Anda di halaman 1dari 9

PERKEMBANGAN MODAL PEMBELAJARAN TERPADU

A. PENTINGNYA PEMBELAJARAN TERPADU


Piagat mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak meliputi tahap (a) sensori-
motor, (b) pra-oprasional, (c) oprasional konkret, dan (d) oprasional formal. Anak-anak
usia dini (2-8 tahun) berada pada tahapan pra-oprasional dan oprasional konkret,
sehingga kalau kita merujuk pada teori ini, dalam praktik pembelajaran di kelas
hendaknya guru memperhatikan ciri-ciri perkembangan anak pada tahap
ini.perkembangan fisik tidak bisa dipisahkan dari perkembangan mental, sosial, dan
emosional ataupun sebaliknya, dan perkembangan itu akan terpadu dengan pengalaman,
kehidupan, dan lingkungannya.
Merujuk pada teori-teori belajar, diantaranya teori piagat, maka dalam pembelajaran
di jenjang SD kelas rendah hendaknya kita menggunakan pendekatan yang berorientasi
pada kebutuhan perkembangan anak (DAP atau Developmentally Appropiate Practice).
Penggunaan pendekatan DAP itu mengacu pada beberapa asas yang harus diperhatikan
oleh guru, yaitu :
1. Asas kedekatan, pembelajaran dimulai dari yang dekat dan dapat dijangkau oleh
anak.
2. Asas faktual, pembelajaran hendaknya menapak pada hal-hal yang faktual
(konkret) mengarah pada konseptual (abstrak).
3. Asas holistik dan integratif, pembelajaran hendaknya tidak memilah-milah topik
pelajaran, guru harus memikirkan segala sesuatu yang akan dipelajari anak
sebagai suatu kesatuan yang utuh dan terpadu.
4. Asas kebermaknaan, pembelajaran hendaknya penuh makna dengan
menciptakan banyak proses manipulatif sambil bermain.

Model pembelajaran terpadu tidak hanya cocok untuk peserta didik usia dini, namun
bisa juga digunakan untuk peserta didik pada satuan pendidikan SMP/MTs dan
SMA/MA, karna pada hakikatnya model pembelajaran ini merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individual maupun
kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik
dan autentik.
Beberapa alasan pembelajaran terpadu cocok digunakan di tingkat SD sebagai
berikut:
1. Pendidikan di SD harus memperhatikan perkembangan intelektual anak, sesuai
dengan taraf perkembangannya, anak SD melihat dunia sekitarnya secara
menyeluruh, mereka belum dapat memisah-misahkan bahan kajian yang satu
dengan yang lain.
2. Di samping memperhatikan perkembangan intelektual anak, guru juga harus
mengurangi dampak dari fenomena ini di antaranya anak tidak mampu melihat
dan memecahkan masalah dari berbagai sisi, karna ia terbiasa berpikir secara
ragmentasi, anak dikhawatirkan tidak memiliki cakrawala pandang yang luas dan
integratif.

Integrated atau terpadu bisa mengacu pada integrated curricula (kurukulum terpadu)
atau integrated approach (pendekatan terpadu) atau integrated learning
(pembelajaran). Pada pelaksanaannya istilah kurikulum terpadu atau pembelajaran
terpadu.

Pelaksanaan terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu strategi pembelajaran


berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk menciptakan atau
membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak.pendekatan
inquiry, yaitu melibatkan siswa mulai dari merencanakan, mengeksplorasi dan brain
stroming dari siswa. Dengan pendekatan terpadu siswa didorong untuk berani
bekerja secara kelompok dan belajar dari pengalamannya sendiri. Pembelajaran
terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya
yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik fisik
maupun emosionalnya. Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif
mencari ,menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan yang holistik,
bermakna, dan autentik sehingga siswa dapat menerapkan prolehan belajar untuk
memecahkan masalah-masalah yang nyata didalam kehidupan sehari-hari. Pada
proses pembelajaran hendaknya menyediakan berbagai aktivitas dan bahan-bahan
yang kaya serta menawarkan pilihan bagi siswa sehingga siswa dapat memilihnya
untuk kegiatan kelompok kecil maupun mandiri dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berinisiatif sendiri, melakukan keterampilan atas prakarsa sendiri
sebagai aktivitas yang dipilihnya. Pembelajaran terpadu juga menekankan integrasi
berbagai aktivitas untuk mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan
kejadian-kejadian, fakta, dan peristiwa yang autentik. Pelaksanaan pembelajaran
terpadu pada dasarnya agar kurikulum ini bermakna bagi anak. Hal ini dimaksudkan
agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu
kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan siswa.
Alasan lain, perlunya penerapan proses pembelajaran memadukan antara satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran lain atau satu mata pelajaran dengan bahan
ajar tertentu, sehingga menjadi satu menu yang akan disajikan dalam proses
pembelajaran yaitu:

a. Alasan empirik, karna pada hakikatnya pengalaman hidup ini sifatnya


kompleks dan terpadu, artinya menyangkut berbagai aspek yang saling
terkait. Pergi kepasar, sebagai misal, merupakan kompleksitas pengalaman
hidup yang tidak hanya bersifat sosial (berhubungan dengan orang lain),
ekonomi (memenuhi kebutuhan rumah tangga), tetapi juga matematika
(terkait dengan hitung-menghitung harga), dan biologi (terkait dengan soal
barang dan bahan yang kita beli), dan sebagainya. Dengan demikian, proses
pembelajaran di sekolah sebenarnya dapat dilaksanakan dengan meniru
model pengalaman hidup dalam masyarakat, karna proses pembelajaran
yang demikian lebih sesuai dengan realitas kehidupan kita.
b. Alasan teoritas ilmiah, karna keadaan dan permasalahan dalam kehidupan
akan terus berkembang selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sebagai contoh, ilmu ruang angkasa menjadi lebih terbuka setelah
pesawat ulang-alik dapat mendarat di bulan. Komputer kini menjadi mesin
informasi yang telah masuk di rumah kita tanpa permisi. Itulah sebabnya,
maka bahan ajar di sekolah sudah pasti harus diperkaya dengan muatan-
muatan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru.
Mengingat banyaknya permasalahan yang timbul dalam kehidupan, banyak
materi baru yang diusulkan oleh masyarakat untuk dimasukkan dalam
kurikulum sekolah, misalnya lingkungan hidup, ilmu kelautan ,pengetahuan
tentang narkoba, masalah HIV dan AIDS, pendidikan moral dan budi
perkerti, keimanan, dan ketakwaan, produksi sehat dan pendidikan seks,
bursa efek, dan masih banyak lagi. Dengan kata lain, muatan ilmu
pengetahuan dan informasi yang semakin bertambah itu tidak mungkin dapat
dimasukan dalam kurikulum menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Oleh karna itu, diperlukan satu organisasi kurikulum yang isinya lebih
merupakan pilihan bahan ajar yang secara khusus dipersiapkan sebagai menu
untuk proses pembelajaran. Dari sinilah muncul mata pelajaran yang
melahirkan kurikulum terpadu (integrated curriculum), dan kemudian
melahirkan kurikulum inti (core curriculum).

B. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU


Dalam kamus besar bahasa indonesia, istilah terpadu atau integrasi bermakna penyatuan
supaya menjadi satu kebutuhan atau menjadi utuh. Adapun menurut trianto (2007 : 38),
integrasi memiliki sinonim dengan perpaduan, penyatuan, atau penggabungan dari dua
objek atau lebih. Jadi, pembelajaran terpadu adalah modal pembelajaran dengan cara
menggabungkan cara menggabungkan materi menjadu kesatuan yang bulat dan utuh.
Pembelajaran terpadu disebut sebagai suatu kesatuan konsep pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakan bagi anak. Terdapat dua istilah yang secara teoritis memiliki
hubungan yang saling terkait dan ketergantungan satu dan lainnya, yaitu integrated
curriculum ( kurikulum terpadu) dan integrated learning ( pembelajaran terpadu).
Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu
melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap.
Pembelajarn dan kurikulum merupakan dua aspek yang selalu dipasangkan
berdampingan. Kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Adapun pembelajaran sendiri merupakan proses pemberian perlakuan
profosional daru guru kepada siswa. Dalam kurikulum dan pembelajaran istilah terpadu
atau integrasi menunjukkan keterpaduan dengan bentuk unit-unit pengetahuan dan
displin-disiplin ilmu yang dilakukan beradasarkan pendekatan interdidipliner, masalah
atau tema-tema baru. Aspek-aspek individual dan sosial melalui pengorganisasian
kurikulum dengan mengangkat isu-isu atau permasalahan yang bermakna dari
lingkungan sekitar siswa secara bersama-sama oleh guru dan siswa tanpa memandang
batas-batas mata pelajaran. Satu hal yang penting dalam kurikulum terpadu itu adalah
konteks, sebab integrasi seharusnya mengacu pada keterpaduan dalam bidang-bidang
ilmu lebih dari sekedar keterpaduan disiplin-disiplin sehingga menjadi lebih luas,
sehingga siswa mendapatkan pengalaman-pengalaman lebih bermakna melalui
interkoneksi si antara disiplin-disiplin. Tim perkembangan PGSD (1997:6) menjelaskan
tentang pengertian pembelajaran terpadu kepada empat definisi, sebagai berikut:
1. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaaran yang beranajk dari suatu tema
tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala
konsep lain, baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari
bidang studi lainnya.
2. Pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di
sekeliling dan dalamrentang kemampuan dan perkembangan anak.
3. Pembelajaran terpadu adalah suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan anak secara simultan.
4. Pembelajaran terpadu adalah suatu cara menggabungkan sejumlah konsep dalam
beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan anak akan belajaar dengan
baik dan bermakna.

Prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, autentik dan aktif. Pertama, holistik; berarti
bahwa suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu
diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-
kotak. Kedua, bermakna; mengandung arti suatu fenomena dari berbagai macam aspek tersebut
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang
dinamai skemata, sehingga menimbulkan kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Ketiga,
autentik; mempunyai makna bahwa pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara
langsung. Keempat, aktif; menekankan kepada siswa baik secara fisik, mental, intelektual maupun
emosional dalam pembelajaran sehingga didapat hasil belajar optimal dengan mempertimbangkan
hasrat, minat, dan kemampuan siswa dalam upaya menumbuhkan motivasi belajar secara kontinu.
Yang perlu dipahami oleh guru atau pihak-pihak yang akan menerapkan model pembelajaran
terpadu dalam kegiatan pembelajaranini, yaitu:

1. Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa.


2. Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
3. Dalam pembelajaran terpadu pemisahan antarmata pelajaran menjadi begitu jelas.
4. Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam
suatu proses pembelajaran.
5. Pembelajaran terpadu bersifat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek, baik dalam intra mata pelajaran maupun antarmata pelajaran.
Pembelajaran terpadau diharapkan siswa juga dapat :

1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna.


2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi.
3. Menumbuhkembangkan siakp positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang
diperlukan dalam kehidupan.
4. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi,
serta menghargai pendapat orang lain.
5. Meningkatkan minat dalam belajar.
6. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

C. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU


Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya:
1. Berpusat pada peserta didik.
2. Memberi pengalaman langsung pada peserta didik.
3. Pemisahan antarmata pelajaran tidak begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dlaam suatu proses pembelajaran.
5. Bersifat luwes.
6. Hasil pembelajarannya dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta
didik.
7. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran
tematik terpadu diamati dan dikaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari
sudut pandang yang berkotak-kotak.
8. Bermakna, artinya pengkajian suatu fenonmena dari berbagai macam aspek
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki peserta didik.
9. Autentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi autentik.
10. Aktif, artinya informasi peserta didik perlu terlibat langsung dalam proses
pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses penilaian.
11. Wujud lain dari implementasi tematik terpadu yang bertolak dari tema.

D. LANDASAN-LANDASAN PEMBELAJARAN TERPADU


Setiap teori maupun pembelajaran paad umumnya mempunyai landasan filosofis dan
psikologis tertentu yang menjadi arah kemana pendidikan itu akan dibawa, manusia
seperti apa yang akan diciptakan, serta bagaimana untuk mencapai tujuan itu. Begitu pun
pembelajaran terpadu, mempunyai landasan filosofis dan psikologis tertentu.

1. Aliran progresivisme
Aliran progresivime merupakan filsafat pendidikan yang sangat populer pada
abad ke-20 dengan tokohknya john Dewey. Aliran ini meyakini bahwa pada
dasarnya manusia mempunyai kesanggupan untuk mengendalikan hubungannya
dengan alam, sanggup meresapi rahasia-rahasia alam, serta sanggup menguasai
alam. Di dalam dunia pendidikan, sebagaimana dikemukakan Ali ( 1990: 146)
aliran filsafat programisme telah memberikan sumbangan besar, dimana telah
meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada peserta didik.
Peserta didik diberikan kebebasan, baik secara fisik maupun cara berfikir, guna
mengembangkan kemampuan dan bakat yang ada pada dirinya tanpa terhambat
oleh rintangan yang dibuat orang lain.

2. Aliran konstrukivisme
Aliran konstruktisme ini merupakan aliran yang paling banyak menginspirasi
pandangan atau landasan pelaksanaan model pembelajaran di dunia pendidikan.
Aliran ini merupakan filsafat yang sangat kuat mempengaruhi dunia pendidikan
akhir-akhir ini, termasuk juga model pembelajaran terpadu. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa konstrukivisme merupakan suatu komitmen terhadap
pandangan bahwa manusia membentuk sendiri pengetahuannya. Ini berarti bahwa
suatu pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang individu adalah hasil dari
aktivitas yang dilakukan oleh individu tersebut, atau bukan hasil dari suatu
pembelajaran yang diterima secara fasif dari luar. Konsep dan pengertian
konstruktivisme ini berimplikasi pada proses pembelajaran siswa. Secara
oprasional, implikasi tersebut meliputi sebagai berikut:
a. Pembelajaran berpusat kepada siswa
b. Pengetahuan yang dimiliki siswa adalah hasil aktivitas yang dilakukan
siswa, bukan diterima secara fasif.
c. Guru berperan sebagai fasilitator yang membatu siswa mengkonstruksi
pengetahuan dan menyelesaikan masalah
d. Guru akan mengenal pasti pengetahuan apa yang ada pada siswa dan
merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pengetahuan
tersebut.
e. Guru berperan sebagai perancang bahan pelajaran yang memberikan
peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan baru.

3. Aliran humanisme

Aliran ini memandang siswa dari segi keunikannya dan potensi yang dimilikinya.
Kurikulum disekolah secara kontinu selalu diperbaiki dan disesuaikan dengan motif
dan minat siswa. Aliran humanisme dalam pendidikan mengutamakan peran siswa,
guru lebih pada agen kerja sama atau fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk
belajar. Minat dan keutuhan siswa menjadi orientasi utama dalam pengembangan
pengalaman belajar, strategi pembelajaran dikembangan berdasarkan prinsip
penemuan dengan tujuan utama agar siswa mampu mengaktualisasi diri. Dari sisi
psikologi perkembangan, sukmadinata ( 2005 : 47-48 ) megemukakan tiga teori atau
pendekatan tentang perkembangan individu, yaitu : pendekatan penahapan,
pendekatan diferensial, dan pendekatan ipsatif. Pertama, perkembangan individu
berjalan melalui tahap-tahap perkembangan. Kedua, pendekatan diferensial,
pendekatan ini memandang anak dari sisi persamaan dan perbedaannya ( jenis
kelamin, agama, ras, status sosial-ekonomi). Ketiga, pendekatan ipsatif, berusaha
melihat perkembangan individu dari karakteristiknya.

E. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU


Dari sepuluh model integrasi dapat dijelaskan satu per satu, sebagai berikut :
1. Model pertama yang disebut dengan fragmented model merupakan model paling
tradisional, yakni model kurikulum dimana suatu mata pelajaran disajikan secara
terpisah-pisah dan tidak mengaitkannya dengan mata pelajaran lainnya
sebagaimana banyak ditemukan disekolah-sekolah.
2. Model kedua adalah connected model. Model ini masih dalam satu mata
pelajaran. Model ini sering juga disebut model terkait atau keterhubungan, masih
tetap berpuat pada masing-masing mata pelajaran, namun didalam setiap mata
pelajaran yang diberikan secara terpisah tersebut, guru dapat mengaitkan atau
menghubungkan antara topik atau konsep yang satu dengan yang lainnya.
3. Model ketiga adalah model nested model. Model ini biasa disebut dengan model
sarang, dimana guru tetap memberikan mata pelajaran secara terpisah, tetapi
pada setiap mata pelajaran yang terpisah tersebut sudah ada target-target
multiketerampilan yang ditetapkan dalam tujuan pembelajaran untuk dicapai
siswa.
4. Model keempat adalah sequenced model. Model ini sering juga disebut ajaran
diorganisasikan kembali dan diurutkan agar dapat bertepatan atau serupa dengan
pada saat guru mata pelajaran lain membahas topik yang mirip atau serupa.
5. Model kelima, adalah shared model atau disebut juga model pembelajaran
terpadu berbagi. Model ini terfokus pada dua mata pelajaran yang secara
bersama-sama diajarkan dengan menggunakan konsep-konsep atau
keterampilan-keterampilan yang tumpangtindih. Dalam hal ini pembelajaran
dilakukan dalam tim.
6. Model keenam adalah webbed model atau model jaring laba-laba. Model ini
disebut dengan pendekatan tematik dan sering digunakan untuk pembelajaran di
SD. Model ini berangkat dari sebuah tema yang dibangun dan diciptakan secara
bersama-sama antara guru dan siswa.
7. Model ketujuh adalah thereaded model atau model untaian. Pada model ini
pendekatan metakurikuler digunakan untuk mencapai beberapa keterampilan dan
tingkatan logika para siswa dengan berbagai mata pelajaran.
8. Model kedelapan adalah integrated model, yaitu model terpadu. Pada model ini
guru masing-masing mata pelajaran bekerja sama melihat dan memberi topik-
topik yang berkaitan dan tumpang tindih untuk membangun konsep dan
keterampilan.
9. Model kesembilan adalah immersed model atau model terlebur. Pada model ini
seluruh mata pelajaran merupakan bagian dari sudut pandang keahlian para
siswa secara individual. Para siswa menyaring sendiri seluruh konsep yang
dipelajarinya melalui sudut pandang keahlian mereka masing-masing
meleburkan dan membenamkan diri mereka dalam pengalaman melalui kegiatan
yang dijalaninnya. Model ini biasanya digunakan pada tingkat perguruan tinggi
untuk konsumsi para mahasiswa.
10. Model kesepuluh dan model terakhir adalah networked model, atau disebut juga
model jaringan kerja. Pada model ini para siswa akan menyaring seluruh topik
yang akan dipelajarinya melalui kaca mata pengalaman mereka masing-masing,
dan membangun mereka menciptakan jaringan kerjasama di antara ahli yang
sesuai bidangnya.

Anda mungkin juga menyukai