Anda di halaman 1dari 5

IDENTITAS BUKU

Judul : Confessions
Warna sampul : hitam dan putih
Penulis : Minato Kanae
Penerbit : Penerbit Haru
Cetakan : Ke-4, Maret 2020
Tebal Halaman : 304 halaman
Ukuran : 19 cm
ISBN : 978-602-53858-8-9
A. PENDAHULUAN
Buku confessions merupakan cerita fiksi karena tokoh dan ceritanya merupakan
karangan penulis. Cerita ini bertema mystery yang mendapat beberapa penghargaan seperti
“Japanese bookseller award”, “wallstreet journal best mystery novel”.

B. LATAR BELAKANG PENULIS :


Minato Kanae adalah seorang penulis fiksi kriminal dan cerita seru asal Jepang. Ia
merupakan anggota Penulis Misteri Jepang dan Klub Penulis Misteri Honkaku Jepang. Pada
2015 ia terpilih sebagai penerima Alex Awards. Minato kanae telah menulis beberapa buku,
dengan buku pertamanya yaitu “confessions” (judul asli: Kokuhaku). Semasa muda, ia
merupakan penggemar berat novel-novel misteri karya Edogawa Ranpo, Maurice
Leblanc, Agatha Christie, Keigo Higashino, Miyuki Miyabe dan Yukito Ayatsuji. Sekarang
minato kanae menjadi penulis genre misteri yang cukup popular di jepang.

C. SINOPSIS :
Yuko Moriguchi, seorang guru sekolah menengah pertama mengumumkan kepada
murid-muridnya yang tidak sopan dan gaduh itu bahwa dia akan mengundurkan diri dari
sekolah sebelum liburan musim semi. Dia menjelaskan alasannya mengundurkan diri,
karena ayahnya dinyatakan positif mengidap HIV dari sang putri, Manami, yang berusia
empat tahun itu sakit. Yuko biasa membawa putrinya itu ke sekolah bersamanya. Pada
suatu hari, Manami ditemukan tenggelam di kolam renang sekolah.

Yuko menjelaskan bahwa dua murid di kelasnya, yang dia sebut “Siswa A” dan
“Siswa B”, telah membunuh putrinya. Yuko telah menemukan dompet kelinci kecil di
antara barang-barang Manami yang tidak seharusnya ada di sana. Hal ini membuatnya
menanyai Shuya Watanabe, salah satu muridnya yang dia sebut sebagai siswa A. Shuya
segera mengaku bahwa ia telah membunuh Manami, lalu mengejek Yuko dengan berkata
bahwa dia “hanya bercanda”.

Setelah mengungkapkan identitas mereka, Yuko berpikir bahwa oleh karena para
pembunuh anaknya itu adalah anak di bawah umur, mereka masih dilindungi oleh
Undang-Undang Remaja 1947. Jadi, menyerahkan mereka ke polisi tidak akan membuat
perbedaan. Sebagai seorang guru, Yuko percaya bahwa dia harus memberi mereka
pelajaran dengan membuat mereka memperbaiki kesalahan mereka.

Yuko mengungkapkan bahwa dia menyuntikkan darah ayah Manami yang


terkontaminasi HIV ke dalam karton susu milik dua siswa yang telah membunuh
Manami. Naoki Shimomura yang disebut sebagai siswa B berubah menjadi pribadi yang
tertutup, karena dia yakin dirinya telah tertular AIDS dari minum susu yang
terkontaminasi. Ibu Naoki menyadari bahwa putranya terlibat dalam kematian Manami
dan memutuskan untuk melakukan rencana pembunuhan seperti bunuh diri untuk
membebaskan mereka berdua dari siksaan mereka.
Namun, yang terjadi adalah Naoki membunuh ibunya, dan polisi akhirnya
menangkapnya. Sementara itu, Shuya menjelaskan bahwa ibunya melecehkannya sebelum
pergi untuk mengejar karir ilmiahnya. Pengabaiannya mendorongnya untuk berkembang
dalam sains, dari membuat penemuan kecil, sampai merekam pembunuhan dan
pembedahannya terhadap hewan.
Penemuan publik pertama Shuya adalah dompet anti perampok listrik. Penemuannya
ini membuatnya mendapatkan penghargaan sains, tetapi gagal menjadi berita utama, karena
media menyoroti kasus “Pembunuhan Gila”. Shuya memiliki keinginan untuk meningkatkan
dompet anti perampok, itu. Ia memutuskan untuk mencobanya pada seseorang, dan meminta
Naoki untuk membantu. Mereka memutuskan untuk menguji dompet pada putri Yuko, tetapi
ketika mereka melakukannya, gadis itu malah menjadi tak sadarkan diri.
Shuya sudah mengetahui bahwa Manami telah meninggal akibat penemuannya itu.
Naoki yang marah melihat rencananya gagal malah melemparkan Manami ke kolam yang
menjadi tempat dia tenggelam. Ini membuktikan bahwa Naoki adalah pembunuh yang
sebenarnya. Teman sekelas Shuya yang bernama Mizuki Kitahara memberitahunya bahwa dia
percaya Yuko telah berbohong tentang susu yang terkontaminasi, karena itu adalah metode
penularan yang tidak masuk akal.
Pada suatu hari, Shuya mengunjungi universitas tempat ibunya bekerja. Ia berharap
untuk bersatu kembali dengannya, tetapi menemukan ibunya itu telah menikah lagi. Ia
percaya bahwa ibunya telah melupakannya. Ia merasa putus asa, maka itu Shuya menanam
bom di sekolahnya, di mana upacara kelulusan akan diadakan dan dia akan memberikan
pidato. Namun, Shuya merasa terkejut, karena bom yang ditanamnya itu tak kunjung
meledak.
Shuya kemudian menerima telepon dari Yuko, yang mengatakan bahwa dia telah
memindahkan bom ke kantor ibunya. Dia menjelaskan bahwa itu adalah balas dendam
terakhirnya, yakni dengan membiarkan ibu Shuya mati dengan tangannya sendiri. Yuko juga
mengatakan bahwa ketika balas dendamnya yang terakhir selesai, jalan penebusan Shuya
telah dimulai. Yuko kemudian berkata sambil tertawa, “hanya bercanda”.
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU :
 Kelebihan Buku :
Kelebihan dari buku ini adalah dengan sudut pandang yang berbeda di
setiap babnya, membuat buku ini menarik. Setiap tokoh terlibat bisa bebas
menceritakan apa yang mereka rasakan dan apa yang terjadi sebenarnya.
Selain itu alur cerita yang tidak dapat ditebak membuat cerita ini sangat
menyenangkan untuk dibaca. Penulis juga sangat apik memainkan perasaan
pembaca dengan segala keputusan unik yang diambil karakter dalam
menyelesaikan masalah/konflik. Dalam cerita ini juga terdapat pesan yang
saya dapatkan yaitu tentang perasaan seorang anak dan perasaan seorang ibu.
Anak yang haus kasih sayang dan perhatian akan melakukan berbagai cara
untuk menarik perhatian ibunya. Sedangkan ibu yang terlalu mencintai
anaknya juga akan melakukan yang terbaik demi anaknya. Dilihat dari sisi
positif, perilaku ini terlihat baik. Tapi dari sisi negatif, dampaknya sangat
mengerikan. Cerita ini juga di akhiri dengan penutupan yang sangat di luar
dugaan pembaca.

 Kekurangan Buku :
Kekurangan dari buku ini adalah Alur awal yang lambat dan banyaknya
pembahasan yang tidak berkaitan dengan inti cerita membuat cerita menjadi
membosankan. Alurnya yang maju mudur juga membuat pembaca jadi sedikit
kebingungan. dan karena buku ini adalah buku translasi dari jepang ke
Indonesia, mungkin untuk para pembaca yang awam terhadap budaya jepang
akan sulit mengerti dengan berbagai istilah jepang yang ada di buku tersebut.

E. PENUTUP
Terlepas dari itu semua, novel ini sangat layak untuk dibaca oleh kalangan remaja dan
dewasa terutama untuk para penggemar novel genre mystery dan psikologi. Karena cerita
nya yang menarik dan di luar ekspetasi. Novel Confessions mengeksplorasi batas
hukuman, keputusasaan dan cinta yang tragis, yang berpuncak pada konfrontasi
mengerikan antara guru dan siswa, yang akan menempatkan penghuni seluruh sekolah
dalam bahaya.
LAPORAN BUKU FIKSI
CONFESSION

RICHELLE AYUDHIA PUTRI


XII – 2

Anda mungkin juga menyukai