Anda di halaman 1dari 9

Universitas Brawijaya

 Visi
“UB mempunyai visi menjadi perguruan tinggi pelopor dan pembaharu dengan reputasi
internasional dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama yang menunjangindustri berbasis
budaya untuk kesejahteraan masyarakat.”

 Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan berstandar internasional yang menghasilkan lulusan yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta memiliki moral dan akhlak yang
luhur, mandiri, serta profesional, dan berjiwa kewirausahaan;
2. Menyelenggarakan penelitian untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
ber’manfaat bagi masyarakat;
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan peran pergurLlan
tinggi sebagai agen pembaruan, pelopor dan penyebar ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
sebagai agen pembangunan ekonomi bangsa dengan berdasar pada nilai kearifan lokal yang
luhur
4. Menyelenggarakan pendidikan tinggi dan mengelola perguruan tinggi yang unggul,
berkeadilan, dan berkelanjutan.

 Lokasi
UB memiliki empat kampus yang secara geografis berada di daerah yang berbeda. Adapun kampus
utama Brawijaya berada di Ketawanggede, Kota Malang. Dengan total aset seluas 981 hektar, UB
hanya menggunakan lahan dengan persentase 20% untuk kegiatan perkuliahan. Sedangkan sisanya
merupakan lahan penelitian Agrikompleks, hutan pendidikan, laboratorium riset, teaching factory, dan
fasilitas penunjang lainnya. Berikut adalah empat kampus milik UB:
1. UB (Ketawanggede)
Kampus utama UB terletak di Kelurahan Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang,
Provinsi Jawa Timur. Dengan memiliki luas hanya 60 hektar, UB berhasil mengoptimalkan lahan
yang ada dengan sangat baik. Kampus ini menjadi lokasi dari semua fasilitas yang dimiliki UB
termasuk 16 fakultas dari dari total 18 fakultas yang ada. Seluruh gedung berarsitektur Jawa yang
dibangun vertikal dengan minimal memiliki 7 lantai. Kampus utama UB terletak di pusat Kota
Malang yang berada diantara pusat bisnis di Jl, Soekarno Hatta sekaligus pusat pendidikan di Jl.
Veteran. Kampus ini memiliki lingkungan yang asri dengan banyak pepohonan rindang, udara sejuk
Kota Malang, dan infrastruktur yang rapi. Di sebelah barat dari Gerbang Veteran terdapat salah satu
mall besar di Jawa Timur yaitu Matos (Malang Town Square).
2. UB II (Dieng)
Kampus kedua UB terletak di Puncak Dieng Eksklusif, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Peruntukan bagi UB Dieng adalah fasilitas olahraga outdoor seperti lapangan sepak bola, lapangan
basket, lapangan panahan, lapangan menembak, pacuan kuda, jogging track, kolam renang, hingga
lintasan Gokar.[55][56] Selain itu terdapat beberapa laboratorium, gedung kuliah Bersama, RSHP
(Rumah Sakit Hewan Pendidikan), Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Kehutanan, dan rusunawa
mahasiswa yang merupakan rusunawa terbaik di Indonesia berdasarkan penilaian Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
3. UB III (Kediri)
UB Kediri atau biasa disebut UB Kampus III Kediri didirikan sejak tahun 2011 dan diperuntukan
untuk Mahasiswa PSDKU (Program Studi Di luar Kampus Utama). Kampus ini memiliki tiga lokasi
terpisah, yakni di Kelurahan Mrican, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, SLG (Simpang Lima
Gumul), dan Plosokidul yang berada di Kabupaten Kediri. UB Kediri dibangun melalui dana serta
aset dari pemerintah setempat.[58] Kampus ketiga UB ini memiliki dinamika yang sangat beragam
dan pelik.[59] Dinamikanya seperti peninjauan ulang oleh pihak Pemkot Kediri, ketidakjelasan status
yang berujung dinyatakan ilegal oleh Dirjen Iptek Dikti, tergesa-gesa dalam melakukan penerimaan
mahasiswa, dan pembangunannya yang belum tertata hingga mengakibatkan mahasiswa UB Kediri
harus menumpang fasilitas lain saat perkuliahan maupun bolak-balik UB I untuk menjalani praktikum
di laboratorium.[60] Akhirnya, pada tahun 2016, UB Kediri resmi beroperasi dengan baik setelah
adanya kesepakatan antara pemerintah setempat, Kemenristekdikti, dan pihak UB. Saat ini UB Kediri
mengalami pembangunan pesat dalam rangka implementasi tridharma perguruan tinggi dan
menempati area seluas 43 hektar.
4. UB IV (Jakarta)
UB Jakarta atau UB IV merupakan kampus terakhir milik UB dan diperuntukan untuk Program
Pascasarjana yang berlokasi di Jalan Abdul Muis No.52, Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota
Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta.[62] Atas desakan banyak pihak yang menginginkan UB agar
membuka kampus di wilayah ibu kota, akhirnya UB Jakarta didirikan sejak tahun 2010 dan selesai
pada 2016. Peresmian UB IV dihadiri oleh Djarot Syaiful Hidayat selaku alumni UB dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta. UB Jakarta dibangun sepenuhnya melalui dana IKA UB (Ikatan Alumni
Universitas Brawijaya) dengan luas 25 hektar.

 Fasilitas
1. Gedung Sentral
Setiap fakultas memiliki Gedung Sentral (GS) masing-masing di area kampus UB guna
mendukung kegiatan tridharma perguruan tinggi berupa pengajaran, penelitian, dan pengabdian
masyarakat. Gedung-gedung di kampus UB seluruhnya berarstitektur Jawa dan dibangun secara
vertikal guna efisiensi lahan. GS kebanyakan berlantai 7 bahkan di beberapa fakultas gedungnya
berlantai 15.
2. Perpustakaan
Perpustakaan Brawijaya merupakan salah satu program cakupan universitas (Institutional Support
System) yang berfungsi mendukung program akademik universitas yang tertuang dalam “Tridarma
Perguruan Tinggi” yang mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Bentuk
fisik yang asri dengan memiliki latar serta bangku yang nyaman sekaligus akses internet yang cepat
menjadikan perpustakaan tempat favorit bagi mahasiswa UB. Layanan yang disediakan selain
peminjaman buku adalah Electronic Books (E-Books), Jurnal Internasional berbagai bidang
pengetahuan, manual, dan lain sebagainya. Perpustakaan UB juga menyediakan fasilitas umum seperti
toko souvenir, dan kantor pos. Memiliki tautan http://lib.ub.ac.id/ dan satu-satunya perpustakaan di
Indonesia yang menjadi anggota The International Association of University Libraries (IATUL) sejak
tahun 2016 serta memiliki jam layanan tertinggi di Indonesia.
3. ATM dan KCP
Terdapat beberapa KCP (Kantor Cabang Pembantu) maupun ATM dari berbagai bank yang ada di
dalam kampus UB, diantaranya adalah:
Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, dan Bank BTN.
4. Masjid Raden Patah
Masjid Raden Patah merupakan masjid utama di Universitas Brawijaya. Penamaan Masjid Raden
Patah Universitas Brawijaya (MRP UB) didasarkan atas usulan pengurus masjid sebagai bentuk
penghormatan kepada Raden Patah. Raden Patah adalah pendiri Kesultanan Demak yang merupakan
putra dari Prabu Brawijaya Kertabumi. Bangunan masjid ini dirancang oleh Dr. Ali Sukirno, dosen
senior Arsitektur di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya dengan gaya bangunan khas Majapahit.
[66] Luas bangunan MRP UB secara keseluruhan mencapai 6.830 m2 dengan kapasitas yang dapat
menampung maksimal 4.500 jamaah pada kegiatan sholat dan mencapai lebih dari 7.000 jamaah
untuk kegiatan pengajian. MRP UB sangat aktif di dunia maya melalui tautan http://mrp.ub.ac.id//.
5. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan di UB merupakan perwujudan dari rumpun keilmuan kesehatan yang dimiliki
oleh Universitas Brawijaya agar keberadaannya dapat dirasakan masyarakat. Rumpun keilmuan
kesehatan UB terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan Fakultas Kedokteran
Hewan. Fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh UB antara lain:
 Poliklinik
Poliklinik UB dibentuk pada tahun 1973 dan secara umum mempunyai tugas memberikan layanan
di bidang kesehatan. Poliklinik UB berlokasi di Jl. M.T. Haryono, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru,
Kota Malang, Jawa Timur dan masih tergabung dengan kompleks kampus utama UB. Poliklinik UB
adalah unsur pelaksana non-akademik universitas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan pada
sivitas akademika beserta keluarganya, masyarakat umum yang berada di bawah maupun
bertanggungjawab langsung kepada Rektor. Mandat utama Poliklinik UB difokuskan pada: a)
Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan, b) Peningkatan kerjasama dengan pengguna pelayanan
kesehatan dan asuransi kesehatan; c) Peningkatan pengabdian kepada masyarakat.
 RS UB
Didirikan pada 17 Desember 2008, Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RS UB) terletak di Jl.
Soekarno - Hatta, Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Pembangunan rumah sakit UB memakan waktu
yang cukup lama, yakni 9 tahun dengan dinamika yang beragam. Luas bangunan 46.883,06 m² atau
setara dengan 46 hektar dan luas basement 6.904,4 m². Cakupan layanan yang diberikan oleh rumah
sakit UB adalah IGD (Instalasi Gawat Darurat), rawat inap, rawat jalan yang terdiri dari 12 poli
berbeda, kamar operasi, kamar bersalin, medical checkup, dan fasilitas pendukung lainnya. Pada
tanggal 14 Desember 2017, RS UB resmi mendapatkan sertifikat akreditasi paripurna yang diberikan
oleh Ketua Eksekutif KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit).
 GPTS
Gedung Pendidikan Terpadu Dokter Spesials (GPTs) dibangun atas dasar komitmen dari FK UB
yang memiliki jumlah program studi terbesar dan terbanyak di Universitas Brawijaya dengan 10 prodi
dan 21 program spesialis.[72] FK UB telah menjalin dan meningkatkan kerjasama dengan beberapa
sektor, baik itu rumah sakit, dinas kesehatan, kerjasama dengan industri dan juga dengan instansi
pemerintah baik dalam maupun luar negeri. GPTs berada di luas lahan 38 meter persegi dengan luas
total bangunan 4.486 meter persegi dan menghabiskan dana sebanyak Rp 30,5 Miliar. GPTs terletak
di Kampus Utama UB dan lingkungan Rumah Sakit dr. Saiful Anwar (RSAA). Dipilihnya RSAA
adalah karena sebagai sebuah Rumah Sakit Pendidikan Utama, telah menjadi rumah sakit tipe “A”,
memiliki pelayanan paripurna oleh KARS, dan merupakan rumah sakit yang telah menjadi mitra FK
UB selama bertahun-tahun di Jawa Timur.
 RSHP UB
Sejak pertengahan tahun 2016 lalu, UB memiliki rumah sakit khusus hewan yang diresmikan oleh
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Brawijaya (RSHP
UB) ini merupakan fasilitas pertama di Kota Malang dan yang kedua di Jawa Timur setelah rumah
sakit hewan milik Universitas Airlangga di Mulyorejo, Surabaya. RSHP merupakan gedung lima
lantai yang terletak di Puncak Dieng Eksklusif, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang dan termasuk
bagian dari kompleks UB Dieng. RSHP bersebelahan dengan Fakultas Kedokteran Hewan dan
didukung 24 staf Dokter Hewan FKH UB yang memiliki sertifikasi kompetensi dan tanda register
veteriner. Memiliki beberapa fasilitas seperti resepsionis, ruang pemeriksaan, ruang depo farmasi,
ruang USG, ruang operasi, ruang grooming, laboratorium hermatologi, serta ruang rawat inap.
Terdapat ruangan yang khusus menangani bagian anatomi, patologi, embriologi, reproduksi,
parasitologi, mikrobiologi hingga laboratorium riset bersama. RSHP adalah untuk rumah sakit hewan
umum dan menerima pasien berupa hewan peliharaan maupun binatang ternak.
 Fasilitas Olahraga dan Seni
UB merupakan kampus dengan mahasiswa terbanyak di Indonesia yang juga memiliki persebaran
paling merata di Indonesia.[22] Dengan semangat Bhineka Tungga Ika, UB memberikan perhatian
khusus terhadap berlangsungnya kegiatan olaharga maupun kebudayaan sivitas akademikanya melalui
berbagai fasilitas seperti Gor Pertamina UB, Sport Center, Lapangan Rektorat, Lapangan Sepak Bola.
UB memiliki lapangan sepak bola berstandar Internasional yang terletak di UB Dieng. Standar
Internasional meliputi kualitas rumput yang digunakan, sistem drainase untuk menyerap air hujan agar
rumput lebih cepat kering, luas lapangan, dsb. Lapangan sepak bola ini juga menjadi arena berlatih
dari SSB Brawijaya 82 yang legendaris. SSB tersebut juga berhasil menghasilkan berbagai pemain
bola nasional seperti Ahmad Bustomi dan Arif Suyono. Kedepannya, UB berkomitmen untuk
membentuk akademi sepak bola dan mengintegrasikannya dengan disiplin keilmuan sport science
agar dapat memberikan sumbangsih kepada Sepak Bola Nasional dengan bekerjasama dengan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember dan Universitas Indonesia.
 Pusat Seni Mahasiswa
Terdapat beberapa fasilitas yang disediakan oleh UB diantaranya Gedung Samantha Krida,
Gedung Kebudayaan Mahasiswa, Gazebo Raden Wijaya, dan Gedung Widyaloka yang semuanya
terletak di kampus utama. Kegiatan kesenian tingkat universitas terhimpun dalam UKM (Unit
Kegiatan Mahasiswa) minat kesenian. UKM ini memiliki 8 ektrakurikuler, dan termasuk didalamnya
adalah Brawijaya Orchestra yang dibentuk tahun 2017. Brawijaya Orchestra akan berfungsi untuk
menguatkan kegiatan seni yang ada di UB dan sebagai diplomasi akademik maupun budaya.
 Fasilitas Difabel
UB merupakan perguruan tinggi di Indonesia yang paling ramah bagi kaum difabel.[85] Hal
tersebut dibuktikan dengan adanya penerimaan mahasiswa khusus difabel yang bernama SPKPD
(Seleksi Program Khusus Penyandang Disabilitas), didirikannya Pusat Studi dan Layanan Disabilitas
(PSLD UB) serta perhatian yang diberikan berupa anggaran khusus setiap tahunnya guna membangun
fasilitas seperti braile di semua fasilitas umum UB, trotoar ramah difabel, maupun fasilitas lainnya.
Sivitas akademika Brawijaya juga dikenal sangat menjunjung tinggi sifat inklusif dalam
melibatkan kaum difabel di seluruh kegiatan tridharma perguruan tinggi, seperti mulai dari melibatkan
kaum difabel dalam grup riset, organisasi mahasiswa, dan mendorong mereka untuk berprestasi di
bidang akademik maupun non-akademik.
 Pusat-pusat
Hingga kini, UB telah memiliki berbagai macam pusat (Center) yang membawahi sektor riset atau
pusat studi (Research Center) dan pelayanan yang memiliki wewenang untuk meningkatkan mutu dan
reputasi UB beserta layanannya kepada sivitas akademika. Pusat-pusat ini berada dibawah koordinasi
dua Lembaga berbeda, yakni LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) dan LP3M
(Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu).
 Pusat Studi
Saat ini, UB memiliki 26 Pusat Studi yang memiliki tugas utama melakukan kegiatan penelitian
untuk meningkatkan reputasi ilmiah, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar berdaya
guna bagi umat manusia. Pusat-pusat studi tersebut adalah:
1. Pusat Studi Jagung
2. Pusat Studi Kebumian dan Mitigasi Bencana
3. Pusat Kajian Anti Korupsi
4. Pusat Studi Peradaban
5. Pusat Studi Halalan Thoyib (Halal Thoyib Science Center)
6. Pusat Riset dan Enterpreneurial Agroindustri Atsiri (PUREAA)
7. Pusat Studi Tanaman Ubi-ubian
8. Pusat Studi Budaya dan Laman Batas
9. Pusat Studi Gender (PSG)
10. Pusat Studi Biosystem
11. Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH)
12. Sentra Hak Kekayaan Intelektual (Sentra HKI)
13. Pusat Penelitian Teknologi Sistem dan Material Maju
14. Pusat Studi Pesisir dan Kelautan (PSPK)
15. Pusat Penelitian dan Pengembangan Porang Indonesia (P4I)
16. Pusat Studi Pesantren dan Pemberdayaan Masyarakat
17. Pusat Studi Pengembangan Pangan Lokal
18. Pusat Studi Energi dan Sumber Daya Alam
19. Pusat Pengolahan Lahan Terdegradasi dan Bekas Tambang
20. Pusat Studi Penyakit Degeneratif
21. Pusat Kajian Wisata
22. Pusat Studi Perancangan Hukum dan Kebijakan Publik
23. Pusat Pengembangan Riset Sistem Peradilan Pidana (PERSADA)
24. Porsmouth Brawijaya Centre for Global, Health, Population and Policy
25. Pusat Studi Pembangunan Desa (PPs Desa)
26. Pusat Studi Molekul Cerdas Berbasis Sumber Genetik Alami

 LSIH
LSIH atau Laboratorium Sentral Ilmu Hayati merupakan laboratorium pusat yang ada di UB
dengan spesialisasi di bidang keilmuan hayati. Bidang ini meliputi ilmu-ilmu dasar Biologi,
Agrikompleks, Kedokteran, serta ilmu-ilmu yang terkait lainnya. LSIH diresmikan pada 26 Juli 2007
dan menjadi sentra laboratorium utama di Indonesia yang telah berstandar Internasional ISO 9001.
LSIH memiliki kewenangan penuh dalam melakukan pelayanan bagi peneliti, uji bahan, dan pelatihan
untuk kepuasan pengguna.
 Sejarah dan Informasi
Universitas Brawijaya berkedudukan di Kota Malang, Jawa Timur, didirikan pada tanggal 5 Januari
1963 dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 1
Tahun 1963, dan kemudian dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 196
Tahun 1963 tertanggal 23 September 1963. Universitas ini semula berstatus swasta, dengan embrio
sejak tahun 1957, yaitu berupa Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi yang merupakan cabang
Universitas Swasta Sawerigading, Makasar. Kedua fakultas itu perkembangannya nampak kurang
menggembirakan, sehingga di kalangan mahasiswa timbul keresahan.Beberapa orang dan tokoh
mahasiswa yang menyadari hal ini kemudian mengadakan pendekatan-pendekatan kepada para
pemuka masyarakat. Akhirnya, pada suatu pertemuan yang mereka lakukan di Balai Kota Malang
pada tanggal 10 Mei 1957, tercetus gagasan untuk mendirikan sebuah Universitas kotapraja
(Gemeentelijke Universiteit) yang diharapkan lebih dapat menjamin masa depan para mahasiswa.

Sebagai langkah pertama ke arah itu, dibentuklah Yayasan Perguruan Tinggi Malang pada tanggal 28
Mei 1957, yayasan ini kemudian membuka Perguruan Tinggi Hukum dan Pengetahuan Masyarakat
(PTHPM) pada tanggal 1 Juli 1957. Mahasiswa dan dosen PTHPM terdiri dari bekas mahasiswa dan
dosen Fakultas Hukum Universitas Sawerigading. Hampir bersamaan dengan itu, pada tanggal 15
Agustus 1957 sebuah yayasan lain, yakni Yayasan Tinggi Ekonomi Malang mendirikan Perguruan
Tinggi Ekonomi Malang (PTEM). Pada perkembangan berikutnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kotapraja Malang dengan sebuah keputusan tertanggal 19 Juli 1958 mengakui PTHPM sebagai milik
Kotapraja Malang. Pada peringatan Dies Natalis III PTHPM tanggal 1 Juli 1960, diresmikan
pemakaian nama Universitas Kotapraja Malang. Universitas itu kemudian mendirikan Fakultas
Administrasi Niaga (FAN) pada tanggal 10 Nopember 1960. Pada acara Peringatan Dies Natalis IV
Universitas Kotapraja Malang, nama universitas ini diganti menjadi Universitas Brawijaya. Nama ini
diberikan oleh Presiden Republik Indonesia melalui kawat nomor : 258/K/1961 tanggal 11 Juli 1961.
Selanjutnya pada tanggal 3 Oktober 1961 diadakan penggabungan antara Yayasan Perguruan Tinggi
Ekonomi Malang yang mengasuh PTEM ke dalam sebuah yayasan baru yang bernama Yayasan
Universitas Malang.

Atas dasar penggabungan ini Universitas Brawijaya memiliki 4 fakultas, yakni Fakultas Hukum dan
Pengetahuan Masyarakat (FHPM) yang semula PTHPM, Fakultas Ekonomi (FE) yang semula
bernama PTEM, Fakultas Administrasi Niaga (FAN) dan Fakultas Pertanian (FP). Penggabungan
tersebut adalah salah satu usaha yang harus ditempuh untuk memperoleh status negeri bagi
Universitas Brawijaya, karena sebelum itu walaupun diakui sebagai milik Kotapraja Malang, semua
pembiayaan universitas masih menjadi tanggung jawab yayasan. Guna memenuhi syarat penegerian,
maka pada tanggal26 Oktober 1961 Universitas Brawijaya mendirikan sebuah fakultas baru yakni
Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP). Usaha yang dirintis selama beberapa tahun
tersebut akhimya menemui titik terang. Dalam sebuah pertemuan antara Panglima Daerah Militer VIII
Brawijaya, Presiden Universitas Brawijaya, Presiden Universitas Tawangalun (Jember) serta Menteri
Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan pada tanggal 7 Juli 1962, ternyata Menteri PTIP
menyanggupi untuk menegerikan Universitas Brawijaya secara bertahap. Yang akan dinegerikan
pertama adalah fakultas-fakultas eksakta, sedangkan fakultas sosial masih dalam pertimbangan.
Dengan Surat keputusan Menteri PTIP Nomor 92 tertanggal 1 Agustus 1962 Fakultas Pertanian dan
Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan diberi status negeri, terhitung sejak tanggal 1 Juli 1962
dan berada di bawah naungan Universitas Airlangga. Sambil menunggu proses selanjutnya, pada
tanggal 30 September 1962, Fakultas Administrasi Niaga diubah namanya menjadi Fakultas
Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK), untuk menyesuaikan diri dengan Undang-Undang
Perguruan Tinggi Nomor 22 Tahun 1961. Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan dinamika
keilmuan dan regulasi di bidang Pendidikan Tinggi, pada tahun 1982 FKK secara resmi berubah
menjadi Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) berdasarkan PP No. 27 Tahun 1982 tentang Penataan
Fakultas pada Universitas/Institut Negeri. Sementara itu di Probolinggo pada tanggal 28 Oktober 1961
dibuka sebuah Perguruan Tinggi Jurusan Perikanan Laut oleh Yayasan Pendidikan Tinggi
Probolinggo. Jurusan ini kemudian menjadi salah satu jurusan dari Fakultas Kedokteran Hewan dan
Peternakan, yakni berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP No. 163 Tahun 1963 Tanggal 25 Mei
1963. Pada tanggal 5 Januari 1963, Universitas Brawijaya dengan seluruh fakultasnya dinegerikan
dengan Keputusan Menteri PTIP Nomor 1 Tahun 1963. Fakultas Pertanian serta Fakultas Kedokteran
Hewan dan Peternakan yang semula berada di bawah naungan Universitas Airlangga dikembalikan ke
Universitas Brawijaya.
Selain itu diresmikan pula cabang-cabang Universitas Brawijaya di Jember, yaitu Fakultas Pertanian,
Fakultas Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Kedokteran. Cabang di Jember ini semula adalah fakultas-
fakultas dari Universitas Tawangalun. Dengan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 97 Tahun 1963
Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan di Kediri, terhitung sejak tanggal 15 Agustus 1963
ditetapkan sebagai cabang Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan Universitas Brawijaya. Surat
Keputusan Menteri PTIP tentang penegerian itu telah dikukuhkan dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 196 Tahun 1963 yang berlaku sejak tanggal 5 Januari 1963. Tanggal
tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari lahir (Dies Natalis) Universitas Brawijaya.

 Fakultas
Program Sarjana yang diselenggarakan UB adalah sebagai berikut :
1. Fakultas Hukum (FH)
 Ilmu Hukum
2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
 Akuntansi
 Ekonomi Pembangunan
 Manajemen
 Ekonomi Islam
 Kewirausahaan
 Ekonomi, Keuangan dan Perbankan
3. Fakultas Ilmu Administrasi (FIA)
 Ilmu Administrasi Negara/Publik
 Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
 Perpajakan
 Ilmu Perpustakaan
 Pariwisata
 Administrasi Pendidikan
4. Fakultas Pertanian (FP)
 Agribisnis
 Agroekoteknologi
 Agribisnis (PSDKU Kediri)
 Agroekoteknologi (PSDKU Kediri)
 Kehutanan
 Fakultas Peternakan (FAPET)
 Peternakan
 Peternakan (PSDKU Kediri)
5. Fakultas Teknik (FT)
 Teknik Sipil
 Teknik Mesin
 Teknik Pengairan
 Teknik Elektro
 Teknik Industri
 Teknik Kimia
 Perencanaan Wilayah dan Kota
 Arsitektur
6. Fakultas Kedokteran (FK)
 Kedokteran
 Farmasi
 Kebidanan
7. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK)
 Agrobisnis Perikanan
 Budidaya Perairan
 Ilmu Kelautan
 Manajemen Sumberdaya Perairan
 Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
 Teknologi Hasil Perikanan
 Akuakultur (PSDKU Kediri)
 Sosial Ekonomi Perikanan (PSDKU Kediri)
8. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
 Biologi
 Fisika
 Kimia
 Matematika
 Statistika
 Teknik Geofisika
 Instrumentasi
 Ilmu Aktuaria
9. Fakultas Teknologi Pertanian (FTP)
 Teknik Pertanian
 Ilmu dan Teknologi Pangan
 Teknologi Industri Pertanian
 Teknik Lingkungan
 Bioteknologi
 Teknologi Bioproses
10. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
 Hubungan Internasional
 Ilmu Komunikasi
 Ilmu Politik
 Psikologi
 Sosiologi
 Ilmu Pemerintahan
11. Fakultas Ilmu Budaya (FIB)
 Sastra Inggris
 Sastra Jepang
 Sastra Cina
 Bahasa dan Sastra Perancis
 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
 Pendidikan Bahasa Inggris
 Pendidikan Bahasa Jepang
 Antropologi (Sosial)
 Seni Rupa Murni
12. Fakultas Kedokteran Hewan (FKH)
 Pendidikan Dokter Hewan
13. Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM)
 Teknik Informatika
 Teknik Komputer
 Sistem Informasi
 Teknologi Informasi
 Pendidikan Teknologi Informasi
14. Fakultas Kedokteran Gigi (FKG)
 Kedokteran Gigi
 Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES)
 Ilmu Keperawatan
 Ilmu Gizi

 Sistem Penerimaan

Anda mungkin juga menyukai