Anda di halaman 1dari 15

EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

Economic Education Analysis Journal


https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj

Pengaruh Kinerja Pegawai, Komunikasi Interpersonal dan Lingkungan Kerja


Fisik Terhadap Kepuasan Masyarakat Melalui Kualitas Pelayanan

Lisa Handayani, Nanik Suryani


DOI: 10.15294/eeaj.v8i2.31504

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

Sejarah Artikel Abstrak


Diterima: 04 Februari 2019 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara langsung dan secara tidak lang-
Disetujui: 03 Maret 2019 sung kinerja pegawai, komunikasi interpersonal dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan
Dipublikasikan: 31 Juni 2019 masyarakat melalui kualitas pelayanan di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Responden
dalam penelitian ini adalah masyarkat penerima layanan di Kecamatan Kota Kabupaten
Keywords Kudus dengan sampel sebanyak 115 responden yang dihitung menggunakan rumus iterasi.
Employee Performance; Interper- Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Teknik
sonal Communication; Physical pengambilan data dengan Non-Probability Sampling menggunakan pendekatan Incidental Sam-
Work Environment; Service Qual- pling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
ity; Public Satisfaction persentase, analisis uji asumsi klasik, analisis uji hipotesis dan analisis jalur. Analisis hipotesis
dan analisis jalur (path analysis) menunjukkan bahwa ada pengaruh langsung antara kinerja
pegawai, komunikasi interpersonal dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan masyarakat
pada Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Hasil analisis hipotesis dan analisis jalur juga men-
unjukkan ada pengaruh secara tidak langsung antara kinerja pegawai, komunikasi interper-
sonal dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan masyarakat melalui kualitas pelayanan.
Abstract
This research conducted in order to analyze the effect of employee performance, interpersonal communica-
tion and physical work environtment to the public satisfaction directly or indirectly through the service
quality in District of Kota Kudus Regency. Respondent in this research is people who receive the service in
District of Kota Kudus Regency used sample as many 115 respondents which calculated using the itera-
tion formula. The methods of collecting data used are interview, questionnaire and documentation. The
data taken uses Non-Probability Sampling techniques with Incidental Sampling approach. The analysis
data methods are percentage descriptive, the classical assumption test, hypothesis testing analysis and
path analysis. Hypothesis test analysis and path analysis shows there is a direct influence of employee
performance, interpersonal communication and physical work environtment to the public satisfaction to
District Kota Kudus Regency. Hypothesis test analysis and path analysis also shown there is an indirect
influence of employee performance, interpersonal communication and physical work environtment to the
public satisfaction through service quality.

How to Cite
Handayani, Lisa, & Suryani, Nanik..(2019). Pengaruh Kinerja Pegawai, Komunikasi Inter-
personal dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Masyarakat Melalui Kualitas Pe-
layanan. Economic Education Analysis Journal, 8(2), 743-757.

© 2019 Universitas Negeri Semarang


Alamat Korespondensi: p-ISSN 2252-6544
Gedung L2 Lantai 1 FE Unnes e-ISSN 2502-356X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
Email: lisahandayani133@gmail.com
Lisa Hanayani & Nanik Suryani/ EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

pendahuluan Fitzsimmons dan Fitzsimmons dalam Har-


diansyah (2011), kepuasan masyarakat adalah
Reformasi birokrasi untuk mencapai persepsi masyarakat akan kenyataan yang se-
tata kelola pemerintahan yang baik menan- sungguhnya dibandingkan harapan-harapan
dai adanya peningkatan kualitas dalam pe- yang ada. Kepuasan masyarakat dapat diwu-
nyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. judkan apabila masyarakat memperoleh pela-
Dalam Perpres RI Nomor 81 Tahun 2010, yanan yang sesuai dengan harapan dan kebu-
reformasi birokrasi mencakup delapan area tuhan mereka.
perubahan utama pada instansi pemerintah Pelayanan publik banyak dilakukan
di pusat maupun daerah, meliputi: organisasi, oleh instansi pemerintah maupun non peme-
tata laksana, peraturan perundang-undangan, rintah. Salah satu instansi pemerintah yang
sumber daya manusia aparatur, pengawasan, memberikan jasa pelayanan yaitu Kecama-
akuntabilitas, pelayanan publik, pola pikir tan Kota Kabupaten Kudus. Kecamatan Kota
(mind set) dan budaya kerja (culture set) apara- Kabupaten Kudus memberikan berbagai jenis
tur. Pelayanan publik merupakan salah satu pelayanan yang dibutukan masyarakat, hal
area yang mengalami reformasi atau peruba- tersebut membuat masyarakat mengharapkan
han, dengan adanya reformasi birokrasi pada adanya pelayanan yang berkualitas dan me-
area pelayanan publik diharapkan mampu muaskan. Namun pada kenyataannya, pela-
memberikan perubahan positif terutama pada yanan di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus
pelayanan publik pemerintahan yang selama masih belum sepenuhnya memuaskan bagi
ini dikeluhkan oleh masyarakat dapat diru- masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari hasil
bah menjadi pelayanan prima sesuai harapan studi pendahuluan melalui metode wawanca-
masyarakat. Kepuasan masyarakat tersebut ra dengan 10 informan, ditemukan hasil bah-
dapat diukur melalui prosedur pelayanan, wa 9 (Sembilan) dari 10 (sepuluh) informan
persyaratan pelayanan, kejelasan petugas menyatakan kurang puas terhadap pelayanan
pelayanan, kedisiplinan petugas pelayanan, yang diberikan di Kecamatan Kota Kabupa-
tanggung jawab petugas pelayanan, kemam- ten Kudus. Ketidakpuasan masyarakat ter-
puan petugas pelayanan, kecepatan pelaya- sebut memiliki berbagai alasan, yaitu waktu
nan, keadilan pelayanan, kesopanan dan ke- tunggu pelayanan terlalu lama dan tidak se-
ramahan petugas, kewajaran biaya pelayanan, suai dengan waktu yang telah dijanjikan serta
kepastian biaya pelayanan, kepastian jadwal belum adanya kejelasan waktu berapa lama
pelayanan, kenyamanan lingkungan dan kea- proses pelayanan yang dibutuhkan masyara-
manan pelayanan. kat. Lamanya waktu tunggu tersebut beraki-
Instansi pemerintah senantiasa beru- bat pada menumpuknya antrean pengunjung,
saha untuk meningkatkan kualitas pelayanan selain itu masyarakat juga mengeluhkan tidak
yang diberikan agar sesuai dengan apa yang mendapatkan tempat duduk selam menung-
diharapkan oleh masyrakat, karena kepuasan gu proses pelayanan di kantor kecamatan.
masyarakat merupakan ukuran keberhasilan Kepuasan masyarakat pada Kecamatan Kota
instansi pemerintah dalam melayani masyara- Kabupaten Kudus juga dapat dilihat dari hasil
katnya. Hal ini sejalan dengan penelitian Ari- studi pendahuluan melalui penyebaran ang-
sandi (2014) yang menyatakan bahwa kualitas ket kepada 30 responden di Kecamatan Kota
pelayanan secara signifikan berpengaruh ter- Kabupaten Kudus. Berdasarkan hasil angket
hadap kepuasan anggota di KPRI “SEGAR- tersebut dapat ditemukan bahwa sebanyak
BO” baik secara simultan maupun parsial 43,3% menyatakan proses pelayanan tidak
sebesar 0,226”. Kepuasan masyarakat adalah dapat diselesaikan dalam waktu cepat, seba-
perasaan senang atau kecewa yang muncul nyak 40% menyatakan bahwa jadwal waktu
setelah membandingkan persepsi yang mere- pelayanan yang diinformasikan masih belum
ka terima dengan harapan mereka. Menurut jelas dan berubah-ubah. Terdapat 36,6% yang

744
Lisa Hanayani & Nanik Suryani/ EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

menyatakan bahwa Kantor Kecamatan Kota tas dari hasil, (3)Ketepatan waktu dari hasil,
belum dapat memberikan rasa nyaman kepa- (4)Kehadiran, dan (5) Kemampuan bekerja
da masyarakat yang menerima pelayanan. sama. Dengan kata lain, kinerja pegawai da-
Keberhasilan pelayanan tidak terlepas pat dilihat dari kuantitasnya yang diukur dari
dari kemampuan organisasi dan kinerja pega- persepsi pegawai terhadap jumlah aktivitas
wai dalam melayani sehingga dapat memenu- yang ditugaskan beserta hasilnya, kualitas
hi harapan masyarakat. Albrecht dan Zemke kerja diukur dari persepsi pegawai terhadap
dalam Dwiyanto (2006) menyatakan bahwa kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta ke-
kualitas pelayanan merupakan hasil interaksi sempurnaan tugas terhadap keterampilan dan
dari berbagai aspek, yaitu sistem pelayanan, kemampuan pegawai. Ketepatan waktu diu-
SDM pemberi pelayanan, strategi pelayanan kur dari persepsi karyawan terhadap suatu ak-
dan pelanggan (customers). Dari pernyataan tivitas yang diselesaikan di awal waktu sampai
tersebut maka dapat diketahui bahwa sua- menjadi output.
tu pelayanan yang baik dari suatu organisa- Berdasarkan hasil studi pendahuluan
si tidak dapat dipisahkan dari sumber daya ditemukan bahwa kinerja pegawai terkait ke-
manusia atau kinerja pegawainya. Tingkat hadiran pegawai di Kecamatan Kota Kabu-
kepuasan masyarakat penerima layanan di paten Kudus sudah baik. Penggunaan mesin
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus diduga presensi otomatis (finger print) mampu memi-
dipengaruhi oleh kinerja pegawai. Pegawai nimalisasikan keterlambatan pegawai. Selain
terutama petugas layanan merupakan seseo- kinerja pegawai, adanya komunikasi antar pri-
rang yang selalu berinteraksi dan berkomu- badi (interpersonal) yang terjalin dengan baik
nikasi secara langsung dengan masyarakat antara petugas layanan dengan penerima lay-
sebagai penerima layanan. Mangkunegara anan juga diduga dapat memengaruhi kepu-
(2016:67), “Kinerja adalah hasil kerja secara asan masyarakat di Kecamatan Kota. Definisi
kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang komunikasi menurut Effendy (1992), “Komu-
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai nikasi adalah proses penyampaian suatu pe-
dengan tanggung jawab yang diberikan kepa- san oleh seseorang kepada orang lain untuk
danya”. Kinerja seseorang sangat diperlukan memberi tahu atau untuk mengubah sikap,
sebab dari kinerja (performance) tersebut dapat pendapat, atau perilaku, baik langsung secara
diketahui seberapa baik kemampuan pegawai lisan, maupun tak langsung melalui media”.
dalam memberikan pelayanan yang dapat me- Deddy Mulyana dalam Murtiadi, dkk (2015)
muaskan masyarakat. menyatakan bahwa komunikasi interpersonal
Karakteristik pegawai yang memiliki adalah komunikasi antar orang-orang secara
kinerja tinggi menurut Mangkunegara (2016) tatap muka, yang memungkinkan setiap pe-
adalah pegawai memiliki tanggung jawab sertanya menangkap reaksi orang lain secara
pribadi yang tinggi, berani mengambil dan langsung. Maka dengan adanya komunikasi
menanggung resiko yang dihadapi, memiliki interpersonal akan memungkinkan petugas
tujuan yang realistis, memiliki rencana kerja layanan untuk memahami keinginan peneri-
yang menyeluruh dan berjuang untuk merea- ma layanan terkait pelayanan yang diberikan.
lisasi tujuannya, memanfaatkan umpan balik Salah satu tujuan komunikasi interpersonal
yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja adalah untuk menyampaikan informasi ke-
yang dilakukannya, dan mencari kesempa- pada orang lain agar orang tersebut menge-
tan untuk merealisasikan rencana yang telah tahuinya. Komunikasi interpersonal dapat
diprogramkan. Mathis dan Jackson (2006), menumbuhkan rasa simpati seseorang kepada
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dila- orang lain, untuk melakukkan kerja sama an-
kukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. tara seseorang dengan orang lain, untuk men-
Kinerja pegawai dapat diukur melalui 5 ele- capai tujuan tertentu atau untuk melakukan
men yaitu: (1) Kuantitas dari hasil, (2) Kuali- sesuatu yang bermanfaat bagi kedua pihak.

745
Lisa Hanayani & Nanik Suryani/ EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

Ada kecenderungan bahwa seseorang mela- lakukan oleh Martha (2015) yaitu “ada pen-
kukan sesuatu karena dimotivasi oleh orang garuh positif dan signifikan antara lingkun-
lain dan hal tersebut bisa diwujudkan melalui gan kerja terhadap pelayanan di Perusahaan
komunikasi. Listrik Negara di Pekalongan sebesar 2%”.
Murtiadi, dkk (2015) menjelaskan bah- Lingkungan kerja merupakan faktor penting
wa terdapat tiga factor yang dapat menum- dalam pendayagunaan sumber daya manusia
buhkan hubungan interpersonal dalam komu- dan memungkinkan pegawai untuk dapat be-
nikasi interpersonal yaitu: (1) Sikap Percaya, kerja optimal. Hendaknya diusahakan agar
(2) Sikap Suportif dan (3) Sikap Terbuka. lingkungan kerja harus baik dan kondusif ka-
Manfaat menaruh rasa percaya pada orang rena lingkungan kerja yang baik dan kondusif
lain adalah meningkatkan komunikasi inter- menjadikan pegawai merasa senang serta ber-
personal karena membuka saluran komunika- semangat untuk melaksanakan tugas-tugas-
si, memperjelas pengiriman dan penerimaan nya. Kondisi lingkungan kerja yang kondusif
informasi, serta memperluas peluang komuni- akan membuat pegawai merasa nyaman dan
kan untuk mencapai maksudnya. Sikap supor- betah di tempat kerjanya, sehingga pegawai
tif adalah sikap yang mengurangi sikap defen- akan mampu bekerja dengan maksimal dan
sif dalam komunikasi. Sikap suportif artinya berdampak pada meningkatnya kualitas pela-
komunikasi interpersonal yang efektif dapat yanan yang diberikan sehingga dapat memu-
memotivasi orang lain dengan menunjukkan askan masyarakat.
sikap tidak mengevaluasi dan provisional. Menurut Gie (2009), “Lingkungan ker-
Faktor lain yang dapat menumbuhkan ko- ja fisik adalah suatu keadaan yang berbentuk
munikasi interpersonal adalah sikap terbuka, fisik yang terdapat di sekitar tempat pekerjaan
komunikasi yang efektif harus terbuka kepa- yang dapat memengaruhi karyawan baik se-
da orang yang diajak berinteraksi, keduanya cara langsung maupun tidak langsung”. Ling-
harus mempunyai kemauan saling membuka kungan kerja bagi suatu organisasi sangatlah
diri untuk menyampaikan informasi tentang penting, oleh karena itu diperlukan adanya
sesuatu yang normalnya sebagai rahasia. pengaturan maupun penataan unsur-unsur
Komunikasi interpersonal pegawai Ke- lingkungan kerja dalam penyelenggaraan or-
camatan Kota sudah baik, hal ini terbukti dari ganisasi. Gie (2009) menyatakan bahwa, “em-
hasil studi pendahuluan yang menyatakan pat hal penting yang memengaruhi efisiensi
bahwa pegawai kecamatan diharuskan untuk dalam pekerjaan perkantoran yaitu: cahaya,
melayani pengunjung dengan sepenuh hati warna, udara dan suara”. Pencahayaan dalam
dan menerapkan senyum, salam dan sapa ser- ruang kerja karyawan memegang peran yang
ta selalu bertanya kepada pengunjung dengan penting untuk meningkatkan semangat kerja
ramah dan sopan sehingga tidak menying- karyawan. Pemilihan pencahayaan bagi kan-
gung pengunjung Kecamatan Kota. Melalui tor harus tepat agar tidak terjadi gangguan da-
komunikasi interpersonal, masyarakat dapat lam proses kerja pegawai. Warna juga memi-
menilai kualitas pelayanan yang diberikan liki peranan yang penting dalam suatu kantor
pegawai kecamatan. hal ini dapat dilihat dari dan dapat memberikan pengaruh dalam me-
bagaimana sikap pegawai selama memberikan ningkatkan efisiensi kerja para pegawai, kare-
pelayanan, bagaimana petugas menjawab per- na pemilihan warna dapat berpengaruh pada
tanyaan, cara memperlakukan pengunjung, psikologi seseorang. Faktor udara memegang
menunjukkan hubungan baik dan menunjuk- peranan penting, selain pergantian udara yang
kan kepedulian terhadap pengunjung. segar dan bersih yang harus diperhatikan ka-
Kegiatan pelayanan memiliki banyak rena berpengaruh terhadap tingkat kesehatan
faktor yang dapat memengaruhi kepuasan pegawai, suhu udara juga perlu diperhatikan
masyarakat, salah satunya adalah lingkungan agar dapat memberikan kenyaman pada ma-
kerja fisik. Sejalan dengan penelitian yang di- syarakat yang berkunjung untuk menerima

746
Lisa Hanayani & Nanik Suryani/ EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

layanan. Faktor lingkungan yang harus diper- dengan sampel sebanyak 115 responden yang
timbangkan untuk mengelola tingkat produk- ditentukan berdasarkan perhitungan meng-
tivitas pegawai adalah tingkat kebisingan, ka- gunakan rumus iterasi. Teknik pengambilan
rena dapat memengaruhi kinerja pegawai dan sampel dalam penelitian ini menggunakan in-
dapat mengurangi efisiensi kerja para pegawai cidental sampling. Variabel yang diteliti dalam
dalam melayani masyarakat. Lingkungan ker- penelitian ini adalah kinerja pegawai (X1),
ja fisik yang memenuhi syarat, akan berman- komunikasi interpersonal (X2), lingkungan
faat bagi instansi pemerintah untuk menye- kerja fisik (X3), kualitas pelayanan (Y1) dan
lesaikan pekerjaannya tepat waktu, sehingga kepuasan masyarakat (Y2). Metode pengum-
dapat meningkatkan kualitas pelayanannya. pulan data dalam penelitian ini adalah wa-
Faktor lain yang memengaruhi kepu- wancara, kuesioner, observasi dan dokumen-
asan masyarakat adalah kualitas pelayanan. tasi. Wawancara ini digunakan untuk mencari
Menurut Lewis dan Booms dalam Tjiptono informasi tentang kesan pengunjung terhadap
(2011), “Kualitas pelayanan dapat diartikan pelayanan yang ada di Kecamatan Kota Ka-
sebagai ukuran seberapa bagus tingkat lay- bupaten Kudus. Kuesioner ini digunakan un-
anan yang diberikan mampu sesuai dengan tuk mengetahui data tentang kinerja pegawai,
ekspektasi pelanggan”. Kualitas pelayanan komunikasi interpersonal, lingkungan kerja fi-
merupakan keunggulan suatu pelayanan yang sik terhadap kepuasan masyarakat melalui ku-
diharapkan mampu memenuhi harapan dan alitas pelayanan Kecamatan Kota Kabupaten
memberikan kepuasan bagi penerima laya- Kudus. Teknik dokumentasi digunakan untuk
nan. Harapan para penerima layanan ini di- mengetahui data tentang pegawai Kecamatan
dasarkan pada informasi yang disampaikan Kota Kabupaten Kudus. Metode analisis data
dari mulut ke mulut. Selama harapan pene- yang ddigunakan adalah analisis deskriptif
rima layanan terpenuhi maka akan terjamin persentase, analisis uji asumsi klasik yang ter-
kualitasnya. Penelitian ini dilaksanakan untuk diri dari uji normalitas, uji multikolinearitas
mengetahui apakah ada pengaruh langsung dan uji heteroskedastisitas, analisis determi-
dan tidak langsung kinerja pegawai, komuni- nasi parsial, analisis uji hipotesis yang terdiri
kasi interpersonal dan lingkungan kerja fisik dari uji parsial (uji t) dan analisis jalur.
terhadap kepuasan masyarakat pada Kecama-
tan Kota kabupaten Kudus melalui kualitas hasil dan pembahasan
pelayanan sebagai variabel intervening.
Statistik deskriptif adalah statistik yang
Metode digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambar-
Penelitian ini menggunakan jenis dan kan data yang telah terkumpul sebagaimana
desain penelitian kuantitatif kausalitas. Pene- adanya tanpa bermaksud membuat kesimpu-
litian kuantitatif dapat diartikan sebagai meto- lan yang berlaku untuk umum atau generalisa-
de penelitian yang berlandaskan pada filsafat si (Sugiyono, 2015). Analisis deskriptif ini di-
positivismen, digunakan untuk meneliti pada gunakan untuk mendekripsikan karakteristik
populasi atau sampel tertentu, teknik pengam- masing-masing variabel. Analisis deskriptif
bilan sampel pada umumnya dilakukan seca- Persentase bertujuan untuk mengetahui profil
ra random, pengumpulan data menggunakan mengenai kinerja pegawai, komunikasi inter-
instrumen penelitian, analisis data bersifat personal, lingkungan kerja fisik, kualitas pela-
kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk yanan dan kepuasan masyarakat pada Keca-
mengkaji hipotesis yang telah ditetapkan (Su- matan Kota Kabupaten Kudus. Pada variabel
giyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini kinerja pegawai, penilaian dilakukan dengan
adalah seluruh masyarakat penerima layanan lima indikator yaitu: kuantitas dari hasil, ku-
di Kantor Kecamatan Kota Kabupaten Kudus alitas dari hasil, ketepatan waktu, kehadiran

747
Lisa Hanayani & Nanik Suryani/ EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

dan kemampuan bekerja sama. Hasil analisis ma dan model regresi kedua diperoleh hasil
deskriptif persentase pada variabel kinerja perhitungan nilai Tolerance yang menggam-
pegawai adalah sebesar 76% dalam kategori barkan bahwa tidak ada variabel independen
baik, dengan perolehan nilai terendah pada yang memiliki nilai tolerance lebih kecil dari
indikator kehadiran yaitu sebesar 73% dalam 0,10 dan tidak ada variabel yang memiliki ni-
kategori cukup. Penilaian pada variabel komu- lai VIF lebih besar dari 10, yang berarti tidak
nikasi interpersonal dilakukan dengan tiga in- ada multikolinearitas antar variabel indepen-
dikator yaitu sikap percaya, sikap suporitf dan den dalam model regresi ini. Hasil uji hete-
sikap terbuka. Hasil analisis deskriptif persen- roskedastisitas melalui Uji Glejser pada mo-
tase pada variabel komunikasi interpersonal del regresi pertama dan model regresi kedua
adalah sebesar 78,1% dalam kategori baik, ditemukan bahwa semua variabel independen
dengan perolehan nilai terendah pada indi- tidak mengalami heteroskedastisitas karena
kator sikap terbuka yaitu sebesar 76% dalam variabel ini memmiliki tingkat signifikansi di
kategori cukup. Penilaian pada variabel ling- atas 0,05. Pengujian hipotesis menunjukkan
kungan kerja fisik dilakukan dengan empat bahwa ada pengaruh secara langsung dan se-
indikator yaitu cahaya, warna, udara dan sua- cara tidak langsung kinerja pegawai, komuni-
ra. Hasil analisis deskriptif persentase pada kasi interpersonal dan lingkungan kerja fisik
variabel lingkungan kerja fisik adalah sebesar terhadap kepuasan masyarakat melalui kuali-
77,1% dalam kategori baik, dengan perolehan tas pelayanan. Hal ini ditunjukkan dari hasil
nilai terendah pada indikator udara sebesar signifikansi yang kurang dari 0,05.
74,7% dalam kategori cukup. Uji parsial dilakukan untuk melihat se-
Hasil uji asumsi klasik melalui uji nor- berapa jauh pengaruh variabel penjelas dapat
malitas pada Asymp. Sig. (2-tailed) diperoleh menerangkan variasi variabel terikat secara
signifikansi untuk variabel dependen kualitas individu. Ui t dilakukan dengan memban-
pelayanan (model regresi 1) sebesar 0,200 atau dingkan nilai probabilitas signifikansi (Prob.
probabilitas > 0,05 maka H0 diterima yang Sig) dengan tingkatan kepercayaan tertentu
artinya data penelitian berdistribusi normal, yang dipilih (alpha: α). Dalam penelitian ini α
dan untuk variabel dependen kepuasan ma- yang digunakan adalah sebesar 0,05. Hasil uji
syarakat (model regresi 2) sebesar 0,200 atau parsial (uji t) untuk variabel kinerja pegawai
probabilitas > 0,05 maka H0 diterima yang adalah signifikan. Hal tersebut dapat dilihat
artinya data penelitian berdistribusi normal. dari probabilitas signifikansi untuk kinerja pe-
Hasil uji multikolinearitas menggunakan IBM gawai sebesar 0,009 < 0,05 yang berarti H1 di-
SPSS Statistic 23 pada model regresi perta- terima. Hasil uji parsial (uji t) untuk variabel

Tabel 1. Hasil Uji Parsial Model Regresi Pertama

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients


t Sig.
B Std. Error Beta

(Constant) 8.635 4.601 1.877 .063

Kinerja .220 .083 .234 2.643 .009


1
Komunikasi .568 .147 .300 3.868 .000

Lingkungan .576 .136 .349 4.226 .000


a. Dependent Variable: Kualitas
Sumber: Data diolah, 2018

748
Lisa Hanayani & Nanik Suryani/ EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

Tabel 2. Hasil Uji Parsial Model Regresi Kedua

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients


t Sig.
B Std. Error Beta

(Constant) 12.082 8.682 1.392 .167

Kinerja .569 .160 .297 3.566 .001

1 Komunikasi .715 .291 .186 2.459 .016

Lingkungan .852 .273 .254 3.122 .002

Kualitas .432 .176 .213 2.453 .016


a. Dependent Variable: Kepuasan
Sumber: Data diolah, 2018

komunikasi interpersonal adalah signifikan. terhadap kualitas pelayanan sebesar 0,568.


Hal tersebut dapat dilihat dari probabilitas Pengaruh langsung lingkungan kerja fisik
signifikansi untuk komunikasi interpersonal terhadap kualitas pelayanan sebesar 0,576.
sebesar 0,000 < 0,05yang berarti H2 diterima. Besarnya pengaruh langsung kinerja pegawai
Hasil uji parsial (uji t) untuk variabel lingkun- terhadap kepuasan masyarakat sebesar 0,569.
gan kerja fisik adalah signifikan. Hal tersebut Besarnya pengaruh tidak langsung kinerja pe-
dapat dilihat dari probabilitas signifikansi un- gawai terhadap kepuasan masyarakat melalui
tuk lingkungan kerja fisik sebesar 0,000 < 0,05 kualitas sebesar 0,664. Terlihat bahwa penga-
yang berarti H3 diterima. ruh langsung lebih kecil daripada pengaruh
Hasil uji parsial (uji t) untuk variabel ki- tidak langsung, hal ini menunjukkan lebih
nerja pegawai adalah signifikan. Hal tersebut efektif menggunakan pengaruh tidak lang-
dapat dilihat dari probabilitas signifikansi un- sung yaitu melalui kualitas pelayanan. Besar-
tuk kinerja pegawai sebesar 0,001 < 0,05 yang nya pengaruh langsung komunikasi interper-
berarti H4 diterima. Hasil uji parsial (uji t) sonal terhadap kepuasan masyarakat sebesar
untuk variabel komunikasi interpersonal ada- 0,715. Besarnya pengaruh tidak langsung
lah signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari komunikasi interpersonal terhadap kepuasan
probabilitas signifikansi untuk komunikasi in- masyarakat melalui kualitas pelayanan sebe-
terpersonal sebesar 0,016 < 0,05 yang berar- sar 0,96. Terlihat bahwa pengaruh langsung
ti H5 diterima. Hasil uji parsial (uji t) untuk lebih kecil daripada pengaruh tidak langsung,
variabel lingkungan kerja fisik adalah signifi- hal ini menunjukkan lebih efektif menggu-
kan. Hal tersebut dapat dilihat dari probabi- nakan pengaruh tidak langsung yaitu melalui
litas signifikansi untuk lingkungan kerja fisik kualitas pelayanan. Besarnya pengaruh lang-
sebesar 0,002 < 0,05 yang berarti H6 diterima. sung lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan
Hasil uji parsial (uji t) untuk variabel kualitas masyarakat sebesar 0,852. Besarnya pengaruh
pelayanan adalah signifikan. Hal tersebut da- tidak langsung lingkungan kerja fisik terhadap
pat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk kepuasan masyarakat melalui kualitas pelay-
kualitas pelayanan sebesar 0,016 < 0,05 yang anan sebesar 1,1. Terlihat bahwa pengaruh
berarti H7 diterima. langsung lebih kecil daripada pengaruh tidak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa langsung, hal ini menunjukkan lebih efektif
besarnya pengaruh langsung kinerja pegawai menggunakan pengaruh tidak langsung yaitu
terhadap kualitas pelayanan sebesar 0,220. melalui kualitas pelayanan. Besarnya penga-
Pengaruh langsung komunikasi interpersonal ruh langsung kualitas pelayanan terhadap ke-
749
Lisa Hanayani & Nanik Suryani/ EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

puasan masyarakat sebesar 0,432. sebesar 5,2% terhadap kepuasan masyarakat


Pada variabel kinerja pegawai dipe- di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Varia-
roleh hasil total pengaruh tidak langsung le- bel lingkungan kerja fisik berpengaruh sebesar
bih besar dari pengaruh langsung, maka H8 8,1% yang berarti bahwa secara parsial ling-
diterima yang berarti ada pengaruh tidak kungan kerja fisik berpengaruh sebesar 8,1%
langsung kinerja pegawai terhadap kepuasan terhadap kepuasan masyarakat di Kecamatan
masyarakat melalui kualitas pelayanan. Pada Kota Kabupaten Kudus. Variabel kualitas pe-
variabel komunikasi interpersonal diperoleh layanan berpengaruh sebesar 5,2% yang be-
hasil total pengaruh tidak langsung lebih be- rarti bahwa secara parsial kualitas pelayanan
sar dari pengaruh langsung, maka H9 diteri- berpengaruh sebesar 5,2% terhadap kepuasan
ma yang berarti ada pengaruh tidak langsung masyarakat di Kecamatan Kota Kabupaten
komunikasi interpersonal terhadap kepuasan Kudus.
masyarakat melalui kualitas pelayanan. Pada Hasil analisis jalur menunjukkan bah-
variabel lingkungan kerja fisik diperoleh hasil wa menunjukkan bahwa kinerja pegawai ber-
total pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh secara signifikan terhadap kualitas
pengaruh langsung, maka H10 diterima yang pelayanan dengan nilai sig. 0,009<0,05. Ko-
berarti ada pengaruh tidak langsung lingkun- munikasi interpersonal berpengaruh secara
gan kerja fisik terhadap kepuasan masyarakat signifikan terhadap kualitas pelayanan dengan
melalui kualitas pelayanan. nilai sig. 0,000<0,05. Lingkungan kerja fisik
Besarnya pengaruh dapat diketahui dari berpengaruh secara signifikan terhadap kua-
nilai koefisien determinasi secara parsial (r2). litas pelayanan dengan nilai sig. 0,000<0,05.
Berdasarkan hasil analisis koefisien determi- Sedangkan untuk persamaan regresi yang per-
nasi parsial pada model regresi pertama di- tama adalah Y1 = 8,635 + 0,220 X1 + 0,568
peroleh hasil untuk variabel kinerja pegawai X2 + 0,576 X3 + 0,849. Artinya semakin baik
pengaruhnya adalah sebesar 5,9%. Jadi dapat kinerja pegawai, komunikasi interpersonal
disimpulkan bahwa secara parsial kinerja pe- dan lingkungan kerja fisik akan meningkat-
gawai berpengaruh sebesar 5,9% terhadap ku- kan kualitas pelayanan yang dirasakan ma-
alitas pelayanan di Kecamatan Kota Kabupa- syarakat. Hasil analisis jalur menunjukkan
ten Kudus. Variabel komunikasi interpersonal bahwa menunjukkan bahwa kinerja pegawai
berpengaruh sebesar 11,9%. Berarti bahwa berpengaruh secara signifikan terhadap kepu-
secara parsial komunikasi interpersonal ber- asan masyarakat dengan nilai sig. 0,001<0,05.
pengaruh sebesar 11,9% terhadap kualitas Komunikasi interpersonal berpengaruh seca-
pelayanan di Kecamatan Kota Kabupaten Ku- ra signifikan terhadap kepuasan masyarakat
dus. Variabel lingkungan kerja fisik berpenga- dengan nilai sig. 0,016<0,05. Lingkungan
ruh sebesar 13,8%, yang berarti bahwa seca- kerja fisik berpengaruh secara signifikan ter-
ra parsial lingkungan kerja fisik berpengaruh hadap kepuasan masyarakat dengan nilai sig.
sebesar 13,8% terhadap kualitas pelayanan di 0,002<0,05. Kualitas pelayanan berpengaruh
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. signifikan terhadap kepuasan masyarakat den-
Berdasarkan hasil uji koefisien determi- gan nilai sig. 0,016<0,05. Sedangkan untuk
nasi parsial (r2) pada model regresi kedua dipe- persamaan regresi yang pertama adalah Y2 =
roleh hasil untuk variabel kinerja pegawai ber- 12,082 + 0,569 X1 + 0,715 X2 + 0,852 X3 +
pengaruh sebesar 10,36%, yang berarti bahwa 0,432 Y1 + 0,794. Artinya semakin baik ki-
secara parsial kinerja pegawai berpengaruh nerja pegawai, komunikasi interpersonal dan
sebesar 10,36% terhadap kepuasan masyara- lingkungan kerja fisik akan meningkatkan
kat di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. kepuasan masyarakat melalui kualitas pelay-
Variabel komunikasi interpersonal berpenga- anan.
ruh sebesar 5,2% yang berarti bahwa secara Pembahasan pengaruh kinerja pega-
parsial komunikasi interpersonal berpengaruh wai terhadap kualitas pelayanan, berdasar-

750
Lisa Hanayani & Nanik Suryani/ EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

kan analisis data yang telah dilakukan, maka satu indikator penilaian kinerja pegawai itu
dapat diketahui bahwa ada pengaruh positif menjadi hal yang harus diperhatikan apabila
dan signifikan kinerja pegawai terhadap kua- ingin meningkatkan kualitas pelayanan yang
litas pelayanan sebesar 0,220. Berarti apabila ada di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.
variabel independen lainnya tetap dan kinerja Pembahasan pengaruh komunikasi in-
pegawai mengalami kenaikan 1%, maka ku- terpersonal terhadap kualitas pelayanan, yaitu
alitas pelayanan akan mengalami kenaikan hasil penelitian menunjukkan bahwa komu-
sebesar 0,220. Hal ini dibuktikan dalam hasil nikasi interpersonal berpengaruh positif dan
uji parsial (uji t) menunjukkan nilai signifi- signifikan terhadap kualitas pelayanan sebesar
kansi 0,009 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar 0,568 yang artinya apabila variabel indepen-
2,643 yang berarti H1 yaitu “Ada pengaruh den lainnya tetap dan komunikasi interperso-
langsung kinerja pegawai terhadap kualitas nal mengalami kenaikan 1 %, maka kualitas
pelayanan” diterima. Diterimanya H5 menun- pelayanan akan mengalami kenaikan sebesar
jukkan bahwa semakin baik kinerja pegawai 0,568. Hasil dari uji parsial (uji t) menunjuk-
yang dimiliki, maka kualitas pelayanan akan kan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai t
semakin meningkat. Sebaliknya, jika kinerja hitung sebesar 3,868 artinya bahwa H2 yang
pegawai yang dimiliki kurang, maka kualitas berbunyi “Ada pengaruh langsung komunika-
pelayanan juga akan semakin menurun. si interpersonal terhadap kualitas pelayanan”
Hasil tersebut sejalan dengan peneliti- diterima. Penerimaan H2 menunjukkan bah-
an yang dilakukan oleh Adrianto dkk (2014) wa semakin baik komunikasi interpersonal
menjelaskan bahwa kinerja pegawai berpen- yang terjalin, maka dapat mendorong mening-
garuh secara signifikan terhadap kualitas pe- katnya kualitas pelayanan. Sebaliknya apa-
layanan. Apabila indikator-indikator tersebut bila komunikasi interpersonal buruk, maka
ditingkatkan maka kualitas pelayanan akan kualitas pelayanan akan menurun pula. Hal
mengalami peningkatan pula. Kinerja pega- ini sejalan dengan penelitian ikhsani (2017)
wai adalah hasil kerja yang telah dilakukan menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif
oleh seorang pegawai sesuai tanggung jawab secara parsial antara komunikasi non formal
yang dimiliki oleh pegawai tersebut. Pegawai pegawai Tata Usaha terhadap pelayanan sis-
bertanggung jawab memberikan pelayanan wa SMK Palebon Semarang 12,5%.
kepada masyarakat itulah yang menjadi pe- Komunikasi interpersonal adalah ko-
nentu suatu organisasi dalam mencapai kua- munikasi antar pribadi dalam hal ini yaitu an-
litas pelayanan publik yang baik. Berdasarkan tara pengunjung dengan pegawai kecamatan
hasil analisis deskriptif persentase menun- yang terjalin secara tatap muka agar tercapai
jukkan bahwa kinerja pegawai secara umum satu kesamaan makna. Masyarakat sebagai
dalam kategori baik. Persentase skor terendah penerima layanan merasa nyaman berkunjung
adalah indikator kehadiran dengan persenta- ke kecamatan apabila diperlakukan dengan
se skor sebesar 73%. Pada kenyataannya ke- baik oleh pegawai, hal ini berkaitan dengan
hadiran pegawai sangat penting dalam proses bagaimana cara komunikasi pegawai kecama-
pelayanan, karena jika salah satu pegawai ter- tan saat merespon permintaan pengunjung,
lambat datang atau bahkan tidak hadir tanpa karena secara tidak langsung hal tersebut
keterangan maka akan menyebabkan proses akan mempengaruhi penilaian masyarakat
pelayanan menjadi terhambat. Apabila ada terhadap kualitas pelayanan di kecamatan.
pengunjung yang ingin bertemu dengan salah Berdasarkan analisis deskriptif persentase, se-
seorang pegawai untuk mengurus suatu hal, cara umum komunikasi interpersonal dalam
namun pegawai tidak berada di tempat tanpa kategori baik dengan perolehan persentase
keterangan yang jelas. Hal tersebut dapat me- skor rata-rata sebesar 78,17%. Skor persentase
nyebabkan pengunjung kecewa. Karena itu- yang paling rendah yaitu pada indikator ter-
lah kehadiran pegawai yang merupakan salah buka sebesar 76%. Masyarakat menginginkan

751
Lisa Hanayani & Nanik Suryani/ EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

keterbukaan pegawai kecamatan apabila ada sung terhadap kualitas yang akan diberikan
kendala yang dapat menghambat proses pela- kepada pengunjung. Analisis deskriptif per-
yanan, jangan biarkan pengunjung menunggu sentase menunjukkan bahwa lingkungan kerja
tanpa adanya kepastian. Pegawai harus mem- fisik di kecamatan dalam kategori baik yaitu
beritahukan dengan segera apabila terjadi pe- sebesar 77,14%. Perolehan skor persentase te-
nundaan proses pelayanan, sehingga pengun- rendah terletak pada indikator udara yakni se-
jung mendapatkan kejelasan mengenai jadwal besar74,7%. Pengunjung sering merasa tidak
pelayanan. Karena komunikasi interpersonal nyaman berada di ruang pelayanan karena
yang berusaha dijalin dengan baik oleh pe- suhu ruangan yang terlalu panas. Hal ini ka-
gawai merupakan salah satu bentuk totalitas rena air conditioner tidak difungsikan dengan
pegawai dalam memberikan layanan untuk baik. Seringkali AC tersebut dimatikan karena
memberikan kenyamanan kepada pengunjung walaupun AC dinyalakan tetap tidak mampu
sampai kebutuhan pengunjung terpenuhi. mendinginkan ruangan sebab jendela dan
Pembahasan pengaruh lingkungan ker- pintu ruang tunggu kecamatan terbuka lebar.
ja fisik terhadap kualitas pelayanan, berdasar- Dengan keadaan tersebut pengunjung bukan
kan analisis data yang telah dilakukan, maka merasa kepanasan namun juga menyebabkan
dapat diketahui bahwa ada pengaruh positif suasana ruang tunggu terlalu bising, hal ini
dan signifikan antara lingkungan kerja fisik karena kantor Kecamatan Kota Kabupaten
terhadap kualitas pelayanan sebesar 0,576. Be- Kudus terletak tepat di persimpangan jalan
rarti bahwa jika variabel independen lainnya besar yang selalu bising oleh suara kendaraa-
tetap dan lingkungan kerja fisik mengalami an bermotor.
kenaikan 1% maka kualitas pelayanan akan Pembahasan pengaruh kinerja pegawai
mengalami kenaikan sebesar 0,576. Selain itu terhadap kepuasan masyarakat, berdasarkan
dari hasil uji pasial (uji t) menunjukkan nilai analisis regresi data yang telah dilakukan,
signifikansi 0,000 < 0,05 dan t hitung sebesar maka dapat diketahui bahwa ada pengaruh
0,4226 artinya bahwa H3 yang berbunyi “Ada positif dan signifikan kinerja pegawai terha-
pengaruh langsung lingkungan kerja fisik ter- dap kepuasan masyarakat adalah 0,569. Hal
hadap kualitas pelayanan” diterima. Diteri- ini berarti apabila variabel independen lain-
manya H3 mengidentifikasi bahwa semakin nya tetap dan kinerja pegawai mengalami ken-
baik lingkungan kerja fisik yang diciptakan ke- aikan 1%, maka kepuasan masyarakat akan
camatan, maka dapat mendorong meningkat- mengalami kenaikan sebesar 0,569. Selain itu
nya kualitas pelayanan di kecamatan. Sebalik- hasil uji parsial (uji t) menunjukkan nilai signi-
nya apabila lingkungan kerja fisik kecamatan fikansi 0,001 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar
kurang baik maka akan menyebabkan kualitas 3,566 yang berarti H4 diterima yang berbunyi
pelayanan di kecamatan menurun. Hasil pen- “Ada pengaruh langsung antara kinerja pega-
elitian ini selaras dengan penelitian sebelum- wai terhadap kepuasan masyarakat”. Artinya
nya yang dilakukan oleh Martha (2015) yaitu bahwa semakin baik kinerja pegawai, maka
ada pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan masyarakat akan semakin mening-
lingkungan kerja terhadap pelayanan di Peru- kat. Sebaliknya, apabila kinerja pegawai tidak
sahaan Listrik Negara di Pekalongan sebesar maksimal, maka kepuasan masyarakat juga
2%. akan semakin berkurang. Hasil tersebut sesuai
Lingkungan kerja yang baik dan kondu- dengan penelitian Sondegau, dkk. (2013) yang
sif membuat pegawai merasa nyaman berada menyatakan bahwa “Terdapat hubungan yang
di ruangan serta membuat mereka berseman- positif antara kinerja Pegawai Negeri Sipil ter-
gat untuk melaksanakan tugas dan tanggung hadap kepuasan masyarakat yang berarti bah-
jawabnya sehingga pegawai merasa puas dan wa jika variabel X berubah maka variabel Y
kinerja pegawai juga akan meningkat. Pening- juga ikut berubah”.
katan kinerja pegawai itu berdampak lang- Kepuasan adalah tingkat perasaan se-

752
Lisa Hanayani & Nanik Suryani/ EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

seorang setelah membandingkan kinerja yang personal mengalami kenaikan 1%, maka ke-
dirasakan dengan harapannya. Kinerja pega- puasan masyarakat akan mengalami kenaikan
wai di kecamatan pada dasarnya merupakan sebesar 0,715. Selain itu hasil uji parsial (uji
apa saja yang sudah dilakukan pegawai da- t) menunjukkan nilai signifikansi 0,016 < 0,05
lam kegiatannya sehari-hari di kantor dengan dan nilai t hitung sebesar 2,459 yang berarti
menghasilkan output yang berkualitas untuk H5 diterima yang berbunyi “Ada pengaruh
memuaskan masyarakat. Kecamatan Kota langsung antara komunikasi interpersonal
Kabupaten Kudus memiliki 25 staf yang ber- terhadap kepuasan masyarakat”. penerimaan
tugas melayani masyarakat, selama jam kerja H2 mengidentifikasi bahwa semakin baik ko-
para pegawai diharuskan untuk mempriori- munikasi interpersonal yang terjalin antar
taskan tugasnya untuk melayani pengunjung pegawai maupun antara pegawai dengan pen-
dengan disiplin yang tinggi. gunjung, maka dapat mendorong kepuasan
Berdasarkan analisis deskriptif per- masyarakat semakin meningkat. Sebaliknya,
sentase, kinerja pegawai memperoleh skor jika komunikasi interpersonal terjalin buruk,
rata-rata 76% dengan kategori baik. Hal ini maka kepuasan masyarakat yang ditimbulkan
berarti pegawai dapat bekerja dengan baik da- akan semakin menurun. Hal tersebut sesuai
lam melayani pengunjung. Kinerja pegawai dengan penelitian Weningtyas dan Suseno
kecamatan dinilai baik apabila mampu me- (2012) menyatakan bahwa “Ada pengaruh po-
nyelesaikan permintaan pengunjung dengan sitif dan signifikan komunikasi interpersonal
cepat tanpa ada kesalahan. Oleh karena itu, terhadap kepuasan masyarakat sebesar 5,7%”.
pegawai dituntut agar bisa bekerja sama den- Komunikasi interpersonal atau bisa di-
gan rekan kerja sehingga mampu memberikan sebut komunikasi antar pribadi adalah untuk
pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat membentuk hubungan dengan orang lain.
yang menerima layanan di kecamatan. Pada Pada saat terjadinya proses pelayanan yang
kenyataannya, masyarakat yang datang ke ke- dilakukan pegawai kecamatan terhadap pen-
camatan memiliki keperluan yang bermacam- gunjung, pada saat itu juga terjadi interaksi
macam, misalnya untuk mengurus EKTP, melalui kontak komunikasi antara pegawai
mengurus KK, membuat surat pindah datang kecamatan dengan pengunjung. Pegawai ke-
atau keluar, mengurus legalisasi surat-surat camatan harus bisa membangun komunikasi
penting. Hanya saja paling banyak adalah pen- dengan pengunjung secara baik karena komu-
gunjung yang berkepentingan membuat KTP, nikasi yang terjalin sangat dibutuhkan untuk
namun proses pelayanan pembuatan EKTP menciptakan kepuasan masyarakat yang me-
ini terkesan lama dan seringkali menyebabkan nerima layanan di kecamatan. Komunikasi
antrean menumpuk. Hal ini karena Kecama- interpersonal berlangsung secara tatap muka
tan Kota hanya memiliki satu pegawai yang (face to face), sehingga sikap, perkataan mau-
bertugas melayani perekaman EKTP, kendala pun ekspresi wajah harus diperhatikan dengan
seperti ini bisa diatasi dengan cara melakukan baik saat melayani pengunjung. Hal tersebut
koordinasi sesama petugas layanan agar ma- karena komunikasi yang baik tersebut men-
salah tersebut tidak menghambat proses pela- jadi salah satu factor yang menentukan puas
yanan yang lainnya. atau tidaknya pengunjung terhadap pelayanan
Pembahasan pengaruh komunikasi in- yang diberikan.
terpersonal terhadap kepuasan masyarakat, Berdasarkan analisis deskriptif per-
berdasarkan analisis data yang telha dilaku- sentase, diketahui bahwa secara umum di-
kan, maka dapat diketahui bahwa ada penga- kategorikan baik yaitu sebesar 78,17%. Skor
ruh positif dan signifikan antara komunikasi persentase yang paling rendah yaitu pada in-
interpersonal terhadap kepuasan masyarakat dikator terbuka sebesar 76%. Hal yang sering
sebesar 0,715. Berarti apabila variabel inde- dikeluhkan pengunjung di kecamatan adalah
penden lainnya tetap dan komunikasi inter- sering terjadinnya penundaan proses pelaya-

753
Lisa Hanayani & Nanik Suryani/ EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

nan EKTP, pelayanan EKTP yang tertunda Lingkungan kerja fisik di kecamatan
tersebut memang sering terjadi dan seringkali merupakan semua yang terdapat di sekitar
disebabkan karena beberapa alasan, misalnya kecamatan yang dapat memberikan dampak
blangko EKTP habis atau sistem perekaman yang besar bagi pengunjung. Hasil analisis
sedang bermasalah. Pengunjung seringka- deskriptif persentase mengenai lingkungan
li tidak tahu menahu apa alasan penundaan kerja menunjukkan bahwa lingkungan kerja
proses pelayanan yang sesungguhnya, sehing- secara umum baik dengan nilai sebesar 77,1%,
ga menyebabkan pengunjung pulang dengan dan memiliki skor terendah pada indikator
tangan kosong dan merasa bahwa kecamatan udara dengan nilai sebesar 74,7%. Kenyama-
tidak mampu melayani dengan baik, padahal nan lingkungan kerja fisik perlu diperhatikan
yang sebenarnya kesalah bukan sepenuhnya dengan baik karena dengan terbentuknya ling-
milik pihak kecamatan. Namun persepsi pen- kungan yang nyaman di kantor kecamatan
gunjung sudah terbentuk bahwa pelayanan di terutama di ruang pelayanan dan sekitarnya,
kecamatan tidak dapat memuaskan keinginan maka akan membuat pengunjung betah me-
pengunjung. Hal seperti ini bisa dihindari apa- nunggu apabila waktu pelayanan berlangsung
bila komunikasi antara pegawai dengan pen- lama. Selain faktor perpaduan warna, pene-
gunjung dapat terjalin dengan baik. Pegawai rangan dan ketenangan lingkungan kantor ke-
seharusnya dengan terbuka menyampaikan camatan, sirkulasi udara di ruang pelayanan
kendala-kendala yang terjadi yang menyebab- terutama sangat perlu diperhatikan. Ruang
kan pelayanan menjadi tertunda, informasi pelayanan yang panas tanpa adanya pendin-
tersebut dapat disampaikan dengan sopan tan- gin ruangan seperti kipas angin atau air con-
pa mengurangi rasa hormat kepada pengun- ditioner dapat membuat pengunjung kurang
jung sehingga tidak terjadi kesalahpahaman nyaman berada di ruangan tersebut, padahal
yang dapat menurunkan kepuasan pengun- pengunjung perlu berada di ruangan tersebut
jung terhadap pelayanan di kecamatan. untuk menunggu dilayani.
Pembahasan pengaruh lingkungan ker- Pembahasan pengaruh kualitas pelaya-
ja fisik terhadap kepuasan masyarakat, ber- nan terhadap kepuasan masyarakat, berdasar-
dasarkan analisis data yang telah dilakukan, kan analisis data yang telah dilakukan, maka
maka dapat diketahui bahwa ada pengaruh dapat diketahui bahwa ada pengaruh positif
positif dan signifikan antara lingkungan ker- dan signifikan kualitas pelayanan terhadap
ja fisik terhadap kepuasan masyarakat sebesar kepuasan masyarakat sebesar 0,432. Berarti
0,852. Hal ini berarti bahwa apabila variabel apabila variabel independen lainnya tetap dan
independen lainnya tetap dan lingkungan ker- kualitas pelayanan mengalami kenaikan 1%,
ja fisik mengalami kenaikan 1%, maka kepu- maka kepuasan masyarakat akan mengalami
asan masyarakat akan mengalami kenaikan kenaikan sebesar 0,432. Selain itu hasil uji
sebesar 0,852. Selain itu hasil perhitungan uji parsial (uji t) menunjukkan nilai signifikansi
parsial (uji t) menunjukkan nilai signifikansi 0,016 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar 2,453
0,002 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar 3,122 yang berarti H7 yaitu “Ada pengaruh langsung
yang artinya H6 yaitu “Ada pengaruh lang- kualitas pelayanan terhadap kepuasan masy-
sung antara lingkungan kerja fisik terhadap arakat” diterima. Diterimanya H4 ini berarti
kepuasan masyarakat” diterima. Penerimaan bahwa semakin baik kualitas pelayanan yang
hipotesis ini menunjukkan bahwa semakin ada maka kepuasan masyarakat akan semakin
baik lingkungan kerja fisik kantor kecamatan, meningkat. Sebaliknya, jika pelayanan yang
maka dapat mendorong kepuasan masyara- diberikan kurang berkualitas, maka kepuasan
kat terhadap kecamatan semakin meningkat. masyarakat juga akan semakin berkurang.
Sebaliknya apabila lingkungan kerja fisik ku- Kualitas pelayanan merupakan salah
rang, maka kepuasan masyarakat juga akan satu variabel yang menentukan kepuasan ma-
semakin menurun. syarakat, karena dengan adanya kualitas pe-

754
Lisa Hanayani & Nanik Suryani/ EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

layanan diharapkan mampu memenuhi hara- (path analysis) diperoleh total pengaruh tidak
pan dan memberikan kepuasan bagi penerima langsung lebih besar dari pengaruh langsung
layanan. Analisis deskriptif dalam penelitian maka H8 yang menyatakan bahwa ada penga-
ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan ruh tidak langsung kinerja pegawai terhadap
di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus secara kepuasan masyarakat melalui kualitas pelay-
umum baik dengan perolehan nilai persentase anan diterima.
sebesar 78,34%. Sedangkan indikator empha- Pembahsan pengaruh komunikasi in-
ty merupakan indikator dengan skor persenta- terpersonal terhadap kepuasan masyarakat
se terendah sebesar 76% dan termasuk dalam melalui kualitas pelayanan, berdasarkan ana-
kategori cukup. Hal ini terlihat dari kurangnya lisis data yang telah dilakukan menunjukkan
kepedulian pegawai terhadap keinginan pen- bahwa terdapat pengaruh positif dan signifi-
gunjung, karena pengunjung mengharapkan kan antara komunikasi interpersonal terhadap
kesigapan pegawai untuk membantu pengun- kepuasan masyarakat melalui kualitas pelay-
jung yang kesulitan. Kepedulian tersebut bisa anan di Kantor Kecamatan Kota Kabupaten
diwujudkan melalui sikap tanggap pegawai Kudus. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
saat melihat pengunjung mengalami kesuli- pengaruh langsung komunikasi interpersonal
tan, pegawai akan turun tangan membantu terhadap kepuasan masyarakat sebesar 0,715,
pengunjung menangani kesulitan yang diala- sedangkan pengaruh tidak langsung komuni-
mi pengunjung. Pegawai hendaknya mengerti kasi interpersonal pada kepuasan masyarakat
bagaimana memperlakukan pengunjung yang dengan kualitas pelayanan sebagai variabel in-
memiliki karakter berbeda, tentunya penan- tervening sebesar 0,245. Pengaruh ini terbukti
ganan pada setiap pengunjung juga berbeda dari kesopanan dan keramahan yang selalu
disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta ditunjukkan pegawai kecamatan sebagai upa-
karakter pengunjung yang tengah dilayani se- ya peningkatan kepuasan melalui pelayanan
hingga pengunjung akan merasa puas terha- yang berkualitas. Total pengaruh tidak lang-
dap pelayanan yang diberikan. sung komunikasi interpersonal pada kepuasan
Pembahasan pengaruh kinerja pegawai masyarakat melalui kualitas pelayanan seba-
terhadap kepuasan masyarakat melallui kuali- gai variabel intervening sebesar 0,96. Dari ha-
tas pelayanan, berdasarkan analisis data yang sil analisis jalur (path analysis) diperoleh total
telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung lebih besar dari pen-
pengaruh positif dan signifikan antara kinerja garuh langsung maka H9 yang menyatakan
pegawai terhadap kepuasan masyarakat mela- bahwa ada pengaruh tidak langsung komuni-
lui kualitas pelayanan di Kantor Kecamatan kasi interpersonal terhadap kepuasan masya-
Kota Kabupaten Kudus. Hal ini ditunjukkan rakat melalui kualitas pelayanan diterima.
dengan adanya pengaruh langsung kinerja pe- Pembahasan pengaruh lingkungan ker-
gawai terhadap kepuasan masyarakat sebesar ja fisik terhadap kepuasan masyarakat melalui
0,569, sedangkan pengaruh tidak langsung kualitas pelayanan, berdasarkan analisis data
kinerja pegawai pada kepuasan masyarakat yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ter-
dengan kualitas pelayanan sebagai variabel in- dapat pengaruh positif dan signifikan antara
tervening sebesar 0,101. Pengaruh ini terbukti lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan ma-
dari kualitas hasil kinerja pegawai, pekerjaan syarakat melalui kualitas pelayanan di Kantor
diselesaikan dengan baik tanpa ada kesalahan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Hal ini
sebagai upaya peningkatan kepuasan melalui ditunjukkan dengan adanya pengaruh lang-
pelayanan yang berkualitas. sung lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan
Total pengaruh tidak langsung kinerja masyarakat sebesar 0,852, sedangkan penga-
pegawai pada kepuasan masyarakat melalui ruh tidak langsung lingkungan kerja fisik pada
kualitas pelayanan sebagai variabel interve- kepuasan masyarakat dengan kualitas pela-
ning sebesar 0,664. Dari hasil analisis jalur yanan sebagai variabel intervening sebesar

755
Lisa Hanayani & Nanik Suryani/ EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

0,249. Pengaruh ini terbukti dari kenyamanan puasan masyarakat akan semakin meningkat
lingkungan kantor kecamatan dengan perpa- dan sebaliknya apabila kinerja pegawai sema-
duan warna dinding yang tidak membuat si- kin rendah maka kepuasan masyarakat akan
lau serta tersedianya penerangan sesuai kebu- semakin menurun. (5) Komunikasi interper-
tuhan pengunjung sebagai upaya peningkatan sonal berpengaruh secara langsung terhadap
kepuasan melalui pelayanan yang berkualitas. kepuasan masyarakat. Hal ini berarti semakin
Total pengaruh tidak langsung komunikasi in- baik komunikasi interpersonal, maka kepu-
terpersonal pada kepuasan masyarakat mela- asan masyarakat akan semakin meningkat
lui kualitas pelayanan sebagai variabel interve- dan sebaliknya apabila komunikasi interper-
ning sebesar 1,1. Dari hasil analisis jalur (path sonal semakin rendah maka kepuasan masya-
analysis) diperoleh total pengaruh tidak lang- rakat akan semakin menurun. (6) Lingkungan
sung lebih besar dari pengaruh langsung maka kerja fisik berpengaruh secara langsung ter-
H10 yang menyatakan bahwa ada pengaruh hadap kepuasan masyarakat. hal ini berarti,
tidak langsung lingkungan kerja fisik terhadap semakin baik lingkungan kerja fisik, maka ke-
kepuasan masyarakat melalui kualitas pelaya- puasan masyarakat akan semakin meningkat
nan diterima. dan sebaliknya apabila lingkungan kerja fisik
semakin rendah maka kepuasan masyarakat
simpulan akan semakin menurun. (7) Kualitas pelaya-
nan berpengaruh secara langsung terhadap
Berdasarkan hasil penelitian dengan kepuasan masyarakat. hal ini berarti sema-
judul pengaruh kinerja pegawai, komunikasi kin baik kualitas pelayanan, maka kepuasan
interpersonal dan lingkungan kerja fisik ter- masyarakat akan semakin meningkat dan se-
hadap kepuasan masyarakat pada Kecamatan baliknya apabila kualitas pelayanan semakin
Kota Kabupaten Kudus melalui kualitas pela- rendah maka kepuasan masyarakat juga akan
yanan sebagai variabel intervening diperoleh semakin menurun. (8) Ada pengaruh tidak
simpulan: (1) kinerja pegawai berpengaruh langsung antara kinerja pegawai terhadap
secara langsung terhadap kualitas pelayanan. kepuasan masyarakat melalui kualitas pela-
Hal ini berarti semakin baik kinerja pegawai, yanan. Sehingga hal tersebut menunjukkan
maka kualitas pelayanan akan semakin me- bahwa kualitas pelayanan mampu memediasi
ningkat dan sebaliknya semakin rendah ki- pengaruh kinerja pegawai terhadap kepuasan
nerja pegawai maka kualitas pelayanan akan masyarakat. (9) Ada pengaruh tidak langsung
semakin menurun pula. (2) Komunikasi in- antara komunikasi interpersonal terhadap
terpersonal berpengaruh secara langsung ter- kepuasan masyarakat melalui kualitas pela-
hadap kualitas pelayanan. Hal ini berarti se- yanan. Sehingga hal tersebut menunjukkan
makin baik komunikasi interpersonal, maka bahwa kualitas pelayanan mampu memediasi
kualitas pelayanan akan semakin meningkat pengaruh komunikasi interpersonal terhadap
dan sebaliknya semakin menurun komunika- kepuasan masyarakat (10) ada pengaruh tidak
si interpersonal maka kualitas pelayanan juga langsung antara lingkungan kerja fisik terha-
semakin rendah. (3) Lingkungan kerja fisik dap kepuasan masyarakat melalui kualitas pe-
berpengaruh secara langsung terhadap kua- layanan. Sehingga hal tersebut menunjukkan
litas pelayanan. Hal ini berarti semakin baik bahwa kualitas pelayanan mampu memediasi
lingkungan kerja fisik, maka kualitas pelay- pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap ke-
anan akan semakin meningkat dan sebalik- puasan masyarakat.
nya semakin menurun lingkungan kerja fisik
maka kualitas pelayanan akan semakin ren- UCAPAN TERIMA KASIH
dah. (4)Kinerja pegawai berpengaruh secara
langsung terhadap kepuasan masyarakat. Hal Peneliti mengucapkan terima kasih ke-
ini berarti semakin kinerja pegawai, maka ke- pada: (1) Dr. Ade Rustiana, M.Si selaku Ke-

756
Lisa Hanayani & Nanik Suryani/ EEAJ 8 (2) (2019) 743-757

tuga Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah garuh Komunikasi Non Formal, Disiplin
memberikan kemudahan dalam pengurusan Kerja, Kompetensi Pegawai dan Empati
administrasi, (2) Dra. Nanik Suryani, M.Pd Pegawai Tata Usaha terhadap Pelayanan
selaku Dosen Pembimbing yang telah mem- Siswa SMK Palebon Semarang. Economic
bimbing dengan penuh kesabaran dan tang- Education Analysis Journal. 6 (1). Semarang:
gung jawab selama membimbing penyusunan Universitas Negeri Semarang.
skripsi, (3) Wisudani Rahmaningtyas, S.Pd., Mangkunegara, A. Prabu. (2016). Manajemen Sum-
M.Pd. selaku Dosen Pembimbing penulisan ber Daya Manusia. Bandung: PT Remaja
manuskrip artikel yang telah memberikaan Rosdakarya.
masukan dan bimbingan dalam menulis ma- Martha, Sari Dian. (2015). Pengaruh Kompetensi
nuskrip artikel penelitian, (4) Masru Arifin Pegawai, Kepribadian Pegawai dan Ling-
selaku pegawai Kecamatan Kota Kabupaten kungan Kerja terhadap Pelayanan di Peru-
Kudus yang telah membantu memberikan sahaan Listrik Negara (PLN) Pekalongan.
data yang dibutuhkan selama penelitian, (5) Economic Education Analysis Journal. 4 (2).
Keluarga dan teman-teman yang selalu mem- Semarang: Universitas Negeri Semarang.
berikan doa dan dukungan. Mathis, Robert L. dan Jackson. (2006). Manaje-
men Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba
daftar pustaka Empat.
Murtiadi, dkk. (2015). Pskologi Komunikasi. Yogya-
Adrianto, Muhammad Affan, dkk. (2014). Penga- karta: Psikosain.
ruh Kinerja Pegawai dan Sistem Pelayanan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81
terhadap Tingkat Kualitas Pelayanan Trans- Tahun 2010 tentang Grand Design Refor-
portasi Udara (Studi pada Maskapai Ga- masi Birokrasi 2010-2025. (2010). Presiden
ruda Indonesia di Bandara Abdul Rachman Republik Indonesia.
Saleh Malang). Jurnal Administrasi Publik. 3 Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin (2006).
(12). Malang: Universitas Brawijaya. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung:
Arisandi, Desi. (2014). Pengaruh Kualitas Pelay- CV Pustaka Setia.
anan, Kemampuan Manajerial Pengurus Sondegau, Yohanes, dkk. (2013). Pengaruh Kin-
dan Motivasi Anggota terhadap Kepuasan erja Pegawai Negeri Sipil terhdap Kepuasan
Anggota Koperasi Pegawai Republik In- Masyarakat di Kantor Distrik Sugapa Ka-
donesia (KPRI) “SEGARBO” Kecamatan bupaten Intan Jaya Propinsi Papua. Jurnal
Bodeh Kabupaten Pemalang. Economic Edu- Manajemen dan Bisnis. 1 (1). Semarang: Uni-
cation Analysis Journal. 2 (3). Semarang: Uni- versitas Negeri Semarang.
versitas Negeri Semarang. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi
Dwiyanto, Agus. (2006). Mewujudkan Good Gover- (Mixed Methods). Bandung: Penerbit Erlang-
nance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: ga.
Gadjah Mada University Press. Tjiptono, Fandy. (2011). Service Management: Mewu-
Effendy, Onong Uchjana. (2006). Dinamika Komu- judkan Layanan Prima. Yogyakarta: ANDI.
nikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Weningtyas, Enggarayu dan Miftahun Ni’mah
Gie, The Liang. (2009). Administrasi Perkantoran Suseno. (2012). Pengaruh Komunikasi In-
Modern. Yogyakarta: Liberty. terpersonal dan Kualitas Pelayanan terha-
Hardiansyah. (2011). Kualitas Pelayanan Publik dap Kepuasan Konsumen. Jurnal Psikologi-
(Konsep, Dimensi, Indikator dan Implementa- ka. 17 (1). Yogyakarta: Universitas Islam
sinya). Yogyakarta: Gaya Media. Indonesia Yogyakarta.
Ikhsani, Ary Fidayatul dan Muhsin. (2017). Pen-

757

Anda mungkin juga menyukai