2. Luas Poligon
Permasalahan dalam menentukan luas polygon tampaknya rumit dan berantakan, tetapi
rumus akhirnya sangat sederhana. Misalkan, sebuah polygon terdiri dari ruas garis antara
N simpul ( x i , y i), i=0 sampai N−1. Titik sudut terakhir ( x N y N ), diasumsikan sama
dengan titik sudut pertama, yaitu polygon tertutup.
x4 , y4
x5 , y5
x3 , y3
N=6
x0 , y0
x1 , y1
x2 , y2
Untuk polygon berlubang, lubang biasanya ditentukan dengan mengurutkan simpul dari
polygon penutup dalam arah yang berlawanan dengan arah lubang. Algoritma ini masih
berfungsi kecuali niai absolutnya harus diambil setelah menjumlahkan luas polygon
dengan luas semua lubang. Artinya, luas lubangnya akan berlawanan ke area polygon.
(Bourke, 1988)
Untuk mendapatkan solusi, proyeksikan garis dari setiap titik ke beberapa garis
horizontal di bawah polygon. Daerah tertutup dari setiap garis terdiri dari segitiga dan
persegi panjang. Jumlahkan area – area ini dan perhatikan bahwa area di luar polygon
akan hilang jika polygon diputar ke awal. (Uny, 1994)
x4 , y4
x5 , y5
x3 , y3
N=6
x0 , y0
x1 , y1
x2 , y2
Syarat agar teknik pada polygon ini dapat digunakan adalah polygon tidka boleh
berpotongan sendiri. Misalnya pada kasus berikut.
| |
n−1 n−1
Q Qi , j+1
16 L =∑ ∑ i , j
2
DAFTAR PUSTAKA
Bourke, P. (1988). Calculating the area and centroid of a polygon. Available from:
http://www.seas.upenn.edu/~sys502/extra_materials/Polygon%20Area%20and
%20Centroid.pdf. C, 3–5.
http://astonomy.swin.edu.ac.uk/~pbourke/geom-%5Cnetry/lineline/polyarea/,
http://astonomy.swin.edu.ac.uk/~pbourke/%5Cn%5Cnhttp://www.seas.upenn.edu/
~sys502/extra_materials/Polygon Area and Centroid.pdf
Braden, B. (1986). The Surveyor’s Area Formula. The College Mathematics Journal, 17(4), 326.
https://doi.org/10.2307/2686282
Uny, F. (1994). Luas Poligon Pada Geometri Hiperbolik Menggunakan Model. 1–10.