Anda di halaman 1dari 24

PENGENALAN BANGUN DATAR

A. Mengelompokkan Bentuk Bangun Datar

 Pengertian Bangun Datar.


Bangun datar adalah bangun dua demensi yang hanya memiliki panjang dan lebar,
yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Bangun-bangun geometri baik dalam
kelompok bangun datar maupun bangun ruang merupakan sebuah konsep abstrak.
Artinya bangun-bangun tersebut bukan merupakan sebuah benda konkret yang dapat
dilihat maupun dipegang. Demikian pula dengan konsep bangun geometri, bangun-
bangun tersebut merupakan suatu sifat, sedangkan yang konkret, yang biasa dilihat
maupun dipegang, adalah benda-benda yang memiliki sifat bangun geometri. Misalnya
persegi panjang, konsep persegi panjang merupakan sebuah konsep abstrak yang
diidentifikasikan melalui sebuah karakteristik.
Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua
dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi dan tebal. Dengan
demikian pengertian bangun datar adalah abstrak.

 Jenis-Jenis Bangun Datar.


Bangun datar ditinjau dari segi sisinya dapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni
bangun datar bersisi lengkung dan lurus. Bangun datar bersisi lengkung antara lain
lingkaran, ellips. Bangun datar yang bersisi lurus antara lain segitiga, persegi, persegi
panjang, layang-layang, jajaran genjang dan lain-lain. Untuk memperkenalkan gambar
bangun datar dapat kita perkenalkan beberapa potongan kertas berbentuk bangun datar
atau juga dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar yang berbentuk bangun
datar.

1. Persegi.

Persegi adalah bangun datar yang dibatasi oleh empat buah sisi yang sama
panjang. Sifat ±sifat persegi adalah sebagai berikut:
a. Luas persegi adalah hasil kuadrat dari panjang sisinya dengan rumus :
L = S x S atau S ²
b. Keliling = S + S + S +S atau 4 x S
0
c. Sudut-sudutnya sama besar yaitu 90
d. Sisi yang berhadapan sama panjang.
e. Kedua diagonalnya saling membagi sama panjang

2. Persegi Panjang.

Persegi panjang adalah bentuk bangun datar yang disusun dari empat titik
yang segaris dan dihubungkan antara yang satu dengan yang lainnya serta sisi
yang berhadapan sama panjang Sifat-sifat persegi panjang adalah sebagai berikut:
0
a. Sudut-sudutnya sama besar yaitu 90 .
b. Sisi yang berhadapan sama panjang
c. Kedua diagonalnya saling membagi sama panjang
d. Mempunyai dua simetri lipat dan simetri dua simetri putar.
e. Rumus Luas = panjang X lebar
f. Rumus Kelilingnya = ( 2 x panjang ) + ( 2 x lebar )

3. Segitiga

Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga ruas garis dengan
mempunyai tiga titik sudut. Luas segi tiga adalah hasil perkalian panjang sisi alas
dengan tinggi segi tiga yang kemudian dikalikan lagi ½, dengan rumus :
a. Luas = ½ x alas x tinggi.
b. Keliling = sisi 1 + sisi 2 + sisi 3

Menurut panjang sisinya :

a. Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang dan
0
semua sudutnya juga sama besar, yaitu 60 .
b. Segitiga sama kaki adalah segitiga yang dua dari tiga sisinya sama
panjang. Segitiga ini memiliki dua sudut yang sama besar.
c. Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya berbeda
panjangnya. Besar semua sudutnya juga berbeda.
d. Segitiga siku-siku adalah segitiga yang besar sudut terbesarnya sama
0 0
dengan 90 . Sisi di depan sudut 90 disebut sisi miring.
0
e. Segitiga lancip adalah segitiga yang besar sudut terbesarnya < 90 .
0
f. Segitiga tumpul adalah segitiga yang besar sudut terbesarnya > 90 .
0
g. Jumlah sudut segitiga adalah 180

4. Layang-layang.

Layang-layang adalah bangun datar segi empat yang dibentuk oleh dua
segi tiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan saling berhimpitan Luas
layang-layang adalah setengah dari hasil kali dua diagonalnya.Rumusnya :

diagonal 1 x diagonal 2
 Luas =
2
 Keliling = (2 x sisi pendek ) + ( 2 x sisi panjang )

Sifat-sifatnya sebagai berikut :

a. Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri.


b. Sisi-sisinya sepasang-sepasang sama besar.
c. Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.
d. Salah satu diagonal membagi dua sama panjang dan tegak lurus diagonal
yang lain.
5. Jajar Genjang

Jajaran Genjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua
pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya,
dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama besar
dengan sudut di hadapannya. Rumus :
 Luas = alas x tinggi
 Keliling = ( 2 x sisi miring ) + ( 2 x sisi panjang )

Sifat-Sifat :

a. Tidak mempunyai simetri lipat dan simetri putar.


b. Sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang.
c. Dua sisi lainnya tidak saling tegak lurus.
d. Mempunyai 4 sudut, 2 sudut berpasangan dan berhadapan.
e. Sudut yang saling berdekatan besarnya 180ͼ.
f. Mempunyai 2 diagonal yang tidak sama panjang.

6. Belah Ketupat

Belah ketupat adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat
rusuk yang sama panjang dan dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku
yang masing-masing sama besar dengan sudut di hadapannya. Rumusnya:

diagonal 1 x diagonal 2
 Luas = 2
 Keliling = 4 x sisinya
Sifat- Sifat:

a. Mempunyai 2 simetri lipat.


b. Mempunyai 2 simeteri putar.
c. Mempunyai 4 titik sudut.
d. Sudut yang berhadapan besarnya sama.
e. Sisinya tidak tegak lurus.
f. Mempunyai 2 diagonal yang berbeda panjangnya.

7. Trapesium

Trapesium adalah bangun segiempat dengan sepasang sisi berhadapan


sejajar. Sifat-Sifatnya tiap pasang sudut yang sisinya sejajar adalah 180ͼ.
Rumusnya :
 Luas = ½ ( a + b ) x tinggi
 Keliling = sisi 1 + sisi 2 + sisi 3 + sisi 4

Jenis-jenis trapesium:

a. Trapesium Sembarang : mempunyai sisi-sisi yang berbeda.


b. Trapesium Siku-Siku : mempunyai sudut siku-siku.
c. Trapesium Sama Kaki : mempunyai sepasang kaki sama panjang

8. Lingkaran

Lingkaran merupakan kurva tertutup sederhana beraturan.


Rumusnya :
22
 Luas = πr 2 (dimana π= atau 3,14)
7
 Keliling = 2πr atau πd (dimana r adalah jari-jari dan d adalah
diameter)

Sifat-Sifat

a. Jumlah derajat lingkaran sebesar 360°


b. Lingkaran mempunyai 1 titik pusat.
c. Mempunyai simetri lipat dan simetri putar yang jumlahnya tidak
terhingga.
d. Istilah-istilah dalam lingkaran :
1. Diameter lingkaran (d) yaitu ruas garis yang menghubungkan dua titik
pada busur lingkaran melalui titik pusat lingkaran.
2. Jari-jari lingkaran (r) yaitu ruas garis yang menghubungkan titik pada
busur lingkaran dengan titik pusat lingkaran.
3. Tali busur yaitu garis yang menghubungkan dua titik pada busur
lingkaran dan tidak melewati titik pusat lingkaran.
4. Busur yaitu bagian lingkaran yang dibagi oleh tali busur.
5. Juring yaitu daerah pada lingkaran yang dibatasi oleh 2 jari-jari
maupun busur lingkaran.
6. Sudut pusat yaitu sudut yang dibentuk oleh 2 buah jari-jari.

B. Pengubinan

Pengubinan merupakan penempatan bangun datar dalam suatu luasan secara tepat tanpa
celah. Prosedur penempatan bangun datar dalam menutupi sebuah luasan ini bertujuan
menghasilkan sebuah karya seni namun menggunakan prinsip-prinsip matematika.  Pengubinan
sendiri digunakan pada zaman Romawi Kuno dan merupakan Karya Seni dalam kebudayaan
Muslim. 

Kata tessellation (pengubinan) sendiri berasal dari bahasa Yunani tessera, yang dikaitkan
dengan  aegiempat dan ubin. Agaknya ini adalah sebuah  indikasi dan fakta bahwa ubin bentuk
segiempat  adalah yang paling mudah untuk saling menutupi bidang segiempat yang lain tanpa
menyisahkan celah.. Ubin adalah fitur umum seni dekoratif dan terjadi di dunia alami di sekitar
kita. Dua orang pada prinsipnya bertanggung jawab untuk menyelidiki dan mengembangkan
pengubinan: Roger Penrose, seorang ahli matematika terkemuka, dan seniman, M.C.Escher.

Mengingat sejarah dan tujuan dari pengubinan ini, pembelajaran matematika topik
pengubinan dapat diintegrasikan dengan sejarah (IPS) ketika anak belajar tentang sejarah
Romawi Kuno atau Kerajaan Islam. Pengubinan juga memberikan kesempatan pada anak-anak
untuk menghasilkan karya seni dengan menghubungkan topik atau materi lintas mata pelajaran
seperti prakarya, matematika dan sejarah.

Pengubinan merupakan salah satu konsep matematika penting yang diberikan kepada siswa
sejak usia sekolah dasar. Oleh karena itu para guru dan juga calon guru mesti memahami konsep
pengubinan tersebut agar dapat mengajarkan konsep pengubinan pada siswa sekolah dasar.

1. Pengertian Pengubinan

Daerah segibanyak adalah gabungan antara segibanyak dan daerah didalamnya. Penyusunan
daerah-daerah segibanyak yang sisi-sisinya berimpit sehingga menutup bidang secara sempurna
(tidak ada bagian yang tidak tertutup) dinamakan pengubinan. Gambar-gambar berikut ini
menunjukkan pengubinan dengan segitiga-segitiga siku-siku dan pengubinan dengan segitiga
sama kaki.

Gambar Model Pengubinan dengan Segitiga Samakaki dan Segitiga Siku Siku

2. Pengubinan dengan berbagai segi banyak

Perhatikan kedua gambar di atas. Pada gambar pertama menunjukkan pengubinan dengan
segitiga siku-siku. Pola pada pengubinan ini adalah ada 6 segitiga siku-siku bertemu pada satu
titik. Keadaan seperti ini dikatakan bahwa konfigurasi segitiga siku-siku bertemu di satu titik
adalah (3, 3, 3, 3, 3, 3).

Barisan enam 3-an ini menyatakan bahwa ada enam segitiga siku-siku bertemu pada
setiap titik sudutnya. Hal serupa juga terjadi pada gambar kedua. Pada gambar kedua,
konfigurasi segitiga sama kaki bertemu di satu titik adalah
juga (3, 3, 3, 3, 3, 3).

Mintalah siswa bekerja dalam kelompok membuat pengubinan dengan menggunakan segitiga
sama sisi, persegipanjang, trapesium, dan layang-layang. Kemudian mintalah mereka menuliskan
konfigurasinya.
 

Perhatikan gambar sebuah bangun segienam beraturan di atas. Jika kita akan melihat
apakah mungkin kita dapat melakukan pengubinan dengan bangun-bangun segienam itu dan
bagaimana bentuk konfigurasi segienam beraturan itu bertemu pada satu titik, maka harus
memusatkan perhatian pada salah satu sudut segi enam beraturan itu. Untuk itu perhatikan
lingkaran yang ada pada salah satu sudut segienam beraturan di atas. Misalkan kita telah
mengetahui bahwa besar satu sudut segi enam beraturan adalah 120 dan kita telah mengetahui
bahwa besar sudut satu lingkaran penuh adalah 360. Kita ingin mengetahui apakah mungkin ada
beberapa segienam beraturan lain yang dapat menutup daerah lingkaran yang tersisa. Karena kita
sudah mempunyai sudut sebesar 120, kita masih memerlukan gabungan sudut dari beberapa
segienam beraturan yang besarnya adalah 360 – 120 = 240. Karena itu kita memerlukan dua
buah bangun segienam lagi. Dengan demikian, konfigurasi pengubinan dengan menggunakan
segienam beraturan bertemu pada sebuah titik adalah (6, 6, 6).

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah mungkin kita membuat pengubinan menggunakan


hanya bangun-bangun segilima beraturan? Misalkan kita telah mengetahui bahwa besar satu
sudut segi lima beraturan adalah 1080. Untuk itu kita masih memerlukan gabungan sudut-sudut
dari beberapa segilima beraturan yang besarnya 360 – 108 = 252. Ada berapa buah sudut
segilima beraturan sehingga berukuran 2520? Karena satu sudut segilima beraturan besarnya
1080, kita tidak memperoleh bilangan bulat yang menyatakan banyaknya sudut segilima yang
diperlukan. Dengan demikian, kita tidak dapat melakukan pengubinan dengan menggunakan
hanya bangun-bangun segilima dan gambarnya kira-kira seperti tampak berikut ini.

Untuk menentukan pengubinan bangun-bangun segibanyak beraturan, kita harus


memahami besar setiap sudut pada segibanyak beraturan. Kita telah mengetahui bahwa jumlah
ukuran sudut segitiga adalah 180 dan besar ukuran sudut satu lingkaran penuh adalah 360.
Meskipun demikian, mungkin banyak diantara kita belum mengetahui besar ukuran setiap sudut
dalam segibanyak beratuarn. Untuk itu, sebelum mengakhiri pembahasan pengubinan, kita
bicarakan sedikit tentang besar ukuran setiap sudut pada segibanyak beraturan, yaitu sebagai
berikut:

1. Segitiga beraturan (segitiga sama sisi)

Karena jumlah ukuran sudut dalam segitiga beraturan adalah 180, besar ukuran setiap sudutnya
adalah 60.

2. Segiempat beraturan (persegi)

     Karena segiempat beraturan dapat dibangun dari dua segitiga, maka jumlah ukuran sudut
dalam segiempat itu adalah 2 x 180 = 360 (lihat gambar di bawah ini). Dengan demikian, besar
ukururan setiap sudutnya adalah 90.

3. Segilima beraturan

     Perhatikan gambar berikut ini.

Gambar di atas adalah segilima beraturan yang dibagi menjadi lima buah segitiga kongruen.
Setiap segitiga itu mempunyai jumlah ukuran sudut 1800, akibatnya, lima buah segitiga
mempunyai jumlah ukuran sudut 5 x 180 = 900. Ukuran sudut ini menunjukkan gabungan antara
jumlah ukuran segilima beraturan dan besar sudut pusatnya (sudut yang ada di tengah-tengah
segilima). Karena ukuran sudut pusat itu adalah 360, jumlah ukuran segilima beraturan itu adalah
900 – 360 = 540. Dengan demikian, besar setiap sudut dalam segilima beraturan adalah 540 : 5 =
108.
4. Segienam beraturan

    Perhatikan gambar berikut ini.

Gambar di atas adalah segienam beraturan yang dibagi menjadi enam buah segitiga kongruen.
Setiap segitiga itu mempunyai jumlah ukuran sudut 1800, akibatnya, enam buah segitiga
mempunyai jumlah ukuran sudut 6 x 1800 = 10800. Ukuran sudut ini menunjukkan gabungan
antara jumlah ukuran segilima beraturan dan besar sudut pusatnya (sudut yang ada di tengah-
tengah segilima). Karena ukuran sudut pusat itu adalah 360, jumlah ukuran segienam beraturan
itu adalah 1080 – 360 = 720. Dengan demikian, besar setiap sudut dalam segilima beraturan
adalah 720 : 60 = 120.

Dari hasil nomor 1 sampai dengan nomor 4 di atas, kita dapan memperoleh pola untuk mencari
besar steiap sudut segibanyak beraturan. Pola itu adalah sebagai berikut:

Nama Bangun Jumlah Ukuran Sudut Besar Ukuran Setiap Sudut

Segitiga Beraturan 180° 1


x 180° = 60°
3
Segiempat Beraturan 2 x 180° = 360° 1
x 180° = 90°
3
Segilima Beraturan 3 x 180° = 540° 1
x 180° = 108°
3
Segienam Beraturan 4 x 180° = 720° 1
x 180° = 120°
3
Segitujuh Beraturan 5 x 180° = 900° 1
x 180° = 128,57°
3
Segidelapan Beraturan 6 x 180° = 1080° 1
x 180° = 135°
3
Segisembilan Beraturan 7 x 180° = 1260° 1
x 180° = 140°
3
Segisepuluh Beraturan 8 x 180° = 1440° 1
x 180° = 144°
3
Segi-n Beraturan (n – 2) x 180° 1
x 180° = 180°
3

C. Simetri Lipat dan Simetri Putar

a. Simetri Lipat
Suatu bangun datar yang dikenai gerak lipat dan menghasilkan dua bangun datar
yang bersifat kongruen, maka bangun datar tersebut dapat dikatakan mempunyai simetri
lipat (Muchtar dan Djamus, 2001:3.9). Dapat ditinjau dari pendapat tersebut suatu bangun
datar yang dilipat menjadi dua bagian dan menghasilkan dua bangun yang saling berimpit
dengan tepat maka dapat dikatakan bangun datar tersebut memiliki simetri lipat. Dari
berbagai bentuk bangun datar yang ada, bahwa bangun datar yang memiliki simetri lipat
yakni persegi, persegi panjang, segitiga, segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segi lima
beraturan, segi enam beraturan, lingkaran, trapesium sama kaki, belah ketupat, dan
layang-layang.

o Simetri lipat pada Persegi dan Bujur Sangkar


Persegi atau bujur sangkar mempunyai 4 simetri lipat :
D C

A B

 Simetri lipat pertama, A bertemu dengan D dan B bertemu dengan C

D C
A B

 Simetri lipat kedua, A bertemu dengan B dan C bertemu dengan D


C
D
A
B

 Simetri lipat ketiga, A bertemu dengan C, BD adalah sumbu simetri yang


membagi bangunan menjadi dua bagian yang sama besar

C B

 Simetri lipat keempat, B bertemu dengan D, ACadalah sumbu simetri


yang membagi bangunan menjadi dua bagian yang sama besar.

D
A B

o Simetri Lipat pada persegi Panjang


Persegi panjang mempunyai 2 simetri lipat

D C

A B

 Simetri lipat pertama, A bertemu dengan D dan B dengan C


AD BC

 Simetri lipat kedua, A bertemu dengan B dan D bertemu dengan C

DC

AB

o Simetri Lipat pada Segitiga sama Kaki


Segitiga sama kaki mempunyai 1 simetri lipat, A bertemu dengan B, dimanaC
sebagai sumbu simetri
C

A B

o Simetri Lipat pada Segitiga sama sisi


Segitiga sama sisi mempunyai 3 simetri lipat
C

A B

 Simetri lipat pertama, C sebagai sumbu simetri maka A bertemu dengan B


 Simetri lipat kedua, A sebagai sumbu simetri maka B bertemu dengan C
 Simetri lipat ketiga, B sebagai sumbu simetri maka A bertemu dengan C

o Simetri Lipat pada Trapesium sama kaki


 Trapesium sama kaki mempunyai 1 simetri lipat, yaitu : A bertemu dengan
B dan D bertemu dengan C
 Trapesium sembarang, simetri lipat trapesium sembarang dan siku-siku
adalah 0

o Simetri Lipat pada Jajaran Genjang

Simetri lipat pada jajaran genjang adalah 0

o Simetri lipat pada Belah ketupat


A

D B

C
Simetri lipat mempunyai 2 simetri lipat :
 Simetri lipat pertama, B bertemu dengan D dengan AC sebagai sumbu
simetri
 Simetri lipat kedua, A bertemu dengan C dengan BD sebagai sumbu
simetri
o Simetri Lipat pada Layang-Layang
B

A B

Layang-layang mempunyai 1 simetri lipat, A bertemu dengan C dengan BD


sebagai sumbu simetri

o Simetri Lipat pada Elips Oval

D B

C
Elips oval mempunyai 2 simetri lipat
 Simetri lipat pertama, B bertemu dengan D dengan AC sebagai sumbu
simetri
 Simetri lipat kedua, A bertemu dengan C dengan BD sebagai sumbu
simetri

o Simetri Lipat pada Lingkaran

Lingkaran mempunyai simetri lipat yang jumlahnya tak terhingga, karena


lingkaran, bisa dibagi dua dengan jumlah tak terhingga dengan banyak (tak
terhingga) sumbu/simetri

b. Simetri Putar
Suatu gerak putar benda untuk menempati tempatnya yang semula dan bukan
identitas bagi benda itu sendiri adalah pengertian dari benda yang memiliki simetri putar
(Muchtar dan Djamus, 2001:3.25). Sedangkan suatu bangun datar mempunyai simetri
putar jika ada suatu titik pusat yang mana gambar dapat diputar kurang dari satu putaran
penuh atau 360o sehingga bayangan tepat berada pada gambar semula menurut (Sa’dijah
(1999:34). Suatu bangun datar dapat dikatakan memiliki simetri putar jika suatu bangun
datar tersebut dapat diputar kurang dari satu putaran penuh atau 360o pada titik tertentu
dan dapat kembali menempati posisi semula dengan tepat. Dari beberapa jenis bangun
datar yang ada, yang memiliki simetri putar yakni persegi, persegi panjang, segitiga sama
kaki, segitiga sama sisi, segi lima beraturan, segi enam beraturan, dan belah ketupat.

Sebuah bangun datar dikatakan tidak memiliki simetri putar apabila kita hanya
mendapatkan 1 bayangan yang mana bayangan tersebut didapat dengan memutar 1
putaran penuh. Contoh nya seperti segitiga sembarang, traspesium dan segitiga siku siku.

Terkadang kita sulit untuk mendapatkan bayangan sebuah bangun datar diputar
sehingga kita dalam materi ini bisa menggunakan media yang akan mempermudah dalam
mendapatkan gambaran simetri putar bangun datar.
 Menentukan banyaknya simetri putar pada bangun datar
Misalkan kita akan menentukan banyaknya simetri putar bangun datar segi 6
beraturan. Adapun langkah yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut:
1. Tentukan titik pusat putaran bangun datar. Titik pusat di peroleh dari
perpotongan sumbu simetri bangun datar tersebut.
2. Jiplak bentuk bangun datar tersebut pada pada kertas. Guna menjadi alas.
3. Beri nama atau lambing huruf pada setiap sudutnya. Misal pada bangun
datar segi enam A, B, C, D, E, F.

4. Kemudian putar segi enam searah jarum jam sejauh 360 derajat.
Kemudian hitung berapa kali segi enam tersebut tepat menempati alasnya
yaitu gambar segi enam yang telah kita jiplak tadi.
5. Ternyata segi enam memiliki simetri putar sebanyak 6. Dari sudut A
diputar kemudian menempati sudut B. kemudian di putar kembali susut A
menempati sudut c letak awal dan seterusnya hingga sudut A menempati
letak sudutnya di awal.
 Simetri Putar Persegi

Dalam persegi atau bujur sangkar terdapat 4 simetri putar. Apabila kita
lihat ada 4 sudut di sana jika kita putar sejauh 360 derajat dimana titik A kembali
ke posisi awal maka ada sebanyak 4 simetri pusat , yaitu ketika sudut A
menempati sudut D kemudian sudut A menempati sudut C, lalu ketika A
menempati dudut B dan terakhir ketika Sudut A menempati posisi awal dirinya
sendiri. Satu kali perpindahan sudut ke sudut selanjutnya searah jarum jam misal
A ke D maka besarnya 90 derajat. Sedang jika sudut A diputar 180 derajat searah
jarum jam akan menempati dudut C.

 Simetri Putar Persegi Panjang

Pada persegi panjang hanya ada 2 simetri putar. Yaitu perpindahan sebesar
180 derajat dan 360 derajat.

 Simetri Putar Segi Tiga Sama Sisi


C

A B

Pada putaran pertama sudut A diputar searah jarum jam sebesar 120
derajat akan menempati sudut C kemudian deputar sejauh 240 derajat akan sudut
A akan menempati Sudut B dan pada putaran penuh sudut A kembali lagi pada
posisi awal. Sehingga segi tiga memiliki simetri lipat sebanyak 3.
 Simetri Putar Pada Lingkaran

Simetri Putar Pada lingkaran tak terhingga.

 Simetri Putar Pada Jajar Genjang

Pada jajar genjang simetri lipat ada sebanyak 2.

Agar lebih memudahkan akan disajikan table sebagai berikut yang memuat nama bangun
datar disertai jumlah simetri lipat, simetri putar, serta sumbu simetrinya.

Table nama bangun datar :

Nama Bangun Datar Simetri Lipat Simetri Putar Sumbu Simetri

Persegi 4 4 4

Persegi Panjang 2 2 2

Belah Ketupat 2 2 2

Jajar Genjang - 2 -

Segitiga Sama Kaki 1 - 1

Segitiga Sama Sisi 3 3 3


Segitiga Sembarang - - -

Segitiga Siku-siku 1 - 1

Trapesium Sama 1 - 1
Kaki

Trapesiium Siku-siku - - -

Trapesium - - -
Sembarang

Layang-layang 1 - 1

Lingkaran Tak Hingga Tak Hingga Tak Hingga

D. Contoh Soal HOTS

1. Trapesium PQRS pada gambar dibawah, siku-siku di P. Panjang PS = 16 cm, QR = 9 cm


dan luasnya 125 cm2. Panjang SR = .... cm.

9 cm R
Q

P S
16 cm T

a. √ 119
b. √ 129
c. √ 139
d. √ 149
Pembahasan

Dik :
PS = 16 cm
QR = 9 cm
L = 125cm 2

Ditanya = SR = .... cm.

Jawab :
Jumlah sisi sejajar ×t
L=
2
( 16+9 ) ×t
125 =
2
25× t
125 =
2
25t = 250
250
t=
25
t = 10

R R

10 10

S T 7 S
T (16 – 9)

RS = √ 102 +72
= √ 100+49
= √ 149 cm

Jadi panjang SR adalah √ 149 cm

2. Amir ingin membuat pola pengubinan berbentuk jajar genjang. Namun amir mempunyai
ubin yang berbentuk segitiga sembarang. Bagaimana cara Amir mengubah segitga
sembarang menjadi jajargenjang?
Pembahasan
1) Buatlah segitiga sembarang PQR
Q

P R

2) Buatlah garis yang memotong QR menjadi 2 bagian yang sama panjang


Q

x y

P R

3) Gunting segitiga PQR menurut garis xy


Q

x
y
x y

P R

4) Rotasi segitiga XYR searah jarum jam dengan pusat y, sehingga YR berhimpitan
dengan YQ.
Q`

x Rotasi
y
x y

P R

5) Jadilah jajargenjang XPQY’


y
x Y’

P Q= R’

3. Berapakah jumlah simetri lipat dari huruf-huruf yang membentuk kata “PRESTASI” ?

Jawab :

P =0

( Buat simetri lipat secara diagonal, vertikal dan horizontal, ternyata tidak saling menutupi
bagian kanan,kiri,atas, dan bawah. Sehingga bisa kita simpulkan bahwa huruf “P” tidak memiliki
simetri lipat.)

R =0

( Buat simetri lipat secara diagonal, vertikal dan horizontal, ternyata tidak saling menutupi
bagian kanan,kiri,atas, dan bawah. Sehingga bisa kita simpulkan bahwa huruf “R” tidak memiliki
simetri lipat.)

E =1

(Buat simetri lipat secara diagonal dan vertikal, ternyata tidak saling menutupi bagian kanan
dan kirinya, jika simetri lipatnya kita buat secara horizontal maka bisa membagi bangunnya
menjadi dua bagian sama besar yaitu bagian atas dan bawahnya, maka jika di lipat secara
horizontal bisa dikatakan sebagai simetri lipatnya. Sehingga bisa kita simpulkan bahwa huruf
“E” hanya memiliki satu simetri lipat.)

S =0

( Buat simetri lipat secara diagonal, vertikal dan horizontal, ternyata tidak saling menutupi
bagian kanan,kiri,atas, dan bawah. Sehingga bisa kita simpulkan bahwa huruf “S” tidak memiliki
simetri lipat.)
T =1

(Buat simetri lipat secara diagonal dan horizontal, ternyata tidak saling menutupi bagian atas
dan bawahnya, jika simetri lipatnya kita buat secara vertikal maka bisa membagi bangunnya
menjadi dua bagian sama besar yaitu bagian kanan dan kirinya, maka jika di lipat secara vertikal
bisa dikatakan sebagai simetri lipatnya. Sehingga bisa kita simpulkan bahwa huruf “T” hanya
memiliki satu simetri lipat.)

A =1

( Buat simetri lipat secara diagonal dan horizontal, ternyata tidak saling menutupi bagian atas
dan bawahnya, jika simetri lipatnya kita buat secara vertikal maka bisa membagi bangunnya
menjadi dua bagian sama besar yaitu bagian kanan dan kirinya, maka jika di lipat secara vertikal
bisa dikatakan sebagai simetri lipatnya. Sehingga bisa kita simpulkan bahwa huruf “A” hanya
memiliki satu simetri lipat.)

“S” = sama saja seperti yang diatas

I =2

( Buat simetri lipat secara diagonal, ternyata tidak saling menutupi ke dua bagiannya, jika
simetri lipatnya kita buat secara vertikal dan horizontal maka bisa membagi bangunnya menjadi
dua bagian sama besar yaitu bagian kanan, kiri, atas dan bawahnya maka jika di lipat secara
vertical dan horizontal bisa dikatakan sebagai simetri lipatnya. Sehingga bisa kita simpulkan
bahwa huruf “I” memiliki dua simetri lipat.)

Dapat kita rangkum menjadi 0 + 0 + 1 + 0 + 1 + 1 + 2 = 5

Jadi, jumlah simetri lipat dari kata “PRESTASI” adalah 5.


DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/491/5/Bab%202.pdf

http://eprints.umsida.ac.id/650/1/148620600021%20Uci%20Nur%20Azizah.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/PENDIDIKAN_MATEMATIKA_II/PEND.MAT_II-BBM_4_(PEMB.BANGUN-
BANGUN_DATAR_II.pdf

https://www.tipsbelajarmatematika.com/2017/02/pembelajaran-pengubinan-di-sekolah-
dasar.html?m=1

https://rumushitung.com/2017/05/01/simetri-putar-bangun-datar/

http://www.gurukita.com/2013/06/simetri-lipat-dan-simetri-putar.html

Anda mungkin juga menyukai