Anda di halaman 1dari 20

1.

NOMOR SATU

Berikut ini adalah fungsi-fungsi bahasa


menurut HALLIDAY:

Fungsi Personal, yakni fungsi bahasa


terkait penggunaannya dalam
mengungkapkan pikiran, gagasan atau
pendapat, perasaan penggunanya,
sikap diri dan lain-lain.

Fungsi Informatif, yakni fungsi bahasa


terkait penggunannya dalam
menyampaikan ilmu pengetahuan serta
budaya atau menyampaikan informasi
lainnya.

Dua fungsi di atas sangat berkaitan


dengan kegiatan pembelajaran di
sekolah sebab pada hakikatnya sekolah
menjadi tempat untuk menanamkan ilmu
pengatahuan dan budaya pada siswa.
Selain itu, sekolah juga menjadi tempat
untuk melatih anak berkomunikasi dan
berinteraksi. Mereka dididik agar
mampu mengungkapkan pikiran,
pendapat dan perasaan. Kegiatan
belajar dan mengajar di
sekolah memungkinkan karena adanya
peranan bahasa.

» Pembahasan

Jika berpedoman pada pendapat


Halliday maka sebenarnya fungsi
bahasa ada 7. Berikut fungsi bahasa
lainnya menurut Halliday dengan
mengecualikan fungsi yang sudah
disebut pada jawaban di atas, yakni:

Fungsi regulator. Fungsi ini berkaitan


dengan penggunaan bahasa dalam
mempengaruhi pendapat, pikira, sikap
orang lain. Bahasa dalam hal ini
mengarah ke rayuan, permohonan,
rujukan atau bisa pula dalam wujud
perintah.

Fungsi interaksional. Fungsi ini


berkenaan dengan kegunaan bahasa
dalam menjalin kontak serta untuk
menjaga hubungan sosial. Dalam
konteks ini, bahasa berupa basa-basi,
sapaan, penghiburan, penyampai
simpati dan lain sebagainya.
Fungsi imajinatif. Pada konteks ini,
bahasa menjadi alat dalam menyalurkan
rasa, keindahan, emosi, ekspresi dan
lain sebagainya. Pada konteks ini
bahasa jadi estetis dan puitik seperti
pada karya-karya sastra.

Fungsi heuristic. Fungsi ini berkaitan


dengan pemakaian bahasa untuk
belajar atau dalam mendapatkan
informasi.

Fungsi instrumental. Fungsi ini berkaitan


dengan digunakannya bahasa dalam
mengungkapkan apa yang diinginkan
dan apa yang dibutuhkan penggunanya.

2. NOMOR 2
Berkomunikasi dengan baik dan benar
adalah salah satu indikator komunikasi
efektif. Untuk dapat mencapai hal
tersebut, Guru Pintar harus
memperhatikan lima hal berikut ini:
 1. Respect 
Respect atau penghargaan adalah sikap
menghargai setiap individu yang
menjadi sasaran pesan yang
disampaikan, dalam hal ini adalah
siswa. Jika Guru Pintar harus mengkritik
atau menegur siswa, lakukan dengan
cara yang tepat sehingga tidak melukai
harga diri dan kebanggaan siswa.
Seorang pendidik atau guru harus dapat
menghargai setiap siswa yang
dididiknya. Saling menghormati dan
saling menghargai merupakan hukum
yang pertama dalam  berkomunikasi
dengan orang lain. 

2.  Empathy
Empati adalah kemampuan
menempatkan diri pada situasi atau
kondisi yang dihadapi orang lain.
Komunikasi di dunia pendidikan juga
harus menempatkan empati sebagai
pedoman sehingga komunikasi berjalan
dengan baik. Komunikasi di sekolah
maupun di luar sekolah dengan siswa.
Guru Pintar perlu saling memahami dan
mengerti keberadaan, perilaku, dan
keinginan dari siswa. Empati dapat
menumbuhkan rasa hormat dan
menghargai satu sama lain. Sikap saling
menghormati dan menghargai antara
guru dan siswa akan membangun
kepercayaan yang merupakan unsur
utama dalam membangun sebuah
suasana kondusif di dalam proses
belajar-mengajar. Komunikasi yang baik
dan memperhatikan empati akan
membuat pesan yang ingin Guru Pintar
sampaikan pada siswa dapat
tersampaikan tanpa ada halangan
psikologi atau penolakan dari siswa.

3. Audible
Komunikasi dalam pembelajaran harus 
“dapat didengarkan” atau dapat
dimengerti dengan baik oleh guru
maupun siswa.  Sebuah pesan akan
tersampaikan dengan baik jika
disampaikan dengan cara atau sikap
yang bisa diterima oleh si penerima
pesan.  Raut muka yang ramah, bahasa
tubuh yang baik, kata-kata yang sopan,
atau cara menunjuk termasuk ke dalam
komunikasi audible.
4. Clarity 
Komunikasi, baik itu komunikasi sehari-
hari maupun komunikasi pendidikan,
harus disampaikan dengan jelas.
Jangan sampai pesan itu menimbulkan
multi interpretasi atau berbagai
penafsiran yang berlainan. Clarity dalam
komunikasi dapat pula dimaksudkan
sebagai keterbukaan dan transparansi.
Sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi
atau disembunyikan) dapat
menumbuhkan rasa percaya (trust). Jika
siswa merasa percaya dan juga
merasakan mendapat banyak ilmu dari
gurunya, maka siswa akan lebih terpacu
dan termotivasi untuk belajar.

5. Humble
Sikap rendah hati adalah sebuah sikap
menghargai orang lain, mau mendengar,
menerima kritik, tidak sombong, dan
tidak memandang rendah orang lain.
Komunikasi
akan berjalan efektif jika setiap pelaku
komunikasi menerapkan sikap rendah
hati (humble). Sikap ini dapat
ditunjukkan dengan mimik muka, sorot
mata, dan tulus mendengarkan apa
yang disampaikan oleh orang lain.

3. NOMOR 3

Menurut kaum behavioris kemampuan


berbicara dan memahami bahasa oleh
anak diperoleh melalui rangsangan dari
lingkungannya. Anak dianggap sebagai
penerima pasif dari tekanan
lingkungannya, tidak memiliki peranan
yang aktif di dalam proses
perkembangan perilaku verbalnya.
Proses perkembangan bahasa terutama
ditentukan oleh lamanya latihan yang
diberikan oleh lingkungannya.

Teori behaviorisme menyoroti aspek


perilaku kebahasaan yang dapat diamati
langsung dan hubungan antara
rangsangan (stimulus) dan reaksi
(response). Perilaku bahasa yang efektif
adalah membuat reaksi yang tepat
terhadap
rangsangan. Reaksi ini akan menjadi
suatu kebiasaan jika reaksi tersebut
dibenarkan. Pada saat ini anak belajar
bahasa pertamanya. Sebagai contoh,
seorang anak mengucapkan bilangkali
untuk barangkali. Sudah pasti si anak
akan dikritik oleh ibunya atau siapa saja
yang mendengar kata tersebut. Apabila
suatu ketika si anak mengucapkan
barangkali dengan tepat, dia tidak akan
mendapatkan kritikan karena
pengucapannya sudah benar. Situasi
seperti inilah yang dinamakan membuat
reaksi yang tepat terhadap rangsangan
dan merupakan hal yang pokok bagi
pemerolehan bahasa pertama pada
anak. Pemerolehan bahasa menurut
teori behavioris, dijelaskan sebagai
berikut:

a)  Teori belajar behavioris ini bersifat


empiris, didasarkan pada data yang
dapat diamati.
b)  Kaum behavioaris menganggap
bahwa:

1)      Proses belajar pada manusia


sama dengan
proses belajar pada binatang.

2)      Manusia tidak mempunyai potensi


bawaan untuk belajar bahasa.

3)      Pikiran anak merupakan tabula


rasa yang akan diisi dengan asosiasi S-
R.

4)      Semua prilaku merupakan respon


terhadap stimulus dan perilaku
terbentuk dalam rangkaian asosiatif.

c)  Belajar bagi kaum behavioris adalah


pembentukan hubungan asosiatif antara
stimulus dan respon yang berulang-
ulang sehingga terbentuk kebiasaan.
Pembentukan kebiasaan ini disebut
pengondisian.

d)  Pengondisian  selalu disertai


ganjaran sebagai penguatan asosiasi
antara S-R.
e)  Bahasa adalah perilaku manusia
yang kompleks diantara perilaku-
perilaku lain.
f)   Anak menguasai bahasa melalui
peniruan.

g)  Perkembangan bahasa seseorang


ditentukan oleh frekuensi dan intensitas
latihan yang disodorkan.

4. NOMOR 4

Anda mungkin juga menyukai