Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses analisis data dan pembahasan yang

meliputi analisis statistik deskriptif, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan

hasil penelitian. Pengujian hipotesis akan dilakukan dalam dua tahap, pertama

dengan menguji normalitas data. Jika data normal, maka akan dilanjutkan dengan

uji paired sample t-test. Jika data tidak normal maka akan dilanjutkan dengan uji

wilcoxon signed rank test.

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendiskripsikan

data berupa range, maximum, minimum, mean, dan standar deviasi disebut

dengan analisis statistik deskriptif. Berikut ini adalah statistik deskriptif dari

abnormal return dan trading volume activity.

4.1.1. 3 Bulan Sebelum dan 3 Bulan Setelah Pengumuman Perang Dagang

AS-China

Hasil statistik deskriptif 3 bulan sebelum Peristiwa Perang Dagang AS-China

adalah sebagai berikut :

39
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif 3 Bulan Sebelum Peristiwa
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Error
Abnormal Return 30 -,7435 ,3829 -,050809 ,0421384 ,2308017
Trading Volume
30 ,0000 ,0077 ,000543 ,0002602 ,0014253
Activity
Valid N (listwise) 30
Sumber : Data yang diolah (2019)

Olah data dari abnormal return 3 bulan sebelum diumumkannya Perang

Dagang AS-China pada Perusahaan Besi dan Baja mendapatkan hasil berupa nilai

minimum sebesar -0,7435, nilai maksimum sebesar 0,3829. Dilihat dari angka

abnormal return yang mempunyai nilai negatif, bisa diartikan bahwa pasar

memberikan sinyal negatif terhadap peristiwa pengumuman perang dagang,

walaupun ada abnormal return positif, tetapi nilai maksimal di 3 bulan tersebut

tidak besar dibandingkan dengan nilai beberapa bulan periode penelitian yaitu

sebesar 0,3829 Rata-rata nilai abnormal return adalah -0,050809, menunjukkan

bahwa nilai abnormal return negatif cukup besar, sehingga rata-rata abnormal

return di periode penelitian bernilai negatif. Standar Deviasi yang diperoleh

bernilai 0,2308017. Mempunyai selisih yang cukup besar dengan rata-rata yaitu

sebesar 0,2816107. Menurut (Widarjono, 2015) standar deviasi sebagai ukuran

variasi atau persebaran jika mempunyai standar deviasi yang kecil maka data

tersebut akan terkonsentrasi di rata-ratanya. Standar deviasi yang dihasilkan di 3

40
bulan penelitian menujukkan bahwa data bersifat heterogen karena mempunyai

selisih yang besar dengan nilai rata-rata. Selain itu angka tersebut menunjukkan

bahwa selisih data abnormal return yang satu dengan yang lain cukup besar. Hal

tersebut bisa terjadi karena investor mengalami ketidakpastian isu perang dagang,

walaupun sempat ada sentimen psoitif, tetapi disisi lain ada sentimen negatif.

Nilai minimum trading volume activity 3 bulan sebelum peristiwa adalah 0,

menunjukkan bahwa ada perusahaan yang tidak melakukan aktivitas trading

selama periode penelitian. Sedangkan nilai maksimalnya berada pada angka

0,0077, sangat rendah dan tidak jauh selisihnya dengan nilai minimum,

menunjukkan bahwa saham tidak banyak diperdagangkan pada momen tersebut.

Rata-rata trading volume activity sebesar 0,000543. Untuk nilai standar deviasi

yang diperoleh adalah 0,0014253. Mempunyai nilai yang lebih besar

dibandingkan dengan rata-rata, hal itu menunjukkan bahwa data tarding volume

activity bersifat heterogen. Ada fluktuasi perdagangan saham dengan selisih yang

cukup besar.

Hasil statistik deskriptif data 3 bulan setelah pengumuman perang dagang

AS-China adalah sebagai berikut :

41
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif 3 Bulan Setelah Peristiwa
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Error
Abnormal Return 30 -,6218 ,4438 -,027100 ,0407211 ,2230387
Trading Volume
30 ,0000 ,0087 ,000697 ,0003033 ,0016613
Activity
Valid N (listwise) 30
Sumber : Data yang diolah (2019)

Abnormal return yang didapatkan dari analisa data 3 bulan setelah

pengumuman perang dagang AS-China dengan nilai minimum sebesar -0,6218,

sedangkan nilai maksimumnya adalah 0,4438. Nilai abnormal return negatif

menunjukkan bahwa ekspektasi investor di 3 bulan pasca perang dagang tidak

sesuai dengann kenyataan di lapangan. Investor yang mengharapkan akan terjadi

kenaikan return dengan adanya peluang pasar perang dagang tidak terjadi. Nilai

maksimal abnormal return juga tidak terlalu besar. Rata-rata yang diperoleh

adalah -0,025852. Rata-rata negatif menunjukkan bahwa nilai abnormal return di

sebagian besa perusahaan mengalami penurunan.Standar deviasi yang dihasilkan

mempunyai nilai 0,2230387. Mempunyai selisih yang besar dengan rata-rata

abnormal return. Menunjukkan bahwa data abnormal return bersifat heterogen.

Olah data dari trading volume activity menghasilkan nilai minimum sebesar 0

dan nilai maksimum sebesar 0,0087. Nilai minimum 0 menunjukkan kondisi

likuiditas saham ada yang tidak sehat, karena tidak terjadi aktivitas perdagangan

42
saham, bahkan nilai maksimal perdagangan sahan hanya 0,0087. Standar deviasi

yang dihasilkan dari olah statistik sebesar 0,00163. Sedangkan rata-rata trading

volume activity nya adalah 0,000697. Selish yang cukup besar antara standar

deviasi dan rata-rata, dimana sebaran data tidak homogen artinya jarak nilai

trading volume acticity selama periode penelitian cukup besar. Ada

ketidakstabilan perdagangan saham.

Perbedaan rata-rata abnromal return 3 bulan sebelum peristiwa dan 3

bulan setelah pengumuman perang dagang AS-China mengalami kenaikan dari

-0,050809 ke -0,025851, menunjukkan sentimen positif investor meskipun

bernilai tidak terlalu besar. Sedangkan rata-rata trading volume activity

mengalami kenaikan dari 0,000543 ke 0,000697. Selisih yang tidak terlalu besar

dari 3 bulan sebelum dan setelahnya, artinya pasar tidak merespon terkait

peristiwa pengumuman perang dagang.

4.1.2. 6 Bulan Sebelum dan 6 Bulan setelah Pengumuman Perang Dagang

AS-China

Hasil statsitik deskriptif data 6 bulan sebelum pengumuman perang dagang

AS-China adalah sebagai berikut :

43
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif 6 Bulan Sebelum Peristiwa
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Error
Abnormal Return 60 -,8341 ,6929 -,042710 ,0338619 ,2622935
Trading Volume
60 ,0000 ,0077 ,000416 ,0001440 ,0011154
Activity
Valid N (listwise) 60
Sumber : Data yang diolah (2019)

Berdasarkan tabel 4.1.2.1 dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai abnormal

return 6 bulan sebelum pengumuman perang dagang AS-China adalah -0,042710.

Menunjukkan bahwa hampir disetiap periode bulanan, abnormal return bernilai

negatif. Artinya ekspektasi investor di periode bulanan tidak sesuai bahkan

bernilai negatif terhadap return yang terjadi dipasar. Hasil statistik deskriptif pada

standar deviasi yang bernilai 0,2622935 mempunyai selisih yang besar dengan

rata-rata yang berarti data abnormal return 6 bulan sebelum peristiwa bersifat

heterogen. Sedangkan jika dilihat dari nilai maksimum untuk abnormal return

hanya 0,6929, padahal nilai minimumnya sebesar -0,8341, ada penurunan seratus

persen lebih dari nilai yang paling besar.

Trading volume activity yang didapatkan dari analisis data 6 bulan sebelum

peristiwa terjadi mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,000416 dan nilai standar

deviasi sebesar 0,0011154. Selisih antara kedua nilai cukup besar. Artinya data

trading volume activity mempunyai sebaran data yang tidak homogen. Nilai

trading volume activity satu dengan yang lain mempunyai jarak yang cukup besar.

44
Sedangkan nilai maksimum trading volume activity adalah 0,0077 dan nilai

minimum sebesar 0. Hampir tidak ada aktivitas perdagangan saham, bahkan ada

data bulanan yang bernilai 0, artinya pada bulan tersebut ada perusahaan yang

tidak melakukan aktivitas perdagangan saham.

Tabel 4.4
Statistik Deskriptif 6 Bulan Setelah Peristiwa
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Error
Abnormal Return 60 -,7679 ,4336 -,087334 ,0314980 ,2439823
Trading Volume
60 ,0000 ,0113 ,001099 ,0003283 ,0025427
Activity
Valid N (listwise) 60
Sumber : Data yang diolah (2019)

Berdasarkan tabel 4.1.1.2 dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai abnormal

return 6 bulan setelah pengumuman perang dagang AS-China adalah -0,087334

naik dua klai lipat dari nilai abnormal return 6 bualn sebelum peristiwa.

Sedangkan data standar deviasi mempunyai sebaran data yang heterogen dengan

nilai 0,0025427, mempunyai selisih yang cukup besar dengan nilai rata-ratanya.

Nilai maksimum untuk abnormal return adalah 0,4336 dan nilai minimum sebesar

-0,7679, turun hampir dua kali lipat dari nilai maksimal. Terdapat return ekpektasi

investor yang tidak sesuai dengan return pasar.

Trading volume activity yang didapatkan dari analisis data 6 bulan setelah

peristiwa terjadi mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,001099, ada kenaikan dri

nilai rata-rata 6 bulan sebelum peristiwa. Sedangkan standar deviasi menunjukkan

45
selisih yang cukup besar dengan nilai rata-rata, artinya data trading volume

activity bersifat heterogen. Untuk nilai maksimum yang didapat adalah 0,0113 dan

nilai minimum sebesar 0. Ada kegiatan trading pada perusahaan besi dan baja

meskipun terdapat perusahaan yang tidak melakukan perdagangan saham di 6

bulan setelah pengumuman perang dagang AS-China.

Perbedaan rata-rata abnromal return 6 bulan sebelum peristiwa dan 6 bulan

setelah pengumuman perang dagang AS-China mengalamai penurunan dari

-0,42710 ke -0,087334. Ada kecenderungan investor merespon negatif pasaca 6

bulan pengumuam perang dagang AS-China. Sedangkan rata-rata dari nilai

trading volume activity mengalami kenaikan dari 0,000416 ke 0,001099, ada

kenaikan perdagangan saham di 6 bulan setelah peristiwa.

4.1.3. 9 Bulan Sebelum dan 9 Bulan Setelah Pengumuman Perang Dagang

AS-China

Tabel 4.5
Statistik Deskriptif 9 Bulan Sebelum Peristiwa
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Error
Abnormal Return 90 -,7885 1,9787 -,119828 ,0351784 ,3337316
Trading Volume
90 ,0000 ,0077 ,000354 ,0000976 ,0009257
Activity
Valid N (listwise) 90
Sumber : Data yang diolah (2019)

Hasil statsitik deskriptif data 9 bulan sebelum pengumuman perang dagang

AS-China adalah sebagai berikut :

46
Olah data dari abnormal return 9 bulan sebelum diumumkannya Perang

Dagang AS-China pada Perusahaan Besi dan Baja mendapatkan hasil berupa nilai

rata-rata sebesar -0.119828, menunjukkan bahwa nilai realized return disetiap

bulan pada periode penelitian tidak sesuai dengan ekspektasi investor. Data

abnormal return juga tidak homogen, ditunjukkan dengan nilai standar deviasi

sebesar 0,3337316. Sedangkan nilai maksimal dari abnormal return

sebesar 1.9787, artinya ada nilai ekspektasi investor yang melebihi nilai realisasi

di pasar. Dan nilai minimum sebesar -0.7885, menunjukkan bahwa ada nilai

realisasi return dibawah ekspektasi investor

Nilai rata-rata trading volume activity 9 bulan sebelum Perang Dagang

AS-China adalah 0,000354, terdapat ektivitas perdagangan saham meskipun tidak

terlalu besar. Standar deviasi bernilai 0,0009257 menunjukkan data trading

volume activity bersifat heterogen, artinya sebaran data mempunyai selisih yang

cukup besar. Nilai maksimum trading volume activity sebesar 0,0077, dengan

nilai minimum sebesar 0. Terdapat perusahaan yang tidak melakukan aktivitas

perdagangan selama periode penelitian.

47
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif 9 Bulan Setelah Peristiwa
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Error
Abnormal Return 90 -,7482 1,3154 -,113109 ,0325872 ,3091493
Trading Volume
90 ,0000 ,0113 ,000915 ,0002339 ,0022191
Activity
Valid N (listwise) 90
Sumber : Data yang diolah (2019)

Hasil statsitik deskriptif data 9 bulan setelah pengumuman peristiwa perang

dagang AS-China adalah sebagai berikut :

Olah data dari abnormal return 9 bulan setelah diumumkannya perang

dagang AS-China mendapatkan hasil berupa nilai rata-rata sebesar – 0,113109,

menunjukkan bahwa nilai bulanan abnormal return banyak yang bernilai negatif.

Sebaran data juga tidak homogen, karena selisih standar deviasi dengan

rata-ratanay cukup besar, lebih dari 3 kali lipat. Sedangkan nilai maksimal dari

abnormal return sebesar 1,3154 dan nilai minimum sebesar -0,7482. Ada nilai

realisasi return yang melebihi espektasi investor hampir satu setengah kali lipat,

tetapi ada juga nilai realisai yang tidak sesuai dan dibawah ekspektasi investor.

Trading volume activity yang didapatkan dari analisis data 9 bulan setelah

peristiwa terjadi mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,000915, nilai yang tidak

terlalu besar bahkan mendekati 0. Menunjukkan bahwa tidak banyak perdagangan

saham selaam 9 bulan pasca peristiwa. Standar deviasi yang dihasilan bernilai

48
0,0022191 menunjukkan bahwa data trading volume activity selama periode

penelitian bersifat heterogen. Nilai maksimum yang didapat adalah 0,0113 dan

nilai minimum sebesar 0. Terdapat nilai 0, menunjukkan bahwa terdapat

perusahaan yang tidak melakukan perdagangan saham.

Perbedaan rata-rata abnromal return 9 bulan sebelum peristiwa dan 9 bulan

setelah pengumuman peristiwa perang dagang AS-China mengalamai kenaikan

yaitu dari -0,119828 ke -0,113109, meskipun nilai yang dicatatkan negatif dari 9

bulan sebelum dan setelah peristiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampai 9

bulan pasca peristiwa, sebagian besar nilai realisasi return masih dibawah

ekspektasi investor. Sedangkan rata-trata trading volume activity mengalami

kenaikan meskipun tidak terlalu besar yaitu dari 0,000354 ke 0,000915. Hal

tersebut menunjukkan bahwa perdagangan saham tidak mengalami perubahan

atau cenderung stabil dari 9 bulan sebelum dan setelah peristiwa.

4.2 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi

normla atau tidak normal. Pengujian normalitas dalam penelitian dengan

menggunakan one-sample kolmogorov-smirnov test dengan tingkat tingkat

signifikansi > 0,05. Jika data mempunyai tingkat signifikansi >0,05 maka data

disebut data yang berdistribusi normal. Apabila data berdistribusi normal maka

dilanjutkan dengan uji paired sample t-test. Data yang memiliki signifikansi ≤

0,05 maka data tersebut tidak normal dan dilanjutkan dengan uji statistik non

parametrik yaitu wilcoxon sign rank test.

49
4.2.1. Kelompok waktu 3 bulan sebelum dan 3 bulan setelah pengumuman

Perang Dagang AS-China

4.2.1.1. Uji Normalitas Pertama

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Pertama

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,19588396
Most Extreme Absolute ,144
Differences Positive ,120
Negative -,144
Test Statistic ,144
Asymp. Sig. (2-tailed) ,114c
Sumber : Data hasil output SPSS 25

Hasil diatas didapatkan dari uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat

signifikansi >0.05 dan uji normalitas abnormal return pada semua kelompok data

adalah lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 5%. Dapat disimpulkan bahwa

data dari abnormal return dapat dinyatakan berdistribusi normal. Sehingga data

diatas bisa diolah menggunakan uji sample paired t-test.

50
4.2.1.2. Uji Normalitas Kedua

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas Kedua

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardize
d Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,00164211
Most Extreme Absolute ,331
Differences Positive ,331
Negative -,316
Test Statistic ,331
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c
Sumber : Data hasil output SPSS 25

Hasil diatas didapatkan dari uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat

signifikansi >0.05 dan uji normalitas trading volume activity pada semua

kelompok data adalah lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 5%. Dapat

disimpulkan bahwa data dari trading volume activity dapat dinyatakan

berdistribusi tidak normal. Sehingga data diatas bisa diolah menggunakan uji

wilcoxon sign rank test.

51
4.2.2.1. Uji Normalitas Ketiga

Tabel 4.9

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Ketiga

Test of Normality

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardize
d Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,23914697
Most Extreme Absolute ,158
Differences Positive ,121
Negative -,158
Test Statistic ,158
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001c
Sumber : Data hasil output SPSS 25

Hasil diatas didapatkan dari uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat

signifikansi >0.05 dan uji normalitas abnormal return pada semua kelompok data

adalah lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 5%. Dapat disimpulkan bahwa

data dari abnormal return dapat dinyatakan berdistribusi tidak normal. Sehingga

data diatas bisa diolah menggunakan uji wilcoxon sign rank test.

52
4.2.2.1. Uji Normalitas Keempat

Tabel 4.10

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Keempat

Test of Normality

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardize
d Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,00250689
Most Extreme Absolute ,343
Differences Positive ,343
Negative -,277
Test Statistic ,343
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c
Sumber : Data hasil output SPSS 25

Hasil diatas didapatkan dari uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat

signifikansi >0.05 dan uji normalitas trading volume activity pada semua

kelompok data adalah lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 5%. Dapat

disimpulkan bahwa data dari trading volume activity dapat dinyatakan

berdistribusi tidak normal. Sehingga data diatas bisa diolah menggunakan uji

wilcoxon sign rank test..

4.2.3. Kelompok waktu 9 bulan sebelum dan 9 bulan setelah pengumuman Perang

Dagang AS-China

53
4.2.3.1. Uji Normalitas Kelima

Tabel 4.11

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Kelima

Test of Normality

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardize
d Residual
N 90
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,27932508
Most Extreme Absolute ,150
Differences Positive ,150
Negative -,078
Test Statistic ,150
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c
Sumber : Data hasil output SPSS 25

Hasil diatas didapatkan dari uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat

signifikansi >0.05 dan uji normalitas abnormal return pada semua kelompok data

adalah lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 5%. Dapat disimpulkan bahwa

data dari abnormal return dapat dinyatakan berdistribusi tidak normal. Sehingga

data diatas bisa diolah menggunakan uji wilcoxon sign rank test.

54
4.2.3.2. Uji Normalitas Keenam

Tabel 4.12

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Keenam

Test of Normality

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardize
d Residual
N 90
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,00218938
Most Extreme Absolute ,337
Differences Positive ,337
Negative -,283
Test Statistic ,337
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c
Sumber : Data hasil output SPSS 25

Hasil diatas didapatkan dari uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat

signifikansi >0.05 dan uji normalitas trading volume activity pada semua

kelompok data adalah lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 5%. Dapat

disimpulkan bahwa data dari trading volume activity dapat dinyatakan

berdistribusi tidak normal. Sehingga data diatas bisa diolah menggunakan uji

wilcoxon sign rank test.

4.3. Uji Hipotesis

Pada bagian ini dijelaskan mengenai hasil dari pengujian hipotesis-hipotesis

yang telah dirumuskan yaitu sebagai berikut :

55
4.3.1.Uji Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama adalah abnormal return pada 3 bulan sebelum

pengumuman perang dagang dan 3 bulan setelah pengumuman. Uji hipotesis

mengenai abnormal return ini menggunakan uji paired sample t-test. Uji paired

sample t-test adalah uji beda antara sampel yang saling berpasangan. Sampel yang

difokuskan adalah abnormal return 3 bulan sebelum (AR Pre-event) dan

abnormal return 3 bulan sesudah (AR Pasca-event). Hasil data yang diolah

menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :

Tabel 4.13

Hasil Uji Hipotesis Pertama


Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of Sig.


Std. Std.Error t df
Mean the Difference (2-tailed)
Deviation Mean
Lower Upper

Pair PRE EVENT -


-,0067189 ,3442745 ,0362897 ,0788258 ,0653880 ,185 89 ,854
1 PASCA EVENT

Sumber : Data hasil output SPSS 25

Berdasarkan hasil uji paired sample t-test abnormal return 3 bulan

sebelum peristiwa Pengumuman Perang Dagang AS-China dan 3 bulan setelahnya

memperoleh t hitung sebesar 0,185 dan mempunyai nilai probabilitas

(Sig.2-tailed) sebesar 0,854. Probabilitas yang dihasilkan menunjukkan nilai

signifikansi berada diatas 5% yang memiliki makna bahwa abnormal return 3

bulan sebelum dan 3 bulan setelah peristiwa terjadi, tidak terdapat perbedaan yang

56
signifikan atas Pengumuman Perang Dagang AS-China. Nilai abnormal return

tidak mengalami kenaikan maupun penurunan.

4.3.1.2.Uji Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua mengenai abnormal return pada kurun waktu 6 bulan

sebelum peristiwa dan 6 bulan pasca peristiwa pengumuman perang dagang

AS-China. Uji yang digunakan untuk mengetahui perbedaan abnormal return

sebelum dan sesudah peristiwa adalah wilcoxon sign rank test. Dengan rumusan

hipotesis “terdapat penurunan abnormal return sebelum dan setelah pengumuman

perang dagang AS-China”. Hasil uji yang diperoleh yaitu :

Tabel 4.14

Hasil Uji Hipotesis Kedua

Test Statisticsa
PASCA EVENT - PRE
EVENT
Z -,545b
Asymp. Sig. ,586
(2-tailed)
Sumber : Data Hasil output SPSS (2019)

Abnormal return pre-event hasil olah data dengan menggunakan

wilcoxon sign rank test memiliki proababilitas (Sig.2-tailed) sebesar 0,586.

Probabilitas dengan angka 0,586 pada nilai signifikansi diatas 5% memberikan

gambaran bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan abnormal return sebelum

dan sesudah pengumuman Perang dagang AS-China. Tidak terjadi kenaikan

maupun penurunan abnormal return.

57
4.3.3.Uji Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga mengenai abnormal return pada kurun waktu 9 bulan

sebelum peristiwa dan 9 bulan pasca peristiwa pengumuman perang dagang

AS-China. Uji yang digunakan untuk mengetahui perbedaan abnormal return

sebelum dan sesudah peristiwa adalah wilcoxon sign rank test. Dengan rumusan

hipotesis “terdapat penurunan abnormal return sebelum setelah pengumuman

perang dagang AS-China”. Hasil uji yang diperoleh yaitu :

Tabel 4.15

Hasil Uji Hipotesis Ketiga

Test Statisticsa
PASCA EVENT - PRE
EVENT
Z -,223b
Asymp. Sig. ,823
(2-tailed)
Sumber : Data hasil output SPSS (2019)

Hipotesis ketiga yang disusun oleh peneliti, dengan menggunakan uji

wilcoxon sign rank test pada objek sampel abnormal return memberikan

kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan abnormal return

pada kurun waktu 9 bulan sebelum dan 9 bulan setelah peristiwa pengumuman

perang dagang AS-China. Dengan dasar hasil nilai probabilitas (Sig.2-tailed)

sebesar 0,823, nilai tersebut berada diatas nilai signifikansi 5%.

58
4.3.4.Uji Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat mengenai trading volume activity pada kurun waktu 3

bulan sebelum peristiwa dan 3 bulan pasca peristiwa pengumuman perang dagang

AS-China. Uji yang digunakan untuk mengetahui perbedaan trading volume

activity sebelum dan sesudah peristiwa adalah wilcoxon sign rank test. Dengan

rumusan hipotesis “terdapat penurunan abnormal return 3 bulan sebelum dan 3

bulan setelah pengumuman perang dagang AS-China”. Hasil uji yang diperoleh

sebagai berikut :

Tabel 4.16

Hasil Uji Hipotesis Keempat

Test Statisticsa
PASCA EVENT - PRE
EVENT
Z -,292b
Asymp. Sig. ,770
(2-tailed)
Sumber : Hasil output SPSS (2019)

Hipotesis keempat yang disusun oleh peneliti, dengan menggunakan uji

wilcoxon sign rank test pada objek sampel trading volume activity memberikan

kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada trading volume

activity dalam kurun waktu 3 bulan sebelum dan 3 bulan setelah peristiwa

pengumuman perang dagang AS-China. Dengan dasar hasil nilai probabilitas

(Sig.2-tailed) sebesar 0,770, nilai tersebut diatas nilai signifikansi sebesar 5%.

59
4.3.5.Uji Hipotesis Kelima

Hipotesis kelima mengenai trading volume activity pada kurun waktu 6

bulan sebelum peristiwa dan 6 bulan pasca peristiwa pengumuman perang dagang

AS-China. Uji yang digunakan untuk mengetahui perbedaan trading volume

activity sebelum dan sesudah peristiwa adalah wilcoxon sign rank test. Dengan

rumusan hipotesis “terdapat penurunan abnormal return 6 bulan sebelum dan 6

bulan saat peristiwa perang dagang AS-China”. Hasil uji yang diperoleh sebagai

berikut :

Tabel 4.17

Hasil Uji Hipotesis Kelima

Test Statisticsa
PASCA EVENT - PRE
EVENT
Z -1,193b
Asymp. Sig. ,233
(2-tailed)
Sumber : Hasil output SPSS (2019)

Hipotesis keempat yang disusun oleh peneliti, dengan menggunakan uji

wilcoxon sign rank test pada objek sampel trading volume activity memberikan

kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap trading

volume activity pada kurun waktu 6 bulan sebelum dan 6 bulan setelah peristiwa

pengumuman perang dagang AS-China. Dengan dasar hasil nilai probabilitas

(Sig.2-tailed) sebesar 0,233, diatas nilai signifikansi sebesar 5%. Demikian juga

tidak terdapat kenaikan maupun penurunan terhadap trading volume activity.

60
4.3.6.Uji Hipotesis Keenam

Hipotesis kelima mengenai trading volume activity pada kurun waktu 9

bulan sebelum peristiwa dan 9 bulan pasca peristiwa pengumuman perang dagang

AS-China. Uji yang digunakan untuk mengetahui perbedaan trading volume

activity sebelum dan sesudah peristiwa adalah wilcoxon sign rank test. Dengan

rumusan hipotesis “terdapat penurunan abnormal return 9 bulan sebelum dan 9

bulan setelah pengumuman perang dagang AS-China”. Hasil uji yang diperoleh

sebagai berikut :

Tabel 4.18

Hasil Uji Hipotesis Keenam

Test Statisticsa
PASCA EVENT - PRE
EVENT
Z -1,015b
Asymp. Sig. ,310
(2-tailed)
Sumber : Hasil output SPSS (2019)

Hipotesis keempat yang disusun oleh peneliti, dengan

menggunakan uji wilcoxon sign rank test pada objek sampel trading volume

activity memberikan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

terhadap trading volume activity pada kurun waktu 9 bulan sebelum dan 9 bulan

setelah peristiwa pengumuman perang dagang AS-China. Dengan dasar hasil nilai

probabilitas (Sig.2-tailed) sebesar 0.310, diatas nilai signifikansi sebesar 5%.

61
Trading volume activity juga tidak mengalami kenaikan atau penurunan selama

periode penelitian tersebut.

4.4. Rekapitulasi Hasil Pengujian

Rekapitulasi hasil pengujian menggunakan paired sample t-test dan wilcoxon

sign rank test dengan fokus pengujian pada abnormal return dan trading volume

activity. Berikut adalah rekapitulasi hasil pengujian :

Tabel 4.19

Rekapitulasi Hasil Pengujian

Hipotesis Uji T Sig. Keterangan Kesimpulan

Tidak ada perbedaan


AR 3 bulan
Tidak abnormal return 3 bulan
H1 sebelum dan 0,854
65signifikan sebelum dan sesudah
sesudah
peristiwa

Tidak ada perbedaan


AR 6 bulan
Tidak abnormal return 6 bulan
H2 sebelum dan 0,586
signifikan, sebelum dan sesudah
sesudah
peristiwa

Tidak ada perbedaan


AR 9 bulan
Tidak abnormal return 9 bulan
H3 sebelum dan 0,823
signifikan, sebelum dan sesudah
sesudah
peristiwa

Tidak ada perbedaan trading


TVA 3 bulan
Tidak volume activity 3 bulan
H4 sebelum dan 0,770
signifikan, sebelum dan sesudah
sesudah
peristiwa

62
Tidak ada perbedaan trading
TVA 6 bulan
Tidak volume activity 6 bulan
H5 sebelum dan 0,233
signifikan, sebelum dan sesudah
sesudah
peristiwa

Tidak ada perbedaan trading


TVA 9 bulan
Tidak volume activity 9 bulan
H6 sebelum dan 0,310
signifikan, sebelum dan sesudah
sesudah
peristiwa

4.5. Pembahasan

4.5.1. Abnormal Return

Setelah melihat hasil uji pada keenam hipotesis, kita dapat menyimpulkan

bahwa peristiwa pengumuman perang dagang AS-China tidak memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap pasar modal Indonesia khususnya pada

perusahaan besi dan baja.

Dilihat dari sisi abnormal return, hasil uji menunjukkan nilai yang tidak

signifikan bahkan pada seluruh periode penelitian. Hal itu tidak sesuai dengan

hipotesis peneliti yang mengatakan bahwa ada penurunan abnormal return pada

3 bulan, 6 bulan dan 9 bulan periode penelitian. Berdasarkan analisa penulis, hal

itu bisa terjadi karena beberapa sebab.

Pertama, jika pengumuman perang dagang AS-China belum berdampak pada

Indonesia di 3 bulan penelitian, bisa disebabkan karena dampak perang dagang

63
membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk mempengaruhi perkenomian

wilayah negara lain, karena sifatnya yang berupa kebijakan.

Kedua, peralihan pasar dari satu negara ke negara lain membutuhkan proses

yang tidak singkat. Apalagi produk yang dialihkan berjumlah sangat besar. Seperti

yang uraikan di bab 1, hampir seluruh kebutuhan besi dan baja di AS dipenuhi

oleh produk dari China. Jadi kita bisa melihat seberapa banyak produk China yang

harus diungsikan ke negara lain.

Sebab yang lain yaitu terkait dengan kebutuhan pembangunan infrastruktur di

Indonesia. Meskipun produk besi dan baja China sudah mulai masuk Indonesia,

tetapi pembangunan sudah dimulai sebelum adanya peristiwa perang dagang. Dari

sisi tersebut peneliti melihat bahwa produk dalam negeri sudah terserap hasil

produksinya untuk memenuhi kebutuhan yang besar untuk pembangunan. Jadi

efek masuknya produk China secara masif masih bisa teratasi. Walaupun

demikian, kemungkian kedepan produk dalam negeri tidak bisa bersaing dengan

sehat dengan produk besi dan baja China, karena harganya yang lebih murah.

Alasan yang lain yaitu catatan ekspor Indonesia pada kementrian

perdagangan dipertengahan tahun 2018. Kementrian perdagangan mencatat

pertumbuhan ekspor besi dan baja meningkat lebih dari 90%. Hal itu menurut

peneliti bisa menopang ketimpangan penyerapan pasar dalam negeri yang

diserang produk impor. Meskipun nilai ekpsor secara aktual tidak signifikan

secara statistik. Jadi pasar besi dan baja masih bisa bertahan selama periode

penelitian berlangsung.

64
4.5.2. Trading Volume Activity

Aktivitas perdagangan saham di 3 periode penelitian tidak mengalami

perubahan. Investor tidak menunjukan geliat respon negatif maupun positif pasca

pengumuman perang dagang AS-China. Bahkan di 9 bulan penelitian, kegiatan

perdagangan saham masih cenderung stabil seperti periode penelitian sebelumnya.

Hal ini bisa terjadi karena investor masih bisa bertahan dengan gempuran produk

impor. Salah satunya karena meningkatanya aktivitas ekspor. Jadi produk yang

harusnya bisa diserap pasar dalam negeri dialihkan penjualannya ke luar negeri.

Karena harga produk perusahaan dalam negeri tidak bisa bersaing dengan besi dan

baja dari China. Jadi ada pemindahan produk tanpa menambah kapasitas produksi.

Jadi meskipun nilai ekspornya tinggi, tetapi nilai aktualnya tidak signifikan secara

statistik. Artinya kebutuhan besi dan baja dalam negeri lebih besar dari produk

yang bisa dijual perusahan Indonesia ke luar negeri.

65

Anda mungkin juga menyukai