Kelas : XI.11
PROFIL KAMPUS
Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang terletak
di Kota Bandung, Jawa Barat. Nama ITB diresmikan pada tanggal 2 Maret 1959. Sejak
tanggal 14 Oktober 2013 ITB menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH)
yang memiliki otonomi pengelolaan dalam akademik dan nonakademik. ITB telah memiliki
27 program studi yang terakreditasi secara internasional.
Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di
Indonesia sekaligus lembaga pendidikan tinggi pertama di Hindia Belanda. Walaupun
masing-masing institusi pendidikan tinggi yang mengawali ITB memiliki karakteristik dan
misi masing-masing, semuanya memberikan pengaruh dalam perkembangan yang menuju
pada pendirian ITB. Rektor ITB saat ini adalah Prof. Ir. N. R. Reini Djuhraeni
Wirahadikusuma, MSCE, PhD, untuk masa jabatan 2020–2025.
Sejarah Institut Teknologi Bandung (ITB) bermula sejak awal abad ke-20, atas
prakarsa masyarakat penguasa kala itu. Tujuan awal pendiriannya adalah untuk memenuhi
kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit karena terganggunya hubungan antara negeri
Belanda dan wilayah jajahannya di kawasan Nusantara, sebagai akibat pecahnya Perang
Dunia Pertama. Technische Hoogeschool te Bandoeng (sering disingkat menjadi TH te
Bandoeng, TH Bandung, atau THS) berdiri tanggal 3 Juli 1920 sebagai sekolah tinggi
pertama di Hindia Belanda. Bandung dibuka pertama kali dengan satu fakultas yaitu de
Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu bagian yaitu de afdeeling
der Weg- en Waterbouwkunde. Kampus ITB merupakan tempat di mana presiden Indonesia
pertama, Soekarno, meraih gelar insinyurnya dalam bidang Teknik Sipil.
Asrama mahasiswa, perumahan dosen, dan kantor pusat administrasi tidak terletak di
kampus utama namun masih dalam jangkauan yang mudah untuk ditempuh. Fasilitas yang
tersedia di kampus di antaranya toko buku, kantor pos, kantin, bank, dan klinik. Selain
ruangan kuliah, laboratorium, bengkel dan studio, ITB memiliki sebuah galeri seni yaitu
Galeri Soemardja, fasilitas olahraga, dan sebuah Campus Center. Di dekat kampus juga
terdapat Masjid Salman untuk beribadah dan aktivitas keagamaan umat Islam di ITB. Untuk
mendukung pelaksanaan aktivitas akademik dan riset, terdapat fasilitas-fasilitas pendukung
akademik, di antaranya Perpustakaan Pusat (dengan koleksi sekira 150.000 buku dan 1000
judul jurnal), Sarana Olah Raga, Sasana Budaya Ganesha, Pusat Bahasa, pusat layanan
komputer (ComLabs). ITB juga memiliki Observatorium Bosscha (salah satu fasilitas dari
Kelompok Keahlian Astronomi FMIPA), terletak 11 kilometer di sebelah utara Bandung.
Selain di Kampus Ganesha dan Kampus Jatinangor, untuk kegiatan akademik dan
perkuliahan yang sudah berjalan, juga ada di Kampus Cirebon. Di Kampus Cirebon, ITB
sudah memiliki 7 Program Studi (Prodi), diantaranya adalah Prodi PWK (Perencanaan
Wilayah dan Kota) - SAPPK, Prodi TI (Teknik Industri) - FTI, Prodi Kriya dan Tradisi -
FSRD, Prodi TM (Teknik Perminyakan) - FTTM, Prodi TA (Teknik Pertambangan) - FTTM,
Prodi TG (Teknik Geofisika) - FTTM, dan Prodi OS (Oseanografi) – FITB.
Universitas Brawijaya (UB) adalah perguruan tinggi negeri di Indonesia yang berdiri
pada tahun 1963 di Kota Malang, Jawa Timur melalui Ketetapan Menteri Pendidikan dan
Ilmu Pengetahuan no.1 tanggal 5 Januari 1963. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan
sebagai Dies Natalis UB. Nama Brawijaya diberikan khusus oleh Presiden Soekarno dengan
harapan mampu gemilang seperti Raden Wijaya (Brawijaya I) selaku pendiri Kerajaan
Majapahit sekaligus menjadi kampus kebanggaan bangsa Indonesia.
Universitas Brawijaya merupakan kampus elit di Indonesia dan secara konsisten
menduduki peringkat 5 terbaik bersama dengan Universitas Indonesia, Institut Pertanian
Bogor, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Bandung berdasarkan penilaian
resmi Kemenristekdikti. Sedangkan di tingkat Internasional, UB menduduki peringkat 51 di
Asia dan 400 dunia. UB adalah salah satu dari sebagian kecil kampus Indonesia yang
terindeks secara Internasional oleh QS.
UB memiliki empat kampus. Kampus utama terletak di sebelah barat Kota Malang (Jl.
Veteran), dan kampus kedua terletak di Puncak Dieng atau dikenal sebagai UB Dieng yang
digunakan untuk fasilitas olahraga outdoor, dan beberapa fasilitas riset maupun perkuliahan.
Sedangkan kampus ketiga berada di Kota Kediri (Jl. Pringgodani) dan kampus keempat
berada di Ibu Kota Jakarta, Indonesia.
Nama "Brawijaya" secara khusus diberikan oleh Presiden Soekarno melalui surat
kawat Nomor 258/K/61 tertanggal 11 Juli 1961 dari 3 pilihan nama, yakni: Kertanegara,
Tumapel, dan Brawijaya. Nama Brawijaya dipilih Bung Karno dengan harapan agar
universitas ini mampu gemilang seperti Raden Wijaya (Brawijaya I) selaku pendiri Kerajaan
Majapahit sekaligus menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Sejak saat itulah, Universitas
Brawijaya dikenal dengan singkatan nama "Unbra". Dalam perkembangannya, sejak 1 Maret
1972 berdasarkan SK Rektor, singkatan "Unbra" sangat tidak diperkenankan dan diganti
dengan singkatan baru berupa "Unibraw" karena menimbulkan salah tafsir mitra kerja luar
negeri. Hal ini dikarenakan kata "Unbra" jika dilafalkan dalam Bahasa Inggris menjadi kata
benda (noun) yang bermakna tidak menggunakan beha (pakaian dalam wanita), sebuah
kekeliruan yang sangat memalukan. Selanjutnya, sejak tahun 2008 telah disosialisasikan
singkatan "UB" untuk menggantikan singkatan "Unibraw" dan disetujui senat agar lebih
mudah, singkat, dan jelas. Singkatan UB resmi mengalami disambiguasi oleh Google, diakui
secara luas oleh komunitas Internasional bahwa UB mengacu pada Universitas Brawijaya dan
hanya memiliki 2 padanan, yakni University at Bufallo (AS), serta University of Barcelona
(Spanyol).
Hingga 2022, UB telah memiliki 18 fakultas dan 221 program studi (prodi) dengan
rumpun keilmuan yang sangat luas mulai dari program Vokasi, Sarjana, Magister, Doktor,
Dokter Spesialis, dan Profesi. Berdasarkan data yang berasal dari Kemenristekdikti, UB
merupakan perguruan tinggi yang paling multidisipliner bersama Universitas Gadjah Mada,
dan Universitas Indonesia.
UB Kediri atau biasa disebut UB Kampus II Kediri didirikan sejak tahun 2011,
kampus ini tidak memiliki perbedaan dengan kampus I Malang seperti halnya kualitas,
kurikulum, alur birokrasi dan sebagainya dikarenakan dosennya saja sama dengan dosen yang
berada di kampus Malang. Kampus ini berada di Kota Kediri, yaitu di Kelurahan Mrican,
Kecamatan Mojoroto, selain itu lokasi kampus ini sangat strategis karena berada di dekat
Bandara Internasional Kediri. UB Jakarta atau UB III merupakan kampus terakhir milik UB
dan diperuntukan untuk Program Pascasarjana yang berlokasi di Jalan Abdul Muis No.52,
Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta.[61] Atas
desakan banyak pihak yang menginginkan UB agar membuka kampus di wilayah ibu kota,
akhirnya UB Jakarta didirikan sejak tahun 2010 dan selesai pada 2016. Peresmian UB III
dihadiri oleh Djarot Syaiful Hidayat selaku alumni UB dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. UB
Jakarta dibangun sepenuhnya melalui dana IKA UB (Ikatan Alumni Universitas Brawijaya)
dengan luas 25 hektar.
4) Universitas Gadjah Mada (UGM)
Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah perguruan tinggi negeri di Daerah Istimewa
Yogyakarta, Indonesia. Universitas Gadjah Mada merupakan perguruan tinggi pertama yang
didirikan oleh Pemerintah Indonesia setelah Indonesia merdeka. UGM berdiri pada tanggal
19 Desember 1949 dengan mengukuhkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1949
tentang Peraturan Tentang Penggabungan Perguruan Tinggi Menjadi Universiteit tanggal 16
Desember 1949. Pada saat didirikan, Universitas Gadjah Mada hanya memiliki enam fakultas
dan pada saat ini telah memiliki 18 fakultas dan dua sekolah yaitu Sekolah Vokasi dan
Sekolah Pascasarjana. Fakultas-fakultas yang ada di UGM dibagi lagi menjadi departemen-
departemen, yang kemudian membawahi program-program studi. Program-program studi
yang ada di UGM meliputi program sarjana, magister, doktor, dan spesialis. UGM
berkedudukan di bagian selatan Kabupaten Sleman, terletak di sebuah kawasan yang dikenal
dengan nama Bulaksumur, yang secara administratif membentang dari Sinduadi, Mlati
hingga Caturtunggal, Depok.
Tahun 2022, Quacquarelli Symonds (QS) World University Ranking dari Inggris
menempatkan UGM pada ranking 1 untuk wilayah Indonesia, adapun secara global/dunia
UGM berada pada ranking 254. Untuk program studi, menurut Quacquarelli Symonds (QS)
World University Ranking (2022) UGM memiliki beberapa program studi yang menempati
ranking 1 & 2 nasional serta ranking dunia yaitu Ranking 1 nasional adalah Bisnis &
Manajemen (201-250 ranking dunia), Biologi (551-600 ranking dunia), Geografi (101-150
ranking dunia), Kebijakan Sosial & Administrasi (51-100 ranking dunia), Kepercayaan
Ketuhanan dan Studi Agama (47 ranking dunia), Kimia (601-630 ranking dunia), Studi
pembangunan (51-100 ranking dunia), Politik (101-150 ranking dunia), Sosiologi (151-200
ranking dunia). Sedangkan program studi/konsentrasi studi UGM yang menempati ranking 2
nasional adalah Arsitektur (151-200 ranking dunia), Akuntansi & Keuangan (201-250),
Ekonomi (301-350 ranking dunia), Hukum (201-250), Kedokteran (401-450 ranking dunia),
Matematika (451-500 ranking dunia), Pertanian & Kehutanan (151-200 ranking dunia),
Teknik Elektro (251-300 ranking dunia).
UGM menyediakan layanan sepeda kampus yang dapat dipinjamkan sebagai sarana
transportasi di dalam kampus. Layanan ini diluncurkan pada tahun 2011. Untuk
menggunakan sepeda kampus, pengguna mendatangi salah satu dari 14 stasiun sepeda
kampus dengan menunjukkan kartu tanda mahasiswa/kartu pegawai/KTP/SIM pada petugas.
Pada tahun 2015, UGM menyediakan bengkel sepeda untuk menggalakkan budaya bersepeda
di kampus. UGM juga menyediakan layanan bus kampus. Uji coba bus kampus pernah
dilakukan pada tanggal 8-10 September 2011 dalam rangka PPSMB, dengan dua jalur dan
dua unit bus. Pada tanggal 1 April 2022 UGM meluncurkan bus kampus Trans Gadjah Mada;
memanfaatkan dua bus listrik sumbangan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI
Airlangga Hartarto, yang didukung oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi dan
pengusaha Dato Sri Tahir. Per tahun 2022, Trans Gadjah Mada terdiri dari dua jalur yang
mengitari bagian luar dan dalam kampus, yakni jalur 1A (berlawanan arah jarum jam) dan 1B
(searah jarum jam); masing-masing jalur dilayani satu bus. Layanan ini juga didukung oleh
46 halte di 23 titik berbeda.