Anda di halaman 1dari 18

SISTEM KINERJA PEMBERIAN PUPUK CAIR DAN AIR

PADA SISTEM PENYIRAMAN TETES BERBASIS


INTERNET OF THINGS (IoT)

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu (S1) Teknik Sipil

Disusun Oleh :
CHERRYA REDHY PURWANTO
218.0105.1.194

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2023
SISTEM KINERJA PEMBERIAN PUPUK CAIR DAN AIR
PADA SISTEM PENYIRAMAN TETES BERBASIS
INTERNET OF THINGS (IoT)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Prasyarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Srata I (S1) Jurusan Teknik Sipil

Disusun Oleh:

Cherrya Redhy Purwanto


218.0105.1.194

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2023
RINGKASAN

Cherrya Redhy Purwanto, 218.0105.1.194. Jurusan Sipil Fakultas Teknik


Universitas Islam Malang, Kinerja Sistem Pemberian Pupuk Cair dan Air Pada
Sistem Penyiraman Tetes Berbasis Internet of Things (IoT) Pada Tanaman Selada
Merah, Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Hj. Eko Noerhayati, M.T. Dan Dr. Azizah
Rokhmawati, S.T., M.T.

Pupuk cair adalah larutan yang mengandung satu atau lebih pembawa
unsur yang dibutuhkan tanaman yang mudah larut. Kelebihan pupuk cair adalah
untuk memberikan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman (Putra and
Ratnawati 2019). Irigasi tetes merupakan cara pemberian pupuk cair dengan jalan
meneteskan pupuk cair melalui pipa-pipa secara setempat di sekitar tanaman atau
sepanjang larikan tanaman (Jafar, Tamrin, and Zulfiana 2018). Sistem irigasi tetes
dapat menghemat pemakaian pupuk cair, karena dapat meminimumkan kehilangan
pupuk cair dan hara yang mungkin terjadi (Land, n.d.). Selain membantu petani
dalam menghemat waktu, sistem ini juga menggunakan konsep IoT. Sehingga dapat
meningkatkan efisiensi waktu penggunanya dalam mengerjakan pekerjaan lain.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efisiensi debit pemberian pupuk cair
dan air dengan sistem irigasi tetes (drip irrigation) pada tanaman selada merah
(Lactuca Sativa) berbasis IoT.
Penelitian ini menggunakan satu variasi pupuk cair yaitu pupuk cair
organik. Penelitian ini menggunakan 2 lahan yaitu lahan irigasi tetes berbasis IoT
dan konvensioal. Waktu yang diperlukan untuk sekali tanam adalah 5 minggu,
dengan melalukan 5x penyiraman pupuk cair setiap minggu. Kemudian dilakukan
perhitungan headlosess, variasi debit emitter (CV), dan keseragaman emisi (EU)
dengan menggunakan software minitab untuk mendapatkan nilai regresi dan
korelasi.
Hasil penelitian nilai headlosess tertinggi yaitu 0,7441162 m dan terendah
0,7441044 m. Sistem irigasi tetes ini memiliki nilai variasi debit emitter (CV) dan
keseragaman emisi (EU) 100% telah memenuhi standart ASAE. Tanaman dengan
hasil akhir tinggi rata-rata sistem irigasi tetes berbasis IoT 8,24 cm, konvensional
6,54 cm dan untuk jumlah daun rata-rata pada sistem irigasi tetes berbasis IoT
sebanyak 7 buah, konvensional sebanyak 6 buah. Hasil pengaruh penyiraman
pupuk cair organik pada tanaman selada merah lebih efektif menggunakan sistem
irigasi tetes dibandingkan konvensional.

Kata Kunci: Headlosess, Internet of Things (IoT), Irigasi Tetes, Keseragaman


Emisi, Variasi Debit Emitter

viii
SUMMARY

Cherrya Redhy Purwanto, 218.0105.1.194. Jurusan Sipil Fakultas Teknik


Universitas Islam Malang, Kinerja Sistem Pemberian Pupuk Cair dan Air Pada
Sistem Penyiraman Tetes Berbasis Internet of Things (IoT) Pada Tanaman Selada
Merah, Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Hj. Eko Noerhayati, M.T. Dan Dr. Azizah
Rokhmawati, S.T., M.T.

Liquid fertilizer is a solution containing one or more carrier elements needed


by easily soluble plants. The advantage of liquid fertilizer is to provide nutrients
according to plant needs (Putra and Ratnawati 2019). Drip irrigation is a method of
administering liquid fertilizer by dripping liquid fertilizer through pipes locally
around plants or along plant lines (Jafar, Tamrin, and Zulfiana 2018). The drip
irrigation system can save the use of liquid fertilizer because it can minimize losses
of liquid fertilizer and nutrients that might occur (Land, n.d.). Apart from helping
farmers save time, this system also uses the IoT concept. So that it can increase the
time efficiency of its users in doing other work. The purpose of this study was to
determine the discharge efficiency of applying liquid fertilizer and water with a drip
irrigation system on IoT-based red lettuce (Lactuca Sativa).
This study used a variety of liquid fertilizers, namely organic liquid
fertilizers. This study uses 2 fields, namely IoT-based and conventional drip
irrigation. The time needed for one planting is 5 weeks, by doing 5x watering of
liquid fertilizer every week. Then, calculate head loss, variation of emitter discharge
(CV), and emission uniformity (EU) using Minitab software to get regression and
correlation values.
The study's results showed that the highest head loss was 0.7441162 m and
the lowest was 0.7441044 m. This drip irrigation system has a value of 100%
emitter discharge variation (CV) and emission uniformity (EU) that meets ASAE
standards. Plants with the final average height of the IoT-based drip irrigation
system are 8.24 cm, conventional is 6.54 cm, and for the average number of leaves
in the IoT-based drip irrigation system are 7, conventional is 6. The results of the
effect of watering organic liquid fertilizer on red lettuce plants are more effective
using drip irrigation systems than conventional ones.

Keywords: Drip Irrigation, Emission Uniformity, Emitter Discharge Variation,


Headloss, Internet of Things (IoT)

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pupuk cair adalah larutan yang mengandung satu atau lebih pembawa

unsur yang dibutuhkan tanaman yang mudah larut. Kelebihan pupuk cair

adalah untuk memberikan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman

(Putra and Ratnawati 2019). Pupuk cair mempunyai manfaat diantaranya dapat

mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun sehingga

meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen

dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman (Ezward and Mashadi 2020).

Penyiraman pupuk cair yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan irigasi tetes yang berbasis Internet of Things. Cukup banyak

petani di berbagai negara yang menerapkan sistem irigasi tetes untuk

penggunaan pupuk cair (Mappanganro And Baharuddin 2021). Contohnya

yaitu negara India (Saxena 2021), Turkey (Çetin and Akalp 2019), China

(Songzhu and Jie 2021), dan masih banyak lainnya. Namun tidak banyak yang

sudah menerapkannya dalam Internet of Things (Parimala et al. 2021).

Tanaman selada (Lactuca sativa var. Crispa) merupakan salah satu

komoditi hortikultura yang memiliki prospek dan nilai komersial yang cukup

baik. Kandungan gizi pada sayuran terutama vitamin dan mineral tidak dapat

disubtitusi melalui makanan pokok (Satriawan and Aprillia 2019). Selada

merupakan sumber yang baik bagi klorofil dan vitamin K. Tanaman selada

merah sering dijadikan oleh masyarakat Indonesia sebagai lalapan dan lebih

sering disajikan bersama burger, sandwich, dan juga salad (Faudhan 2018).

Seperti tanaman lainnya, selada merah kaya akan serat dan nutrisi yang

1
2

bermanfaat bagi tubuh dan juga memiliki kandungan senyawa metabolit

sekunder, diantaranya: flavonoid, saponin, tannin, fenolik, steroid, triterpenoid,

dan alkaloid (Abidah 2018).

Indonesia merupakan negara agraris prioritas utama dalam agenda

pembangunan nasional dipusatkan dibidang pertanian (Noerhayati and Warsito

2020). Pertanian sangat diutamakan pada suatu negara yang memiliki sumber

daya alam yang bermacam-macam. Bagi suatu negara agraris profesi petani dan

industri pertanian merupakan penyokong utama dalam ketahanan pangan

(Noerhayati and Suprapto 2020). Berdasarkan hal tersebut ketersediaan air di

areal pertanian menjadi salah satu jaminan ketersediaan pangan untuk

meningkatkan produksi pangan nasional.

Irigasi tetes merupakan cara pemberian pupuk cair dengan jalan

meneteskan pupuk cair melalui pipa-pipa secara setempat di sekitar tanaman

atau sepanjang larikan tanaman (Jafar, Tamrin, and Zulfiana 2018). Sistem

irigasi tetes dapat menghemat pemakaian pupuk cair, karena dapat

meminimumkan kehilangan pupuk cair dan hara yang mungkin terjadi, seperti

perkolasi, evaporasi dan aliran permukaan (Land, n.d.). Sistem irigasi tetes

(drip irrigation) yang terdapat lubang pada selang dengan jarak 25 cm sesuai

dengan jarak tanam selada merah. Pupuk yang akan digunakan dalam

penelitian ini yaitu menggunakan pupuk organik cair dan pupuk anorganik cair.

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan teknik irigasi yang dikombinasikan

dengan pemupukan (fertigasi) yang efisien pada sistem budidaya tanaman

selada merah di lahan marginal (Bunganaen, Sina, and Talupun 2021).


3

Internet of Things (IoT) adalah konsep yang bertujuan memperluas

penggunaan dari koneksi internet yang terhubung secara terus menerus,

kemampuan berbagi data, remote dekstop controling, dan machine to machine

di dunia nyata (Dewi and Sulaeman 2018). Contoh IoT yaitu penggunaan

sensor yang tersambung ke jaringan lokal dan global yang selalu aktif.

Teknologi Internet of Things (IoT) pada dasarnya dibuat dan dikembangkan

oleh manusia untuk mempermudah setiap pekerjaan dan urusan dalam berbagai

aspek bidang kehidupan. Salah satunya dapat diterapkan dalam bidang

pertanian dengan mengintegrasikan otomasi dengan sensor (Prasetyo and

Yusuf 2019). Secara khusus untuk masyarakat Indonesia perlu menyesuaikan

pola pembelajaran yang relevan, agar siap memasuki era revolusi industri 4.0

dan masyarakat 5.0 (Handayani and Muliastrini 2020).

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efisiensi debit pemberian

pupuk cair dan air dengan sistem irigasi tetes (drip irrigation) pada tanaman

selada merah (Lactuca Sativa) berbasis IoT. Selain membantu petani dalam

menghemat waktu, sistem ini juga menggunakan konsep IoT. Sehingga dapat

meningkatkan efisiensi waktu penggunanya dalam mengerjakan pekerjaan

lain. Kerena tanaman dapat dipantau langsung dengan membuka web server

yang sudah dibangun melalui akses internet untuk memantau kondisi tanaman

tanpa harus memantau langsung ke area lahan tanaman (Bakri 2022).

Keunggulan secara umum dari sistem ini yaitu pengukuran dapat dilakukan

secara mudah dilapangan atau pun jarak jauh (Lukiawan, Purwanto, and

Ayundyahrini 2019). Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka penulis

membuat “Efisiensi Debit Pemberian Pupuk Cair dan Air Pada Sistem
4

Penyiraman Tetes Berbasis Internet Of Things (Iot) Pada Tanaman Selada

Merah” .

1.2 Identifikasi Masalah

1. Banyaknya petani yang masih menggunakan sistem irigasi manual

2. Pemberian pupuk yang belum merata ke tanaman

3. Belum efesiensi pemberian pupuk terutama untuk tanaman sayur

4. Perlu adanya alternatif pemberian pupuk yang berbasis IoT

1.3 Rumusan Masalah

1. Berapa volume pupuk cair yang dibutuhkan untuk tanaman selada merah

secara manual dan IoT?

2. Bagaimana hubungan antara debit pupuk cair pada pipa irigasi dengan total

kehilangan energi berbasis IoT?

3. Bagaimana sistem kinerja irigasi tetes terhadap koefesien variasi (CV) dan

koefesien keseragaman emisi (EU) sesuai standar ASAE?

4. Bagaimana pengaruh penyiraman pupuk cair pada sistem manual dan IoT

terhadap pertumbuhan hasil pada tanaman selada merah ?

1.4 Batasan Masalah

1. Penelitian ini hanya menggunakan tanaman selada merah

2. Tidak menghitung rancangan anggaran biaya

3. Tidak membahas kualitas air

4. Tidak meneliti kandungan zat yang ada dalam tanaman

5. Tidak membahas kelemban tanah dan suhu

6. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pertanian Enviro-Hydro UNISMA


5

1.5 Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui berapa efisiensi debit pemberian pupuk cair pada sistem

penyiraman tanaman tetes bebabis IoT dan konvensional pada tanaman selada

merah

2. Mengetahui perbandingan debit yang lebih efesien di sistem penyiraman

irigasi tetes dan manual

3. Mengetahui sistem kinerja irigasi tetes terhadap koefesien variasi debit

emitter dan koefesien keseragaman emisi sesuai standar ASAE

Adapun manfaatnya yaitu:

1. Meringankan dan menghemat waktu dalam menyiram dan memupuk tanaman

dan tetap mendapatkan produksi yang bagus

2. Menjadi inovasi baru dalam membantu pengguna untuk memantau

tanamannya dalam melakukan pemantauan serta penyiraman dan pemupukan

secara otomatis

1.6 Lingkup Pembahasan

1. Menentukan volume pupuk cair pada sistem irigasi tetes

2. Menentukan volume pupuk cair pada sistem konvensional

3. Menghitung pengukuran debit

4. Menghitung kehilangan energi

5. Menghitung koefesien variasi

6. Menghitung koefesien keseragaman emisi


130

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari uraian perhitungan yang telah dilakukan, diambil beberapa

kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Volume pupuk cair yang dibutuhkan untuk tanaman selada merah sebanyak

84 tanaman yaitu 2 ,5 liter pupuk cair dengan perbandingan 1:20 maka air

yang dibutuhkan adalah 50 liter.

2. Hubungan antara debit (Q) yang mengalir dengan nilai kehilangan energi

(Hf) adalah semakin besar debit yang dihasilkan maka semakin besar

kehilangan energi yang dihasilkan, sebaliknya apabila debit yang mengalir

kecil maka kehilangan energi yang dihasilkan juga kecil. Sesuai dengan

teori Darcy-Weisbach dan Bernouli. Dengan 5 kali percobaan dihasilkan

kehilangan energi (Hf) terkecil yaitu 0,7441044 dan total kehilangan energi

rata-rata 0,7441084. Nilai korelasi (r) pipa ½ inch sebesar -0,999 dengan

persamaan regresi linear pipa ½ inch y = 0,7442 – 24,87x. Rumus regresi

linear mewakili hubungan antara debit dengan nilai kehilangan energi pada

sistem irigasi tetes.

3. Hasil kinerja hidrolik dilihat dari nilai keseragaman emisi (EU) dan variasi

debit emitter (v) terlihat bahwa sistem irigasi tetes bekerja dengan baik dan

telah memenuhi standar ASAE. Variasi debit emitter (v) pipa ½ inch

memiliki nilai 100% atau sama dengan memenuhi standar. Untuk nilai

keseragaman emisi (EU) pipa ½ inch memiliki nilai 100% atau sama dengan

memenuhi standar.
131

4. Pengaruh penyiraman pupuk cair pada tanaman selada merah terhadap hasil

tanaman dengan hasil akhir tinggi rata-rata sistem irigasi tetes berbasis IoT

8,24 cm, konvensional 6,54 cm dan untuk jumlah daun rata-rata pada sistem

irigasi tetes berbasis IoT sebanyak 7 buah, konvensional sebanyak 6 buah.

Dengan hasil seperti itu maka tinggi tanaman dan jumlah daun yang lebih

baik adalah yang menggunakan sistem irigasi tetes berbasis IoT.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian ini maka berbagai masukan yang dapat

disampaikan perihal kinerja alat irigasi tetes berbasis IoT adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian ini hanya menggunakan pengaturan valve penetes yaitu 180°.

Untuk mendapatkan keseragaman tetesan yang baik dapat dilakukan

pengaturan valve penetes, sampai memperoleh keseragaman tetesan yang

diinginkan.

2. Pada penelitian ini hanya menggunakan satu jenis pupuk yaitu pupuk cair

organik. Untuk penelitian selanjutnya dapat di tambah lagi variasi jenis

pupuk.
132

DAFTAR PUSTAKA

Abidah, L. 2018. “Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Selada Merah (Lactuca

Sativa Var. Crispa) Dengan Metode DPPH (2, 2-Difenil-1-Pikrilhidrazil).”

Skripsi. Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Adawiyah, Magfiratul, and Henry N. Barus. 2022. “Kontribusi Mikroorganisme

Lokal (Mol) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada Merah

(Lactuca Sativa L.).” Agrotekbis: E-Jurnal Ilmu Pertanian 10 (3): 607–116.

Adhiguna, Rizky Tirta, and Amin Rejo. 2018. “Teknologi Irigasi Tetes Dalam

Mengoptimalkan Efisiensi Penggunaan Air Di Lahan Pertanian.” In

Seminar Nasional Hari Air Sedunia, 1:107–16.

Aninditya, Destiana, Eva Banowati, and Sriyanto Sriyanto. 2020. “Pengaruh

Pengetahuan Dan Perilaku Petani Dalam Memelihara Saluran Irigasi Di

Desa Kunjeng Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.” Edu Geography 8

(3): 174–81.

Bakri, Muhammad Aburizal. 2022. “Alat Pemantau Tanaman Tomat Berbasis Iot

Menggunakan NodemcU.” Universitas Islam Kalimantan Mab.

Bayam, A. 2021. “Bab II Jenis-Jenis Sayuran Daun.” Umsida Press, 4.

Bunganaen, Wilhelmus, Dantje AT Sina, and Melcron R. Talupun. 2021.

“Perencanaan Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation) Di Desa Lapeom-Timor

Tengah Utara.” Jurnal Teknik Sipil 10 (2): 151–62.

Çetin, Öner, and Erhan Akalp. 2019. “Efficient Use of Water and Fertilizers in

Irrigated Agriculture: Drip Irrigation and Fertigation.” Acta Horticulturae

et Regiotecturae 22 (2): 97–102.


133

Chikita, Maulina. 2022. “Pengaruh Penerapan Mulsa Terhadap Sifat Fisik Buah

Tomat (Solanum Lycopercisum) Dengan Sistem Irigasi Tetes Di Keruak.”

Universitas_Muhammadiyah_Mataram.

Dewi, Kartika, and Sulaeman Sulaeman. 2018. “Penerapan Teknologi Integrated

Device Electronic (Ide) Untuk Peningkatan Produktifitas Hasil Pertanian

Pada Purwarupa Kumbung Jamur Tiram Di Dataran Rendah.” In Seminar

Nasional Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M).

Ezward, Chairil, and Mashadi Mashadi. 2020. “Aplikasi Pupuk Organik Cair Urin

Sapi Untuk Meningkatkan Produksi Kacang Panjang (Vignasinensis L.).”

Green Swarnadwipa: Jurnal Pengembangan Ilmu Pertanian 9 (1): 47–55.

Faudhan, N. 2018. “Aktivitas Antioksidan Ekstrak N-Heksana Selada Merah

(Lactuca Sativa Var. Crispa) Dengan Metode DPPH (2, 2-Difenil-1-

Pikrilhidrazil).” Skripsi. Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu

Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Fernández-Delgado, Marina, Esther del Amo-Mateos, Susana Lucas, M. Teresa

García-Cubero, and Mónica Coca. 2022. “Liquid Fertilizer Production from

Organic Waste by Conventional and Microwave-Assisted Extraction

Technologies: Techno-Economic and Environmental Assessment.” Science

of the Total Environment 806: 150904.

Grafton, R. Quentin, John Williams, Chris J. Perry, Francois Molle, Claudia

Ringler, Pasquale Steduto, Brad Udall, S. A. Wheeler, Yahua Wang, and

Dustin Garrick. 2018. “The Paradox of Irrigation Efficiency.” Science 361

(6404): 748–50.
134

Halimah, N., A. Baktir, and P. Purkan. 2019. “Exploration of Cellulolytic

Microorganism as a Biocatalyst Candidate for Liquid Fertilizer

Production.” In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science,

217:012021. IOP Publishing.

Handayani, Ni Nyoman Lisna, and Ni Ketut Erna Muliastrini. 2020. “Pembelajaran

Era Disruptif Menuju Era Society 5.0 (Telaah Perspektif Pendidikan

Dasar).” In Prosiding Seminar Nasional IAHN-TP Palangka Raya, 1–14.

Hariyanto, Hariyanto. 2018. “Perbandingan Sistem Irigasi Tenaga Listrik Dan Solar

Sel Sebagai Energi Pengerak Pompa Air Metode Sri.” Simetris 12 (1): 16–

20.

Irawan, Eriz Rifqi, Erviannur Rahmasari, Rohmad Kurniadi, Doni Aprilinando,

Avina Dwi Ratnasari, Tri Ayu Novitasari, Aditya Lukman Syah, Yoga

Pangestu, Yusuf Farhan Nurrahman, and Lutfi Hakim. 2021. “Otomatisasi

Sistem Irigasi Pada Tanaman Cabai Berbasis Arduino Dengan Parameter

Kelembaban Tanah.” In Prosiding Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif

(SENTRINOV), 7:301–8.

Jafar, Muh Iqbal, Moh Muhrim Tamrin, and Indah Sari Zulfiana. 2018.

“Pemanfaatan Sistem Irigasi Tetes (SIT) Organik Pada Tanaman Cabai

Rawit (Capsicum Frutescens L.) Di Kelurahan Dembe I, Kecamatan

Dembe, Provinsi Gorontalo.” Jurnal Ilmiah Ecosystem 18 (3): 1183–88.

Jaroji, Jaroji, Aditya Hasudungan Sianturi, Masinta Masinta, and Mirga Krisma

Nilamsari. 2019. “Sistem Pakar Pedia Untuk Pertanian Indonesia Berbasis

Android Dengan Menerapkan Metode Naïve Bayes.” Sistemasi: Jurnal

Sistem Informasi 8 (3): 436–45.


135

Kusaly, Meike C., Ruland A. Rantung, and Dedie Tooy. 2021. “Uji Unjuk Kerja

Alat Irigasi Sprinkler Tipe Gun Rain Dn-50 Di Desa Tontalete Kecamatan

Kema Kabupaten Minahasa Utara.” In Cocos. Vol. 5.

Land, Sweet Corn Lines In Marginal. N.D. “Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik

Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Galur Jagung Manis Di

Lahan Marginal Dengan Sistem Irigasi Tetes The Effect Of Liquid Organic

Fertilizer.”

Lukiawan, Reza, Endi Hari Purwanto, and Meilinda Ayundyahrini. 2019. “Standar

Koreksi Geometrik Citra Satelit Resolusi Menengah Dan Manfaat Bagi

Pengguna.” Jurnal Standardisasi 21 (1): 45–54.

Maarif, Samsul, Eko Noerhayati, and Azizah Rachmawati. 2019. “Studi Alternatif

Perencanaan Jaringan Irigasi Curah (Sprinkler Irigation) Berbasis Gravitasi

Di Desa Poncokusumo.” Jurnal Rekayasa Sipil 7 (1): 43–52.

Manan, Abdul. 2020. “Pengaruh Kombinasi Pupuk Organik Cair Sampah Pasar

Dan Pupuk Npk Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada

(Lactuca Sativa L.).” Universitas Siliwangi.

Mappanganro, Nurlailah, And Baharuddin Baharuddin. 2021. “Produksi Tanaman

Stroberi Pada Berbagai Jenis Pupuk Organik Cair Dengan Sistem

Hidroponik Irigasi Tetes.” Ganec Swara 15 (2): 1147–58.

Marpaung, Florensa Octavia. 2021. “Pengaruh Pemberian Effective

Microorganism-4 (Em-4) Dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap

Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.).”

Noerhayati, Eko, and Bambang Suprapto. 2020. “Rehabilitasi Saluran Tersier Desa

Sukoanyar Pakis Kabupaten Malang.” Jurnal Abdi Masyarakat 3 (2).


136

Noerhayati, Eko, and Warsito Warsito. 2020. “Studi Perencanaan Jaringan Irigasi

Daerah Irigasi Pitab Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan.”

Jurnal Rekayasa Sipil 8 (6): 427–36.

Parimala, Madanu, Mukara Jyothi Rani, Korivi Bhargav Sai, and Munappa Sunitha.

2021. “IoT Based Intelligent Fertigation through Drip Irrigation.” In 2021

Third International Conference on Intelligent Communication Technologies

and Virtual Mobile Networks (ICICV), 410–14. IEEE.

Pasaribu, Agus Y. 2022. “Pengaruh Pupuk Organik Cair Kipahit Dan Ab Mix

Sebagai Nutrisi Hidroponik Sumbu Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi

Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.).”

Prahesti, Juli. 2019. “Penggunaan Sistem Akuaponik Dengan Jenis Tanaman Yang

Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Mas

(Cyprinus Carpio).” Universitas Muhammadiyah Gresik.

Prasetyo, Angga, and Arief Rahman Yusuf. 2019. “Integrated Device Electronic

Untuk Sistem Irigasi Tetes Dengan Kendali Internet of Things.” Jurnal

Ilmiah Teknologi Informasi Asia 14 (1): 1–6.

Putra, Bangun Wahyu Ramadhan Ika Hariyanto, and Rhenny Ratnawati. 2019.

“Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Limbah Buah Dengan Penambahan

Bioaktivator EM4.” Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan 11 (1): 44–56.

Ria, Putri, Shafa Noer, and Giry Marhento. 2021. “Efektivitas Pemberian Nasi Basi

Sebagai Pupuk Organik Pada Tanaman Selada Merah (Lactuca Sativa Var.

Crispa).” EduBiologia: Biological Science and Education Journal 1 (1):

55–61.
137

Samsugi, Selamet, Zainabun Mardiyansyah, and Andi Nurkholis. 2020. “Sistem

Pengontrol Irigasi Otomatis Menggunakan Mikrokontroler Arduino UNO.”

Jurnal Teknologi Dan Sistem Tertanam 1 (1): 17–22.

Sari, Andi Kartini. 2019. “Analisis Kebutuhan Air Irigasi Untuk Lahan Persawahan

Dusun To’pongo Desa Awo Gading Kecamatan Lamasi.” Pena Teknik:

Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik 4 (1): 47–51.

Satriawan, Dedi, and Dwi Resti Aprillia. 2019. “Respon Tanaman Selada Merah

(Lactuca Sativa L.) Terhadap Larutan Hara (AB Mix) Pada Instalasi

Horizontal Sistem Hidroponik.” Konservasi Hayati 15 (2): 1–6.

Saxena, N. N. 2021. “A Literature Review on Drip Irrigation System.”

International Journal of Modern Agriculture 10 (1): 690–96.

Setiadi, David, and Muhamad Nurdin Abdul Muhaemin. 2018. “Penerapan Internet

Of Things (IoT) Pada Sistem Monitoring Irigasi (Smart Irigasi).” Infotronik:

Jurnal Teknologi Informasi Dan Elektronika 3 (2): 95–102.

Soekrasno, Soekrasno. 2018. “Penyempurnaan Sistem Pengelolaan Air Irigasi

Menghadapi Irigasi Modern Di Indonesia.” Indonesian Journal of

Construction Engineering and Sustainable Development (Cesd) 1 (2): 67–

75.

Songzhu, H. A. N., and G. A. O. Jie. 2021. “Effects of Nitrogen Fertilizer Reduction

and Amino Acid Liquid Fertilizer Increase on the Growth, Yield and

Quality of Onion under Drip Irrigation under Mulch.” Xinjiang Agricultural

Sciences 58 (5): 838.

Sundari, Mei Tri, Rysca Indreswari, and Raden Kunto Adi. 2021. “Pengembangan

Screenhouse Berbasis Agrowisata Sebagai Upaya Mencetak Technopreneur


138

Yang Unggul.” Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 5 (2):

201–11.

Swadaya, Trubus, And Ir Yos Sutiyoso. 2018. 100 Kiat Sukses Hidroponik:

Hidroponik. Trubus Swadaya.

Tama, Krisna Ardhi, Maman Abdurohman, and Rahmat Yasirandi. 2020.

“Implementasi Fuzzy Logic Pada Penjadwalan Pengairan Irigasi (Studi

Kasus: BPSDA Serayu Citanduy).” Journal of Computer Science and

Informatics Engineering (J-Cosine) 4 (2): 161–67.

Wahyudi, Satriyo, Eko Noerhayati, and Azizah Rachmawati. 2020. “Sistem Kinerja

Alat Irigasi Curah (Sprinkler) Berbasis Mikrokontroler IoT (Internet Of

Things).” Jurnal Rekayasa Sipil 8 (6): 475–86.

Widiastuti, Indah, and Danar Susilo Wijayanto. 2018. “Implementasi Teknologi

Irigasi Tetes Pada Budidaya Tanaman Buah Naga.” Jurnal Keteknikan

Pertanian 6 (1): 1–8.

Anda mungkin juga menyukai