Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 2655-4453 Vol. 3 No.

2 (Juni, 2021)

ANALISIS PENYEBAB RENDAHNYA KINERJA JARINGAN IRIGASI


(STUDY KASUS: D.I CIPASEH, D.I KADUCAYUT, D.I CIKURAY)
KEWENANGAN KABUPATEN SERANG

(Analysis Of The Causes Of Low Performance Of The Irrigation Network (Case


Study: D.I Cipaseh, D.I Kaducayut, D.I Cikuray) Authority of Serang District)

Niko Abdian1, Saihul Anwar2

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti

Email: nikoabdian.water@gmail.com1, saihulanwar17@gmail.com2

ABSTRAK

Berdasarkan hasil data inspeksi jaringan yang dilaksanakan oleh Bidang Irigasi DPUPR Kabupaten Serang
Tahun 2019, didapatkan data sebanyak 258 Daerah Irigasi dengan kondisi 14% (B) Baik, 36% (RR) Rusak
Ringan, 36% (RS) Rusak Sedang dan 14% (RB) Rusak Berat. Pelayanan irigasi di Kabupaten Serang
masih rendah dan belum optimal karena lemahnya pengelolaan dan pengembangan kelembagaan pada
institusai pengelola irigasi, infrastruktur sarana-prasarna dan pelaksanaan O & P. Tujuan penulisan
penelitian ini ialah untuk menganalisis dan menentukan faktor – faktor apa saja yang_berpengaruh
terhadap ”Penyebab Rendahnya Kinerja-Jaringan Irigasi Pada D.I Cipaseh, D.I Kaducayut, D.I Cikuray
Kewenangan Kabupaten Serang”. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Daerah Irigasi yang menjadi
penelitian, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Nilai Indeks Kinerja Sistem Irigasi pada Daerah
Irigasi yang dilakukan penelitian, yakni: IKSI Daerah Irigasi (D.I) Kaducayut 26,35% dengan Kriteria Indeks
Kinerja Sistem Irigasi dalam kategori Kinerja Jelek; IKSI Daerah Irigasi (D.I) Cipaseh 50,18% dengan
Kriteria Indeks Kinerja Indeks Sistem Irigasi dalam kategori Kinerja Jelek; dan IKSI Daerah Irigasi (D.I)
Cikuray 52,11% dengan Kriteria Indeks Kinerja Sistem Irigasi dalam kategori Kinerja Jelek. Adapun
berdasarkan hasil responder pengaruh rendahnya Nilai Indeks Kinerja Sistem Daerah Irigasi yang
dilakukan penelitian dipengaruhi oleh Rendahnya peran masyarakat dalam pengawasan dan kedisiplinan
terhadap pengambilan air atau irigasi secara legal pada musim kemarau, mejaga pola operasi bukaan pintu
dan kepatuhan akan membayar IPAIR serta kepedulian penggunaan air dari bagian hulu sampai hilir pada
musim kemarau; Rendahnya pelayanan air irigasi dipengaruhi oleh belum optimalnya penyusunan rencana
operasi air irigasi pada musim kemarau, distribusi air pada jaringan saluran primer dan sekunder serta
ktersediaan air irigasi pada musim kemarau; Rendahnya kondisi fisik jaringan irigasi dipengaruhi oleh
belum optimalnya fungsi – fungsi pada sistem irigasi dikarenaka minimnya pemeriksaan rutin terhadap
saluran dan bangunan irigasi; Rendahnya partispasi pengelolaan irigasi dipengaruhi oleh belum optimal
dan terlaksananya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi; Rendahnya pengelolaan jaringan irigasi
dipengaruhi oleh rendahnya tingkata kepedulian masyarakat khusunya petani dalam keterlibatan pada
pengelolaan dan keberlanjutan sistem irigasi.

Kata kunci : Jaringan Irigasi, Nilai Indeks Kinerja Sistem Irigasi

ABSTRACT

Based on the results of network inspection data carried out by the Irrigation Sector of the DPUPR Serang
Regency in 2019, data were obtained for 258 Irrigation Areas with 14% (B) Good, 36% (RR) Light Damage,
36% (RS) Moderate Damage and 14% (RS) Moderate Damage. RB) Heavy Damage. Irrigation services in
Serang Regency are still low and not optimal due to weak management and institutional development in

journal.umbjm.ac.id/index.php/density 56
ISSN : 2655-4453 Vol. 3 No. 2 (Juni, 2021)

irrigation management institutions, infrastructure and O & M implementation. Irrigation Network


Performance in DI Cipaseh, DI Kaducayut, DI Cikuray, Authority of Serang Regency”.
From the results of research conducted on the Irrigation Areas that became the study, the following
conclusions were obtained: The value of the Irrigation System Performance Index in the Irrigation Areas
carried out by the study, namely: IKSI Irrigation Area (DI) Kaducayut 26.35% with the Criteria for the
Irrigation System Performance Index in Poor Performance category; IKSI Irrigation Area (D.I) Cipaseh
50.18% with the Criteria for the Irrigation System Index Performance Index in the Poor Performance
category; and IKSI Irrigation Area (D.I) Cikuray 52.11% with the Criteria for the Irrigation System
Performance Index in the category of Poor Performance. Meanwhile, based on the results of respondents,
the influence of the low value of the Regional Irrigation System Performance Index that the research
conducted was influenced by the low role of the community in supervision and discipline of legal water
extraction or irrigation during the dry season, maintaining the operating pattern of door openings and
compliance with paying IPAIR as well as concern for water use from upstream to downstream in the dry
season; The low irrigation water service is influenced by the not yet optimal preparation of the irrigation
water operation plan in the dry season, the distribution of water in the primary and secondary canal
networks and the availability of irrigation water in the dry season; The low physical condition of the irrigation
network is influenced by the non-optimal functions of the irrigation system due to the lack of routine
inspections of irrigation canals and buildings; The low participation in irrigation management is influenced
by the suboptimal operation and maintenance of irrigation networks; The low management of irrigation
networks is influenced by the low level of community awareness, especially farmers in involvement in the
management and sustainability of the irrigation system

Keywords : Irrigation Network, Irrigation System Performance Index Value Nilai

Lokasi penelitian adalah pada jaringan irigasi


PENDAHULUAN Daerah Irigasi Cipaseh 250 ha, Cikuray 264 ha
dan Kaducayut 203,2 ha yang menjadi
Berdasarkan hasil data inspeksi jaringan yang Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten
dilaksanakan oleh Bidang Irigasi DPUPR Serang dan merupakan Daerah Irigasi yang
Kabupaten Serang Tahun 2019, didapatkan data mendapatkan anggaran hibah melalui program
sebanyak 258 Daerah Irigasi dengan kondisi 14% (Integrated Participatory Development and
(B) Baik, 36% (RR) Rusak Ringan, 36% (RS) Management of Irrigation Program) atau IPDMIP
Rusak Sedang dan 14% (RB) Rusak Berat. dengan tujuan untuk mewujudkan kedaulatan
Pelayanan irigasi di Kabupaten Serang masih pangan nasional yang mengedepankan kemajuan
rendah dan belum optimal karena lemahnya sektor pertanian, serta meningkatkan
pengelolaan dan pengembangan kelembagaan kesejahteraan petani Indonesia.
pada institusai pengelola irigasi, infrastruktur
sarana-prasarna dan pelaksanaan O & P. Metode Analisis Data
Berdasarkan permasalahan – permasalahan di Analisis data dipergunakan untuk mengolah data
atas berkaitan dengan rendahnya kinerja jaringan menjadi sebuah informasi, data akan mudah
irigasi, maka perlu dilakukannya penelitian dipahami dan bermanfaat guna menjawab
tentang “Analisis Penyebab Rendahnya Kinerja masalah - masalah yang berkaitan dengan
Jaringan Irigasi (Study Kasus: D.I Cipaseh, D.I kegiatan penelitian. Data yang dianalisis ialah
Kaducayut, D.I Cikuray) Kewenangan Kabupaten data yang didapatkan melalui hasil pendekatan
Serang”. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat survei penelitian dari penelitian lapangan dan
dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan penelitian studi pustaka, kemudian akan
program serta perencanaan yang tepat untuk dilakukan analisa – analisa guna mendapatkan
meningkatkan kinerja jaringan irigasi di Indonesia. suatu kesimpulan. Berikut urutan analisis sebagai
berikut :
METODE PENELITIAN 1. Penulis melakukan pengumpulan data

journal.umbjm.ac.id/index.php/density 57
ISSN : 2655-4453 Vol. 3 No. 2 (Juni, 2021)

dengan cara menyebarkan kuesioner pada


populasi yang telah ditentukan. Tabel 2. Hasil Inspeksi Jaringan Irigasi DPUPR
2. Setelah dilakukan pengumpulan data, Kab. Serang Th. 2019
kemudian menentukan alat pengukuran
yang digunakan untuk memperoleh data
dari elemenelemen yang akan diselidiki.
Dalam penelitian ini alat pengukuran yang
dimaksud adalah daftar penyusunan
pernyataan atau kuesioner
3. Kemudian dilakukan penyebaran kuesioner
ke perusahaan/ instansi/ responden yang
dipilih dengan bagian tertentu yang telah
ditetapkan. Setiap item dari kuesioner
tersebut merupakan pernyataan positif yang
diberikan skor 1 sampai 5 yang telah Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Daerah Irigasi
penulis sediakan. Daftar kuesioner (D.I) Kaducayut
kemudian disebar ke bagian-bagian yang Berdasarkan data dari Dokumen Profil Sosial
telah ditetapkan. Setiap item dari kuesioner Ekonomi Teknik dan Kelembagaan (PSETK)
ini memiliki 5 jawaban dengan masing- BAPPEDA Kabupaten Serang, Daerah Irigasi
masing nilai/skor yang berbeda untuk setiap (D.I) Kaducayut merupakan daerah irigasi
pernyataan positif. kewenangan Kabupaten Serang yang secara
4. Ketika data tersebut terkumpul, kemudian administratif berada di wilayah Desa Pabuaran
dilakukan pengolahan data, disajikan dalam dan Desa Pancanegara, Kecamatan Pabuaran,
bentuk tabel dan dianalisis. Kabupaten Serang. Luas wilayah administrasi
Dalam kuisioner ini akan ditanyakan mengenai Desa Pabuaran adalah 628 ha dan Luas Wilayah
faktor – faktor penyabab rendahnya kinerja Administrasi Desa Pancanegara adalah seluas
jaringan irigasi di Indonesia dengan skala likert 545 ha. Wilayah kedua desa tersebut berada
antara 1 s/d 5 yakni: pada ketinggian kurang lebih 90 – 95 meter dari
Tabel 1. Skala Likert permukaan laut (dpl) dengan kemiringan lahan
Level Penilaian rata-rata kurang dari 15 %. Derah Irigasi (D.I)
1 Buruk Sekali Kaducayut ditinjau dari wilayah sungai berada di
2 Buruk tengah, dan berbatasan dengan beberapa DI
3 Cukup lainnya yaitu DI Amis Barang, DI Cisema, DI
Ciborang, DI Ciulam, DI Tanggul Kawat Lokasi
4 Baik
bendung/bangunan pengambil (intake) berada di
5 Baik Sekali
Desa Pabuaran.
Tabel 3. Hasil Analisis Data DI. Kaducayut

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penilaian Kinerja Sistem Irigasi
Untuk penilaian indeks_kinerja sistem irigasi
dilakukan berdasarkan data hasil Inspeksi
Jaringan Irigasi yang telah dilaksanakan oleh
DPUPR Kabupaten Serang Tahun 2019 untuk
menilai prasarana fisik kondisi jaringan irigasi dan
organisasi personalia, Dokumen Profil Sosial
Ekonomi Teknik dan Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4.2,
Kelembangaan oleh BAPPEDA Kabupaten Nilai Indeks Kinerja Sistem Irigasi Daerah Irigasi
Serang Tahun 2019 untuk menilai produktivitas (D.I) Kaducayut adalah 26,35% dengan Kriteria
tanam dan P3A/GP3A/IP3A serta Pengelolaan Indeks Kinerja Sistem Irigasi dalam kategori
Aset Dan Kinerja Sistem Irigasi (PAKSI) oleh Kinerja Jelek (IKSI < 55%).
Kementerian PUPR Tahun 2019 untuk menilai Rendahnya Nilai Indeks Kinerja Sistem Irigasi
sarana penunjang, dan dokumentasi. Daerah Irigasi (D.I) Kaducayut berdasarkan

journal.umbjm.ac.id/index.php/density 58
ISSN : 2655-4453 Vol. 3 No. 2 (Juni, 2021)

PERMENPU NO.23/PRT/M/2015 di pengaruhi Kabupaten Serang yang berada di wilayah Desa


oleh beberapa faktor yaitu nilai prasarana fisik 9% Ranca Sanggal, Kecamatan Cinangka. Luas
dengan standar minimum penilaian adalah 25%, wilayah adminitrasi Desa Ranca Sanggal adalah
sarana penunjang 1,05% dengan standar 784 ha.
minimum penilaian adalah 5%, organisasi Tabel 5. Hasil Analisis Data DI. Cikuray
personalia dan dokumentasi yang belum memiliki
nilai indikator serta nilai P3A 2,65% dengan
standar minimum penilaian adalah 5%.

Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Daerah Irigasi


(D.I) Cipaseh
Berdasarkan data dari Dokumen Profil Sosial
Ekonomi Teknik dan Kelembagaan (PSETK)
BAPPEDA Kabupaten Serang, Daerah Irigasi
(D.I) Cipaseh merupakan Daerah Irigasi
kewenangan Kabupaten Serang yang melintasi
wilayah Desa Sindang Mandi, Tanjung Manis dan
Mekarsari di Kecamatan Anyer. Total luas wilayah
3 desa ini adalah 939 Ha pada ketinggian kurang
lebih 12 – 48 meter dari permukaan laut (dpl) Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4.4,
dengan kemiringan lahan rata – rata kurang dari Nilai Indeks Kinerja Sistem Irigasi Daerah Irigasi
15 % - 35 % atau landai sampai sedang. Derah (D.I) Cikuray adalah 52,11% dengan Kriteria
Irigasi (D.I) Cipaseh ditinjau dari wilayah sungai Indeks Kinerja Indeks Sistem Irigasi dalam
berada di hulu dan berbatasan dengan beberapa kategori Kinerja Jelek (IKSI < 55%).
Daerah Irigasi. (D.I) yaitu Daerah Irigasi (D.I) Rendahnya Nilai Indeks Kinerja Sistem Irigasi
Garahiyang dan Daerah Irigasi (D.I) Cibanjar Daerah Irigasi (D.I) Cikuray berdasarkan
yang berada pada bagian hilir dengan lokasi PERMENPU NO.23/PRT/M/2015 di pengaruhi
bendung/bangunan pengambil (intake) berada di oleh beberapa faktor yaitu nilai sarana penunjang
Desa Sindang Mandi. 0,45% dengan standar minimum penilaian adalah
Sumber utama air yang digunakan untuk mengairi 5%, organisasi personalia dan dokumentasi yang
jaringan irigasi pada Daerah Irigasi (D.I) Cipaseh belum memiliki nilai indikator serta nilai P3A 4%
adalah berasal sungai Cipaseh. Jaringan irigasi dengan standar minimum penilaian adalah 5%.
Cipaseh tidak memiliki sumber air penunjang
(suplesi) selain sumber utama tersebut.
Tabel 4. Hasil Analisis Data DI. Cipaseh Analisis Responden
Populasi pada analisis penelitian ini adalah
pelaksana dan pengelola pada kegiatan operasi &
pemeliharaan jaringan irigasi (DPUPR Kabupaten
Serang Bidang Irigasi), Tenaga ahli dan konsultan
pada bidang irigasi serta akademisi dan di bidang
irigasi yang berperan secara aktif dalam
pengembangan, pengelolaan, dan pelaksanaan
dalam hal pemeliharaan prasarana jaringan dan
bangunan irigasi.

Berdasarkan data dari Dokumen Profil Sosial


Ekonomi Teknik dan Kelembagaan (PSETK)
BAPPEDA Kabupaten Serang, Daerah Irigasi
(D.I) Cikuray merupakan Daerah Irigasi Cikuray
adalah salah satu daerah irigasi kewenangan

journal.umbjm.ac.id/index.php/density 59
ISSN : 2655-4453 Vol. 3 No. 2 (Juni, 2021)

jawaban responden sebagai berikut:


a. Hasil jawaban reponden point 1 yang
berkaitan dengan Peranan masyarakat
mengawasi pengambilan air irigasi pada
saluran primer/sekunder diluar sistem
(ilegal) pada musim kemarau, yang
menyatakan buruk sekali 3 responden
(7,3%), buruk 10 responden (24,4%),
cukup 20 responden (48,8%) dan baik 8
responden (19,5%).
b. Hasil jawaban reponden point 2 yang
berkaitan dengan Kepatuhan terhadap SK
Bupati tentang pola tanam, yang
menyatakan buruk 9 responden (22%),
cukup 18 responden (43,9%) dan baik 14
responden (34,1%).
c. Hasil jawaban reponden point 3 yang
berkaitan dengan tentang Kedisiplinan
menjaga pola operasi tinggi bukaan pintu
Seluruh hasil kuisioner terhadap responden pada saluran primer, sekunder dan
secara detail telah dipisahkan pada tiap – tiap penyerahan diperbatasan pada musim
pembahasan, yakni ; Perilaku Masyarakat (PM), kemarau, yang menyatakan buruk sekali 3
Pelayanan Air Irigasi (PAI), Kondisi Fisik Jaringan responden (7,3%), buruk 14 responden
Irigasi (KFJ), Partisipasi Pengelolaan Irigasi (PPI) (34,1%) dan cukup 24 responden (58,5%).
dan Pengelolaan Jaringan Irigasi (PJI), adapun d. Hasil jawaban reponden point 4 yang
dalam dilihat pada uraian di bawah. berkaitan dengan Kepatuhan para Petani
Analisis Responden: Perilaku Masyarakat (PM) dalam membayar IPAIR, yang
menyatakan buruk sekali 5 responden
Tabel 4.5 Analisis : Perilaku Masyarakat (PM) (12,2%), buruk 14 responden (34,1%) dan
cukup 22 responden (53,7%).
e. Hasil jawaban reponden point 5 yang
berkaitan dengan Kepedulian penggunaan
air irigasi pada bagian hulu, tengah dan
hilir dimusim kemarau, yang menyatakan
buruk sekali 3 responden (7,3%), buruk 5
responden (12,2%) dan cukup 33
responden (80,5%).
Berdasarkan jawaban responden untuk variabel
Perilaku Masyarakat (PM) dari 41 responden Analisis Responden: Pelayanan Air Irigasi (PAI)
tampak bahwa secara keseluruhan mempunyai
rata – rata 2,714 sehingga analisis deksriptif data Tabel 4.6 Analisis: Pelayanan Air Irigasi (PAI)
dalam hal ini Perilaku Masyarakat (PM) terhadap
Analisis Penyebab Rendahnya Kinerja Jaringan
Irigasi dengan kategori cukup. Klasifikasi Hasil
jawaban responden sebagai berikut:
Pada pertanyaan nomor 1 yang Berdasarkan
jawaban responden untuk variabel Perilaku
Masyarakat (PM) dari 41 responden tampak
bahwa secara keseluruhan mempunyai rata –
rata 2,714 sehingga analisis deksriptif data dalam Berdasarkan jawaban responden untuk variabel
hal ini Perilaku Masyarakat (PM) terhadap Pelayanan Air Irigasi (PAI) dari 41 responden
Analisis Penyebab Rendahnya Kinerja Jaringan tampak bahwa secara keseluruhan mempunyai
Irigasi dengan kategori cukup. Klasifikasi Hasil rata – rata 2,744 sehingga analisis deksriptif data

journal.umbjm.ac.id/index.php/density 60
ISSN : 2655-4453 Vol. 3 No. 2 (Juni, 2021)

dalam hal ini Pelayanan Air Irigasi (PAI) terhadap Kondisi Fisik Jaringan Irigasi (KFJ) dari 41
Analisis Penyebab Rendahnya Kinerja Jaringan responden tampak bahwa secara keseluruhan
Irigasi dengan kategori cukup. Klasifikasi Hasil mempunyai rata – rata 2,898 sehingga analisis
jawaban responden sebagai berikut: deksriptif data dalam hal ini Kondisi Fisik Jaringan
a. Hasil jawaban reponden point 1 yang Irigasi (KFJ) terhadap Analisis Penyebab
berkaitan dengan Penyusunan rencana Rendahnya Kinerja Jaringan Irigasi dengan
pola operasi air irigasi dimusim kemarau, kategori cukup. Klasifikasi Hasil jawaban
yang menyatakan buruk 12 responden responden sebagai berikut:
(29,3%), cukup 28 responden (68,3%) dan a. Hasil jawaban reponden point 1 yang
baik 1 responden (2,4%). berkaitan dengan Penanganan kebocoran
b. Hasil jawaban reponden point 2 yang air pada saluran dan bangunan irigasi,
berkaitan dengan Distribusi air pada yang menyatakan buruk 8 responden
saluran primer dan sekunder dimusim (19,5%), cukup 24 responden (58,5%) dan
kemarau, yang menyatakan buruk 10 baik 9 responden (22%).
responden (24,4%), cukup 26 responden b. Hasil jawaban reponden point 2 yang
(63,4%) dan baik 5 responden (12,2%). berkaitan dengan Pengamanan saluran
c. Hasil jawaban reponden point 3 yang dan bangunan irigasi, yang menyatakan
berkaitan dengan Pemberian air irigasi buruk 8 responden (19,5%), cukup 21
dari saluran tersier ke petak – petak responden (51,2%) dan baik 12
sawah dimusim kemarau, yang responden (29,3%).
menyatakan bu ruk 15 responden c. Hasil jawaban reponden point 3 yang
(36,6%), cukup 25 responden (61%) dan berkaitan dengan Pemeliharan fisik
baik 1 responden (2,4%). jaringan irigasi yang dilaksanakan, yang
d. Hasil jawaban reponden point 4 yang menyatakan buruk 9 responden (22%),
berkaitan dengan Sistem giliran / gilir cukup 23 responden (56,1%) dan baik 9
giring pada saat ketersediaan air irigasi responden (22%).
terbatas dimusim kemarau, yang d. Hasil jawaban reponden point 4 yang
menyatakan buruk berkaitan dengan Fungsi saluran dan
e. sekali 6 responden (14,6%), buruk 13 bangunan irigasi, yang menyatakan buruk
responden (31,7%), cukup 19 responden 19 responden (46,3%), dan cukup 22
(46,3%) dan baik 3 responden (7,3%). responden (53,7%).
e. Hasil jawaban reponden point 5 yang
f. Hasil jawaban reponden point 5 yang
berkaitan dengan Pemeriksaan rutin pada
berkaitan dengan Penanganan keluhan saluran dan ba ngunan irigasi, yang
dan konflik pengaturan air irigasi menyatakan buruk 12 responden (29,3%),
dilapangan, yang menyatakan buruk 6 cukup 24 responden (58,5%) dan baik 5
responden (14,6%), cukup 27 responden responden (12,2%).
(65,9%) dan baik 8 responden (19,5%). Analisis Responden: Partisipasi Pengelolaan
Irigasi (PPI)
Analisis Responden: Kondisi Fisik Jaringan Tabel 4.8 Analisis : Partisipasi Pengelolaan Irigasi
Irigasi (KFJ) (PPI)
Tabel 4.7 Analisis : Kondisi Fisik Jaringan (KFJ)

Berdasarkan jawaban responden untuk variabel


Partisipasi Pengelolaan Irigasi (PPI) dari 41
Berdasarkan jawaban responden untuk variabel
responden tampak bahwa secara keseluruhan

journal.umbjm.ac.id/index.php/density 61
ISSN : 2655-4453 Vol. 3 No. 2 (Juni, 2021)

mempunyai rata – rata 2,94 sehingga analisis dalam pengelolaan irigasi, yang
deksriptif data dalam hal ini Partisipasi menyatakan buruk sekali 5 responden
Pengelolaan Irigasi (PPI) terhadap Analisis (12,2%), buruk 12 responden (29,3%),
Penyebab Rendahnya Kinerja Jaringan Irigasi cukup 21 responden (51,2%) dan baik 3
dengan kategori cukup. Klasifikasi Hasil jawaban responden (7,3%).
responden sebagai berikut: b. Hasil jawaban reponden point 2 yang
a. Hasil jawaban reponden point 1 yang berkaitan dengan Profesionalisme tenaga
berkaitan dengan Pelaksanaan operasi pengelola irigasi, yang menyatakan buruk
jaringan irigasi, yang menyatakan buruk sekali 2 responden (4,9%), buruk 34
sekali 3 responden (7,3%), buruk 18 responden (82,9%), dan cukup 5
responden (43,9%) dan cukup 20 responden (12,2%).
responden (48,8%). c. Hasil jawaban reponden point 3 yang
b. Hasil jawaban reponden point 2 yang berkaitan dengan Mempertahankan
berkaitan dengan Pelaksanaan keberlanjutan sistem irigasi, yang
pemeliharaan jaringan irigasi, yang menyatakan buruk sekali 7 responden
menyatakan buruk 9 responden (22%) (17,1%), buruk 29 responden (70,7%),
dan cukup 32 responden (78,8%). dan cukup 5 responden (12,2%).
c. Hasil jawaban reponden point 3 yang d. Hasil jawaban reponden point 4 yang
berkaitan dengan Pelaksanaan berkaitan dengan Kejelasan tugas pokok
pembangunan jaringan irigasi, yang dan fungsi organisasi pengelolaan irigasi,
menyatakan buruk 31 responden (75,6%) yang menyatakan buruk sekali 1
dan cukup 10 responden (24,4%). responden (2,4%), buruk 34 responden
d. Hasil jawaban reponden point 4 yang (82,9%), dan cukup 6 responden (14,6%).
berkaitan dengan Pelaksanaan e. Hasil jawaban reponden point 5 yang
peningkatan dan pengembangan jaringan berkaitan dengan Tersedianya dana
irigasi, yang menyatakan buruk 2 operasi dan pemeliharaan irigasi yang
responden (4,9%), cukup 33 responden memadai, yang menyatakan buruk sekali
(80,5%) dan baik 6 responden (14,6%). 7 responden (17,1%), buruk 29 responden
e. Hasil jawaban reponden point 5 yang (70,7%), dan cukup 5 responden (12,2%).
berkaitan dengan Pelaksanaan rehabilitasi
jaringan irigasi, yang menyatakan cukup KESIMPULAN
34 responden (82,9%) dan baik 7
responden (17,1%). Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Daerah
Irigasi yang menjadi penelitian, maka didapatkan
Analisis Responden: Pengelolaan Jaringan kesimpulan sebagai berikut:
Irigasi (PJI)
Analisis : Pengelolaan Jaringan Irigasi (PJI) 1. Nilai Indeks Kinerja Sistem Irigasi pada
Daerah Irigasi yang dilakukan penelitian,
yakni: IKSI Daerah Irigasi (D.I) Kaducayut
26,35% dengan Kriteria Indeks Kinerja
Sistem Irigasi dalam kategori Kinerja
Berdasarkan jawaban responden untuk variabel Jelek; IKSI Daerah Irigasi (D.I) Cipaseh
Pengelolaan Jaringan Irigasi (PJI) dari 41 50,18% dengan Kriteria Indeks Kinerja
responden tampak bahwa secara keseluruhan Indeks Sistem Irigasi dalam kategori
mempunyai rata – rata 2,926 sehingga analisis Kinerja Jelek; dan IKSI Daerah Irigasi (D.I)
deksriptif data dalam hal ini Pengelolaan Jaringan Cikuray 52,11% dengan Kriteria Indeks
Irigasi (PJI) terhadap Analisis Penyebab Kinerja Sistem Irigasi dalam kategori
Rendahnya Kinerja Jaringan Irigasi dengan
Kinerja Jelek.
kategori cukup. Klasifikasi Hasil jawaban
responden sebagai berikut: 2. Faktor – faktor penyebab rendahnya
a. Hasil jawaban reponden point 1 yang kinerja jaringan irigasi menurut peraturan
berkaitan dengan Kepedulian masyarakat – peraturan yang berkaitan dengan

journal.umbjm.ac.id/index.php/density 62
ISSN : 2655-4453 Vol. 3 No. 2 (Juni, 2021)

Pengelolaan Aset Irigasi terhadap Daerah pemeriksaan rutin terhadap


Irigasi yang dilakukan penelitian, yakni: saluran dan bangunan irigasi;
a. Daerah Irigasi (D.I) Kaducayut:
nilai prasarana fisik 9% dengan d. Rendahnya partispasi pengelolaan
standar minimum penilaian adalah irigasi dipengaruhi oleh belum
25%, sarana penunjang 1,05% optimal dan terlaksananya operasi
dengan standar minimum penilaian dan pemeliharaan jaringan irigasi;
adalah 5%, dan nilai P3A 2,65% e. Rendahnya pengelolaan jaringan
dengan standar minimum penilaian
irigasi dipengaruhi oleh rendahnya
adalah 5%; tingkata kepedulian masyarakat
b. Daerah Irigasi (D.I) Cipaseh: nilai khusunya petani dalam
P3A 3,8% dengan standar
keterlibatan pada pengelolaan dan
minimum penilaian adalah 5%; keberlanjutan sistem irigasi.
c. Daerah Irigasi (D.I) Cikuray: nilai
sarana penunjang 0,45% dengan
standar minimum penilaian adalah
5%, dan nilai P3A 4% dengan .
standar minimum penilaian adalah
5%. DAFTAR PUSTAKA
3. Hasil responden terhadap pengaruh Ars Ardelimas, Dkk. 2016. Evaluasi Kinerja
rendahnya Nilai Indeks Kinerja Sistem Operasi dan Pemeliharaan Sistem Irigasi
Daerah Irigasi yang dilakukan penelitian Bandar Sidoras Di Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang. Keteknikan
dipengaruhi oleh:
Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert.
a. Rendahnya peran masyarakat Vol.4 No. 1 Th. 2016
dalam pengawasan dan Chofyan I. 2014. Kajian Kebijakan Pengendalian
kedisiplinan terhadap pengambilan Fungsi Lahan Sawah Di Kabupaten
air atau irigasi secara legal pada Bandung [Disertasi]. Bandung: Universitas
musim kemarau, mejaga pola Islam Bandung
Direktorat Jendral Departemen Pekerjaan
operasi bukaan pintu dan
Umum. Standar Perencanaan
kepatuhan akan membayar IPAIR IrigasiKriteria Perencanaan 04, Badan
serta kepedulian penggunaan air Penerbit Departemen Pekerjaan Umum.
dari bagian hulu sampai hilir pada Jakarta. 1986.
musim kemarau; Elizabeth R. Fenomena Sosilogis
Metamorphosis Petani: Kearah
b. Rendahnya pelayanan air irigasi Keberpihakan Pada Masyarakat Petani Di
dipengaruhi oleh belum optimalnya Pedesaan Yang Terpinggirkan Terkait
penyusunan rencana operasi air Konsep Ekonomi Kerakyatan. Forum
PeneIitian Agro Ekonomi. Volume 25 No.
irigasi pada musim kemarau,
1, Juli 2007 : 29 – 42.
distribusi air pada jaringan saluran
primer dan sekunder serta
ktersediaan air irigasi pada musim
kemarau;

c. Rendahnya kondisi fisik jaringan


irigasi dipengaruhi oleh belum
optimalnya fungsi – fungsi pada
sistem irigasi dikarenaka minimnya

journal.umbjm.ac.id/index.php/density 63

Anda mungkin juga menyukai