Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIVITAS ABSENSI ELEKTRONIK TERHADAP DISIPLIN DAN

KINERJA PNS DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA


THE EFFECTIVENESS OF ELECTRONIC BASED PRESENCE TO DISCIPLINE AND
PERFORMANCE OF CIVIL SERVANT IN KUTAI KARTANEGARA REGENCY

Mohd. Dahlan 1) dan Rita Ariani 2)


1)
Peneliti Muda pada Balitbangda Kabupaten Kutai Kartanegara
2)
Peneliti Pertama pada Balitbangda Kabupaten Kutai Kartanegara
1)
Email: dhln_puslit@yahoo.com
2)
Email: ritaariani18@gmail.com

ABSTRACT

The Effectiveness of Electronic Based Presence to Discipline and Performance Of Civil Servant in Kutai
Kartanegara Regency. Providing the excellent service to the community would require discipline and high
performance of the civil servant. This study aimed to determine the effectiveness of electronic-based
presence to discipline and performance of civil servant in Kutai Kartanegara Regency. This research
used a quantitative approach with the type of associative research through questionnaires and interviews
as an instrument to measure performance. The results showed that descriptively through the rating scale
of the application of electronic presence could be categorized as effective, while the application of
electronic presence through parametric pattern showed no significantly effect to the civil servant discipline
and performance.

Keywords: Effectiveness, Electronic based presence, Discipline, Performance

ABSTRAK

Efektivitas Absensi Elektronik Terhadap Disiplin dan Kinerja PNS Kabupaten Kutai Kartanegara.
Menghadirkan pelayanan prima kepada masyarakat tentu membutuhkan disiplin dan kinerja yang tinggi
bagi aparatur pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas absensi berbasis
elektronik terhadap disiplin dan kinerja aparatur di Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif melalui kuesioner dan wawancara
sebagai instrumen untuk mengukur kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara deskriptif melalui
rating skala penerapan absensi elektronik dapat dikatakan efektif, sedangkan penerapan absensi
elektronik melalui pola parametrik menunjukkan disiplin pegawai dan kinerja pegawai yang dibentuk tidak
berpengaruh secara signifikan.

Kata Kunci: Efektivitas, Absensi elektronik, Disiplin, Kinerja

PENDAHULUAN Otonomi Daerah membawa


Menghadapi era persaingan global konsekuensi logis bagi pemerintah daerah
saat ini membutuhkan kinerja aparatur yaitu adanya pemberdayaan aparatur
pemerintah pusat dan daerah yang supaya lebih professional, responsif, dan
berkualitas. Tuntutan masyarakat akan transparan. Melalui Peraturan Bupati
pelayanan publik yang berkualitas juga Kabupaten Kutai Kartanegara No 46 Tahun
tengah mengalami peningkatan. 2013 tentang disiplin pegawai
Menghadirkan pelayanan prima tentu memberlakuan absensi elektronik baik saat
membutuhkan kinerja yang tinggi, dalam hal masuk maupun pada saat pulang kerja,
ini sebagai sumber daya penggerak, Aturan ini diterapkan efektif berlaku sejak
birokrasi aparatur memegang peranan kunci. awal November 2013. Para pegawai wajib

19
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
ISSN 1978-838X
mengisi absen dengan mesin absensi mendasarkan diri pada pendekatan
menggunakan finger print (sidik jari). Disiplin kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif.
merupakan tindakan manajemen untuk Tujuan Penelitian asosiatif adalah mencari
mendorong para anggota organisasi untuk hubungan dan pengaruh antar variabel dan
memenuhi tuntutan berbagai ketentuan didesain untuk membuktikan atau menguji
peraturan sehingga akan mengakibatkan hipotesis.
terhadap capaian prestasi kerja pegawai. Instrumen yang digunakan dalam
Fenomena yang terjadi sekarang ini setelah penelitian ini berbentuk kuesioner (angket)
diberlakukanya Peraturan Bupati No 46 dan pertanyaan terbuka. Kuesioner berisikan
tahun 2013 tentang disiplin pegawai, masih data responden untuk menggambarkan
terdapat pegawai membolos tanpa disiplin dan kinerja hubungannya dengan
keterangan, meninggalkan jam kantor tanpa golongan dan jabatan PNS. Pada indikator
sepengetahuan atasan, datang dan pulang absensi elektronik responden diminta
kantor tidak sesuai jam kerja, kembali ke memberikan persepsi dirinya menyangkut
kantor setelah jam istirahat tidak sesuai efektifitas penggunaan absensi elektronik
dengan jam yg ditentukan bahkan mendekati (finger print). Pada indikator displin meminta
jam pulang. Prilaku ini hampir jamak terjadi responden memberikan persepsi terhadap
secara terselubung sehingga jika dibiarkan prilaku disiplin aparatur di lingkungan kerja
akan berdampak pada penurunan kinerja pegawai termasuk meminta gambaran
pegawai, sementara biaya yang dikeluarkan pelanggaran disiplin yang masih terjadi
untuk balas jasa (insentif) yang diberikan setelah menggunakan absensi elektronik
dalam membentuk prilaku disiplin ini tidaklah (finger print). Terakhir indikator kinerja
sedikit. meminta responden memberikan persepsi
Berdasarkan temuan di atas kinerja mereka setelah menggunakan
penelitian ini dihadirkan untuk mendapatkan absensi elektronik.
gambaran yang komprehensif menyangkut Penelitian ini menggunakan
efektifitas penggunaan absensi elektronik purposive Sampling dan sesuai dengan
terhadap dispilin dan kinerja PNS di tujuan penelitian ditetapkan lima satuan
lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai perangkat kerja daerah (SKPD) sebagai pilot
kartanegara. Penelitian ini bertujuan untuk project absensi online yaitu: Badan
mengetahui efektivitas penerapan absensi Kepegawaian Daerah (BKD), Sekretariat
elektronik terhadap disiplin dan kinerja Daerah, Badan Perencana Dan
pegawai, kendala yang dihadapi dalam Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Badan
penerapan absensi elektronik terhadap Pengelola Keuangan Dan Asset Daerah
peningkatan disiplin dan kinerja pegawai (BPKAD), serta Inspektorat. Sebagai
serta untuk memperoleh gambaran prilaku pelengkap representative purposive sampel
tidak disiplin yang masih terjadi setelah juga mengambil sembilan kecamatan dalam
penerapan absensi elektronik wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
dengan masing-masing tiga kecamatan dari
METODE PENELITIAN tiga zona pembangunan, yaitu kawasan
Penelitian ini menggunakan hulu, tengah dan pesisir.
pendekatan kuantitatif. Penelitian Kuantitatif Variabel dan indikator dalam
menekankan pada penilaian numerik atas penelitian ini dikembangkan dengan berpijak
fenomena yang dipelajari. Berdasarkan pada konsep kerangka terotik sebagai
pijakan tersebut, maka penelitian ini berikut

20
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian
VARIABEL
1. Efektivitas absensi 3. Kinerja
2. Disiplin
elektronik
INDIKATOR

1.1. Petunjuk penggunaan 2.1 Keteladanan pemimpin 3.1 Kualitas


1.2 Kemudahan 2.2 Balas jasa (insentif) 3.2 Kuantitas
1.3 Informasi obyektif 2.3 Pembagian kerja adil 3.3 Waktu
1.4 Data kehadiran up to 2.4 Pengawasan melekat 3.4 Biaya
date 2.5 Sanksi hukuman 3.5 Bimbingan atasan
1.5 Keotentikan data 2.6 Kepentingan organisasi 3.6 Kerja sama
1.6 Sumber pembinaan 2.7 Ketaatan jam kerja 3.7 Memiliki Sasaran Kinerja
1.7 Sumber motivasi
disiplin
1.8 Tidak mudah rusak
(handal)

Data yang dikumpulkan kemudian Dimana hubungan variabel absensi


dianalisis dengan teknik analisis deskriptif- elektronik terhadap kinerja menjadi tidak
kuantitatif. Teknik deskriptif-kuantitaif yang langsung dimediasi oleh variabel disiplin,
dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah digambarkan sebgai berikut:
teknik deskriptif frekuensi yang
menggambarkan nilai prosentase, mean, ABSENSI
ELKTRONIK (M)
dan rating skala. Analisis distribusi frekuensi
dan analisis pengaruh antar variabel
dikerjakan dengan memanfaatkan software DISIPLIN KINERJA
SPSS ver 21. Jawaban hasil kuesioner akan (X) (Y)
dikuantitatifkan untuk mencari nilai rata-rata
masing-masing indikator setiap variabel.
Dengan menggunakan data interval 1−5 HASIL DAN PEMBAHASAN
pada skala likert maka akan diketahui tingkat Deskripsi Responden
kinerja masing-masing perspektif. Penelitian ini dilakukan terhadap
populasi sebanyak 1967 PNS yang tersebar
Tabel 2. Skala Pengukuran variabel di tingkat SKPD kabupaten dan kecamatan.
Skala Ordinal Kategori Dari populasi tersebut dihitung berdasarkan
Interval (Kualitatif) persamaan sampel dengan tingkat
5 5 Sangat Setuju
kesalahan 10% maka didapat jumlah sampel
4 – 4,9 4 Setuju
minimal 95 orang. Pada kenyataan di
3 – 3,9 3 Cukup
2 – 2,9 2 Tidak Setuju
lapangan jumlah responden yang
1 – 1,9 1 Sangat Tidak Setuju berpartisipasi sebagai sampel adalah
sebanyak 248 orang dengan sebaran 67% di
Untuk mencari pengaruh antar variabel SKPD dan sisanya 33% di kecamtan-
digunakan pendekatan regresi berganda kecamatan mewakili tiga zona hulu, tengah,
dengan variabel moderat/ intervening. dan pesisir.

21
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
ISSN 1978-838X
Tabel 3. Nilai rata-rata indikator dalam variabel efektivitas absensi elektronik
No Indikator valid missing Mean Ket
1 Sosialisasi 248 0 3.8468 Cukup
2 Kemudahan Kenyamanan 248 0 3.7903 Cukup
3 Informasi Obyektif 248 0 3.7540 Cukup
4 Data Kehadiran Up-to date 248 0 3.7218 Cukup
5 Tidak terjadi manipulasi 248 0 3.4153 Cukup
6 Terjadi Pembinaan Dari data absensi 248 0 3.4194 Cukup
7 Memotivasi berdisplin diri 248 0 3.9879 Cukup
8 Handal 248 0 2.8427 Tidak Setuju
Jumlah 28.7782

Tabel 3. mendiskripsikan nilai rata- sedangkan tujuh indikator lainnya dengan


rata dari jawaban responden pada setiap nilai 3 menyatakan cukup. Nilai rata-rata
indikator. Dari tabel terlihat bahwa hanya tersebut diukur berdasarkan rating skala dan
terdapat satu indikator yaitu kehandalan alat didapat bahwa responden menyatakan
absensi elektrnoik yang mendapkan nilai efektif dengan skor 28.7782.
rata-rata 2.8427 atau tidak setuju,

Sangat Tidak Tidak efektif Cukup Efektif Sangat Efektif


Efektif
1-----------------8 9-----------------16 17--------------24 25------------32 33--------------40
28.7782

Tabel 4. Kendala yang dihadapi


No Kendala Uraian %
Tidak tersedia Pegawai/ operator absensi elektronik 13
1 Operator
Tersedia pegawai/operator absensi elektronik namun belum maksimal 37
Tidak terdapat tenaga teknisi untuk perbaikan mesin absensi elektronik bila 30
2 Teknisi rusak
Tersedia tenaga teknisi namun perbaikan memerlukan waktu, biaya, yg tinggi 23
Mesin absensi dan computer tidak terstandar 15
Kondisi Jaringan koneksi antara Mesin absensi dan computer tidak baik 15
3
alat Data sidik jari tidak terbaca dengan baik/ mesin error 19

Tabel 4 mendeskripsikan kendala absensi elektronik disumbang oleh


yang dihadapi dalam penggunaan absensi ketidakmaksimalan operator dan 30%
elektronik. Kendala ini juga menjelaskan menyatakan tidak terdapat tenaga teknisi
mengapa penggunaan absensi elektronik untuk memperbaiki absensi elektronik, dan
dinilai tidak handal. Pertama sebesar 37% sisanya 23% tenaga teknisi diperlukan dari
responden menyatakan ketidakhandalan sumber luar dengan waktu dan biaya tinggi.

22
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
Tabel 5. Nilai rata-rata indikator dalam variabel disiplin
No Indikator valid mising Mean ket
1 Keteladanan pemimpin 248 0 3.5242 Cukup

2 Mendapatkan balas jasa/insentif yg sesuai 248 0 3.8589 Cukup

3 Pembagian kerja yang sesuai TUPOKSI 248 0 3.1653 Cukup

4 Merasakan penilaian dan pengawasan 248 0 Cukup


3.2500
5 Merasakan ketegasan hukuman 248 0 Cukup
3.2903
6 Mengutamkan kepentingan organisasi 248 0 Cukup
3.0565
7 Pegawai dating dan pulang tepat waktu 248 0 Cukup
3.4556
Jumlah 23.6008
Tabel 5 mendiskripsikan nilai rata- berdasarkan rating skala dan didapat bahwa
rata dari jawaban responden pada setiap responden menyatakan sikap disiplin
indikator. Terlihat bahwa tujuh indikator dengan skor 23.6008 pada kategori dalam
dalam variabel disiplin dengan nilai tiga variabel disiplin
menyatakan cukup, nilai rata-rata diukur

Rating skala Tingkat disiplin pegawai


Sangat Tidak Tidak Disiplin Cukup Disiplin Sangat Disiplin
Disiplin
1-----------------7 8-----------------14 15--------------21 22------------28 29--------------35
23.6008

Selanjutnya adalah dilakukan meninggalkan kantor dan berapa lama


pengukuran perilaku pegawai yang tidak pegawai dalam meninggalkan jam kantor
disiplin dengan menyatakan frekuensi tersebut sebagai berikut:

Tabel 6. Meninggalkan Kantor Saat Absen Pagi Pukul 7.30


PEGAWAI ABSEN PAGI PUKUL 7.30 KEMUDIAN MENINGGALKAN KANTOR
Jawaban responden Frequency Percent SkorXF Ket
1.00 37 14.9 37 Sangat sering
2.00 60 24.2 120 sering
3.00 63 25.4 189 Cukup sering
Valid
4.00 62 25.0 248 Kurang/jarang
5.00 12 4.8 60 Tidak pernah
Total* 234 94.4 654 *: 234-12= 222 Pegawai
Missing 14 5.6 [hit n run]
Total 248 100.0

Tabel 6 mendeskripsikan penilaian cukup sering berdasarkan rating skala skor


responden terhadap pelanggaran disiplin 654 dan responden yang memberikan
meninggalkan jam kerja setelah absen pagi, pernyataan sebanyak 234 orang jatuh pada
sebesar 25,4% responden menyatakan interval cukup sering

Sangat sering sering Cukup Kurang/jarang Tidak pernah


1-----------------234 235----------------- 469--------------702 703------------936 937--------------
468 1170
654

23
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
ISSN 1978-838X

Tabel 7. Lamanya Pegawai Meningglkan Kantor Setelah Absen Pagi Pukul 7.30
LAMANYA PEGAWAI SETELAH ABSEN PAGI PUKUL 7.30
MENINGGALKAN KANTOR
Jawaban responden Frequency Percent SkorXF ket
1.00 37 14.9 37 Lebih dari 3 jam
2.00 20 8.1 40 ± 3 jam
3.00 51 20.6 153 ± 2 jam
Valid 4.00 33 13.3 132 ± 1 jam
5.00 61 24.6 305 Kurang dai 1 jam
Total* 202 81.5 667 *:222 pegawai yg hit n
Missing 46 18.5 run 202 yang
Total 248 100.0 memberikan
gambaran indisipliner
Tabel 7 mendeskripsikan penilaian berdasarkan rating scala skor 667 dan
responden terhadap pelanggran disiplin responden yang memberikan pernyataan
lamanya meninggalkan jam kerja setelah sebanyak 202 orang jatuh pada interval
absen pagi, sebesar 24,6% responden lamanya meninggalkan jam kantor saat pagi
menyatakan kurang dari satu jam ± 1 jam.

Lebih dari 3 jam ± 3 jam ± 2 jam ± 1 jam Kurang dari 1jam


1-----------------202 203----------------- 405--------------606 607------------808 809--------------
404 1010
667

Variabel Kinerja
Tabel.8 Nilai Rata-Rata Indikator Dalam Variabel Kinerja Pegawai
No Indikator Valid mising Mean ket
menyelesaikan pekerjaan dapat menunjukan
hasil yang mendekati kesempurnaan (sesuai 248 0 3.3427 Cukup
1
yg di perintahkan),

dalam kurun waktu yang telah diberikan


dapat menyelesaikan sejumlah perkerjaan 248 0 Cukup
2 3.3065
yang diberikan

menyelesaikan pekerjaan yang diberikan


3 248 0 3.1935 Cukup
lebih cepat dari waktu yang ditentukan

menyelesaikan pekerjaan dapat


menggunakan sumber daya seperti (material,
4 248 0 3.1411 Cukup
uang, teknologi, dan melibatkan rekan kerja)
secara maksimal dan mengurangi kerugian

melaksanakan fungsi pekerjaan tanpa


meminta bimbingan atau campur tangan dari 248 0 Tidak setuju
5 2.8185
atasan

dapat menciptakan rasa nyaman dalam


bekerja, percaya diri, berbuat baik, dan 248 0 Cukup
6 3.4194
kerjasama antar rekan sekerja

memenuhi sasaran kerja pegawai yang telah


7 248 0 3.3589 Cukup
di tetapkan

Jumlah 22.5806

24
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
Tabel 8 mendiskripsikan nilai rata- rata-rata tersebut diukur berdasarkan rating
rata dari jawaban responden pada setiap skala dan didapat bahwa responden
indikator. Terlihat bahwa enam indikator menyatakan sikap Kinerja dengan skor
kinerja bernilai tiga menyatakan cukup, satu 22.5806 pada kategori cukup
indikator menyatakan tidak setuju. Nilai Rating scala Kinerja pegawai

Sangat Rendah Rendah Cukup Baik Sangat Baik


1-----------------7 8-----------------14 15--------------21 22------------28 29--------------35
22.5806

Analisis Pengaruh
1. Variabel Moderating itu perlu dilihat penerapan absensi elektronik
Pelaksanaan disiplin sebagai upaya pengaruhnya terhadap disiplin dan kinerja,
meningkatkan kinerja pegawai adalah apakah memperkuat atau memperlemah?
melalui penerapan absensi elektronik. Untuk

Uji Interaksi
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .729 .531 .525 3.73134


a. Predictors: (Constant), Moderat, absensix1, Disiplinx2

Pada output model summary, elektronik dan Moderat. Sedangkan sisanya


koefisien determinasi besarnya adjusted (100% - 52,5% = 41,5%) dijelaskan oleh
R2 terbesar 0,525 hal ini berarti 52,5% sebab-sebab lain diluar model, seperti
variabel Kinerja yang dapat dijelaskan oleh struktur organisasi dan budaya organisasi.
variasi variabel independen Disiplin, Absensi

ANOVA b
Mean
Model Sum of Squares df F Sig.
Square

Regression 3843.192 3 1281.064 92.011 .000


1 Residual 3397.195 244 13.923
Total 7240.387 247

Model anova menunjukan bahwa model “fit” karena nilai sig 0.000 lebih kecil dari 0.05
Coefficients a
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -.454 7.017 -.065 .948
absensix1 .184 .245 .182 .748 .455
1
Disiplinx2 .872 .277 .835 3.143 .002
Moderat -.004 .010 -.154 -.428 .669
a. Dependent Variable: Kinerja Y

25
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
ISSN 1978-838X

Model coefficients menunjukkan: artinya setiap peningktan disiplin


1. variabel absensi elektronik dengan akan meningkatkan kinerja
koefisien terstandar sebesar 0.182 3. variabel moderat (variabel disiplin
tidak signifikan karena lebih dari 0.1 melalui model penerapan absensi
yaitu 0.455, artinya setiap elektronik) dengan koefisien
penggunaan absensi elektronik akan terstandar sebesar -0.154 tidak
meningkatkan kinerja tidak signifikan signifikan karena lebih dari 0.1 yaitu
2. variabel displin dengan koefisien 0.669, artinya Jika variabel disiplin
terstandar sebesar 0.835 signifikan melalui model penerapan absesi
karena kurang dari 0.1 yaitu 0.002, elektronik akan menurunkan kinerja
tidak signifikan

Uji Nilai Selisih Mutlak


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta

(Constant) 22.998 .419 54.950 .000

Zscore(absensix1) .288 .265 .053 1.088 .277


1
Zscore(Disiplinx2) 3.870 .240 .715 16.143 .000
absX1_X2 -.375 .311 -.060 -1.207 .229
a. Dependent Variable: Kinerja Y

Model coefficients menunjukkan: akan menurunkan kinerja tidak


1. variabel absensi dengan koefisien signifikan
terstandar sebesar 0.053 tidak Dari dua uji yang dilakukan menghasilkan
signifikan karena lebih dari 0.1 yaitu tanda negatif bahwa jika disiplin dilakukan
0.277, artinya setiap penggunaan melalui penerapan absensi elektronik maka
absensi elektronik akan akan menurunkan kinerja pegawai. Hal ini
meningkatkan kinerja tidak signifikan tidak sesuai dengan teori bahwa disiplin
2. variabel displin dengan koefisien melalui penerapan absensi elektronik akan
terstandar sebesar 0.715 signifikan meningkatkan kinerja. Ketidaksesuaian ini
kurang dari 0.05 yaitu 0.000, artinya akibat terjadinya multikolinieritas untuk itu
setiap peningktan disiplin akan perlu dilakukan uji residual untuk
meningkatkan kinerja membuktikan apakah penerapan absensi
3. variabel moderat (variabel disiplin elektronik sebagai variabel moderating.
melalui model penerapan absensi
elektronik) dengan koefisien Uji Residual
terstandar sebesar -0.060 tidak Pengambilan keputusan :
signifikan lebih dari 0.1 yaitu 0.229, jika hasilnya signifikan dan koefisien
artinya Jika variabel disiplin melalui parameternya negatif, maka variabel absensi
model penerapan absesi elektronik elektronik merupakan variabel moderating.

26
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.601 .841 10.223 .000
KinerjaY -.203 .036 -.336 -5.597 .000
a. Dependent Variable: absRes_1
Kesimpulan: absensi elektronik dianggap variabel moderating karena koefisiensnya negatif dan signifikan.

2. Variabel Intervening independen dengan variabel dependen.


Variabel intervening merupakan Variabel ini menyebabkan hubungan
variabel antara atau mediating. Fungsinya langsung antar variabel menjadi tidak
memediasi hubungan antara variabel langsung.
a
Coefficients
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 28.510 1.596 17.858 .000
Disiplinx2 .010 .066 .010 .156 .876
a. Dependent Variable: absensix1

Output SPSS di atas memberikan nilai pada 0,000 yang berarti disiplin melalui
standardized beta Disiplin pada persamaan penerapan absensi elektronik tidak signifikan
(1) sebesar 0,01 [P2] dan tidak signifikan
a
Coefficients
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.463 1.673 1.472 .142
Disiplinx2 .755 .046 .723 16.518 .000
absensix1 .080 .044 .080 1.819 .070
a. Dependent Variable: KinerjaY

Pada output SPSS persamaan regresi (2) 0,723 merupakan nilai jalur path [P1] dan
nilai standardized beta Disiplin 0,723 nilai standardized beta absensi elektronik
signifikan dan absensi elektronik 0,08 tidak 0,080 merupakan nilai jalur path [P3].
signifikan. Nilai standardized beta Displin

P2=0.01 ABSENSI P3=0.08


ELKTRONIK (M)

KINERJA
DISIPLIN
(Y)
(X)
P1=0.723
sig

27
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
ISSN 1978-838X

Hasil analisis jalur menunjukkan melalui penerapan absensi elektronik tidak


bahwa disiplin dapat berpengaruh langsung terpenuhi. Disiplin tidak semata-mata patuh
ke kinerja dan tidak dapat berpengaruh dan taat terhadap penggunaan jam kerja
tidak langsung melalui penerpan absensi saja, misalnya datang dan pulang sesuai
elektronik. Oleh karena [P2] dan [P3] tidak dengan jadwal, tidak mangkir jika bekerja,
signifikan, dan koefisien hubungan dan tidak mencuri-curi waktu. Jika ini yang
langsung lebih besar dari koefisien dipahami maka alat seperti absensi
hubungan tidak langsung, maka dapat elektronik hanya dijadikan tujuan bukan
dikatakan bahwa hubungan yang sarana untuk memotivasi perilaku displin
sebenarnya adalah langsung. guna meningkatkan kinerja. Disiplin kerja
merupakan suatu sikap dan perilaku yang
SIMPULAN DAN REKOMENDASI berniat untuk mentaati segala peraturan
Secara deskriptif melalui rating skala organisasi yang didasarkan atas kesadaran
penerapan absensi elektronik dapat diri untuk menyesuaikan dengan peraturan
dikatakan efektif dan secara parametrik organisasi.
disiplin pegawai dan kinerja pegawai yang Pentingnya menanamkan komitmen
dibentuk melalui penerapan absensi baru pada iklim organisasi yang menghargai
elektronik tidak berpengaruh signifikan. Ini waktu melalui jalan Noormative- reeductive
terlihat dari dua pengukuran uji intraksional dalam bentuk keteladan pemimpin, balas
dan selisih nilai mutlak. Uji residual jasa (TPP) yang didasarkan nilai kinerja dan
membuktikan penerapan absensi elektronik bukan kehadiran semata, Pembagian kerja
merupakan variabel yang memperlemah yang proporsional dan professional,
variabel disiplin dan kinerja pegawai. merubah pola pengawasan melekat
Lemahnya pengaruh displin dan menjadi atasan dan bawahan saling
kinerja pegawai melalui penerapan absensi mengawasi dalam berdisplin, dan
elektronik ditemukan kendala yang dihadapi penegakan sanksi/hukuman. Cara pandang
seperti Segi alat dan man power yang ini melihat pegawai adalah mahluk sosial
meliputi tegangan listrik yang tidak stabil dan akan mematuhi norma-norma budaya
alat mudah rusak, operator belum maksimal dan nilai-nilai baru, Lakukan Pendefinisian
mengelola absensi elektronik, tidak tersedia dan penafsiran kembali dari norma-norma
teknisi untuk memperbaiaki absensi dan nilai-nilai yang ada, Untuk
elektronik dan jika ada memerlukan biaya, mengembangkan komitmen yang baru.
waktu yang tingi. Selain itu juga kendala Sehingga Sebagian besar pegawai
disiplin seperti terjadi manipulasi data menyesuaikan diri dan mengikuti arus
kehadiran, orientasi mengejar waktu perubahan secara bersama-sama.
absensi, bukan sarana/memotivasi
peningkatan disiplin pegawai, tidak terjadi DAFTAR PUSTAKA
pembinaan dan pengawasan terhadap Abdurahmat. 2008. Efektivitas Organisasi
prilaku pegawai dalam berdisiplin Edisi Pertama. Jakarta: Airlangga
Gambaran prilaku tidak disiplin secara Agung, Kurniawan 2005. Transformasi
deskriptif melalui rating skala pada jam pagi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
07.30 dapat dikatakan cukup terjadi dengan Pembaharuan
lamanya meninggalkan kantor ± 1 jam, Bernardin, H. John and Russel, E.A., 1993.
Kebijakan pemberian tambahan Human resource Management, An
penghasilan pegawai (TPP) dengan Experiential Approach. Mc. Graw Hill
berdasarkan kehadiran pegawai telah International Edition, Singapore: Mac
mempersempit makna disiplin pegawai, Graw Hill Book Co.
sehingga peningkatan kinerja yang
diharapkan terjadi dari peningkatan disiplin

28
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
Brigham, J.C (2004). Social Psychology. Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd
Edisi kedua. New York : Harper Basri, 2005. Performance Appraisal.
Collins Publishers Cetakan Pertama, PT Raja Grafindo
Darma Putra, Sistem Biometrika, Persada, Jakarta.
(Yogyakarta: Andi Offset, 2008), hal Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen
67 dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI.
Eko Nugroho, Biometrika Mengenal Sistem Sondang P. Siagian, 2001, Manajemen
Identifikasi Masa Depan, Sumber Daya Manusia, Bumi
(Yogyakarta :Andi offset, 2009),17 Aksara, Jakarta
Handayaningrat, 1994. Pengantar Studi Steers, M. Richard. 1985. Efektifitas
Ilmu Administrasi dan Manajemen. Organisasi. Jakarta: Erlangga
Jakarta:Haji Masagung Suryohadiprojo S. 1989. Peranan
Jasin, A. 1989. Peningkatan Pembinaan kepemimpinan dlam menegakkan
Disiplin Nasional dalam sistim dan disiplin masyarakat dalam analisis
Pola Pendidikan nasional. Dalam CSIS. No.4. tahun XVIII. Juli–
Analisis CSIS. No. 4 Tahun XVII, Agustus 1989. Jakarta: center for
Juli-Agustus 1989. Jakarta: Centre strategis and international studies
for Strategic and International Vanderstoep, Scott W., dan Johnston,
Studies Deidre D. Research Methods for
Kasim, Azhar, 1993, Pengukuran Efektivitas Everyday Life. United Kingdom:
dalam Organisasi, Jakarta: FEUI. Jossey Bass Wiley, 2009.
Mahsun, Mohamad, 2006. Pengukuran Yuspratiwi, I. 1990. Hubungan Antara Locus
Kinerja Sektor Publik, Penerbit of Control dengan Disiplin Kerja
BPFE,Yogyakarta Wiraniaga pada Wiraniaga Obat-
Malayu S. P Hasibuan, 2007, Manajemen obatan di DIY. Skripsi Fakultas
Sumber Daya Manusia (Edisi revisi), Psikologi UGM. Yogyakarta: tidak
Jakarta: Grasindo diterbitkan
Peraturan Pemerintah No 53 tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negri Sipil

29
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai