Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dwi Ayu Damayanti

NPM : 2223053026
Mata Kuliah : Pembelajaran Terpadu SD

Perkenalan
Pembelajaran terpadu akan membuat keterkaitan antar konsep baik antar mata
pelajaran maupun antar mata pelajaran. Hubungan yang terintegrasi antar konsep akan
memudahkan siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mendorong siswa
untuk memahami konsep yang dipelajarinya melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan pengalaman nyata. Pembelajaran terpadu sebagai sebuah konsep
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak. Pembelajaran terpadu diyakini
sebagai suatu pendekatan yang berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan anak. Pembelajaran terpadu yang efektif akan membantu menciptakan kesempatan
luas bagi siswa untuk melihat dan membangun konsep- konsep yang saling berhubungan.
Dengan demikian, hasil belajar siswa dapat lebih bermakna dibandingkan jika hanya melalui
latihan dalam menyikapi tanda- tanda atau isyarat yang diberikan guru secara terpisah. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Zais (1976) bahwa pembelajaran terpadu memberikan
gambaran bagaimana pengalaman belajar siswa secara terpadu memberikan dampak yang
berarti dan bagaimana integrasi itu dilakukan. Sebagaimana setiap mata pelajaran perlu
diperlakukan sebagai satu kesatuan yang terpadu dalam kurikulum berbasis gestalt, maka
semua mata pelajaran dalam kurikulum perlu dikaitkan sehingga pengalaman pendidikan
pelajar menghasilkan Gestalt yang koheren dan bermakna (Zais, 1976).
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran terpadu akan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami permasalahan kompleks yang ada di
lingkungan sekitarnya secara utuh. Dengan pembelajaran terpadu tersebut, siswa diharapkan
mempunyai kemampuan dalam mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai, dan menggunakan
informasi yang ada disekitarnya secara bermakna. Hal ini dapat diperoleh tidak hanya melalui
pemberian pengetahuan baru kepada peserta didik, namun juga melalui kesempatan untuk
memperkuat dan menerapkannya dalam berbagai situasi baru yang semakin beragam. Oleh
karena itu, tujuan artikel ini adalah:

 Menganalisis pengembangan kurikulum terpadu.


 Menganalisis prinsip- prinsip dasar pembelajaran terpadu.
 Menganalisis ciri- ciri pembelajaran terpadu.
 Menganalisis landasan filsafat dan psikologi pembelajaran terpadu.
 Menganalisis pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran terpadu.
 Menganalisis kelebihan dan kelemahan pembelajaran terpadu.
 Menganalisis implementasi pembelajaran terpadu dalam kurikulum di Indonesia.

Pengembangan Kurikulum Terintegrasi


Glatthorn (1994) mengatakan bahwa dalam kurikulum terpadu, pengalaman belajar
yang direncanakan tidak hanya membekali siswa dengan pandangan terpadu tentang
pengetahuan umum (melalui model pembelajaran, sistem, dan struktur budaya) tetapi juga
memotivasi dan mengembangkan daya peserta didik untuk memahami hubungan baru dan
menciptakan model, sistem, dan struktur baru.
Definisi di atas mengandung pengertian bahwa kurikulum terpadu adalah suatu pendekatan
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menghadapi pembelajaran sepanjang hayat.
Ada keyakinan kuat di kalangan pendukung integrasi kurikulum bahwa sekolah harus
memandang pendidikan sebagai proses pengembangan keterampilan yang dibutuhkan dalam
hidup, terutama dalam menghadapi tantangan hidup di abad ke-21, bukan mata pelajaran
tersendiri yang terbagi dalam beberapa departemen.

Prinsip Pembelajaran Terpadu


Pembelajaran terpadu adalah suatu pola pembelajaran atau rangkaian pembelajaran
yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun kelompok untuk secara aktif
mencari, menggali dan menemukan konsep dan prinsip ilmiah secara holistik, bermakna, dan
otentik. Pembelajaran tingkat lanjut akan terjadi apabila peristiwa autentik atau eksplorasi
topik/tema menjadi pengontrol dalam kegiatan pembelajaran. Dengan ikut serta dalam
eksplorasi tema/peristiwa tersebut, siswa sekaligus dapat mempelajari proses dan isi mata
pelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Collin & Dixen (1991): “Pembelajaran terpadu
terjadi ketika peristiwa otentik atau eksplorasi suatu topik menjadi kekuatan pendorong
dalam kurikulum. Dengan berpartisipasi dalam eksplorasi acara/ topik, siswa mempelajari
proses dan konten yang berkaitan dengan lebih dari satu bidang kurikulum pada saat yang
bersamaan."
Pembelajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan kurikulum yang berlaku,
namun pembelajaran terpadu harus menunjang tercapainya tujuan pembelajaran yang
tertuang dalam kurikulum. Secara umum desain pembelajaran terpadu mengacu pada prinsip-
prinsip berikut (Indrawati, 2009;2010):
 Substansi materi yang akan diracik dalam pembelajaran terpadu diangkat dari konsep-
konsep dasar yang terkandung dalam aspek- aspek pengembangan yang relevan.
 Konsep-konsep kunci yang dimaksud antara lain berkaitan dengan makna dan fungsi,
yang apabila dicampurkan ke dalam konteks tertentu (peristiwa, isu, masalah, atau
tema), tetap mempunyai makna asali, selain mempunyai makna yang berkembang
dalam konteks tersebut. dalam pertanyaan.
 Kegiatan pembelajaran menyenangkan yang dirancang dalam pembelajaran terpadu
mencakup aspek perkembangan anak yaitu nilai moral dan agama, bahasa, jasmani,
motorik, dan seni.

Ciri-ciri Pembelajaran Terpadu


Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran terpadu mempunyai ciri- ciri yang
sekaligus merupakan ciri khas model, yang ciri- cirinya dapat diringkas sebagai berikut:
 Holistik (secara keseluruhan); Artinya fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu diamati dan dipelajari dari beberapa disiplin ilmu sekaligus,
bukan dari sudut pandang yang terkotak- kotak. Hal ini dimaksudkan untuk melatih
siswa memahami fenomena dari segala sisi.
 Bermakna; makna kebermaknaan dalam berkomunikasi dengan hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki siswa dengan materi yang dipelajari. Dengan demikian,
proses pembelajaran dirasa lebih bermakna bagi siswa. Referensi nyata dari berbagai
konsep dan keterkaitan dengan konsep lain akan meningkatkan kebermaknaan konsep
yang dipelajari sehingga pada akhirnya siswa dapat menerapkan hasil belajarnya
untuk memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupannya.
 Autentik; Artinya siswa dapat langsung memahami konsep dan prinsip yang ingin
dipelajarinya, melalui hasil interaksi dan pembelajaran dari fakta dan peristiwa.
Dengan demikian, informasi dan pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih
autentik.
 Aktif; Artinya siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, baik secara individu
maupunkelompok. Dalam pembelajaran terpadu diperhatikan keinginan, minat, dan
kemampuan siswa, sehingga siswa termotivasi untuk mencari informasi dan
pengetahuan dalam memahami konsep yang dipelajari.
 Kesederhanaan; yakni materi disajikan secara sederhana, bermakna, dan mudah
dipahami, kewajaran konteks, luwes (sesuai kondisi dan kebutuhan setempat),
keterpaduan, dan adanya berbagai kecakapan hidup.
 Alami; Artinya, pembelajaran terpadu menyediakan lingkungan yang memungkinkan
siswa belajar secara alami, mengikuti tingkat perkembangan siswa yang selalu
mengalami proses dan tidak terisolasi dari lingkungan alam.

Landasan Filsafat dan Psikologi Pembelajaran Terpadu


Landasan normatif menghendaki agar pembelajaran terpadu dilaksanakan berdasarkan
gambaran ideal yang ingin dicapai tujuan pembelajaran. Sedangkan landasan praktis
mengharapkan pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan
kondisi praktis yang mempengaruhi kemungkinan pelaksanaannya mencapai hasil yang
optimal. Mempelajari teori- teori psikologi yang juga mendasari pembagian terpadu,
diantaranya, adalah teori Piaget. Dalam hal ini Piaget berpendapat bahwa perkembangan
intelektual anak meliputi tahapan: (a) sensorik- motorik, (b) pra operasional, (c) operasional
konkrit, dan (d) operasional formal (Indrawati, 2009). Anak usia dini (2-8 tahun) berada pada
tahap pra operasional dan konkrit, sehingga jika mengacu pada teori ini, maka dalam praktik
pembelajaran di kelas hendaknya guru memperhatikan karakteristik perkembangan anak pada
tahap ini.

Pengembangan dan Penerapan Pembelajaran Terpadu


Macam-macam model pembelajaran terpadu seperti yang dikemukakan oleh Fogarty
(1991) sebanyak sepuluh model pembelajaran terpadu. Kesepuluh model pembelajaran
terpadu tersebut adalah: 1) model terfragmentasi, 2) model terhubung, 3) model bersarang, 4)
model berurutan, 5) model bersama, 6) model berselaput, 7) model berulir, 8 ) model
terintegrasi, 9) model terendam, dan 10) model jaringan.
Dari sepuluh model pembelajaran terpadu di atas, dipilih tiga model pembelajaran yang
dianggap tepat dan layak untuk dikembangkan serta mudah diterapkan di jenjang pendidikan
dasar maupun tingkat sekolah menengah pertama. Ketiga model pembelajaran terpadu yang
dimaksud adalah model tersambung, model berselaput, dan model terpadu. Proses
pembelajaran terpadu mempunyai tiga tahapan yang dilalui dalam setiap proses pembelajaran
terpadu, yaitu: (1) tahap persiapan; (2) tahap pelaksanaan: (3) tahap kulminasi.
Kelebihan Pembelajaran Terpadu
Sebagaimana diketahui bahwa tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk semua
konsep, maka suatu model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang akan
diajarkan. Namun penggunaan model pembelajaran terpadu mempunyai beberapa
keunggulan dibandingkan pendekatan konvensional, antara lain (Indrawati, 2009):
 Pengalaman dan aktivitas belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat
kemampuan mereka perkembangan.
 Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.
 Segala kegiatan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajarnya
akan bertahan lebih lama.
 Pembelajaran terpadu menumbuhkan pemikiran dan keterampilan sosial siswa.
 Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis dengan
permasalahan yang bersifat pragmatis sering dijumpai dalam kehidupan
nyata/lingkungan siswa.
 Apabila pembelajaran terpadu dirancang bersama maka dapat meingkatkan kerjasama
antara guru bidang studi terkait, guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa/guru
dengan narasumber, sehingga proses pembelajaran akan lebih menyenangkan,
pembelajaran dalam situasi yang lebih realistis, dan lebih bermakna.

Kelemahan Pembelajaran Terpadu


Selain mempunyai kelebihan, pembelajaran terpadu juga mempunyai keterbatasan
terutama dalam pelaksanaannya di kelas, yaitu pada perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran serta evaluasi yang memerlukan banyak guru untuk mengevaluasi prosesnya.
Beberapa keterbatasan pembelajaran terpadu jika diterapkan pada tingkat SMP atau SMA,
antara lain:
 Dari aspek guru: Guru harus berwawasan luas, mempunyai kreativitas tinggi,
kemampuan metodologi pembelajaran yang baik, percaya diri yang tinggi, serta
berani mengemas dan mengembangkan materi.
 Dari aspek siswa: Pembelajaran terpadu memerlukan kemampuan belajar yang "baik",
baik kemampuan akademik maupun kreativitasnya.
 Dari aspek alat dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan
bacaan atau sumber informasi yang banyak dan bervariasi, yang mungkin juga sangat
dibutuhkan oleh internet.
 Dari aspek kurikulum: Kurikulum terpadu harus fleksibel, berorientasi pada
pencapaian pemahaman peserta didik secara tuntas (bukan pada pencapaian target
materi).
 Dari aspek penilaian: Pembelajaran terpadu sangat menuntut adanya penilaian yang
komprehensif (keseluruhan), yang menentukan keberhasilan belajar peserta didik dari
beberapa bidang studi yang akan diintegrasikan.

Implementasi Pembelajaran Terpadu dalam Kurikulum Indonesia


Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk menghubungkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa. Penggunaan tema diharapkan dapat memberikan banyak manfaat, antara lain:
 Peserta didik mudah fokus pada tema tertentu;Siswa dapat mempelajari ilmu dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang
sama;
 Siswa memahami materi pelajaran secara lebih mendalam dan mengesankan;Siswa
dapat memiliki kompetensi dasar yang lebih baik karena menghubungkan mata
pelajaran dengan kemampuan siswa pengalaman pribadi;
 Siswa dapat lebih merasakan manfaat dan makna pembelajaran karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas;
 Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
mengembangkan kemampuan suatu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata
pelajaran lainnya;
 Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematis
dapat disiapkan sekaligus
dan diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan, selebihnya dapat digunakan untuk
kegiatan remedial, penguatan, atau pengayaan.

Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu


Pembelajaran tematik terpadu mempunyai prinsip sebagai berikut:
 Siswa mencari tahu, bukan diberitahu.
Pemisahan antar subjek menjadi kurang terlihat. Fokus pembelajaran diarahkan pada
pembahasan kompetensi melalui tema- tema yang paling dekat dengan kehidupan
siswa. Beberapa tema menyatukan beberapa kompetensi dasar yang berkaitan dengan
berbagai konsep, keterampilan, dan sikap.
 Sumber belajar tidak terbatas pada buku. Siswa dapat bekerja secara mandiri atau
kelompok sesuai dengan karakteristiknya kegiatan yang harus dilakukan.
 Guru harus merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk mengakomodasi
siswa yang memiliki tingkat kecerdasan, pengalaman, dan minat berbeda terhadap
suatu topik.
 Mata pelajaran Kompetensi Dasar yang tidak dapat diintegrasikan dapat diajarkan
secara individual. Mata pelajaran Kompetensi Dasar yang tidak dapat diintegrasikan
dapat diajarkan secara individual.
 Memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experience) terhadap hal- hal
yang bersifat konkrit ke abstrak.

Desain Pembelajaran Tematik Terpadu


 Pertama, tinjau silabusnya. Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu,
pendidik perlu melakukan penilaian terhadap silabus yang telah disusun sebelum
mengembangkannya menjadi rencana pembelajaran yang akan digunakan dalam
kegiatan sekolah. Kegiatan review silabus bertujuan untuk mengetahui antara lain
hubungan subtema dengan kompetensi mata pelajaran yang akan dipelajari dan
kegiatan pembelajaran yang dikembangkan. Melalui kegiatan peninjauan silabus ini
diharapkan guru juga memperoleh beberapa informasi, antara lain (1) ketersediaan
tema dan subtema, (2) sebaran kompetensi dasar pada tema (pemetaan), dan (3)
pengembangan indikator pada setiap tema (jaringan indikator pada tema).
 Kedua, menyusun Rencana Pembelajaran (LP). Silabus digunakan sebagai acuan
dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Menyusun atau
mengembangkan rencana pembelajaran merupakan suatu langkah perencanaan yang
harus dilakukan oleh setiap guru. RPP merupakan rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka selama satu pertemuan (satu hari). RPP dikembangkan dari silabus dengan
memperhatikan buku siswa dan buku guru yang telah disusun oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Permasalahan Implementasi Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 sendiri merupakan kurikulum yang menekankan pada pemahaman,
keterampilan, dan pendidikan karakter, dimana siswa dituntut untuk memahami materi, aktif
dalam proses diskusi dan presentasi, serta memiliki sopan santun dan disiplin yang tinggi.
Kurikulum ini resmi menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan
ejak tahun 2006. Secara umum Kurikulum 2013 masih menyisakan berbagai kekurangan,
antara lain sebagai berikut:
 Kurikulum 2013 bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang
memuat
Sistem Pendidikan Nasional. Sebab, penekanan pengembangan kurikulum hanya
bertumpu pada aspek orientasi pragmatis. Selain itu, Kurikulum 2013 sendiri tidak
didasarkan pada aspek evaluasi penerapan sistem Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2006 sehingga dalam penerapannya dapat membingungkan
guru dan pemangku kepentingan pendidikan.
 Guru sebagai salah satu elemen penting juga belum pernah terlibat langsung dalam
proses
pengembangan Kurikulum 2013. Pemerintah menilai guru dan siswa seolah- olah
memiliki kapasitas yang sama.
 Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
Kurikulum 2013 itu sendiri. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian
nasional (NE) masih berlaku. Ujian nasional hanya mampu mendorong orientasi
pendidikan pada hasil dan tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini akan
berdampak pada dikeluarkannya mata pelajaran yang tidak diujikan di NE. Mata
pelajaran non- NE juga mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam
mewujudkan tujuan pendidikan.
 Pemerintah mengintegrasikan mata pelajaran IPA dengan IPS di mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar.

Dampak Penerapan Kurikulum 2013 Terhadap Guru


Perubahan KBK (Kompetensi Berbasis Kurikulum) menjadi Kurikulum 2013 telah
dilakukan pada beberapa satuan pendidikan terpilih. Implementasi Kurikulum 2013
memberikan banyak pekerjaan rumah kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Permasalahan utama dalam implementasi kurikulum adalah kesiapan pola pikir guru,
berkurangnya jam pelajaran guru, kurangnya pedoman, dan ketidaksesuaian isi buku dengan
kurikulum baru. Guru harus tetap seperti itu dipupuk dan dilatih tidak hanya pada saat
persiapan tetapi pada saat pelaksanaan melalui pendampingan terus menerus untuk mengubah
pola pikir tersebut. Dari sudut pandang guru, guru juga dituntut peka terhadap perubahan dan
mempunyai semangat inisiatif yang tinggi. Guru harus berlatih untuk mampu memecahkan
permasalahan yang akan ditemui dalam penerapan kurikulum baru ini. Perubahan kurikulum
yang membuat jam mengajar menjadi berkurang bahkan hilang tidak menyurutkan semangat
guru dalam mengajar. Satuan pendidikan harus aktif dan kreatif dalam mengelola jam
mengajar guru ini agar prinsip keadilan dan pemenuhan kebutuhan jam mengajar dapat
terpenuhi. Minimnya pedoman yang disiapkan menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi
pemerintah. Pemerintah harus segera mempersiapkan kekurangan tersebut. Permasalahan
ketidaksesuaian buku juga harus segera ditindaklanjuti, dan guru harus ikut aktif menyaring
substansi yang terkandung dalam buku, terutama yang diberikan kepada siswa agar tidak
terjadi kesalahan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai