernama Otokaze berteriak memanggilnya. Koharu pun
mengucapkan terima kasih kepada Amon dan bergegas pergi bersama Otokaze
menaiki taksi.

Seminggu berlalu semenjak Amon dipindahtugaskan ke distrik 8, hari-


harinya selalu disibukkan dengan penyelidikan menghilangnya siswi SMA. Amon
terus mencari alibi dan posisi ghoul yang buron saat para siswi itu menghilang. Di
sampingnya terdapat Morimine yang masih bersikukuh bahwa ghoul tidak terlibat
dengan kasus ini, namun Amon menyangkalnya dan yakin bahwa ghoul terlibat.
Di tengah penyelidikan, Amon dan Morimine bertemu dengan Koharu dan mulai
membicarakannya sambil mengamati dia sebelum kemudian Koharu masuk ke
dalam rumah sakit bersama Otokaze. Pada akhirnya, penyelidikan hari ini
berakhir tanpa ada hasil yang berarti, Amon pun kembali ke kantor cabang distrik
8. Yanagi dan Toujou keluar untuk bertukar informasi dengan investigator distrik
7 yang sedang menyelidiki restoran ghoul. Setelah memastikan laporan mereka,
Amon pulang dari kantor.

Di tengah perjalanan menuju stasiun, Amon larut dalam pikirannya


mengenai keadaan distrik 20, dia juga memikirkan ghoul dengan julukan ’Rabbit’
yang belum juga tertangkap. Rabbit menjadi tanggung jawab Amon karena
kematian partnernya, Kureo Mado merupakan tanggung jawab ghoul tersebut.
Alasan lain dia mengejar Rabbit karena ghoul berpenutup mata yang sepertinya
memiliki hubungan dengan Rabbit. Saking tenggelamnya dia ke dalam pikirannya
sendiri, Amon secara tidak sengaja menabrak perempuan hingga terjatuh, ternyata
perempuan itu adalah Koharu yang dilihatnya siang tadi. Di sekelilingnya,
berserakan kue mangkuk yang tujuan awalnya memang untuk diberikan kepada
Amon sebagai bentuk terima kasih karena telah menyelamatkannya tempo hari,
namun kue-kue tersebut sudah berserakan dan tercampur dengan debu jalanan.
Amon tanpa ragu mengambil salah satu kue tesebut, membersihkan
permukaannya yang kotor kemudian memakannya. Amon mengatakan bahwa kue
buatan Koharu terasa sangat enak dan dia meminta untuk kuenya lebih manis lagi.

Sejak hari Amon memperbaiki semangatnya kembali, dia menginap di


kantor cabang distrik 8 untuk menemukan petunjuk kasus menghilangnya siswi
SMA. Dalam kasus ini siswi yang menghilang bernama Mai Hirano, namun yang
tertulis dari selebaran yang diberikan oleh Amon kepada Yanagi bernama Haruka
Seta dan warna kertasnya sudah berubah menjadi coklat kemerahan akibat
terbakar matahari. Selebaran tersebut mencatat menghilangnya Haruka Seta pada
18 tahun yang lalu. Selain selebaran itu, ternyata ada informasi kasus serupa pada
15 tahun lalu yang tercantum di koran. Amon berpikir bahwa kasus
menghilangnya siswi SMA ini mengakar jauh lebih dalam daripada yang dapat dia
bayangkan. Sembari memikirkan kasus yang terlihat berhubungan itu, tiba-tiba
terlintas satu nama di benak Amon yang mungkin saja mengetahui soal kasus ini.
Dia pun bergegas pergi menuju kantor polisi.

Setelah melewati pintu masuk CCG, Amon melihat Morimine yang


berjongkok sambil merokok sendirian. Begitu melihat Amon dia pun memasukkan
rokoknya ke dalam asbak portable dan kemudian berdiri. Amon pun menyerahkan
selebaran tersebut kepada Morimine dan berjalan mendekat dengan santai. Amon
bertanya apakah Morimine mengetahui sesuatu mengenai kasus tersebut,
Morimine hanya terdiam hanyut dalam pikirannya. Morimine pun mulai berbicara
bahwa siswi yang menghilang 18 tahun lalu menghilang dalam perjalanan pulang
dari festival kembang api. Di selebaran tersebut tidak tertulis informasi mengenai
festival kembang api. Morimine pun terus melanjutkan kata-katanya dengan nada
datar, dia menceritakan dengan sangat detail mengenai hilangnya siswi SMA di
sekitar distrik 8 dari 18 tahun lalu sampai yang paling baru. Amon yang
mendengarkannya seketika mencengkram kerah Morimine dan marah karena dia
tahu sejauh itu namun tetap dia.
Morimine mengatakan bahwa awal dari semua rentetan kasus
menghilangnya siswi SMA, yaitu saat Haruka Seta menghilang polisi
memutuskan bahwa dia kabur dari rumah dan bukan menghilang. Rentetan kasus
menghilangnya siswi SMA ini ditutup-tutupi oleh jajaran atas kepolisian untuk
menjaga muka mereka, sehingga kasus menghilangnya Mai Hirano kali ini tidak
ingin dikaitkan dengan kasus 18 tahun lalu. Morimine memberikan informasi
mengenai kasus serupa yang terjadi selama delapan belas tahun kepada Amon
untuk kemudian mencoba menerapkannya kepada ghoul yang jadi tersangka.
Berkat Morimine, penyelidikan mengalami kemajuan, tetapi jawaban yang
ditemukannya tidak memuaskan. Setelah menyelesaikan penyelidikan terhadap
tersangka ghoul yang tinggal di dekat stasiun, Amon dan Morinine pun berjalan
menuju kantor cabang distrik 8 melewati stasiun. Mereka pun bertemu dengan
Koharu yang sedang berdiri seakan menunggu sesuatu. Koharu pun menyapa
mereka berdua kemudian memberika kantong kertas kepada Amon yang
didalamnya terdapat kue mangkuk yang lebih manis daripada sebelumnya kata
Koharu. Amon pun menerima kue tersebut dengan senang hati. Mereka
berbincang-bincang mengenai keluarga Koharu, diketahui bahwa Koharu
merupakan seorang anak angkat dari sebuah keluarga. Tidak lama setelah itu,
Yanagi, Toujou, dan Taishi Fura yaitu investigator yang bertanggung jawab di
distrik 7 menghampiri mereka. Pembicaraan Amon dan Fura terhenti karena
menyadari kehadiran Koharu. Amon sempat kesulitan untuk memperkenalkan
Koharu karena dia tidak suka percakapan yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaannya. Fura dan dua orang lainnya pun pergi. Koharu kagum dengan
pekerjaannya sebagai investigator CCG yang sangat berbahaya.

Begitu kembali ke kantor cabang distrik 8, Amon melihat tiga orang yang
dia temui sebelumnya sedang mengobrol soal Koharu. Toujou diajak oleh Koharu
makan malam dan merasa sangat senang, tapi Fura mengatakan untuk berhati-hati
karena orang dengan penampilan luar baik memiliki sisi lain. Mereka pun masuk
ke ruang rapat untuk memulai rapat, sebelum mulai Amon mengambil kue
mangkuk yang diberikan oleh Koharu,menggigitnya dan memasukkannya kembali
ke dalam kantong kertas. Setelah rapat selesai dan mengantarkan Fura, Yanagi dan
Toujou hendak pulang sedangkan Amon menginap di kantor cabang distrik 8.

Saat waktu sebentar lagi menunjukkan tengah malam, tiba-tiba ponselnya


berdering, telepon dari Morimine. Morimine mengatakan bahwa dia di luar kantor
CCG dan meminta izin masuk untuk membicarakan sesuatu yang penting.
Ternyata Morimine ingin membahas Koharu Utsumi, perempuan yang
memberikan kue mangkuk kepada Amon siang tadi. Begitu mereka bertemu,
Morimine menjelaskan mengenai Koharu, dia memiliki ayah angkat yang
bernama Yuujirou Utsumi, dia diadopsi 18 tahun yang lalu, tahun di mana Haruka
Seta menghilang. Lalu dia melanjutkan bahwa dia menyelidiki kasus yang
menewaskan suami istri tetapi kasus itu tidak ada, sehingga Morimine berpikir
bahwa Koharu berbohong soal orang tuanya yang meninggal. Morimine
melanjutkan perkataannya namun saat Amon sedang mendengarkan, teleponnya
berdering lagi kali ini telepon dari Yanagi. Yanagi mengkhawatirkan keadaan
Toujou karena setelah dia dengan Koharu bertukar nomor telepon, Toujou
diundang oleh Koharu untuk makan malam bersama. Yanagi mencoba mengirim
pesan dan meneleponnya namun dia tidak membalasnya, Amon pun berpikir
bahwa ada yang tidak beres di sini.

Amon mengatakan ke Yanagi bahwa mungkin saja Toujou sedang dalam


bahaya. Dia pun mematikan teleponnya dan bergegas berangkat menuju kediaman
Koharu bersama Morimine. Rumah Koharu berada di dekat bantaran sungai,
begitu mereka turun dari mobil Amon menggenggam kopernya erat-erat dan
berjalan menuju gerbang. Amon membunyikan bel rumah, namun tidak ada
jawaban dari dalam. Morimine yang bertanya apa yang harus dilakukan oleh
mereka berdua ditanggapi dengan Amon untuk segera mundur ke belakang. Amon
menguatkan pegangan pada gagang kopernya dan melepas sisten otentikasi
biometri quinque-nya. Quinque Amon pun ditunjukkan, memiliki nama Kura,
bentuknya menyerupai pedang raksasa dan merupakan yang terberat dari kelas
koukaku. Amon mengayunkan Kura dan menghancurkan gerbang rumah
Kohaku. Setelah menghancurkan pintu bangunan terpisah yang terkunci, mereka
pun masuk ke dalam. Di dalam mereka melihat Koharu yang sedang membawa
koper quinque milik Toujou dan Toujou dengan kaki tangan yang terikat dan
mulut yang disumpal. Koharu menjauh dari Toujou, sementara Amon dan
Morimine mendekati Toujou sambil tetap waspada terhadap Koharu.

Morimine melepas sumpalan dan ikatan yang mengikat tangan Toujou.


Sambil melindungi mereka dari belakang, Amon kembali berbalik menghadapi
Koharu. Perempuan itu memeluk koper milik Toujou. Koharu menundukkan
kepalaya dan menutup matanya rapat-rapat. Tiba-tiba, benda seperti kabut pekat
menyelubungi bahu Koharu. Amon yang merasakan sesuatu, dengan cepat
menutup jarak dan mulai mengayunkan Kura. Koharu melompat mundur dan
bersamaan dengan pendaratannya yang mulus, ia membuka matanya. Matanya
berubah menjadi merah, ternyata Koharu adalah Ghoul.

Sel RC yang terus mengalir tanpa henti membentuk sayap di punggung


Koharu. Dia pun melompat ke belakang untuk melebarkan jarak dengan Amon.
Amon mengejarnya, kegesitan Ghoul ukaku memang kelas atas tapi serangannya
ringan dan tidak ada apa-apanya dibandingkan koukaku yang membanggakan
pertahanannya yang tebal. Amon yang mengendalikan quinque koukaku lebih
diunggulkan di sini. Amon menendang patung yang tingginya sekitar dua meter
sampai jatuh dan menutup jalan kabur Koharu, kemudian mengayunkan Kura
dengan sekuat tenaga. Koharu menghalau ayunan Kura dengan koper yang
dipegangnya, sebuah retakan muncul dari koper tersebut namun karena benda itu
diciptakan untuk menyimpan quinque benda itu tidak sampai hancur sepenuhnya.
Koharu melompat untuk melembutkan dampaknya.

Tanpa memperlambat pengejarannya, Amon kembali mengayunka Kura.


Namun, Koharu dengan cekatan menggunakan koper Toujou dan menghindari
serangan Amon. Amon mengumpulkan tenaga di tengah gagang Kura yang
panjang, kemudian gagang tersebut terbelah menjadi dua. Gagang yang baru
terbentu itu kemudian merobek Kura tepat di tengahnya dan kini berubah menjadi
dua. Koharu terkejut saat melihat perubahan bentuk itu. Amon melemparkan salah
satu pedangnya ke arah Koharu. Koharu berusaha melindungi diri dengan koper,
tetapi ia tidak bisa menghindari quinque yang terbang ke arahnya dengan kuat.
Koper itu terbelah dan terbuka, Koharu oun terjatuh ke atas lantai. Amon
memegang Kura yang tersisa dan bermaksud untuk menghabisi Koharu. Namun,
Koharu mengeluarkan sel RC dalam jumlah besar, memaksa tubuhnya untuk
bangkit, dan menghindari serangan Amon yang nyaris mengenainya. Ia
mengambil quinque yang telah dilempar Amon dan menggelinding di lantai
kemudian melompat ke atas lampu gantung. Koharu bersandar di rantai yang
menghubungkan lampu gantung dengan atap dan terengah-engah. Kagune yang
menyerupai bentuk sayap itu berkumpul di sekeliling bahunya bagaikan kabut
tebal. Koharu kabur ke tempat yang tidak terjangkau sehingga Amon tidak dapat
berbuat apa-apa. Tiba-tiba, Morimine keluar dan mengarahkan pistol ke arah
Koharu, ia memicingkan matanya untuk membidik kemudian melepaskan
tembakan ke arah Koharu, peluru tersebut meluncur lurus ke arahnya.

Peluru tersebut mengenai rantai yang disandari Koharu. Dengan refleks,


Koharu melepaskan tanagnnya dari rantai yang berguncang dan tubuh yang
kehilangan keseimbangan itu jatuh bersama lampu gantung. Amon menyiapkan
Kura kembali dan menuggu kejatuhan Koharu. Namun, lebih cepat dari serangan
Amonl, sesuatu menusuk tubuh Koharu, hujan peluru yang jauh lebih kuat dari
pistol Morimine menembus tubuh Koharu berkali-kali. Amon dan Morimine
terkejut, tapi Toujou jauh lebih terkejut. Sepertinya untuk memeriksa quinque-nya,
Toujou mengaktifkan quinque tersebut yang mulai menyerang tanpa mengikuti
niat Toujou. Quinque tersebut sepertinya aktif karena malfungsi. Tetapi, hasilnya
benda tersebut berhasil mengalahkan Koharu. Tubuhnya yang berlumuran darah
jatuh menghantam lantai dan nafasnya pun mulai tidak beraturan.

Saat itu, dengan mata merahnya yang mengeluarkan air mata dia
memanggil nama Amon, ketika berpikir apa yang ingin dikatakannya ternyata
permintaan maaf yang tiba-tiba untuk Amon dan Morimine yang memanggilnya
Kyouhei. Morimine kebingungan bagaimana bisa Koharu mengetahui namanya.
Koharu menatap Amon dan Morimine kemudian memaksa keluar suaranya dan
mengakui bahwa dialah yang menculik dan memakan semuanya. Koharu
mengatakan bahwa semua ada di ruangan dalam sambil menunjuk bagian dalam
ruangan perjamuan dengan lemah. Matanya memantulkan Amon seorang diri, ia
berkedip dan di saat yang bersamaan air mata mengalir dari matanya. Koharu pun
meninggal, kalau menghilangkan kagune-nya dan menutup mata, dia tidak terlihat
berbeda dengan manusia.

Amon dan Morimine pun mengecek ruangan dalam, berharap


mendapatkan jawaban dari semua ini. Berkebalikan dengan suasana megah ruang
perjamuan, sepertinya ruangan ini digunakan sebagai pengganti ruangan
penyimpanan barang. Ada rak bertingkat dua yang di dalamnya tersusun rapu
kotak-kotak dalam jumlah banyak. Morimine mencoba mengambil kotak yang
paling dekat dengannya dan melihat nama ”Mai Hirano” tertulis di sana. Itu
adalah nama pemilik jepit rambut yang diletakkan di dekat kantor polisi.
Morimine meleteakkan kotak tersebut di atas lantai dan membukanya dengan
ekspresi gugup, di dalamnya tersimpan barang-barang pribadi seperti seragam,
tas, dan lainnya. Di dalamnya jg terdapat tulang dan rambut milik Mai Hirano
yang dimasukkan ke dalam kantong plastik. Morimine mnegcek satu per satu
kotak yang berada di rak tersebut.

Tiba-tiba, seakan menyadari sesuatu, ia mendongakkan kepalanya dan


berlari menuju kotak yang terletak paling dalam di rak tersebut. Kemudian, ia
menarik kotak tersebut keluar dan ketika melihat nama yang tertulis di sana,
gerakannya terhenti. Morimine membuka tutup kotak dengan tangan yang
gemetar dan melihat ke dalamnya. Kemudian, ia mengeluarkan tulang dan rambut
serta pakaian dan buku catatan dari dalamnya, dan ekspresi wajahnya berubah
menjadi gelap. Kotak itu ternyata milik Haruka, siswi yang menghilang delapan
belas tahun yang lalu. Morimine memeluk benda peninggalan Haruka Seta dan
menunduk. Saat Morimine membuka buku catatn khas siswi SMA yang berada di
dalam kotak, selembar foto jatuh keluar. Walapun masih sangat muda, tidak salah
lagi, foto itu menampilkan Haruka Seta dan Morimine yang berdiri berdampingan
dengan akrab.
Investigator beserta orang-orang dair kepolisian berkumpul di kediaman
Utsumi dan situasi menjadi sedikit kacau. Yanagi dan anggota polisi lain datang
dan mengambil alih TKP, Amon dan Morimine pergi meninggalkan TKP. Amon
yang menerima tawaran Morimine untuk mengantarkannya sampai CCG ikut naik
ke dalam mobil. Morimine menyetir mobil dengan ekspresi yang biasa, tetapi
wajah sedih yang ditunjukkan sebelumnya membakar ingatan Amon. Morimine
menjelaskan bahwa dia dulu pergi melihat festival kembang api bersama Haruka,
karena pulang sedikit larut, Morimine menawarkan untuk mengantarkannya tapi
dia bilang tidak apa apa, sejak hari itu Haruka pun menghilang. Polisi tak mau
menyelidiki lebih jauh karena itu dia menjadi polisi agar bisa membunuh
pelakunya begitu ditemukan. Morimine kembali terdiam.

Setelah kasus Koharu Utsumi, tugas Amon di kantor cabang distrik 8 pun
selesai. Setelah kembali ke kantor cabang distrik 20, Seidou Takizara yang
mendengar sepak terjang Amon di distrik 8 pun menghampirinya dan menanyakan
dia detail kasus yang dipecahkan saat ditugaskan di distrik 8. Associate Special
Class Houji datang dan memuji Amon atas kerja kerasnya di distrik 8. Amon
kemudian kembali ke mejanya dan memeriksa satu per satu dokumen yang
menumpuk di mejanya selama bertugas di distrik 8. Dari hasil penyelidikan jasad
Koharu, diketahui bahwa cairan tubuh yang menempel di jepit rambut tersebut
cocok dengan miliknya. Berdasarkan tulang dan rambut yang tersisa,
pengidentifikasian identitas korban pun mengalami kemajuan dan tidak salah lagi
semuanya cocok dengan korban kasus menghilangnya siswi SMA tersebut.
Namun, karena kondisi ayah angkat Koharu, Yuujirou Utsumi semakin memburuk
dan menyebabkannya harus dipindahkan ke ruang ICU, ia sedang tidak dalam
kondisi dapat dimintai keterangan. Keberadaan Otokaze masih belum diketahui.

Amon beristirahat sejenak dari pekerjaannya dan berdiri dekat bingkai


jendela, kemudian menjatuhkan pandangannya ke deretan pohon-;ohon di pinggir
jalan. Saat memberi tahu kepulangannya ke distrik 20, Morimine mengatakan dia
akan terus menyelidiki kasus itu karena pasti bukan dia saja yang disalahkan pada
kasus kali ini. Dia akan menyelidiki lebih jauh alasannya Koharu memakan siswi
SMA. Amon sulit mengerti kenapa pria itu bisa berpikir demikian kepada ghoul
yang telah merenggut nyawa orang yang ia sayangi.

Beberapa waktu setelah kasus hilangnya siswi SMA terungkap, Asa,


seorang perngrajin topeng sedang duduk dengan kepala yang tertutup tudung yang
dalam. Ada calon pembeli yang menghentikan langkahnya dan melihat topeng-
topeng yang dipajang di depan toko, namun dia malah mencemoohnya sambil
berlalu pergi. Mendengar hal itu Asa menjadi marah, membuka tudungnya dan
berteriak yang membuat calon pembeli tersebut berteriak lalu berlari pergi. Ia
kembali mengenakan tudungnya dan duduk dengan kesal. Kali ini ia merasakan
kehadiran seseorang yang lain dan memperkenalkan diri sebagai seorang polisi
dari distrik 8 bernama Morimine.

Morimine memberikan foto sebuah topeng yang didesain elegan dan


menanyakan apakah Asa mengetahui siapa pembuat topeng tersebut. Tetapi Asa
tidak dapat memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Asa menawarkan
kepada Morimine untuk membantunya mencari orang yang membuat topeng
tersebut. Morimine berpikir sejenak, dia pun menyetujui hal itu dan pergi dari
toko Asa. Begitu Morimine keluar, Asa tersenyum puas sambil menatap foto
tersebut saat sosok Morimine sudah tidak terlihat lagi dan memastikan tidak ada
orang di sekitarnya. Asa menggemertakkan gigi gerahamnya kuat-kuat dan
mengumpulkan kekuatannya. Setelah beberapa detik, kekuatan meluap di
tubuhnya dan mata yang menatap foto tersebut menjadi merah. Asa berkata bahwa
dia sudah cukup baik tidak memakan Morimine, makhluk yang berada di puncak
rantai makanan dan ditakuti manusia akibat kekuatan khusus yang dimilikinya,
ghoul. Asa adalah salah satu makhluk tersebut.

Dari stasiun distrik 4, yang merupakan kampung halaman Asa, setelah


keluar dari deretan gedung-gedung dan terus berjalan masuk jauh ke dalam jalan
kecil, terdapat sebuah toko topeng bernama HySy Art Mask Studio. Logo toko
tersebut terukir di tembok luarnya dan deretan topeng terlihat dari jendela kaca.
Hanya dengan melihat itu saja Asa merasa sangat senang dan entah kenapa rasa
bangga meluap dalam dirinya. Begitu masuk, dia disambut dengan baik oleh
pemilik toko tersebut yang sudah mengenal baik Asa, tubuhnya dihiasi tindikan
dengan jumlah yang tidak terhitung dan tato yang terukir bahkan sampai ujung
jarinya. Laki-laki tersebut sebelumnya adalah pemimpin yang berkuasa di distrik
4, Uta. Sekarang dia telah mengundurkan diri dan memanfaatkan keahlian
tangannya untuk menjalankan toko topeng.

Asa masih sangat kecil saat Uta menjabat sebagai pemimpin, tetapi ia
sangat mengidolakan laki-laki yang membanggakan kekuatan luar biasa itu.
Terlebih lagi, ia terpesona dengan topeng buatan Uta dan bertekad mendirikan
toko topeng seperti laki-laki itu. Asa berlutut di atas lantai dan memohon kepada
Uta untuk diangkat menjadi muridnya. Namun kali ini pun dia ditolak. Setiap kali
bertemu dengan Uta, Asa selalu memohon untuk dijadikan murid, tetapi Uta
selalu menolaknya dengan halus. Uta tiba tiba menanyakan keadaan di distrik 23
yang sedang gawat. Pergantian topik tersebut memberi tahu Asa bahwa kali ini
pun usahanya tidak berhasil dan membuatnya bangkit berdiri.

Asa yang merasa tidak sopan untuk menjalankan bisnis di distrik 4 yang
sama dengan Uta, membuka toko topengnya di distrik 23 tempat dia tinggal, tapi
distrik 23 sekarang sedang dalam kekacauan. Dari sudut pandang pada ghoul di
distrik 23, daripada merasa bahwa saudara mereka yang ditawan oleh manusia
telah terbebas, perasaan benci bahwa hal itu justru akan membawa hal yang
merepotkan jauh lebih besar. Tujuan asa ke tempat ini adalah untuk
memperlihatkan foto yang didapatnya dari Morimine kepada Uta. Begitu melihat
foto yang diberikan Asa, uta meletakkan peralatan kerjanya dan bangkit berdiri.
Kemudian, ia mengenakan jaket yang tergantung di sampingnya dan topi.

Uta sepertinya punya petunjuk soal topeng itu, Asa menawarkan diri untuk
ikut dan Uta mengiyakannya. Uta berjalan keluar toko dan membalik papan tanda
pintu menjadi ”Closed” dan berkata bahwa mungkin saja orang yang membuat
topeng tersebut adalah Bu Tsumugi. Asa yang mendengar nama itu menjadi
penasaran bagaimana rupa dari Tsumugi yang dikatakan oleh Uta. Tempat yang
dituju Uta adalah sebuah kafe yang beroperasi di distrik 20, Anteiku. Begitu
menekan bel toko yang tampaknya telah tutup dan penerangannya telah padam,
muncul seorang lelaki tua berambut putih dari dalam. Lawan bicara Uta adalah
pemilik kedai ini, yaitu Yoshimura. Walaupun sudah berusia lanjut, tetapi laki-laki
tersebut memancarkan kekuatan yang tidak berdasar.

Yoshimura yang menyadari keberadaan Asa menanyakan siapa dia kepada


Uta, namun dijawab oleh Asa sebagai calon murid Uta. Walaupun seenaknya
menyebut dirinya sebagai calon murid Uta, tapi Uta tidak membantah maupun
membenarkan perkataan Asa. Yoshimura mengajak mereka berdua masuk ke
dalam. Yoshimura meracik kopi untuk mereka berdua yang duduk di meja bar. Uta
menunjukkan foto topeng yang diberikan Morimine kepada Asa, Uta merasa itu
buatan Tsumugi. Yoshimura mengambil foto yang diberikan oleh Uta dan
mengerutkan alisnya. Asa tidak mengerti apa yang mereka berdau bicarakan.
Mengabaikan Asa, mereka melanjutkan pembicaraan sementara Asa meminum
kopinya sambil mempehatikan dekorasi interior kafe. Kafe yang memancarkan
suasana tenang tidak dapat dibayangkan bahwa kafe ini dioperasikan oleh seorang
ghoul.

Setelah merasa pembicaraan Uta dan Yoshimura telah selesai, Asa


mengejar Uta yang sudah bangkit berdiri dan ingin segera pergi dari sana. Mereka
berdua berencana pergi ke rumah Tsumugi yang tidak jauh dari sana karena sama-
sama berada di distrik 20. Akhirnya Asa akan bertemu dengan orang yang
bernama Tsumugi ini. Asa membayangkan seperti apa wujud dari Tsumugi ini,
ekspetasi Asa semakin meluas di dalam dadanya.

Tempat yang mereka datangi benar-benar berbeda dari Anteiku yang


didatangi sebelumnya. Tujuan mereka adalah sebuah rumah bergaya Barat yang
kecil dan tua. Uta mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban dari dalam. Asa
berpikir mungkin tidak ada orang di dalam, namun beberapa saat kemudian
mereka dapat merasakan kehadiran seseorang di dalam rumah yang mendekat
dengan perlahan. Asa menunggunya sambil menahan nafas.

Begitu pintu terbuka, Asa terheran-heran karena yang membuka pintu


adalah seorang nenek-nenek yang sudah sangat tua. Dia bertanya kepada Uta
siapa nenek itu, kemudian Uta menjawab bahwa dialah Tsumugi. Ekspresi Asa
yang tadinya bingung seketika berubah menjadi terkejut karena ekspetasinya
hancur begitu saja saat dia tau bahwa Tsumugi adalah seorang nenek nenek yang
berusia sekitar delapan puluh tahun. Melihat Asa yang kaget, Tsumugi tidak
mengubah sedikitpun ekspresinya. Uta mengambil alih keadaan dan menjelaskan
maksud kedatangan mereka berdua, Tsumugi pun mempersilahkan mereka masuk
ke dalam rumahnya untuk mengobrol lebih lanjut.

Begitu masuk, yang pertama dapat mereka lihat adalah lobi yang luas.
Bagian dalam rumah sangat rapi, ruang tamu yang ditunjukkan oleh perempuan
tua itu pun hanya dilengkapi dengan perabotan minimal. Tsumugi bertanya apa
maksud kedatangan mereka sambil duduk di atas sofa, berhadapan dengan Asa
dan Uta. Uta menanyakan soal foto topeng yang dimiliki Asa sebelumnya.
Tsumugi mengenakan kacamata bacanya dan memperhatikan foto yang diberikan
kepadanya. Tsumugi mengiyakan bahwa dialah yang membuat topeng itu, namun
dia bertanya balik bagaimana bisa mereka memiliki foto itu. Uta menjawab bahwa
polisi sedang mencari pembuat topeng itu.

Walaupun Asa tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, tapi Asa dapat
merasakan bahwa Uta datang ke tempat ini karena mencemaskan Tsumugi. Sikap
Tsumugi yang mengesampingkan kebaikan Uta membuat Asa kesal dan
memarahinya karena usaha mereka berdua merasa tidak dihargai. Walaupun dia
berbicara dengan nada yang tinggi, itu tidak membuat Tsumugi goyah. Dia
mengembalikan foto tersebut dan mengusir mereka secara halus. Mendengar hal
itu, Asa menjadi sangat marah, namun Uta memperingatkannya sehingga
membuat Asa tidak dapat melakukan apapun. Menahan kekesalannya, Asa
menggemeretakkan giginya.

Uta ternyata memiliki tujuan lain ke sana, dia ingin menambahkan


sulaman ke dalam topeng buatannya sehingga dia ingin melihat desain sketsa dan
contoh sulaman milik Tsumugi. Asa mengedipkan matanya mendengar ucapan
Uta seolah tidak percaya karena Uta memikirkan hal seperti itu. Tsumugi juga
tidak menyangka dan menaikkan sebelah alisnya dan membiarkan pandangannya
berkeliaran seakan sedang merenungkannya.

Setelah meninggalkan rumah Tsumugi, Asa berjalan sedikit di belakang


Uta dan bertanya apakah dia serius untuk menambahkan sulaman ke dalam
topengnya. Sangat jarang bagi Uta untuk menghias topengnya dengan sulaman,
tentu saja Asa merasa penasaran dengan hasil akhirnya tetapi dia juga penasaran
dengan proses kerjanya. Asa menatap kembali rumah Tsumugi kemudian
membuat keputusan untuk mengunjungi rumah itu lagi. Keesokan harinya, dia
datang sendirian ke rumah itu dan dengan antusias mengetuk pintu rumah bergaya
barat itu. Karena tidak ada jawaban, ia mengetuk pintu itu semakin keras.
Kemudian, muncul Tsumugi yang berwajah kesal dari dalam. Asa mengintip ke
dalam rumah dan dia melihat Uta yang sedang menyulam. Asa pun meminta izin
ke Tsumugi untuk masuk, Tsumugi dengan terpaksa membiarkan dia masuk ke
dalam dan meminta Asa untuk tidak membuat rumahnya berantakan. Mendengar
itu, Asa menjadi sangat senang dan masuk melewati Tsumugi begitu saja dan
berlari mendekati Uta.

Sepertinya Uta meminjam meja besar yang berada di ruang tamu dan
tengah melihat sketsa desain Tsumugi. Beberapa bagian desain tersebut masuk ke
pandangan Asa. Sebuah sketsa yang sangat indah, sampai membuat Asa
tercengang melihatnya. Uta memuji desain milik Tsumugi di depan Asa, namun
Asa mengelak dan mengatakan bahwa buatan Uta jauh lebih hebat. Mendengar
itu, Tsumugi menjawab bahwa anak kecil seperti Asa tahu apa soal pembuatan
topeng dan men-cap Asa sebagai amatir. Asa yang tidak terima disebut amatir
menunjukkan topeng buatannya kepada Tsumugi yang dia keluarkan dari dalam
tas. Tsumugi meyipitkan matanya untuk memperhatikan topeng itu dan
mendengus, kemudian mengatakan bahwa jahitannya masih berantakan, dan
mengatakan bahwa topeng buatan Asa adalah barang buatan.

Asa yang ingin mengelak dari kata-kata Tsumugi langsung terdiam karena
apa yang dikatakan Tsumugi memang benar adanya. Tanpa mengindahkan Asa,
Tsumugi yang telah melihat topeng tersebut dengan teliti, mengambil kertas dan
pensil kemudian menggambar pola topeng buatan Asa yang tadi dilihatnya.
Dibandingkan pola yang dibuat Asa saat membuat topeng itu, pola milik Tsumugi
lebih simpel dan terperinci. Dalam waktu singkat, Tsumugi telah menangkap
semua aspek dari topeng Asa sehingga merebut kertas itu. Tsumugi menekan
pensil ke dagunya dan memalingkan wajahnya.

Asa mengeluh kepada Uta, namun laki-laki itu sedang serius


berkonsentrasi menatap sketsa desain. Sepertinya ia sedang mengembangkan
gambar keseluruhannya. Tsumugi melemparkan sesuatu kepada Asa yang sedang
berdiri agar tidak mengganggu Uta. Rupanya Tsumugi melemparkan potongan
kain, Tsumugi menyuruh Asa untuk memotong kain-kain itu. Asa yang merasa
tertantang karena diprovokasi oleh Tsumugi kemudian memotong kain-kain itu.
Beberapa jam berlalu, Asa mulai tidak tahan dengan pekerjaan memotong kain
yang tidak ada akhirnya. Sebenarnya Asa sudah ingin pergi, namun melihat Uta
yang menyemangatinya dia jadi tidak dapat kabur. Asa mengatakan pada dirinya
ini demi melihat proses kerja Uta dan entah bagaimana ia berhasil melanjutkan
tugasnya.

Kemudian, saat matahari terbenam, Tsumugi bangkit berdiri dan bersiap


untuk berbelanja. Dengan begitu, Asa dapat terbebas dari tugasnya yang
membosankan dan juga Tsumugi. Ketika berpikir demikian, Uta mengangkat
kepalanya dan mengatakan ingin ikut kemudian dia bangkit berdiri. Melihat Uta
yang ikut, Asa pun ingin ikut berbelanja. Setelah keluar dari rumah Tsumugi, Uta
berjalan di belakang karena ada yang ingin dipikirkan olehnya dan menjaga
jaraknya. Sepertinya dia sedang menyempurnakan desainnya. Asa bertanya
kemana Tsumugi berbelanja dan dia menjawab dia ingin pergi ke pusat
perbelanjaan. Karena Tsumugi mengatakan hal seperti itu, Asa jadi teringat
kembali bahwa dia mengetahui Asa adalah seorang ghoul. Di tengah perjalanan,
mereka berdua membicarakan Uta. Tsumugi merasa kagum dengan kemampuan
orang itu. Mendengar hal tersebut, ekspresi Asa berubah menjadi cerah. Namun,
karena lawan bicaranya Tsumugi, dengan terburu-buru dia kembali membetulkan
ekspresinya.
Kemudian, sambil menemani Tsumugi, mereka berputar-putar di pusat
perbelanjaan selama hampir dua jam. Mereka mendatangi toko sayur dan toko
ikan yang sebelumnya tidak perlu Asa kunjungi karena dia adalah ghoul, dan
membuat kepalanya menjadi pusing. Begitu kembali ke rumah Tsumugi, Asa yang
ditugaskan melakukan tugas yang merepotkan seperti menyelesaikan tikam jejak,
menggerutu sambil mencium bau ikan yang tercium dari dapur. Sambil berbicara
dengan Uta, saat itu Tsumugi datang sambil membawa nampan yang berisi
makanan. Baunya tercium lebih kuat dan membuat Asa menutup hidungnya.
Namun, setelah melihat makanan Tsumugi dengan mata yang setengah tertutup,
tangan yang menutup hidungnya terlepas. Makanan yang disajikan Tsumugi
terlihat seperti karya seni dengan warna-warni yang indah dan memanjakan mata.
Ketika Tsumugi mulai memakan masakan itu, pemandangan mengerikan
membuat perasaan Asa kembali memburuk, tetapi ada juga kesenangan yang
menyegarkan karena mengetahui hal baru.

Malam harinya, seteleh Uta kembali ke tokonya pun Asa tetap


melanjutkan pekerjaannya seorang diri di rumah Tsumugi. Dia ingin menunjukkan
kalau dia pasti bisa menyelesaikan tugasnya. Tsumugi duduk di sofa sebelah Asa.
Sesaat setelah memperhatikan Asa, dia mengeluarkan peralatan jahit dari dalam
rak dan mulai menyulam. Asa merasa sebal karena benda buatan Tsumugi bisa
menggerakkan hati orang yang melihatnya, tetapi ia tidak dapat menahan
perasaannya yang memuncak. Di antara bunga-bunga yang besar, terdapat
dedaunan yang meluas, dan semua itu dikelililingi oleh motif tanaman merambat
yang melengkung. Asa teringat dengan foto yang diterimanya dari polisi itu, foto
yang menunjukkan sebuah topeng yang dihiasi sulaman. Asa baru mempercayai
bahwa Tsumugi lah yang membuat topeng itu. Tsumugi mengatakan bahwa dia
sebenarnya hanyalah seorang penjahit baju, pesanan topeng khusus untuk
pelanggan saja. Ini membuat jumlah orang yang memiliki topeng buatan Tsumugi
sangat terbatas.

Hal yang membuat Asa penasaran adalah awal dari masalah ini, kenapa
polisi sampai memiliki foto topeng buatannya. Tsumugi meletakkan sulamannya
di atas dengkul dan menyipitkan matanya seakan menerawang ke kejauhan. Asa
yang biasanya berteriak sekarang menahan diri untuk menunggu jawaban.
Tsumugi mengatakan bahwa dia membuat topeng itu atas permintaan seorang
milyuner, dia minta dibuatkan untuk ghoul. Asa bingung jika itu topeng ghoul
kenapa polisi yang bergerak. Tsumugi menjelaskan kalau polisi sampai tahu dia
yang membuat topeng itu untuk ghoul, posisinya dalamm bahaya. Sampai situ Asa
baru mengerti situasinya.

Sejak itu, Asa mulai datang setiap hari ke rumah Tsumugi, ada atau tidak
ada Uta sekalipun Asa akan terus mengerjakan tugasnya dalam diam di ruang
tamu. Tempat ini terletak di pinggir kota, suara yang terdengar hanyalah kicauan
burung. Asa yang selama ini terus bekerja di bawah cuaca apapun sekarang dapat
berkonsentrasi. Namun, karena tidak ada yang datang berkunjung, Asa jadi
penasaran terhadap Tsumugi yang tidak menunjukkan tanda-tanda memiliki
kerabat atau teman. Begitu matahari terbenam, Tsumugi mulai bersiap-siap untuk
pergi ke luar. Walaupun Asa bisa saja melanjutkan pekerjaannya yang tersisa,
tetapi ia memiliki pergi bersama untuk mengganti suasana. Hari ini pun pergi ke
pusat perbelanjaan yang dekat itu, Tsumugi berhenti di toko ikan dan memilih
dengan teliti. Asa yang berada di toko peralatan dan mencari bahan yang mungkin
dapat digunakan untuk topengnya, tetapi Tsumugi yang sepertinya menyelesaikan
belanjaannya berjalan ke toko yang berbeda.

Tiba-tiba, terdengar suara perempuan dengan nada tinggi memanggil


Tsumugi. Perempuan itu membawa anak perempuan serta cucunya. Sepertinya
Tsumugi memang punya kenalan manusia, Asa bermaksud kembali ke toko
peralatan untuk tidak mengganggunya, tetapi saat mendengar Perempuan itu yang
tercampur dengan niat buruk, kaki Asa pun terhenti. Perempuan itu mengejek
Tsumugi yang dulunyan kekasih milyuner tetapi tidak membautnya memiliki
keluarga dan menertawainya dengan arogan. Mendengar ucapan perempuan itu,
Asa menjadi naik darah seakan yang dibicarakan adalah dirinya sendiri. Namun,
saat asa ingin menghajar Perempuan itu dalam sekali pukulan, Asa berpikir bahwa
manusia memiliki etikanya sendiri dan kalau hal tesebut dirusak sepihak dari luar,
yang terluka bukanlah Asa yang merupakan ghoulm tetapi Tsumugi yang adalah
manusia.

Namun, berdiam diri pun hanya membuatnya kesal dan setelah terus
berpikir akhirnya Asa mendapat ide. Lawan bicara yang terus mengatakan
sindiran kepada Tsumugi itu bermaksud pergi membawa keluarganya, saat itulah
Asa memanggil Tsumugi dengan akrab dan segera merangkulnya. Meskipun dia
sendiri yang melakukannya, Asa merasa bulu kuduknya berdiri dan Tsumugi pun
terkejut. Lawan bicaranya itu menjadi terkejut, Asa mengambil barang bawaan
Tsumugi dan membawakannya untuknya. Lawan bicara Tsumugi terheran
siapakah laki-laki yang dekat dengannya itu. Sesuai perkiraannya, perempuan itu
salah mengira Asa adalah laki-laki dan mempertanyakan hubungan Tsumugi
dengannya, Asa mengubah total senyumannya dan menatap tajam perempuan itu
sambil mengatakan untuk tidak berbicara seenaknya dengan Tsumugi.

Keluar dari pusat perbelanjaan, keduanya kembali seperti sedia kala.


Tsumugi sampai merinding karena tingkah Asa yang tidak dapat diprediksi, Asa
pun demikian. Asa tidak menyangka bahwa dulu Tsumugi memiliki seorang
kekasih. Malam harinya, saat Tsumugi sudah selesai makan, terdengar ketukan
pintu. Asa yang menebak bahwa yang datang adalah Uta merasa sangat senang
karena ternyata betul Uta datang. Di sebelah Uta, berdiri Renji Yomo yang bekerja
sebagai tangan kanan Yoshimura saat ini. Yomo menatap Asa singkat dan
mengarahkan pandangannya ke dalam ruangan. Kemudian, karena merasa curiga
karena mendengar suara kebingungan Asa, Tsumugi muncul. Yomo menghadap
Tsumugi dan berkata bahwa Yuujirou Utsumi tumbang dan saat ini sedang dirawat
di rumah sakit distrik 8.

Yuujirou Utsumi, nama yang pertama kali didengar oleh Asa. Mendengar itu,
kening Tsumugi berkerut dan ia bertanya mengenai keadaan Koharu. Yomo hanya
terdiam dan Tsumugi dapat menebak semuanya. Tsumugi menyuruh Asa pulang
karena tangannya sakit kemudian dia menghilang ke kamar tidurnya.punggungnya
terlihat lebih lemah dibandingkan biasanya. Asa menatap Yomo untuk
mendapatkan jawaban, tapi karena dia sudah menyelesaikan urusannya dia telah
pergi. Uta mengajak Asa untuk pulang. Tanpa bisa mendapatkan jawaban yang
diinginkannya, Asa merasa kecewa, namun Uta mengatakan bahwa mungkin
Tsumugi ingin berbicara dengan Asa. Walaupun tidak terlihat seperti itu, Asa
memalingkan kepalanya ke kamar tidur Tsumugi. Malam itu, tanpa pulang dari
rumah Tsumugi Asa melanjutkan pekerjaannya sambil melirik sulaman yang
diberikan Tsumugi. Walaupun keheningan maam sangat cocok untuk melanjutkan
pekerjaannya. Konsentrasi Asa pecah dengan mudah, setiap kali konsentrasinya
pecah Asa melayangkan pandangannya ke arah kamar tidur Tsumugi.

Lewat tengah hari esok harinya, Asa yang tertidur membuka matanya dan
melihat Uta dan Tsumugi telah berada di sampingnya. Tsumugi mengajaknya
bicara dengan suara yang biasanya. Dia menyuruh Asa bersiap-siap karena akan
pergi ke tempat yang sedikit jauh. Tsumugi mengatakan akan menemui teman
lamanya di distrik 8. Setelah itu, mereka menaiki kereta bawah tanah dan sampai
di rumah sakit distrik 8. Asa kembali teringat dengan perkataan Yomo, Yuujirou
Utsumi sedang dirawat di rumah sakit distrik 8. Uta menunggu di depan rumah
sakit, Asa berpikir untuk menunggu di luar juga tetapi Tsumugi menyuruhnya
untuk ikut dengannya. Tempat yang mereka tuju adalah ruang rawat pribadi, di
pintu masuknya tergantung papan nama bertuliskan ”Yuujirou Utsumi”. Begitu
masuk, terlihat laki-laki berusia sekitar tujuh puluh tahun terbaring tidak sadarkan
diri di atas tempat tidur. Tubuhnya terhubung dengan selang infus dan peralatan
medis lainnya. Melihat itu, Tsumugi membuat ekspresi sedih yang tidak pernah
dia lihat sebelumnya.

Tsumugi menyentuh pipi Yuujirou dan menjelaskan bahwa dia adalah


seorang manusia yang menikmati daging manusia, karena itu dia memelihara
ghoul. Asa menjadi kacau karena kebingungan, Tsumugi melanjutkan ceritanya
bahwa dia menculik gadis muda dan memotong-motongnya, jika hal itu terungkap
dia bermaksud menyalahkan kepada ghoul seluruhnya dan dia dapat melarikan
diri. Terungkap bahwa Tsumugi membuatkan topeng untuk ghoul peliharaannya.
Ghoul yang dipeliharanya dibunuh oleh investigator ghoul dan keberadaan topeng
itu jadi bocor keluar, itulah sebabnya polisi memiliki foto topeng tersebut.
Yuujirou tidak kunjung sadarkan diri, Asa juga mengerti mungkin ia akan
meninggal tanpa membuka matanya lagi.

Setelah itu, mereka segera pergi meninggalkan ruang rawat tersebut dan
bertemu kembali dengan Uta yang duduk di bangku taman rumah sakit. Uta
memalingkan kepalanya ke arah rumah sakit seakan menyadari sesuatu. Namun,
diserang perasaan tidak tenang, hati Asa menjadi gelisah. Saat mereka tiba di
distrik 20, matahari sudah terbenam dan sekelilingnya telah menjadi gelap.
Mereka sudah berpisah dengan Uta dan yang melanjutkan perjalanan hanya Asa
dan Tsumugi. Tsumugi mengatakan soal Yuujirou, semua tergantung Asa apakah
dia akan memberitahu orang lain atau tidak. Mendengarnya, kaki Asa bagaikan
terpaku ke tanah, membuatnya tidak bisa bergerak dan hanya menatap punggung
Tsumugi. Punggung kecil seorang perempuan tua.

Tiba-tiba, ia merasakan keberadaan yang menukik turun dari langit.


Dengan refleks, Asa mengangkat kepalanya dan melihat sayap yang bagaikan
sayap serangga terentang. Hal yang selanjutnya dilihatnya adalah siluet laki-laki,
kemudian topeng. Topeng itu sangat mirip dengan topeng buatan Tsumugi yang
ada di foto. Namun, ini bukan saatnya memperhatikan hal itu. Sayap orang itu,
ukaku miliknya bergerat seakan menggerakkan angin. Rangkaian peluru kemudian
turun menghujani mereka. Asa menjulurkan tangannya kepada Tsumugi yang
berjalan di depannya. Tetapi kagune ukaku tersebut menusuk tangan Asa. Saat
terjatuh menghantam aspal, Asa dapat melihat sosok Tsumugi yang tumbang
setelah menerima luka yang jauh lebih berat darinya.

Asa memukul tanah dengan tangannya yang terluka untuk berdiri,


kemudian bersiap berlari mendekati Tsumugi. Namun ghoul bertopeng yang
menyerang mereka berdiri di hadapan Asa dan menghalanginya. Asa
mengeremetakkan giginya dan mengumpulkan kekuatannya, kekuatannya yang
terbebas melompat keluar dengan merobek kulitnya. Sebuah rinkaku dengan pola
menyerupai sisik. Asa memutar tubuhnya dan mulai menyerang ghoul bertopeng
itu dengan sekuat tenaga. Namun, ghoul bertopeng itu dengan gesit melompat dan
menghindari serangan Asa. Sekarang, ia tidak punya pilihan lain selain
memusatkan seluruh indranya untuk dapat membunuh ghoul itu.

Sosok Tsumugi kemudian masuk ke pandangan Asa, genangan darah di


bawah tubuh perempuan itu semakin lama semakin membesar. Melihat itu,
perasaan Asa menjadi tidak sabar dan kesadarannya kabur. Tanpa melewatkan
kesempatan, ghoul bertopeng itu segera menutup jarak di antara mereka dan
menendang perut Asa. Akibat tendangan di perutnya, tubuh Asa menghantam
tiang listrik dengan keras. Laki-laki itu menendang wajah Asa yang meringkuk
dan menginjak tubuhnya yang jatuh ke aspal. Topeng yang dihiasi sulanam itu
terpantul di mata Asa. Namun, bagaikan menyadari sesuatu, laki-laki itu menjauh
dari Asa. Saat Asa kebingungan dengan sikap ghoul bertopeng itu, dari ujung
jalan, muncul seorang laki-laki yang berjalan keluar dari dalam kegelapan malam.

Orang itu adalah Uta yang seharusnya telah berpisah dengan mereka.
Dengan kemunculan lawan yang kuat itu, laki-laki itu menjaga jaraknya dan
menatap Tsumugi. Perempuan itu sama sekali tidak bergerak. Laki-laki itu
menghentakkan kakinya dan kabur karena sudah merasa menyelesaikan tugasnya.
Sebenarnya Asa sangat ingin mengejarnya dan membalas laki-laki itu, tapi ini
bukan saatnya melakukan itu. Asa berlari mendekati Tsumugi, luka menganga di
seluruh tubuhnya dan darah mengalir dengan deras. Asa berusaha menghentikan
pendarahan tersebut dengan menekannya dengan kedua tangan, tetapi itu hanya
membuat tangannya bersimbah darah. Padahal tubuh ghoul Asa sudah pulih, tetapi
nyawa Tsumugi justru semakin menghilang. Asa berpikir untuk membawanya ke
rumah sakit. Tsumugi menolak untuk dibawa ke rumah sakit karena apabila pihak
rumah sakit tahu dia dilukai oleh ghoul, investigator ghoul turun tangan dan
kemungkinan terburuknya Asa bisa ketahuan dan dibunuh. Saat itu Tsumugi batuh
dan darah dalam jumlah banyak keluar dari mulutnya. Padahal sebelumnya Asa
sudah membunuh banyak orang dan melihat darah itu berkali-kali, tetapi saat ini
darah Tsumugi membuatnya gemetar ketakutan.

Tsumugi mengatakan bahwa ini adalah akhir yang dia inginkan. Dia
menceritakan dengan perlahan-lahan bahwa ghoul yang dipelihara oleh Yuujirou
ada dua, satu yang menculik dan yang satunya yang membunuh dan memotong-
motong korban. Yang mati adalah yang menculik sedangkan yang memotong
masih berkeliaran. Tsumugi sepertinya kesulitan untuk bicara, bahu Tsumugi
kerap naik dan turun. Sosoknya yang kesakitan membuat Asa sakit. Kata-kata
yang digumamkannya saat di ruang rawat rumah sakit mungkin tidak hanya untuk
Yuujirou, tetapi mungkin untuk dirinya sendiri. Mata Tsumugi yang semakin
berat, semakin tersembunyi di balik kelopak. Ia pergi sendirian menuju kematian.

Manusia, terlebih lagi perempuan tua. Sosok itu mungkin tidak akan
diperdulikan sama sekali oleh diri Asa yang sebelumnya. Namun, ia sekarang
sangat, sangat sedih sampai sulit untuk bernafas. Air mata mengalir deras dari
mata Asa sambil memanggil-manggil Tsumugi. Mendengar jeritan Asa, Uta
menutup matanya dalam diam. Saat itu, tiba-tiba pipi Asa serasa disentuh oleh
sesuatu yang hangat. Begitu melihatnya, Tsumugi menjulurkan tangannya untuk
menghapus air mata Asa. Tsumugi tersenyum lebar sambil mengatakan untuk
tidak melakukan pekerjaan asal-asalan. Wajahnya yang penuh dengan keriput
makin dipenuhi dengan kerutan. Asa menutup Tsumugi dengan tidak percaya.
Namun Tsumugi sudah tidak bergerak, maupun menjawabnya lagi. Asa memeluk
tubuh Tsumugi sambil menangis.

Mereka membawa kembali Tsumugi ke rumahnya, membersihkan darah


dari tubuhnya, dan membaringkannya di atas tempat tidur. Asa bertanya apakah
Uta sudah mengetahui bahwa Tsumugi dari awal sedang diincar, Uta
menyangkalnya. Awalnya Uta hanya ingin melihat sulaman Tsumugi namun dia
berpikir mungkin saja Asa dan Tsumugi akan cocok sehingga dia mempertemukan
mereka. Walaupun ita merasa sakit karena kehilangan, walaupun ia merasa sedih
karena ditinggalkan, walaupun dia adalah manusia sedangkan dirinya adalah
ghoul, Asa merasa senang bisa bertemu dengannya dari lubuk hatinya yang
terdalam.

Beberapa hari setelah kematian Tsumugi, Asa pergi ke kantor polisi distrik
8 dan menunggu seseorang dengan bersandar di tiang lampu jalan. Dari dalam
gedunng datang seorang pria mendekatinya yang ternyata adalah Morimine. Asa
menghubunginya untuk memberi tahu apa yang dia tahu soal topeng itu, dengan
mudahnya Asa berbohong dan mengatakan tidak tahu apa-apa soal itu. Namun,
dia membawa informasi yang berbeda, dia mengatakan bahwa Yuujirou
menggunakan ghoul untuk menculik dan memakan daging manusia, dia tidak
dapat membuktikan omongannya benar tetapi Morimine mempercayai hal itu.

Di hari meninggalnya Tsumugi, Uta mengatakan kalau Tsumugi berwasiat


untuk memberikan rumahnya kepada Asa dan memasukkan dia ke dalam silsilah
keluarga Tsumugi. Tsumugi berharap Asa dapat membangkitkan rumahnya
menjadi toko, toko topeng atau toko apapun itu. Kemampuannya sekarang
memang belum memadai, namun suatu hari nanti ia ingin membuka toko di
tempat itu. Ia tidak bisa melakukan pekerjaan asal-asalan. Syal baru yang
menyelubungi tangannya adalah syal yang dohiasi oleh sulaman Tsumugi. Ia
menggenggam syal itu kuat-kuat dan kembali memalingkan kepalanya ke depan,
kemudian pulang ke rumah yang masih tersisa jejak Tsumugi itu.

Cerita berlanjut melalui sudut pandang Chie Hori atau biasa disebut
Horichie, seorang mahasiswi yang memiliki tubuh pendek seperti anak SD yang
memiliki hobi fotografi. Karena terlalu mendalami perannya, membuat dia jarang
masuk universitas. Kemudian, setelah lama tidak kembali ke distrik 20 dan
kebetulan bertemu dengan kenalannya, dia bertanya apakah tidak ada yang
menarik di sini. Kenalannya itu mengatakan kalau sebentar lagi akan diadakan
Idol Fest di sana yang mengundang seorang penyanyi idola terkenal. Kenalannya
tersebut bernama Ikuma Momochi, seorang pemusik jalanan. Saat siang hari dia
bekerja di perusahaan ekspedisi dan saat malam dia bermain musik di stasiun.
Meskipun terlihat seperti seorang laki-laki yang baik, dia adalah seorang ghoul.
Meski begitu, dia tidak pernah memburu manusia untuk dimakan, dia lebih
memilih untuk memakan manusia yang mati karena bunuh diri.

Di tengah pembicaraan, Horichie menanyakan kabar Tsukiyama. Shuu


Tsukiyama, seorang gourmet ghoul yang sangat berkebalikan dengan Ikuma,
selalu mengejar gourmet food nya dan tidak segan menggunakan cara kotor
sekalipun untuk mendapatkannya. Sosoknya yang memburu manusia untuk
memuaskan hasratnya, sangat cocok dengan pemikiran manusia soal ghoul pada
umumnya. Tetapi obsesinya terhadap rasa yang spesifik membuatnya di-cap aneh
oleh ghoul lain. Tsukiyama dan Horichie tidak pernah terpisahkan sejak SMA.
Penyebabnya adalah karena Horichie pernah memfoto Tsukiyama yang sedang
memakan manusia. Awalnya Tsukiyama berniat membunuh Horichie karena
mengambil fotonya, namun dia mengurungkan niatnya.

Tsukiyama akhir-akhir ini sedang tergila-gila terhadap suatu mangsa.


Kembali ke topik, Horichie bertanya apakah Idol Fest diadakan besok, Ikuma
tidak menyangka kalau Horichie memiliki ketertarikan terhadap acara seperti itu.
Melihat hal langka bisa saja terjadi, Horichie mengatakan kalau bisa saja dia
mendapatkan foto-foto yang menarik saat Idol Fest nanti. Ikuma berpikir foto
yang menarik menurut Horichie terdengar agak menyeramkan.

Hari Idol Fest pun tiba. Acara diselubungi oleh antusiasme yang tidak
biasa. Horichie ingi melihat penyanyi yang sedang tampil. Namun, karena
tubuhnya yang pendek membuatnya tidak berdaya. Dia mencari cara untuk bisa
mendapatkan foto dari idola itu dengan melihat ke seluruh penjuru acara. Dia pun
menemukan sebuah pohon yang terletak di pinggiran lapangan. Setelah
mengamati sebentar, dia pun mulai memanjat pohon itu dengan menggunakan
cekungan di pohon. Setelah duduk di dahan pohon yang cukup kuat untuk
menahan tubuhnya, dia mempersiapkan kameranya dan mulai membidik
kameranya. Dengan menekan tombol zoom, dia bisa melihat Idol yang menyanyi
dan menari di atas panggung dari kejauhan. Horichie menekan tombol shutter
sesukanya.

Beberapa saat kemudian, seorang gadis pendiam naik ke atas panggung.


Dia adalah seorang penyanyi idola yang bernama Mitsuba. Gadis itu mengenakan
rok berenda dan ikat rambut berpita. Gadis itu memang terlihat seperti penyanyi
idola dan suaranya pun begitu jelas, tetapi ekspresi wajahnya yang terkadang
terlihat sedih sangat berlawanan dengan lagu ceria yang dibawakannya. Setelah
selesai bernyanyi, gadis itu menundukkan kepalanya dan menghilang di balik
panggung dengan cepat seakan melarikan diri. Petugas keamanan melihat
Horichie dan mencoba memperingatkannya. Horichie dengan gesit turun dari
pohon dan berlari ke arah panggung. Petugas keamanan yang masih ingin
menasihatnya lebih jauh mulai mencarinya, tetapi dia bersembunyi diantara
kelompok orang-orang yang berada di depan panggung. Di karemanya
terpampang penyanyi idola yang tadi, foto Mitsuba. Walaupun memiliki status
idola yang mencolok, tetapi ekspresinya begitu datar dan tatapan matanya kosong.

Setelah menyelinap keluar dari acara Idol Fest, Horichie pergi ke kafe
terdekat untuk memindahkan data ke dalam laptop yang dibawa di dalam
ranselnya. Ia mengecek foto di monitor, foto penyanyi idola bernama Mitsuba.
Berdasarkan informasi di internet, usianya 19 tahun. Gadis itu tidak suka
menonjolkan diri dan sifatnya tekun, sampai banyak penggemarnya bertanya-
tanya kenapa dia menjadi penyanyi idola. Sambil berpikir seperti itu, Horichie
mengecek foto lain dan saat itu bel pintu masuk kafe berbunyi, saat itu firasatnya
mengatakan untuk dia mengangkat kepalanya.

Benar saja, dihadapannya sudah ada ghoul pecinta makanan gourmet,


Shuu Tsukiyama. Ghoul itu pun segera menyadari keberadaan Horichie dan
menyapanya dengan gaya yang nyentrik. Mungkin dia tidak tahan apabila tidak
bermandikan perhatian dari orang lain. Kalau memikirkan ghoul seperti dia bisa
hidup bahagia tanpa tertangkap CCG, membuat Horichie berpikir bahwa CCG
yang berisikan anggota-anggota elite sekalipun tidaklah sempurna. Tsukiyama
dengan elegan menjulurkan telapak tangannya kepada Horichie dan gadis itu
kemudian meletakkan laptopnya di atas telapak tangan tersebut. Mungkin karena
lengah, tangan Tsukiyama jatuh menghantam meja akibat berat laptop.

Tanpa mengubah ekspresinya, Tsukiyama membiarkan laptop tetap berada


di atas tangannya sementara tangan yang satunya mengetik layaknya menekan tuts
piano. Sepertinya dia tidak menyangka jika Horichie mengambil foto-foto idola
yang sedang naik daun akhir-akhir ini, jadi Tsukiyama dengan teratur menekan
tombol laptop dan melihat foto satu per satu. Namun, jari tersebut terhenti di suatu
foto. Foto yang tampak di layar adalah foto Mitsuba. Tsukiyama berpikir untuk
memangsa dia. Namun Horichie mengatakan dia tidak ingin Tsukiyama
memangsa Mitsuba karena dia ingin mengambil fotonya. Horichie pun pergi
dengan nota tagihan yang diberikan kepada Tsukiyama kemudian mencari-cari
informasi mengenai Mitsuba di internet.

Bersumber dari informasi bahwa Mitsuba tinggal di asrama agensinya,


Horichie memperkirakan alamat asrama tersebut dari foto atau topik yang
diunggah di blog Mitsuba maupun kesaksian saksi mata. Ia menengadah melihat
bangunan tempat Mitsuba tinggal. Waktu telah menunjukkan lebih dari tengah
malam. Horichie segera berlari ke lantai dua dan memencet bel kamarnya. Dari
dalam kamar terdengar suara seseorang yang bertanya, suara Mitsuba yang
didengarnya saat Idol Fest. Sepertinya dia masih baik-baik saja, belum ada tanda-
tanda Tsukiyama datang. Horichie mengatakan bahwa dia ingin mengantarkan
foto, Mitsuba tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Horichie. Namun, Horichie
yang terlihat seperti anak sekolah tidak menimbulan rasa khawatir di dalam diri
Mitsuba, sehingga dia membukakan pintu kamarnya.

Horichie segera masuk tanpa izin ke dalam ruangan dan menyemprotkan


parfum berbau menyengat ke seluruh ruangan. Horichie kemudian masuk semakin
ke dalam dan mulai menyemprotkan parfum dengan bau yang berbeda. Bau
parfum saling tercampur dan menghasilkan aroma yang tidak sedap dan pekat.
Seharusnya Tsukiyama membenci bau seperti ini. Kalau bermandikan bebauan
seperti ini, ia pasti tidak akan bisa bertahan dan tidak akan bisa bergerak tanpa
membersihkan dirinya. Horichie yang masih tidak tahu bagaimana sebaiknya cara
menghadapi Tsukiyama mengabaikan Mitsuba yang kebingunan di belakangnya
dan dengan santai melintasi kamar gadis itu. Dia membuka kunci jendela kamar
Mitsuba dan melemparkan ponsel serta dompet milik Mitsuba kemudian
mengajaknya pergi.

Saat itu Horichie menyadari foto yang tergantung di pintu depan. Foto
keluarga yang menampilkan ibu Mitsuba, Mitsuba kecil dan seorang anak
perempuan yang sepertinya kakak Mitsuba. Mereka berdua pergi ke distrik 23,
dekat Ghoul Detention Center, Cochlea. Mitsuba bingung kenapa Horichie
mengajaknya pergi ke distrik 23, Horichie menjelaskan bahwa dia diincar oleh
ghoul tadi. Horichie mengeluarkan laptop dan memperlihatkan kepadanya foto
saat Tsukiyama memakan buruannya yang membuat Mitsuba ketakutan dan
wajahnya berubah menjadi pucat. Horichie merasa bahwa alasan diincarnya
Mitsuba sendiri karena ulahnya dia sendiri, membuat Mitsuba curiga kalau
Horichie juga seorang ghoul tetapi Horichie menyangkalnya dan meyakinkan
Mitsuba bahwa dia bukan ghoul.

Horichie memasukkan kembali laptopnya ke dalam ransel dan melompat


turun dari bangku taman kemudian mengajak Mitsuba pergi. Tempat yang mereka
tuju sebenarnya adalah apartemen yang lumayan jauh jaraknya dari Ghoul
Detention Center. Untuk sementara mereka berdia diri di sana sampai waktu yang
tidak bisa ditentukan. Horichie duduk di atas lantai dan mulai membuka laptopnya
untuk memilih-milih foto. Dia melakukan ini karena dia yakin tidak dapat
menyelesaikan masalah tanpa terluka jika lawannya adalah Tsukiyama sehinga dia
harus membangun kerja sama dengan orang lain dengan cara menjual foto.
Horichie khawatir dengan keluarga Mitsuba yang bisa saja masuk ke dalam
incarannya Tsukiyama. Lebih parahnya lagi, dia bisa saja memburu mereka satu
per satu, memakannya dan membandingkan rasanya satu sama lain.

Horichie menanyakan seperti apa keluarga Mitsuba. Dia mulai bercerita


setelah ayahnya menikah lagi, dia tinggal di luar negeri. Terkadang dia
mengirimkan email kepada Mitsuba tapi ayahnya tidak tahu kondisi di sini.
Kemudian Horichie menanyakan bagaimana dengan dua orang lainnya. Mitsuba
mengatakan mereka berdua tidak diketahui keberadaannya. Mitsuba menceritakan
kalau kakaknya pergi dari rumah saat SMA, setahun kemudian ibunya ikut
menghilang. Kakak Mitsuba yang berjarak 10 tahun dengan Mitsuba sangat
mengagumi penyanyi idola dan dia sanga ingin menjadi salah satunya. Saat dia
masih kecil orang tuanya sangat mendukung cita-citanya. Tetapi, saat dia sudah
mulai beranjak SMA ibu Mitsuba mulai menentangnya dan menganggap bahwa
cita-cita itu adalah impian bodoh.

Setiap hari, mereka selalu bertengkar mulut karena masalah pilihan masa
depan. Puncaknya saat sang kakak menerima kartu nama dari agensi hiburan. Saat
itu musim panas dengan suara serangg yang bising. Seperti biasa, terdengar suara
marah sang ibu dan teriakan kakaknya. Sang ibu akhirnya mengangkat tangannya
dan menampar pipi kakak Mitsuba. Melihat kakaknya jatuh ke lantai, Mitsuba
akhirnya tidak bisa menahan diri dan berdiri di antara mereka berdua. Namun
sang kakak malah mendorong Mitsuba dan bangkit berdiri sambil menekan
pipinya yang memerah. Setelah menyampaikan kekecewaannya terhadap ibunya,
dia mengambil barang-barangnya yang telah dirapikan sebelumnya dan pergi dari
rumah itu. Ibunya menghentikan Mitsuba yang ingin mengejar kakaknya dan
masuk ke dapur dengan perasaan kesal. Sang ibu berpikir bahwa putrinya akan
kembali kalau dibiarkan sesaat. Namun nyatanya kakaknya tetap hadir dalam
latihan vokal yang diikutinya hari itu. Mitsuba tidak menyangka sosok kakaknya
yang menangis dan pergi dari rumah itu menjadi kali terakhirnya dia melihat
kakaknya.

Kali ini, dimulailah pertengkaran antara ibu dan ayahnya. Ayahnya


mengatakan bahwa itu adalah salah ibunya. Padahal selama ini dia selalu pura-
pura tidak melihatnya. Tetapi begitu mengetahui putrinya tidak pernah kembali,
sang ayah setiap hari selalu menyalahkan istrinya itu. Ibunya terus menangis.
Kemudian satu tahun kemudian, hanya meninggalkan kata ”maaf”, dirinya pun
ikut menghilang.

Horichie yang mendengarkan cerita Mitsuba seakan telah mendapatkan


jawaban. Mitsuba berpikir jika dia masuk ke dunia hiburan dia masih bisa
bertemu dengan kakak dan ibunya, namun lama kelamaan dia berpikir mungkin
ibu dan kakaknya sudah tidak ada di dunia ini. Seakan mendapatkan ide, Horichie
mengeluarkan secarik kertas dan sebuah pulpen kemudian memberikannya kepada
Mitsuba untuk menuliskan semua anggota keluarganya untuk dicari tahu oleh
Horichie.

Pukul tiga pagi lebih, di samping memilih foto, Horichie berulang kali
mencari informasi di internet dan menatap topik berita. Kasus pencurian yang
sering terjadi, kasus penyerangan di rumah sakit, berita olahraga, maupun berita
ekonomi. Sambil seakan mengikuti benang tipis, sebuah kata yang tidak terduga
muncul di depan matanya. Ia ingin segera memastikannya tetapi pergi keluar dan
meninggalkan Mitsuba sendirian cukup berbahaya. Sebagai gantinya, Horichie
menelepon Ikuma untuk dimintai tolong.

Keesokan paginya, Ikuma datang dengan membawa dua kantong plastik


supermarket di kedua tangannya dengan takut-takut. Ia dimintai tolong untuk
mencari informasi sekaligus membelikan kebutuhan sehari-hari. Namun,
melangkahkan kaki ke distrik 23 yang sedang dalam status siaga khusus
merupakan sebuah siksaan untuk dirinya yang seorang ghoul. Horichie
memberikan memo yang berisi rencananya kepada Ikuma. Kemudian, dengan
mata yang menerawang jauh, Ikuma dengan cepat meninggalkan apartemen.

Satu minggu telah berlalu, mereka menghabiskan waktu mengumpulkan


informasi di apartemen itu. Sebenarnya ia telah menghubungi orang yang bisa
membalikkan keadaan dalam sekejap, tetapi akibat posisi Horichie dan
kewaspadaan orang tersebut, rencananya menjadi sulit berjalan maju. Saat itu, ia
mendengar suara nyanyian pelan. Ia dapat mendengar lagu tersebut adalah lagu
penyanyi idola yang dulu pernah populer, sepertinya yang bernyanyi adalah
Mitsuba.

Saat sedang mencari tempat persembunyian selanjutnya di dalam


kepalanya, terdengar suara interphone berbunyi. Horichie segera berlari membuka
pintu, dia bisa melihat Ikuma yang berdiri dengan tatapan yang serius. Dia
meminta izin untuk masuk dan berbicara di dalam bersama Mitsuba. Ternyata dia
sudah menemukan ibu dan kakaknya Mitsuba. Singkatnya kakaknya Mitsuba
sudah meninggal sedangkan ibunya kritis karena percobaan bunuh diri setelah
menikam seseorang. Di hari berlangsungnya Idol Fest, terjadi penusukan pasien
stadium akhir bernama Yuujirou Utsumi oleh pelayannya sebelum kemudian dia
mencoba bunuh diri. Pelayan yang menusuk Yuujirou Utsumi mengaku bernama
Otokaze. Nama ibu Mitsuba adalah Kazane dan kalau kanji-nya ditukar maka
nama tersebut terbaca Otokaze.
Horichie menyerahkan foto yang diperoleh Ikuma kepada Mitsuba yang
memperlihatkan sosok ibunya Mitsuba. Wajah perempuan itu benar-benar berbeda
dari wajah bahagia yang terpampang di foto keluarga, tetapi Mitsuba berkata
dengan yakin bahwa perempuan itu adalah ibunya. Air mata mulai terjatuh dari
mata gadis itu. Mitsuba ingin bertemu dengan ibunya, Mitsuba mencengkeram
baju Horichie sambil menangis dan memohon untuk bertemu dengan ibunya.
Ikuma berkata bahwa polisi yang bertanggung jawab atas kasus ini ingin segera
bertemu dengannya, sehingga memungkinkan untuknya bertemu dengan ibunya.
Mendengar hal itu Horichie menyuruh Mitsuba untuk segera bersiap-siap untuk
pergi ke tempat berikutnyya.

Namun, begitu mereka membuka pintu depan, terlihat sosok Tsukiyama


yang sudah menunggu mereka. Mitsuba yang berada paling belakang dekat
jendela baru menyadari kehadiran Tsukiyama dan dia teringat kembali dengan
foto yang diberikan oleh Horichie. Tsukiyama mengunci pintu di belakangnya dan
mulai berjalan perlahan ke arah Mitsuba. Mitsuba bertetiak, bersamaan dengan
jeritan itu, mata Tsukiyama berubah merah. Karena bermaksud memotong
Mitsuba, tangan kanan Tsukiyama diselubungi kagune yang bagaikan ular dan
berubah bentuk menyerupai pisau. Horichie meneriaki Ikuma untuk lompat.
Tersadar kembali, mata Ikuma berubah merah, ia memikul Horichie yang berada
di sampingnya dan melompat ke arah Mitsuba sebelum kemudian melompat ke
arah jendela. Dimulailah pelarian Ikuma, Horichie, dan Mitsuba terhadap
Tsukiyama.

Ikuma mengeluarkan kagune nya. Kagune tersebut mengelilingi tubuhnya


bagaikan spril dan membentang hingga kakinya bagaikan pegas. Kagune tersebut
memperhalus pendaratan mereka. Walaupun masih ada rasa sakit, tetapi sangat
ringan menigngat mereka terjun dari lantai paling atas sebuah apartemen. Sambil
masih dipikul di bahu Ikuma, Horichie menengok ke belakang. Tsukiyama
mengejar mereka sambil mempertahankan jarak tertentu. Ghoul yang mengejar
mereka sekuat tenaga dengan mata yang menyala merah di malam gelap. Horichie
menyiapkan kameranya dan mulai sibuk mengambil foto. Ikuma menghentakkan
kakinya dari tanah, melompat melampaui tembok, dan berlari sekuat tenaga ke
sana kemari.

Memilih tempat yang sepi, melompat dari atap ke atap, berlari dan terus
berlari, lama-kelamaan Ikuma menunjukkan gelagat lelah. Horicihie yang
tenggelam dalam membalas e-mail tiba tiba mendengar suara panik Ikuma yang
melihat Tsukiyama telah menutup jarak di antara mereka. Ikuma melemparkan
Horichie dan Mitsuba ke arah pepohonan dengan ranting-ranting kecil yang
mencuat. Ia menyilangkan kedua tangannya yang telah bebas dan berusaha
membuat perisai dari kagune-nya, tetapi ia tidak dapat mengikuti gerakan
Tsukiyama. Terhempas oleh kagune Tsukiyama, tubuh Ikuma menghantam
pepohonan. Mata merah Tsukiyama menangkap sosok Mitsuba, Ikuma berusaha
bangkit dan mencoba melindungi Mitsuba.

Tetapi, Horichie mengatakan untuk cukup sampai di sana kepada Ikuma,


Horichie memulai percakapan terakhir dengan Tsukiyama. Namun, gerakan
Tsukiyama terhenti setelah Horichie memperlihatkan layar smartphone-nya yang
terpampang jelas sebuah kata yang memiliki arti khusuh baginya. Kaneki. Mereka
bisa mendengar suara deru angin. Tsukiyama melompat mundur dengan cepat saat
sesosok bayangan muncul menggantikan tempatnya. Rambut putihnya berayun di
udara, di balik topeng berpenutup mata satu itu terlihat mata yang berwarna
misterius. Tsukiyama melihat laki-laki itu dengan terkejut. Ken Kaneki, orang
yang selalu diincar oleh Tsukiyama dengan penuh tekad. Dia datang ke sana atas
permintaan Horichie sebagai ganti foto yang dibutuhkan oleh Kaneki.

Kaneki membutuhkan foto-foto dari para ghoul yang beraksi sebelumnya


kepada Kaneki. Kaneki pun menerima foto tersebut dan pergi. Sebelum dirinya
pergi, Horichie mengatakan apabila ingin menghubungi Kaneki, hubungi dirinya
melalui Tsukiyama. Kaneki mengatakan kepada Tsukiyama untuk mengantarkan
Horichie dan teman-temannya ke tempat aman. Semua ini dia rencanakan untuk
meloloskan Mitsuba. Ia berpikir kalau dapat mengambil hati dan berguna bagi
Kaneki, Tsukiyama akan melepaskan Mitsuba. Karena Tsukiyama jadi bisa lebih
dekat dengan Kaneki saat ingin menggunakan Horichie. Masalah akhirnya selesai.
Tsukiyama yang ingin mengantarkan Horichie dan yang lain ke tempat aman
ditolak Horichie, dia mengatakan cara yang paling aman adalah dengan
Tsukiyama tidak berada di samping. Tsukiyama pun tertawa dan setuju, kemudian
pergi meninggalkan nafas lega bagi yang lainnya.

Setelah berpisah dengan Tsukiyama, mereka bertiga akhirnya bisa


mencapai rumah sakit. Seorang polisi dengan bau rokok yang melekat pekat di
tbuhnya sudah berada di sana. Begitu melihat Mitsuba, polisi itu berjalan
mendekat dan bertanya apakah dia adalah Kotone Mitsuba, kemudian
menanyakan soal nama lengkap ibu dan kakaknya, lalu menunjukkan sebuah
mikrofon mainan milik kakaknya. Polisi kemudian berbicara sebentar dengan
pihak rumah sakit sebelum melangkahkan kakinya menuju ruang rawat. Tempat
yang mereka tuju adalah sebuah ruang rawat pribadi. Tirainya ditutup sehingga
ruangan menjadi gelap. Tetapi, polisi itu kemudian menyalakan lampu yang
berada di samping tempat tidur.

Saat melihat sosok perempuan yang diterangi oleh lampu itu, Mitsuba
menghambur memeluknya. Mungkin karena kondisinya yang kritis sehingga ibu
Mitsuba terus tertidur dan tidak memberikan respon. Polisi itu menjelaskan
setelah menerima perintah dari Yuujirou Utsumi untuk menculik para siswi SMA,
ghoul bernama Koharu Utsumi mengumpulkan benda-benda peninggalan mereka
dengan rapi, tetapi hanya barang milik kakaknya Mitsuba yang tidak ada. Ibu
Mitsuba selalu mendampingi Koharu dan memperlakukannya seakan sangat
berharga. Kemudian Koharu menyadari bahwa ibu Mitsuba adalah orang tua dari
siswi yang diculiknya, lalu dia menyerahkan benda peninggalan kakaknya,
mungkin dia melakukannya sebagai penebusan dosa. Ibu Mitsuba memiliki uang
untuk melarikan diri dalam jumlah besar. Mungkin Koharu memberikannya dan
memberitahunya untuk melarikan diri. Tapi Ibunya Mitsuba memilih untuk
mencoba bunuh diri.

Tidak lama kemudian, ibu Mitsuba bangun. Air mata menggenang di


pelupuk matanya. Tetapi, yang dipanggil olehnya bukanlah Mitsuba, melainkan
kakaknya, Kiyone. Mitsuba menceritakan secara singkat bahwa sekarang dia
sudah menjadi penyanyi idola. Dan Ibunya kali ini mendukungnya dengan
sepenuh hati. Sang Ibu tersenyum dengan sangat lega sebelum akhirnya kembali
tertidur. Suara nafas ibunya yang tenang dapat terdengar dan mata Mitsuba yang
melihat hal tersbeut memancarkan tekad yang tidak tergoyahkan. Bulu kuduk
Horichie berdiri, momen inilah yang ditunggu-tunggunya. Mitsuba mengatakan
bahwa mulai hari ini dia adalah Kiyone. Air mata yang mengalir bersamaan
dengan kata-kata yang terucap, Horichie menekat tombol shuter. Hal itu
dilakukannya untuk merekam momen terbaik ini.

Di sebuah ruangan apartemen, Horichie mengingat kembali peristiwa kali


ini sambil menatap foto yang dia ambil. Di laptopnya terlihat foto Mitsuba yang
meneteskan air matanya, dirinya telah berusaha keras. Tampaknya ingatan Ibu
Mitsuba mengalami gangguan. Dia menganggap Mitsuba sebagai anak
pertamanya yang telah meninggal dan melupakan Mitsuba itu sendiri. Mungkin
penderitaan yang telah dilaluinya mengubah ingatannya. Horichie tiba-tiba
teringat dengan Kaneki. Mungkin suatu hari nanti dia bisa mendapatkan foto yang
menarik dair laki-laki itu.

Cerita berlanjut melalui seorang anak bernama Hinami. Hinami adalah


seorang ghoul yatim piatu di mana ayahnya meninggal tidak diketahui
penyebabnya sedangkan ibunya dibunuh oleh investigator ghoul, Kureo Mado
yang merupakan partner dari Amon Kotarou. Suara pintu yang terbuka membuat
Hinami yang berbaring di atas sofa terlonjak bangun. Selama menuggu, ia
memikirkan banyak hal. Pasti orang itu sedih dan kesepian, sama seperti dirinya.
Hinami pun memeluk Touka yang baru keluar dari kamarnya. Dia membenamkan
wajahnya di dada Touka yang kemudian mengelus kepalanya. Begitu Hinami
mengangkat kepalanya, dia melihat Touka tersenyum lembut kepadanya.

Setelah pertempuran melawan Aogiri, walaupun semuanya dapat kembali


dengan selamat, entah kenapa Anteiku diselubungi udara yang berat dan
menyesakkan. Hal ini mungkin disebabkan ’bagian’ yang hilang terlalu besar.
Hinami bertanya kepada Irimi yang baru saja keluar dari kamar Yoshimura,
pemilik Anteiku, mengenai kondisinya. Saat menyelamatkan Kaneki, Yoshimura
bertarung sendirian melawan para elute CCG untuk mengulur waktu dan
mendapat luka yang sangat parah. Saat ini Anteiku sedang ditutup sementara.
Pintu kafe tertutup dan suasana di dalamnya yang biasanya ramai sekarang
menjadi terabaikan. Namun, berkat Koma, laki-laki dengan hidung besar yang
dimintai tolong enjaga kafe selama masa kosong dan selalu merawat peralatan
dengan rapi, kafe siap dibuka kembali kapan pun. Ruangan yang hancur akibat
pertarungan dengan Aogiri pun masih dalam perbaikan, tetapi pasti akan kembali
seperti semula.

Hinami berpikir Touka memiliki tekad yang paling kuat untuk


menyelamatkan Kaneki. Walaupun dia sering bersikap dingin kepada Kaneki,
tetapi sesungguhnya ialah yang paling mencemaskan pemuda itu. Membawa
pulang Kaneki dan kembali ke kehidupan sehari-hari. Seharusnya itulah keinginan
semua orang. Walaupun tidak dapat bertarung seperti Touka, Hinami mendapat
bimbingan dari Irimi mengenai cara menggunaka kelima inderanya dan bergabung
untuk mendukung staf lainnya. Touka pernah bertemu dengannya dan
mengajaknya untuk kembali ke kehidupan sehari-hari seperti semula tetapi ditolak
oleh pemuda itu. Kaneki pergi dan meninggalkan Touka.

Hinami berpikir bahwa Touka pasti sangat terpukul. Sekarang kakaknya


pasti sangat menderita. Namun, ia tidak pernah mengeluh di depan Hinami. Saat
Hinami memberi makan burung beo yang bernama Hetare, dia memikirkan apa
yang sedang dilakukan oleh Kaneki sekarang. Hinami melangkahkan kakinya
diam-diam ke ruangan dalam. Walaupun sedang tutup sementara, wangi kopi tetap
tercium memenuhi bagian dalam kafe. Dengan gerakan yang sudah terbiasa,
Koma tampak sibuk membongkar peralatan dan mengelapnya, serta mengganti
bagian yang dibutuhkan. Hinami duduk di meja bar dan menatap Koma. Koma
mulai meracik kopi dengat alat yang baru saja dicekanya. Setelah selesai, Koma
pun menyuguhka kopi tersebut untuk Hinami. Hinami mendekatkan cangkir
tersebut ke bibirnya. Sore hari seusai sekolah, Touka kembali ke Anteiku. Luka
masih menutupi hampir seluruh tubuhnya dan dia belum kembali ke kondisi
primanya, tetapi Touka tidak memiliki kesulitan untuk pergi ke sekolah.
Dua bulan telah berlalu sejak Kaneki menghilang. Anteiku kembali dibuka
dan para staf mulai jarang membicaraka Kaneki. Akhir-akhir ini, Touka sibuk
belajar di perpustakaan bersama temannya, Yoriko. Sepertinya ia mempersiapkan
diri untuk ujian masuk perguruan tinggi. Namun, Touka tidak memfokuskan diri
untuk belajar saat bersama Hinami. Ia pasti menyelesaikan kegiatan belajar
bersama di perpustakaan sebelum terlalu larut dan kembali pulang. Setelah
berjuang untuk belajar, rasanya Touka menjadi sedikit lebih ceria. Sepertinya dia
kembali pulih karena kembali memiliki tujuan. Hari ini Touka bekerja sambilan.
Hinami yang datang ke Anteiku bersama Touka dengan perasaan senang, pergi
memberi makan Hetare. Setelah memberi makan Hetare, Hinami duduk di sofa
dan mulai membaca. Saat membaca, ia menjumpai kanji yang sulit, tetapi ia
segera mengetahui cara membaca huruf tersebut.

Di saat yang bersamaan, dia dapat mendengar suara langkah kaki. Di sana
berdiri Renji Yomo yang tampaknya terkejut dengan kehadiran Hinami. Sejenak
dia menatap Hinami kemudian berlanjut melewatinya. Hinami menanyakan soal
keberadaan Kaneki kepadanya, namun tidak mendapatkan jawaban yang
memuaskan. Bahkan setelah pulang ke rumah bersama Touka setelah bekerja,
Hinami terus tenggelam dalam pikirannya. Kata-kata Yomo terus terngiang di
dalam kepalanya. Yomo pasti tahu keberadaan Kaneki. Ia duduk di atas sofa
sambil memeluk lututnya dan membuat ekspresi sulit. Touka duduk di sebelahnya
dan mengintip wajah Hinami. Touka meyakinkan Hinami untuk tidak perlu
khawatir. Ia merasa senang sekaligus malu karena dikhawatirkan Touka. Sebagai
ganti perasaan senangnya, dia mulai mengantuk dan tertidur di pangkuan Touka.

Hinami bermimpi, dia melihat Kaneki dari tempat yang sangat jauh
sampai rasanya sulit terlihat. Kemudian sosok Touka tiba-tiba muncul. Gadit itu
hanya terus menatap bayangan Kaneki dengan mata yang sedih. Berapa kalipun
Hinami memanggil dan menarik tangannya dengan kuat, tanpa melihat Hinami,
Touka terus melayangkan pandangannya ke satu tempat itu saja. Hinami
gterbangun dan menyadari dia tertidur di pangkuan Touka. Sedangkan Touka tidur
bersanda di sofa sambil memegang buku biologi, sepertinya dia belajar saat
Hinami tertidur di pangkuannya. Touka terbangun karena Hinami bergerak,
dengan cepat Hinami kembali berpura-pura tidur dan memindahkannya ke tempat
tidur. Setelah Touka meninggalkan ruangan, Hinami perlahan bangkit. Pintunya
tertutup, lampu di ruang tamu juga padam, sepertinya Touka telah kembali ke
kamarnya.

Hinami mendengar kata-kata yang seharusnya tidak dia dengar saat Touka
memindahkannya. Hinami memejamkan matanya rapat-rapat untuk melupakan
kata-kata itu, namun kata-kata itu terus berulang di dalam kepalanya. Touka pasti
tidak melupakan Kaneki dan memikirkannya setiap hari. Namun, karena tidak
dapat menunjukkannya, dia menderita seorang diri. Walaupun demikian, Touka
menemukan kembali hal yang harus dilakukannya dan hasil dari perjalanan yang
dilakukannya perlahan-lahan itu mungkin adalah belajar. Hinami berpikir
keberadaannya mengganggu Touka. Touka tidak pernah berpikir Hinami
mengganggunya dan Hinami pun tidak meragukan hal itu.

Walaupun Touka selalu dilanda kesedihan sejak menghilangnya Kaneki,


dia selalu mengucapkan selamat tidur kepada gadis kecil itu dengan lembut. Kalau
mengingatnya lagi, setiap Hinami menjadi sedih karena teringat Kaneki, Touka
selalu menekan rasa sedihnya dan mencemaskan Hinami. Hal itu karena Touka
menganggap Hinami adalah sosok yang harus dilindunginya, sama seperti ibunya
yang mengorbankan nyawanya untuk melindunginya, Touka membunuh
perasaannya dan membantu Hinami.

Suatu ketika, Hinami pergi menjalankan sebuah operasi bersama Kaneki,


Ichimi, Banjo, dan yang lainnya untuk mengejar ghoul ukaku, Noyama. Hinami
yang tidak bisa bertarung hanya bisa membantu Kaneki dengan menggunakan
inderanya untuk mendeteksi Noyama melalui tembok gedung yang terbengkalai.
Kaneki memimpin operasi itu hingga akhirnya mereka berhasil memburu
Noyama, Noyama yang hendak kabur ingin menyerang Hinami namun
serangannya dihalau oleh Kaneki dan berbalik menyerangnya. Noyama terkapar
di tanah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Kaneki mendekatinya dan mengeluarkan
aura yang membuat orang lain tidak ingin mendekati dirinya, mungkin ini hanya
perasaan yang lain saja atau memang Kaneki sengaja mengeluarkan aura tersebut.

Cerita berlanjut dengan sudut pandang Misato Gori, seorang investigator ghoul
dari distrik 13. Latar waktu yang digunakan di sini bersamaan dengan
penyelidikan Amon di distrik 8 tentang rentetan kasus menghilangnya siswi SMA.
Walaupun seorang perempuan, tetapi kemampuannya dalam pertarungan tidak
dapat diragukan dengan quinque ukaku miliknya, Emelio. Hari ini, Misato
membawakan makanan untuk investigator lain dan menyajikannya di atas meja.
Makanan itu adalah donat, donat yang berwarna hitam, keras, dan mengeluarkan
bau terbakar. Satu-satunya investigator yang mengambil donat itu adalah Iwao
Kuroiwa, sedangkan investigator lain menjerit di dalam hatinya dan lebih percaya
bahwa benda itu adalah arang, bukan donat. Kuroiwa memakan donat itu dengan
suara keras hancurnya adonan. Dia mengunyahnya hingga halus dan menelannya,
kemudian para investigator mulai menyicipinya dengan ragu ragu.

Para investigator, kecuali Kuroiwa, tumbang akibat sakit perut misterius.


Misato berniat memberikan makanannya tersebut kepada orang yang dicintainya
diam-diam. Orang itu adalah Amon Kotaro. Beberapa bulan lalu, Amon dan
Misato bertarung bersama dalam operasi pembasmian Aogiri. Walaupun ia gugup
dan tidak bisa berbicara di depan Amon, seharusnya mereka sudah berkenalan.
Misato membungkus donat buatannya dan diam-diam pergi ke kantor cabang
ditrik 20. Namun, di sana tidak ada Amon dan dia mendapatkan info dari Juuzou
Suzuya bahwa Amon dipindahkan sementara ke distrik 8 sebagai bala bantuan.
Mau tidak mau dia pergi ke distrik 8.

Beberapa hari kemudian, dia datang menuju kantor cabang distrik 8 untuk
menemui Amon. Misato memastikan jalan menuju kantor cabang dengan peta dan
berjalann di jalan kecil yang kiranya akan paling cepat membawanya tiba di
tujuan. Namun, di tengah perjalanan, dia secara tidak sengaja bertemu dengan
Amon Kotaro yang sedikit jauh di depannya. Setelah melihatnya dengan lebih
jelas, Amon sedang berbicara dengan perempuan dan sepertinya perempuan itu
menyerahkan sesuatu kepada Amon. Misato merasa kepalanya telah dihantam
oleh quinque koukaku. Perempuan itu sedang memberikan kue buatannya.
Terlebih, itu sepertinya bukan kali pertama perempuan itu memberikan kue
buatannya kepada Amon. Misato yang patah hati kemudian pergi dan kembali ke
distrik 13.

Setelah melihat sosok tunangan Amon, Misato menjadi tidak bersemangat.


Ia menyalurkan kesedihannya pada pekerjaannya dan tingkat pembasmian ghoul-
nya pun meningkat, tetapi itu tidak menutup lubang di dadanya. Misato
mendengar Amon dipanggl kembali ke distrik 20 dan mengalami kesulitan dalam
pekerjaannya. Mungkin hubungannya dengan kekasihnya itu tidak berjalan
dengan baik. Semakin berpikir semakin tenggelam pula perasaannya. Namun, ada
orang yang menyadari perubahan Misato tersebut. Orang itu adalah Special Class
Kuroiwa, orang yang dihormati oleh Misato. Kuroiwa memanggil Misao. Misato
menatap mata Kuroiwa yang menonjol dan menundukkan kepalanya. Dia
menceritakan seluruh perjuangannya membuat kue kecil untuk Amon. Minyak
yang menyembur, panci yang hangus, dapur yang terbakar. Hal-hal tersebut tidak
dapat dia ceritakan tanpa menangis dan kenyataannya air mata sudah menggenang
di matanya.

Melihat Misato yang seperti itu, Kuroiwa memanggil Misato. Begitu


mengangkat wajahnya, Misato bisa melihat mata menonjol Kuroiwa sedang
menatapnya. Hal itu kemudian membuatnya terkejut. Kemudian, Kuroiwa
memberikan sedikit motivasi kepada Misato. Kata-kata Kuroiwa bergema di
dalam hati Misato. Sehingga api semangat kembali berkobar di mata Misato.
Misato berlari pulang ke rumahnya dengan semangat untuk membuat donat,
sebuah pekerjaan biasa yang dilakukannya. Donat Misato pun matang. Sambil
membawanya, Misato keluar dari rumahnya, tempat yang dia tuju adalah distrik
20.

Cukup banyak waktu yang termakan untuk dirinya membuat donat dan
seusai dia bekerja sampai tiba di distrik 20. Waktu telah menunjukkan pukul
delapan malam lebih dan Amon telah menyelesaikan pekerjaannya dan sudah
pulang. Misato keluar dari distrik 20 sambil menyeret dirinya yang terasa berat.
Di depan stasiun distrik 20, seorang pemuda berusia sekitar dua puluh tahun
sedang bernyanyi sambil memetik gitar. Sepertinya dia adalah pemusik jalanan.
Setelah bercampur dengan penonton yang tertarik dengan warna suara pemuda itu,
melodi lembut itu bagaikan membelai hati Misato. Tanpa sadar, dia menangis
ketika mendengar salah satu frase yang dinyanyikan oleh pemuda tersebut. Di
antara kumpulan perhatian yang lebih banyak tertuju kepada Misato dibandingkan
pemusik tersebut, seorang laki-laki dengan santai keluar dari stasiun melihat ke
arahnya dan berhenti.

Orang itu mengajanya bicara. Misato menyeka air matanya dengan cepat.
Misato melihat lawan bicaranya, dia tidak mengenalinya tetapi kenapa pria
tersebut mengenalinya. Dia langsung menebak bahwa Misato adalah kenalan
Amon. Orang yang berbicara denga Misato adalah Morimine, polisi yang bertugas
di distrik 8. Misato tidak dapat menjawab pertanyaan dari Morimine karena
merasa gugup. Morimine menyadari perasaan Misato kepada Amon, dan merasa
bersimpati. Morimine mengajak Misato untuk pergi bertemu dengan Amon, dia
mengajak Misato ke bar khas Jepang yang jaraknya kurang dari lima menit setelah
berjalan dari stasiun. Amon yang menunggu di depan toko mengalihkan
pandangannya. Kemudian, dia menyadari Misato yang berjalan di samping
Morimine. Dia menanyakan kenapa Misato berada di distrik 20.

Misato dengan berani memberikan donat yang telah dibuatnya kepada


Amon sambil meneriakkan nama Kuroiwa. Amon sedikit bingung mungkinkah
Kuroiwa yang sebenarnya ingin memberikan donat tersebut kepada Amon. Amon
dengan cepat membuka pembungkus donat tersebut. Begitu dibuka, bau donat
spesial buatan Misato langsung menyeruak keluar, membuat Amon langsung
menarik dirinya untuk mundur. Misato mengatakan bahwa Kuroiwa memakan itu
dengan senang. Amon kemudian berpikir, mungkin ini adalah arahan untuk
menghilangkan sisi dirinya yang sangat pemilih dan tidak menyukai makanan
pedas. Amon memasukkan tangannya ke dalam kantong dan melempar seluruh
isinya ke dalam mulut sekaligus.
Morimine yang berada di dekatnya langsung menjauh. Suara kunyahan
keras terdengar dari dalam mulut Amon. Tetapi, tanpa memaksa menelannya,
Amon melumatkannya sampai halus, barulah kemudian ia menelannya. Perjalanan
yang panjang hingga akhirnya ia tiba di tujuannya. Tanpa mendengar ucapan
Morimine yang memanggil, Misato pergi berlari dengan tubuh yang bergetar
senang. Amon menerima donat buatan Misato dan memakan semuanya di depan
mata Misato. Ia berlari melewati kegelapan malam dengan perasaan senang.
Sangat senang.

Kelebihan Buku

 Memiliki cerita yang menarik dan khas dari dunia Tokyo Ghoul
 Bahasa yang dipakai cukup mudah dimengerti
 Karena buku ini merupakan buku yang diterjemahkan dari Bahasa Jepang,
tetapi buku ini memiliki terjemahan yang tidak kaku dari segi bahasa
 Harga yang cukup terjangkau

Kekurangan Buku

 Kualitas kertas yang tidak terlalu bagus, hanya dalam beberapa tahun
kertas sudah mulai menguning.
 Cerita yang cukup rumit untuk dipahami, harus membacanya beberapa kali
agar paham dan mengerti seluruh alur cerita buku ini
 Apabila tidak membaca seri manga Tokyo Ghoul, pembaca agak sedikit
kebingungan karena latar waktu yang digunakan lompat terlalu jauh.

Rekomendasi

Buku ini cocok untuk kalian pecinta seri dan dunia Tokyo Ghoul. Buku ini
memiliki cerita yang berfokus pada tujuan masing-masing karakter untuk
menggali lebih dalam motif yang mendasari setiap tingkah laku mereka. Namun,
bagi yang masih awam dan tidak tahu-menahu soal seri pendahulu Tokyo Ghoul,
mungkin pembaca akan sedikit kebingungan karena isi latar waktu yang
digunakan sudah lompat sangat jauh dibanding latar waktu yang digunakan di
manga, dan juga penyusunan cerita yang berbeda dari novel pada umumnya yang
secara jelas memperlihatkan bahwa cerita tersebut saling berkaitan, namun pada
novel ini tidak terlihat jelas bahwa ceritanya saling berkaitan sehingga pembaca
harus fokus dan membacanya dengan teliti. Buku ini tersedia di toko-toko buku
komersial terdekat dengan harga dan kualitas yang terjamin.

Nama: Muhammad Novaldi Aulia

Kelas: XI-A1

No. Absen: 23

Anda mungkin juga menyukai