Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No.

1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-4963

KARAKTERISTIK PENAMBAHAN ZAT ADITIF SEBAGAI SOIL TREATMENT


PADA SISTEM PENTANAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA BATANG

Revis Sukarny Juniarty Kadja1 , Sri Kurniati A.2, Agusthinus S. Sampeallo3


1,2,3
Fakultas Sains dan Teknik, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Nusa Cendana
Jln.Adisucipto - Penfui, Telp. 0380-881597, Fax. 0380-881557
Email : revis.kadja07@gmail.com
Email : sri_kurniati@staf.undana.ac.id
Email : agusthinus.sampeallo@staf.undana.ac.id

Info Artikel ABSTRACT


Histori Artikel: Referring to PUIL 2011 regarding the standard value of earthing resistance for
Diterima buildings ≤ 5Ω, various attempts have been made to reduce the value of grounding re-
Direvisi sistance and soil resistivity by adding the number of electrodes, increasing the depth of the
Disetujui electrodes buried or providing chemical treatment to the soil (soil treatment). This soil
treatment is in the form of adding charcoal, salt and bentonite which are mixed into the
soil in the implanted electrode hole. The depth of the implanted electrodes was 0.2 m, 0.4
m and 0.6 m using 2 pieces of copper rod electrodes with a length of 1 meter and a diame-
ter of 0.015 m. The measurement method used is the three-point method using the Digital
Earth Resistance Tester 4105 A measuring instrument with the type of soil tested is rocky
soil. The test results show that the grounding resistance value before adding salt to a
depth of 0.6 m is 821.33 Ω, after adding charcoal is 221.1 Ω and before adding salt is
821.33 Ω, after adding salt is 198.8 Ω. Whereas before adding bentonite it was 821.33 Ω,
after adding bentonite it was 72.0 Ω.

Keywords: Earth Resistance, Soil Treatment, Wood Charcoal, Salt (NaCl) and Bentonite

ABSTRAK
Mengacu pada PUIL 2011 mengenai nilai standar resistansi pembumian untuk
bangunan ≤ 5𝛺, berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nilai tahanan pentanahan
dan tahanan jenis tanah dengan menambahkan jumlah elektroda, menambah kedalaman
elektroda ditanam atau memberikan perlakuan kimia terhadap tanah (soil treatment) .
Soil treatment ini berupa penambahan arang, garam dan bentonit yang dicampurkan ke
tanah pada lubang elektroda ditanam. Kedalaman elektroda ditanam adalah 0,2m, 0,4m
dan 0,6 m dengan menggunakan 2 buah elektroda batang tembaga dengan panjang 1 me-
ter dan berdiameter 0,015m. Metode pengukuran yang digunakan adalah metode tiga titik
menggunakan alat ukur Digital Earth Resistance Tester 4105 A dengan jenis tanah yang
diuji adalah jenis tanah berbatu. Hasil pengujian menunjukan bahwa, nilai tahanan pen-
tanahan sebelum penambahan garam dengan kedalaman 0,6 m adalah 821,33 Ω, sesudah
penambahan arang adalah 221,1 Ω dan sebelum penambahan garam adalah 821,33 Ω,
setelah penambahan garam adalah 198,8 Ω. Sedangkan sebelum penambahan bentonit
sebesar 821,33 Ω, sesudah penambahan bentonit sebesar 72,0 Ω.

Kata Kunci : Tahanan Pentanahan, Soil Tretment, Arang kayu , Garam (NaCl) dan
Bentonit

Penulis Korespondensi:
Revis Sukarny Juniarty Kadja
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknik,
Universitas Nusa Cendana,
Jl. Adisucipto Penfui - Kupang.
Email: revis.kadja07@gmail.com

1
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963

resistansi pentanahan, maka digunakan metode


1. pendahuluan soil treatment pada tanah dengan menambahkan
zat aditif. Soil treatment merupakan salah satu
1.1 Latar Belakang
upaya dalam merubah komposisi kimia dalam
Sistem pentanahan adalah metode yang
tanah untuk memperkecil nilai resistansi pen-
digunakan untuk pengamanan gedung beserta
tanahan.
peralatan listrik dengan cara mengalirkan arus
1.2 Tahanan Jenis Tanah
lebih ke tanah. Sistem pentanahan juga meru-
pakan jalur pelepasan arus gangguan kedalam
Tahanan jenis tanah ini tidak bergantung
tanah, sehingga berperan penting dalam sistem pada jenis tanah saja, melainkan dipengaruhi
proteksi. Dalam sistem pentanahan, semakin oleh moistur, kadungan material, dan suhu (
kecil nilai resistansi pentanahan maka kemam- namun tidak berpengaruh apabila diatas titik
puan mengalirkan arus ke tanah semakin besar beku air). Oleh karena itu tahanan jenis
sehingga arus gangguan tidak merusak tanah bisa berbeda-beda, dari satu tempat ke
peralatan, yang berarti semakin baik sistem pen- tempat lainnya tergantung dari sifat-sifat
tanahan tersebut. Pentanahan dalam kondisi yang dimilikinya.
normal tidak dialiri oleh arus listrik, hal ini ber-
tujuan untuk membatasi antara bagian peralatan Tabel 1. Tahanan Jenis Tanah
yang tidak di aliri arus listrik dan bagian
Jenis Tanah Tahanan Jenis
peralatan dengan tanah sampai dengan keadaan
yang aman untuk semua kondisi operasi baik (ohm-cm)
kedaan normal ataupun keadaan gangguan. Un- Tanah rawa 30
tuk dapat memperkecil nilai tahanan pentanahan Tanah liat dan 100
dapat dilakukan dengan penambatan zat aditif tanah lading
pada tanah. Zat aditif tersebut berupa garam, air, Pasir basah 200
bentonit serbuk besi dan lain-lain. Pengkon-
Kerikil basah 500
disian tanah dengan bahan kimia disekitar el-
ektroda atau di dalam elektroda perlu untuk di- Pasir dan kerikil 1.000
pertimbangkan. kering
Berdasarkan PUIL 2011, syarat pengujian Tanah berbatu 3.000
tahanan pentanahan adalah resistansi pembumi-
an perlengkapan dan isntalasi listrik yang dia- 1.3 Elektroda Pentanahan
mankan lebih baik sebesar atau <5 ohm. Berikut adalah jenis elektroda pembumian
Gangguan pada sistem pentanahan memiliki yang biasa digunakan pada system pentanahan
banyak dampak yang mengurangi kestabilan 1. Elektroda Batang
sistem tenaga listrik. Kegagalan kerja sistem Elektroda batang adalah elektroda dari pipa
pentanahan dapat memberikan efek yang berba- besi baja profil atau batangan logam yang
haya, karena menyebabkan adanya kenaikkan dipancangkan ke dalam tanah secara dalam.
potensial tanah ke permukaan dan back-
flashover yang akan merusak integritas sistem
tenaga dan keselamatan manusia. Nilai resistansi
pentanahan dipengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya resistansi dari elektroda, jenis tanah,
jenis elektroda pembumian, suhu, kelembapan,
kandungan kimia dalam tanah dan kandungan Gambar 1. Elektroda Batang
elektrolit. Pada jenis tanah berkerikil, per-
mukaan elektroda mengenai batudan kerikil Dengan rumus perhitungan elektroda batang
akan mempengaruhi besar resistansi pembu- adalah sebagai berikut :
mian. Apabila dipasangkan elektroda pentana- - Untuk elektroda batang tunggal
han pada jenis tanah berbatu, akan 𝜌 4𝐿
R=2𝜋𝐿 [𝑙𝑛 ( 𝑎 ) − 1]
mempengaruhi konduktivitas dari elektroda
sehingga nilai resistansi yang dihasilkan pun
cukup besar, apabila dipaksakan akan sangat - Untuk dua buah batang elektroda
𝜌 4𝐿 4𝐿 𝑆 𝑠2 𝑠4
membahayakan keamanan manusia dan 𝑅= 𝑋 (𝑙𝑛 + 𝑙𝑛 −2+ − + )
4𝜋𝐿 𝑎 𝑆 2𝐿 16𝐿2 512𝐿4
peralatan listrik. Untuk dapat menurunkan nilai

1
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963

pengaruh, tetapi dibawah 20% resistivitas


2. Elektroda Pita tanah meningkat drastis dengan penurunan
Elektroda pita adalah elektroda yang ber- kandungan uap lembab. Berkaitan dengan kan-
bentuk hantaran berupa pita atau berpen- dungan uap lembab, tes bidang menunjukkan
ampang bulat atau hamparan pilin yang pa- bahwa dengan lapisan permukaan tanah 10 kali
da umumnya ditanam secara dangkal. akan lebih baik ditahan oleh batas dasar.
2. Pengaruh Tahanan Jenis Tanah
Tahanan tanah bervariasi di berbagai tem-
pat dan cenderung berubah menurut cuaca. Ta-
hanan tanah ditentukan juga oleh kandungan
elektrolit yang ada di dalamnya, kandungan
air, mineral-mineral dan garam-garam. Tanah
yang kering biasanya mempunyai tahanan
yang tinggi, namun demikian tanah yang basah
Gambar 2. Elektroda Pita juga dapat mempunyai tahanan tanah yang
tinggi apabila tidak mengandung garam-garam
Dengan rumus perhitungan elektroda pita yang dapat larut.
adalah sebagai berikut : 3. Pengaruh Temperatur
Temperature akan berpengaruh langsung
𝜌 2𝐿𝑤 1,4𝐿𝑤 terhadap resistivitas tanah dengan demikian
𝑅𝑡 = [𝑙𝑛 ( )+ − 5,6]
𝜋𝐿𝑤 √𝑑𝑤 . 𝑍𝑤 √𝐴𝑤 akan berpengaruh juga terhadap performa te-
gangan permukaan tanah. Pada musim dingin
3. Elektroda Pelat struktur fisik tanah menjadi sangat keras, dan
Elektroda pelat yaitu elektroda dari bahan tanah membeku pada kedalaman tertentu. Air
pelat logam (utuh ataupun berlubang) atau didalam tanah membeku pada saat suhu
dari kawat kasa. Elektroda ini digunakan bi- dibawah 0oc dan hal ini menyebabkan pening-
la diinginkan tahanan pentanahan yang katan yang besar dalam keofisien temperature
kecil dan sulit diperoleh dengan resistivitas tanah. Koefisien ini negative, dan
menggunakan elektroda-elektroda jenis pada saat temperature menurun, resistivitas
lain. naik dan resistansi hubungan tanah tinggi.
Pengaruh temperature terhadap resistivitas
tanah dijelaskan dalam table dibawah ini :
Tabel 2. Efek Temepatur Terhadap
Resistivitas Tanah
Temperature (0c) Resistivitas (𝝮)
-5 70.000
0 30.000
0 10.000
Gambar 3. Elektroda Pita
10 8000
Dengan rumus perhitungan elektroda pita 20 7000
adalah sebagai berikut : 30 6000
𝜌 8𝑤𝑝 40 5000
𝑅𝑡 = [𝑙𝑛 ( ) − 1]
2𝜋𝐿𝑝 0,5𝑤𝑝 + 𝑇𝑝 50 4000
1.4 Faktor Penyebab Tegangan Permukaan 4. Pengaruh Iklim
Tanah Untuk mengurangi variasi tahanan jenis
1. Pengaruh Uap Lembab Dalam Tanah tanah akibat pergantian musim, pembumian
Kandungan uap lembab dalam tanah meru- dapat dilakukan dengan menanam elektroda
pakan factor penentu nilai tegangan tanah. pembumian sampai mencapai kedalaman di-
Variasi dari perubahan uap lembab akan mem- mana terdapat air tanah yang konstan. Proses
buat perbedaan yang menonjol dalam efektifi- pengaliran arus listrik dibawah tanah sebagian
tas hubungan elektroda pentanahan dengan besar akibat dari proses elektrolisa, oleh karena
tanah. Hal ini jelas terlihat pada kandungan itu air di dalam tanah akan mempengaruhi
uap lembab bawah tanah 20%. Nilai diatas konduktivitas atau daya hantar listrik dalam
20% resistivitas tanah tidak banyak ter-

2
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963

tanah tersebut. Dengan demikian tahanan jenis tanahan. Selain itu juga ada beberapa jenis
tanah akan dipengaruhi pula oleh besar kecil- garam yang secara alami terkandung dalam
nya konsentrasi air tanah atau kelembaban tanah bersifat konduktif dan menurunkan tahan-
tanah, maka konduktivitas tanah akan semakin an jenis tanahnya. Penambahan zat aditif harus
besar sehingga tahanan tanah semakin kecil. diperhitungkan secara cermat karena ada jenis
5. Perubahan Resistivitas Tanah zat aditif yang apabila digunakan secara berlebi-
Resistivitas tanah sangat bergantung pada han dapat bersifat korosif
material pendukung tanah, temperature dan 1. Bentonit
kelembaban. Daerah dengan struktur tanah Bentonit sering digunakan sebagai usaha
berpasir, baerbatu dan cenderung berstruktur memperbaiki tahanan pentanahan karena mem-
tanah padas mempunyai resistivitas yang ting- iliki sifat tahanan jenis yang sangat rendah dan
gi. Kondisi tanah yang demikian diakibatkan stabil, bentonit dapat mengembang menjadi
kerusakan yang terjadi dipermukaan tanah, beberapa kali lipat bila dicelupkan kedalam air
berkurangnya tumbuh-tumbuhan yang dapat dan dapat menahan air pada strukturnya, mem-
mengikat air mengakibatkan kondisi tanah tan- iliki harga yang ekonomis,bentonite tidak me-
dus dan berkurang kelembababnnya. nyebabkan korosi pada elektroda, dan bentonit
6. Korosi tidak mudah hancur karena bentonit merupa-
Komponen sistem pentanhan dipasang diat- kan bagian dari tanah liat itu sendiri.
as dan dibawah permukaan tanah, keduanya
menghadapi karakteristik lingkungan yang ber-
lainan. Bagian yang berada diatas permukaan
tanah, asap dan partikel debu dari proses indus-
tri serta partikel terlarut yang terkandung da-
lam air hujan akan mengakibatkan korosi pada
konduktor. Bagian dibawah tanah, kondisi
tanah basah yang mengandung materi alamiah,
bahan-bahan kimia yang terkontaminasi dida-
lamnya juga dapat mengakibatkan korosi. Gambar 5. Bentonit
7. Pengaruh Kadar Garam 2. Gypsum
Untuk memperkecil tahanan jenis tanah dari Gypsum merupakan batu berwarna putih
pengaruh musim terhadap perubahan jenis yang terbentuk karena pengendapan air laut.
tanah dilakukan dengan cara memberikan so- Gypsum memiliki mineral terbanyak dalam ba-
dium, calcium clorida dan sodium carbonat. tuan sedimen dan memiliki tekstur lunak jika
Hubungan kadar garam dan tahanan jenis tanah gypsum tersebut murni tanpa campuran. Gyp-
ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini : sum (kalsium sulfat) digunakan sebagai bahan
uruk, baik dalam fase sendiri atau dicampur
dengan bentonit atau dengan tanah alami be-
rasal dari daerah tersebut. Gypsum mempunyai
kelarutan yang rendah sehingga tidak mudah
dihilangkan, tahanan jenis tanahnya rendah
berkisar 5-10 ohm-m pada kondisi jenuh.
3. Arang
Arang memiliki kandungan karbon aktif
yang besar yang dapat meningkatkan daya
Gambar 4. Hubungan Antar Kadar Garam dan serap air karena bersifat hogroskopis sehingga
Tahanan Jenis Tanah dapat meningkatkan konduktivitas atau daya
1.5 Usaha Menurunkan Tegangan Per- hantar listrik. Namun demikian bahan ini
mukaan Tanah mengandung karbon oksida, titanium, potassi-
Metode umum yang digunakan untuk um, sodium, magnesium atau kalsium bercam-
menurunkan tegangan permukaan tanah adalah pur dengan silica dan karbon. Pada kondisi
dengan menurunkan tahanan jensi tanah, karena basah beberapa zat tersebut , tidak dapat
tegangan berbanding terbalik dengan tahanan. dielakkan bereaksi dengan tembaga dan baja
Ada beberapa zat aditif yang digunakan untuk yang menyebabkan korosi.
menurunkan tahanan jenis tanah dan terbukti
secara langsung dapat menurunkan tahanan pen-

3
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963

2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode ek-
sperimental dengan metode 3 titik dengan
menambahkan zat aditif sebagai soil treatment
untuk masing-masing titik pengukuran pada
masing-masing zat aditif.
Gambar 6. Arang
4. Garam
Larutan garam yang merupakan suatu el-
ektrolit yang dapat menghantarkan arus
kedalam tanah sehingga dapat meningkatkan
konduktivitas atau daya hantar listrik dalam
sebuah tanah. Selain itu garam memiliki sifat
yang dapat mengikat tanah sehingga dapat Zat aditif + Air Elektroda
Bantu
mengubah komposisi tanah menjadi lebih pa-
dat meningkatkan konduktivitas listrik dari
suatu tanah. Gambar 8. Metode Penelitian 3 titik
1.6 Perawatan Sebelum dilakukan soil treatment, tanah terlebih
Perawatan dilakukan untuk memeprtahan- dahulu diukur nilai awal tahanan tanahanya
kan kondisi optimal kerja sistem pentanahan. dengan menggunakan alat ukur digial Earth
Perawatan ini dilakukan setiap 1 tahun atau 6 Tester Kyoritsu Model 4105 A dengan kedala-
bulan untuk memantau kondisi fisik saliran man titik ukur masing-masing adalah 0.2m,
transmisi dan sistem pentanahannya. Kerusakan 0.4m, dan 0,6m. Penggunaan zat aditif pada sis-
yang terjadi pada sistem biasanya diakibatkan tem pentanahan bertujuan untuk menurunkan
oleh sambungan yang kendur atau korosi yang nilai tahanan pentanahan, dengan menggunakan
terjadi diantara elektroda. Perbaikan dilakukan zat aditif berupa arang, garam dan dengan
dengan mengencangkan kembali baut-baut sam- jumlah masing-masing adalah 25kg, dengan 1kg
bungan dan juga membersihkan elektroda dari sampai 3kg yang telah dicampurkan dengan air
korosi. Tahanan jenis tanah yang rendah menun- untuk diberikan pada tanah dengan masing-
jukkan kandungan larutan air dan garam yang masing titik pengukuran.
banyak sehingga dapat mengakibatkan korosi.
Tanah dengan daya hantar tinggi maka akan
lebih besar peluang terjadinya korosi.
1.7 Alat Ukur Earth Tester
Earth tester adalah alat yang digunakan un-
tuk mengukur nilai resistansi dari grounding.
Pentingnya mengetahui besaran tahanan tanah
sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem
pengaman instalasi listrik. Untuk mengetahui
besar tahanan tanah pada suatu area digunakan
dengan alat ukur penampil analog. Hasil pen-
gukuran secara analog sering terjadi kesalahan
dalam pembacaan hasil pengukuran, oleh karena
itu dirancang suatu alat ukur tahanan tanah digi-
tal untuk mempermudah dalam pembacaan hasil
pengukuran.

Gamba 9. Diagram Alir Penelitian

Gambar 7 . Earth Tester

4
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4. Pengukuran Tahanan Pentanahan


Setelah Penambahan Arang
Setelah melalui tahap-tahap penelitian seperti
yang diuraikan sebelumnya, maka pada sub bab Kedalaman Arang Hasil Pengukuran (𝝮) Rata-
ini dapat diuraikan sebagai berikut, Elektroda & Air 30 60 90 rata
3.1 Pengukuran Tahanan Pentanahan Sebe- (m) menit menit menit (𝝮)
lum Soil Treatment 1 kg 527,6 506 489,2 507,6
Pengukuran dilakukan dengan penanaman 0,2 m 2 kg 462,8 438,2 424,1 441,7
elektroda pembumian terlebih dahulu pada tiga
3 kg 393,0 356,5 326,8 358,8
titik dengan kedalam elektroda 0,2m, 0,4m, dan
1 kg 423,8 410,4 394 409,4
0,6m kemudian diukur menggunakan earth test- 0,4 m 2 kg 394,6 332,4 317 348,0
er. Untuk mendapatkan rata-rata nilai tahanan
tanah pada masing-masing titik kedalaman dapat 3 kg 303,1 289,9 276 289,7
menggunakan rumus pengukuran sebagai beri- 1 kg 335,8 318,4 292,9 315,7
0,6 m 2 kg
kut : 275,5 259,6 244,8 260,0
𝑯𝒂𝒔𝒊𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏 3 kg 242,4 218,8 202 221,1
𝑹𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑫𝒂𝒕𝒂
Dari data perhitungan diatas disimpulkan bahwa
Berikut adalah table pengukuran nilai resistansi penambahan arang sebagai soil treatment dalam
pada tanah berbatu sebelum dilakukan soil menurunkan resistansi tahanan tanah efektik,
treatment : dengan jumlah arang yang ditambahkan. Ter-
lihat pada kedalaman 0,2m rata-rata adalah
Tabel 3. Pengukuran Tahanan Pentanahan Sebe- 358,8 𝛺, pada kedalaman 0,4m adalah 289,7 𝛺
lum Soil Treatment dan pada kedalaman 0,6m adalah 221,1 𝛺 yang
Kedalaman Hasil Pengu kuran (𝝮) Rata- berarti nilai tahanan tanah dapat diturunkan
Elektroda 30 60 90 rata dengan menggunakan arang sebagai soil treat-
(m) menit menit menit (𝝮) ment dengan memperhatikan jumlah arang yang
0,2 m 1287 1239 1205 1243,7 digunakan serta kedalaman elektroda yang
0,4 m 1082 1101 985 1056 ditanahkan.
0,6 m 934 809 721 821,33 3.1.2 Pengukuran Tahanan Pentanahan
Setelah Penamabahn Garam
Pengukuran tahanan tanah dengan
Dilihat hasil perhitungan pada kedalaman 0,2 m,
diperoleh rata-rata resistansi pentanahan pada penambahan garam dapat menurunkan re-
adalah 1243,7 𝛺 dan pada kedalaman 0,4 men- sistansi pentanahan, dengan menambahkan
galami penurunan menjadi 1056 𝛺 dan yang ter- 1kg, 2 kg dan 3kg garam.
akhir pada kedalaman 0,6 m terjadi penurunan
lagi ke 821,33 𝛺 yang berarti semakin dekat ja- Tabel 5. Pengukuran Tahanan Pentanahan
rak elektroda dengan sumber air dalam tanah Setelah Penambahan Garam
mempengaruhi besar arus listrik yang mengalir
melalui elektroda menyebabkan berkurangnya Kedalaman Garam Hasil Pengukuran (𝝮) Rata-
kerapatan arus sehingga nilai resistansi tanah Elektroda & Air 30 60 90 rata
(m) menit menit menit (𝝮)
yang dihasilkan makin kecil.
1 kg 484,1 465,8 439 463,0
0,2 m 2 kg
3.1.1 Pengukuran Tahanan Pentanahan 415 394 375,9 395,0
Setelah Penamabahn Arang 3 kg 358,6 342,4 318,5 339,8
Pengukuran tahanan pentanahan dil- 1 kg 425,4 407,4 384,5 405,8
akukan dengan menambahkan arang sebagai soil 0,4 m 2 kg 377,3 341,3 321,0 346,5
treatment dengan jumlah 1 kg, 2 kg dan 3 kg 3 kg 270,0 250,8 231,0 250,6
arang pada setiap lubaang yang telah ditanam 1 kg 336,6 315,9 296,6 316,4
elektroda pentanahan dengan kedalaman 0,2 m, 0,6 m 2 kg 275,8 255,0 235,4 255,4
0,4 m, dan 0,6 m. 3 kg 214,8 196,3 185,4 198,8
Dari data perhitungan diatas disimpulkan bahwa
penambahan garam sebagai soil treatment dalam
menurunkan resistansi tahanan tanah efektik,

5
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963

dengan jumlah garam yang ditambahkan. Ter- penggunaan masing-masing zat aditif memakai 2
lihat pada kedalaman 0,2m rata-rata adalah kg, yaitu 2 kg arang, 2 kg garam dan 2 kg ben-
339,8 𝛺, pada kedalaman 0,4m adalah 250,6 𝛺 tonit dengan volume air 5 liter. Pada tahan ini
dan pada kedalaman 0,6m adalah 198,8 𝛺. Se- elektroda akan ditanam dengan kedalaman titik
makin banyak jumlah garam yang diberikan, ukur 0,2m, 0,4m, dan 0,6. Pada setiap titik pen-
dan juga semakin dalam elektroda gukuran akan diberikan perlakuan dengan varia-
ditanamkan sangat berpengaruh pada si perbandingan 2:2:2:4.
penurunan nilai tahanan yang dihasilkan.
Tabel 7. Pengukuran Tahanan Pentanahan
3.1.3 Pengukuran Tahanan Pentanahan
Setelah Penambahan Variasi Perbandingan Zat
Setelah Penamabahn Bentonit
Aditif Sebagai Soil Treatment
Pada tahap ini dilakukan penambahan
zat aditif bentonit pada setiap titik penguku- Kedala- Perbandingan
ran sebanyak 1 kg, 2 kg, dan 3 kg dengan man El- Arang Garam Bentonit Air Rata-
masing-masing kedalaman elektroda 0,2 m, ektroda 2 2 2 5 rata
0,4 m, dan 0,6 m. (m) Hasil Pengukuran (𝝮) (𝝮)
30 menit 60 menit 90 menit
0,2 m 92 60 51 67,7
Tabel 6. Pengukuran Tahanan Pentanahan
Setelah Penambahan Bentonit 0,4 m 58 41 38 45,7
0,6 m 49 37 16 34
Kedalaman Bentonit Hasil Pengukuran (𝝮) Rata- Dapat dilihat dari tabel pengukuran diatas bahwa
Elektroda & Air 30 60 90 rata pada titik pengukuran kedalaman 0,2m setelah
(m) menit menit menit (𝝮) ditambahkan campuran ketiga zat aditif men-
1 kg 273,2 249 230,5 250,9 galami penurunan hingga 67,7 𝜴, begitupun
0,2 m 2 kg pada titik pengukuran kedalaman 0,4m yakni
206,8 186,8 161,5 185,0
3 kg 143,2 119,9 106,1 123,1 45,7 𝜴 dan titik pengukuran 0,6m dengan hasil
1 kg 229,2 199,5 159,9 196,2 pengukuran 34 𝜴. Pencampuran ketiga zat aditif
0,4 m 2 kg 160,5 143,2 124 142,6 ini mempunyai manfaat untuk menurunkan re-
3 kg 113,1 95,5 82,5 97,0 sistansi yang disebabkan dari masing-masing zat
1 kg 163,2 148,8 128,8 147,0 aditif yang mempunyai kelebihan masing-
0,6 m 2 kg 117,1 105,2 93,6 105,3 masing dalam menurunkan resistivitas
3 kg 79,9 71,1 65,1 72,0 3.2 Perhitungan Tahanan Jenis Tanah Sebe-
. lum Soil Treatment
Perhitungan untuk mendapatkan nilai ta-
Pada titik pengukuran pertama kedalaman 0,2m,
hanan jenis tanah untuk dua buah elektroda ba-
nilai tahanan tanah adalah 123,1 𝛺. Pada titik
tang dapat mnggunakan persamaan:
pengukuran kedua kedalaman 0,4m terjadi
penurunan tanah menjadi 97 𝛺, sedangkan pada
4𝜋𝐿𝑅
titik pengukuran ketiga kedalaman 0,6m 𝜌=
penurunan tanahan tanah menjadi 72 𝛺. 4𝐿 4𝐿 𝑠 𝑠2 𝑠4
(𝑙𝑛 +𝑙𝑛 −2+ − 2+ )
Penurunan tahanan tanah yang signifikan ini 𝑑 𝑠 2𝐿 16𝐿 512𝐿4
menjelaskan bahwa bentonit sangat berpengaruh Berikut adalah hasil perhitungan tahanan jenis
dalam menurunkan tanahan tanah, karena ben- tanah sebelum penambahan arang.
tonit sendiri memiliki sifat tahanan jenis sangat Tabel 8. Perhitungan Tahanan Jenis Tanah
rendah yang stabil dan juga dapat mengembang Sebelum Soil Treatment
menjadi beberapa kali lipat bila dicelupkan Kedalaman Rata-rata Tahanan Jenis
kedalam air dan dapat menahan air pada Elektroda Pengukuran Tanah
strukturnya. (m) (𝛺) (𝛺 − 𝑚)
3.1.4 Pengukuran Tahanan Pentanahan 0,2 1243,7 424,21
Setelah Penamabahn Arang, Garam, 0,4 1056 385,28
Bentonit dan Air. 0,6 821,33 379
Pengukuran tahanan tanah dengan Terlihat dari tabel diatas, pada kedalaman
penambahan zat aditif sebagai soil treatment 0,2m tahanan jenis tanah adalah 424,21 𝛺, pada
dilakukan dengan penambahan variasi per- kedalaman 0,4m tahanan jenis tanah menurun
bandingan arang, garam, bentonit dan air. Pada menjadi 385,28 𝛺, dan yang terakhir pada

6
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963

kedalaman 0,6m tahanan jenis tanah turun hing- Berdasarkan tabel perhitungan diatas menunjuk-
ga 379𝛺. Penyebaba terjadinya penurunan ta- kan bahwa pada kedalaman 0,2m dengan
hanan jenis tanah adalah struktur didalam tanah penambahan 3kg garam, didapatkan resistivitas
yang berbeda-beda dan juga komposisi tanah tanah 115,90 𝛺, dan pada kedalaman 0,4m
yang semakin dalam semakin padat sehingga penambahan 3kg garam mengalami penurunan
tahanan pentanahan semakin meningkat. ke 93,35𝛺. Kemudian pada kedalaman 0,6m
3.2.1 Perhitungan Tahanan Jenis Tanah yang mengalami penurunan dengan penambahan
Seletah Penambahan Arang 3kg garam yaitu 91,73𝛺.
Berikut adalah hasil perhitungan tahanan 3.2.3 Perhitungan Tahanan Jenis Tanah
pentanahan setelah penambahan arang dengan Seletah Penambahan Bentonit
diameter elektroda 0,015m. Berikut adalah hasil perhitungan tahanan
Tabel 9. Hasil Perhitungan Tahanan Jenis pentanahan setelah penambahan bentonit dengan
Tanah Setelah Penambahan Arang diameter elektroda 0,015m.
Kedalaman Rata-rata Tahanan Kedalaman Rata-rata Tahanan
Elektroda Arang Pengukuran Jenis Elektroda Bentonit Pengukuran Jenis
(m) (Kg) (𝛺) Tanah (m) (Kg) (𝛺) Tanah
(𝛺 − 𝑚) (𝛺 − 𝑚)
0,2 1 kg 250,9 85,57
0,2 1 kg 507,6 173,13
2 kg 185,0 63,10
2 kg 441,7 150,65
3 kg 123,1 42,98
3 kg 358,8 122,38
0,4 1 kg 196,2 73,08
0,4 1 kg 409,4 152,50 2 kg 142,6 51,96
2 kg 348,0 129,65 3 kg 97,0 36,13
3 kg 289,7 107,91 0,6 1 kg 147,0 67,83
0,6 1 kg 315,7 145,68 2 kg 105,3 48,59
2 kg 260,0 119,97 3 kg 72,0 33,22
3 kg 221,1 102,02 Dapat dilihat bahwa pada kedalaman 0,2m
Berdasarkan hasil perhitungan serta tabel yang dengan penambahan 3kg bentonit didapatkan
ada diatas dapat dilihat bahwa nilai tahanan jenis hasil 42,98 𝛺, kemudian pada kedalaman 0,4m
semakin naik. Seiring dengan banyaknya jumlah dengan penambahan 3kg bentonit mengalami
arang yang ditambahkan pada setiap titik pen- penurunan menjadi 36,13 𝛺, dan pada kedala-
gukuran. man elektroda 0,6m mengalami penurunan men-
3.2.2 Perhitungan Tahanan Jenis Tanah jadi 33,22 𝛺. Penurunan nilai tahanan jenis ini
Seletah Penambahan Garam disebabkan oleh jumlah zat aditif yang dipakai
Berikut adalah hasil perhitungan tahanan pada setiap titik pengukuran dengan variasi
pentanahan setelah penambahan garam dengan kedalaman yang berbeda-beda.
diameter elektroda 0,015m. 3.2.4 Perbandingan Tahanan Jenis Tanah
Sebelum dan Sesudah Penambahan
Tabel 9. Hasil Perhitungan Tahanan Jenis Arang, Garam dan Bentonit
Tanah Setelah Penambahan Garam
Kedalaman Rata-rata Tahanan Perbandingan Tahanan Jenis Tanah Sebelum dan
Sesudah Soil Treatment
Elektroda Garam Pengukuran Jenis
(m) (Kg) (𝛺) Tanah 424.21
385.28 379
(𝛺 − 𝑚)
0,2 1 kg 463,0 157,92 122.38
102.02
107.91
2 kg 395,0 134,73 115.9 91.73
3 kg 339,8 115,90 93.35
0,4 1 kg 405,8 151,16
41,98 36,13
2 kg 346,5 129,07 0.2 0.4 0.6 33,22
3 kg 250,6 93,35
Kedalaman Elektroda (m) Sebelum Soil Treatment
0,6 1 kg 316,4 146
2 kg 255,4 104,01 Sesudah Penambahan Arang Sesudah Penambahan Garam
3 kg 198,8 91,73 Sesudah Penambahan Bentonit

7
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963

Gambar 10. Perbandingan Tahanan Jenis Tanah Persentase penurunan nilai resistansi pen-
Sebelum dan Sesudah Penambahan Arang, Garam tanahan dengan penambahan bentonit lebih
dan Bentonit efisien dibandingkan dengan penambahan arang
Dari grafik diatas terlihat bahwa penurunan re- dan garam, karean bentonit memiliki sifat
sistivitas terendah terjadi pada saat penambahan mengikat air sehingga dapat mempertahankan
bentonit, yang mana bentonit sendiri mempunyai kelebaban yang ada didalam tanah, selain itu
sifat menahan air sehingga bentonit dapat mem- bentonit juga mempunyai Na-bentonit yang
pertahanan kandungan air dalam tanah. memiliki daya serap air yang tinggi. Garam juga
3.3 Persentase Penurunan Nilai Tahanan dapat menurunkan tahanan pentanahan, akan
Pentanahan Sebelum dan Sesudah Soil tetapi larutan garam dan air yang tinggi dapat
Treatment menyebabkan pengaratan (korosi) pada besi atau
Untuk mendapatkan persentase penurunan nilai baja yang ditanam kedalam tanah.
tahanan pentanahan, dapat dihitung 3.4 Pembahasan
menggunakan persamaan berikut : 3.4.1 Pengaruh Penambahan Zat Aditif Sebagai
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 (%) Soil Treatment Pada Sistem Pentanahan
𝐾𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙 − 𝐾𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai
= 𝑥 100% resistansi tanah mengalami penurunan seiring
𝐾𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙
dengan penambahan zat aditif sebagai soil
Berikut adalah hasil perhitungan persentase nilai treatment. Dapat dilihat dari hasil perhitungan
tahanan pentanahan sebelum dan setelah soil nilai resistansi tanah sebelum soil treatment pada
treatment. titik pengukuran dengan kedalaman 0,6m adalah
821,33 𝝮. Pada saat penambahan arang dengan
Persentase Penurunan Nilai Tahanan kedalaman titik ukur yang ditentukan, resistansi
Pentanahan Setelah Soil Treatment tanah mengalami penurunan yakni pada kedala-
91.2 man 0,6m adalah 221, 𝝮. Kemudian, pada
90.1 90.8
76.3 75.8 penambahan garam pada kedalaman 0,6m ada-
72.7 lah 198,8 𝝮. Sedangkan, pada penambahan ben-
71.2 72.6
73.09 tonit pada 0,6 adalah 72 𝝮. Jumlah zat dan jenis
zat aditif sangat berpengaruh dalam penurunan
resistansi pentanahan.
3.4.2 Perbandingan Sebelum Dan Sesudah
0.2 0.4 0.6 Penambahan Zat Aditif Sebagai Soil
Treatment
1 2 3 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
Kedalaman Elektroda (m) ARANG tanahanp pentanahan mengalami penurunan,
GARAM BENTONIT terlihat pada saat sebelum dilakukannya soil
treatment pada kedalaman 0,6m adalah 821,33
Gambar 11. Persentase Penurunan Nilai Tahanan 𝝮. Pada saat penambahan arang pada kedalaman
pentanahan Sebelum dan Sesudah Soil 0,6m adalah 221,1 𝝮. Kemudian pada penamba-
Treatment han garam pada kedalaman 0,6m adalah 198,8
𝝮. Sedangkan, pada penambahan bentonit
Persentase penurunan nilai tahanan pen- dengan kedalaman 0,6m adalah 72 𝝮. Kedala-
tanahan dengan penambahan arang pada man penanaman elektroda sangan
kedalaman 0,2 m sebesar 71,2 %, pada kedala- mempengaruhi penurunan resistansi tanah
man 0,4 m sebesar 72,6 % dan pada kedalaman dengan laju penurunan mencapai 71,27%-
0,6 m sebesar 73,09 %. Sedangkan persentase 91,2%.
penurunan nilai resistansi pentanahan dengan
penambahan garam pada kedalaman 0,2 m sebe- 3.4.3 Nilai Tahanan Pentanahan Yang Dapat
sar 72,7 %, pada kedalaman 0,4 m memperoleh Direduksi Setelah Soil Treatment
sebesar 76,3 % dan pada kedalaman 0,6 m sebe- Pemakain zat aditif bentonit untuk sis-
sar 75,8 %. Dan persentase penurunan nilai re-
tem pentanahan lebih efektif dibanding
sistansi pentanahan dengan penambahan ben-
tonit pada kedalaman 0,2 m sebesar 90,1 %, pa- garam dan arang, dimana pada kedalaman
da kedalaman 0,4 m memperoleh sebesar 90,8 % 0,6 dengan penambahan arang presentase
dan pada kedalaman 0,6 m sebesar 91,2 %. penurunan adalah 73,09 % , kemudian, pa-

8
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963

da penambahan garam dengan kedalam an Terhadap Struktur Dan Konduktivitas Listrik


0,6m persentase penurunannya adalah Menggunakan Arang Serabut Kelapa. 10(242),
122–132.
75,8%. Sedangkan, pada penambahan ben- Fani, A. H. (2021). Pengaruh Penambahan Dan
tonit dengan kedalaman titik uji 0,6m per- Variasi Zat Aditif Pada Elektroda Batang
sentase penurunananya adalah 91,2% Paralel Di UIN SUSKA RIAU Dengan Metode
Soil Treatment. Paper Knowledge . Toward a
KESIMPULAN Media History of Documents, 3(2), 6.
Kasim, I., Hertog, D. H., Corio, D., Teknik, J.,
Dari hasil pengukuran dan perhitungan Fakultas, E., Industri, T., & Trisakti, U. (2016).
“Karakteristik Penambahan Zat Aditif Sebagai Analisis Penambahan Larutan Bentonit Dan
Soil Treatment Pada Sistem Pentanahan Dengan Dan Batang. JETri, 13 ISSN 14, 61–72.
Menggunakan Elektroda Batang”, sesuai dengan Lembo, A. B. (2016). Analisis Pengaruh Pentanahan
rumusan masalah serta tujuan diatas maka dapat Pada Gangguan Hubung Singkat P-N Saluran
disimpulkan bahwa : 1Ф. Analisis Pengaruh Pentanahan Pada
Gangguan Hubung Singkat P-N Saluran 1Ф.
1. Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa Martin. (2018). Pengaruh Pencampuran Gypsum
pada penambahan bentonit, arang dan garam Sebagai Zat Aditif Untuk Penurunan Nilai
sebagai soil treatment, berpengaruh dalam Resistansi Grounding Pada Elektroda Batang
menurunkan resistansi nilai tahanan pentana- Tunggal. Seminar Nasional Teknik Elektro
han walaupun tidak mencapai standar PUIL 2018, ISBN 978-6, 98–102.
yaitu ≤ 5𝛺. National Standardization Body (BSN), S. 0225.
2. Berdasarkan data pengukuran resistansi pen- (2011). General electrical installation
tanahan penambahan zat aditif menunjukkan requirements (PUIL) 2011, 8-21: Emergency
bahwa bentonit lebih efektif dalam (genset) generator installation. DirJen
Ketenagalistrikan, 2011(PUIL), 1–133.
penurunan nilai tahanan tanah.
Setiawan, D., Syakur, A., & Nugroho, A. (2018).
3. Hasil perhitungan penambahan arang Analisis Pengaruh Penambahan Garam dan
penurunannya adalah 73,09 % , pada Arang Sebagai Soil Treatment dalam
penambahan garam persentase penurun- Menurunkan Resistansi Pentanahan Variasi
annya adalah 75,8%. Sedangkan, pada Kedalaman Elektroda. Transient: Jurnal Ilmiah
penambahan bentonit persentase Teknik Elektro, 7(2), 416–423.
penurunananya adalah 91,2% . Sunarhati, M. (2017). Perhitungan Tahanan
Pentanahan Gardu Di Griya
DAFTAR PUSTAKA Kaswaripalembang. Jurnal Teknik Elektro,
7(2), 30–41.
Arifin, J. (2021). Pengukuran Nilai Grounding Susanto, D. (2008). Bab 10 sistem pentanahan
Terbaik Pada Kondisi Tanah Berbeda. Jurnal jaringan distribusi. Sistem Pentanahan
ELTIKOM, 5(1), 40–47. Jaringan Distribusi, 2(Sist. Pentanahan Jar.
https://doi.org/10.31961/eltikom.v5i1.251 Distrib.), 167–184.
Asih, N. (2019). Analisis Penggunaan Gypsum, Tamma, W. R., Negara, I. M. Y., & Fahmi, D.
Bentonite Dan Arang Sebagai Zat Aditif Untuk (2017). Pemanfaatan Bentonite sebagai Media
Soil Treatment Dalam Sistem Pentanahan. Pembumian Elektroda Batang. Jurnal Teknik
Dan, A. U. (n.d.). Alat UkurDanTeknikPengukuran ITS, 6(1), 39–44.
Jilid 2. https://doi.org/10.12962/j23373539.v6i1.21216
Debit, M Iqbal Arsyad, P. (2021). Studi pemanfaatan Yuniarti, E. (2016). Gypsum Sebagai Soil Treatment
arang batok kelapa untuk perbaikan resistansi dalam Mereduksi Tahanan Pentanahan di
pentanahan menggunakan jenis elektroda plat Ttanah Ladang.
berbentuk persegi. Jurnal Teknik Elektro, 2(1), Jurnal.Umj.Ac.Id/Index.Php/Semnastek,
1–11. November, 1–7
Destyorini, Fredina, Andisuhandi, Achmad Subhan,
N. I. (2010). Pengaruh Suhu Karbonisasi

Anda mungkin juga menyukai