Anda di halaman 1dari 3

Tugas Tutorial 1

Nama : Indita Novensatia Graha


NIM : 857035834
Mata Kuliah : Tugas Akhir Program

Jawaban :
1. Dilihat dari topik-topik yang dicakup dalam pembelajaran yang dilakukan bu Dita, model
pembelajaran yang diterapkan oleh Bu Dita adalah model pembelajaran terpadu.
3 karakteristik model pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa (student centered).
Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memberikan keleluasaan kepada siswa baik secara individu maupun secara kelompok.
Siswa aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu
pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.
Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan. Pembelajaran terpadu
mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam
jalinan antarskemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada
kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil nyata yang didapat dari segala
konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari,
dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Dengan ini, dapat
diharapkan kemampuan siswa untuk menerapkan perolehan belajaranya pada
pemecahan masalah-masalah nyata dalam kehidupannya.

b. Belajar melaui proses pengalaman langsung.


Pada pembelajaran terpadu siswa diprogramkan untuk terlibat secara langsung pada
konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan
kegiatan secara langsung, sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai
dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari gurunya.
Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke arah tujuan yang
ingin dicapai. Sedangkan siswa, berperan sebagai pencari fakta dan informasi untuk
mengembangkan pengetahuannya
Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata. Pada pembelajaran terpadu
dikembangkan pendekatan penemuan terbimbing (discovery inquiry) yang melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran terpadu dilaksanakan
dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan siswa sehingga memungkinkan
siswa untuk terus-menerus termotivasi untuk belajar. Sarat dengan muatan keterkaitan.
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu
gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut
pandangnya yang terkotak-kotak sehingga memungkinkan siswa untuk memahami
suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan
membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi dan menghadapi kejadian yang
ada.

c. Bersifat fleksibel.
Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), dimana guru dapat mengaitkan bahan
ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan
siswa berada.

2. Dilihat dari ilustrasi, model pembelajaran terpadu yang diterapkan oleh bu Dita untuk
kelas 1 SD telah sesuai, karena 3 alasan berikut:
a. Sesuai dengan cara belajar anak.
Anak yang duduk di kelas awal SD dalah anak yang berada pada rentangan usia dini.
Masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat penting dan sering disebut
periode emas (the golden years). Siswa pada usia seperti anak kelas 1 SD masih melihat
segala sesuatu sebagai satu keutuhan, satu keterpaduan (berpikir holistik) dan
memahami hubungan antar konsep secara sederhana. Piaget (1950) menyatakan bahwa
setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem konsep yang
ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam
lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses
asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikirannya) dan
proses akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk
menafsirkan objek). Belajar dimaknai sebagai proses interaksi anak dengan
lingkungannya.

b. Sesuai dengan tahap perkembangan intelektual anak (tahap operasi konkret).


Anak-anak belajar dari hal-hal konkret, yakni yang dapat dilihat, dapat didengar, dapat
diraba, dapat dirasa, dan dapat dibaui. Proses pembelajaran masih bergantung pada
objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami mereka secara langsung, di mana
hal ini sesuai dengan falsafah belajar bermakna (meaningful learning). Pembelajaran
terpadu mengakomodasi kebutuhan anak untuk belajar dari hal-hal yang konkret
sebagaimana yang telah dilakukan oleh Ibu Dita. Belajar bermakna merupakan suatu
proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar menghasilkan pemahaman yang
utuh sehingga konsep yang telah dipelajari akan dipahami dengan baik dan tak mudah
dilupakan.

c. Saat proses belajar melalui pembelajaran terpadu, setiap anak, termasuk anak kelas 1
SD, tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi juga berupa
kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang lebih
utuh. Ini juga sejalan dengan falsafah konstruktivisme yang menyatakan bahwa anak
mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman
dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru
kepada anak.

Anda mungkin juga menyukai