Keywords: Earth Resistance, Soil Treatment, Wood Charcoal, Salt (NaCl) and Bentonite
ABSTRAK
Mengacu pada PUIL 2011 mengenai nilai standar resistansi pembumian untuk
bangunan ≤ 5𝛺, berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nilai tahanan pentanahan
dan tahanan jenis tanah dengan menambahkan jumlah elektroda, menambah kedalaman
elektroda ditanam atau memberikan perlakuan kimia terhadap tanah (soil treatment) .
Soil treatment ini berupa penambahan arang, garam dan bentonit yang dicampurkan ke
tanah pada lubang elektroda ditanam. Kedalaman elektroda ditanam adalah 0,2m, 0,4m
dan 0,6 m dengan menggunakan 2 buah elektroda batang tembaga dengan panjang 1 me-
ter dan berdiameter 0,015m. Metode pengukuran yang digunakan adalah metode tiga titik
menggunakan alat ukur Digital Earth Resistance Tester 4105 A dengan jenis tanah yang
diuji adalah jenis tanah berbatu. Hasil pengujian menunjukan bahwa, nilai tahanan pen-
tanahan sebelum penambahan garam dengan kedalaman 0,6 m adalah 821,33 Ω, sesudah
penambahan arang adalah 221,1 Ω dan sebelum penambahan garam adalah 821,33 Ω,
setelah penambahan garam adalah 198,8 Ω. Sedangkan sebelum penambahan bentonit
sebesar 821,33 Ω, sesudah penambahan bentonit sebesar 72,0 Ω.
Kata Kunci : Tahanan Pentanahan, Soil Tretment, Arang kayu , Garam (NaCl) dan
Bentonit
Penulis Korespondensi:
Revis Sukarny Juniarty Kadja
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknik,
Universitas Nusa Cendana,
Jl. Adisucipto Penfui - Kupang.
Email: revis.kadja07@gmail.com
1
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963
1
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963
2
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963
tanah tersebut. Dengan demikian tahanan jenis tanahan. Selain itu juga ada beberapa jenis
tanah akan dipengaruhi pula oleh besar kecil- garam yang secara alami terkandung dalam
nya konsentrasi air tanah atau kelembaban tanah bersifat konduktif dan menurunkan tahan-
tanah, maka konduktivitas tanah akan semakin an jenis tanahnya. Penambahan zat aditif harus
besar sehingga tahanan tanah semakin kecil. diperhitungkan secara cermat karena ada jenis
5. Perubahan Resistivitas Tanah zat aditif yang apabila digunakan secara berlebi-
Resistivitas tanah sangat bergantung pada han dapat bersifat korosif
material pendukung tanah, temperature dan 1. Bentonit
kelembaban. Daerah dengan struktur tanah Bentonit sering digunakan sebagai usaha
berpasir, baerbatu dan cenderung berstruktur memperbaiki tahanan pentanahan karena mem-
tanah padas mempunyai resistivitas yang ting- iliki sifat tahanan jenis yang sangat rendah dan
gi. Kondisi tanah yang demikian diakibatkan stabil, bentonit dapat mengembang menjadi
kerusakan yang terjadi dipermukaan tanah, beberapa kali lipat bila dicelupkan kedalam air
berkurangnya tumbuh-tumbuhan yang dapat dan dapat menahan air pada strukturnya, mem-
mengikat air mengakibatkan kondisi tanah tan- iliki harga yang ekonomis,bentonite tidak me-
dus dan berkurang kelembababnnya. nyebabkan korosi pada elektroda, dan bentonit
6. Korosi tidak mudah hancur karena bentonit merupa-
Komponen sistem pentanhan dipasang diat- kan bagian dari tanah liat itu sendiri.
as dan dibawah permukaan tanah, keduanya
menghadapi karakteristik lingkungan yang ber-
lainan. Bagian yang berada diatas permukaan
tanah, asap dan partikel debu dari proses indus-
tri serta partikel terlarut yang terkandung da-
lam air hujan akan mengakibatkan korosi pada
konduktor. Bagian dibawah tanah, kondisi
tanah basah yang mengandung materi alamiah,
bahan-bahan kimia yang terkontaminasi dida-
lamnya juga dapat mengakibatkan korosi. Gambar 5. Bentonit
7. Pengaruh Kadar Garam 2. Gypsum
Untuk memperkecil tahanan jenis tanah dari Gypsum merupakan batu berwarna putih
pengaruh musim terhadap perubahan jenis yang terbentuk karena pengendapan air laut.
tanah dilakukan dengan cara memberikan so- Gypsum memiliki mineral terbanyak dalam ba-
dium, calcium clorida dan sodium carbonat. tuan sedimen dan memiliki tekstur lunak jika
Hubungan kadar garam dan tahanan jenis tanah gypsum tersebut murni tanpa campuran. Gyp-
ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini : sum (kalsium sulfat) digunakan sebagai bahan
uruk, baik dalam fase sendiri atau dicampur
dengan bentonit atau dengan tanah alami be-
rasal dari daerah tersebut. Gypsum mempunyai
kelarutan yang rendah sehingga tidak mudah
dihilangkan, tahanan jenis tanahnya rendah
berkisar 5-10 ohm-m pada kondisi jenuh.
3. Arang
Arang memiliki kandungan karbon aktif
yang besar yang dapat meningkatkan daya
Gambar 4. Hubungan Antar Kadar Garam dan serap air karena bersifat hogroskopis sehingga
Tahanan Jenis Tanah dapat meningkatkan konduktivitas atau daya
1.5 Usaha Menurunkan Tegangan Per- hantar listrik. Namun demikian bahan ini
mukaan Tanah mengandung karbon oksida, titanium, potassi-
Metode umum yang digunakan untuk um, sodium, magnesium atau kalsium bercam-
menurunkan tegangan permukaan tanah adalah pur dengan silica dan karbon. Pada kondisi
dengan menurunkan tahanan jensi tanah, karena basah beberapa zat tersebut , tidak dapat
tegangan berbanding terbalik dengan tahanan. dielakkan bereaksi dengan tembaga dan baja
Ada beberapa zat aditif yang digunakan untuk yang menyebabkan korosi.
menurunkan tahanan jenis tanah dan terbukti
secara langsung dapat menurunkan tahanan pen-
3
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963
2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode ek-
sperimental dengan metode 3 titik dengan
menambahkan zat aditif sebagai soil treatment
untuk masing-masing titik pengukuran pada
masing-masing zat aditif.
Gambar 6. Arang
4. Garam
Larutan garam yang merupakan suatu el-
ektrolit yang dapat menghantarkan arus
kedalam tanah sehingga dapat meningkatkan
konduktivitas atau daya hantar listrik dalam
sebuah tanah. Selain itu garam memiliki sifat
yang dapat mengikat tanah sehingga dapat Zat aditif + Air Elektroda
Bantu
mengubah komposisi tanah menjadi lebih pa-
dat meningkatkan konduktivitas listrik dari
suatu tanah. Gambar 8. Metode Penelitian 3 titik
1.6 Perawatan Sebelum dilakukan soil treatment, tanah terlebih
Perawatan dilakukan untuk memeprtahan- dahulu diukur nilai awal tahanan tanahanya
kan kondisi optimal kerja sistem pentanahan. dengan menggunakan alat ukur digial Earth
Perawatan ini dilakukan setiap 1 tahun atau 6 Tester Kyoritsu Model 4105 A dengan kedala-
bulan untuk memantau kondisi fisik saliran man titik ukur masing-masing adalah 0.2m,
transmisi dan sistem pentanahannya. Kerusakan 0.4m, dan 0,6m. Penggunaan zat aditif pada sis-
yang terjadi pada sistem biasanya diakibatkan tem pentanahan bertujuan untuk menurunkan
oleh sambungan yang kendur atau korosi yang nilai tahanan pentanahan, dengan menggunakan
terjadi diantara elektroda. Perbaikan dilakukan zat aditif berupa arang, garam dan dengan
dengan mengencangkan kembali baut-baut sam- jumlah masing-masing adalah 25kg, dengan 1kg
bungan dan juga membersihkan elektroda dari sampai 3kg yang telah dicampurkan dengan air
korosi. Tahanan jenis tanah yang rendah menun- untuk diberikan pada tanah dengan masing-
jukkan kandungan larutan air dan garam yang masing titik pengukuran.
banyak sehingga dapat mengakibatkan korosi.
Tanah dengan daya hantar tinggi maka akan
lebih besar peluang terjadinya korosi.
1.7 Alat Ukur Earth Tester
Earth tester adalah alat yang digunakan un-
tuk mengukur nilai resistansi dari grounding.
Pentingnya mengetahui besaran tahanan tanah
sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem
pengaman instalasi listrik. Untuk mengetahui
besar tahanan tanah pada suatu area digunakan
dengan alat ukur penampil analog. Hasil pen-
gukuran secara analog sering terjadi kesalahan
dalam pembacaan hasil pengukuran, oleh karena
itu dirancang suatu alat ukur tahanan tanah digi-
tal untuk mempermudah dalam pembacaan hasil
pengukuran.
4
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963
5
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963
dengan jumlah garam yang ditambahkan. Ter- penggunaan masing-masing zat aditif memakai 2
lihat pada kedalaman 0,2m rata-rata adalah kg, yaitu 2 kg arang, 2 kg garam dan 2 kg ben-
339,8 𝛺, pada kedalaman 0,4m adalah 250,6 𝛺 tonit dengan volume air 5 liter. Pada tahan ini
dan pada kedalaman 0,6m adalah 198,8 𝛺. Se- elektroda akan ditanam dengan kedalaman titik
makin banyak jumlah garam yang diberikan, ukur 0,2m, 0,4m, dan 0,6. Pada setiap titik pen-
dan juga semakin dalam elektroda gukuran akan diberikan perlakuan dengan varia-
ditanamkan sangat berpengaruh pada si perbandingan 2:2:2:4.
penurunan nilai tahanan yang dihasilkan.
Tabel 7. Pengukuran Tahanan Pentanahan
3.1.3 Pengukuran Tahanan Pentanahan
Setelah Penambahan Variasi Perbandingan Zat
Setelah Penamabahn Bentonit
Aditif Sebagai Soil Treatment
Pada tahap ini dilakukan penambahan
zat aditif bentonit pada setiap titik penguku- Kedala- Perbandingan
ran sebanyak 1 kg, 2 kg, dan 3 kg dengan man El- Arang Garam Bentonit Air Rata-
masing-masing kedalaman elektroda 0,2 m, ektroda 2 2 2 5 rata
0,4 m, dan 0,6 m. (m) Hasil Pengukuran (𝝮) (𝝮)
30 menit 60 menit 90 menit
0,2 m 92 60 51 67,7
Tabel 6. Pengukuran Tahanan Pentanahan
Setelah Penambahan Bentonit 0,4 m 58 41 38 45,7
0,6 m 49 37 16 34
Kedalaman Bentonit Hasil Pengukuran (𝝮) Rata- Dapat dilihat dari tabel pengukuran diatas bahwa
Elektroda & Air 30 60 90 rata pada titik pengukuran kedalaman 0,2m setelah
(m) menit menit menit (𝝮) ditambahkan campuran ketiga zat aditif men-
1 kg 273,2 249 230,5 250,9 galami penurunan hingga 67,7 𝜴, begitupun
0,2 m 2 kg pada titik pengukuran kedalaman 0,4m yakni
206,8 186,8 161,5 185,0
3 kg 143,2 119,9 106,1 123,1 45,7 𝜴 dan titik pengukuran 0,6m dengan hasil
1 kg 229,2 199,5 159,9 196,2 pengukuran 34 𝜴. Pencampuran ketiga zat aditif
0,4 m 2 kg 160,5 143,2 124 142,6 ini mempunyai manfaat untuk menurunkan re-
3 kg 113,1 95,5 82,5 97,0 sistansi yang disebabkan dari masing-masing zat
1 kg 163,2 148,8 128,8 147,0 aditif yang mempunyai kelebihan masing-
0,6 m 2 kg 117,1 105,2 93,6 105,3 masing dalam menurunkan resistivitas
3 kg 79,9 71,1 65,1 72,0 3.2 Perhitungan Tahanan Jenis Tanah Sebe-
. lum Soil Treatment
Perhitungan untuk mendapatkan nilai ta-
Pada titik pengukuran pertama kedalaman 0,2m,
hanan jenis tanah untuk dua buah elektroda ba-
nilai tahanan tanah adalah 123,1 𝛺. Pada titik
tang dapat mnggunakan persamaan:
pengukuran kedua kedalaman 0,4m terjadi
penurunan tanah menjadi 97 𝛺, sedangkan pada
4𝜋𝐿𝑅
titik pengukuran ketiga kedalaman 0,6m 𝜌=
penurunan tanahan tanah menjadi 72 𝛺. 4𝐿 4𝐿 𝑠 𝑠2 𝑠4
(𝑙𝑛 +𝑙𝑛 −2+ − 2+ )
Penurunan tahanan tanah yang signifikan ini 𝑑 𝑠 2𝐿 16𝐿 512𝐿4
menjelaskan bahwa bentonit sangat berpengaruh Berikut adalah hasil perhitungan tahanan jenis
dalam menurunkan tanahan tanah, karena ben- tanah sebelum penambahan arang.
tonit sendiri memiliki sifat tahanan jenis sangat Tabel 8. Perhitungan Tahanan Jenis Tanah
rendah yang stabil dan juga dapat mengembang Sebelum Soil Treatment
menjadi beberapa kali lipat bila dicelupkan Kedalaman Rata-rata Tahanan Jenis
kedalam air dan dapat menahan air pada Elektroda Pengukuran Tanah
strukturnya. (m) (𝛺) (𝛺 − 𝑚)
3.1.4 Pengukuran Tahanan Pentanahan 0,2 1243,7 424,21
Setelah Penamabahn Arang, Garam, 0,4 1056 385,28
Bentonit dan Air. 0,6 821,33 379
Pengukuran tahanan tanah dengan Terlihat dari tabel diatas, pada kedalaman
penambahan zat aditif sebagai soil treatment 0,2m tahanan jenis tanah adalah 424,21 𝛺, pada
dilakukan dengan penambahan variasi per- kedalaman 0,4m tahanan jenis tanah menurun
bandingan arang, garam, bentonit dan air. Pada menjadi 385,28 𝛺, dan yang terakhir pada
6
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963
kedalaman 0,6m tahanan jenis tanah turun hing- Berdasarkan tabel perhitungan diatas menunjuk-
ga 379𝛺. Penyebaba terjadinya penurunan ta- kan bahwa pada kedalaman 0,2m dengan
hanan jenis tanah adalah struktur didalam tanah penambahan 3kg garam, didapatkan resistivitas
yang berbeda-beda dan juga komposisi tanah tanah 115,90 𝛺, dan pada kedalaman 0,4m
yang semakin dalam semakin padat sehingga penambahan 3kg garam mengalami penurunan
tahanan pentanahan semakin meningkat. ke 93,35𝛺. Kemudian pada kedalaman 0,6m
3.2.1 Perhitungan Tahanan Jenis Tanah yang mengalami penurunan dengan penambahan
Seletah Penambahan Arang 3kg garam yaitu 91,73𝛺.
Berikut adalah hasil perhitungan tahanan 3.2.3 Perhitungan Tahanan Jenis Tanah
pentanahan setelah penambahan arang dengan Seletah Penambahan Bentonit
diameter elektroda 0,015m. Berikut adalah hasil perhitungan tahanan
Tabel 9. Hasil Perhitungan Tahanan Jenis pentanahan setelah penambahan bentonit dengan
Tanah Setelah Penambahan Arang diameter elektroda 0,015m.
Kedalaman Rata-rata Tahanan Kedalaman Rata-rata Tahanan
Elektroda Arang Pengukuran Jenis Elektroda Bentonit Pengukuran Jenis
(m) (Kg) (𝛺) Tanah (m) (Kg) (𝛺) Tanah
(𝛺 − 𝑚) (𝛺 − 𝑚)
0,2 1 kg 250,9 85,57
0,2 1 kg 507,6 173,13
2 kg 185,0 63,10
2 kg 441,7 150,65
3 kg 123,1 42,98
3 kg 358,8 122,38
0,4 1 kg 196,2 73,08
0,4 1 kg 409,4 152,50 2 kg 142,6 51,96
2 kg 348,0 129,65 3 kg 97,0 36,13
3 kg 289,7 107,91 0,6 1 kg 147,0 67,83
0,6 1 kg 315,7 145,68 2 kg 105,3 48,59
2 kg 260,0 119,97 3 kg 72,0 33,22
3 kg 221,1 102,02 Dapat dilihat bahwa pada kedalaman 0,2m
Berdasarkan hasil perhitungan serta tabel yang dengan penambahan 3kg bentonit didapatkan
ada diatas dapat dilihat bahwa nilai tahanan jenis hasil 42,98 𝛺, kemudian pada kedalaman 0,4m
semakin naik. Seiring dengan banyaknya jumlah dengan penambahan 3kg bentonit mengalami
arang yang ditambahkan pada setiap titik pen- penurunan menjadi 36,13 𝛺, dan pada kedala-
gukuran. man elektroda 0,6m mengalami penurunan men-
3.2.2 Perhitungan Tahanan Jenis Tanah jadi 33,22 𝛺. Penurunan nilai tahanan jenis ini
Seletah Penambahan Garam disebabkan oleh jumlah zat aditif yang dipakai
Berikut adalah hasil perhitungan tahanan pada setiap titik pengukuran dengan variasi
pentanahan setelah penambahan garam dengan kedalaman yang berbeda-beda.
diameter elektroda 0,015m. 3.2.4 Perbandingan Tahanan Jenis Tanah
Sebelum dan Sesudah Penambahan
Tabel 9. Hasil Perhitungan Tahanan Jenis Arang, Garam dan Bentonit
Tanah Setelah Penambahan Garam
Kedalaman Rata-rata Tahanan Perbandingan Tahanan Jenis Tanah Sebelum dan
Sesudah Soil Treatment
Elektroda Garam Pengukuran Jenis
(m) (Kg) (𝛺) Tanah 424.21
385.28 379
(𝛺 − 𝑚)
0,2 1 kg 463,0 157,92 122.38
102.02
107.91
2 kg 395,0 134,73 115.9 91.73
3 kg 339,8 115,90 93.35
0,4 1 kg 405,8 151,16
41,98 36,13
2 kg 346,5 129,07 0.2 0.4 0.6 33,22
3 kg 250,6 93,35
Kedalaman Elektroda (m) Sebelum Soil Treatment
0,6 1 kg 316,4 146
2 kg 255,4 104,01 Sesudah Penambahan Arang Sesudah Penambahan Garam
3 kg 198,8 91,73 Sesudah Penambahan Bentonit
7
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963
Gambar 10. Perbandingan Tahanan Jenis Tanah Persentase penurunan nilai resistansi pen-
Sebelum dan Sesudah Penambahan Arang, Garam tanahan dengan penambahan bentonit lebih
dan Bentonit efisien dibandingkan dengan penambahan arang
Dari grafik diatas terlihat bahwa penurunan re- dan garam, karean bentonit memiliki sifat
sistivitas terendah terjadi pada saat penambahan mengikat air sehingga dapat mempertahankan
bentonit, yang mana bentonit sendiri mempunyai kelebaban yang ada didalam tanah, selain itu
sifat menahan air sehingga bentonit dapat mem- bentonit juga mempunyai Na-bentonit yang
pertahanan kandungan air dalam tanah. memiliki daya serap air yang tinggi. Garam juga
3.3 Persentase Penurunan Nilai Tahanan dapat menurunkan tahanan pentanahan, akan
Pentanahan Sebelum dan Sesudah Soil tetapi larutan garam dan air yang tinggi dapat
Treatment menyebabkan pengaratan (korosi) pada besi atau
Untuk mendapatkan persentase penurunan nilai baja yang ditanam kedalam tanah.
tahanan pentanahan, dapat dihitung 3.4 Pembahasan
menggunakan persamaan berikut : 3.4.1 Pengaruh Penambahan Zat Aditif Sebagai
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 (%) Soil Treatment Pada Sistem Pentanahan
𝐾𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙 − 𝐾𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai
= 𝑥 100% resistansi tanah mengalami penurunan seiring
𝐾𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙
dengan penambahan zat aditif sebagai soil
Berikut adalah hasil perhitungan persentase nilai treatment. Dapat dilihat dari hasil perhitungan
tahanan pentanahan sebelum dan setelah soil nilai resistansi tanah sebelum soil treatment pada
treatment. titik pengukuran dengan kedalaman 0,6m adalah
821,33 𝝮. Pada saat penambahan arang dengan
Persentase Penurunan Nilai Tahanan kedalaman titik ukur yang ditentukan, resistansi
Pentanahan Setelah Soil Treatment tanah mengalami penurunan yakni pada kedala-
91.2 man 0,6m adalah 221, 𝝮. Kemudian, pada
90.1 90.8
76.3 75.8 penambahan garam pada kedalaman 0,6m ada-
72.7 lah 198,8 𝝮. Sedangkan, pada penambahan ben-
71.2 72.6
73.09 tonit pada 0,6 adalah 72 𝝮. Jumlah zat dan jenis
zat aditif sangat berpengaruh dalam penurunan
resistansi pentanahan.
3.4.2 Perbandingan Sebelum Dan Sesudah
0.2 0.4 0.6 Penambahan Zat Aditif Sebagai Soil
Treatment
1 2 3 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
Kedalaman Elektroda (m) ARANG tanahanp pentanahan mengalami penurunan,
GARAM BENTONIT terlihat pada saat sebelum dilakukannya soil
treatment pada kedalaman 0,6m adalah 821,33
Gambar 11. Persentase Penurunan Nilai Tahanan 𝝮. Pada saat penambahan arang pada kedalaman
pentanahan Sebelum dan Sesudah Soil 0,6m adalah 221,1 𝝮. Kemudian pada penamba-
Treatment han garam pada kedalaman 0,6m adalah 198,8
𝝮. Sedangkan, pada penambahan bentonit
Persentase penurunan nilai tahanan pen- dengan kedalaman 0,6m adalah 72 𝝮. Kedala-
tanahan dengan penambahan arang pada man penanaman elektroda sangan
kedalaman 0,2 m sebesar 71,2 %, pada kedala- mempengaruhi penurunan resistansi tanah
man 0,4 m sebesar 72,6 % dan pada kedalaman dengan laju penurunan mencapai 71,27%-
0,6 m sebesar 73,09 %. Sedangkan persentase 91,2%.
penurunan nilai resistansi pentanahan dengan
penambahan garam pada kedalaman 0,2 m sebe- 3.4.3 Nilai Tahanan Pentanahan Yang Dapat
sar 72,7 %, pada kedalaman 0,4 m memperoleh Direduksi Setelah Soil Treatment
sebesar 76,3 % dan pada kedalaman 0,6 m sebe- Pemakain zat aditif bentonit untuk sis-
sar 75,8 %. Dan persentase penurunan nilai re-
tem pentanahan lebih efektif dibanding
sistansi pentanahan dengan penambahan ben-
tonit pada kedalaman 0,2 m sebesar 90,1 %, pa- garam dan arang, dimana pada kedalaman
da kedalaman 0,4 m memperoleh sebesar 90,8 % 0,6 dengan penambahan arang presentase
dan pada kedalaman 0,6 m sebesar 91,2 %. penurunan adalah 73,09 % , kemudian, pa-
8
Jurnal Media Elektro / Vol. IX / No. 1 P-ISSN 2252-6692 | E-ISSN 2715-
4963